You are on page 1of 6

Tata urutan perundang undangan RI

 . Tata urutan peraturan perundang-undangan mengandung makna


bahwa peraturan perundang-undangan yang berlaku memiliki
hierarki atau tingkatan. Peraturan yang satu memiliki kedudukan
lebih tinggi dibandingkan peraturan yang lain.
 Tata urutan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia
mengalami beberapa kali pergantian. Dari beberapa pergantian
tersebut terlihat unsur yang masih sama, yaitu bahwa UUD 194 selalu
berada dalam posisi tertinggi sehingga tetap merupakan sumber
hokum tertinggi di dalam tata urutan perundang-undangan. Hal
tersebut dapat berarti dua hal. Pertama, bahwa peraturan perundang-
undangan (peraturan hukum) yang ada di Indonesia harus sesuai
(Tidak boleh bertentangan) dengan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Kedua, bahwa peraturan perundang-undangan di bawah
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
pencerminan dan peraturan pelaksana dari ketentuan yang ada di
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berikut ini penjelasan tata urutan
perundang-undangan Republik Indonesia

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap
MPR)
3) Undang-Undang (UU) atau Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu).
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden
6) Peraturan Daerah Provinsi
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
UNDANG-UNDANG YANG DIAMANDEMEN
SETELAH REFORMASI

 Dalam perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi


memasuki abad 21, hukum di Indonesia mengalami perubahan
yang mendasar, hal ini adanya perubahan terhadap Undang-
Undang Dasar 1945, perubahan (amandemen) dimaksud sampai
empat kali, yang dimulai pada tanggal 19 Oktober 1999
mengamandemen 2 pasal, amandemen kedua pada tanggal 18
Agustus 2000 sejumlah 10 pasal, sedangkan amandemen ketiga
pada tanggal 10 November 2001 sejumlah 10 pasal, dan
amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002 sejumlah 10
pasal serta 3 pasal Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan 2 pasal,
apabila dilihat dari jumlah pasal pada Undang -Undang Dasar
1945 adalah berjumlah 37 pasal, akan tetapi setelah diamandemen
jumlah pasalnya melebihi 37 pasal, yaitu menjadi 39 pasal hal ini
terjadi karena ada pasal-pasal yang diamandemen ulang seperti
pasal 6 A ayat 4, pasal 23 C.
Pendiskripsikan terjadi perubahan
UUD 1945 setelah reformasi

1. Struktur Pemerintahan Indonesia


Berdasarkan UUD 1945
2. Pembagian Kekuasaan
3. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD
1945 Hasil Amandemen
Identifikasi berbagai lembaga sesuai
UUD 1945 setelah reformasi
Majelis permusyawaratan rakyat (MPR)
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Presiden dan wakil presiden
Kementrian Negara
DPD ( Dewan Perwakilan Daerah)
BPK (Badan pemeriksa keuangan)
MA (Mahkamah agung)
MK ( Mahkamah Konstitusi)
MK ( Mahkamah Konstitusi)
Kesimpulan

 Sebagai dasar Negara, pancasila merupakan suatu asas


kerohanian dalam ilmu kenegaraan popular disebut sebagai
dasar filsafat Negara. Dalam kedudukan ini pancasila
merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib
hokum dinegara republik Indonesia. Konsekuensinya seeluruh
peraturan perundang undangan serta pejabarannya senantiasa
berdasarkan nilai nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila. Dengan menggunakan system ketatanegaraan
berdasarkan pada nilai nilai dan yang berhubungan dengan
pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki
moral yang sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila
pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia dengan
ketatanegaraannya berdasakan pada pancasila akan membawa
dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia.

You might also like