You are on page 1of 33

Gagal nafas

KELOMPOK 3
 Ketua : Tito F Sitohang (15000026)
 Sekretaris : Malvin Silalahi (15000029)
 Anggota : Apri H Sihombing (15000023)
: Uli Arta Siahaan:: (15000030)
: Erwin Piter Sibarani (15000022)
: Kevin Manalu (15000024)
: Josua B Alexander (15000025)
: Sarah Ingrith Diresia (15000027)
: Yossy N Siburian (15000028)
: Dewi Sartika Manik (15000031
PEMICU
Seorang pria 60 tahun dengan BB:65 kg ke unit gawat darurat dengan
keluhan sesak nafas. Os dibawa oleh keluarga dalam posisi semifoler.
Kesadaran somnolen, dispepsia, takipnea dengan nafas dari mulut dan
menggunakan otot otot tambahan,perfusi hangat kering. Riwayat perokok 1
bungkus perhari,batuk produktif:selalu keluar masuk rumah sakit selama 1
tahun ini dalam waktu 3 bulan sekali pada monitoring:TD 180/90 mmHG, HR:
115x/I , sat O2:80%
More info
Pada phisic diagnostik:
Mengi (+) rhonki kasar inspirasi dan ekspirasi
Thoraks poto :penebalan dinding bronkus disertai hiperinflasi paru
AGDA : Ph :7,15
PaO2:60
PaCO2: 70
HCO3 :26
BE :+4
UFT:

Masalah : sesak nafas


Analisa Masalah
Gagal nafas

Intra pulmonal Ekstra Pulmonal

Obstruksi Retriksi Trauma Toraks Gg pleura


HIPOTESA: GAGAL NAFAS ET CAUSA PPOK
Learning issue :
1.Defenisi klasifikasi etiologi gagal nafas
2.Patofisiologi gagal nafas
3.Mekanisme Hipoksemi dan Hiperkapnea
4.Keseimbangan asam basa
5.DD gagal nafas
6.Defenisi klasifikasi,etiologi PPOK
7.Penegakan diagnosa PPOK
8.Penatalaksanaan awal PPOK
DEFENISI,KLASIFIKASI,ETIOLOGI GAGAL NAFAS

 Definition
 Respiratory failure is a syndrome in which the respiratory
system fails in one or both of its gas exchange functions:
oxygenation and carbon dioxide elimination. In practice, it
may be classified as either hypoxemic and hypercapnic.
(Medscape)
 Respiratory failure is a condition in which not enough
oxygen passes from your lungs into your blood. Your body’s
organs, such as your head and brain, need oxygen-rich
blood to work well. (National Heart, Lung, and Blood
Institution)
Classification
 Hypoxemic Respiratory Failure (Type I) is characterized by an
arterial oxygen tension (Pa02) lower than 60mmHg with a normal
or a low arterial carbon dioxide (PaC02). (Medscape)

 Hypercapnic Respiratory Failure (Type 2) is characterized by a


PaC02 higher than 50mmHg. (Medscape)

Etiology
 Hypoxemic Respiratory Failure (Type I) : COPD, Pneumonia,
Pulmonary Edema, etc. (Medscape)
 Hypercapnic Respiratory Failure (Type 2) : COPD, Severe Asthma,
Drug and Alcohol Overdose, etc. (Medscape)
PATOFISIOLOGI GAGAL NAFAS
Gagal Napas

Gangguan Paru Gangguan Paru


Ekstrinsik Intrinsik

• Penekanan pusat • Gangguan obstuktif


pernapasan difus
• Gangguan • Gangguan restriktif
neuromuskular paru
• Gangguan pleura dan • Gangguan pembuluh
dinding dada darah paru
COPD
Faktor Risiko
Defisiensi α1- Merokok
antitripsin Polusi udara

α1-
antitripsin Inflamasi
recruitment neutrofil Metaplasia sel skuamosa dan sel
goblet

stres oksidatif,
neutrofil elastase Hipersekresi mukus,
Inhibit mediator inflamasi,
elastase disfungsi silia
sitokin

Destruksi dinding
alveolus dan kapiler Fibrosis dan
Edema dan kontraksi
penebalan dinding
otot polos
bronkus
Difusi gas
terganggu
Penyempitan saluran
Pembesaran Udara terperangkap
napas kecil
rongga udara pada ekspirasi
Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa

• Sistem Buffer

• Sistem Paru

• Sistem Ginjal

• Peranan Hepar
Ventilasi
terganggu

Hipoksemia Hiperkapnia

Gagal Napas
MEKANISME HIPOKSEMIA DAN HIPERKAPNEA
DEFINISI
 Hiperkapnia : Kelebihan CO2 dalam darah arteri
 Hipoksia : Kurangnya O2 di tingkat sel
Asap rokok

Iritasi

Edema & Sekresi mukus


berlebih

Obstruksi

O2 sulit masuk
CO2 sulit keluar

Hipoksia & Hiperkapnia


KESEIMBANGAN ASAM BASA
ASAM BASA

Istilah keseimbangan asam basa merujuk kepada regulasi akurat kons


[𝑯+ ] 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬 yaitu tidak terikat dalam cairan tubuh.

Asam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung hidrogen yang terdisosiasi a
di dalam larutan untuk membebaskan 𝐻 + bebas.

Basa adalah suatu bahan yang dapat berikatan dengan 𝐻+ bebas dan karenanya menyi
DD GAGAL NAFAS
Nama Penyakit Tanda dan Gejala Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Klinis Penunjang

1. Eksaserbasi PPOK - takipnea - Inspeksi : - Radiologi :


Barrel chest, terlihat diafragma
penggunaan dan mendatar,
hipertrofi otot bantu corakan
nafas, purse lips bronkovaskuler
breathing, pelebaran meningkat,
sela iga. jantung
- Palpasi : stem pendulum, ruang
fremitus melemah retrosternal
- Perkusi : melebar.
hipersonor - Faal Paru
- Auskultasi : (Spirometri
ekspirasi VEP1/KVP <70%)
memanjang,
mengi
Nama Penyakit Tanda dan Gejala Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Klinis Penunjang

2. ARDS (Acute Takipnea, sianosis, Retraksi intercostae, - Pemeriksaan


Respiratory Distress ronki basah Laboratorium :
Syndrome) (auskultasi), takikardi Hasil AGDA
menunjukkan
PaO2,PCO2 dan
pH menurun,
asidosis
respiratorik
- Pemeriksaan
Penunjang:
Ground glass
Appearance dan
warna putih yang
menyeluruh di
kedua lapang
paru.
Nama Penyakit Tanda dan Gejala Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Klinis Penunjang

3. Pneumonia - Demam (kadang - Palpasi : fremitus - Pewarnaan gram :


melebihi 40C dapat mengeras untuk
- Batuk dengan pada bagian yang menentukan jenis
dahak mukoid sakit gram bakteri
atau purulen - Perkusi : pekak (terapi)
kadang disertai - Auskultasi : Ronki - Radiologi : Foto
dengan darah nyaring,suara thorax
- Takipnea pernafasan menunjukkan
- Nyeri dada bronkial distribusi infiltrat
pada lobus atas
- Pemeriksaan
darah rutin :
leukositosis
DEFINISI, KLASIFIKASI, FAKTOR RESIKO
PPOK
Definisi
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas
yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial.
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan
keduanya. (Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di
Indonesia 2003)
2. PPOK didefinisikan sebagai obstruksi aliran udara kronik yang
progresif akibat bronkitis kronik, emfisema atau keduanya ( Buku
Kedokteran Emergensi Hal.73, EGC)
3. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit paru
yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran
udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau
gas yang beracun/berbahaya, disertai efek ekstraparu yang
berkontribusi terhadap derajat berat penyakit (PDPI, 2011)
Klasifikasi
1. Pada pasien dengan FEV1/FVC <0,7

GOLD 1 Ringan FEV1 ≥ 80% prediksi

GOLD 2 Sedang 50% ≤ FEV1 < 80% prediksi

GOLD 3 Berat 30% ≤ FEV1 <50% prediksi

GOLD 4 Sangat berat FEV1 < 30%

Klasifikasi tingkat keparahan PPOK


berdasarkan pengukuran spirometri
2.
• Kelompok A – Rendah resiko, sedikit gejala
Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami
perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta hasil penilaian CAT
score <10 atau mMRC grade 0-1.
• Kelompok B – Rendah resiko, banyak gejala
Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami
perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta hasil penilaian CAT
score ≥10 atau mMRC grade ≥2.
• Kelompok C – Tinggi resiko, sedikit gejala
Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/ mengalami eksaserbasi
sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 mengalami perawatan rumah sakit
akibat eksaserbasi, serta hasil penilaian CAT score <10 atau mMRC
grade 0-1.
• Kelompok D – Tinggi resiko, banyak gejala
Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/ mengalami eksaserbasi
sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 mengalami perawatan rumah sakit
akibat eksaserbasi, serta hasil penilaian CAT score ≥10 atau mMRC
grade ≥2.
Faktor Resiko
1.Faktor lingkungan / Environmental factors :
1.1Merokok (Smoking)
1.2 Polusi Udara (Environmental pollution)
1.3 Paparan lingkungan kerja
1.4 Infeksi
2. Faktor Pejamu / Host factors :
2.1. Faktor Genetik
2.2. Hiperreaktifitas Saluran Napas (Airway hyper-reactivity)
2.3. Kegagalan perkembangan paru (Impaired lung growth)
2.4. Jenis Kelamin (Gender)
PENEGAKAN DIAGNOSA
PENATALAKSANA AWAL PPOK
1. Terapi oksigen adekuat

Pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama

dan utama, bertujuan untuk memperbaiki hipoksemi dan mencegah

keadaan yang mengancam jiwa. Dapat dilakukan di ruang gawat

darurat, ruang rawat atau di ICU.

2. Nutrisi adekuat untuk mencegah starvation yang disebabkan

hipoksemia berkepanjangan, dan menghindari kelelahan otot bantu

napas
3. Ventilasi mekanik Penggunaan ventilasi mekanik pada PPOK
eksaerbasi berat akan mengurangi mortaliti dan morbiditi, dan
memperbaiki simptom
4. Pemberian obat-obatan yang maksimal
Obat yang diperlukan pada eksaserbasi akut:
a. Antibiotik
b. Bronkodilator
c. Kortikosteroid
5. Evaluasi ketat progesiviti penyakit Penanganan yang tidak adekuat
akan memperburuk eksaserbasi dan menyebabkan kematian.
Monitor dan penanganan yang tepat dan segera dapat mencegah
dan gagal napas berat dan menghindari penggunaan ventilasi
mekanik.
KESIMPULAN

 IBU TERSEBUT TERKENA GAGAL NAFAS ET


CAUSA PPOK EKSASERBASI AKUT

You might also like