You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
GAMBARAN KEGIATAN PENEMUAN KASUS PNEUMONIA
PADA BALITA DI PUSKESMAS SE- KOTA SEMARANG
TAHUN 2011
Resti Paramita Handayani
Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Universitas Diponegoro
Semarang, Indonesia

ABSTRACK
Pneumonia is a lung infection and or characterized by cough, fever, rapid
breathing and chest pain. Insisden pneumonia in 2010 amounted to 4,01 and the
coverage of the discovery of cases of pneumonia toddler in 2010 was 40,11%.
The purpose of this study was to describe the activities pneumona case finding in
infants as Semarang City Health Center and describes the resources used in
these activities. This study used descriptive research. T The population in this
study was the officer holder P2 ISPA program with a total of 37 people. Data
analysis was performed with a frequency distribution table on each variabel
studied. Results showed coverage of the discovery of cases of pneumonia in a
city clinic semarang categorized 83.8% less, how the discovery of cases of
pneumonia in the city of Semarang 100% passive categorized, the method of
determining the case of 100% less categorized, all the officers have been doing
data processing and analysis data, as well as all the officers have done reporting
the percentage of 100%. ISPA P2 officer training status at a health center of
Semarang 100% categorized fairly, educational level 59.5% educated workers
S1, ability skills in data processing personnel categorized either 67.6%, 54.1%
state of knowledge workers categorized less, availability of measure breathing
73% categorized, availability of data processing facilities and transportation
facilities classified 100% there and fit for use and the availability of 100%
financing programs pneumonia categorized nothing.
Keywords : Case finding, Pneumonia
Bibliography: 43, 1982 2010
Pendahuluan

Proporsi pneumonia balita di


Indonesia dari pada tahun 2008

Pneumonia

balita

adalah

adalah 49,45%, tahun 2009 adalah

penyakit yang menyerang jaringan

49,23% dan tahun 2010 adalah

paru-paru dan atau ditandai dengan

39,38%

batuk dan kesulitan bernapas, yang

Indonesia.

biasa disebut sebagai napas cepat

Pneumonia

jumlah
Rata-rata

balita

di

insidens

pneumonia nasional dari tahun 2001

atau sesak napas pada anak usia


balita.

dari

sampai 2010 berada pada daerah

merupakan

kuning atau daerah yang memiliki

penyakit batuk pilek disertai napas

insidens rate antara 1-4 per 100.000

cepat.1
1

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
penduduk dan termasuk kategori

wilayah

sedang, hanya pada tahun 2001 dan

kriteria gejala klinis. Penderita yang

2004 pernah berada di kategori

dinyatakan

merah atau daerah yang memiliki

gejala

insidens rate lebih dari >4 per

konfirmasi laboratorium darah dan

100.000 penduduk dan termasuk

sputum dan hasil rotgen thorax. Data

kategori tinggi.

kerja

UPK

berdasarkan

positif

klinis

berdasarkan

kemudian

dilakukan

dari hasil konfirmasi laboratorium,

Insidens pneumonia di Jawa

rotgen dan pemeriksaan gejala klinis

Tengah dari tahun 2005 sampai

kemudian

2009 rata-rata berada pada daerah

kemudian dikirim untuk dilakukan

kuning (1-4 per 100.000 penduduk),

analisis dan pelaporan data. Analisis

hanya pada tahun 2009 tidak ada

data dilakukan berdasarkan kategori

kasus yang dilaporkan.3 Sedangkan

kelompok

untuk

mempermudah

kota

pneumonia

Semarang,
tahun

2009

yang

umur

untuk
pengambilan

kebijakan

dalam

sebesar 2,04 per 100.000 penduduk.

pengendalian

dan

Hal ini menurun dibandingkan tahun

pneumonia.

2010 yaitu sebesar 4,01 per 100.000

kemudian dilaporkan dalam bentuk

penduduk.

pada

insidens

dikumpulkan

Data

rangka
pencegahan

hasil

analisis

laporan mingguan ke pusat (Dinas

Penemuan

pneumonia

Kesehatan), serta dilakukan umpan

merupakan salah satu strategi dalam

balik dan penyebarluasan informasi

pengendalian

pneumonia.

kepada

pneumonia

website dan laporan hasil kegiatan

Penemuan

kasus

kasus

dilaksanakan

kasus

secara

diseluruh

berupa

buletin,

penemuan kasus.5

dilakukan secara aktif maupun pasif.


Penemuan

publik

pasif

Rata-rata cakupan pneumonia

Unit

di Kota Semarang pada tahun 2008

Pelayanan Kesehatan (UPK) yang

yaitu

ada dengan melihat data jumlah

40,35%

penderita yang datang untuk berobat

40,11%. Hal ini masih jauh dari

ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)

target nasional yaitu 60% dari 10%

tersebut. Penemuan kasus secara

jumlah

aktif dilaksanakan oleh petugas UPK

tersebut, kegiatan penemuan kasus

dengan

mendatangi

pasien

di

33,5%,
dan

balita.4

tahun

2009

yaitu

tahun

2010

yaitu

Berdasarkan

hal

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
mempengaruhi

hasil

cakupan

status

penemuan penderita pneumonia.

data)
kegiatan

kasus

pneumonia

Semarang

menggambarkan

pengolahan

dalam

kegiatan

pelaksanaan

penemuan

Pneumonia

pada balita di Puskesmas seKota

dan

keterampilan

1. Tujuan Umum

penemuan

tingkat

pengetahuan,

Tujuan penelitian ini adalah :

Menggambarkan

pelatihan,

di

kasus

Puskesmas

se- Kota Semarang

dan

f.

sumberdaya

Mendeskripsikan
yang

sarana

digunakan

(sarana

yang digunakan dalam kegiatan

pengolahan

tersebut.

transportasi dan alat ukur

2. Tujuan Khusus

sarana

napas) dalam pelaksanaan

a. Mendeskripsikan
penemuan

kegiatan

kasus

dan

data

kasus

pengumpulan

kegiatan

proses

data
di

kasus

di

Metode dan Subjek Penelitian

penemuan

penelitian Deskriptif, yaitu penelitian

kasus

Pneumonia
se-

di

yang menggambarkan pelaksanaan

Kota

kegiatan

Semarang.

pneumonia

d. Mendeskripsikan

proses

di

penemuan
pada

kasus
balita

di

Puskesmas se- Kota Semarang.

dari hasil

Sampel dalam penelitian ini adalah

kasus

sama dengan Total Sampling yaitu

Puskesmas

seluruh petugas pengelola program

penemuan

Pneumonia

Kota

Penelitian ini merupakan jenis

data

data

se-

proses

analisa

pelaporan

Puskesmas

Semarang

se- Kota Semarang.

Puskesmas

kegiatan

penemuan kasus Pneumonia

Puskesmas

c. Mendeskripsikan

Puskesmas

g. Mendeskripsikan
pembiayaan

b. Mendeskripsikan

Pneumonia

di

kasus

se- Kota Semarang.

Kota Semarang.

pengolahan

penemuan

Pneumonia

pneumonia di Puskesmas se-

kegiatan

data,

se- Kota Semarang.

P2

e. Mendeskripsikan karakteristik

ISPA

atau

tim

surveilans

epidemilogi penyakit Pneumonia di

petugas (tingkat pendidikan,

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Puskesmas se-Kota Semarang yang

dalam

berjumlah 37 orang.

penemuan kasus. Hal ini juga

Data

hasil

pencatatan

wawancara

dokumen

dan

melakukan

kegiatan

disebabkan kurangnya tenaga

dianalisis

kesehatan

yang

ada

di

secara deskriptif untuk mendapatkan

puskesmas

gambaran

keadaan

mengakibatkan petugas harus

sebenarnya, kemudian dibandingkan

merangkap pekerjaan pekerjaan

dengan keadaan yang seharusnya.6

lain

suatu

Analisa

data

kuantitatif

frekuensi

pada

sehingga

menghambat

kegiatan penemuan kasus.

dilakukan dengan membuat table


distribusi

sehingga

Penelitian

setiap

ini

sejalan

dengan penelitian sebelumnya

variabel yang diteliti. Analisis ini

yang

bertujuan untuk melihat karakteristik

rendahnya cakupan penemuan

masing-masing

kasus pneumonia disebabkan

variabel

dengan

melihat persentasenya.

menyatakan

bahwa

oleh beberapa faktor antara lain


yaitu

faktor

jumlah

kesehatan,

tenaga

pengetahuan

petugas, keterampilan petugas


Hasil dan Pembahasan
A. Cakupan

dan

Penemuan

B. Kegiatan

Kota Semarang
penelitian

yang

cukup

sebesar

16,2%

yang

memiliki

puskesmas

kurang

sebesar

Cakupan

penemuan

Cakupan penemuan kasus

memiliki

puskesmas

cakupan

Kasus

Kota Semarang

ini

cakupan

sedangkan

Penemuan

Pneumonia di Puskesmas se-

didapatkan Puskesmas se- Kota


Semarang

sarana

pendukung.7

Kasus

Pneumonia di Puskesmas se-

Pada

ketersediaann

dinilai

yang

berdasarkan

penemuan

kasus

cara

dan

cara

penentuan kasus. Berdasarkan


hasil

yang

semua

83,8%.

penelitian

puskesmas

Semarang

kasus

menunjukkan
di

Kota

melaksanakan

penemuan kasus secara pasif,

rendah disebabkan oleh kinerja

yaitu

petugas yang kurang maksimal

penemuan

melaksanakan
kasus

kegiatan
dengan

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
melihat

dan

mengumpulkan

berhubungan

data penderita yang bersumber


dari seluruh

Unit

pneumonia balita.

Pelayanan

Cara

Kesehatan (UPK) yang ada.


Data

yang

dengan

penentuan

kasus

pneumonia balita di Puskesmas

dikumpulkan

wilayah

Kota

Semarang

oleh semua petugas P2 ISPA

dilakukan dengan pemeriksaan

bersumber dari Pokesdes atau

gejala klinis tanpa diikuti dengan

Posyandu

pemeriksaan

sendiri.

dan

Puskesmas

Sedangkan

rotgen.

yang

Pemeriksaan gejala klinis yaitu

Puskesmas

dengan melihat tarikan dinding

Pembantu hanya 51,4%, hal ini

dada bagian bawah dan jumlah

dikarenakan

tarikan napas.

bersumber

dari

tidak

Puskesmas

semua

C. Kegiatan

memiliki

Hasil

Puskesmas Pembantu.
Dalam

bekerja

di UPK

Penemuan

Pneuomonia

pelaksanaan

di

Data
Kasus

Puskesmas

se- Kota Semarang

penemuan kasus di UPK, bidan


yang

Pengolahan

lebih

Pada penelitian ini semua

banyak berperan, hal ini dapat

petugas

dilihat dari persentase dari hasil

Puskesmas se- Kota Semarang

penelitian

sebesar

telah

81,1%, yang kemudian diikuti

data.

oleh peran perawat sebesar

dilakukan

54,1%.

sekali.

ini

yaitu

Pada hasil penelitian ini,

P2

ISPA

melakukan

di

37

pengolahan

Pengolahan
setiap

data

satu

Pengolahan

puskesmas

bulan

data

sebagian

di

besar

jenis data yang dikumpulkan

dilakukan oleh petugas P2 ISPA

dari UPK kepada petugas P2

sendiri yaitu sebesar 81,1%.

ISPA

Namun,

semuanya

merupakan

ada

beberapa

hasil pemeriksaan gejala klinis

Puskesmas

dan data demografi pasien. UPK

mempekerjakan petugas khusus

tidak

untuk pengolahan data.

mengumpulkan

hasil

(18,9%)

rotgen, data pemakaian vaksin,

Pengolahan dilakukan dengan

data penggunaan antivirus serta

cara

data

sumber

faktor

resiko

yang

rekapitulasi
data

data
dan

dari
sudah

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
mengelompokkan data menurut

Beban kerja petugas yaitu

variabel orang. Namun petugas

merangkap

belum melakukan pengolahan

dapat

data

variabel

melakukan

Hal

Kurangnya petugas kesehatan

berdasarkan

tempat

dan

waktu.

dikarenakan

ini

adanya

di

menghambat

alasan

hanya

pekerjaan

variabel

lain
untuk

penemuan

puskesmas

pemahaman pengolahan data


berdasarkan

pekerjaaan

kasus.

merupakan

petugas

mendapat

rangkap.

Dalam

orang dan tidak memerlukan

melaksanakan

pengolahan data berdasarkan

pegawai akan merasa ringan

variabel tempat maupun waktu.

apabila

dapat

Pada

dengan

orang

penelitian

ini

data

tugasnya

berbagi
lain

kerja

tentang

disajikan hanya dalam bentuk

pekerjaan

grafik tahunan, tabel bulanan

tanggung jawabnya, tetapi akan

dan IR serta CFR. Hal ini

menjadi

dikarenakan

dibebani

petugas

merangkap

pekerjaan

lain

yang

berat

menjadi

apabila

tanggung

telah
jawab

pekerjaan yang lebih dari satu

sehingga tidak ada waktu untuk

pekerjaan

membuatnya.

Permasalahan

D. Kegiatan Analisis Data Hasil

(tugas

rangkap).

yang

akan

dihadapi bahwa pekerjaan yang

Penemuan Kasus Pneumonia

dipikulnya

di

beban tanggung jawabnya.8

Puskesmas

se-

Kota

Semarang

akan

E. Kegiatan

Pelaporan

semua Puskesmas di wilayah

di

Kota Semarang tidak melakukan

Semarang

analisa data. Hal ini dikarenakan


kerja

pemahaman

petugas
bahwa

Hasil

Penemuan Kasus Pneumonia

Berdasarkan penelitian ini,

beban

menambah

Puskesmas

se-

Kota

Berdasarkan penelitian ini,

dan

semua

petugas

P2

ISPA

kegiatan

Puskesmas se- Kota Semarang

penemuan kasus hanya sebagai

telah melakukan pelaporan data

kegiatan

hasil

pencatatan

dan

penemuan

pelaporan dalam pengumpulan

pneumonia.

data.

dilakukan

kasus
Pelaporan

agar

data

yang

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
didapatkan bisa dimanfaatkan

penyuluhan

sebagaimana

maupun

hasil

mestinya.

pelaporan

digunakan

untk

Data

selanjutnya

baik

langsung

melalui

perantara

(kader kesehatan dan bidan

perencanaan

desa).

khusus

dan

untuk tingkat puskesmas sendiri

program pelaksanaannya, untuk

yaitu melalui pertemuan rutin

kegiatan tindak lanjut, untuk

yang disampaikan secara lisan

melakukan

oleh petugas P2 ISPA dan

penanggulangan

koreksi

perbaikan-perbaikan

dan
program

Sedangkan

pelaporan

laporan tertulis setiap bulannya.


F.

dan pelaksanaan program, serta

Sumber Daya Dalam Kegiatan

untuk kepentingan evaluasi atau

Penemuan Kasus Pneumonia

hasil kegiatan.

di

Bentuk
harus

pelaporan

dilakukan

pedoman
Kesehatan

se-

Kota

Semarang

yang

berdasarkan

1. Pendidikan

Departemen

Berdasarkan hasil penelitian

laporan

dapat diketahui bahwa dari

bulanan , PWS dan laporan care

seluruh petugas P2 ISPA di

seeking.

adalah

Puskesmas

Namun

pada

Puskesmas

se-

Kota

penelitian ini, semua petugas

Semarang

puskesmas hanya melaporkan

berpendidikan

laporan bulanan saja. Laporan

yang

bulanan menggunakan blanko

keperawatan, S1 kebidanan

pelaporan yang terdiri dari jenis

dan

penyakit pneumonia dan jumlah

masyarakat

penderita berdasarkan umur.

berpendidikan D3 terdiri atas

Pelaporan dilakukan setiap

D3

terdiri

S1

59,5%
strata

satu

atas

S1

kesehatan
serta

kebidanan,

bulan dan penerima laporan

keperawatan

adalah Dinas Kesehatan Kota

kesehatan lingkungan.

Semarang

yang

kemudian

dan

40,4%

D3
D3

2. Pelatihan

dilanjutkan ke Dinas Kesehatan

Dari penelitian ini diketahui

Provinsi. Sebagian puskesmas

bahwa semua Puskesmas

telah

pemberian

mempunyai tenaga terlatih

informasi ke masyarakat melalui

yang cukup (100%), namun

melakukan

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
cakupan

penemuan

sebesar

67,6%

penderita di puskesmas se-

dikategorikan

Kota

32,4% dikategorikan kurang.

Semarang

belum

baik

dan

sesuai dengan target yang

Petugas

sebagian

besar

telah

mampu

membuat

tabel

ditetapakan.

Ada

kemungkinan pelatihan yang

kasus

pernah

secara

diikuti

tidak

menambah

ilmu

pengetahuan

dan

manual

komputer.

petugas

grafik

trend

maupun

Petugas

juga

sudah mampu membuat IR

sehingga tidak berdampak

dan

pada

petugas.

keterampilan petugas yang

program

baik

kinerja

Penyelenggaraan
pelatihan

yang

komprehensif

sangat

tidak

Namun,

diikuti dengan

peningkatan kinerja petugas

sekalipun

dalam pengolahan data.

belum menjamin bahwa para


pegawai

CFR.

5. Alat ukur napas

dapat

Sarana

alat

ukur

melaksanakan tugas dengan

pernapasan merupakan alat

memuaskan.

bantu

3. Pengetahuan

dari

hitung
hasil

Berdasarkan penelitian ini

menunjukkan

dapat

puskesmas

diketahui

sebagian
pengetahuan

bahwa
besar

petugas

pernapasan,
penelitian

ini
73%

memiliki

alat

ukur napas lebih dari tiga

P2

buah dan dalam kondisi baik

ISPA di Puskesmas se- Kota

serta

Semarang

Sebagian besar alat ukur

dikategorikan

layak

kurang sebesar 54,1% dan

napas

dikategorikan baik

terdapat di BP Umum dan

4. Keterampilan

pengolahan

di

digunakan.

Puskesmas

BP KIA, dimana masing-

data

masing berjumlah lebih dari

Berdasarkan penelitian ini

satu alat ukur napas.

diketahui
keterampilan

bahwa

6. Ketersedian

pengolahan

pengolahan data

data oleh petugas P2 ISPA

sarana

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan penelitian ini

untuk

diketahui

P2

ISPA

secara

keseluruhan

saja.

puskesmas memiliki sarana

Dana

digunakan

pengolahan

pembelian

bahwa

kategori

data

37

dalam

baik

(100%).

program

untuk

keperluan

dan

perbaikan sarana di dalam

Semua

puskesmas

telah

gedung.

memiliki

komputer

untuk

tidak

Sehingga

dana

teralokasi

kepada

mengolah data, blanko untuk

kegiatan penemuan kasus

pelaporan dan buku register

yang mengakibatkan kurang

penderita.

maksimalnya

7. Ketersediaan

sarana

kegiatan

penemuan kasus pneumonia

transportasi

dan

Berdasarakan penelitian ini

kasus

diketahui

mencapai target yang telah

bahwa

semua

puskesmas

telah

penemuan

tidak

pernah

ditetapkan.
Kesimpulan

mempunyai alat transportasi


berupa

cakupan

mobil puskesmas.

1. Cakupan penemuan kasus

Jumlah mobil puskesmas di

pneumonia oleh petugas P2

setiap puskesmas sebagain

ISPA di puskesmas se- Kota

besar

mempunyai

Semarang

mobil.

Mobil

satu

puskesmas

83,8%

hasil

cakupan kurang dari 60%

digunakan dalam penemuan

dari 10% jumlah balita.

kasus dan saat ada kegiatan

2. Cara

puskesmas keliling.

penemuan

kasus

pneumonia oleh petugas P2

8. Pembiayaan

ISPA di puskesmas se- Kota

Berdasarkan penelitian ini

Semarang 100% melakukan

diketahui

penemuan

bahwa

semua

puskesmas
mempunyai
khusus

alokasi

untuk

pasif. Cara penentuan kasus

dana

yang

kegiatan

dilakukan

dengan
pemeriksaan

Puskesmas

tanpa

hanya
alokasi

secara

tidak

pencarian kasus pneumonia.

mempunyai

kasus

dana

petugas
melakukan

gejala

dilakukan

pemeriksaan rotgen.

klinis

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
3. Semua petugas P2 ISPA di
puskesmas

se-

persenatase

Kota

pelaporan

100%.

Jenis

yang

dilakukan

laporan

bulanan

Semarang telah melakukan

adalah

pengolahan data dari hasil

tanpa

penemuan kasus pneumonia

PWS dan Seeking Care.

dengan persentase 100%.

Pelaporan ditujukan kepada

Pengolahan data dilakukan

Dinas

berdasarkan

Semarang

karakteristik

orang (100%). Pengolahan

adanya

pelaporan

Kesehatan

Kota

(100%)

dan

masyarakat (24,3%)

data disajikan dalam bentuk

6. Tingkat

pendidikan

tabel (100%), grafik (100%),

petugas

IR (100%) dan CFR (100%).

puskesmas

Pada

Semarang sebagian besar

pengolahan

data

P2

pada

ISPA
se-

Kota

sebesar 81,1% tidak ada

berpendidikan

keterlibatan petugas lain.

persentase 59,5% dan D3

4. Semua petugas P2 ISPA di


puskesmas

se-

S1

di

dengan

sebesar 40,5%.

Kota

7. Status pelatihan petugas P2

Semarang tidak melakukan

ISPA di puskesmas se- Kota

analisa

Semarang

dari

pengolahan

hasil

data

pneumonia

kasus

100%

dikategorikan

cukup.

dengan

Petugas telah mengikuti dua

persentase 100%. Hal ini

kali pelatihan yaitu pelatihan

dikarenakan

Tatalaksana

petugas

merangkap pekerjaan lain

pelatihan

dan

Program

adanya

pemahaman

ISPA

dan

Manajemen
P2

ISPA

yang

bahwa kegiatan penemuan

diselenggarakan oleh Dinas

kasus

Kesehatan Kota Semarang.

hanya

kegiatan

sebagai

pencatatan

dan

8. Kemampuan

pelaporan.

pengolahan data petugas P2

5. Semua petugas P2 ISPA di


puskesmas

se-

Kota

Semarang telah melakukan


pelaporan

keterampilan

ISPA

di puskesmas se-

Kota

Semarang

dikategorikan baik.

dengan

10

67,6%

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
9. Status pengetahuan petugas

Dari

hasil

penelitian

P2 ISPA di puskesmas se-

dilakukan

Kota

ISPA di puskesmas se- Kota

Semarang

54,1%

dikategorikan kurang.
10. Ketersediaan

pada

yang

petugas

P2

Semarang, maka ada beberapa

alat

ukur

saran yang dapat disampaikan :

napas di puskesmas seKota

Semarang

73%

dikategorikan ada yaitu alat


ukur napas lebih dari tiga

1. Bagi Dinas Kesehatan

buah dan dalam keadaan

a. Menyediakan

bisa untuk digunakan.


11. Ketersediaan

dan
sarana

pengolahan

data

puskesmas
Semarang

Kota

ada

program

b. Melakukan

yaitu,

komputer untuk mengolah

pelatihan.

untuk

telah

mengikuti

2. Bagi Puskesmas

pelaporan dan buku register

a. Mendeteksi dini kasus

penderita.

pneumonia

12. Ketersediaan
transportasi
puskesmas

penyegaran

kembali pada petugas


yang

blanko

di

Puskesmas.

Puskesmas telah memiliki

data,

sarana

pencarian

di

dan pasif.

data
se-

Semarang

biaya

pneumonia

100%

dikategorikan

anggaran

untuk

di

se-

sarana

Kota

dengan
kasus

aktif

b. Melatih kader kesehatan,

100%

desa

dan

posyandu

dikategorikan ada dan layak

dalam mengenal tanda-

untuk digunakan.

tanda

13. Ketersedian
program
puskesmas
Semarang

pembiayaan
pneumonia
se-

pneumonia,

pemberitahuan

di

dan

upaya pencegahannya.

Kota

c. Melakukan

100%

kerja

dikategorikan tidak ada.

untuk

Saran

pengaturan

secara

merata

menghindari

perangkapan tugas yang

11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 423 - 434
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
banyak

bagi

Cakupan Penemuan Penderita

seorang

petugas.

Pneumonia Balita di Provinsi

DAFTAR PUSTAKA

Sumatera Selatan. Tesis, Pasca

1.

David,

Rubenstein,

dkk.

FKM UI, 2002.

Kedokteran Klinis edisi VI. PT


Gelora

Aksara

10. Umar,

3.

4.

6.

Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kemenkes RI. Profil Kesehatan

Kesehatan.

Indonesia. 2010.

Yogyakarta, 2003.

Dinkes

Kota
P2P.

Faktor Yang Berakaitan Dengan


Pelaksanaan

WHO. WHO Regional Office for

Surveilans

Europe Guidance for Sentinel

Penyakit

Influenza

Tingkat

Surveillance

in

Kegiatan
Epidemiologi

Demam

Kabupaten

Sugiyono.

UNDIP, 2000.

untuk

13. Rosidah,

Berdarah

Puskesmas

Humans. Copenhagen, 2011.


Statistika

Offset,

12. Sumarsono, Purwadi. Beberapa

Semarang.
Semarang

Adi

Dinkes Kota Semarang, 2010.

Wonogiri.

dkk.

di
FKM

Manajemen

Bandung, 2007.

Sumber Daya Manusia. Graha

Warsihayati, Rita. Faktor-faktor

Ilmu, Yogyakarta, 2003.

Berhubungan

Cakupan

Dengan

Penemuan

14. Kemenkes

RI.

Pedoman

Kasus

Tatalaksana Pneumonia Balita.

Pneumonia Pada Puskesmas di

Dijen PP dan PL, Jakarta, 2010.

Kabupaten Bekasi. Tesis, Pasca


FKM UI, 2002.
Mangkunegara

AP.

Evaluasi

Kinerja Sumber Daya Manusia.


Refika Aditama, Bandung, 2009.
9.

Pendidikan

Epidemiologi Volume III. 2010.

Yang

8.

Gramedia

11. Notoatmodjo.

penelitian. Alfabeta Bandung,

7.

PT

Kinerja

Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

Kemenkes RI. Buletin Jendela

Laporan

5.

Evaluasi

Perusahaan.

Pratama,

Jakarta, 2007.
2.

H.

Matdani,

Nurcik.

Profesionalisme
ISPA

Hubungan

Petugas

Puskesmas

P2

Dengan

12

You might also like