You are on page 1of 4

.

musca

Musca is an annual Music and Art Festival initiated by House The House. It is also a
movement to utilize and revitalize public space, with good music, good vibes, and
integrated design application. The purpose is to revive joy and celebration in public
spaces.
This event will be held in Babakan Siliwangi, Bandung which considered to be the first
World Urban Forest from Indonesia. We will donate for infrastructure revitalization
program and activites sustainability of this city forest. Furthermore, it will be a perpetual
process. As Meizan, CEO of House The House said: "It's not a single step on the moon.
Its marathon of actions for the earth."
Why Musca? Because we believe that everyone has various desires, corresponds to
their unique surroundings, and public space may be the best place to express them.
We believe in people's happiness.
Music & Art
Music is the universal language of mankind. Like Plato said, it gives a soul to the
universe, wings to the mind, flight to the imagination, and life to the everything. As a
form art, we believe music can reveal people's inner desire.
Thus, Musca gather up various genre from many musicians and artists to contribute in
revitalization of the public space and revive joy and celebration in it. We also provide
space for a variety of art forms. Hopefully, everyone can enjoy the essence of music
and art itself.
Forest Cinema
Forest Cinema is a movie / cinematography screening which held in the open
wilderness of nature. The purpose is to give unique experience to both cinematographer
and audience.
Good Festival
Enhance people behavior issues on good living and democratize the value by a festival.
We demonstrate it through proper utilization of public transportation and maintenance of
clean environment.
Public Space Activation & Revitalization

We strongly believe that community-based approaches are the best practice to develop
functional public space. In order to prevent conflicts, we implement participatory process
as a key point of cultural strategy.
Musca will donate for infrastructure revitalization program and activites sustainability of
this city forest. Furthermore, it will be a perpetual process to uncover the real beauty of
Babakan Siliwangi.
Babakan Siliwangi merupakan lembah yang dibentuk Sungai Cikapundung sejak puluhan ribu
tahun yang lalu. Sejarah Kawasan Babakan Siliwangi sendiri dimulai sebagai bagian dari
Kawasan Lebak Siliwangi. Sejak zaman Belanda, kawasan ini merupakan green belt kota
Bandung berupa area persawahan. Semasa pemerintahan Jepang, sempat direncanakan sebagai
tempat pembangunan museum. Namun proyek ini tidak terealisasi. (Kunto, 1986). Hingga tahun
1970-an, Kawasan Lebak Siliwangi masih merupakan area persawahan dengan beberapa rumahrumah yang terpencar-pencar. Rumah-rumah ini telah ada pada kawasan ini sejak awal abad ke20. Namun sejalan dengan perkembangan kota Bandung, secara perlahan, sebagian dari kawasan
ini mulai dijadikan area pemukiman oleh masyarakat. (Siregar, 1990).
Hamparan persawahan yang luas tersebut lalu dialihfungsikan menjadi hutan melalui penanaman
berbagai jenis pohon. Jauh sebelum itu bahkan terdengar kabar dari para tetua, bahwa di
Babakan Siliwangi dulunya terdapat empat mata air yang disebut mata air Prabu Siliwangi.
Namun kini tinggal 1 (satu) mata air yang masih berfungsi di tebing sebelah timur laut.

Prabu Siliwangi
Sejak tahun 1950-an, kawasan Babakan Siliwangi masih berbentuk hutan geledegan (belantara),
air sungai Barani yang mengalir menuju sungai Cikapundung selalu menarik perhatian. Pohonpohon yang rimbun, angin yang semilir, cicit burung dan bulan purnama menjadi bagian integral
dari pemandangan yang ada, disanalah para seniman dan warga setempat niis (sekedar cari
angin) untuk mendapatkan kesegaran alamiah. Begitulah bertahun-tahun lamanya, tempat ini

menjadi sakral bagi mereka yang ingin mencari jodoh, mendapat ilham, menulis, mengarang,
melukis, atau apa saja, ular-ular sanca yang ada di sana tidak pernah mengganggu warga
setempat, hingga kini ular-ular tersebut masih tetap hidup di rerimbunan pohon.
Selain itu, di kawasan ini juga memiliki acara kesenian yang cukup unik, yaitu seni ketangkasan
domba yang telah berlangsung sejak tahun 1960-an hingga kini. Kegiatan ini dilakukan oleh
Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) dan dilaksanakan setiap bulan
pada minggu pertama. Kegiatan ini dilaksanakan pada sebuah lapangan khusus yang disediakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat.

Seni Ketangkasan Domba


Nilai kebudayaan inilah yang sampai saat ini masih dipertahankan di daerah Babakan Siliwangi.
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Prof. Otto Sumarwoto, kawasan Lebak Siliwangi
ini juga merupakan lahan percobaan bagi pertanian. Tercatat pada kawasan ini ditanam tanaman
padi (Mina Padi) yang dahulu merupakan salah padi jenis unggul di Indonesia. Apabila dilihat
dari sejarahnya, kawasan ini sebenarnya cukup memiliki nilai budaya dan ilmiah yang cukup
penting di kota Bandung. Betapa penting-nya nilai-nilai ekologis yang dilestarikan dalam kondisi
sosial budaya masyarakat sunda dapat tercermin dari kehadiran Hutan Babakan Siliwangi di
masa sekarang. Nilai-nilai tersebut dipertahankan dan dijunjung tinggi untuk keberlangsungan
kehidupan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Kawasan Babakan Siliwangi yang Asri

You might also like