Professional Documents
Culture Documents
Mengenal Konteks Mengenal Audiens Pembentukan Penentuan Lakon Mencari Sumber Latihan Rutin
(Market/public) Text/narasi Daya Pendukung
• Untuk membantu mengenal masalah di sekitar kita secara objektif, tidak berdasar asumsi,
pengandaian, berita burung ato cerita yang dilebih lebihkan, atau cerita palsu (Hoax).
• Untuk mengurai masalah utama dan masalah turunan dari suatu konteks sosial yang
bersifat struktural.
• Untuk lebih mengenal kebutuhan penguatan “komunitas korban” baik dari sisi materil
maupun im-materil.
• Untuk meletakan posisi kita secara tepat sebagai aktor kebudayaan dalam konteks
permasalahan (positioning).
• Untuk merumuskan pesan komunikasi kebudayaan dan pembelaan apa yang paling tepat
terhadap kondisi sosial yang ada.
KEBUDAYAAN DAN GERAKAN
KEBUDAYAAN
• Dasar hukum:
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
• Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah dan Strategi Kebudayaan.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Strategi Kebudayaan
• Beberapa pengertian:
• Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
• Sumber Daya Manusia Kebudayaan adalah orang yang bergiat, bekerja, dan/atau berkarya dalam
bidang yang berkaitan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan.
• Strategi Kebudayaan adalah dokumen tentang arah Pemajuan Kebudayaan yang berlandaskan pada
potensi, situasi, dan kondisi Kebudayaan Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional.
• Lembaga Kebudayaan adalah lembaga yang berperan dalam Pemajuan Kebudayaan.
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
1. Tradisi Lisan: Tradisi Lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, seperti sejarah lisan,
dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya. Contoh cerita rakyat antara lain Malin Kundang dari Sumatera
Barat, Tangkuban Perahu dari Jawa Barat, dan Legenda Si Kembar Sawerigading dan Tenriyabeng dari Sulawesi Barat.
2. Manuskrip: Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan
sejarah, seperti serat, babad, kitab, dan catatan lokal lainnya. Contoh babad antara lain Babad Tanah Jawi yang menceritakan
cikal-bakal kerajaan-kerajaan di Jawa beserta mitosnya. Contoh serat antara lain Serat Dewabuda, yang merupakan naskah agama
yang menyebutkan hal-hal yang khas ajaran Buddha.
3. Adat Istiadat: Adat Istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat
secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian
sengketa.
4. Permainan Rakyat: Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan kelompok
masyarakat yang bertujuan untuk menghibur diri. Contoh permainan rakyat antara lain permainan kelereng, congklak, gasing, dan
gobak sodor.
5. Olahraga Tradisional: Olahraga Tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk menyehatkan
diri dan meningkatkan daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus
menerus, dan diwariskan lintas generasi. Contoh olahraga tradisional antara lain bela diri, pasola, lompat batu, dan debus.
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
6. Pengetahuan Tradisional: Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat
sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus menerus dan diwariskan lintas generasi.
Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman lokal, serta pengetahuan dan kebiasaan
perilaku mengenai alam dan semesta.
7. Teknologi Tradisional: Teknologi Tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi
kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata
dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan dikembangkan secara terus menerus serta diwariskan lintas generasi. Contoh teknologi tradisional
adalah proses membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau, atau menumbuk padi dengan menggunakan lesung.
8. Seni: Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru
yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, dan seni media.
Seni pertunjukan antara lain seni tari, seni teater atau seni musik. Contoh seni sastra yaitu lukisan, patung, atau keramik.
9. Bahasa: Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa
daerah. Di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah yang tersebar di berbagai pulau, dari ujung Sumatra hingga Papua. Bahkan, dalam satu
provinsi bisa terdapat berbeda-beda bahasa daerah. Misalnya di Provinsi Aceh terdapat bahasa Aceh dan bahasa Gayo.
10. Ritus: Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat
secara terusmenerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan,
upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya
TEORI PERLAWANAN KEBUDAYAAN
• James C. Scott; perlawanan diwujudkan dalam dua bentuk yaitu (1) perlawanan terbuka (public transcript) (2) perlawanan
tertutup (hidden transcript).
• Antonio Gramscy; cultural hegemony is the dominance of a culturally diverse society by the ruling class who manipulate the
culture of that society—the beliefs and explanations, perceptions, values, and mores—so that the worldview of the ruling
class becomes the accepted cultural norm.
• Theodore Adorno; Dialectic of Enlightenment yang diterbitkan pada tahun 1947, Adorno dan Horkheimer menyatakan
bahwa usaha untuk mencapai nalar pencerahan dan kebebasan ternyata berdampak pada munculnya bentuk baru irasionalitas
dan represi. Pencerahan, yang pada mulanya ditujukan untuk mengamankan kebebasan dari ketakutan dan otoritas manusia,
berubah menjadi beberapa bentuk dominasi politik, sosial, dan budaya dimana manusia kehilangan individualitas dan
masyarakat kehilangan makna kemanusiaan.
• Jurgen Habermas (Critical theory); kepentingan teknis—seperti dalam ilmu alam—dan praktis—seperti dalam ilmu budaya
—seharusnya berada dibawah kepentingan emansipatoris. Dengan demikian, yang harus dilakukan ilmuwan sosial adalah,
pertama, memahami situasi subjektif yang terdistorsi secara ideologis dari individu atau kelompok; kedua, memahami
kekuatan-kekuatan yang menyebabkan situasi tersebut; dan ketiga, menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan ini bisa diatasi
melalui kesadaran individu atau kelompok yang teropresi tentang kekuatan-kekuatan itu.
PENDEKATAN ANSOS
• Terdapat 3 pendekatan Ansos;
1) Riset akademik; menguji atau mencari teori baru tentang masyarakat update/pendalaman,
membangun perspektif baru untuk pemahaman kondisi di suatu kurun ruang – waktu tertentu.
2) Assessment/Survey; mencari data persepsi atau pengalaman responden dari masyarakat
(kerangka sample) di suatu waktu tertentu (terikat waktu).
3) Pendampingan (pastoral); live in, pendalaman data dari berbagai sumber, praksis (sesuai
pengalaman lapangan), riset aksi (partisipasi warga terdampak), penggunaan tools/alat RRA
(rapid rural appraisal) dan PRA(participatory rural appraisal), kajian kritis kebijakan, aktor,
relasi formal dan informal, bertujuan advocacy.
TUJUAN ANSOS
• Mendapatkan data valid dan actual tentang perkembangan masalah
structural dan dampaknya bagi masyarakat untuk kepentingan perubahan
structural (ekonomi-politik-kebijakan) dalam jangka menengah dan
Panjang dengan pelibatan aktor-aktor kunci dari kelompok paling
terdampak di masyarakat dan juga pelibatan stakeholder (pihak terkait
dan berkepentingan).
LANGKAH-LANGKAH ANSOS
1. Pengenalan dan Pemahaman Masalah dari Akar (radix, radikal; problem tree).
2. Pemetaan Aktor; Kewenangan, dukungan/keberpihakan, pengaruh
3. Objective Tree
4. Strategy Analysis
5. Langkah Pembelaan (Advokasi)
ANALISA MASALAH
• Yang biasa digunakan adalah Pendekatan Analisis Pohon Masalah (Problem Tree).
• Pendekatan Pohon Masalah menggunakan 3 langkah Utama:
• Identifikasi
• Hubungan Sebab-Akibat
• Pengelompokan
• Dari Pohon Masalah ditentukan Focal Problem (atau dapat juga disebut problem
utama atau problem Akar) dan dampak Utama.
Problem Tree
EFFECT
CAUSE
Problem Tree: Contoh: Layanan pendidikan buruk
Focal Problem
Kualitas pendidikan
buruk
Buku Ajar Langka dan Tingkat pendidikan Tidak adanya pendidikan Causes
Mahal rendah guru
• Definisi: harus jelas, siapa pemangku dan siapa yang terdampak atas kebijakan.
• Identifikasi stakeholders utama (di setiap level)
• Mencari tahu (assessment) apa peran (roles), kepentingan (interests), dan pengaruh
(power), serta kapasitas untuk terlibat (capacity to participate).
• Identifikasi penentang dan pendukung (cooperation or conflict) di antara stakeholders.
• Mengaitkan data analisis dengan desain strategi intervensi dalam aktifitas program.
• Beberapa metode/tools: Venn Diagram, CLIP, spyder diagram, dll..
MATRIX STAKEHOLDER
Stakeholders Dampak yang Kewenangan Pendorong / Pengaruh / peran Hubungan Intervensi
dihasilkan/ (Power) Penekan yang dapat diberikan dengan yang perlu
dirasakan dari (Influence) stakeholder kita
masalah lainnya lakukan
ANALISIS TUJUAN (POHON TUJUAN)
• Transformasi dari Pohon Masalah (problem tree) ke pohon tujuan (objectives tree).
• Caranya: Mengubah bahasa masalah (negatif) menjadi bahasa kondisi yang diharapkan
(positif).
• Puncak Pohon adalah “buah menggantung” yang menjadi tujuan (objective) dari
proyek.
• Selanjutnya, level di bawahnya menjadi rumusan capaian untuk setiap tahapan proses
(aktivitas output Outcomes).
Problem Tree objective tree
Goals
Kualitas pendidikan
meningkat