You are on page 1of 17

ri --'X 4

VOL : 12 Nomor : 2 BULAN / TAHUN SEPTEMBER 2012

M anihar Situm orang, P. Maul im S ilitonga, Isnadni N u rw ah y u n i L inda Sari Siregar ,R onatur Purba M artina R estuati d an Endang Sulistyarini G ultom Bam bang H adibroto, S em pum a Perangin-angin, Syahreza A lvan Y uniarto M ujisusatyo Lasker P. Sinaga

Pengem bangan M etode A nlisis Spektrofotom etry U n tu k P enentuan Kolesterol D i D alam M akanan Tradisional

Uji Potensi Bakteri Yang Berasosiasi D engan Spons A sai P u la u N gge (Sibolga) Sebagai S um ber A ntibakteri

Evaluasi K etahanan G em pa B angunan Ruko D i kota Pem atang Siantar

P engem bangan P ro to tip e M esin P em buat Tapioka K onvergensi D an K ontinuitas D eret K uasa Solusi Persam aan Laplace P ada D im ensi N Sim ulasi K endali P u ta ran M otor De Berbasis Logika Fuzzi P em buatan Kayu Term oplastis D ari L im bah Batang K ayu K elapa Saw it U ntuk K ayu Pertu kangan D engan Res in Polistirena Term odifikasi M elalui Teknik Im pregnasi P engaruh P em berian V itam in E T erhadap K adar M alondialdehid, H em oglobin D an Vo2m ax Selama Latihan P ada A tlet Sepakbola Fik U nim ed A nalisis K andungan L ogam B erat Besi (Fe) D an Seng (Zn) P ada A ir S um ur G ali D isekitar T em pat P em buangan A khir Sam pah

N urfajriani , H afni Indriati N , S ukadm o

Fajar A pollo Sinaga

H afni Indriati N asution

.. . - , .
. 4S gkyfeiy#t-**,S
" v , s N

-------- --- --- .........

......

--- . . ; .

'

* x

LEM BAGA PENELITIAN

Vi

UNIVERSITAS NEGERI M EDAN


JL. W illem Iskandar Pasar V Metan Estate (20221) Telp. (061) 6636757. Fax (061) 6613319 Email : unimcdlernlit@ gmail.com

S jg (> S , | | 1

ISSN: 1412-2995

JURNAL PENELITIAN

SAINTIKA
(Sains, Teknologi, dan Rekavasa)

Vol: 12 Nom or: II B U LA N /TA H U X : SEPTEMBER 2012


M an ih ar S itu m o ran g d a n P. M aulim S ilito n g a , Isnaini N u rw a h y u n i L inda Sari S iregar ,R o natiur P urba M artina R estuat d a n E n d an g S ulistyarini G ultom PENGEMBANGAN METODE ANALISIS SPEKTROFOTOMETR UNTUK PENENTUAN KOLESTEROL DI DALAM NLAKANAN TRADISIONAL

UJI POTEN SI 3 AKTE Si AN G 5ERASOSIASI DENGAN SPONS AS AL PULAU NGGE tSIBOLGA) SEBAGAI SUMBER .ANTI3 AKTERI
e\ a l u a s : k e t a h a n a n g e m p a b a n g u n a n r u k o

B am bang H adibroto, S em purna P erangin-angin,S yahreza A lv an

DI KOTA PEMATANG SIANTAR

Y u niarto M ujisusatyo

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESLN PEMBUAT TAPIOK.A. KON\TRG EN SI DAN KONTTNLTTAS DERET KUASA SOLUSI PERSAMAAN L A P U C E PADA DDvIENSI N PEMBUAT AN KAYU TERMC PLASTIS DARI LIMBAH BATANG KAYU KELAPA SAWTT L'NTUK KAYU PERTUKANC-AN DENG SIN POLISTIREX A TERMODIFIK.\SI MELALUITEKNIK IMPREGNASI PENGARUH PEMBERLAN VITAMIN E TERHADAP KADAR MALOX'DIALDEKID HEMOGLOBIN DAN V02MAX SELAMA LATIHAN PADA ATLET SEPAKBOLA FDC UNIMED ANALISIS KANDUNGAN LOG.ASI BER.AT BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA AIR SUMUR GALI DISEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN .AKHIR S.AMP.AH

L asker P. Sinaga

N urfajriani , H afni In d ria ti N , S u kadm o

Fajar A pollo Sinaga

H afni In d ria ti N a su tio n

LEMBAGA PENELITLA.N UNIVERSITAS NEGERI MEDAN JL. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate (20221) Telp. (061) 6636757, Fax (061) 6613319

JURNAL PENELITIAN

SAINTIKA
(Sains, Teknologi, dan Rekayasa) Voi: 12 Nomor: IIBULAN/TAHUN: SEPTEMBER 2012 ISSN: 1412-2995

Ketua Dewan Editor Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc. Ph.D (Ketua Lembaga Penelitian Unimed) Sekretaris Dewan Editor Drs. Eddiyanto, Ph.D (Sekretaris Lembaga Penelitian Unimed)

Dewan Editor Prof. Basuki Wirdjo Sentono, MS. Ph.D. (USU) Prof. Dayar Arbain, B. Pharm Drs, Apt,Ph.D. (UNAND) Dr.Ir.Bachrian Lubis, M.Sc. (USU) Prof. Drs. M anihar Situmorang, M.Sc. Ph.D. (UNIMED) Dr.Saib Suwilo,M.Sc. (USU) Dr. Putri Lynna A.Luthan, M.Sc (UNIMED) Prof. Dr. Nasfryzal carlo, M.Sc, IPM (UNIV. BUNG HATTA) Dr.Ir. Adjar Pranoto (UNAND) Prof. Drs. Motland, M.Sc, Ph.D (UNIMED) Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, M.Si (UNIMED) Editor Teknik Dr. Putri Lynna A.Luthan, M.Sc Drs. M akmur Sirait, M.Si Sirkulasi dan Pemasaran Drs. Abd. Muthalib Dra. Rosidah

Alamat penyunting dan Tata Usaha: Gedung Lembaga Penelitian Univeristas Negeri Medan, Lantai II, Jl, Willem Iskandar Pasar V M edan 20221, Telp (061)6636757 Fax.(061)6614002, 6613319, e_mail: unimedlemlit@gmail.com Jurnal Penelitian SAINTIKA (Sains, Teknologi dn Rekayasa) diterbitkan sejak M aret 2001 oleh Lembaga Penelitian UNIMED Penyunting menerima sum bangan artikel yang belum pernah dipublikasika dalam media lain. Naskah diketik diatas kertas HVS A4, spasi ganda maksimal 12 halam an dengan format seperti tercantum pada halam an kulit dalam belakang. Naskah akan dim uat dalam jurnal ini setelah lulus evaluasi dari tim penyunting

ISSN: 1412-2995
Jurnal Penelitian

SAINTIKA
(Sains, Teknologi, dan Rekayasa)

Voi: 12 Nomor: 2 Bulan/ Tahun: September 2012

D A F T A R IS I

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS SPEKTROFOTOMETRY UNTUK PENENTUAN KOLESTEROL DI DALAM MAKANAN TRADISIONAL Oleh: Manihar Situmorang dan P. Maulim Silitonga , Isnaini Nurwahyuni -Linda Sari

Siregar ,Ronatiur Purba


UJIPOTENSIBAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONS ASAL PULAU NGGE (SIBOLGA) SEBAGAI SUMBER ANTIBAKTERI Oleh: Martina Restuat dan Endang Sulistyarini Gultom EVALUASIKETAHANAN GEMPA BANGUNAN RUKO DI KOTA PEMATANG SIANTAR Oleh: Bambang Hadibroto, Sempuma Perangin-angin,Syahreza Alvan

90-97

98-104

105-119
PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESIN PEMBUAT TAPIOKA Oleh: Yuniarto Mujisusatyo

120-133
KONVERGENSI DAN KONTINUITAS DERET KUASA SOLUSI PERSAMAAN LAPLACE PADA DIMENSI N Oleh: Lasker P. Sinaga

134-144
SIMULASI RENDALI PUTARAN MOTOR DC BERBASIS LOGIKA FUZZI PEMBUATAN KAYl TERMOPLASTIS DARI LIMBAH BATANG KAYU KELAPA SA WIT UNTUK KAYU PERTUKANGAN DENGAN RESIN POLISTIRENA TERMODIFIKASI MELALUITEKNIK IMPREGNASI Oleh: Nurfajriani , Hafni Indriati N , Sukadmo 145-152 PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID, HEMOGLOBIN DAN V02MAX SELAMA LATIHAN PADA ATLET SEPAKBOLA FIK UNIMED

CM eh Fajar Apollo Sinaga 153-164 OAliSIS KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA AIR SUMUR

111! B O TM TM>T PEMBUANG AN AKHIR SAMPAH


Vt: Hafni Indriati Nasution 165-169

ISSN 1412-2995 Jurnal Saintika _________________________________________________________________ Volume 12(2): 120-133.2012

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESIN PEMBUAT TAPIOKA


Yuniarto Mujisusatyo1 7 urusan Teknik M esin Fak. Teknik Universitas Negeri Medan, Jin. Willem Iskandar Pasar V,Medan

20221
Diterima 7 Juni 2012, disetujui untuk publikasi 22 A gustus 2012

Abstract Potensi ubi kayu di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang sangat besar (464.961 ton/tahun) belum dimanfaatkan oleh petani secara maksimal untuk menambah usia simpan dan nilai ekonomis seperti diolah sebagai tepung tapioka yang banyak dibutuhkan oleh industri mie, kerupuk serta berbagai industri lain. Dilain pihak pengusaha kecil pembuat tepung tapioka di kabupaten tersebut masih mempergunakan cara tradisional dalam pembuatan tapioka sehingga kapasitas produksinya sangat terbatas. Untuk mengatasi permasaldhan tersebut maka dilakukan perancangan dan pembuatan mesin pembuat tapioka menggunakan satu sumberdaya motor bensin bertenaga 7.8/3.600 (kW/rpm) sebagai penggerak mekanisme pemarutan, pemerasan dan penyaringan. Kapasitas yang dihasilkan dari mesin yang berhasil dirancang adalah 40 kg/66.5 menit. Mesin tapioca tersebut setelah diproduksi dan dimasyarakatkan akan dapat mengurangi permasalahan Kata kunci: rendahnya harga ubi kayu ketika panen raya karena tersedianya teknologi Ubi Kayu, pembuatan mesin, pengolahan ubi kayu menjadi tapioca, dan dapat dioperasikan baik di rumah para pemarut, pemerasan, pengusaha kecil tapioka ataupun di ladang, sehingga menghemat biaya transportasi, penyaringan serta mampu mengatasi permasalahan rendahnya kapasitas produksi pada usaha kecil pembuat tapioka. Pendahuluan Pengolahan tepung tapioka secara tradisional (umumnya dengan cara Komoditi pertanian ubi kayu/ manual) dilakukan melalui tiga tahapan singkong (manihot utilissima) di Sumatera proses yang dilakukan secara terpisah. Utara sangat melimpah. Data dari 18 Tahap pertam a adalah proses pem arutan kabupaten dan 7 kota diketahui bahwa las ubi kayu yang sudah dikupas kulitnya, panen ubi kayu adalah 37.313 H a dengan sedangkan tahap kedua dan ketiga adalah produksi 464.961 ton dan rata-rata proses pemerasan dan penyaringan produksi adalah 124,61 ton (Sumatera parutan ubi kayu yang sudah dicampur air, Utara dalam Angka 2010). Komoditas ubi untuk kayu tersebut selain dimanfaatkan untuk mendapatkan tepung tapioka. Selain dikonsumsi langsung dengan diolah dengan cara tradisional, di wilayah menjadi berbagai produk olahan pangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli seperti singkong goreng, singkong rebus, Serdang Sumatera Utara, pembuatan kolak, aneka kue berbahan singkong, juga tepung tapioka juga dilakukan secara dimanfaatkan untuk tepung tapioka. Proses mekanik, yaitu dengan bantuan peralatan, pembuatan tepung di Sumatera Utara baik untuk proses pem arutan maupun banyak dilakukan secara tradisional oleh proses pem erasan dan penyaringannya. usaha kecil menengah dan koperasi. Cara mekanik yang ada selama ini masih Tapioka adalah tepung pati ubi kayu. m enggunakan dua Produk ini digunakan untuk pengolahan alat yang terpisah di mana satu alat makanan, pakan, kosmetika, industri kimia dipakai untuk proses pemarutan, dan pengolahan kayu.
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
120

Pengembangan Prototipe Mesin Pembuat Tapioka

sedangkan alat yang lain digunakan untuk proses pemerasan dan penyaringan. Alatalat tersebut dapat dibuat di bengkel konstruksi biasa dengan m enggunakan bahan-bahan lokal. M empertimbangkan proses pembuatan tepung tapioka yang masih bersifat tradisional m aupun dengan cara mekanis yang dilakukkan oleh usaha kecil sebagaimana tersebut di atas, yang meskipun m em pergunakan mesin tetapi proses pemarutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan masih dilakukan secara terpisah maka diperlukan upaya untuk membuat rancang bangun mesin pem buat tapioka lebih efesien dengan m em adukan ketiga tahapan proses pem buatan tepung tapioka, yaitu pemarutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan kedalam satu kesatuan proses produksi mempergunakan sum ber tenaga motor bensin, dan dapat dioperasikan secara berpindah-pindah, baik di rum ah pengusaha kecil tapioka ataupun dibawa ke ladang ubi kayu, sehingga m enghemat biaya transportasi. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk (1) merancangbangun mesin pem buat tapioka berbasis teknologi tepat guna yang menyatukan proses pem arutan, pem erasan dan penyaringan sebagai tahapan utam a pem buatan tapioka m enggunakan satu motor bensin sebagai sum ber daya penggerak mekanisme pemarutan, pemerasan dan penyaringan, (2) Menguji prototipe mesin tapioka tersebut dalam rangka mengetahui kapasitas efektif mesin, dan (3) m em produksi mesin pem buat tapioka hasil rancang bangun dan merekomendasikan pemakaian mesin tapioka hasil rancangan tersebut kepada pengusaha kecil pem buat tapioka dan kelompok tani ubi kayu di wilayah Sumatera Utara. Urgensi penelitian adalah bahwa diversifikasi pangan berbahan baku lokal (ubi kayu) terutam a dalam rangka

meningkatkan ketahanan pangan sangat diperlukan, terlebih ketika berbagai harga sembako terus m eningkat pada tahuntahun terakhir ini yang sangat m em pengaruhi kualitas asupan gizi teruatam a bagai kelompok masyarakat kurang mam pu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengolah ubi kayu menjadi tapioka m enggunakan mesin yang dikembangkan dalam penelitian ini, yang disamping akan dapat meningkatkan nilai ekonomis ubi kayu dan memperpanjang usia sim pan sehingga dapat menambah nilai jual dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani ubi kayu, juga dapat diolah menjadi berbagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh keluarga petani. Peningkatan kapasitas produksi pengrajin pem buat tapioka juga akan dapat ditingkatkan dengan m em pergunakan mesin hasil rancang bangun dalam penelitian ini dikarenakan mekanisme terpadu antara pemarutan, penggilingan dan pem erasan dengan mekanisme pengaliran air sebagai media yang m emperlancar pem arutan secara otomomatis m em pergunakan kendali mekanisme pem om paan air secara sistematis. Usaha penganekaragam an pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbium bian menjadi berbagai bentuk awetan yang m em punyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutam a nonberas. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan m akanan sumber karbohidrat (sumber energi). Komposisi ubi kayu per 100 gram bahan adalah sebagai b e rik u t:

Jumal Saintika I Volume 1 2 1 N o m o r 2 | September 2012

121

Yuniarto Mujisusatyo

Tabel 1. Komposisi Ubi Kayu (per 100 gram bahan) Kadar Komponen Kalori 146,00 kal Air 62,50 gram Phospor 40 mg 34 gram Karbohidrat Kalsium 33 mg Vitamin C 30 mg Protein 1,20 gram 0,70 mg Besi 0,30 gram Lemak 0,06 mg Vitamin B1 75 Berat dapat dimakan (Sumber : Kantor deputi Menegristek, 2006) Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama. U ntuk pem asaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu haras diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (tepung singkong), tapai, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain. Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pem bantu dalam berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih. Tapioka yang diolah menjadi sirup glukosa dan destrin sangat diperlukan oleh berbagai industri, antara lain industri kem bang gula, penggalengan buahbuahan, pengolahan es krim, m inuman dan industri peragian. Tapioka juga banyak digunakan sebagai bahan pengental, bahan pengisi dan bahan pengikat dalam industri makanan, seperti dalam pem buatan puding, sop, m akanan bayi, es krim, pengolahan sosis daging, industri farmasi, dan lain-lain. Ampas tapioka banyak dipakai sebagai cam puran makanan ternak. Pada um um nya masyarakat kita mengenal dua jenis tapioka, yaitu tapioka kasar dan tapioka halus. Tapioka kasar masih m engandung gumpalan dan butiran ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka halus m erupakan hasil pengolahan lebih lanjut dan tidak m engandung gum palan lagi. Kualitas tapioka sangat ditentukan oleh
12 2

beberapa faktor, yaitu : (1) W am a Tepung; tepung tapioka yang baik berwarna putih, (2) Kandungan Air; tepung haras dijemur sampai kering benar sehingga kandungan airnya rendah, (3) Banyaknya serat dan kotoran; usahakan agar banyaknya serat dan kayu yang digunakan haras yang um um ya kurang dari 1 tahun karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya masih banyak, (4) Tingkat kekentalan; usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi. U ntuk ini hindari penggunaan air yang berlebih dalam proses produksi. Pem buatan tepung tapioka yang dilakukan oleh usaha kecil masih m em pergunakan peralatan sederhana seperti : pisau, panci, parutan, kain saring tam pah atau (nyira) dan alat penum buk (lumpang dan alu). Cara pem buatannya juga cukup sederhana dengan uratan sebagai berikut : (1) pengupasan dan pem arutan ubi kayu, (2) penam bahan air kem udian diperas dan disaring dengan kain saring., (3) penyim panan hasil saringan selama 1 m alam untuk m engendapkan patinya, (4) pem buangan air di atas endapan dan penirisan hasil pengendapan, (5) penjem uran di bawah sinar m atahari sampai kering (6) penum bukan dan pengayakan. Sedikit berbeda dengan cara di atas adalah proses pem buatan tepung tapioka yang dilakukan usaha kecil yang m em pergunakan mesin dengan tahapan proses pemarutan, penggilasan dan penyaringan yang dilakukan terpisah, yaitu sebagai berikut: (1) pengupasan : um bi dikupas, kem udian
Jurnal Saintika | Volume 1 2 1 N o m o r 2 I September 2012

Pengembangan Prototipe Mesin Pembuat Topioka

dicud sampai bersih, (2) pem arutan : umbi diparut halus menjadi bubur umbi. Jika umbi yang ditangani cukup banyak, umbi digiling dengan mesin penggiling. Setelah itu, bubur ditambah air (1 bagian bubur ditambah dengan 2 bagian air), diadukaduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sei umbi. Jika bubur cukup banyak, pengadukan dilakukan dengan alat pengaduk mekanis, (3) penyaringan suspensi pati : bubur umbi disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain saring. Suspensi pati ini ditam pung pada w adah pengendapan, (4) pengeringan suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam w adah pengendap selama 12 jam. Pati akan m engendap sebagai pasta. Cairan diatas endapan dibuang, dan pasta dijemur di atas tam pah atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 14%. Produk yang telah kering akan gemersik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar, (5) penggilingan : tepung kasar selanjutnya ditumbuk atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tapioka (tepung ubi kayu), (6) pengemasan : tapioka dapat dikemas di dalam karung plastik atau kotak kaleng dalam keadaan tertutup rapat. Mesin pem buat tapioka berskala industri rum ah tangga pernah didesain oleh Oegik Soegihardjo (2005) dengan kapasitas 10 kg/jam. Mesin tersebut memadukan proses pemarutan, pemerasan dan penyaringan dalam satu mekanisme kerja akan tetapi memanfaatkan dua motor listrik berkapasitas 0,25 HP untuk mekanisme pem arut dan 1HP untuk pemeras. Penggunaan dua buah power suplly untuk mengerakkan dua mekanisme ,yaitu pem arutan dan pem erasan dipertimbangkan kurang efektif. Pada dasam ya dengan prinsip transmisi daya mempergunakan belt/sabuk ataupun chain/rantai, kedua mekanisme tersebut dapat disatukan mekanisme trasnmisinya sehingga lebih efesien karena hanya
Jumal Saintika | Volume 121 N om or2 I September 2012

mem pergunakan satu motor sebagaimekanisme pengerak. Pemberian air pada mekanisme pem arut juga m asih m anual yaitu dengan menambah air m enggunakan gayung ke inlet. Penelitian Yuniarto (2006) mengenai rancang bangun mesin tapioca yang dim aksudkan untuk m eningkatkan performansi mesin yang didesain Oegik Soegiharjo (2005) telah berhasil m eningkatkan kapasitas pem buatan tapioka menjadi 20 kg/jam m enggunakan daya motor 0,5 HP, 1,5 Kw; 220V 50 Hz 9,44 A. Meskipun dem ikian masih dipandang perlu untuk m eningkatkan kapasitas terpasang mesin terutam a bila dikaitkan dengan peningkatan kapasitas produksi ubi kayu pada saat panen raya. Penam bahan kapasitas produksi dim aksud tentu saja akan memerlukan penyem pum aan rancang bangun mesin secara keseluruhan. Dalam penelitian ini telah dilakukan beberapa penyem pum aan terhadap mesin pem buat tapioka temuan Oegik Soegihardjo (2005) dan Yuniarto (2006) tersebut. Penyem pum aan pertama adalah perbaikan proses pem berian air pada saat proses pem arutan yang masih dilakukan secara m anual dengan cara m enuangkan melalui gayung. Penyem pum aan dilakukan dengan menam bahkan pipa/selang air yang diberi beberapa lubang, dan dilengkapi dengan keran pengatur debit air, dan pipa ini diletakkan pada salah satu sisi memanjang dari hopper/corong masuk. Suplai air dilakukan m enggunakan m otor listrik. Dengan penyem pum aan ini debit air lebih m udah diatur, dan air bisa disiramkan secara merata pada ketela yang sedang diparut. Penyem pum aan kedua yang dilakukan adalah m emakai satu motor penggerak untuk menggerakkan mekanisme pem arutan dan mekanisme penggilasan serta penyaringan. Penggunaan satu m otor penggerak untuk menggerakkan seluruh mekanisme pada mesin pem buat tepung tapioka ini dapat mengurangi biaya bahan bakar. Penyem pum aan ketiga adalah pem buatan
123

Yuniarto Mujisusatyo

silinder pengaduk yang berfungsi ganda, yaitu sebagai penyaring hasil pemerasan ubi kayu dan sebagai filter, dikarenakan dengan mekanisme sapuan yang senantiasa berputar, am pas hasil pem arutan akan diarahkan ke saluran pem buangan. Mesin Tapioka desain Yuniarto (2006) belum m enggunakan m ekanisme tersebut dikarenakan penyaringan dilakukan m enggunakan roll penggilas yang kemudian saripati ubi kayu tidak dipisahkan dari ampasnya. Pada saat pengujian dilakukan dalam w aktu lama, maka sebagian dari hasil parutan yang sedang mengalami proses penggilasan

akan terkum pul pada sisi kiri m aupun kanan rol penggilas. Hasil parutan yang terkum pul pada sisi kiri m aupun kanan rol penggilas ini lama kelamaan jum lahnya akan semakin banyak, sehingga akhim ya akan menem pel pada rantai sprocket yang m enggerakkan rol penggilas dan m enggangu serta m engurangi kinerja sehingga m em pengaruhi kapasitas produksi yang ditargetkan. B. BAHAN DAN METODE Prototipe mesin pem buat tepung tapioca hasil rancang bangun disajikan pada gam bar 1 di baw ah ini :

Cara kerja mesin pem buat tepung tapioka adalah sebagai berikut: motor bensin /pow er suplly dihubungkan dengan i-belt untuk m enggerakkan puli silinder pada mekanisme pem arutan. Silider pem arut yang terhubung dengan puli akan berputar dan m em arut ketela pohon yang dimasukkan ke mekanisme pem arut melalui corong m asuk yang diberi lubang pengarah ubi kayu agar dapat secara teratur terparut akibat beban sendiri. Untuk mem perlancar pem arutan akan dialirkan air secara periodik melalui mekanisme distribusi air yang dilekatkan disepanjang inlet dan disalurkan melalui pipa yang diberi lubang dengan diam ter 0,5 mm. Air dialirkan dari bak penam pungan air yang diletakkan di atas m otor bensin
124

dan digerakkan dengan pom pa air kecil. Ketela pohon yang sudah diparut akan mengalir melalui plat penyalur hasil parutan m enuju bagian penggiling untuk diperas melalui roller pemeras. Dari tahapan ini, hasil parutan ketela pohon yang dicam pur air akan m asuk ke tahap berikutnya, yaitu proses penyaringan di bagian siliner pengaduk, yang selanjutnya hasil penyaringan tersebut akan jatuh dan ditam pung di bak saripati tapioca untuk diendapkan selama satu malam. Ampas ubi kayu akan dikeluarkan melalui saluran pem buangan/outlet yang berada pada silinder.

Jurnal Saintika I Volume 121 N o m o r 2 | September 2012

Pengembangan Prototipe Mesin Pembuat Topioka

Bagan alir penelitian rancang bangun mesin pem buat tapioka adalah sebagai

berikut :

A H
U

Kajian Pendahuluan

N
p E R
T

Pendekatan Fungsional Anlisis kelayakan secara fungsi

Pendekatan Struktural Anlisis Terhadap

kelayakan secara teknis

A M A

Manufakturing Prototipe M elakukan pem buatan prototipe 1 mesin tapioka atas dasar pendekatan fungsional dan struktural

Tidak
Penguiian Prototipe Menguji kelayakan prototipe terhadap param eter (skala laborataorium) Manufacturing -redesain hasil uii coba

I
Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 1

T H N

Pengujian dan Manufacturing-redesain Menguji kelayakan prototipe terhadap param eter (skala lapangan) Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 2 + Publikasi dan Rintisan HAKI

K E D U A

Bagian-bagian utam a mesin pem buat tepung tapioka ini adalah (1) corong masuk, (2) chasis, (3) poros penggiling, (4) poros pengaduk, (5) reduser, (6) silinder penngaduk, (7) m otor bensin, (8) roller perneras, (9) mekanisme trasnmisi : v-belt, gear dan rantai.
Jumal Saintika | Volume 1 2 1 N o m o r2 | September 2 0 12

Dalam rancangan yang dibuat, mekanisme pem arut dan mekanisme pemerasan/penggilas menggunakan satu motor. Rum us-rum us yang dipergunakan untuk perhitungan perancangan berbagai elemen mesin terkait dirujuk dari Beer (1987), Bhandari,VB.(2007),

125

Pengembangan Prototype Mesin Pembuat Tapioka

Kannadiah.P, (2006), Sularso (1997), Stolk (1982), Spotts, M.F. (1988). Daya m otor yang diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pem arut dan mekanisme pemeras/penggilas dihitung dengan ra m u s :

cb diambil 2 T

= Beban Lentur ( 1,2 - 2,3 ) = Momen Puntir

(1) di mana: P = daya m otor yang dibutuhkan (HP) T = torsi (kg.m) n = putaran (rpm) Daya yang besar m ungkin diperlukan pada saat start untuk m endapatkan daya penggerak mula utau m ungkin beban yang besar terns bekeija setelah start dengan demikian sering kali dipergunakan faktor koreksi (fc) pada daya rata - rata yang diperlukan jika faktor koreksi adalah fc maka Daya direncanakan adalah Pd (kw), maka : Pd = fc . P (kw)........... (2) Keterangan : Pd = Daya nominal out put dari motor penggerak fc = faktor koreksi = 0,1 - 1,5 untuk daya normal = 0 , 8 - 1 ,2 untuk daya maksimal yang diperlukan = 1,2 - 2, 0 untuk daya rata- rata yang diperlukan Berdsarkan daya yang telah diketahui, maka selanjutnya akan dianalisis besarnya diameter poros pemarut, diam eter poros penggilas dan diameter poros rol penggilas. Bahan poros pem arut dipilih dari stainless steel. Momen puntir / momen rencana poros dihitung m enurat ra m u s : T = 9,74 . 105 P/m ..........(3) Selanjutnya diam eter poros direncanakan untuk mekanisme pem arut dapat ditentukan dengan ra m u s : d
1/3

T.n p ,. F 716,2

Untuk m entransm isikan putaran m otor ke mekanisme pem arut, digunakan sabuk V dan puli. Pada perencanaan sabuk V, jarak poros C, haras m em enuhi syarat tertentu, Parameter jarak poros m enentukan dimensi panjang sabuk V. Syarat yang harus dipenuhl untuk param eter jarak poros C, adalah: .(5) C - 0 , 5 ( d k - D k) > 0

di mana: C = jarak poros (mm) dk = diam eter puli luar kecil (mm) Dk = diam eter puli luar besar (mm) Panjang sabuk V, dinyatakan dengan param eter (L), dapat dihitung dengan ramus: L = 2C + 0,57z{dp + D p ) + 0,25 C{D^ - d p) 2..{6) di m a n a : L = panjang sabuk V(mm) dP= diam eter nom inal puli luar kecil (mm) DP = diam eter nominal puli luar besar (mm) Kecepatan linier sabuk V, dinyatakan dengan param eter (VP), dihitung dengan rumus:

Vp = (7t.dpn ) /{ 6 0.000)......... (7)


di mana: Vp = kecepatan linier sabuk V (m/det) dp = diam eter nom inal puli luar kecil (mm) n = putaran motor (rpm) Untuk perencanaan sproket dan rantai, panjang rantai dihitung setelah jum lah gigi sproket besar d an sproket kecil ditentukan. Panjang rantai, yang dinyatakan dalam jumlah m ata rantai dihitung dengan ram us: Lp = (Zi + Zz )/2 + 2 Cp + [(Zi - Zz)/6,28P / CP
......................(8 )

.kt . c b . T 6
dimana: diambil 1,5

m m ...... ......(4)

< 7 a = Tegangan Geser kt = faktor koreksi ( 1,5 - 3 )

di mana: Lp panjang rantai (dinyatakan dalam jumlah mata rantai) ZI jumlah gigi sproket kecil Z2 jumlah gigi sproket besar

Jurnal Saintika | Volume 12 I N o m o rll | September 2012

127

Yuniarto Mujisusatyo

Cp jarak sum bu poros (dinyatakan dalam jumlah mata rantai). Perhitungan diam eter poros yang digunakan pada peralatan yang dirancang ini, dihitung dengan rumus: [(0,58 Syp) / N] > (16/Tid3) (M2 + T2)0 '5............ (9) di mana: Syp tegangan pada yield point (N/mm2) Su tegangan ultim ate (N/mm2) N faktor keamanan cl diameter poros (mm) M momen bending maksim um (N mm) T torsi (N mm).

Torsi yang terjadi pada poros dihitung berdasarkan nunus: T = 716,2P / n ............. (10) dimana: T = torsi yang terjadi (kg m) P = daya m otor (HP) n = putaran (rpm).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses perancangan dan m anufacturing telah dilakukan dan m engahasilkan mesin pem buat tapioca dengan pandangan tam pak samping kanan, atas dan depan sebagai berikut :

Gambar 2. Pandangan Samping Kanan

Gambar 3. Pandangan Atas

128

Jurnal Saintika I Volume 12 | N o m o r ll | September 2012

Pengembangan Prototipe Mes/n Pembuat Tapioka

Gambar 4. Pandangan Depan


U ntuk m engetahui kem am puan mesin pem buat tepung tapioka yang dirancang, setelah mesin tersebut dibuat dilakukan pengujian untuk m engetahui apakah kenampuannya bisa memberikan hasil sebagaimana yang direncanakan. Mesin pembuat tepung tapioka ini dirancang untuk mam pu memarut, menggilas/mengepres dan menyaring 40 kilogram/jam ubi kayu yang sudah dikupas kulitnya. Hasil akhir yang diperoleh dari mesin yang dirancang ini (setelah melalui proses pemarutan, penggilasan dan penyaringan) adalah campuran antara saripati ubi kayu hasil perasan dan air. Untuk m endapatkan tepung tapioka kering, air ini harus diendapkan, kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan secara terpisah dan bukan merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini. Agar pengujian kem am puan mesin (pemarutan, penggilasan dan penyaringan) lebih m udah dilakukan dan dianalisis, maka setiap kali pengujian, jum lah kupasan ubi kayu yang dim asukkan ke dalam inlet mesin pembuat tepung tapioka sebanyak 4 kilogram. Langkah-langkah untuk pengujian mesin ini adalah sebagai berikut (1) mempersiapkan beberapa peralatan yang diperlukan dalam pengujian yaitu timbangan, dan alat pencatat waktu/stopwatch (tiga buah untuk pemarut, pemeras, dan penyaring), (2) menyediakan ubi kayu yang telah dikupas. Untuk memperlancar proses m asuknya ubi kayu ke bagian pem arut, ubi kayu dipotong menjadi tiga atau em pat bagian, (3) menjalankan mesin dan m enunggu sampai putaran mesin stasioner, lebih kurang 3-5 m enit setelah mesin dihidupkan, (4) m em asukkan ubi kayu yang sudah disiapkan ke dalam inlet/ corong masuk. Setiap kali pengujian, jum lah ubi kayu yang dim asukkan ke dalam inlet adalah 4 kilogram. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali, (5) pada saat pengujian dilakukan, proses yang diuji pada m esin ini adalah proses pem arutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan. Hasil akhir yang diperoleh dari mesin ini (dari rangkaian proses pemarutan, penggilasan, dan penyaringan) adalah cam puran antara air dan saripati ubi kayu yang akan jatuh dan ditam pung di bak penam pungan, (6) m encatat hasil pengujian, berupa w aktu yang diperlukan untuk memarut, memeras, dan menyaring 4 kilogram ubi kayu yang dim asukkan ke dalam inlet. Proses pengeringan cam puran antara air dan saripati ubi kayu hasil penyaringan dilakukan terpisah dari mesin ini, dan tidak merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini. Hasil pengujian mesin pem buat tapioka dalam sepuluh kali percobaan dimana dalam setiap percobaan dim asukkan 4 kg ubi kayu kupas ke dalam inlet adalah sebagai b erik u t:

Jumal Saintika I Volume 12 | N o m o r II | September 2012

129

Yuniarto Mujisusatyo

Tabel 3. Hasil Pengujian Kinerja Mesin Pembuat Tapioka NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH KAPASITAS (Kg) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 10.7 11.5 10 10.5 11 9 103.2 10.32 WAKTU PEMROSESAN (Menit) Uji Coba 1 10.5 11 10 9 Uji Coba 2 8.2 7.5 7.5 7.7 6.8 6.4 6.7 7.4 6.5 6.2 70.9 7.09 Uji Coba 3 6.5 6.3 7.5 5.9 6.9 7 6.4 6.2 6.6 7.2 66.5 6.65

Rata-Rata Waktu Pemrosesan

Tahapan Pengujian Kapasitas { 4 kg ubi kayu/tahapan} Uji Coba Perlam a & Uji Coba Kedua * Uji Coba Ketiga

Chart 2. Perbandingan Performansi Mesin Pada Saat Uji Coba Pada saat uji coba pertama, rata-rata yang m enggum pal dan tidak bisa diteruskan waktu pemrosesan setiap kali tahapan (dari 10 oleh mekanisme pem arut ke mekanisme tali tahapan yang direncanakan adalah 10,32 perneras. Dengan diam eter poros pem arut 88 enit). Sehingga untuk kapasitas pemrosesan mm ( alas dasar limas pem arut 2x2 mm) dan 40 kg ubi kayu yang ditargetkan sebagai jalur pem arutan sebanyak 44, maka mcikator keberhasilan percobaan, diperlukan kem ungkinan penggum palan hasil parutan ix rj 103,2 menit. Terdapat selisih 43,2 menit sangat besar. : target 1 jam (60 menit) waktu pemrosesan M em pertim bangkan hasil uji coba ses^ai kapasitas teoritis. Hai tersebut pertam a maka dilakukan redesaian terhadap rtkarenaka n beberapa faktor, terutama pada komponen pem arut dan penggilas. Pada 3e~_m stabilnya performansi mesin pada saat komponen pem arut, jum lah jalur limas iwr-i percobaan dan juga faktor kecepatan pem arut dikurangi satu jalur untuk setiap dua r^ ir.gan ubi kayu dalam corong masuk jalur, sehingga tersisa 22 jalur limas pemarut. : r-erator, dan yang paling penting adalah Selain itu mekanisme yang dilakukan untuk r a s h sangat banyak ubi kayu hasil parutan m enghindari penggum palan parutan ubi
Jumal Saintika I Volum e 12 | N o m o r ll | September 2 0 12

Yuniarto M ujisusatyo

adalah dengan mengurangi jum lah paku pada setiap lajur. Pengurangan dilakukan sebanyak satu paku pada setiap dua paku. Redesain juga dilakukan terhadap kom ponen penggilas. Komponen penggilas terbuat dari bahan nilon berdiameter 75 mm, dan panjang 178 mm berbentuk roda gigi lurus (gear) dengan diameter gear dan pinion dibuat sama besarnya. Dikarenakan proses penggilasan ubi kayu yang dihantarkan dari mekanisme parutan juga mengalami penggum palan parutan ubi maka dilakukan redesain terhadap perm ukaan gear dengan mem buat alur berbentuk trapezium sehingga menghasilkan jalur yang m em ungkinkan parutan ubi diteruskan ke mekanisme penyaringan. Performansi terbaik mesin diperoleh pada saat uji coba ketiga. Dari hasil pengujian telah berhasil diperoleh kapasitas pem buatan tepung tapioka yang sesuai dengan target

perencanaan yaitu 40 kg dalam w aktu 66.5 menit. Dilam pauinya target w aktu dalam pengujian yaitu 66.5 m enit dari w aktu yang direncanakan yaitu 60 m enit (selisih 6.5 menit) Belum tercapainya target waktu kem ungkinan juga disebabkan pada saat penentuan kapasitas teoritis tidak m em perhitungkan efeseiensi mesin. Apabila tidak diambil 100% dari kapasitas teoritis yaitu 40 kg/jam, tetapi ditetapkan efesiensi sebesar 80% (32kg/jam) maka tentu saja analisis uji coba tersebut akan m em enuhi kriteria pengujian kapasitas dengan m em perhitungkan efesiensi. D. SIMPULAN D A N SARAN Hasil pengujian m enunjukkan bahwa mesin pem buat tapioka telah diuji pada skala lab dengan kapasitas 40 kg/jam. Spesifikasi teknis kom ponen mesin pem buat tapioka tersebut adalah sebagai b e rik u t:

No 1

Nama Elemen Komponen Pem arut

Komponen Perneras

3 4

Puli (pada mekanisme pemarut) Sabuk R antai:

Tabel 4. Data Hasil Rancangan Spesifikasi - < j>poros 20 mm, bahan S50C - < ) >efektif p em aru t: 90 mm - Panjang efektif p e m a ru t: 250mm - Bentuk paku p e m a ru t: limas segi em pat (las alas 2x2mm), tinggi 3mm - Jumlah paku seluruhnya :1.200 - < ) >poros 20 mm, bahan nylon - (J ) efektif pemerasan : 75 mm - Panjang efektif pemerasan : 180mm -()) puli penggerak = 75 mm -< |>puli digerakkan = 100 mm -Sabuk V Tipe b - b= 5,95mm; Las sabuk 83,025 mm Rantai untuk m entransm isikan reduksi (nomor rantai 40) Dp = dp = 81,2 mm Dk = 7,87 mm Cp = 241,3 mm Rantai utk mentransmisikan dari perneras ke rol Dp = dp = 49 mm Dk =11 mm C = 127 mm; v = 6,8 m/s Rantai utk m em utarkan rol Dp = dp = 49mm Dk =11 mm
Jumal Saintika I Volum e 12 | N o m o r ll | September 2012

132

Yuniarto Mujisusatyo

No

Nama Elemen Cp = 647,7 mm

Spesifikasi

6 7 8 9 10 11

Bantalan Motor Penggerak Pompa air Kapasitas mesin (teoritis) Bak penam pung air Rangka Mesin

Tipe : bantalan gelinding; um ur bantalan (fr)= 45,68 h a ri; um ur nominal bantalan (Lh) = 47.659.369,22 hari Peringkat Daya 7,8/3600 (kW/rpm); maksimal daya putaran (N.m/rpm) 23,1/2500 RS 9500 AC 220/240V, 50Hz, 30W, Qm ax= 2.100 L/H, Hma*=l,6 m. 40 kg/jam 185 m m x 240 mm terbuat dari plastik - Panjang = 500 mm - Lebar = 900 mm - Tinggi = 1.250 m m ; bahan plat siku 2 m m ukuran 850 x 1300 mm 40 kg/jam (teoritis); 40 kg/66, 5 m enit (hasil pengujian)

12

Kapasitas mesin

Berkaitan dengan uji performansi mesin tepung tapioka, masih diperlukan beberapa penyem pum aan terutam a pada kapasitas terpasang dan day a motor yang diperlukan. Saran kedua adalah berkaitan dengan kemungkinan penyem pum aan mesin terutama dikaitkan dengan varietas ubi kayu yang akan dibuat sebagai tepung tapioka dan fase pengeringan yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini. Mesin juga masih memerlukan uji lapangan agar dapat diperoleh masukan konstruktif dari pengguna sehingga memungkinkan untuk diredesain untuk menghasilkan kinerja mesin yang sesuai untuk pem buatan tapioka berskala rumah tangga. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disam paikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional yang memberikan dana penelitian, sesuai dengan Surat Perjanjian Hibah Penugasan Penelitian Desentralisasi tahun 2012. DAFTAR PUSTAKA Aninditya., Mesin pembuat Tepung Tapioka., Tugas Akhir, Fakultas Teknologi
132

Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2004. Bhandari,VB.(2007). Design of Machine Elements. N ew Delhi : Tata Me. Graw Hill Bhandari,VB.(2001). Introduction to Machine Design. New D e lh i: Tata Me. Graw Hill Central Machine Tool Beer, F.P., and Aonston, ER, Mechanics for Engineers: Dynamics., 4th edition, MeGraw Hill Company, Singapore, 1987. Deutschman, A.D., Machine Design: Theory and Practice., Macmillan Publishing Co., Inc., New York, 1975. Handoyo, S.E., Membuat Tepung Tapioka., Bhatara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Hollger, Siegbert. (1992 ).Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam.Jakarta : PT Midas Surya Grafindo Kulwice, A.R., Material Handling Handbook, 2nd edition, John Wiley & Sons, Inc., Canada, 1985. Kannadiah.P.(2006). Machine Design.In d ia: V Ramesh for Scitech Publications
Jumal Saintika | Volume 12 | N o m o r ll | September 2012

Pengembangan Prototipe Mesin Pembuat Tapioka

Kiyokatsu Suga dan Sularso. (1997). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramitha Mahadevan,K and Reddy, Balaveera K (2006). Design Data H and Book (in SI and Metric Units) for Mechanical Engineering. New Oegik Soegihardjo dan Aninditya, Perancangan Mesin Pem buat Tepung Tapioka, Jumal Teknik Mesin Vol. 7 No. 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Surabaya, 2005

Stolk. J. (1982). Elemen M esin-dan Merencana. Jak arta: Erlangga Spotts, M.F. (1988) Design of Machine elements-Eighth Edition. New Jersey : Prentice Hall Yuniarto Mujisusatyo. (2007). Rancang Bangun dan Pengujian M esin Tapioka-Laporan Hasil Penelitian Research Grant TPSDP 2006

Jurnal Saintika I Volume 12 | N o m o rll | September 2 0 12

133

You might also like