You are on page 1of 8

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.

2 Agustus-Januari 2014: 20-27

Hubungan Konsumsi Makanan Manis Dengan Kejadian Karies Gigi Pada


Anak Prasekolah Di TK B RA Muslimat PSM Tegalrejodesa Semen
Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan
(Sumini, Bibi Amikasari, Devi Nurhayati)

ABSTRAK

Sweet foods is a simple carbohydrate because it is soluble in water and is directly


absorbed by the body to convert into energy. The problem is almost entirely obtained in
10 children experience dental caries. From the preliminary study on 12 March 2014
obtained 7 children rarely eat sweet foods, caries gigidan 4 children 3 children not
experienced by charismatic teeth RA Moslem children in the village of Cement District of
PSM Tegalrejo Nguntoronadi Magetan. This study aims to determine the relationship of
sweet food consumption with incidence of dental caries in preschool children in RA
Moslem village of Cement District of PSM Tegalrejo Nguntoronadi Magetan.
The study was conducted in March to Mei.Metode used in this study are
correlational and cross-sectional survey design to use. The population of this study are all
children in the RA's Women PSM Tegalrejo, Cement Village, District, Nguntoronadi,
Ponorogo by 33 Children with saturated sampling techniques. Methods of data collection
using questionnaire and caries examination. Then the data were analyzed with the aid of
computerized using statistical test ChiSquare.
The results showed almost 26 respondents seluruhya consumption of sweet foods
(78.8%) who frequently consume sweet foods. And almost all of 30 respondents (90.9%)
had caries g Based on the results of data analysis using Chi-Square test statistic obtained
correlation coefficient 0.609 with significance level of 0.000. Because p-value = 0.000
<0.05, it can be concluded that Ho is rejected which means that there is a relationship
with the consumption of sweet foods incidence of dental caries in preschool children in
the RA's Women Psm Tegalrejo Cement Village Subdistrict Nguntoronadi Magetan.
The conclusion of this research is almost entirely children experience dental
caries, and how to prevent it is diligent in cleaning your child's teeth every day ie
morning and evening before bed, do counseling to parents on how to prevent dental
caries, consult and perform routine checks to the dentist.
Keywords:FoodConsumptionSweet,DentalCaries

PENDAHULUAN
Pembangunan
kesehatan
bertujuan meningkatkan kesehatan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat yang optimal, sehingga
terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang hidup dengan
perilaku dan lingkungan sehat, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil. Indonesia sehat yang telah
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan

mempunyai visi yang sangat ideal yakni


masyarakat Indonesia yang penduduknya
hidup dalam lingkungan yang sehat.
Pembangunan di bidang kesehatan gigi
merupakan
bagian
integral
dari
pembangunan kesehatan nasional, artinya
didalam pembangunan kesehatan gigi
tidak boleh diabaikan.Pembangunan
kesehatan
diselenggarakan
dengan
memberikan prioritas kepada upaya
peningkatan
kesehatan,
pencegahan
penyakit dengan tidak mengabaikan
upaya penyembuhan dan pemulihan
20

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

kesehatan, termasuk pada anak usia


sekolah dasar agar tercapai derajat
kesehatan secara optimal (Depkes RI,
2000).
Menurut Zelvya (2003) dalam Uji
Kawuryan (2008) penyakit gigi dan mulut
yang paling banyak terjadi adalah karies
gigi. Kerusakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh
lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Gejala awal suatu
penyakit seringkali tidak diperhatikan
atau dianggap tidak terlalu penting.
Kecenderungan ini juga terjadi pada
penyakit gigi termasuk penyakit karies
gigi. Karies gigi ini adalah penyakit
infeksi yang telah dikenal sejak dulu.
Penyakit ini merusak struktur gigi dan
menyebabkan gigi berlubang. Bahkan
dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal,
infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan
kematian.
Karies gigi ini banyak terjadi
pada anak-anak karena anak-anak
cenderung lebih menyukai makanan
manis-manis yang bisa menyebabkan
terjadinya karies gigi. Mulut bukan
sekedar untuk pintu masuknya makanan
dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih
dari itu dan tidak banyak orang
mengetahui. Mulut merupakan bagian
yang penting dari tubuh kita dan dapat
dikatakan bahwa mulut adalah cermin
dari kesehatan gigi karena banyak
penyakit umum mempunyai gejala-gejala
yang dapat dilihat dalam mulut. Pada
umumnya keadaan kebersihan mulut anak
lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan
dan
minuman
yang
menyebabkan karies dibanding orang
dewasa. Anak-anak umumnya senang
gula-gula, apabila anak terlalu banyak
makan
gula-gula
dan
jarang
membersihkannya, maka gigi-giginya
banyak
yang
mengalami
karies
(Machfoedz dan Zein, 2005).
Makanan manis adalah Menu
manis salah satunya. Makna menu manis
bisa berarti dua, manis berasal dari gula
asli, dan manis dari gula buatan
(sweetener). Dua-duanya bila dikonsumsi
berlebihan tidak menyehatkan. Anak
cenderung menyukai makanan manis.

Tapi demi kesehatan, sebaiknya jenis


menu yang serba manis perlu dibatasi.
Karena menu serba manis yang
berlebihan
dapat
mengakibatkan
kegemukan dan bisa berdampak terhadap
kesehatan gigi ( www. Sahabat nestle ).
Makanan dengan pemanis buatan
menipu tubuh dengan cara yang bisa
meruntuhkan kebiasaan makanan yang
baik. Makanan manis berpotensi melatih
anak untuk mengembangkan selera
makanan manis dan makan secara
berlebihan.
Lebih
baik
untuk
mengandalkan makanan dengan pemanis
alami, seperti buah dan bumbu manis,
seperti kayu manis dan vanila, dan hanya
menawarkan makanan serta minuman
bergula
sebagai
jajanan
sesekali
(Walker,2006 : 171).
Sebagian besar anak-anak balita
mengalami karies gigi . hal ini
diakibatkan terutama adanya komponen
karbohidrat dalam susunan makanan
merupakan faktor utama untuk timbulnya
gigi berlubang. Karbohidrat yang lengket
dan dapat melekat pada permukaan gigi
bersifat lebih kariogenik dibanding
dengan gula yang dilarutkan dalam air.
Gula murni (refined sugars) yang diolah
menjadi lebih kariogenik di antara
berbagai jenis karbohidrat tersebut.
Kariogenisitas karbohidrat bevariasi
menurut frekuensi makan, bentuk fisik,
komponen kimia, cara masuk dan adanya
zat makanan lain. Karena sintesa
polisakararida ekstrasel dari sukrosa lebih
tepat dari pada glukosa, fruktosa, dan
laktosa, maka sukrosa bersifat paling
kariogenik dan karena paling banyak di
konsumsi, maka dianggap sebagai
etiologi utama penyebab karies gigi
obesitas (Mansjoer, 2000: 151).Sewaktu
asam menekan pH plak di bawah PH5,5
terjadi demineralisasi email, dan hal ini
umumnya di anggap sebagai tahap awal
dalam proses terjadinya karies gigi,
Makin sering keadaan asam di bawah pH
5,5 terjadi dalam plak , makin cepat
karies terbentuk dan berkembang ,
hubungan ini telah diperlihatkan dalam
berbagai penelitian(Andlaw,2012: 37).
Di perkirakan bahwa 90 % dari
anak- anak usia sekolah di seluruh dunia
21

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

dan sebagian besar orang dewasa pernah


menderita karies. Prevelensi karies
tertinggi terdapat di asia dan amerika
latin. Prevelensi terendah terdapat di
afrika. Di amerika serikat ,karies gigi
merupakan penyakit kronis anak- anak
yang sering terjadi dan tingkatannya 5
kali lebih tinggi dari asma. Karies
merupakan penyebab patologi primer
atas penanggalan gigi pada anak- anak
antara 29 % hingga 59% orang dewasa
dengan usia lebih dari lima puluh tahun
mengalami karies. Jumlah kasus karies
menurun di berbagai negara berkembang,
karena adanya peningkatan kesadaran
atas kesehatan gigi dan tindakan
pencegahan dengan terapi florida (Irma,
2013:21).
Anak balita merupakan
kelompok masyarakat yang jumlahnya
cukup besar dan memiliki pravalensi
karies gigi yang cukup tinggi, survei
departemen kesehatan republik indonesia
yang dilakukan pada pelita lll dan lV
menunjukkan
bahswa
prevelensi
pendududuk indonesia yang menderita
karies gigi sebesar 80 % dan 90 % di
antarannyaa adalah anak- anak (Hidayat,
2009). Berdasarkan required treatment
index ( RTI) di Propinsi Jawa Timur
menunjukkan bahwa prevalensi anak usia
1-12 tahun yang menderita karies aktif
66,7 % sedangkan yang bebas karies 33,3
% (Martapura,2012).
Penyebab dari karies gigi
meliputi makanan yang merusak gigi
(makanan melekat, misalnya permen,
coklat, dodol). Anak belum mampu
memelihara kebersihan gigi, biasa
mengemut/ menahan makanan di mulut
(Santoso dkk, 2004) . Lubang gigi sering
terjadi pada anak, karena terlalu sering
makan cemilan yang lengket dan banyak
mengandung gula. Karies yang terjadi
pada gigi sulung memang tidak
berbahaya , namun kejadian ini biasanya
berlanjut sampai anak memasuki usia
remaja, bahkan sampai dewasa. Gigi yang
berlubang
akan menyerang gigi
permanen sebelum gigi tersebut berhasil
menembus gusi (Arisman, 2004:56).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti di RA

Muslimat PSM Tegalrejo, diketahui 33


siswa hanya 8 siswa yang memiliki gigi
bersih dan sehat, artinya sebesar 75,76%
mengalami gigi berlubang (karies).
Berdasarkan
wawancara
sementara,
terhadap 10 ibu dan siswa tersebut yang
memiliki anak usia 4-6 tahun di dapatkan
8 anak menyukai makanan manis dan 2
anak tidak menyukai makanan manis.
Dari 8 anak yang menyukai makanan
manis 7 anak mengalami karies gigi dan 1
anak tidak karies gigi. Dari data tersebut
artinya 80% sebagian besar banyak anak
yang menyukai makanan manis, dan 20%
tidak menyukai makanan manis.karena
waktu mereka lebih banyak di sekolah
sehingga untuk mengkonsumsi jajanan
manis lebih banyak. Dampak dari karies
gigi di RA muslimat PSM Tegalrejo
adalah sakit gigi yang mengganggu
proses pengunyahan saat makan sehingga
pola
makan
anak
terganggu,
menyebabkan nafsu makan berkurang
dan anak tidak masuk sekolah.
Dampak yang terjadi bila sejak
awal sudah mengalami karies adalah
selain fungsi gigi sebagai pengunyah
yang terganggu,rewel, gusi bengkak anak
juga akan mengalami gangguan dalam
menjalankan aktifitasnya sehari hari,
sehingga anak tidak mau makan dan
akibatnya yang lebih parah bisa terjadi
malnutrisi, anak tidak dapat belajar
karena kurang berkonsentrasi sehingga
akan mempengaruhi kecerdasan. akibat
lain dari kerusakan gigi pada anak adalah
penyebaran toksin atau bakteri pada
mulut melalui aliran darah, saluran
pernafasan, saluran pencernaan apalagi
bila anak menderita manultrisi, hal
tersebut akan menyebabkan daya tahan
tubuh anak menurun dan anak akan
mudah terkena penyakit. Bila gigi sulung
sudah berlubang dan rusak maka dapat
diramalkan gigi dewasanya tidak akan
sehat nantinya (Martapura, 2012).
TINJAUAN PUSTAKA
1) Konsep Dasar Konsumsi Makanan
manis
a) Pengertian
Makanan manis/ gula
adalah pemanis yang tidak dapat
22

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

dipisahkan dari makanan yang kita


konsumsi. Ia ada dalam setiap
makanan dan minuman, baik pada
buah, minuman rendah gula,
maupun
saus.
Ketika
mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, seperti
gula atau zat tepung, maka tubuh
langsung mengubahnya menjadi
glukosa.
Gula
juga
dapat
menyebabkan
masalah gigi.
Residu gula di gigi yang tidak
disikat dengan benar mendorong
perkembangbiakan bakteri alami
yang
menghasilkan
asam.
Akibatnya, gigi menjadi mudah
berlubang (Darwin,2013:17-38).
2) Konsep Dasar Karies Gigi
a) Pengertian
Karies merupakan suatu
jaringan keras gigi ( email, dentin,
dansementum)
yang
bersifat
kronik progesif dan di sebabkan
aktifitas jasad renik
dalam
karbohidrat yang dapat di ragikan
ditandai dengan demineralilasi
jaringan
keras
dan
diikuti
Kerusakan
zat
organiknya
(Mansjoer, 2000 : 151)
Karies
gigi
adalah
kerusakan jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh asam yang ada
dalam
karbohidrat
melalui
perantara mikroorganisme yang
ada dalam saliva. (Irma, 2013: 18).
b) Tingkatan karies pada gigi
Menurut Susanto ( 2007)
tingkatan karies pada gigi ada
empat yaitu :
1) Karies pada lapisan email
Karies ini baru mencapai
daerah email atau daerah
terluar dari lapisan gigi. Pada
karies ini penderita belum
merasakan sakit, ngilu dan
rasa apapun sebagai akibat
dari lubang ini, namun ada
yang peka, sehingga kadangkadang merasa ngilu bila kena
dingin ( post line, 2011 ).
2) Karies pada dentin
Jika kerusakan telah mencapai
dentin, biasanya mengeluh

3)

4)

sakit atau timbul ngilu setelah


makan atau minum manis,
asam, panas atau dingin.
( post line , 2011)
Karies pada pulpa
Apabila seseorang mengeluh
rasa sakit bukan hanya setelah
makan saja, berarti kerusakan
gigi sudah mulai mencapai
pulpa. Kerusakan pulpa yang
akut akan terjadi apabila
keluhan sakit terjadi terus
menerus
yang
akhirnya
mengganggu aktivitas seharihari. (post line, 2011).
Karies pada akar gigi dan
kuman menembus sampai ke
daerah gusi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan korrelatif
antar
variabel.
Mengacu
pada
kecenderungan bahwa variasi
suatu
variabel diikuti oleh variasi variabel yang
lain. Dengan demikian, dalam rancangan
penelitian
korelasional
peneliti
melibatkan paling tidak dua variabel
(Nursalam, 2003).
Penelitian ini
menggunakan
rancangan penelitian cross sectional yaitu
variabel
resiko
adalahrancangan
penelitian
yang
menggunakan
pengukuran dan pengamatan pada saat
bersamaan ( sekali waktu ) antara faktor
resiko atau paparan dengan penyakit
(Hidayat,2010).
Penelitian dilaksanakan di RA
Muslimat PSM Tegalrejo Desa Semen
Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Magetan.
Dalam penelitian ini populasinya
adalah semua ibu dan anak usia 4-6
tahundi RA Muslimat PSM Tegalrejo
Desa Semen Kecamatn Nguntoronadi
Kabupaten Magetan sejumlah 33 anak.
Pada penelitian ini sampel yang
diambil adalah 33 anak di RA Muslimat
PSM Tegalrejo Desa Semen Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Magetan.
Teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh yaitu jumlah
sampelnya lebih setengahnya sampling
23

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

digunakan manakala populasinya relative


kecil, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang kecil
(Sugiyono,2009).
Variabel
independen
dalam
penelitian ini adalah konsumsi makanan
manis pada anak prasekolah di RA
Muslimat PSM Tegalrejo Desa Semen
Kecamatan Nguntorondi Kabupaten
Magetan.
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini adalah Karies gigi pada
anak RA Muslimat PSM Tegalrejo di
Desa Semen Kecamatan Nguntorondi
Kabupaten Magetan.
Analisis
bivariat
dilakukan
terhadap dua variabel untuk mengetahui
perbandingan dari kedua variabel antara
hubungan konsumsi
makanan manis
dengan kejadian karies gigi pada anak.
Yang diuji dengan uji statistik Chi Square
dengan rumus :
X2

Keterangan :
= Chi square
= Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan
Analisis data ini akan dilakukan
melalui proses komputerisasi dengan
bantuan SPSS for Windows versi 18.0
untuk mengolah datanya pada taraf
signifikan 0,05 jika P<a 0,05 maka Ho
ditolak sehingga ada hubungan konsumsi
makanan manis pada anak prasekolah
dengan kejadian karies gigi di RA
Muslimat PSM Tegalrejo di Desa Semen
Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Magetan dan jika P>a 0,05 maka H1
diterima sehingga tidak ada Hubungan
Konsumsi
makanan manis dengan
kejadian karies gigi di di RA Muslimat
PSM Tegalrejo di Desa Semen
Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Magetan.

HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN

DAN

Hasil penelitian ini mencakup


tentang hubungan konsumsi makanan
manis dengan kejadian karies gigi di RA
Muslimat Psm Tegalrejo. Metode
penelitian ini merupakan korelasi analitik
dengan rancangan penelitian Cross
Sectional yaitu suatu penelitian dimana
variabelvariabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada
waktu
yang
sama
(Notoatmodjo,
2002:145-146).
Pada studi Cross Sectional ini
dilakukan pengamatan terhadap frekuensi
konsumsi makanan manis dengan
kejadian karies gigi yang berjumalah 33
anak dengan teknik sampling sampling
jenuhdan menggunakan uji statistik Chi
Square. Berikut ini adalah hasil penelitian
dalam bentuk table.
1. Konsumsi makanan manis
N Konsumsi f
%
o makanan
manis
1
Jarangkon 7
21,2 %
sumsi
makanan
manis
2
Sering
26
78,8 %
konsumsi
makanan
manis
Jumlah
33
100 %
Sumber : Kuesioner
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari
33 responden yang diteliti didapatkan
sebagian kecil 7 responden (21,2%)
jarang mengkonsumsi makanan manis
dan hampir seluruhnya 26 responden
(78,8%) sering mengkonsumsi makanan
manis
2. Kejadian Karies Gigi .
No
1
2

Kejadian
karies gigi
Gigi Sehat
Gigi Karies
Jumlah

3
30
33

9,1 %
90,9 %
100 %

Sumber : Kuesioner
24

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa


dari 33 responden yang diteliti
didapatkan sebagian kecil 3 responden
(9,01 %) tidak mengalami karies atau
gigi sehat dan hampir seluruhnya 30
responden (90,9 %) mengalami gigi
karies.
3. Tabulasi Silang

Square didapatkan koefisien korelasi


0,609 dengan tingkat signifikasi 0,000.
Karena nilai p = 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
artinya adahubungan konsumsi makanan
manis dengan kejadian karies gigi pada
anak prasekolah di RA Muslimat Psm
Tegalrejo Desa Semen Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Magetan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan
penelitian
didapatkan hampir seluruhnya pada
responden yang sering mengkonsumsi
makanan manis
26 (78,8%) dengan
26
0
26
(78,8%)
(0%)
(78,8%)kejadian karies gigi dan sebagian kecil 0
responden (0%)
tidak karies. Pada
Jarang
4
3
7
(12,1%)
(9,1%)
(21,2%)responden yang jarang mengkonsumsi
makanan manis adalah 4 responden
TOTAL
30
3
33
(90,9%)
(9,1%)
(100%) (12,1%) dengan karies dan sebagian kecil
3responden ( 9,1 %) dengan tidak karies.
Sumber : Kuesioner
Berdasarkan hasil analisa data
dengan menggunakan uji statistik ChiDari tabel 5.5 dapat diketahui
Square didapatkan koefisien korelasi
dari tabulasi silang didapatkan hampir
0,609 dengan tingkat signifikasi 0,000.
seluruhnya dari responden yang sering
Karena nilai p = 0,000 < 0,05 maka dapat
konsumsi makanan manis 26 responden (
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
78,8%) dengan kejadian karies gigi dan
artinya ada hubungan konsumsi makanan
sebagian kecil 0% responden (0%) tidak
manis dengan kejadian karies gigi pada
karies. Pada responden yang jarang
anak prasekolah di RA Muslimat Psm
konsumsi makanan manis adalah 7 %
Tegalrejo Desa Semen Kecamatan
responden (21,2%) dengan karies 4
Nguntoronadi Kabupaten Magetan.
responden (12,1) dan sebagian kecil 3
Karies gigi sering menyebabkan
responden (3,1%) dengan tidak karies.
gigiberlubang penyebab sukrosamakanan
5.4 Uji Statistik
utama streptococcus mutans untuk
tumbuh dan berkembang biak. akibatnya,
Manis
Gigigigi akan menjadi rapuh dan mudah
**
berlubang.
jika tidak segera ditangani
mani
Pearson
1
,609
secara
tepat,
kerusakan bisa menjalar ke
s
Correlation
,000
rongga lebih dalam dari bagian gigi, yaitu
Sig. (2-tailed)
dentin
dan pulpa. Jika sudah melukai
N
33
33
pulpa , tentu butuh perawatan lebih
komplek
( Djamil, 2011 : 33).
gigi
Pearson
,609**
1
Bakteri
plak
akan
Correlation
,000
memfermentasikan
karbohidrat
Sig. (2-tailed)
(misalnya
sukrosa) yang menghasilkan
N
33
33
asam, sehingga menyebabkan pH plak
akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2pH 4,5-5,0. Kemudia pH akan kembali
tailed).
normal pada pH sekitar 7 dalam 30-60
menit, dan jika penurunan pH plak ini
Berdasarkan hasil analisa data
terjadi secara terus menerus maka akan
dengan menggunakan uji statistik ChiFrekuensi
konsumsi
makanan
manis
Sering

karies

Karies Gigi
Tidak
karies

Total

25

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

menyebabkan
Demineralisasi
permukaan gigi. Kondisi

pada

asam seperti ini sangat disukai oleh


streptococcus mutans dan lactobacillus
sp, yang merupakan mikroorganisme
penyebab utama daam proses terjadinya
karies (Taqwim,2011).
Dalam hal ini hampir seluruhnya
responden berumur 5 tahun. Hal ini di
karenakan pada usia 5 tahun terjadi masa
gigi campuran ( mixed dentition), dimana
terdapat periode gigi campuran karena
ada 2 macam gigi yaitu gigi sulung dan
gigi permanen. Seharusnya pada usia
segitu gigi anak berjumlah 20 . Dan pada
usia ini terdapat gigi susu yang juga
tanggal sehingga anak untuk diajarkan
membersihkan giginya dengan rutin yaitu
dengan gosok gigi tiap pagi dan malam
sebelum tidur. Apabila konsumsi
makanan manis ini tidak diimbangi
dengan
kebersihan
mulut
akan
mengakibatkan karies gigi.Anak harus
diajarkan cara menggosok gigi yang
benar .dan pengetahuan tentang produk
jajanan yang kurang sehat.
Hal tersebut mendukung hasil
penelitian Wasri (2012), yang berjudul
hubungan jajanan kariogenik dengan
kejadian karies gigi pada anak di SDN 38
kota Bengkulu dengan hasil p = 0,001
yang menunjukkan terdapat hubungan
makanan kariogenik dengan kejadian
karies gigi pada anak di SDN 38 kota
Bengkulu.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada seluruh anak yang
berumur 4-6 tahun di RA Muslimat PSM
Tegalrejo Desa Semen Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Magetan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1) Anak Prasekolah Hampir seluruhnya
(78,8%)
sering
mengkonsumsi
makanan manis.
2) Anak Prasekolah Hampir seluruhnya
( 90,9%) mengalami karies gigi.
3) Ada hubungan antara konsumsi
makanan manis dengan kejadian
karies gigi pada anak prasekolah di

RA Muslimat PSM Tegalrejo Desa


Semen Kecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Magetan dengan tingkat
signifikansi 0,000.
Saran
Peneliti
mengharap
ibu
menambah pengetahuan, wawasan dan
mencari informasi tentang karies gigi .
Sehingga ibu dapat mengerti dan
memahami tentang karies gigi. Sehingga
ibu dapat mengerti dan memahami
tentang karies yang terjadi pada anaknya.
Diharapkan sekolah kerjasama
dengan lintas sektoral ( bidan, puskesmas
) dalam memberikan informasi tentang
kesehatan gigi yang terjadi pada anak
sehingga dapat mengadakan penyuluhan
pada orang tua tentang cara mencegah
karies gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,2006.Metode
Penelitian
Kualitatif
Dan
Kuantitatif.Jakarta:Rineka
Cipta.
Arisman, MB.2007.Gizi Dalam Daur
Kehidupan, Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Anonim.2012.Karies
Gigi.
http://id.wikipedia.org/wiki/K
aries_gigi.
( diakses pada tanggal 12
februari 2014 jam 11.15 WIB
)
Almatsier Sunita.2001.Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia
Pustaka
Utama.
Anonim .2010. Karies Gigi : Pengukuran
Faktor
Resiko.
http://usupress.usu.ac.id/files/
Menuju%20Gigi%20dan%Mu
lut%20Sehat%20_Pencegahan
%20dan%20Pemeliharaan_No
rmal_bab%201.pdf
(diakses pada tanggal 20
februari 2014 jam 14.20 WIB)
Anonim.2014.https://www.sahabatnestle.
co.id/Page/anak/parenting/dun
ia/pengaruh-buruk-makananmanis-bagi-si-kecil ( diakses
pada tanggal 05 januari 2013
jam 12.30 WIB).
26

Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 20-27

Cakrawati Dewi.2012. BAHAN PANGAN


GIZI, DAN KESEHATAN.
Bandung:Alfabeta.
C.Hanny Wijaya,2010.BahanTambahan
Pangan
Pemanis.Perpustakaan
Nasional:IPB Taman Kencana
Bogor
Darwin Philips.2013.Menikmati Gula
Tanpa Rasa Takut.Perpustakaan
Nasional: Sinar Ilmu.
Nuraini Heny. Memilih & Membuat
Jajanan Anak yang Sehat &
Halal.2007.Jakarta:Qultum
Media
Hidayat. 2009. Hubungan Ibu tentang
Perawatan Gigi dan mulut
dengan
kejadian
karies
Gigi.http://karies-space192009proposal.html (diakses pada
tanggal 20 februari 2014 jam 12
00 WIB)
Mansjoer, Arif. dkk.2000.Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Martapura.2012.Skripsi
Hubungan
Pengetahuan
Ibu
Tentang
Perawatan
Gigi
Dengan
Kejadian Karies pada Anak
Prasekolah di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal II Perumnas
MadeLamongan.http://skripsi.h
ubungan.pengetahuan.ibu.denga
n.gigi.karies.pada.anak.httml (
diakses pada tanggal 20
Agustus 2012 jam 20.15)
Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Metodologi
Penelitian Kesehatan . Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo,Soekidjo.2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis
Riset
Keperawatan
.
Jakarta:Sagung Seto.
Pratiwi Erlita.2013.45 Masalah dan
solusi
penyakit
gigi
.Yogyakarta:Adi Offet.
RJ.Andlaw & W.p.Rock.2012.Perawatan
Gigi
Anak.Jakarta:Widya
medika.
Sariningsih, Endang.2012. Merawat Gigi
Anak Sejak Dini.

Jakarta:PT elek Media Komputindo


Kelompok Gramedia.
W.Allan Walker, M.D.2006. Makanan
Sehat, Untuk Bayi & Anak.
Jakarta:PT.
Bhuana
Ilmu
Populer.

27

You might also like