Professional Documents
Culture Documents
196 - 199
I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7
JOI
197
JOI
ABSTRACT
Objective: To report an unusual case and successful management of intralenticular foreign body extraction
followed by phacoemulsification and intraocular lens implantation in penetrating injury patient. Methods: Case
report, a thirty four years old woman was referred from Sidoarjo general hospital with penetrating injury in the right
eye pricked by copper wire 4 hours before coming to the hospital. Visual acuity in right eye was finger counting in
the 2 metres. Ophthalmologic examination showed vulnus ictum in the upper eyelid. Subconjunctival hemorrhage
and anterior intralenticular yellowish foreign body was identified with slit - lamp examination. Patient was admitted
to the hospital for planning foreign body extraction with local anesthesia. We had done intralenticular foreign body
extraction followed by phacoemulsification procedure with intra ocular lens implantation. Result: Best corrected
visual acuity ( BCVA ) in the right eye improved as it became 5/5 with S-1.25 C-1.50 A 90. Systemic steroid had
been successfully tappered off without any sign of inflammation in the anterior segment until minimal dose ( 1 X 4
mg ) as it was needed to control the inflammation reaction. Conclusion: Foreign body extraction followed by
phacoemulsification procedure may give good result for penetrating injury with foreign body inside the lens.
Keywords: intralenticular foreign body, foreign body extraction, phacoemulsification.
Correspondence: Laksono Bagus Sasmito, c/o: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya 60286. E-mail:
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ manusia
yang terekspos dengan dunia luar yang mau tidak
mau akan rentan untuk mendapatkan trauma dari
luar dan tentu saja akan mengakibatkan penyulit
hingga dapat mengganggu fungsi penglihatan.
Trauma dapat berupa trauma tumpul, tembus, kimia
maupun radiasi dimana hal ini dapat mengenai
semua jaringan mata tergantung berat ringannya
trauma yang terjadi. Trauma yang terjadi selain bisa
merusak jaringan mata juga bisa menyebabkan
komplikasi-komplikasi lain yang mungkin terjadi
1
196
matanya.
Dari pemeriksaan fisik di IRD RSU dr Sutomo
didapatkan tajam penglihatan mata kanan 2 meter
hitung jari dengan pinhole 6/20 sedangkan mata kiri
6/30 dengan pinhole 6/6. Penderita mempunyai
riwayat memakai kacamata. Sedangkan tekanan
intra okuli mata kanan sedikit lebih rendah yaitu 12,2
mmHg dan mata kiri 17,3 mmHg. Dari pemeriksaan
segmen anterior mata kanan didapatkan laserasi
pada palpebra atas berupa titik dengan diameter
0.5 mm yang merupakan port d'entry dari korpus
alienum, konjungtiva yang hiperemia, perdarahan
subkonjungtiva, serta didapatkan korpus alienum
berupa serpihan kawat tembaga diantara lensa dan
iris.
A
198
JOI
DISKUSI
Penanganan benda asing dalam bola mata
perlu memperhatikan banyak hal antara lain jenis
trauma, tajam penglihatan, komplikasi yang terjadi,
komposisi dari benda asing, besar dan posisi benda
asing, serta apakah benda asing tersebut dapat
diekstraksi tanpa menimbulkan kesulitan untuk
perbaikan struktur bola mata. Pemeriksaan dengan
slit lamp merupakan sangat penting untuk melihat
adanya kelainan dari lensa serta kelainan-kelainan
lain yang menyertai seperti adanya prolap dari
vitreous ataupun yang lain.
Pada penderita ini didapatkan benda asing
berupa kawat tembaga yang masuk dari kelopak
mata atas, menembus sklera dan berhenti di dalam
lensa. Tidak ada robekan yang tampak pada kapsul
anterior dan posterior, lensa masih terlihat jernih dan
belum tampak adanya deposit.
Pengambilan benda asing berupa tembaga
dikategorikan sebagai emergency basis, dimana bila
tembaga ini tidak segera diambil akan menimbulkan
deposisi dari tembaga atau chalcosis. Perlu tidaknya
pengangkatan lensa masih menjadi perdebatan
tetapi banyak ahli yang mengemukakan bahwa lensa
tidak perlu diekstraksi bila tidak ada katarak yang
terjadi dan atau bila kapsul anterior maupun posterior
masih utuh atau walaupun ada lesi tetapi lesi tersebut
masih bisa menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
Bila lensa diekstraksi pemilihan tehnik tergantung
operator baik lensektomi, ECCE, ICCE atau
kebanyakan kasus dapat memilih melakukan
fakoemulsifikasi dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya komplikasi prolap dari
1,3,4,5
vitreous selama operasi.
199
JOI
DAFTAR PUSTAKA
1. Rapuano C J., Anterior Segment, The Requisites
in Ophtalmology, 1th edition Mosby inc, Missouri.
2000, pp 314-316
2. Pavan D, Langston, Manual of Ocular Diagnosis
and Therapy, 5th edition Lippincott William &
Wilkins, Philadelphia. 2002, pp 229-230
3. Kuhn F, Ocular Traumatology, 1th edition Springer
Verlag, Berlin.2008, p 245-250
4. Kanski JJ, Uveitis : Clinical Ophtalmology, a
Systemic Approach, 7 th editionButterworth
Heinemann, USA. 2007, pp 279-280
5. Khaw P.T, Shaw P., Elkington A.R, ABC of Eyes,
4th edition BMJ Publishing Group, London. 2004,
pp 150