You are on page 1of 12

ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Dosen pengampu : Khasan Ubaidillah, S.Pd.I

Disusun oleh: Muhibatul Khusna Nailatun Nikmah Noor Septaningsih (103311024) (103311026) (103311029)

Noor Septaningrum (103311028)

KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 1

ALAT PERMAINAN EDUKATIF I. PENDAHULUAN Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.1. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta2, karena bermain adalah sumber pengalaman dan uji coba. Bermain, dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat permainan yang mendidik serta alat yang bisa merangsang perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, dari sudut pandang pendidikan bermain sangat membutuhkan alat permainan yang mendidik. Dan alat permainan yang mendidik inilah yang kita sebut dengan alat permainan edukatif (APE). Alat bermain adalah segala macam sarana yang bisa merangsang aktifitas yang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya, alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional. Kemudian dalam makalah ini, kami akan membahas tentang konsep dasar alat permainan edukatif(APE), ciri-ciri peralatan yang baik untuk si balita, prinsip-prinsip pokok APE dan arti penting APE. II. RUMUSAN MASALAH A. Apa Saja Konsep Dasar dalam APE? B. Bagaimana Ciri-ciri Peralatan yang Baik untuk Perkembangan Anak? C. Apa Saja Prinsip-prinsip Pokok APE? D. Apa Arti Penting APE untuk Anak? III. PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Alat Permainan Edukatif (APE) Ada beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dalam memahami alat permainan edukatif, yaitu sebagai berikut3:

Andang Ismail, Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif, ( Yogyakarta: Pilar Media, 2007), Cet. III, hlm. 150 2 A. Martuti, Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), cet.I, hlm. 48 3 Andang Ismail, Op Cit, hlm. 172-173

1. Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan seperangkat instrumen, baik merupakan metode atau cara maupun perkakas yang digunakan seseorang dalam rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain sambil belajar. 2. Alat Permainan Edukatif adalah serangkaian alat yang digunakan anak , orang tua maupun guru dalam meningkatkan fungsi intelegensi, emosi, dan spiritual anak, sehingga muncul kecerdasan yang dengannya seluruh potensi yang dimiliki anak dapat melejit. 3. Jika dipandang dari sudut pandang materialnya, alat permainan edukatif terdiri dari berbagai jenis yang dapat mengembangkan daya berpikir (kognisi), cipta bahasa, motorik, dan keterampilan anak. 4. Bahan yang digunakan sebagai Alat Permainan Edukatif tidak mengikat, harus terbuat dari salah satu bahan dasar, seperti plastik atau kayu, besi, tanah, plastisin, spon, ataupun yang lainnya. Sebab, anak tidak memperdulikan bahan yang bagus atau tidak, bahan yang mahal atau tidak. Tetapi yang terpenting adalah alat permainan itu menyenangkan atau tidak, dan bagi orang tua atau guru, tujuan dari materi dapat tersampaikan atau tidak. 5. Anak-anak sangat membutuhkan sarana pendidikan berupa alat bermain yang lengkap. Alat yang lengkap dapat memberi peluang kepada anak untuk dapat bereksplorasi sepuasnya. Tetapi tidak harus mahal, sebab alat yang mahal bukan satu-satunya kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan anak-anak. Namun, harus disesuaikan dengan kebutuhan, fungsi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan anak dalam hal ini yaitu mengembangkan daya cipta, berpikir,dan kemampuan dalam berbahasa dan motorik kasar anak. B. Memilih Peralatan Untuk Kegiatan Kreatif Anak Memilih mainan untuk anak memang tidak selalu mudah. Karena kalau tidak teliti dan salah memilih, kita bisa terjebak. Bukannya mendidik, tetapi justru memanjakan. Ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita sebelum memilih mainan. Misalnya, apa yang bisa dilakukan anak dengan mainan itu. Apakah mainan itu mampu melatih ketrampilan fisik serta merangsang aktivitas mentalnya? Begitu juga soal keamanannya.4 Dalam memilih alat dan perlengkapan bermain dan belajar anak untuk kreatif anak, guru dan orang tua sebaiknya memperhatikan ciri-ciri peralatan yang baik. Ciri-ciri peralatan yang baik di antaranya5: 1. Desain Mudah dan Sederhana

4 5

Imam musbikin, mendidik anak kreatif ala einstein, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2006), hlm.29 Andang Ismail, Op.,Cit, hlm. 162-166

Pemilihan alat untuk kegiatan kreativitas anak sebaiknya memilih yang sederhana dari segi desainnya. Karena jika peralatan terlalu banyak detail (rumit) akan menghambat kebebasan anak untuk berkreasi. Yang terpenting adalah alat tersebut tepat dan mengena pada sasaran edukatif, sehingga anak tidak merasa terbebani oleh kerumitannya. 2. Multifungsi (Serba Guna) Peralatan yang diberikan kepada anak sebaiknya serba guna, sesuai untuk anak laki-laki maupun anak perempuan. Selain itu, alat kreativitas juga dapat dibentuk sesuai dengan daya kreativitas dan keinginan anak. 3. Menarik Sebaiknya pilihlah peralatan yang memungkinkan dan dapat memotivasi anak untuk melakukan berbagai kegiatan serta tidak memerlukan pengawasan terus-menerus, atau penjelasan panjang lebar mengenai penggunaannya. Dengan demikian anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam mengekspresikan kegiatan kreatifnya. 4. Berukuran Besar Alat kreativitas yang berukuran besar akan memudahkan anak untuk memegangnya. Anak-anak dalam fase anal biasanya semua yang dapat dijangkau dan dipegang lalu dimasukkan ke mulutnya. Untuk menghindari kemungkina yang membahayakan, maka sebaiknya memilih peralatan yang berukuran besar. 5. Awet Biasanya, peralatan yang tahan lama harganya lumayan mahal. Namun demikian, tidak semua peralatan yang tahan lama harganya lebih mahal. Ciri dari bahan yang tahan lama adalah tidak pegas, lentur, keras dan kuat. 6. Sesuai Kebutuhan Sedikit banyaknya peralatan yang digunakan tergantung seberapa banyak kebutuhan anak akan peralatan tersebut. 7. Tidak Membahayakan Tingkat keamanan suatu peralatan kreativitas anak sangat membantu orang tua atau pendidik dalam mengawasi anak. Karena banyak alat yang dapat menimbulkan kekhawatiran jika anak menggunakannya, seperti; pisau, cutter, jarum, peralatan kecil, dan lain sebagainya. 8. Mendorong Anak untuk Bermain Bersama Untuk mendorong anak dapat bermain bersama, maka diperlukan alat yang dapat merangsang kegiatan yang melibatkan orang lain. Oleh karenya, orang tua sebaiknya 4

memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya untuk bermain dengan segenap kreativitas positifnya. Contoh alat yang cukup membantu anak bersosialisasi adalah rumah-rumahan atau tenda yang sedikitnya dapat menampung minimal dua anak, pistol-pistolan dan bola. 9. Mengembangkan Daya Fantasi Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi anak, karena memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan melatih daya fantasinya. 10. Bukan Karena Kelucuan dan Kebagusannya Alat-alat yang dipilih sebagai alat pengembangan kreativitas anak bukan sekedar alat yang bagus atau lucu. Akan tetapi alat permainan yang mampu mengembangkan intelektualitas, afeksi, dan motorik anak. 11. Bahan Murah dan Mudah Diperoleh Kebanyakan orang tua lebih menyukai peralatan kreativitas yang harganya cukup mahal. Karena ada image bahwa peralatan yang mahal adalah peralatan yang berkualitas dan bagus. Peralatan yang mahal tersebut dianggap benar-benar dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Dengan membeli peralatan yang sudah jadi, sesungguhnya itu telah mengurangi prosentase nilai kreativitas. Jika orang tua atau guru yang menciptakannya, anak justru lebih suka dan lebih tertarik untuk dapat berkarya, membuat sesuatu seperti yang dilakukan orang tua atau gurunya. Sehingga kreativitas anak memiliki nilai plus dibanding dengan membeli yang sudah siap pakai. C. Prinsip-Prinsip Pokok Alat Permainan Edukatif 1. Prinsip Produktivitas Alat permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri anak sebagai pengguna dari alat itu sendiri. Dengan demikian, anak akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan tentunya memberi makna tersendiri bagi anak dan lingkungannya. Dengan demikian, prinsip produktivitas dari alat permainan edukatif menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan. Unsur orisinalitas yang terdapat dalam APE dapat mengembangkan kemampuan anak untuk membuat sesuatu tanpa meniru ciptaan orang lain. Artinya, anak lebih mengutamakan banyak berkarya dari pada meniru atau melihat karya orang lain, meskipun hasilnya kurang baik. Kondisi yang memungkinkan seorang anak menciptakan produk kreatif dari APE adalah kondisi pribadi dan lingkungan si anak, yaitu sejauh 5

mana keduanya mendorong seorang anak untuk melibatkan dirinya dalam proses (kegiatan, aktivitas, kesibukan) yang kreatif. Untuk itu orang tua atau pendidik harus dapat mengapresiasi hasil karya anak dengan memberi pujian atau penghargaan. Hal ini akan membuat anak percaya akan kemampuan karya dirinya. 2. Prinsip Aktivitas Alat permainan edukatif juga harus dapat mengembangkan sikap aktif anak. Anak melakukan berbagai aktivitas edukatif yang kreatif dengan penuh semangat. Misalnya, anak diberikan APE berupa tali. Dengan tali, anak dapat melakukan aktivitas bermain lompat tali, berlari mengikuti tali, menarik sesuatu dengan tali, tali temali, dan lain-lain, yang amat bermanfaat dalam mengembangkan motorik kasar dan motorik halusnya. Artinya, meskipun APE itu murah dan mudah di dapat, ternyata dapat mengembangkan beberapa aspek yang terdapat dalam diri anak, yaitu dapat mengembangkan daya berpikir, cipta, bahasa, motorik, dan ketrampilannya. 3. Prinsip Kreativitas Melalui eksperimentasi (percobaan) dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan. Kreativitas ini menyangkut cara berpikir kreatif. Yaitu, kemampuan untuk melihat bermacam-macam jawaban terhadap satu soal. Saat melihat sesuatu, pada anak yang berpikir kreatif, akan segera muncul ide-ide. Ide itu timbul dalam dirinya sendiri tanpa perlu pemberitahuan dari orang lain. 4. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi Prinsip ini yang harus menjadi tolak ukur bik buruknya efek dari alat permainan yang digunakan anak. Bukan bagus atau jeleknya, mahal atau murahnya dari alat yang dipakai, tetapi dapat menghasilkan makna yang besar atau tidak terhadap perkembngan potensi anak. Untuk itu, APE harus dapat mengembangkan potensi anak dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat dalam mengembangkan diri secara seutuhnya, meskipun biaya yang dikeluarkan relatif murah. Dalam hal ini, seorang pendidik atau orang tua dituntut untuk menjadi fasilitator yang cerdas dan kreatif, cerdas dalam memilih dan menyediakan alat-alat permainan yang dibutuhkan anak. 5. Prinsip Mendidik dengan Menyenangkan APE yang baik bukanlah yang membuat pusing, menjenuhkan, dan membuat anak bermain menonton. Utnuk itu, dalam pembuatan APE sebaiknya pendidik atau 6

orang tua mempertimbangkan sisi kemampuan anak dalam melakukan aktivitas yang dibuatnya itu. Yang terpenting, anak merasa senang dengan mainan yang dimainkannya. Tanpa disadari si anak, ternyata alat permainan yang digunakan bermanfaat dalam mengembangkan (IQ) mengarah pada kemampuan yang menyangkut kerja otak, seperti: daya pikir, cipta, mengingat dan lain-lain, (EQ) mengarah kepada kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengenali emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, membina hubungan dengan orang lain. Sedangkan (SQ) mengarah kepada makna serta nilai, seperti: semangat, visi, harapan, serta kesadaran akan makna dan nilai kita.6 6. Arti penting APE untuk Anak Alat permainan edukatif itu penting bagi anak-anak disebabkan7: a. Dapat melatih konsentrasi anak Bahan ajar yang disampaikan dengan alat peraga akan membantu mempertahankan daya tangkap murid, karena bahan pengajaran itu mempunyai daya tarik tersendiri. b. Mengajar dengan lebih cepat Dengan bantuan alat-alat peraga, guru bukan saja dapat menjelaskan banyak hal dalam waktu yang lebih singkat, juga dapat mencapai hasil mengajar dengan lebih cepat. c. Dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu dan tempat Misalnya apabila kita ingin menjelaskan peristiwa sejarah pada anak atau ingin mengenalkan budaya suatu daerah maka akan lebih mudah apabila menggunakan alat peraga. Karena dengan alat peraga akan mengatasi keterbatasan waktu dan keterbatasan tempat. d. Dapat mengembangkan sosialisasi anak e. Dapat mengatasi masalah keterbatasan bahasa anak f. Dapat membangkitkan emosi manusia g. Dapat menambah daya pengertian atau pemahaman anak h. Dapat menambah ingatan murid Para ahli berpendapat bahwa penggunaan lebih banyak media yang berhubungan dengan panca indera dapat membuat pengajaran semakin berhasil. i. Dapat menambah kesegaran dalam mengajar Cara mengajar yang disampaikan dengan bentuk yang berbeda-beda akan memberikan kesegaran pada murid, menambah suasana belajar yang menyenangkan, mampu membangkitkan motivasi belajar, dan penggunaaan alat peraga harus bervariasi.
6 7

Ibid, hlm.174-180 Ibid, hlm. 180-185

Sedangkan, menurut para ahli psikologi dan pendidikan menegaskan kembali akan pentingnya permainan dalam proses pertumbuhan fisik, akal dan emosi anak. Selain itu, permainan juga dinilai penting dan sangat perlu dilihat dari kacamata dunia pendidikan dalam membentuk pribadi anak secara benar, di mana dengan bantuan permainan, seorang anak akan mendapatkan kemampuan yang beragam, di antaranya: bagaimmana cara berinteraksi dengan yang lain. Di samping itu, permainan juga memiliki imbas positif yang cukup besar pada perkembangan ingatan, pengetahuan, daya imajinasi, bahasa, emosi dan kemauan anak. Permainan juga dinilai telah memberikan nilai pendidikan tersendiri . Hal tersebut berlaku seandainya para tenaga pengajar dan orang tua dapat menyusun dan mengarahkan permainan tersebut menjadi permainan yang mendidik, di mana proses pertumbuhan anak tidak akan terlaksana dengan sempurna hanya karena suatu kebetulan, pengetahuan yag datang secara tiba-tiba, atau sikap sembarangan. Karena, proses pertumbuhan anak yang benar hanya akan terwujud melalui pendidikan terarah secara sadar. Di mana di dalamnya telah diletakkan berbagai karakteristik perkembangan dan nilai-nilai pembentukan kepribadian anak, melalui berbagai aktivitas yang mendidik dan telah tertata rapi, sehingga telah siap untuk direalisasikan; baik di sekolah, klub, jalanan atau pun yang lainnya. Semuanya itu dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa perkembangan berbagai proses kejiwaan dan pembentukan karakteristik kepribadian anak tidak akan terjadi begitu saja, hanya karena mereka melakukan permainan semata. Karena, seorang anak hanya akan mampu belajar banyak dari berbagai bentuk permainan melalui cara meniru secara langsung apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekelingnya; melalui teman dan sahabat. Inilah yang ditegaskan kembali oleh berbagai teori pendidikan dalam Islam yang diambil dari pesan dan arahan Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau dalam mendidik putra-putri mereka, yaitu dengan mempersiapkan berbagai tempat dan kesempatan bagi anak untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga yang beragam.8 IV. ANALISIS Pada dasarnya APE adalah alat peraga yang digunakan untuk melatih perkembangan anak yang mempunyai nilai edukatif. Bagi pendidik APE sangat penting, karena dapat memudahkan pembelajaran pada anak usia dini yang pada dasarnya mempunyai konsep bermain sambil belajar.
8

Abdillah Obid dan Yosi Basyaruddin, Manhaj pendidikan Anak Muslim, (Jakarta Selatan: Mustaqim, 2004), cet. 1, hlm. 341-342

Permainan apapun yang dilakukan anak merupakan proses belajar. Semakin beragam gerakan yang ia tampilkan, dan kebisingan yang ia ciptakan menunjukkan betapa kuat keinginannya untuk belajar. Bila kita memahami kebutuhan bermain anak, tentunya kita dapat merangsang anak agar permainan yang diminatinya menunjang proses belajar yang memang mendominasi seluruh masa perkembangannya. Dalam menggunakan APE ini tentunya peran pendidik sangat penting, yaitu untuk memilih alat APE yang seperti apa yang dibutuhkan?, apakah mainan itu mampu melatih keterampilan fisik serta merangsang aktivitas mentalnya? Begitu juga dalam hal keamanannya. Hal seperti itu sudah sepatutnya pendidik memberi perhatian khusus pada mainan anak. Setelah membahas konsep dasar APE, ciri-ciri APE yang baik untuk anak, prinsipprinsip APE, dan arti penting APE secara teori, maka pemakalah juga melakukan sebuah mini riset untuk mengetahui APE yang digunakan dalam mendidik anak itu seperti apa. Dalam mini riset ini pemakalah mewawancarai pendidik sekaligus pengelola dari lembaga Kelompok Bermain Islam Terpadu (KBIT) As-Salam Mijen. Narasumber mengatakan bahwa APE yang digunakan dalam Kelompok bermain tersebut bertujuan untuk melatih semua aspek perkembangan anak. Dan juga untuk memudahkan pendidik dalam proses belajar mengajar. Menurut beliau, APE yang ada dan digunakan di KBIT As-Salam ini disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada. Pengadaan APE di KBIT as-Salam berdasarkan atas budget yang diperoleh dari bantuan, dan anggaran tahunan. Untuk pemilihan APE, kebetulan narasumber yang kita wawancarai juga mendapat job untuk membeli peralatan APE, kriteria pemilihan APE menurut beliau yaitu berdasarkan pada prinsip-prinsip. pertama, APE harus benilai edukatif, kedua, APE harus menarik minat anak untuk belajar, ketiga, APE bisa membuat anak merasa senang, keempat, tepat sasaran. Sedangakan mengenai harga APE tidak terlalu menjadi pertimbangan karena murah itu belum tentu bisa menjamin keamanan bagi si anak. Yang terpenting dalam memilih APE adalah berdasarkan kebutuhan anak. Di KBIT AsSalam sendiri, pemilihan APE yang digunakan juga disesuaikan berdasarkan sentra-sentra (tema) tertentu. Misalnya, sentra bahan alam, sentra balok, sentra main peran, sentra persiapan, sentra seni, dan sentra sains. Dari masing-masing sentra tersebut tentunya ada beberapa aspek yang ingin dicapai, baik itu aspek motorik kasar, motorik halus, aspek kinestetik, aspek bahasa, aspek kreativitas atau daya cipta, daya pikir, seni, dan lain sebagainya. APE yang digunakan untuk melatih motorik halus misalnya memukul-mukul sendok, merobek dan melipat kertas, bermain plastisin, menggambar, menuang air, dan lain-lain, 9

APE yang digunakan untuk melatih motorik kasar dan kinestetik anak misalnya menari mengikuti irama musik, menendang, melempar, menangkap bola, dan lain-lain, APE yang digunakan untuk melatih kreativitas anak yaitu melalui kegiatan menggambar, APE yang digunakan untuk melatih daya pikir anak bisa melalui permainan angka, di KBIT As-salam ini angka yang di ajarkan yaitu hanya angka 1 sampai 5 misalnya dengan menghitung jari atau benda-benda sekitar seperti kancing, buah-buahan, dan lain-lain. Sedangkan untuk melatih bahasa anak, di KBIT As-salam ini setiap hasil karya anak dideskripsikan oleh masing-masing anak. Dengan demikian, berdasarkan mini riset yang pemakalah lakukan, dalam implementasinya tidak jauh berbeda dengan teori yang sudah dijelaskan dalam makalah. V. KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan seperangkat instrumen, baik merupakan metode atau cara maupun perkakas yang digunakan seseorang dalam rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain sambil belajar. Dari sudut pandang orang tua atau pendidik APE memilik arti yang sangat penting. Karena dapat membantu dan memudahkan mereka dalam mendampingi proses pembelajaran pada anak usia dini. Sedangkan dari sudut pandang anak-anak APE memiliki arti penting sebagai berikut: dapat mengembangkan konsentrasi anak, dapat mengatasi keterbatasan bahasa anak, dapat mendorong anak bersosialisasi, dapat menambah daya ingat dan pemahaman anak mengenai sesuatu. Kemudian dalam memilih alat permainan untuk anak, orang tua atau pendidik sebaiknya memperhatikan beberapa prinsip APE (yang mencakup: prinsip produktivitas, prinsip aktivitas, prinsip kreativitas, prinsip efektifitas dan efisiensi serta prinsip mendidik yang menyenangkan) dan ciri-ciri alat permainan yang baik untuk anak (yang meliputi: Desain Mudah dan Sederhana, Multifungsi, menarik, awet, berukuran besar, tidak membahayakan, sesuai kebutuhan, barang murah dan mudah didapat, bukan karena kelucuan atau kebagusannya, mendorong anak untuk bermain bersama, serta dapat mengembangkan daya fantasi anak)

10

DAFTAR PUSTAKA Basyaruddin, Yosi, dan Abdillah Obid. 2004. Manhaj pendidikan Anak Muslim. Jakarta Selatan: Mustaqim. Ismail, Andang . 2007. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media. Martuti, A.2008. Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Musbikin, Imam. 2006. mendidik anak kreatif ala einstein. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 11

12

You might also like