You are on page 1of 14

Indonesian Journal of Conservation Volume 07 (01), Tahun 2018

Indonesian Journal of Conservation


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc

PENGEMBANGAN KESENIAN KEMPLING SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DI DESA


WISATA KANDRI KOTA SEMARANG

Aprellian Luthfi Raharjo 1, Moh. Muttaqin2, Abdul Rachman3


Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
1 ,2,3

Corresponding author : raharjo.1995@gmail.com 1*

Info Artikel Abstract


Diterima Kempling art is a traditional art that has the characteristics of the form of musical
Januari 2018 performances that use musical instruments gembur, kendhang, karon, telon,
Disetujui kempling and kemanak which is almost the same as the tools used in rebana
April 2018 music which in its development changed like the addition of a keyboard and
Dipublikasikan guitar that is not leaving the characteristic Kempling art with songs that sung like
Juni 2018 sholawatan, praise and songs that are poupuler in society. Kempling art is an art
that has existed in the era of Sunan Giri and Sunan Kalijaga and in 1962
Keywords preserved in the Village Tourism Kandri Semarang City. Kempling Art
Development conducted by Kempling Art Group is done so that Kempling Art can
kesenian kempling,
be enjoyed by the people of Semarang City. Kandri Tourism Village becomes a
sejarah, pengembangan
tourist village in 2012 and it becomes the community's duty to manage and
dan pelestarian
utilize the existing tourism potentials. This study uses qualitative methods with
data collection techniques using observation, interviews and documentation and
data validity techniques examined by source triangulation method. The purpose
of the study is to describe the development undertaken by the community
without changing and keep holding tightly Kempling Artistry in the Village
Kandri Semarang. Kempling art development is done through the development of
songs, musical instruments, performances and costumes.

PENDAHULUAN selalu mencoba mempertahankan


Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan eksistensinya (Sugiarto, 2017:87).
yang merupakan hasil karya manusia, karena Menurut Amandemen Konstitusi
kesenian merupakan sebuah ungkapan Indonesia (baik dalam versi asli tahun 1945
kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, maka maupun Amandemen tahun 2002)
kehadiran kesenian ini mencipta, memberikan mengamanatkan bahwa “Pemerintah” atau
ruang gerak, memelihara dan mencipta yang “Negara” berkewajiban memajukan
baru lagi. Keberadaan kesenian merupakan kebudayaan Indonesia. Amandemen ini dapat
pencitraan dari suatu aspek lingkungan diartikan memajukan kebudayaan dan upaya
wilayah yang akan berkembang menurut pelestarian yang dinamis. Peranan
kondisi masyarakat. Maka kesenian dikatakan pemerintah adalah sebagai pendorong,
sebagai salah satu unsur yang menyangga fasilitator dan pelaksana upaya kebudayaan
kebudayaan (Kayam, 1981: 2). (Sedyawati, 2008: 162). Salah satu wujud dari
Kesenian merupakan salah satu hasil nyata pemerintah dalam upaya
kebutuhan dari kebudayaan yang mempunyai pelestarian adalah mendorong masyarakat
peranan tertentu dalam masyarakat yang Desa Kandri untuk melestarikan kesenian
menjadi nafas kehidupannya (Sedyawati seperti musik Kempling dan memilih Desa
(1982:7; Sugiarto, 2013:52). Seni tradisional Kandri sebagai desa wisata. (Wawancara:
hidup ditengah-tengah masyarakat yang Masduki 21 Februari 2017)

1
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

Desa Wisata Kandri mempunyai luas berbentuk pertunjukan musik yang memakai
wilayah 245,490 ha, terbagi menjadi 4 RW alat musik gembur, kendhang, karon, telon,
dan 26 RT. Setiap RW mempunyai ciri khas kempling dan kemanak yang hampir sama
nya masing-masing, misalnya di RW I dengan alat yang digunakan pada musik
mempunyai nama wisata edukasi yang akan rebana, dan bersifat dinamis yang dalam
dijadikan sebagai kampung Inggris dan perkembangannya berubah seperti
pendidikan alam, sedangkan di RW II terdapat penambahan alat keyboard dan gitar yang
arena perkebunan yang dilengkapi dengan tidak meninggalkan ciri khas kesenian
aneka buah, selain itu juga bisa dijadikan Kempling. Kesenian Kempling mempunyai
sebagai tempat untuk outbond, kemudian di wujud dengan adanya penyanyi, pemain
RW III sebagai kawasan budaya dan untuk kendang, pemain gembur, pemain karon,
pementasan kesenian berupa wayang kulit, pemain telon, pemain tipung dan pemain
wayang suket, ketoprak, jathilan, dan kemanak. Kesenian musik Kempling dalam
kesenian lesung. Kelurahan Kandri termasuk pertunjukannya memainkan lagu dengan lirik-
desa wisata yang ada di Semarang dan Desa lirik berbahasa Jawa dan Indonesia yang
Kandri mempunyai kekayaan seni dan budaya bernuansa Islami. Lagu yang dimainkan
yang tidak kalah menariknya jika seperti sholawat, puji-pujian, lagu Jawa dan
dibandingkan dengan desa wisata lainnya di adanya lagu hiburan berupa dangdut, pop,
Jawa Tengah. Ada kesenian di Semarang reggea, rock dan melayu. Kesenian Kempling
seperti tari Geol Denok, tari Gado-gado, adalah pertunjukan rakyat yang memiliki
Gambang Semarang dan salah satunya adalah fungsi selain sebagai media hiburan bagi
musik Kempling yang berada di Desa Wisata masyarakat umum tetapi juga digunakan
Kandri. (Wawancara : Masduki 21 Februari sebagai media komunikasi untuk
2017) menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya
Kesenian Kempling merupakan dimana kesenian musik Kempling pada jaman
kesenian yang sudah ada pada jaman Sunan Sunan Giri digunakan untuk media
Giri yang terdiri dari sembilan orang dan berdakwah. Pada tahun 1990an Kesenian
digunakan sebagai alat untuk berdakwah. Kempling sering dipentaskan untuk
Pada jaman Sunan Giri Kesenian Kempling memperingati acara hajatan, penyambutan
disajikan dalam bentuk musik rebana dengan tamu dan hari-hari besar lainnya. Keberadaan
alat musik seperti kempling, gembur, Kesenian Kempling saat ini tidak seperti di
kemanak, kendang, ketipung, telon, dan tahun 1990an dan mengalami penurunan dari
karon. Namun seiring berjalannya waktu yang sebulan bisa lima kali tampil namun
kelompok kesenian Kempling yang berdiri sekarang kurang lebih hanya dua kali
sejak tahun 1962 sempat berhenti dalam pertunjukannya. Mundurnya minat
mempertunjukan musik Kempling dari tahun masyarakat terhadap Kesenian Kempling
2010, hingga akhirnya melalui tangan para salah satunya karena masyarakat melihat
seniman Semarang, Kesenian Kempling bahwa kesenian Kempling dalam
diaktifkan kembali dan ditambah dengan alat pertunjukkannya sudah dianggap tidak cocok
musik seperti keyboard dan gitar di Desa dengan era modern tahun 2017 ini, pada
Kandri pada tahun 2016, kesenian Kempling tahun 2017 masyarakat lebih memilih untuk
juga berbeda dengan musik rebana dimana menikmati dan berkecimpung dalam
tidak memakai tamborin dan terbang sebagai kesenian-kesenian kreasi baru. (Wawancara :
alat musik. (Wawancara : Masduki 21 Masduki 21 Febuari 2017)
Februari 2017) Desa Wisata Kandri merupakan desa
Kesenian Kempling merupakan kesenian wisata di Kota Semarang dimana masyarakat
tradisional mempunyai ciri-ciri yaitu di desa tersebut secara tidak langsung turut

2
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

mengembangkan dan mengenalkan kesenian- hiburan Kesenian Musik Kempling. Gubug


kesenian yang ada di desa termasuk kesenian Rembug selain mengadakan pelatihan
Kempling. Keberadaan masyarakat di desa kesenian Kempling juga mengadakan
Kandri berpengaruh terhadap pelestarian pelatihan keterampilan lain, yaitu : (1) Tari,
Kesenian Kempling. Para pemuda di Desa (2) lukisan, (3) outbound dan (4) kerajinan
Kandri juga ikut termotivasi untuk patung dari kayu. (Wawancara : Wahid )
melestarikan Kesenian Kempling dengan Omah Alas merupakan tempat
mempelajari dan berlatih secara rutin. berlangsungnya pelatihan Kesenian Musik
Kesenian Kempling mempunyai fungsi religi Kempling. Di tempat ini terdapat satu rumah
untuk masyarakat Gunungpati terutama desa induk, satu joglo besar dan dua gubug yang
Kandri dalam menyampaikan dakwah terbuat dari kayu dikreasikan oleh kelompok
maupun sholawat kepada Nabi Agung Gubug Rembug. Omah Alas berjarak 700
Muhammad S.A.W dan selalu ingat Allah SWT meter ke selatan dari kelurahan Desa Kandri,
dan sebagai rasa syukur akan nikmat yang kesenian yang berada di Omah Alas bukan
telah diberikan, pengetahuan tentang Islam hanya Kesenian Kempling saja akan tetapi ada
dan perjalanan Sunan Kalijaga semasa tari, melukis, kerajinan dan outbound.
berdakwah di daerah Gunungpati agar Masyarakat Desa Kandri berantusias
generasi muda tahu akan perjuangan Sunan mengikuti pelatihan yang dilakukan Gubug
Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam Rembug di Omah Alas untuk melestarikan
untuk, disamping juga belajar menghargai Kesenian Kempling karena masyarakat sadar
sebuah perjuangan. Selain media religi, akan pentingnya menjaga budaya dan
pengetahuan sejarah kesenian Kempling dan kesenian. (Wawancara : Imron 21 Februari
hiburan, masyarakat memamfaatkan kesenian 2017)
Kempling sebagai seni komersil dimana Masyarakat Desa Wisata Kandri
masyarakat dapat mampu memberikan berusaha mengadakan pelatihan Kesenian
kontribusi bagi kelangsungan hidup Musik Kempling kepada para pemuda dan
pendukungnya, baik secara sosial, ekonomi, pemudi di sekitar wilayah Kecamatan
dan budaya. Gunungpati Kota Semarang. Kelompok pecinta
Pengembangan kesenian Kempling pada seni di Kota Semarang juga ikut termotivasi
tahun 2016 disajikan dalam bentuk untuk melestarikan Kesenian Musik Kempling
pertunjukan musik, tari dan wayang. Lagu- dengan mempelajari kesenian Musik
lagu yang dibawakan dalam musik Kempling Kempling secara rutin. Mempelajari kesenian
ada perkembangan bukan hanya untuk Musik Kempling sangat bermanfaat sebagai
shalawatan atau dakwah akan tetapi lagu sarana komunikasi dan menjalin silaturahmi
dangdut populer juga di mainkan. Namun serta untuk melestarikan kesenian tradisi
pergembangan tersebut tetap khas Kota Semarang.
mempertahankan nilai-nilai dan ciri khas Bedasarkan uraian yang dipaparkan
Kesenian Kempling pada jaman tahun 1962. tersebut dimana masyarakat berupaya
(Wawancara : Masduki 21 Februari 2017) membangkitkan Kesenian Kempling, maka
Gubug Rembug adalah komunitas dalam hal ini perlu dilakukan kajian lebih
pemuda dan pemudi Desa Kandri yang dalam terkait dengan upaya pengembangan
mempunyai semangat untuk melestarikan dalam pelestarian dengan mengangkat judul
kesenian Kempling. Mereka melakukan “Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai
latihan rutin guna mensosialisasikan Upaya Pelestarian di Desa Wisata Kandri Kota
pentingnya kesenian Kempling tersebut dan Semarang”.
Gubug Rembug melakukan latihan rutin dan Dalam penelitian ini, digunakan sumber-
melakukan pertunjukan dalam acara-acara sumber penelitian sebelumnya dengan

3
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

permasalahan yang dikaji. Sumber tersebut kreativitas musik yang dilakukan oleh grup
digunakan sebagai landasan pemikiran untuk kesenian kentongan Adiyasa dapat dilihat dari
mengkaji dan menganalisa permasalahan beberapa hal. Hal pertama yang menunjukan
yang berhubungan dengan “Pengembangan kreativitas musik dari grup kesenian
Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian kentongan Adiyasa adalah pembawaan lagu
di desa Wisata Kandri kota Semarang”. yang dibuat menjadi medley. Hal ini sering
Tinjauan pustaka dikembangkan melalui dilakukan oleh grup kesenian kentongan
penelaahan terhadap sumber-sumber buku Adiyasa saat melakukan pementasan. Dengan
dan skripsi secara mendalam, seperti hasil memainkan beberapa macam lagu menjadi
penelitian berikut Penelitian Bagus Nirwanto satu, grup kesenian kentongan Adiyasa
(2015) yang berjudul “Musik Hadroh Nurul menggunakan bridge. Variasi penggunaan
Ikhwan Di Kabupaten Pemalang : Kajian bridge pada saat pementasan menunjukan
Aransemen dan Analisis Musik”. Hasil kreativitas yang dimiliki oleh grup kesenian
penelitian tersebut membahas mengenai kentongan Adiyasa. Selain itu kreativitas
Hadrah merupakan kesenian musik Islam musiknya juga dapat dilihat dari pengolahan
yang ditampilkan dengan iringan-iringan dan pengembangan unsur musiknya, yaitu
rebana (alat perkusi) sambil melatunkan melodi dan ritmis.
syair-syair serta pujian terhadap Nabi Keempat, penelitian Syahrul Syah Sinaga
Muhammad SAW. Nurul Ikhwan merupakan (2001) yang berjudul “Alkulturasi Kesenian
kelompok musik Hadrah di Kabupaten Rebana”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pemalang yang dalam komposisi musiknya kesenian Rebana adalah merupakan salah
menambahkan alat musik moderen, yakni satu jenis dari beberapa kesenian tradisional
keyboard, sehingga kelompok musik Hadrah yang bernafaskan Islam yang cukup pesat
Nurul Ikhwan sangat menarik dan berbeda berkembang di Jawa Tengah. Kesenian ini
dengan musik Hadrah pada umumnya. Terkait menurut fungsinya sangat berarti bagi
hal tersebut peneliti tertarik untuk masyarakat pendukungnya di samping
menjadikan Nurul Ikhwan sebagai obyek sebagai media dakwah, dzikir, berfungsi pula
penelitian. sebagai sarana hiburan baik bagi masyarakat
Kedua, penelitian Abdul Rachman yang pelaku maupun pengguna. Kesenian rebana
berjudul “Musik Tradisional Thong – thong yang berkembang di Jawa Tengah pada
Lek di Desa Tanjungsari Kabupaten kenyataannya terbagi menjadi tiga versi yaitu
Rembang”. Hasil dari penelitian menunjukkan versi Pekalongan, Semarangan dan Demak
bahwa kesenian tradisional Thong thong Lek sebagai hasil dari akibat akulturasi budaya
yang semula fungsinya hanya membangunkan atau kontak budaya, seperti adanya
orang sahur pada bulan Ramadhan, tetapi kini penambahan alat musik barat, bentuk dan
keberadaan musik tradisional Thong – thong irama, syair atau lirik yang dibawakan.
Lek ikut meramaikan kota Rembang padaa Keempat penelitian yang pernah
bulan Ramadhan. Thong – thong Lek pada dilakukan tersebut berbeda dengan penelitian
perkembangannya ada dua jenis, yaitu jenis yang akan dilakukan tetapi sangat bermanfaat
tradisi dan jenis elektrik. Semua alat untuk studi awal dan membantu memberikan
diletakkan di atas panggung kecuali konsep-konsep yang bisa diperlukan. Sebab,
kenthongan dibawa sendiri oleh pemainnya pencapaian yang ditargetkan dalam penelitian
berjalan di depan mobil panggung tersebut. ini adalah informasi tentang Pengembangan
Ketiga, penelitian Wahyu Sigit Sasongko, Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
(2017) yang berjudul “Kreativitas Musik Pada di Desa Wisata Kandri Kota Semarang oleh
Grup Kentongan Adiyasa di Kabupaten masyarakat untuk melestarikan Kesenian
Banyumas”. Hasil penelitian menunjukan

4
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

Musik Kempling di Desa Wisata Kandri kota : triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
Semarang. triangulasi waktu.

METODE HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan Sejarah Kesenian Kempling
Penelitian ini menggunakan metode Pada jaman Sunan Giri, Sunan Giri
penelitian kualitatif dengan menggunakan berjuang untuk menyebarkan agama Islam di
pendekatan Antropologi. Metode kualitatif tanah Jawa bukan hanya berdakwah secara
yaitu penelitian yang menghasilkan data lisan atau ceramah akan tetapi Sunan Giri
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan menggunakan strategi berdakwah lewat
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. permainan anak-anak, gerakan, lagu dan
Sifat data kualitatif yaitu data yang kesenian. Strategi yang digunakan oleh Sunan
mempunyai kandungan kaya, multi Giri salah satunya adalah kesenian musik
dimensional, dan kompleks (Soedarsono, Kempling, nama kesenian Kempling berawal
2001: 46). Menurut Koentjaraningrat (1964) dari alat yang digunakan dalam kesenian
pendekatan antropologi merupakan suatu tersebut yang terbuat dari kayu dan
studi mengenai umat manusia dengan membram yang terbuat dari kulit. Kesenian
mempelajari berbagai fisik, warna dan budaya Kempling diminati oleh mayarakat karena
yang dihasilkan masyarakat. masyarakat suka dengan keunikan yang
Teknik pengumpulan data dalam dimiliki oleh kesenian Kempling dengan ciri
penelitian ini dilakukan dengan observasi, khas yaitu alunan musik yang bernuansa
wawancara, dan dokumentasi. Teknik Islami atau bergaya Arab dan lagu yang
pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian dibawakan adalah lagu – lagu Jawa seperti
ini menggunakan derajat kepercayaan sebagai lagu Cublak – Cublak Suweng dan lagu ciptaan
standar atau kriteria keabsahan data dari Sunan Giri sendiri. Masyarakat tertarik
kualitatif. Untuk menguji kredebilitas data dengan lagu – lagu Jawa karena menurut
digunakan teknik triangulasi data. Menurut mereka lagu Jawa terdengar syahdu, mendayu
Sumaryanto (2004: 114), triangulasi berarti – dayu dan mudah diterima oleh masyarakat.
verifikasi penemuan melalui informasi dari Sunan Giri membuat kesenian musik
beberapa sumber, menggunakan multi Kempling mempunyai makna dari setiap alat
metode dan pengumpulan data, dan sering musik yang digunakan. Alat musik yang
juga oleh beberapa peneliti. Teknik analisis digunakan yaitu kempling kecil, kempling
data dilakukan dengan skema indikator besar, gembur kecil, gembur besar, karon, dan
analisis data oleh Miles dan Huberman (dalam telon. (1) Kempling kecil mempunyai makna
Gunawan, 2015: 211-212). Teknik tersebut pakem yang berarti manusia hidup di dunia
meliputi 4 tahapan, yaitu tahap pengumpulan harus percaya pada diri sendiri dan
data, reduksi data, tahap penyajian data, dan memegang teguh pendiriannya, (2) Kempling
tahap penarikan kesimpulan/verifikasi. besar mempunyai makna pepiling yang
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang berarti pengingat yaitu hidup di dunia harus
digunakan peneliti yaitu menggunakan saling mengingatkan apabila ada orang yang
Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian melanggar larangan Allah S.W.T, (3) Gembur
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan kecil bermakna gegem ilmu yang berarti
data dari berbagai sumber dengan berbagai genggam ilmu yaitu manusia jika sudah
cara, dan berbagai waktu (Sugiyono menuntut atau mendapat ilmu khususnya
2013:372-374). Teknik pemeriksaan ilmu yang di dapat dari Sunan Giri harus
keabsahan data yang digunakan ada tiga yaitu digenggam atau dijaga jangan sampai
dilupakan, kenapa genggam bukan pegang

5
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

karena pegang itu bisa terlepas kalau kecil, pemain kempling besar, pemain
genggam dengan kuat ilmu yang didapat tidak kendang, pemain kemanak dan penyanyi atau
akan lepas atau dilupakan, (4) Gembur besar penyair lagu.
bermakna gegem watak yang berarti genggam Setelah Jaman Sunan Giri dan Sunan
sifat yaitu manusia harus mempunyai sifat Kalijaga, kini warga yang sadar pentingnya
baik dan harus menggenggam atau menjaga kesenian tersebut mulai tergerak untuk
sifat baik tersebut agar tidak terpengaruh oleh melakukan pelestarian dan menjaga kesenian
sifat takabur dan sifat jelek, dari kedua alat tersebut agar tetap dicintai oleh masyarakat.
gembur besar dan gembur kecil mempunyai Gerakan masyarakat untuk memulai kembali
arti manusia hidup di dunia harus saling kesenian Kempling pada tahun 1962 dan
membantu tanpa pandang jabatan, harta, dan dipertunjukan di berbagai tempat pengajian.
kasta, (5) Karon mempunyai makna manusia Semenjak tahun 1962 kesenian Kempling
harus berpegang teguh dengan pendiriannya dikelola oleh Bapak Samsi, peran Bapak Samsi
tidak mengikuti dan terpengaruh oleh orang selaku penanggung jawab sangat membantu
lain, (6) Telon bermakna telu lungon yang dalam upaya melestarikan Kesenian Kempling.
berarti tiga pergi yaitu manusia adalah Bapak Samsi tidak hanya sebagai pengelola
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan pelatih kesenian Kempling namun juga
maka manusia harus saling membantu dalam ikut menjadi pemain dalam Kesenian
segi ekonomi dengan cara sedekah, infak dan Kempling. Bapak Samsi selain menjadi
zakat. penanggungjawab juga menjadi pemusik serta
Setelah jaman Sunan Giri berakhir maka merangkap vokal ketika pertunjukan Kesenian
kesenian Kempling dilanjutkan oleh Sunan Kempling dipertunjukan.
Kalijaga yang merupakan orang seni asli Jawa. Kesenian Kempling terus berjalan sampai
Kesenian Kempling pada jaman Sunan 3 generasi dan pada tahun 2008 dilanjutkan
Kalijaga mengalami perkembangan yaitu oleh Bapak Masduki, namun pada tahun 2010
dengan penambahan alat musik kendang, upaya pelestarian kesenian Kempling berhenti
ketipung dan kemanak. Ketiga alat tersebut berjalan karena kesibukan. Hingga pada tahun
mempunyai makna seperti, (1) kendang 2012 desa Kandri menjadi desa wisata dan
bermakna manusia harus memegang teguh Bapak Masduki menjadi anggota Kelompok
pendiriannya dari awal hidup dampai mereka Sadar Wisata (POKDARWIS) pelestarian
mati, (2) ketipung bermakna manusia harus kesenian Kempling dimulai kembali dengan
memiliki rasa percaya diri, (3) kemanak mengadakan pertunjukan dan pelatihan.
bermakna manak atau lahir yaitu bentuk alat Perkembangan Kesenian Kempling di Desa
musik kemanak yang terbuat dari besi Kandri Kota Semarang dimulai sejak tahun
menyerupai alat kelamin wanita tempat 2016 oleh anggota Kenenian Kempling dan
keluarnya manusia untuk lahir di dunia maka para pecinta seni di Desa Kandri.
harus menghormati ibu dan menghargai Berikut merupakan hasil wawancara
kehidupan. Kesenian Kempling pada Sunan yang dilakukan oleh peneliti dengan Bapak
Kalijaga masih digunakan untuk berdakwah Samsi selaku mantan penaggungjawab
menyebarkan agama Islam ditanah Jawa kesenian Kempling dan pelatih Kesenian
sampai dikenal luas oleh masyarakat pada Kempling pada tanggal 3 Oktober 2017 yang
jamannya. Lagu – lagu yang dibawakan masih mengatakan tentang sejarah sanggar sebagai
sama seperti jaman Sunan Giri yaitu tembang berikut :
– tembang Jawa dan sholawatan. Bentuk “....kesenian Kempling telah ada sejak jaman
pertunjukan Kesenian Kempling berupa Sunan Giri, kesenian Kempling pernah
mengalami kevakuman selama 2 tahun juga
pemain karon, pemain telon, pemain gembur setelah desa Kandri menjadi desa wisata,
kecil, pemain gembur besar, pemain kempling sehingga pada tahun 2012 saya dan teman-

6
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

teman seniman Kandri menghidupkan kembali mayoritas masyarakatnya beragama Islam


kesenian Kempling dan mengemasnya menjadi dan berada di wilayah Kota Semarang.
lebih baik lagi tanpa mengubah kekhasan yang
sudah ada...”. Kesenian Kempling sering dipentaskan untuk
Awal mulanya muncul ide untuk memperingati acara-acara penting salah
menggali kembali Kesenian Kempling di Desa satunya seperti memperingati HUT
Kandri Kota Semarang karena Kesenian Kemerdekaan RI, penyambutan Tim Penilai
Kempling memiliki latar belakang sejarah dari Jakarta, Upacara Penyambutan
yang bagus yaitu berawal dari latihan – Wisatawan, Khitanan, Kliwonan, dan Hajatan.
latihan dengan alat seadaanya lalu mencari Kesenian Kempling merupakan
tempat untuk melakukan pertunjukan rutin kesenian tradisional dari Kota Semarang yang
bahkan menjadi kebutuhan masyarakat pada dikembangkan dan dilestarikan di Desa
jaman dahulu untuk berdiskusi mencari Kandri Kota Semarang tepatnya di Oemah
siasat yang tepat untuk melestarikan Alas Desa Kandri Kota Semarang. Kesenian
kesenian peninggalan Sunan Giri dan Sunan Kempling di Desa Kandri menggambarkan
Kalijaga. Kesenian Kempling di Desa Kandri semangat Sunan Giri dan Sunan Kalijaga
Kota Semarang pada tahun 2008 sampai dalam menyebarkan agama Islam di Pulau
tahun 2017 terus mengalami perkembangan. Jawa dengan suatu lagu dan memahami
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari makna dari tiap alat musiknya.
segi personil, alat msuik, bentuk pertunjukan,
dan musik yang semakin inovatif. Wujud Kegiatan Kelompok Kesenian
Perkembangan inilah yang membuat Kempling Desa Wisata Kandri Kota
Kesenian Kempling di Kota Semarang tetap Semarang
lestari di tengah munculnya kesenian- Progam kerja merupakan suatu kegiatan
kesenian modern yang semakin banyak rutin yang disusun oleh kelompok kesenian
(Wawancara Masduki 27 September 2017). Kempling sebagai bentuk kerja yang
Kesenian Kempling dalam bentuk dilaksanakan sesuai ketentuan waktu yang
pertunjukannya pada tahun 2016 mengalami diberlakukan. Program-program Kelompok
perkembangan yaitu kesenian kempling kesenian Kempling antara lain yaitu program
sebagai iringan tari dan wayang. Kesenian kerja tahunan dan program mingguan.
Kempling mempunyai anggota kurang lebih Program kerja mingguan adalah program
sekitar 10 pemain dengan durasi kerja yang rutin dilaksanakan tiap minggunya
pertunjukan kurang lebih 5 menit paling dalam pelaksanaan kepengurusan kesenian
sedikit dan 4 jam paling banyak yang terdiri Kempling Desa Kandri Kota Semarang.
dari pemusik, jumlah pemusik kesenian Program kerja tahunan adalah program kerja
Kempling sekitar 10 orang dan jumlah yang rutin dilaksanakan tiap tahun sekali oleh
pemusik Kesenian Kempling tidak dibatasi Desa Kandri, yaitu Evaluasi Musik, dan
karena semakin banyaknya pemusik akan Pementasan Kesenian Kempling.
semakin terlihat lebih bagus dalam Progam kerja mingguan berupa progam
pertunjukannya. Kesenian kempling kegiatan latihan rutin kesenian Kempling yang
tergolong kesenian tradisional kerakyatan dilaksanakan setiap hari Selasa jam 19:30
dikarenakan kesenian ini hidup dari rakyat sampai jam 23:00 untuk pemuda – pemudi
oleh rakyat dan untuk rakyat serta sering umur 10 – 25 tahun, hari Kamis jam 19:30
ditampilkan dengan jumlah pemain yang sampai jam 23:00 dan Sabtu jam 19:30 sampai
banyak secara massal. jam 23:00 untuk dewasa umur 25 tahun ke atas
Kostum yang dipakai kesenian Kempling di Oemah Alas Desa Kandri Kota Semarang. Jadi
adalah sarung, lurik dan iket yang dalam waktu satu bulan kegiatan pelatihan
menunjukan ciri khas dari orang Jawa yang

7
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

Kesenian Kempling didapatkan oleh peserta Kempling juga melakukan pementasan


kurang lebih 9 sampai 10 kali pertemuan. Kesenian Kempling untuk mengisi acara-
Kegiatan pelatihan musik di Oemah Alas acara tertentu, diantaranya adalah Pementasan
dimulai pukul 19:30 yang diawali dengan dalam acara Santunan Anak Yatim, pementasan
pelatihan lagu Pasar Gunungpati sebagai materi untuk Liputan Tribun News di rumah warga,
wajib lalu disusul dengan materi musik lain pementasan dalam acara Kunjungan dari Dinas
atau materi inti seperti lagu Koyun, Lir - ilir, Kota Semarang di Oemah Alas, pementasan
Tombo Ati, Cublak – Cublak Suweng dan dalam acara Nyadran Kali di Desa Wisata Kandri,
Sholawatan. Berikut ini adalah dokumentasi pementasan dalam acara Seminar Bibit Unggul
kegiatan pelatihan Kesenian Kempling di di OPP, pementasan dalam acara Pengajian di
Oemah Alas yang dilaksanakan pada hari Selasa rumah warga, pementasan dalam acara
pukul 19:30 WIB sampai 23:00 WIB. Penyambutan Tamu Tim Penilai di Desa Cepoko.
Kelompok Kesenian Kempling
melestarikan Kesenian Kempling di Kota Strategi Pengembangan Kesenian
Semarang melalui upaya pemanfaatan salah Kempling di Desa Wisata Kandri Kota
satunya dilakukan melalui pementasan- Semarang
pementasan. Pementasan Kesenian Kempling Pengembangan adalah menunjuk pada
dipentaskan pada acara-acara di wilayah Desa suatu proses kearah yang lebih sempurna dan
Kandri ataupun di Kota Semarang yang tidak dapat diulang kembali. Pengembangan
menjadikan masyarakat semakin mengenal menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
kesenian Kempling sebagai Kesenian khas dan tidak dapat diputar kembali.
Desa Kandri. Pementasan yang dilaksanakan Perkembangan juga diartikan sebagai proses
Kelompok Kesenian Kempling terbagi dalam yang kekal dan tetap yang menuju kearah
dua jenis yaitu pementasan dari dalam Desa suatu organisasi pada tingkat integrasi yang
Kandri dan dari luar Desa Kandri. lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
Pementasan dari dalam desa yaitu pematangan,dan belajar (Monks dalam
pementasan untuk kepentingan desa. Desmita : 2010).
Misalnya penyambutan tamu atau wisatawan, Pengembangan Kesenian Kempling
yaitu pementasan dalam rangka menghibur merupakan usaha memperbaiki beberapa
para wisatawan yang datang mengunjungi aspek-aspek yang terdapat didalam Kesenian
Desa Kandri. Pementasan ini bisa menjadi Kempling. Perbaikan dalam maksud suatu
sarana untuk mengenalkan serta pengembangan yang tetap tidak melepas jati
menyebarluaskan kesenian Kempling diri kesenian yang sebenarnya. Hal ini
terhadap masyarakat sekaligus bisa dijadikan merupakan pengembangan Kesenian
sarana hiburan bagi masyarakat dan Kempling di Desa Kandri Kota Semarang yang
wisatawan. Kegiatan ini berguna untuk terdiri dari pergembangan musik dalam
menjadi daya tarik agar wisatawan datang Kesenian Kempling, pengembangan Iringan
kembali ke Desa Kandri dan mengenal dalam Kesenian Kempling dan pengembangan
kesenian Kempling. Kostum dalam Kesenian Kempling di Desa
Pementasan dari luar Desa Kandri yaitu Kandri Kota Semarang. Adapun perkembangan
pementasan yang dilaksanakan diluar Desa yang pertama yaitu sebagai berikut :
Kandri untuk kepentingan acara tertentu.
Kelompok Kesenian Kempling melaksanakan Pengembangan Lagu
pementasan kesenian Kempling untuk Pada tahun 1962 kesenian Kempling
mengisi acara yang dilaksanakan oleh ditampilkan dengan memainkan lagu-lagu
pemerintah Kota Semarang ataupun untuk sholawat dan puji-pujian untuk Allah S.W.T
tanggapan dan lomba. Selain itu Kesenian dan Nabi Muhammad S.A.W. Pada tahun 2012

8
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

masyarakat melakukan pengembangan dalam keyboard, gitar dan kethuk. Pada tahun 1962
segi pembawaan lagu agar dapat terus permainan alat musik kesenian Kempling
dinikmati oleh masyarakat. Pengembangan sangat sederhana yang hanya menggunakan
lagu yang terdapat dalam Kesenian Kempling kempling, gembur, karon dan telon saja namun
di Desa Kandri Kota Semarang terdapat pada seiring berkembangnya waktu pada tahun
lagu yang dibawakan yaitu adanya lagu 2012 dalam pertunjukan Kesenian Kempling
populer dan dangdut sebagai langkah menarik menambahkan alat keyboard dan gitar sebagai
masyarakat agar menyukai kesenian seperti alat musik melodi agar penyanyi bisa
penambahan lagu Suket Teki, Lungset dan menentukan nada yang sesuai dan terkesan
Surat Cinta Untuk Starla. Namun penambahan lebih ramai dan enerjik dengan adanya saut –
genre dan lagu – lagu dalam kesenian sautan tabuh dan melodi saat dimainkan.
Kempling dilakukan dikarenakan
menyesuaikan permintaan dari penanggap Pengembangan Pertunjukan
kesenian. Jika sebenarnya Kesenian Kempling Pada tahun 1962 pertunjukan kesenian
dalam pertunjukannya biasa melantunkan Kempling hanya mempertunjukan musik saja
tembang jawa dan sholawatan, namun sebagai iringan pengajian sholawatan dan puji-
dikarenakan permintaan dari penanggap pujian. Tahun 2012 Kesenian Kempling dalam
meminta lagu – lagu populer dan dangdut petunjukannya mengalami perubahan seperti
dengan durasi pertunjukan 4 jam. Jadi materi dipertunjukkan dengan tari dan wayang. Pasar
yang harus di pelajari oleh pemusik kesenian Gunungpati adalah sebuah karya dari seniman
Kempling harus banyak dan siap untuk Kesenian Kempling dimana iringan tari yang
memainkan lagu sesuai keinginan penanggap. dibuat adalah lagu yang menceritakan desa-
Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dessa yang ada di desa Wisata Kandri dan
bersama dengan Bapak Masduki selaku ketua tarian yang memiliki makna kehidupan warga
Kesenian Kempling pada tanggal 27 dan mata pencaharian di wilayah Kecamatan
September 2017 adalah sebagai berikut : Gunungpati yang merupakan kecamatan dari
“...pengeembangan durasi waktu dan lagu Desa Kandri Kota Semarang.
dalam kesenian Kempling sebenarnya tinggal
menyesuaikan siapa yang nanggap mas,
paling lama waktu tampil dan banyaknya Pengembangan Kostum
lagu yang dibawakan kesenian Kempling di Kelompok Kesenian Kempling yang
pertunjukan sampai 4 jam namun pernah melestarikan Kesenian Kempling di Desa
hanya main selama 5-10menit di Lawang Kandri Kota Semarang melalui upaya
Sewu, jadi perkembangan lagu yang
dibawakan yaa menyesuaikan permintaan pengembangan kesenian salah satunya yaitu
dan durasi permintaan dari penanggapnya pengembangan kostum yang terdapat dalam
mas”. Kesenian Kempling. Pada tahun 1962 sampai
Pergembangan lagu dalam kesenian 2008 kostum yang dipakai adalah baju koko
Kempling di Desa Kandri Kota Semarang dapat putih, sarung dan kopyah. Dengan kostum
di kreasikan lagi sesuai permintaan dari yang sederhana dan bernuanasa Islam
penanggap kesenian namun dalam proses kesenian Kempling dapat bertahan dalam
pergembangan tetap berpegangan pada ciri tahun 1962 sampai 2008, kostum pada
khas kesenian Kempling yang sudah ada. rentang tahun 1962 sampai 2008 adalah milik
pribadi dan setiap pemain harus punya dan
Pengembangan Alat Musik dirawat sendiri. Adapun pengembangan
Pengembangan alat musik dalam kesenian kostum pasa tahun 2012 sampai sekarang
Kempling yang terdapat di Oemah Alas Desa dalam kesenian Kempling mempunyai 3
Kandri Kota Semarang dilakukan dengan kostum yaitu kostum lurik, kostum merah dan
penambahan alat musik berupa kendhang, kostum biru dengan sarung sebagai penutup

9
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

badan bagian bawah dan ikat sebagai penutup akhirnya menciptakan pengembangan
kepala. Kesenian Kempling dengan sebuah tarian dan
Pengembangan musik, alat musik, bentuk wayang. Kesenian Kempling yang
pertunjukan dan kostum dalam Kesenian dikembangkan Bapak Masduki dan para
Kempling di Desa Kandri Kota Semarang pelaku seni di Kota Semarang mendapat
dilakukan agar keberadaan Kesenian Kempling respon yang sangat baik oleh masyarakat,
di Kota Semarang tetap terjaga dan tetap Hingga akhirnya dari tahun 2012 menuju ke
dinikmati oleh masyarakat di Kota Semarang tahun 2017 Kesenian Kempling terus
dan sekitarnya. Kelompok Kesenian Kempling mengalami perbaikan pengembangan baik
Desa Kandri Kota Semarang berperan aktif dari segi Lagu, Alat Musik, Pertunjukan dan
dalam pengembangan Kesenian Kempling, hal Kostum.
ini dilakukan agar kesenian Kempling tetap Pertunjukan Kesenian Kempling pada
dapat menarik masyarakat dan dapat tahun 2012-2017 kurang lebih berdurasi
menyesuaikan pengembangan jaman dengan sekitar 10 menit, namun hal tersebut bisa
berpatokan pada nilai-nilai tradisi yang sudah berubah-ubah sesuai dengan permintaan dari
ada. Kesenian Kempling dari awal mula penanggap kesenian. Pengembangan Kesenian
terbentuk hingga tahun 2017 mengalami Kempling terus berjalan dengan mengadakan
pengembangan-pengembangan dalam bentuk kegiatan pelatihan musik yang terbuka dan
pertunjukannya. Berikut merupakan rutin melalui Kelompok Kesenian Kempling
penjelasan singkat proses pengembangan kepada masyarakat Kota Semarang.
kesenian Kempling. Pengembangan Kesenian Kempling di tahun
2012-2017 memang banyak baik dari segi
Pengembangan Kesenian Kempling lagu, alat musik, pertunjukan dan kostumnya
Pengembangan Kesenian Kempling namun hal tersebut tidak lepas dari nilai-nilai
menuju ke tahun 2009 mulai mengalami yang ada dan tetap mempertahankan keaslian
penurunan dalam pertunjukannya hal ini kesenian Kempling yang ada pada tahun 1962.
dikarenakan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti banyaknya para Kendala dalam Pengembangan Kesenian
pemain kesenian Kempling yang bekerja serta Kempling di Desa Wisata Kandri Kota
munculnya kesenian-kesenian kreasi baru yag Semarang
digemari masyarakat pada tahun 2009. Hal Kesenian Kempling dalam
tersebut menyebabkan keberadaan kesenian pengembangannya memiliki kendala yaitu :
Kempling mulai jarang ditemui sehingga
lambat laun minat masyarakat mulai menurun Pemuda Belum Sadar Untuk Melestarikan
dalam menikmati kesenian Kempling. Pada Kesenian Kempling
tahun 2010 Kesenian Kempling mengalami Generasi muda dibutuhkan untuk
kevakuman baik dari pemainnya maupun meregenerasi kelompok kesenian Kempling
penikmat seninya. supaya kesenian Kempling bisa dilestarikan
Kevakuman Kesenian Kempling dan ide-ide kreatif dari para pemuda untuk
berlangsung hingga tahun 2012 dimana Desa mengembangkan kesenian Kempling agar
Kandri dipilih menjadi desa wisata salah satu disukai oleh masyarakat.
tokoh yaitu Bapak Masduki mencoba
membangkitkan kembali kesenian Kempling Waktu Bagi Pemain Yang Bekerja
dan mengemas kesenian Kempling menjadi Para pemain kesenian Kempling yang
kesenian yang bisa dinikmati oleh semua bekerja mayoritas umur 30 tahun tidak bisa
kalangan masyarakat. Bapak Masduki dibantu mengikuti pelatihan atau pementasan karena
oleh para pecinta seni di Kota Semarang

10
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

terbentur atau bertabrakan dengan jam kerja Mencari Tanggapan dengan Cara
mereka. Kerjasama dengan Pemerintah,
Masyarakat, dan Teman antar Anggota
Pementasan yang diperoleh dari kerja
Belum Adanya Perusahaan Atau Organisasi
sama dengan masyarakat, teman antar
yang Memasarkan dan Menyebarluaskan
anggota, dan pemerintah digunakan untuk
Kesenian Kempling Secara Rutin
kepentingan pementasan kesenian Kempling
Pengembangan kesenian Kempling
dan kepentingan para pemain. Kepentingan
belum dapat diketahui secara luas. Hal ini
pementasan ini seperti mencari dana dan
dikarenakan belum adanya perusahaan dalam
supaya kesenian Kempling dapat dikenal oleh
bidang hiburan seperti perusahaan rekaman
masyarakat luas.
yang memasarkan pementasan kesenian
Kempling. Di Kota Semarang ini hanya
SIMPULAN
beberapa kali saja tampil dibeberapa desa,
Kesenian Kempling merupakan
televisi seperti MNCTV dan METRO TV
kesenian yang berada di Desa Kandri Kota
sehingga belum banyak diketahui masyarakat.
Semarang dan dilestarikan oleh Kelompok
Kesenian Kempling. Kesenian Kempling
Upaya Mengatasi Kendala dalam
muncul kembali di tengah masyarakat desa
Pengembangan Kesenian Kempling di Desa
Kandri berawal dari niat para seniman dan
Wisata Kandri Kota Semarang
masyarakat di Desa Kandri yang ingin
Upaya yang dilakukan untuk
membangkitkan dan melestarikan kembali
mengatasi kendala yang terjadi adalah sebagai
kesenian Kempling melalui Kelompok
berikut :
Kesenian Kempling. Sejarah kesenian
Kempling dibentuk oleh Sunan Giri yang
Mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan
bertujuan untuk berdakwah menyebarkan
Kelompok kesenian Kempling
agama Islam dalam bentuk kesenian. Setelah
melakukan sosialisasi dengan memberikan
jaman Sunan Giri berakhir maka kesenian
materi bagaimana kesenian Kempling
Kempling dilanjutkan oleh Sunan Kalijaga
terbentuk dan fungsinya agar pemuda sadar
yang merupakan orang seni asli Jawa.
akan pentingnya menjaga kesenian Kempling
Kesenian Kempling pada jaman Sunan
guna menumbuhkan dan mempertahankan
Kalijaga mengalami perkembangan yaitu
keseninan Kempling. Para pemuda diajak
dengan penambahan alat musik yaitu
untuk mengikuti pelatihan dan diberi
kendang, ketipung dan kemanak. Setelah
tanggungjawab untuk melestarikan kesenian
jaman Sunan Giri dan Sunan Kalijaga, kini
Kempling supaya pemuda tergerak hatinya
warga yang sadar pentingnya kesenian
untuk terus mengembangkan kesenian
tersebut mulai tergerak untuk melakukan
Kempling.
pelestarian dan menjaga kesenian tersebut
agar tetap dicintai oleh masyarakat. Gerakan
masyarakat untuk memulai kembali kesenian
Mengatur Pemain yang Tampil
Kempling pada tahun 1962 dan dipertunjukan
Para pemain yang tidak bisa mengikuti
di berbagai tempat pengajian. Hingga pada
pelatihan atau pementasan karena jam
tahun 2012 desa Kandri menjadi desa wisata
bekerja maka akan digantikan oleh pemain
dan kesenian Kempling dimulai kembali
pengganti, jika pemain pengganti tidak bisa
dengan mengadakan pertunjukan dan
maka salah satu atau dua orang untuk
pelatihan.
bermain alat musik lebih dari satu.
Upaya pengembangan yang dilakukan
adalah Pengembangan Kesenian Kempling

11
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

yang dilakukan oleh Kelompok Kesenian Dimas. (2011). Http://dimaspratama11.


Kempling dilakukan agar Kesenian Kempling wordpress.com/2011/11/19/ analisis-
dapat terus dinikmati oleh masyarakat Kota upaya- melestarikan- budaya-bangsa. (3
Februari 2015)
Semarang. Namun pengembangan-
Ejawati, Ninik. (1998). “Bentuk Penyajian dan
pengembangan yang dilakukan tanpa merubah
Fungsi Kesenian Tradisional Odrotdi Desa
dan tetap memegang erat kekhasan Kesenian
Sumberejo Kecamatan Balong Kabupaten
Kempling di Desa Kandri Kota Semarang. Ponorogo. Skripsi S1. Semarang.
Pengembangan kesenian Kempling dilakukan Sendratasik. UNNES.
melalui pengembangan lagu, alat musik, Endarini, Adilah. (2017). “Pelestarian Kesenian
pertunjukan dan kostum. Babalu Di Sanggar Putra Budaya Desa
Proyonanggan Kabupaten Batang”.
Saran journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti Geriya, Wayan. (1992). “Kesenian Kebudayaan
Daerah dan Kebudayaan Nasional”. Edi
adalah :
Sedyawati (Ed.). Kongres Kebudayaan.
1. Bagi ketua kesenian Kempling di Desa
Jakarta: Depdikbud
Wisata Kandri, agar selalu memperhatikan
Hadi, Sutrisno. (1986. Metode Research.
perkembangan jaman dengan berbagai Yogyakarta: Andi Offset.
modernisasi yang terjadi di dalamnya Hadiwinoto. S. (2002. “Beberapa Aspek Pelestarian
namun tetap menjaga ciri khas tradisi Warisan Budaya”. Makalah disampaikan
kesenian Kempling yang sesungguhnya. pada Seminar Pelestarian dan
2. Bagi masyarakat yang ikut serta dalam Pengembangan Masjid Agung Demak, di
kegiatan pelestarian kesenian Kempling di Demak.
Desa Wisata Kandri Kota Semarang untuk Hernawan, Dedy. (2007). Musik Rebana Lombok.
Bandung: Pusat Penelitian dan
selalu menjaga kekompakan dan kerjasama
Pengembangan Pendidikan Seni
dalam menumbuhkan rasa cinta akan
Tradisional UPI Bandung
kesenian yang ada dengan cara saling
Humardani, (1983). Tari Tinjauan Dari Berbagai
toleransi terhadap sesama untuk Segi. Jakarta: Pustaka Jaya
mempertahankan kesenian tersebut agar Jamalus. (1981). Musik 4 untuk SPG Kelas II.
tetap lestari dan dapat dinikmati oleh para Jakarta: CV. Titik Terang.
penerus generasi bangsa yang akan datang. ______ . (1988. Pengajaran Musik melalui
Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan dan Kebudayaan.
Aesijah, Siti. (2007) Makna Simbolik dan Ekspresi Jazuli, M. (1994). Telaah Teoreritis Seni Tari.
Musik Kotekan. Jurnal Harmoni Vol.8No.3.. Semarang: IKIP Semarang Press.
Arikunto,suharsimi. (1998). Menejemen Kayam, Umar. (1981). Seni Tradisi Masyarakat.
Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta Jakarta: Sinar Harapan.
Bastomi, Suwaji. (1988). Apresiasi Kesenian Kusmayati, Hermien. (2000). Arak-arakan Seni
Tradisional. Semarang: IKIP Press. Pertunjukan. Yogyakarta: Tarawang Press
Bogdan dan Taylor dalam Sugiyono. 2008. Malarsih, dkk. (2009. Pendidikan Estetika Melalui
Penelitian Pendidikan Pendekatan Seni Budaya Di Fakultas Bahasa Dan Seni
Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Universitas Negeri Semarang. Harmonia
ALFABETA Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni.
Budiharjo, Paulus. (1997). Mengenal Kepribadian Vol 9, No 3. Jurusan Seni Drama, Tari dan
Mutakhir. Yogyakarta : Kanisius. Musik: UNNES
Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Moeliono, AM. (1989). Kamus Besar Bahasa
Bandung : Sunan Ambu Press STSI Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Bandung. Moleong Lexy, J. (2006). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja

12
Indonesian Journal of Conservation 7 (1) (2018): 1-14

Rosdakarya.Murtana, I Nyoman. (2011). Strategi Sedyawati, Edi. (1984). Tari : Tinjauan Dari
Pelestarian Seni Sakral Menuju Berbagai Segi. Jakarta : Pustaka Jaya.
Pembentukan Program Studi Cagar Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni
Budaya. ISI Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan.
Nirwanto, Bagus. (2015). “ Musik Hadroh Nurul Sinaga, Syahrul Syah. (2001). Akulturasi Kesenian
Ikhwan Di Kabupaten Pemalang : Kajian Rebana. Harmonia Jurnal pengetahuan dan
Aransemen dan Analisis Musik”. Pemikiran Seni. Vol 2, No 3.
Prestisa, Galuh. (2013). Bentuk Pertunjukan Dan Sinaga, Syahrul Syah. (2006). Fungsi dan Ciri Khas
Nilai Estetis Ksenian Tradisional Terbang Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah.
Kencer Baitussolikhin Di Desa Bumijawa Harmonia Jurnal pengetahuan dan
Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Pemikiran Seni. Vol 7, No 3.
Harmonia Jurnal. Vol 2, No 1. Semarang: Soedarsono, R. M. (1991). Seni Pertunjukan
sendratasik unnes Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta :
Pontoh, Nia Kumasih. (1992). http:// Depdikbud.
www.scribd.com/ doc/ 148998463/ Soedarsono, R. M. 1978. Pengantar Pengetahuan
Pengertian- Pelestarian# scribd dan Komposisi Tari. Yogyakarta : ASTI
Rachman, Abdul. “Musik Tradisional Thong–Thong Yogyakarta.
Lek di Desa Tanjungsari Kabupaten Soeharto. M. (1992. Kamus Musik. Jakarta
Rembang”, dalam harmonia edisi khusus Sondang, P. Siagian. (2012. Teori Motivasi dan
dies natalis unnes xlii maret 2007, Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
halaman 72-77. Semarang: sendratasik Sugiarto, Eko. (2013). Nilai-Nilai Karakter dalam
unnes Pembelajaran Apresiasi Seni Berbasis
Risang Ayu, Miranda. (1996, “Problem Multikultural. Jurnal sabda. Volume 8,
Pengembangan Seni Kontemporer Islam, tahun 2013: 52-62.
Jakarta:Yayasan Festival Istiqlal”. Sugiarto, Eko, Tjetjep Rohendi Rohidi, & Dharsono
Rochaeni, Eni. 1980. Seni Musik Tiga. Bandung : Sony Kartika. (2017). The Art Education
Ganesa Exact. Construction of Woven Craft Society in
Rohendi, Tjetjecep Rohidi. ( 2011). Metodologi Kudus Regency. Harmonia: Journal of Arts
Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Research and Education 17 (1), 87-95.
Nusantara Sugiyono. (2010. Metode Penelitian Pendidikan
Rohidi, Tjetjep. Rohedi. Pendekatan Sistem Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&B.
Sosial Budaya dalam Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Semarang: IKIP Press. Sumarsono. (1993). Pemertahanan Bahasa Loloan
Sasongko, Wahyu Sigit. (2017). Kreativitas Musik di Bali. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pada Grup Kentongan Adiyasa di Pengembangan Bahasa.
Kabupaten Banyumas. Jurnal Seni Musik. Sunarko, Hadi. 1985). Seni Musik I. Klaten : PT.
Vol 6, No 2. Jurusan Seni Drama, Tari dan Intan Pariwara.
Musik: UNNES Sunarto, B. (1987). “Kehidupan Musik gamelan di
Sedyawati, Edi. (2008). Budaya Indonesia: Kajian Tengah Kebudayaan Massa”. Paper for
Arkeologi Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Student Seminar ASKI Surakarta.
Raja Grafindo Persada. Yuwono, J. S. E. (1995). Megalitik Indonesia dan
Ambiguitas Pamaknaanya. Jurnal Artefak.

13
Aprelian L.R., dkk., Pengembangan Kesenian Kempling Sebagai Upaya Pelestarian
Di Desa Wisata Kandri Kota Semarang

14

You might also like