You are on page 1of 8

KONSEP-KONSEP

PARIWISATA
Kelompok 2 :
- Albert Lapedandi
- Triolius Patandean
- Sri Rezeki
- - Fransiska Nainggolan
- Agnes Padele
Devinisi Konsep Pariwisata
Eksistensi industri pariwisata di negara-negara yang telah berkembang dan maju
perekonomiannya tidaklah terjadi begitu saja tanpa adanya sejarah pertumbuhannya
dimasa lampau. Hal ini dapat dilihat dari permulaan adanya gejala-gejala
bergeraknya orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah
lain di negara tersebut, di mana orang-orang itu disibukkan dengan adanya kegiatan-
kegiatan baru di berbagai tempat, kota atau daerah di negeri itu sendiri atau negeri-
negeri tetangga yang berdekatan. Institute Of Tourism In Britain (sekarang Tourism
Society in Britain) di tahun 1976 merumuskan: ”Pariwisata adalah kepergian orang-
orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat
tinggal dan bekerja sehari harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ ekskursi”.
Konsep Pariwisata Menurut Para Ahli
a) Murphy (1985) mendefinisikan bahwa pariwisata adalah keseluruhan
elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan, perjalanan, industri,
dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah
tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen.
b) b) Matheison dan Wall (1982) mengatakan bahwa pariwisata mencakup
tiga elemen utama, yaitu: (a) a dynamic element yaitu perjalanan ke
suatu destinasi wisata; (b) a static element yaitu singgah ke daerah
tujuan; dan (c) a consequential element sebagai akibat dari dua hal di
atas (khususnya pada masyarakat lokal) yang meliputi dampak ekonomi,
sosial dan fisik dari adanya kontak dan interaksi dengan wisatawan.
Aktor Utama Pelaku Pariwisata
1. Manusia yang mencari kepuasan/kesejahteraan lewat perjalanannya
sebagai wisatawan/ tamu (guests).

2. Manusia yang tinggal dan berdomisili dalam masyarakat yang menjadi


alat pariwisata yaitu tuan rumah/penduduk setempat (hosts).

3. Manusia yang mempromosikan dan menjadi perantaranya yaitu bisnis


pariwisata/perantara (brokers).
Unsur- Unsur Pariwisata
1. Atraksi, yaitu bentuk-bentuk atraksi menarik yang ditawarkan oleh obyek
wisata tersebut.
2. Fasilitas, yaitu fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan ketika
mengunjungi obyek wisata.
3. Infrastruktur, berupa jalan umum dan bangunan pendukung.
4. Transportasi, yaitu kemudahan akses transportasi menuju obyek wisata.
5. Keramahan masyarakat, yang menjadi nilai tambah suatu obyek wisata
dan memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan.
Komponen Pariwisata
1. atraksi dan destinasi
2. fasilitas di destinasi
3. aksesibilitas dari destinasi
• Sampai tahun 90-an, pemerintah Indonesia masih mengembangkan konsep
kepariwisataan yang memprioritaskan kelengkapan fasilitas bagi wisatawan.
Kenyataannya, hingga saat ini perkembangan pariwisata masih didominasi oleh
pariwisata modern/ konvensional yang bercirikan kegiatan wisata massal /massif,
ekonomi sentris dan bersifat komersial. Pada dasarnya, upaya ini membutuhkan
investasi yang cukup besar. Tetapi pengembangan pariwisata yang diupayakan
pemerintah ternyata membawa dampak buruk terhadap masyarakat.
Contoh Kasus Pariwisata
Terhitung sudah banyak tempat wisata di Indonesia yang berubah jadi abu dalam sekejap hanya
gara-gara orang tak bertanggung jawab membuang puntung rokok secara sembrono. Kasus terbaru
adalah kebakaran yang melanda kawasan wisata Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Kebakaran di Kawah Putih terjadi sejak Senin, 7 Oktober 2019. Hingga dua hari berlalu, api belum
juga padam secara tuntas lantaran daerah yang curam, terjal dan berangin.
Walaupun hingga saat ini penyebab kebakaran masih diselidiki, Supriyanto, Kepala Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, menduga kebakaran dipicu
oleh puntung rokok. Luas wisata daerah Ciwidey yang terbakar kurang lebih telah mencapai 15
hektare dan kemungkinan bisa bertambah lima hektare lagi karena ada wilayah yang susah
terjamah para pemadam kebakaran.
Kebakaran itu juga melahap Skywalk Cantigi, objek wisata terbaru di sana yang diresmikan
beberapa bulan lalu. Akibat kebakaran itu, objek wisata Kawah Putih ditutup sementara sampai
kondisi lebih kondusif dan aman bagi masyarakat. Penutupan itu juga menyebabkan para
pedagang yang banyak menggantungkan hidup pada kunjungan wisata harus menutup usahanya
sementara waktu.
Kesimpulan
Atas dasar munculnya kesadaran akan dampak pariwisata yang tidak
menyenangkan tersebutlah, maka para ahli berbagai bidang ilmu mulai
merumuskan perlunya konsep baru dalam pembangunan pariwisata.
Timbulnya kesadaran tentang pariwisata yang tumbuh sejalan dengan
kesadaran tentang masalah-masalah sosial, budaya, kemiskinan, dan
lingkungan. Suatu kesadaran bahwa pariwisata tidak hanya senantiasa
menimbulkan dampakdampak yang menguntungkan, seperti penghasil
devisa, menumbuhkan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Akan
tetapi juga menimbulkan dampak-dampak yang tidak menguntungkan/
merugikan, baik terhadap nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai moral, harkat
dan martabat manusia, dan perekonomian rakyat.

You might also like