You are on page 1of 11

Jurnal Zaitun

Universitas Muhammadiyah Gorontalo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BOLANGITANG
Sabirin B. Syukur1, Abdul Wahab Pakaya2

*Email : sabi_syukur@rocketmail.com
1)
Staf Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2)
Staf Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

ABSTRAK

The proportion of patients with smear-positive pulmonary TB in 2012 that 141 people (1:56%) of the
total population were found smear-positive and amounted to 130 people (1.44%) of the total
population. From the data Bolangitang Health Center in 2012 it is known that there is a population of
9,027 souls 189 (2.09%) were estimated economic suspected pulmonary TB and the suspected when
examined totaled 180 people (1.99%). While in 2013 the number of TB patients increased again that
157 people (1:59%) of the total population. Formulation of the problem ie what are the factors
associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in Puskesmas Bolangitang Mongondow
Bolaang North In 2013?. The purpose of the study to determine the factors associated with the
incidence of pulmonary tuberculosis in Puskesmas Bolangitang Bolaang North Mongondow.
The research design used in this study is the design of the study is descriptive and analytical research
methods research is conducted with the main objective to create a picture / relationship about a
situation objectively. The survey results revealed that the value of alpha chi square 38.000 with α =
0.000> 0.05 means that there is a relationship between age and the incidence of pulmonary
tuberculosis. Chi-square value of 18,661 with a significant level of α = 0.000> 0.05 means that there is
a relationship between poverty and the incidence of pulmonary tuberculosis. Chi-square value of
16,765 with a significant level of α = 0.000> 0.05 means that there is a relationship between poverty
and the incidence of pulmonary tuberculosis.
Based on the results of research and discussion, it can be concluded that age, poverty and the
environment associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in Puskesmas Bolangitang
Bolaang North Mongondow.

Keywords: Age, Poverty, Environment, pulmonary TB


Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

PENDAHULUAN
Penyakit Tuberkulosis paru masih memperkirakan bahwa di Indonesia
merupakan masalah kesehatan setiap tahun terjadi 583.000 kasus
masyarakat dunia. Penyakit untuk semua jenis TBC dan 282.000
tuberkulosis paru banyak menyerang kasus baru dengan BTA (+).
usia kerja produktif, kebanyakan dari Prevalensi kasus TBCC-Paru BTA (+)
kelompok sosial ekonomi rendah dan diperkirakan 715.000 dengan kematian
berpendidikan rendah. Meningkatnya sekitar 140.000 atau secara kasar
kasus HIV/AIDS yang menurunkan diperkirakan setiap 100.000 penduduk
daya tubuh juga menyebabkan Indonesia terdapat 130 penderita TBC-
meningkatnya kembali penyakit TBC Paru baru dengan BTA (+) dan
di negara-negara yang sudah berhasil menyerang sebagian besar usia
mengendalikan penyakit. Banyak produktif, kelompok ekonomi lemah
penderita yang tidak berhasil dan berpendidikan rendah (Depkes
disembuhkan, penderita dengan basil 2012).
tahan asam (BTA) positif berisiko Dalam upaya penanggulangan TBC di
menularkan penyakit pada orang Indonesia telah ditetapkan tujuan
lainnya. Tahun 2003, WHO program pemberantasan yang meliputi
mencanangkan kedaruratan global tujuan jangka panjang yaitu
penyakit TBC. Diperkirakan setiap menurunkan angka kesakitan,
tahun ada 9 juta penderita TBC baru kematian dan penularan TBC dengan
dengan kematian 3 juta orang. 95% cara memutuskan rantai penularan
penderita TBC berada di negara sehingga penyakit TBC tidak lagi
berkembang dan beban terbesar menjadi masalah kesehatan masyarakat
terutama adalah di Asia Tenggara. Di di Indonesia, dan tujuan jangka pendek
negara-negara berkembang kematian yaitu menyembuhkan minimal 85%
ini merupakan 25% dari kematian penderita baru BTA (+) yang
penyakit yang sebenarnya dapat ditemukan, tercapinya cakupan
diadakan pencegahan (Depkes, 2010). penemuan penderita secara bertahap
Indonesia merupakan negara terpadat sampai dengan tahun 2007, 70%
nomor 4 di dunia dengan jumlah mencegah timbulnya resistensi obat
penduduk 255 juta pada tahun 2012, TBC di masyarakat (Depkes, 1999).
penyakit TBC menduduki tempat ke 3 Dari hasil prasurvey yang dilakukan
terbesar didunia setelah China dan peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten
India (Depkes 2012). Dari hasil survey Bolaang Mongondow Utara diketahui
kesehatan rumah tangga , penyakit bahwa pada tahun 2012 jumlah
TBC merupakan penyebab kematian penderita TBC yakni 122 jiwa (1.32%)
nomor tiga terbesar setelah penyakit dari jumlah penduduk dan yang
Kardiovasculer dan penyakit saluran ditemukan BTA positif berjumlah 98
pernapasan atas (ISPA) pada semua jiwa (1,03%) dari jumlah penduduk.
golongan umur dan penyebab penyakit Pada tahun 2013, penyakit TB Paru
nomor satu pada kelompok penyakit berada pada rangking 3 (tiga) dari 10
infeksi (Depkes 2012). WHO (sepuluh) penyakit yang paling banyak
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

penderitanya. Proporsi penderita TB epidemiologik yang dikerjakan di


Paru BTA Positif tahun 2012 yakni bidang kesehatan dan kedokteran
141 jiwa (1.56%) dari jumlah (Sumantri, 2011).
penduduk dan yang ditemukan BTA Populasi danSampel
Positif berjumlah 130 jiwa (1,44%) Populasi adalah keseluruha unit
dari jumlah penduduk. Dari data analisis yang karakteristiknya akan
Puskesmas Bolangitang tahun 2012 diduga (Hastono dan Sabri, 2006:177).
diketahui bahwa dari 9.027 jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk terdapat 189 jiwa (2,09%) penderita TB paru di wilayah kerja
yang terestimasi suspek TB paru dan Puskesmas Bolangitang Kabupaten
yang suspek saat diperiksa berjumlah Bolaang Mongondow Utara yang
180 jiwa (1,99%). Sedangkan pada berjumlah 180 orang. Sampel dalam
tahun 2014 jumlah penderita TBC penelitian ini adalah bagian dari
meningkat lagi yakni 157 jiwa (1.59%) populasi yang diambil dengan cara
dari jumlah penduduk. persentase. Menurut Arikunto (2003)
bahwa jika populasi lebih dari 100
METODOLOGI PENELITIAN maka dapat diambil 5%, 10% dan 20%
Tempat dan Waktu Penelitian dari jumlah populasi. Dalam penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah ini sampel diambil sebesar 21% dari
kerja Puskesmas Bolangitang jumlah populasi sebagai berikut.
Kabupaten Bolaang Mongondow Populasi = 180 orang
Utara. Proses pengumpulan data awal Persentase = 21%
hingga penyusunan skripsi dalam Sampel = 180 orang x 21% = 37.8 =
penelitian ini membutuhkan waktu 38 (dibulatkan)
selama 4 (empat) bulan yakni sejak Jadi sampel dalam penelitian ini
bulan Oktober 2015 sampai Januari berjumlah 38 orang
2016. Analisa Univariat
Desain Penelitian Teknik analisis data yang digunakan
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis
adalah penelitian deskriptif analitik univariat dengan cara dipersentasekan.
yaitu metode penelitian yang Analisa univariat digunakan untuk
dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui persentase identitas
membuat gambaran/hubungan tentang responden ditinjau dari jenis kelamin,
suatu keadaan secara objektif. Peneliti usia dan pendidikan, persentase data
mencoba mencari hubungan antar responden seperti status gizi,
variabel independen dan dependen, pengetahuan dan kepadatan hunian
kemudian melakukan analisis terhadap rumah. Setelah didapat hasil persentase
data yang terkumpul untuk mencari kemudian hasil persentase dimasukkan
hubungan antar variabel disebut dalam tabel tabulasi data.
dengan penelitian analitik. Rancangan Analisis Bivariat
penelitian analitik yang digunakan Melihat adanya pengaruh variabel,
adalah rancangan penelitia cross yaitu dengan menggunakan analisis
sectional yakni penelitian bivariate, untuk mengetahui faktor-
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

faktor yang berhubungan dengan sedikit berpendidikan sampai


kejadian TBC paru di Wilayah Kerja Perguruan Tinggi yang berjumlah 1
Puskesmas Bolangitang Kabupaten orang (3%).
Bolaang Mongondow Utara Tahun
2013 dengan menggunakan uji Chi- 2. Analisis Univariat
Square Data univariat dalam penelitian ini
adalah variabel penelitian yang
HASIL PENELITIAN meliputi umur, kemiskinan,
1. Karateristik Responden lingkungan dan TB Paru. Data
univariat akan digambarkan dalam
Tabel 1. bentuk tabel yang dapat dilihat di
Distribusi Responden Menurut Jenis bawah ini.
Kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Bolangitang
Jenis Kelamin N %
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 38
responden menurut jenis kelamin, yang Laki-laki 25 66,0
Perempuan 13 34,0

Tabel 3
Analisa Data Univariat

tertinggi adalah jenis kelamin laki-laki


sebanyak 25 orang (66%) dan yang
terendah adalah jenis

Tabel 2.
Distribusi Responden Menurut Sumber : Data Primer 2016
Pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Bolangitang a. TB Paru
Sumber : Data Primer 2016 Mencermati data pada tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa dari 38
Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas responden paling banyak
dapat dijelaskan bahwa dari 38 mengalami TB paru + yakni
responden paling banyak berjumlah 28 orang (74%)
berpendidikan SMP yakni berjumlah
18 orang (47%) sedangkan paling
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

sedangkan yang mengidap TB paru a. Analisa hubungan umur dengan


– berjumlah 10 orang (26%). kejadian TB di wilayah kerja
b. Umur Puskesmas Bolangitang
Berdasarkan tabel data univariat Tabel 4
menunjukkan bahwa dari 38 Hubungan Umur dengan TB Paru
responden sebagian besar berumur
produktif < 55 tahun yakni
berjumlah 28 orang (74%)
sedangkan yang berusia >55 tahun
berjumlah 10 orang (26%).
c. Kemiskinan
Sehubungan dengan data pada
tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 38 responden yang
paling banyak adalah prasejahtera
yang berjumlah 22 orang (58%)
dan responden dengan tingkat
sejahtera 1 berjumlah 16 orang Sumber : Data Primer 2016
(42%).
d. Lingkungan Sehubungan dengan data pada tabel di
Mencermati data pada tabel di atas atas dapat dijelaskan bahwa dari 38
dapat dijelaskan bahwa dari 38 responden paling banyak berumur
responden paling banyak produktif dan mengalami TB paru +
mengalami TB paru + yakni yakni berjumlah 28 orang. Dari hasil
berjumlah 28 orang (74%) analisa diperoleh nilai chi square
sedangkan yang mengidap TB paru 38.000 dengan alpha α = 0.000 <0.05
– berjumlah 10 orang (26%). artinya bahwa terdapat hubungan
antara umur dengan kejadian TB paru.
3. Analisis Bivariat Sehingga tolak H0 dan menerima H1
Data bivariat dilakukan untuk yakni terdapat hubungan antara umur
menganalisis hubungan dua dengan kejadian TB Paru di wilayah
variabel. Dalam penelitian ini akan kerja Puskesmas Bolangitang
dianalisa hubungan antara umur,
kemiskinan dan lingkungan dengan b. Analisa hubungan kemiskinan
TB Paru. Penelitian uji bivariat dengan kejadian TB di wilayah
diukur dengan menggunakan uji kerja Puskesmas Bolangitang
chi-square dengan tingkat Tabel 5
kemaknaan 5%. Berikut adalah Hubungan Kemisikinan dengan TB
hasil analisa bivariat antara Paru
variabel penelitian.
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Sumber : Data Primer 2016


Sumber : Data Primer 2016
Dapat dijelaskan bahwa dari 38
responden paling banyak adalah Mencermati data pada tabel 6
responden dengan tingkat kemiskinan diketahui bahwa dari 38 responden
prasejahtera 1 dan mengalami TB paru paling banyak adalah responden yang
+ yang berjumlah 22 orang. Dari hasil tinggal di lingkungan kotor dan
analisa statistik didapatkan nilai chi mengalami TB paru + yang berjumlah
square sebesar 18.661 dengan tingkat 21 orang. Dari hasil analisa statistik
signifikan α = 0.000 < 0.05 artinya didapatkan nilai chi square sebesar
bahwa terdapat hubungan antara pra 16.765 dengan tingkat signifikan α =
sejahtera 1 dengan kejadian TB paru. 0.000 < 0.05 artinya bahwa terdapat
Sehingga tolak H0 dan menerima H1 hubungan antara lingkungan dengan
yakni terdapat hubungan antara kejadian TB paru. Sehingga tolak H0
kemiskinan dengan kejadian TB Paru dan menerima H1 yakni terdapat
di wilayah kerja Puskesmas hubungan antara lingkungan dengan
Bolangitang kejadian TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Bolangitang
c. Analisa hubungan lingkungan
dengan kejadian TB di wilayah
kerja Puskesmas Bolangitang PEMBAHASAN
Kabupaten Bolaang Mongodow Hubungan umur dengan kejadian TB
Utara tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas
Bolangitang Kabupaten Bolaang
Tabel 4.6 Mongodow Utara tahun 2014.
Hubungan Lingkungan dengan Berdasarkan tabel data univariat
TB Paru menunjukkan bahwa dari 38 responden
sebagian besar berumur produktif < 55
tahun yakni berjumlah 28 orang (74%)
sedangkan yang berusia >55 tahun
berjumlah 10 orang (26%). Dari hasil
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

analisa diperoleh nilai chi square Hasil penelitian ini sejalan dengan
38.000 dengan alpha α = 0.000 < 0.05 penelitian yang dilakukan oleh Irawan
artinya bahwa terdapat hubungan (2010) yang berjudul Faktor yang
antara umur dengan kejadian TB paru. Berhubungan dengan Kejadian TB
Sehingga tolak H0 dan menerima H1 Paru di RSUP H. Adam Malik. Dari
yakni terdapat hubungan antara umur hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan kejadian TB Paru di wilayah umur responden berhubungan dengan
kerja Puskesmas Bolangitang Umur kejadian TB paru dan kelompok umur
merupakan faktor yang berhubungan terbanyak 55 - 60 tahun dengan
dengan kejadian kasus TB Paru + dan persentase 52.9%.
yang paling banyak berusia < 55 tahun. Hubungan kemiskinan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan kejadian TB di wilayah kerja
penjelasan Depkes. RI (2001) bahwa Puskesmas Bolangitang.
variabel umur berperan dalam kejadian Dari 38 responden yang paling banyak
penyakit tuberkulosis paru. Risiko adalah responden yang memiliki
untuk mendapatkan tuberkulosis paru tingkat kemisikinan prasejahtera 1
dapat dikatakan seperti halnya kurva yang berjumlah 22 orang (58%) dan
normal terbalik, yakni tinggi ketika responden dengan tingkat kemiskinan
awalnya, menurun karena di atas 2 pra sejahtera 2 berjumlah 16 orang
(dua) tahun hingga dewasa memliki (42%). Hasil analisa statistik
daya tahan terhadap tuberkulosis paru didapatkan nilai chi square sebesar
dengan baik. Puncaknya tentu dewasa 18.661 dengan tingkat signifikan α =
muda dan menurun kembali ketika 0.000 < 0.05 artinya bahwa terdapat
seseorang atau kelompok menjelang hubungan antara kemiskinan dengan
usia tua. kejadian TB paru.
Dijelaskan pula oleh Tambayong Status ekonomi atau tingkat
(2000) faktor penyebab TB Paru kemiskinan berhubungan dengan
adalah umur, beberapa faktor resiko penyakit TB paru. Akibat penyakit TB
penularan penyakit tuberkulosis di paru penderita menjadi tidak produktif
Amerika yaitu umur, jenis kelamin, atau produktifitasnya menurun
ras, asal negara bagian, serta infeksi sehingga ekonomi keluarga terganggu
AIDS. Dari hasil penelitian yang bahkan kehilangan pendapatan dan
dilaksanakan di New York pada panti sebaliknya, dalam kondisi kemiskinan,
penampungan orang - orang masyarakat rawan terkena penyakit
gelandangan menunjukkan bahwa menular termasuk TB paru.
kemungkinan mendapat infeksi Menurut Darmanto (2007) bahwa
tuberkulosis aktif meningkat secara kondisi kemiskinan berkaitan erat
bermakna sesuai dengan umur. Insiden dengan pendidikan, keadaan sanitasi
tertinggi tuberkulosis paru biasanya lingkungan, gizi dan akses terhadap
mengenai usia dewasa muda. Di pelayanan kesehatan. Penurunan
Indonesia diperkirakan 75% penderita pendapatan dapat menyebabkan
TB Paru adalah kelompok usia kurangnya kemampuan daya beli
produktif yaitu 15-50 tahun. dalam memenuhi konsumsi makanan
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

sehingga akan berpengaruh terhadap sebesar 16.765 dengan tingkat


status gizi. Apabila status gizi buruk signifikan α = 0.000 < 0.05 artinya
maka akan menyebabkan kekebalan bahwa terdapat hubungan antara
tubuh yang menurun sehingga kemiskinan dengan kejadian TB paru.
memudahkan terkena infeksi TB Paru. Lingkungan berpengaruh dengan
Faktor ekonomi, dalam hal ini kejadian TB karena kondisi lingkugan
kemiskinan pada umumnya berkaitan seperti kepadatan penghunian rumah,
erat dengan berbagai masalah kelembapan rumah, ventilasi,
kesehatan karena ketidakmampuan pencahayaan sinar matahari, lantai
dalam mengatasi masalah kesehatan. rumah dan dinding serta lingkungan
Masalahkemiskinan akan sangat yang kotor berhubungan dengan
mengurangi kemampuan masyarakat kejadian TB.
untuk memenuhi kebutuhan gizi, Menurut Tambayong (2000) bahwa
pemukiman dan lingkungan sehat, kondisi lingkungan tempat tinggal
jelas semua ini akan mudah dapat menjadi salah satu faktor resiko
menumbuhkan penyakit tuberkulosis. penularan penyakit TB Paru. Atap,
Dijelaskan pula oleh WHO dalam dinding dan lantai dapat menjadi
Depkes (2003) menyebutkan 90% tempat perkembang biakan kuman.
penderita tuberkulosis paru di dunia Lantai dan dinding yag sulit
menyerang kelompok dengan sosial dibersihkan akan menyebabkan
ekonomi lemah atau miskin penumpukan debu, sehingga akan
Hasil penelitian ini sejalan dengan dijadikan sebagai media yang baik
penelitian terdahulu yang pernah bagi berkembangbiaknya kuman
dilakukan oleh Ni Yoman Kristina Mycrobacterium tuberculosis.
(2008) yang berjudul ”Hubungan Seserorang yang tinggal di rumah yang
antara faktor kepadatan, kemiskinan, bersih juga kemungkinannya bisa
status penduduk pendatang dan jarak terkena penyakit TBC, karena
sarana pelayanan dengan kejadian seseorang tidak selamanya tinggal di
TBC di Kota Denpasar”. Dari hasil dalam rumahnya saja, bisa saja suatu
penelitian menunjukkan bahwa saat ia berada di tempat lain seperti di
kemiskinan berhubungan dengan kantor, bus, pasar dan tempat lain yang
kemisikinan dengan tingkat signifikan belum tentu terbebas dari kuman TBC.
0.0004 < 0.05. Artinya kemiskinan Namun hidup di lingkungan yang
berhubungan dengan kejadian TBC di bersih bisa memperkecil resiko
Kota Denpasar. terjadinya TBC
Hubungan lingkungan dengan kejadian (Http:/www.medicastore.2012).
TB di wilayah kerja Puskesmas Dijelaskan pula oleh Notoatmodjo
Bolangitang Dari 38 responden paling (2003) bahwa lingkungan rumah
banyak mengalami TB paru + yakni merupakan salah satu faktor yang
berjumlah 28 orang (74%) sedangkan memberikan pengaruh besar terhadap
yang mengidap TB paru – berjumlah status kesehatan penghuninya.
10 orang (26%). Dari hasil analisa Hasil penelitian ini sejalan dengan
statistik didapatkan nilai chi square penelitian terdahulu yang dilakukan
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

oleh Siti Fatimah (2008) yang berjudul Puskesmas Bolangitang Kabupaten


“Hubungan Faktor Kesehatan Bolaang Mongodow Utara tahun
Lingkungan Rumah Dengan Kejadian 2014 yang ditunjukkan oleh nilai
TB Paru di Kabupaten Cilacap Tahun chi square sebesar 18.661 dengan
2008”. Dari hasil penelitian tingkat signifikan α = 0.000 < 0.05
disimpulkan bahwa terdapat hubungan artinya bahwa terdapat hubungan
antara faktor kesehatan lingkungan antara kemiskinan dengan kejadian
rumah dengan kejadian tuberkulosis TB paru.
paru di Kabupaten Cilacap. 4. Lingkungan berhubungan dengan
kejadian TB Paru di wilayah kerja
KESIMPULAN dan SARAN Puskesmas Bolangitang Kabupaten
Kesimpulan Bolaang Mongodow Utara tahun
1. Dari 38 responden paling banyak 2014 yang dibuktikan oleh nilai
mengalami TB paru + yakni signifikan α = 0.000 < 0.05 artinya
berjumlah 28 orang (74%) bahwa terdapat hubungan antara
sedangkan yang mengidap TB paru kemiskinan dengan kejadian TB
– berjumlah 10 orang (26%). Dari paru.
38 responden sebagian besar
berumur produktif < 55 tahun Saran
yakni berjumlah 28 orang (74%) Diharapkan masyarakat dapat
sedangkan yang berusia >55 tahun mencegah terjadinya TB paru dengan
berjumlah 10 orang (26%). Dari menjaga kondisi lingkungan,
38 responden yang paling banyak meningkatkan taraf hidup dan bagi
adalah prasejahtera 1 yang masyarakat yang berumur tidak
berjumlah 22 orang (58%) dan produktif dapat memeriksakan
responden dengan tingkat pra kesehatan secara rutin agar tidak
sejahtera 2 berjumlah 16 orang mengalami kekambuhan TB paru.
(42%). Dari 38 responden paling
banyak mengalami TB paru + DAFTAR PUSTAKA
yakni berjumlah 28 orang (74%) Aditama dkk, 2008. Pedoman
sedangkan yang mengidap TB paru Penanggulangan Tuberkulosis
– berjumlah 10 orang (26%). di Tempat Kerja (Workplace).
2. Umur berhubungan dengan Jakarta : Departemen
kejadian TB Paru di wilayah kerja Kesehatan RI
Puskesmas Bolangitang Kabupaten
Bolaang Mongodow Utara tahun Akbar. 2010. Faktor-Faktor yang
2014 yang dibuktikan oleh nilai chi Berhubungan Dengan
square 38.000 dengan alpha Kejadian Tbc Paru di Wilayah
α = 0.000 < 0.05 artinya bahwa Kerja Puskesmas Bolangitang
terdapat hubungan antara umur Kabupaten Bolaang
dengan kejadian TB paru. Mongondow Utara. Gorontalo :
3. Kemiskinan berhubungan dengan Universitas Gorontalo
kejadian TB Paru di wilayah kerja
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Depkes RI. 2008. Pedoman Anak di Balai Besar Kesehatan


Penanggulangan Tuberkulosis. Paru Masyarakat (BBKPM).
Edisi Kedua, cetakan Pertama. Surakarta :Universitas
Jakarta : Depkes RI Muhammadiyah Surakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten, 2012. Notoatmodjo. 2002. Metode Penelitian


Data Penderita tuberkulosis, Kesehatan.Jakarta: Rineka
Bolaang Mongondow Utara Cipta.

Fahdhienie, F. 2011. Case Distribution 2003. Prinsip-Prinsip


of Pulmonary Tuberculosis and Dasar Ilmu Kesehatan
Risk Factors in Gunungkidul. Masyarakat.Jakarta: Rineka
Yokyakarta : Universitas Cipta.
Gadjah Mada
Oktaviani, V. 2009.Hubungan antara
Fatimah, S. 2008. Faktor Kesehatan sanitasi fisik rumah dengan
Lingkungan Rumah yang kejadian Infeksi saluran
Berhubungan dengan Kejadian pernafasan atas (ispa) pada
TB Paru di Kabupaten Cilacap balitaDi desa cepogo
(Kecamatan : Sidareja, Cipari, kecamatan cepogoKabupaten
Kedungreja, Patimuan, boyolali.Surakarta : Universitas
Gandrungmangu, Bantarsari). Muhammadiyah Surakarta
Semarang : Universitas
Diponegoro Rakhmawati dkk, 2008.Hubungan
Status Gizi, Imunisasi &
Handayani, 2009, Gambaran Asupan Riwayat Kontak dengan
Zat Gizi Makro dan Status Gizi Kejadian Tuberkulosis pada
pada Penderita Tuberkulosis Anak di Wilayah Kerja
Paru Rawat Inap di RSUD dr. Puskessmass Ciawi Kabupaten
Moewardi Surakarta : Tasikmalaya.Bandung :
Universitas Muhammadiyah Universitas Padjajaran
Surakarta Puskesmas Buroko, 2012, Register
Puskesmas Boroko, Boroko
Kepmenkes RI. 2009. Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis. Soejadi, T.B. 2008. Analisis Faktor-
Nomor faktor yang Mempengaruhi
364/Menkes/SK/VIII/1999 Kejadian Kasus TBC
Paru.Medan : Jurnal Ilmiah
Mustangin, 2008. Hubungan PANNED
Pengetahuan dan Sikap Orang Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Tua tentang Tuberkulosis Paru Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
dengan Kejadian TB pada Bandung: Alfabeta.
Jurnal Zaitun
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

You might also like