PENATALAKSANAAN

TRAUMA BIDANG THT

ASNOMINANDA
Klinik Telinga Hidung Tenggorok
Ruspau dr. Esnawan Antariksa
Jakarta

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 1

Dr. ASNOMINANDA, Sp THT-KL
Dilahirkan di Payakumbuh, Sumatera Barat pada tanggal 4 Februari 1966.
Riwayat Pendidikan :
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung 1992
Program Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL FK Unpad, Bandung 2003
Sekolah Perwira Militer Sukarela ABRI Angkatan II, Surabaya 1989
Sekolah Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Angk. XIII, Jakarta 1994
Riwayat Pekerjaan / Jabatan :
Perwira DP Dan Lanud Husein Sasranegara Bandung 1989-1993
Perwira Anggota Ruspau Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta 1993-1994
Kepala Rumah Sakit Lanud Supadio Pontianak 1994-1998
Perwira Kesehatan di Rumkit TNI AU Dr. Salamun Bandung 1998-2003
Kaklinik THT Ruspau Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta 2003-Skrg
Isteri : Tuti Yani Rosaliani
Anak : 1. Fadly Achmad Alfikri (usia 12 tahun)
2. Fariz Achmad Haqasya (usia 10 tahun)
5. Farhan Achmad Algazy (usia 7 tahun)
Alamat : Jl. Suyani No 1, komplek Trikora
PPGD RUSPAU Halim
Jakarta, 24 Juli PK
2007 Jakarta Timur-13610 2
PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 3
 PENDAHULUAN
The goal of modern fracture management is
total reconstruction of the bony architecture
of the injured facial skeleton.

Immediate reconstructions generally are

less difficult and more successful than are
delayed reconstructions.

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 4

 PENDAHULUAN
HEAD
16% EYE
FACE 0.5% EAR
9% 23%
NECK
5%
CHEST
SHOULDERS 3% BACK
5% ARMS
5%
13%
ABDOMEN
WRIST
3%
0.5% PELVIS
1%
LEGS BUTTOCKS
9% 1%
Groin
ANKLE 0%
2%
FEET
0%

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 5

 PENDAHULUAN

kepala
75%
TRAUMA
penanganan
cepat
tepat

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 6

PENDAHULUAN

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 7

PENDAHULUAN

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 8

 TRAUMA MAKSILOFASIAL
• Soft tissue injuries
• Arteries & nerve (V dan VII)
• Frontal bone
• Nasal bones
• Maxilla
• Zygomatic bone
• Mandible
PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 9
 TRAUMA MAKSILOFASIAL
• Major causes of maxillofacial trauma in
descending order of frequency:
– Motor vehicle crashes
– Home accidents
– Athletic injuries
– Animal bites
– Intentional violent acts
– Industrial injuries

• Maxillofacial trauma may be classified as:

– Soft tissue injuries
– Facial fractures

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 10

 MASALAH YANG TIMBUL

1. Jalan pernafasan
2. Stabilitas hemodinamika dan perdarahan
3. Ancaman nyawa dan shock
4. Stabilisasi cervical-spines
5. Perhatian pada multitrauma (facialis,
parotis, orbita dll)

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 11

 KLASIFIKASI TRAUMA
trauma yang mengenai jaringan lunak
- jenis luka
- lokasi
trauma pada tulang wajah dan leher
- tipe tertutup, terbuka, greenstick, comminuted
benda asing di bidang tht
jenis trauma
- trauma tumpul, tajam, tembak, panas

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 12

KLASIFIKASI TRAUMA

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 13

 DIAGNOSIS
• Pemeriksaan klinik dan radiologik
• Terpenting :
- inspeksi (luka, adanya hematom, bentuk
asimetris, depresi atau angulasi tulang, ptosis
dan enoftalmos, ekimosis periorbita, pergerakan
bola mata)
- palpasi yang teliti (ada atau tidaknya suatu
fraktur, krepitasi, bimanual intra oral dan ekstra
oral)
PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 14
 DIAGNOSIS
Pemeriksaan radiologik
- proyeksi Waters
- proyeksi AP dan lateral tengkorak
- proyeksi submentovertex
- pemeriksaan CT-Scan
- pemeriksaan MRI
Tidak terdiagnosis

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 15

 DIAGNOSIS
Tidak terdiagnosis :
- gangguan fungsi pada hidung
- gangguan pergerakan bola mata
- gangguan oklusi
- sakit kepala akibat obliterasi
- gangguan drainase SPN
- asimetris pada wajah atau kosmetik

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 16

 PENATALAKSANAAN
• Insisi hematom
• Penjahitan luka (subkutis dipakai vicryl 4-0
atau dexon, jahitan kulit dipakai silk atau nylon
5-0/6-0)
• Pengangkatan jahitan : hari ke 4 – 6
• Perawatan luka terbuka

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 17

 FRAKTUR OS & SINUS FRONTAL

• Depressed ke dalam sinus atau linier

• Diagnosis :
- palpasi dan inspeksi
- radiologik : proyeksi Waters, PA & lateral
atau CT-Scan

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 18

FRAKTUR OS & SINUS FRONTAL

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 19

 FRAKTUR TULANG HIDUNG
• Fraktur yang tersering di tulang wajah
• Angulasi tulang hidung kearah lateral, atau
fraktur depressed atau comminuted
• Diagnosis :
- deformitas, krepitasi, swelling and periorbital
ecchymosis, epistaxis, pain and tenderness, septal
hematoma
- radiologik : proyeksi lateral tulang hidung
(spot nasal)
• Reposisi tertutup (5 – 7 atau 4 – 5 (anak) s/d
10-14 hari) dan penanganan epistaksis

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 20

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 21
PENANGANAN EPISTAKSIS

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 22

PENANGANAN EPISTAKSIS

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 23

FRAKTUR OS ZIGOMATIKUS
• Fraktur kedua tersering di tulang wajah
• Diagnosis :
- Ekimosis periorbita, depresi malar eminence,
depresi orbital rim inferior, hipestesi, depresi os
zigoma (tripod fractur), gerak bola mata, diplopi
- radiologik : Waters atau submentovertex dan
CT-Scan

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 24

FRAKTUR OS ZIGOMATIKUS

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 25

FRAKTUR “BLOW OUT” ORBITA

• Trauma tumpul pd bola mata fraktur

lantai orbita
• Diagnosis :
- ekimosis orbita, konjunngtiva dan
sclera atau enoftalmus, terbatasnya
gerak bola mata
- radiologik : Waters dan CT-Scan

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 26

FRAKTUR “BLOW OUT” ORBITA

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 27

 FRAKTUR OS MAKSILA
Le Fort : - tipe I (transversed)
- tipe II (pyramidal)
- tipe III (craniofacial disjunction)
Diagnosis :
- maloklusi, pembengkakan periorbital atau
ekimosis, likuore, depresi wajah, epistaksis
- radiologik : Waters, PA & lateral dan CT-Scan

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 28

 FRAKTUR OS MAKSILA
Le Fort I (transversed)

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 29

 FRAKTUR OS MAKSILA
Le Fort II (pyramidal)

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 30

 FRAKTUR OS MAKSILA
Le Fort III
(craniofacial disjunction)

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 31

FRAKTUR OS MAKSILA

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 32

 FRAKTUR MANDIBULA
Fraktur pada prosesus alveolaris,
simfisis, korpus, ramus, angulus,
prosesus koronoid dan condyle
Diagnosis :
- maloklusi, trismus, gigi lepas, laserasi
Intraoral
- radiologik : PA, lateral, oblikTowne dan foto
oklusal serta foto Panorex

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 33

FRAKTUR MANDIBULA

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 34

 DEFEK KULIT WAJAH
Mengatasi defek kulit prosedur
rekonstruksi dgn flap lokal (jabir)
Diperhatikan :
- analisis kosmetik dan fungsional
- vaskularisasi yang memadai
- warna, ketebalan dan tekstur kulit

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 35

DEFEK KULIT WAJAH

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 36

 PENANGANAN KHUSUS

Trauma Laring dan trakea OSNA

Laserasi atau avulsi telinga
Defisit N. facialis
Trauma duktus parotis
Gigitan binatang
Blast injury

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 37

PENANGANAN KHUSUS

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 38

PENANGANAN KHUSUS

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 39

PENANGANAN KHUSUS

Benda asing di bidang THT

- Telinga
- Hidung
- Faring
- Laring / Trakea
- Esofagus

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 40

 BENDA ASING DI THT
• Diagnosis :
- Anamnesis/riwayat
- Pemeriksaan fisik & endoskopi
- Radiologik (radiopaque)
• Penanganan :
- Evakuasi (ekstraksi, spoeling, suctioning)
- Antibiotik

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 41

 MANAGEMENT
Selalu diduga ada “spine injure”, dipasang
“colar neck”
Perhatikan obstruksi jalan napas
Ventilasi dan oksigenasi yang baik
Kontrol pendarahan dan atau epistaksis
Pembersihan luka
Obat-obatan

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 42

 OBAT-OBATAN

Anti tetanus
Anti rabies
Antibiotik
Anestesi lokal
Pembersihan luka

PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 43

 KESIMPULAN
Penatalaksanaan trauma termasuk penanganan
fungsi vital tubuh
Pengobatan trauma tulang dan defek kulit wajah
harus memperhatikan rehabilitasi fungsi dan
segi kosmetik.
Pemeriksaan radiologik (Waters dan Lateral)
sangat penting untuk diagnosis fraktur tulang di
wajah dan leher.
Untuk menutup defek kulit pada wajah dilakukan
prosedur rekonstruksi dgn flap lokal (jabir)
PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 44
PPGD RUSPAU Jakarta, 24 Juli 2007 45