You are on page 1of 13

A.A. B. Dinariyana; Soemartojo W.A.

Lecture#4 (week 2/2)

JJurusan Teknik
T k ik Sistem
Si t P k
Perkapalan
l
Fakultas Teknologi Kelautan – ITS Surabaya
TA 2009‐2010

 Harga material (cost)
 Berat (weight)
g
 Durabilitas (durability)
 Baja  umum digunakan karena memiliki
kekuatan yang baik.
 Aluminium dan campurannya digunakan karena
p
memiliki kemampuan untuk terhindar dari
korosi.
 Kemudahan dalam pengerjaan
2
 Diperlukan untuk mengatasi beban yang 
selalu diterima oleh kapal selama
beroperasinya:
 Tensile stress
 Compressive stress
p
 Shear stress
 Karakteristik material:
 Plasticity, brittleness, malleability, hardness, 
f ti
fatigue, ductility
 d tilit
3

4
Typical yield behavior for 
non‐ferrous alloys.

1: True elastic limit
2: Proportionality limit
3: Elastic limit
4
4: Offset yield strength
y g

A stress–strain curve typical 
yp
of structural steel

1. Ultimate Strength
l h
2. Yield Strength
3  Rupture
3. Rupture
4. Strain hardening region
5
5. Necking region.
g g
A: Apparent stress (F/A0)
B: Actual stress (F/A)

6
A stress–strain curve typical
yp
For brittle material 

1. Ultimate Strength
l h
2. Yield Strength

 Peraturan mengenai material

 Seluruh material harus dimanufaktur dengan


g teknik yyang 
g
telah diakui dan memenuhi karakteristik yang dibutuhkan
 need to be approved by BKI or other classification bureau.

 Komposisi kimia material yang digunakan

 Bebas dari cacat karena produksi dan handling material

 Dapat
D t di‐las
di l dengan
d standar
t d teknik
t k ik pengelasan
l yang ada
  d
(weldability)

 Biro klasifikasi dapat meminta hasil pengetesan terhadap


material yang akan digunakan 8
 Tensile test ‐ round specimen
do [mm] : diameter 
Lo [mm] : initial gauge length
Lc [[mm] 
]
: test length
g
r    [mm] 
: shoulder radius at end 
of specimen
S0 [mm2] : initial cross‐section 
within test length 

Source: BKI Vol V, 2006

.:. Specimen shape A should be 
preferred.  9

 Tensile test ‐ flat specimen
a [mm] : thickness of flat specimen
b [mm] : width of flat specimen
Lo [[mm] 
] : initial gauge length
g g g
Lc [mm]  : test length
r    [mm]  : shoulder radius at end 
of specimen

Source: BKI Vol V, 2006

.:. If the thickness of product > 40 mm
 If th  thi k   f  d t     
round tensile specimen may also be used
10
 Tensile test ‐ pipes

a [mm] : thickness of flat specimen
b [mm] : width of flat specimen
Lo [mm]  : initial gauge length
Lc [mm]  : test length
r    [mm]  : shoulder radius at end 
of specimen

Source: BKI Vol V, 2006
11

 Notched bar impact test
 For product with a thickness < 10 mm  7.5 or 5 mm 
7 5 or 5 mm 
specimen
 Not required for product with thickness of < 6 mm

12
 Pipe flattening test
 Panjang spesimen 1,5 kali diameter pipa (10 mm<L 
spesimen<100 mm)
i <   )
 Untuk welded pipe, jalur pengelasan pada spesimen diletakkan
90o dari arah tekanan yang diberikan.

Pipe flattening test

13

 Drift expanding test  Ring expanding test

14
 Vertical shear & longitudinal bending in still water

15

 Vertical shear & longitudinal bending in still water
 Gaya berat dan bouyancy tidak sama disetiap bagian kapal

 Berat akibat konstruksi dan distribusi muatan tidak merata

 Distribusi dari bouyancy tidak sama sepanjang kapal karena


luas permukaan basah disetiap bagian tidak sama.
sama

16
 Bending moments in a seaway

17

 Classic bending theory
Classic bending theory:
 

 : bending stress
M : applied bending moment
y : distance of point considered 
from neutral axis
I : moment inertia

 Nilai Ix bervariasi terhadap (sarat)2
 Peningkatan nilai sarat air yang kecil pada setiap bagian 
k
kapal akan memberikan efek pengurangan bending stress.  
l  k   b ik   f k   b di   t   
18
Pada kapal, neutral axis umumnya berada
d k ke
dekat k bagian
b i bawah
b h kapal
k l
19

 Racking, deformasi yang terjadi akibat:


 Pada
P d saatt rolling
lli kapal, geladak
k l   l d k (deck) cenderung
(d k)  d
akan bergerak terhadap struktur dasar kapal.
 Sisi kapal akan bergerak relatif terhadap sisi
lainnya.

Sekat melintang kapal dapat


mengeliminasi terjadinya racking.
20
 Torsion/Twisting moment
In most ships these torsional
ost s ps t ese to s o a
Moments and stresses are negligible

Significant for  extremely wide and long
deck openings.

Attempt to reduce 
torsion moment

21

 Panting
 Akibat fluktuasi tekanan p
pada lambung
g kapal
p akibat
gelombang yang bekerja pada lambung kapal
 Semakin besar pada kondisi pitching

 Pounding
 Terjadi pada bagian kulit dasar (bottom shell) dan
gading‐gading dibagian depan saat kapal bergerak.
 Semakin besar p pada kondisi balas ((lightly ballast 
g y
condition)  
 Umumnya terjadi pada bagian lambung dasar
b l k
belakang sekat
k t tubrukan
t b k
22
 Sambungan antara sekat melintang dan
memanjang.
memanjang

 Penguatan yang kurang
k cukup
k pada
d bukaan
b k
geladak (hatches)
g

23

 Brittle fracture
 A sharp notches
A  h   t h
 Metallurgical properties
 Thickness of plate 

 Fatigue failures
 Occurs very slowly
Occ rs  er  slo l

24
 Biro Klasifikasi Indonesia, Volume V, Edition 
2006

25

You might also like