You are on page 1of 46

PRIMARY

HEADACHE
Widya Rahayu Arini Putri
030.09.267

dr. Julintari, SpS.
DEFINISI
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau
rasa tidak mengenakkan pada seluruh
daerah kepala dengan batas bawah
dari dagu sampai kedaerah belakang
kepala ( daerah oksipital dan
sebahagian daerah tengkuk ).
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan hasil penelitian multisenter
berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di
Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri
kepala sebagai berikut : Migren tanpa aura 10%,
Migren dengan aura 1,8%, Episodik Tension type
Headache 31%, Chronic Tension type Headache
(CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed
Headache 14%.

KLASIFIKASI
Primary Headache Disorders :
1. Migraine
2. Tension-type headache
3. Cluster headache and other
trigeminal autonomic
cephalalgias
4. Other primary headaches.

KLASIFIKASI
Secondary Headache Disorders :
1. Headache attributed to head and/or neck trauma
2. Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder
3. Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
4. Headache attributed to a substance or its withdrawal
5. Headache attributed to infection
6. Headache attributed to disorder of homeoeostasis
7. Headache or facial pain attributed to disorder of cranium,
neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth,mouth, or other facial or
cranial structures.
8. Headache attributed to psychiatric disorder
9. Cranial Neuralgias and facial pains
10. Cranial neuralgias and central causes of facial pain
11. Other headache, cranial neuralgia central, or primary facial pain.
5


KLASIFIKASI NYERI
KEPALA PRIMER
1. Migren:
1.1. Migren tanpa aura
1.2. Migren dengan aura
1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering
menjadi prekursor migren
1.4. Migren Retinal
1.5. Komplikasi migren
1.6. Probable migren.

KLASIFIKASI NYERI
KEPALA PRIMER
2. Tension-type Headache:
2.1. Tension-type headache episodik yang
infrequent
2.2. Tension-type headache episodik yang
frequent
2.3. Tension-type headache kronik
2.4. Probable tension-type headache.

KLASIFIKASI NYERI
KEPALA PRIMER
3. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-
otonomik yang lainnya:
3.1. Nyeri kepala Klaster
3.2. Hemikrania paroksismal
3.3. Short-lasting unilateral neuralgi form
headache with conjunctival injection and
tearing
3.4. Probable sefalgia trigeminalotonomik.

KLASIFIKASI NYERI
KEPALA PRIMER
4. Nyeri kepala primer lainnya:
4.1.Pimary stabbing headache
4. 2. Primary cough headache
4.3. Primary exertional headache
4.4 Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas
4.5 Hypnic headache
4.6 Primary thunderclap headache
4.7 Hemikrania kontinua
4.8 New daily-persistent headache.
MIGRAINE
1. DEFINISI
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4 - 72 jam. Karekteristik nyeri kepala
unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan
diikuti dengan mual dan/atau fotofobia dan
fonofobia.
MIGRAINE
2. ETIOLOGI
Penyebab pasti migraine tidak diketahui, namun
70-80% penderita migraine memiliki anggota
keluarga dekat dengan riwayat migraine juga.
Risiko terkena migraine meningkat 4 kali lipat
pada anggota keluarga para penderita migraine
dengan aura.
1,3

A. Migraine Dengan
Aura
MIGRAINE
Gangguan pada fungsi
saraf, terutama visual,
diikuti oleh nyeri kepala
unilateral, mual, dan
kadang muntah,
manifestasi nyeri kepala
sekitar 5-20 menit.
3. KLASIFIKASI

B. Migraine Tanpa
Aura
Sakit kepalanya hampir sama
dengan migraine dengan aura.
Nyerinya pada salah satu
bagian sisi kepala dan bersifat
pulsatil dengan disertai mual,
fotofobia dan fonofobia. Nyeri
kepala berlangsung selama 4-
72 jam.
MIGRAINE
4. PATOFISIOLOGI
3,4

A. Teori Vaskular
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks
berperan dalam terjadinya migren dengan aura.
B. Teori Neurovaskular dan Neurokimia
Nervus trigeminus mengeluarkan CGRP (Calcitonin
Gene-related Peptide) dalam jumlah besar. Hal
inilah yang mengakibatkan vasodilatasi pembuluh
darah multipel, sehingga menimbulkan nyeri kepala.
MIGRAINE
C. Teori Cortical Spreading Depression ( CSD )
Aura terjadi karena terdapat eksitasi neuron di
substansia nigra yang menyebar dengan kecepatan
2-6 mm/menit, diikuti gelombang supresi neuron
dengan pola yang sama sehingga membentuk irama
vasodilatasi yang diikuti dengan vasokonstriksi.


MIGRAINE
5. MANIFESTASI KLINIS
2,3


MIGRAINE DENGAN
AURA
MIGRAINE TANPA
AURA
Sekitar 10-30 menit
sebelum sakit kepala
dimulai (suatu periode
yang disebut aura), gejala-
gejala depresi, mudah
tersinggung, gelisah, mual
atau hilangnya nafsu
makan, gejala tersebut
menghilang sesaat
sebelum sakit kepala
dimulai, tetapi kadang
timbul bersamaan.
Nyeri kepala berdenyut
di satu sisi dengan durasi
serangan selama 4 - 72
jam. Nyeri bertambah
berat dengan aktivitas
fisik dan diikuti dengan
nausea dan atau fotofobia
dan fonofobia.
MIGRAINE
6. DIAGNOSIS
A. Migraine Tanpa Aura
Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau
tidak berhasil diobati).
Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
- Lokasi unilateral
- Kualitas berdenyut
- Intensitas nyeri sedang atau berat
- Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita
menghindari aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
- Mual dan/atau muntah
- Fotofobia dan fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.

MIGRAINE
B. Migraine Dengan Aura
Aura tipikal terdiri dari gejala visual
dan/atau sensoris dan/atau berbahasa.
Yang berkembang secara bertahap,
durasi tidak lebih dari 1 jam,
bercampur gambaran positif dan negatif,
kemudian menghilang sempurna yang
memenuhi kriteria migraine tanpa aura.

MIGRAINE
7. TATALAKSANA
4,6,7

A. Terapi Abortif dilakukan antara lain dengan
pemberian farmasi sebagai berikut :
Almotriptan
Analgesik opioid seperti meperidin
Cafergot yaitu kombinasi antara
ergotamin tartat 1 mg dan kafein 100 mg.
Mencari tempat yang tenang dan gelap pada saat
serangan migraine terjadi karena fotofobia. Serangan
juga akan sangat berkurang jika pada saat serangan
penderita istirahat atau tidur.


MIGRAINE
B. Terapi Profilaktif
Pemakaian obat dimulai dengan dosis rendah
yang efektif dinaikkan pelan-pelan sampai dosis
efektif. Efek klinik tercapai setelah 2-3 bulan
pengobatan, pemberian edukasi supaya pasien
teratur memakai obat, diskusi rasional tentang
pengobatan, efek samping obat.
Pasien harus memperhatikan pencetus dari
serangan migraine yang dialami, seperti kurang
tidur, setelah memakan makanan tertentu
misalnya kopi, keju, coklat, MSG, akibat stress.
MIGRAINE
8. PROGNOSIS
Untuk banyak orang, migraine dapat remisi
dan menghilang secara utuh pada akhirnya,
terutama karena faktor penuaan/usia.
Penurunan kadar estrogen setelah menopause
bertanggungjawab atas remisi ini bagi
beberapa wanita.
TENSION HEADACHE
1. DEFINISI
Tension type headache merupakan suatu keadaan
yang melibatkan sensasi nyeri atau rasa tidak
nyaman didaerah kepala, kulit kepala atau leher
yang biasanya berhubungan dengan ketegangan
otot didaerah tersebut.
TENSION HEADACHE
TENSION HEADACHE
2. KLASIFIKASI
11

A. Tension Type Headache Episodik
Tension Type Headache Episodik diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu
11

1)Tension Type Headache Episodik Infrequent
2)Tension Type Headache Episodik Frequent.

1) Tension Type Headache
Episodik Infrequent
Kriteria Diagnosis
Nyeri kepala episodik yang
infrequent berlangsung
beberapa menit sampai
beberapa hari, nyeri
bilateral, rasa menekan
atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai
sedang. Nyeri tidak
bertambah pada aktifitas
fisik rutin, tidak
didapatkan mual, tetapi
bisa terdapat fotofobia atau
fonofobia.
Paling tidak terdapat 10
episode serangan dengan rata-
rata < 1 hari/bulan (< 12
hari/tahun).
Nyeri Kepala berlangsung dari
30 menit sampai 7 hari.
Nyeri kepala paling tidak
terdapat 2 gejala khas yaitu :
Lokasi bilateral
Menekan atau mengikat (tidak
berdenyut)
Intensitasnya ringan sampai
sedang
Tidak diperberat oleh aktifitas
rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
Tidak didapatkan :
Keluhan mual atau muntah
(bisa anoreksia)
Lebih dari satu keluhan :
fotofobia atau fonofobia.
TENSION HEADACHE
Tension Type Headache Episodik yang infrequent
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
11

A. Tension Type Headache Episodik Infrequent yang
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan
perikranial pada palpasi manual.
B. Tension Type Headache Episodik Infrequent yang
tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.



Tension Type Headache
Episodik Frequent
Nyeri kepala episodik
yang frequent
berlangsung beberapa
menit sampai beberapa
hari, nyeri bilateral, rasa
menekan atau mengikat
(tidak berdenyut),
intensitas ringan sampai
sedang, nyeri tidak
bertambah pada aktifitas
fisik rutin, tidak
didapatkan mual /
muntah, tetapi mungkin
terdapat fotofobia atau
fonofobia.
Kriteria Diagnosis
Paling tidak terdapat 10 episode
serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan.
Nyeri Kepala berlangsung dari 30
menit sampai 7 hari.
Nyeri kepala paling tidak terdapat 2
gejala khas yaitu :
Lokasi bilateral
Menekan atau mengikat (tidak
berdenyut)
Intensitasnya ringan sampai sedang
Tidak diperberat oleh aktifitas rutin
seperti berjalan atau naik tangga.
Tidak didapatkan :
Keluhan mual atau muntah (bisa
anoreksia)
Lebih dari satu keluhan (fotofobia
atau fonofobia).
TENSION HEADACHE
Tension Type Headache Episodik yang frequent
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
11

A. Tension Type Headache Episodik Frequent yang
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan
perikranial pada palpasi manual.
B. Tension Type Headache Episodik Frequent yang tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.
C. Tension Type Headache Kronik ( CTTH ).

TENSION HEADACHE
Deskripsi :
11

Nyeri kepala yang berasal dari Tension Type Headache
Episodik ( ETTH ) dengan serangan tiap hari atau
serangan episodik nyeri kepala lebih sering yang
berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari,
nyeri kepala bersifat bilateral, menekan atau mengikat (
tidak berdenyut ) dengan intensitas ringan sampai
sedang, dan nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik
rutin, kemungkinan terdapat mual fotofobia atau
fonofobia ringan.

Kriteria diagnostik :
10,11

Nyeri kepala timbul 15 hari/bulan, berlangsung > 6
bulan.
Nyeri Kepala berlangsung beberapa jam atau terus
menerus.
Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
Lokasi bilateral
Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
Intensitasnya ringan sampai sedang
Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan
atau naik tangga.
Tidak didapatkan :
Keluhan mual sedang atau berat, maupun muntah
Lebih dari satu keluhan : fotofobia, fonofobia, mual
yang ringan.

TENSION HEADACHE
Tension Type Headache Kronik ( CTTH )
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
11

Tension Type Headache Kronik yang berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan
perikranial pada palpasi manual.
Tension Type Headache Kronik yang tidak berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial.

3. PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis
10,11

Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Terapi Abortif
aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hari,
NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari, ketoprofen 25-50
mg/hari, tolfenamic 200-400 mg/hari, ibu profen
800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari).
Terapi Preventif
Amitriptilin ( dosis 10-50 mg sebelum tidur ) dan
nortriptilin ( dosis 25-75 mg sebelum tidur ) yang
merupakan antidepresan golongan trisiklik yang paling
sering dipakai. selain itu juga, selective serotonin
uptake inhibitor (SSRI) juga sering digunakan seperti
fluoksetin, paroksetin, sertralin.


Terapi Non Farmakologis
1)Kompres hangat atau dingin pada dahi
2)Mandi air hangat
3)Tidur dan istirahat.


CLUSTER HEADACHE
1. Definisi
Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik
yang terdiri dari serangan yang jelas dan berulang
dari suatu sakit periorbital unilateral yang
mendadak dan parah.
17
Cluster headache juga
dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu suatu
bentuk sakit kepala neurovascular. Serangan
biasanya parah, unilateral dan terletak di daerah
periorbital.
2. Etiologi
Beberapa pemicu cluster headache meliputi:
- Injeksi subkutan histamine
- Stres, alergi, perubahan musiman, atau nitrogliserin.
- Perokok berat.
- Gangguan dalam pola tidur normal.
- Keabnormalan kadar hormon tertentu.
- Alkohol
Faktor Resiko
1. Laki-laki.
2. Usia lebih dari 30 tahun
3. Vasodilator dengan jumlah kecil (misalnya,
alcohol).
4. Trauma kepala sebelumnya atau operasi.


3. Klasifikasi
Episodik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama
satu minggu sampai satu tahun diikuti oleh remisi tanpa
nyeri yang berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun sebelum berkembangnya periode cluster
selanjutnya.
Kronik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama
lebih dari satu tahun dengan tidak ada remisi atau dengan
periode tanpa nyeri berlangsung kurang dari dua minggu.

GEJALA KLINIS
Sakit (digambarkan sebagai sakit pedih dan berat )
Onset mendadak ( Puncaknya dalam 10-15 menit)
Unilateral wajah ( masih pada sisi yang sama selama periode cluster)
Durasi (10 menit sampai 3 jam per episode)
Karakter (membosankan dan sakit pedih, seolah-olah mata didorong keluar)
Distribusi (divisi pertama dan kedua dari saraf trigeminal, sekitar 18-20% pasien
mengeluh sakit di daerah ekstratrigeminal, misalnya, beelakang leher, di
ssepanjang arteri carotid)
Periodesitas (keteraturan sirkadian di 47%)
Remisi (panjang interval bebas gejala terjadi pada beberapa pasien. Rata-rata
selama 2 tahun tetapi berkisar antara 2 bulan sampai 20 tahun)
Lakrimasi (84-91%) atau injeksi konjungtiva.
Hidung tersumbat (48-75%) atau rinore.
Edema kelopak mata ipsilateral.
Miosis atau ptosis ipsilateral.
Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral (26%).
Letih/ lemas (90%).
PEMERIKSAAN FISIK
Parasimpatis overactivity.
Kelumpuhan ocular simpatis sindrom Horner ringan
(misalnya, ptosis, miosis, anhidrosis).
Bradikardia.
Pucat.
Sakit kulit kepala dan wajah.
Kelembutan krotid ipsilateral (pada beberapa pasien).
Pasien sering dalam kesulitan yang parah.
Pasien dapat menurunkan kepala dan menekan pada
daerah yang sakit, kadang-kadang menangis atau
menjerit.
Headache Description (All 4) Autonomic Symptoms (Any 2)
Severe headache
Unilateral
Duration of 15180 min
Orbital periorbital or temporal location
Rhinorrhea
Lacrimation
Facial sweating
Miosis
Eyelid edema
Conjunctival injection
Ptosis
* Tidak ada bukti dari gangguan sakit kepala sekunder. Sakit kepala cluster episodik terjadi
untuk <1 tahun dan sakit kepala kronis terjadi selama> 1 tahun.
16

IHS Criteria for the General Diagnosis of
Cluster Headache*
4. Penatalaksanaan
A. Pengobatan Simptomatik
1. Oksigen
2. Sumatriptan
Obat injeksi sumatriptan yang biasa digunakan untuk
mengobati migraine, juga efektif digunakan pada
cluster headache.
3. Ergotamin
Alkaloid ergot ini menyebabkan vasokontriksi pada
otot-otot polos di pembuluh darah otak. Tersedia
dalam bentuk injeksi dan inhaler
4. Obat - Obat Anestesi Lokal
Anestesi lokal menstabilkan membran saraf sehingga
sel saraf menjadi kurang permeabilitasnya terhadap
ion-ion. Hal ini mencegah pembentukan dan
penghantaran impuls saraf, sehingga menyebabkan
efek anestesi lokal.

Obat - Obat Profilaksis :
Anti Konvulsan
Mencegah cluster headache masih belum jelas,
mungkin bekerja dengan mengatur sensitisasi di
pusat nyeri.
Kortikosteroid
Obat-obat kortikosteroid sangat efektif
menghilangkan siklus cluster headache dan
mencegah rekurensi segera. Prednison dosis tinggi
diberikan selama beberapa hari selanjutnya
diturunkan perlahan.
5. PROGNOSIS
80 % pasien dengan cluster headache berulang
cenderung untuk mengalami serangan berulang.
Umumnya cluster headache menetap seumur hidup.
Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria
dengan riwayat cluster headache tipe episodik
mempunyai prognosa lebih buruk.

Cluster headache tingkat sedang sampai
berat
Profilaksis (jangka pendek)
Profilaksis (jangka
panjang dengan
Verapamil)
Alternative
profilaksis jangka
panjang (misalnya
lithium)

Rujuk
Pengobatan akut
dengan pemberian
sumatriptan secara
subkutan
Pengobatan akut
alternative lainnya
(semprotan hidung
triptan atau oksigen
Riwayat penyakit lengkap, tingkat pendidikan pasien dan keinginan untuk
sembuh.
Diagnosis banding
Mengukur keparahan penyakit
o Pengaruh terhadap aktivitas seharihari (kuisioner MIDAS atau HIT).
o Frekuensi dan durasi serangan.
o Tingat keparahan penyakit.
o Gejala diluar sakit kepala.
o Riwayat penyakit pasien dan preferensinya.
Profilaksis (jangka
panjang dengan
Verapamil)
Pengobatan akut
dengan pemberian
sumatriptan secara
subkutan

Nyeri kepala primer secara garis besar terdiri dari Migraine, tension
type headache dan cluster headache. Masing masing jenis nyeri
kepala ini memiliki karakteristik yang berbeda beda dan sifatnya
khas.
Migraine adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam. Karekteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut,
intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik
yang rutin dan diikuti dengan nausea dan/atau fotofobia dan fonofobia.
Tension type headache merupakan suatu keadaan yang melibatkan
sensasi nyeri atau rasa tidak nyaman didaerah kepala, kulit kepala atau
leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan otot didaerah
tersebut.
Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari
serangan yang jelas dan berulang dari suatu sakit periorbital unilateral
yang mendadak dan parah. Penatalaksanaan untuk nyeri kepala
berbeda beda terantung dari jenis nyeri kepala. Oleh karena itu perlu
untuk membedakan jenis dari nyeri kepala melalui anamnesis.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Adams and Victors Neurology.
2. Gilroy, J. Basic neurology. 3rd ed. Michigan: McGraw-Hill. 2000. p 123-126.
3. Srivasta S. Pathophysiology and treatment of migraine and related headache. [Internet]; 2014 October 5. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1144656-overview.
4. Katzung, Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition. Boston: McGraw Hill. 2007. p 289.
5. Chawla J. Migraine Headache: Differential Diagnoses & Workup. [Internet]; 2014 October 5. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1142556-
diagnosis.
6. CURRENT Diagnosis & Treatment in Family Medicine.
7. Brunton, LL. Goodman and Gilmans Pharmacology. Boston: McGraw-Hill. 2006.
8. Gladstein. Migraine headache-Prognosis. [Internet]; 2014 October 5. Available from: http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_migraines_000097_2.htm.
9. Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali. Konsensus Nasional penanganan Nyeri Kepala Di Indonesia. PERDOSSI.
10. Dewanto, George; W.J.Suwono; B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan Praktis Diagnosis Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
11. Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus Nasional II Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. PERDOSSI.
12. C. Finocchi, M. Del Sette, S. Angeli, et al. 2010. Neurology. Available from : URL : http://neurology.org. Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
13. Dr. Hasan Sjahrir Sp S. 2004. Mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek pengobatannya. Abailable from : URL :
http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 3457/1/neurologi-hasan.pdf. Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
14. K Sargeant, Lori. 2010. Cluster Headache. Available from : URL : http://emedicine. medscape.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
15. Kusumoputro, S., dkk, Nyeri Kepala Menahun. Universitas Indonesia Press. Jakarta
16. Martin V Elkind A. 2004. Diagnosis and classification of primary hadache disorders. In: Standards of care for headache diagnosis and treatment. National Headache
Foundation. Chicago (IL). P. 4-18
17. Mayo Clinic Staff. 2010. Cluster Headaches. Available from : URL : http://www.mayoclinic.com/health/cluster-headache/ DS00487. Diakses tanggal 5 Oktober 2014.
18. MIPCA. 2004. Cluster Headache Algorithm. Available from : URL : www.mipca.org.uk. Diakses tanggal 5 Oktober 2014.

You might also like