You are on page 1of 14

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

NILAI GIZI DAN HIGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN YANG DIJUAL DI KANTIN
SEKOLAH DASAR DI KOTA MATARAM
AASP.Chandradewi, Made Darawati, Ni Ketut Yuniati
Abstract: Food is an essential requirement for human life. Food is likely to be contaminated so that it can cause
a disease called food borne illness. The children often become victims of the disease. This is generally caused
by not applying the practice of hygiene and sanitation. This research is designed based descriptive crosssectional approach. The population in this study amounted to 156 primary schools in the city of Mataram and
the large amount of sample 61 elementary schools. The results showed 44.26%, the school canteen sells one
type of main meal and 47.54% selling more than four kinds of snacks and 39.34%, and 54.09% of respondents
sell its individual hygiene is not good, 57.38% respondents have food handling is not good and 59.02% of the
respondents presents food presentation is not good. While the school canteen which has a good personal hygiene
as much as 45.10%, good sanitation of processing as much as 42.62% and that serves food with good sanitation
is 40.98%. Nutritional value of snacks that are sold in school canteens in the city Mataram meet an average of
only 15.66% of the energy needed by school children and 15.60% of the protein. For that need to be given
training and education about hygiene and sanitation to all traders in the school canteen on an ongoing basis
Kata kunci: Nilai gizi, Makanan jajanan, higiene sanitasi, kantin sekolah.
LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa,

jajanan di pedagang kaki lima yang murah, mudah,

karena mereka adalah generasi penerus bangsa.

menarik dan bervariasi.


Makanan yang dijajakan oleh pedagang kaki

Kualitas bangsa dan masa depan ditentukan oleh

lima umumnya tidak dipersiapkan dengan baik dan

kualitas anak-anak saat ini.

bersih. Kebanyakan pedagang kaki lima memiliki

Upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak

pengetahuan

dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh

pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai

kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung

akses yang baik terhadap fasilitas air bersih dan

pemberian zat gizi dengan kualitas dan kuantitas

buang sampah. Sebagian besar dari makanan jajanan

yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang

yang dijual, biasanya dibuat di lingkungan keluarga

tersebut, pemberian zat gizi atau asupan makanan

sebagai industri rumah tangga, dengan menerapkan

pada anak tidak selalu dapat dilakukan dengan

teknologi

sempurna (Arisman, 2004).


Masalah gizi yang sering dialami anak usia

perhatian terhadap praktek hygiene dan sanitasi


sangat

sekolah adalah masalah kekurangan atau kelebihan

yang

rendah

tradisional

minimal

yang

sekali,

tentang

penanganan

sederhana,

khususnya

dimana

dalam

hal

akibat

pengolahan dan penyajian makanan (Winarno, 1997).


Upaya untuk menyediakan makanan yang

kekurangan yodium dan karies gigi (Arisman, 2004).

bergizi dan sehat pada saat anak berada disekolah

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi pada

dapat dilakukan melalui membekali anak dengan

anak usia sekolah adalah perilaku makan yang

makanan sehat dari rumah atau bersama-sama antara

kurang benar. Perilaku makan yang sering menjadi

pemerintah, sekolah dan orang tua mengawasi

masalah adalah kebiasaan mengkonsumsi fast food,

makanan jajanan yang dijual di sekolah. Dari 156

berat

badan,

anemia

gizi,

gangguang

sekolah dasar yang berada di Kota Mataram

158

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

sebanyak 85% mempunyai warung sekolah namun

Jenis Data Yang Dikumpulkan:

sampai saat ini belum ada data tentang nilai gizi dan

1.

Data tentang karakteristik penjual makanan

hygiene sanitasi makanan jajanan yang dijual di

jajanan di warung sekolah dasar di Kota

sekolah-sekolah Dasar Kota Mataram. Data yang

Mataram menurut umur, jenis kelamin dan

valid tentang hal ini akan sangat berguna sebagai


2.

bahan pertimbangan dalam memberi pendidikan gizi,

di warung sekolah Dasar di Kota Mataramdan

hygiene dan sanitasi bagi anak sekolah. Tujuan dari


penelitian inin adalah untuk mengetahui nilai gizi

3.

dan hygiene sanitasi makanan jajanan yang dijual


4.
METODE PENELITIAN

Kota Mataram.
Data tentang penyajian makanan jajanan

di Kota Mataram yang memiliki warung sekolah


dan

Dasar di Kota Mataram.


Data hygiene dan sanitasi pengolahan makanan
jajanan yang dijual diwarung Sekolah Dasar di

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
sekolah)

nilai gizi makanan jajanan.


Data tentang nilai gizi (Energi dan protein) dari
makanan jajanan yang dijual di warung Sekolah

warung sekolah dasar di Kota Mataram.

(kantin

pendidikan.
Data tentang jenis makanan jajanan yang dijual

pelaksanaan

yang dijual di warung

penelitian

Sekolah Dasar di Kota

Mataram.

dilakukan pada bulan Juni s.d. Oktober 2010


Rancangan Penelitian.
Rancangan
yang

Cara Pengumpulan Data


digunakan

dalam

1.

penelitian ini adalah Observasional deskriptif dan

jajanan di warung sekolah dasar di Kota

dari segi waktu termasuk jenis penelitian crossectinal


Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah 156

Mataram dikumpulkan dengan cara wawancara


2.

sekolah dasar yang ada di Kota Mataram dan sampel

3.

dasar, diperoleh dengan formula Lemeshow 1990,

Kecamatan

Mataram

wawancara dengan kuisioner.


Data tentang nilai gizi makanan dikumpulkan
makanan serta penimbangan berat makanan

Mataram berjumlah 20 SD, Kecamatan Cakra


dan

Kota

melalui wawancara, dan pengambilan sampel

yang terdiri dari sekolah dasar di Kecamatan


SD

di

sekolah dengan alat bantu form check list. Dan

dan berada dibawah

pengawasan sekolah. Jumlahya sebanyak 61 sekolah

20

Sekolah

dikumpulkan dengan cara observasi ke warung

masing Kecamatan dalam Kota Mataram yang

berjumlah

dengan menggunakan kuesioner terstruktur.


Data tentang jenis makanan jajanan yang dijual
diwarung

dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di masingmemiliki warung sekolah

Data tentang karakteristik penjual makanan

Ampenan

4.

berjumlah 21 SD.

yang dijual di warung sekolah dasar.


Data tentang hygiene dan sanitasi penyajian
makanan jajanan dikumpulkan melalui observasi
di warung sekolah dasar dan wawancara dengan

Cara Pengambilan Sampel


5.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian

alat bantu check list dan kuesioner.


Data tentang hygiene dan sanitasi proses

ini dengan cara sistematik random sampling dengan

pengolahan dan personal higiene, dikumpulkan

kelipatan 3 ( K = N/n ).

melalui observasi lansung ke tempat pengolahan

159

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011

makanan dari makanan yang dijual diwarung

Tabel 1. Karakteristik Penjual Makanan jajanan


di Kantin Sekolah Dasar Kota Mataram menurut
umur, jenis kelamin dan pendidikan

sekolah dasar serta wawancara dengan alat bantu


6.

kuesioner dan check list.


Data tentang higiene dan sanitasi (personel

Persentase

- 19 tahun

6,56

- 20 -35 tahun

23

37,70

- > 35 tahun

34

55,74

- Laki-laki

1,64

jajanan di warung sekolah di Kota mataram

- Perempuan

60

98,36

diolah dengan tabel distribusi frekuensi dan

Pendidikan:

dianalisis secara deskriptif.


Data tentang jenis dan hygiene sanitasi makanan

- Tidak sekolah

14,75

dikumpulkan

melalui

observasi
1

list.
Cara Pengolahan dan Analisa data

2.

Jenis Kelamin:

Data tentang karakteristik penjual makanan

2.

3.

jajanan yang dijual di warung sekolah diolah


3.

dengan tabulasi dan dianalisa secara deskriptif


Data tentang nilai gizi makanan jajajan yang
dijual

di

warung

sekolah

- Tamat SD

21

34,42

- Tamat SMP

12

19,67

- Tamat SMA

17

27,86

- Tamat PT

3,30

dengan

mengidentifikasi jenis dan jumlah bahan-bahan

4.

Makanan Jajanan
Umur:

langsung dan wawancara dengan bantuan check

1.

Karakteristik Penjual

Jumlah

higiene)

NO

Data dari tabel

1. menunjukkan 55,74%

yang digunakan dalam pembuatan makanan,

penjual makanan di warung sekolah dasar kota

kemudian diidentifikasi jenis dan jumlah zat

Mataram berusia > 35 tahun dan hanya sebagian

gizinya melalui analisis komputer.


Data tentang higiene dan sanitasi (personel

kecil (6,56%) berusia 19 tahun. Dan penjualnya


sebagian besar (98,36%) berjenis kelamin perempuan

higiene, proses pengolahan dan penyajian) dari

hanya 1,64% berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan

makanan jajanan yang dijual diwarung Sekolah

dilihat dari pendidikannya sebagian besar (34,42%)

Dasar Kota Mataram diolah secara deskriptif

tamat SD dan hanya sebagian kecil (3,30%) tamat

dengan mengkatagorikan menjadi baik (jika

perguruan tinggi.

sesuai standard) dan tidak baik (jika tidak sesuai

B. Identifikasi Makanan yang dijual di warung


sekolah dasar di Kota Mataram

dengan standar).

Jenis Makanan jajanan yang dijual di kantin

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Penjual Makanan jajanan di

sekolah dasar di Kota Mataram terdiri dari makanan

Kantin Sekolah Dasar Kota Mataram


menurut umur, jenis kelamin dan pendidikan

utama, snack dan minuman. Adapun untuk setiap


makanan tersebut jenisnya beragam ada yang satu

Karakteristik penjual makanan jajanan di

jenis sampai dengan empat jenis, untuk lebih

Kantin sekolah dasar di Kota Mataram di lihat dari

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir yang


dimiliki oleh pedagang tersebut, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 1.

160

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

Tabel 2. Identifikasi makanan jajanan yang dijual di Kantin Sekolah Dasar di Kota Mataram tahun 2010
NO
1

Jumlah Makanan Jajanan yang dijual

Jenis Makanan Jajanan

TOTAL

yang dijuan di Kantin Sekolah Dasar

1 Jenis

2 Jenis

3 Jenis

4 Jenis

Makanan Utama

27 (44,26%)

22 (36,06%)

8(13, 12%)

4 (6,56%)

61 (100%)

Snack

6 (9,84%)

9 (14,75%)

17 (27,87%)

29 (47,54%)

61 (100%)

Minuman

24 (39,34%)

24 (39,34%)

Berdasarkan data tabel 2 menunjukkan jenis

kuning, nasi goreng, bihun goreng, mie goreng.

makanan jajanan yang dijual di Warung Sekolah

Snack yang dijual di Warung Sekolah Dasar kota

Dasar di Kota Mataram terdiri dari makanan utama,

Mataram sebagian besar (47,54%) jenisnya lebih dari

snack dan minuman. Adapun jenis makanan utama

empat jenis, seperti: ote-ote, pisang goreng, bakso

yang dijual sebagian besar (44,26%) menjual

cilok, tempe goreng dan lain-lain. Sedangkan

makanan utama satu jenis saja yaitu nasi campur dan

minuman yang dijual hanya 39,34% warung Sekolah

sebagian kecil (6,56%) menjual sampai lebih dari

Dasar yang menjual minuman berupa es mambo

empat jenis makanan utama seperti nasi campur, nasi

yang lainnya (60,66%) tidak menjual es mambo.

Tabel 3. Identifikasi makanan jajanan yang dijual di Kantin Sekolah Dasar di Kota Mataram tahun 2010
Berdasarkan Lokasi Kecamatan.
NO

Jumlah Makanan Jajanan yang dijual

Jenis Makanan jajanan


yang dijual berdasarkan Lokasi Sekolah Dasar

Di Warung sekolah Dasar

TOTAL

1 Jenis

2 Jenis

3 Jenis

4 Jenis

- Makanan Utama

9 (45%)

8 (40%)

2 (10%)

1 (5%)

- Snack

1 (5%)

5 (25%)

6 (30%)

8 (40%)

- Minuman

7 (35%)

Kecamatan Mataram:
1

161

20

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011

Kecamatan Cakra:
2

- Makanan Utama

9 (45%)

9 (45%)

2 (10%)

4 (20%)

3 (15%)

8 (40%)

5 (25%)

11 (55%)

- Makanan Utama

9 (42,86%)

5 (23,81%)

4 (19,05%)

3 (14,28%)

- Snack

1 (4,76%)

1 (4,76%)

3 (14,29%)

16 (76,19%)

- Minuman

6 (28,57%)

- Snack
- Minuman

20

Kecamatan Ampenan:
3

21

Jika dilihat data dari tabel 3 berdasarkan

kecamatan Ampenan menjual sebanyak 76,19% juga

kecamatan dimana kantin Sekolah Dasar tersebut

menjual lebih dari 4 jenis snack Ampenan).

berada juga menunjukkan sebagian besar warung

Sedangkan untuk makanan jajanan berupa minuman

Sekolah tersebut menjual satu jenis makanan utama

hampir semua kantin sekolah di semua kecamatan

(42-45%) atau 9 SD baik di Kec.Mataram, Cakra dan

menjual satu jenis minuman(es mambo).

Ampenan dan hanya sebagian kecil yang menjual


C. Nilai Gizi makanan jajanan yang dijual
diwarung Sekolah Dasar di Kota Mataram

makanan jajanan lebih dari satu jenis berupa


makanan utama. Kantin Sekolah Dasar yang menjual

Nilai gizi yang dianalisa dari makanan

snack lebih beragam untuk kantin sekolah di

jajajanan yang dijual di kantin sekolah dasar di kota

kecamatan Mataram sebagian besar (40%) menjual

Mataram adalah nilai energi dan protein yang

lebih dari empat jenis snack, kantin Sekolah Dasar di

terkandung dalam makanan jajanan tersebut, untuk

kecamatan Cakra sebanyak 40% menjual sampai 3

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.

jenis snack sedangkan kantin Sekolah Dasar di

Tabel 4. Nilai gizi makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah dasar di Kota Mataram.
NO

Jenis Makanan Jajanan

Nilai Gizi Rata-rata


Energi Kalori)

Protein (gr)

1.

Makanan Utama

211,08

4,69

2.

Snack

80,39

2,29

3.

Minuman

21,63

0,05

Total

313,10 kalori

7,02 gram

162

Persentase ketersedian zat gizi dari makanan kantin


sekolah berdasarkan kebutuhan anak sekolah

15,65% (energi),
15,60% (protein)

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

Data dari tabel 4 menunjukkan bahwa total

dasar di kota mataram memberikan sumbangan

rata-rata makanan jajanan yang dijual di kantin

sebesar 15,65% untuk energi dan 15,60% untuk

sekolah mengandung energi sebanyak 313,10 kalori

protein.

dan 7,02 gram protein, jika dibeli semuanya oleh


makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah

D. Nilai gizi makanan jajanan yang dijual di


warung sekolah dasar per kecamatan di kota
mataram tahun 2010

sebagian besar energi bersumber pada makanan

Nilai gizi yang dianalisis dari makanan

utama yaitu sebesar 211,08 kalori dan 4,69 gram

jajanan yang dijual di kantin sekolah dasar di kota

protein, snack yang dijual mengandung energi

Mataram adalah kandungan energi dan proteinnya

sebesar 80,39 kalori dan 2,29 gram protein, dan

kemudian dibandingkan dengan kebutuhan gizi anak

minuman yang dijual mengandung energi sebesar

sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

21,63 kalori dan protein 0,05 gram. Secara

5.

siswa. Dilihat dari kandungan zat gizi per jenis

keseluruhan makanan yang dijual di kantin sekolah

Tabel 5. Nilai gizi makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah dasar per kecamatan di kota mataram
tahun 2010.
NO

Jenis Makanan Jajanan per lokasi


kecamatan

Nilai Gizi Rata-rata


Energi
(Kalori)

Protein
(gr)

- Makanan Utama

224,49

4,54

- Snack

69,52

2,43

- Minuman

22,56

TOTAL

316,56

6,97

Persentase ketersedian zat gizi berdasarkan kebutuhan


anak sekolah

Kecamatan Mataram:

1.

163

15,82% kalori
15,48% protein

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011


Kecamatan Cakra:

2.

- Makanan Utama

225,76

5,36

- Snack

95,93

2,75

- Minuman

15,05

TOTAL

336,73

8,1

16,84% kalori
18,00% protein

Kecamatan Ampenan:

3.

- Makanan Utama

183,01

4,14

- Snack

76,74

1,69

- Minuman

27,29

0,15

TOTAL

287,04

5,98

Data dari tabel 5. menunjukkan rata-rata

14,35% kalori
13,28% kalori

Tabel 3.6. Higiene dan sanitasi makanan jajanan


yang dijual di kantin sekolah dasar di kota
mataram tahun 2010

nilai gizi dari makanan jajanan yang dijual di kantin


sekolah dasar untuk Kecamatan Cakra menyediakan

NO

Higiene dan
Sanitasi

1.

Higiene
pedagang

2.

Penanganan
Makanan

3.

Penyajian
Makanan

energi dan protein tertinggi (16,84% energi dan 18%


protein) dari kebutuhan anak sekolah dan yang paling

protein) dari kebutuhan anak sekolah.

Jumlah

Persentase

28

45,90

33

54,10

26

42,62

35

57,38

25

40,98

36

59,02

- Baik
-Tidak
baik

rendah menyediakan energi adalah kantin sekolah di


kecamatan Ampenan (14,35% energi dan 13,82%

Katagori

- Baik
-Tidak
baik
- Baik
- Tidak
baik

Data dari tabel 6 menunjukkan bahwa


higiene
E. Higiene dan Sanitasi makanan Jajanan yang
dijual di Kantin Sekolah Dasar di Kota
Mataram

pedagang,

penaganan

makanan

penyajian makanan di kantin sekolah di kota


Mataram sebagian besar mempunyai katagori tidak
baik (54,10% - 59,02%).

Tabel 7. Higiene dan sanitasi makanan yang dijual di kantin sekolah dasar di kota Mataram
berdasarkan kecamatan.
Higiene dan Sanitasi makanan jajanan uang
dijual
NO

dan

di warung sekolah dasar per kecamatan

164

Katagori

Jumlah

Persentase

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

Kecamatan Mataram:
- Higiene Pedagang
1.

- Penanganan Makanan

- Penyajian Makanan

- Baik

30

- Tidak baik

14

70

- Baik

20

- Tidak baik

16

80

- Baik

20

- Tidak baik

16

80

- Baik

15

75

- Tidak baik

25

Kecamatan Cakra :
- Higiene Pedagang
2.

- Penanganan Makanan

Penyajian Makanan

- Baik

13

65

- Tidak baik

35

- Baik

15

75

- Tidak baik

25

Kecamatan Ampenan :
-Higiene Pedagang
3.

- Penanganan Makanan

- Penyajian Makanan

Data dari tabel 7 tentang higiene dan


menunjukkan

kecamatan

33,33

14

66,67

- Baik

42,86

- Tidak baik

12

57,14

- Baik

28,57

- Tidak baik

15

71,43

37,70% responden yang berusia kurang 29-35 tahun

sanitasi kantin sekolah ditinjauan dari lokasi per


kecamatan

- Baik
- Tidak baik

dan 6,56% responden yang berusia 19 tahun tahun

Cakra

Penelitian tersebut senada dengan penelitian

mempunyai katagori higiene dan sanitasi yang

Marsaulina

terbaik dan yang tidak baik adalah kecamatan

(2004)

di

DKI

Jakarta

yang

menyimpulkan adanya hubungan antara kebersihan

Mataram.

perorangan

dengan

umur

penjamah

makanan.

Semakin tinggi umur penjamah makanan maka


semakin baik kebersihan penjamah makanan.
Jenis Kelamin
Hasil

PEMBAHASAN
hasil

penelitian

menunjukkan

jumlah

perempuan sebagai pedagang di kantin sekolah dasar

Karakteristik Responden Umur


Berdasarkan

penelitian

dari

di Kota Mataram sangat besar yaitu 98,36%

61

dibandingkan

pedagang makanan jajanan di kantin sekolah dasar

(1,64%).

Kota Mataram sebagai responden terdapat 55,74%


responden berusia > 35 tahun dan masing-masing

165

yang

berjenis

kelamin

laki-laki

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011

Hasil penelitian ini senada dengan hasil

campur dan nasi kuning, 13,12% menjual tiga

penelitian Susanna (2003), dimana jumlah pedagang

makanan utama seperti nasi campur, nasi goreng

laki-laki

dan bihun goreng serta 6,56% yang menjual lebih

lebih

sedikit

dibandingkan

pedagang

perempuan. Penelitian lainnya mengaitkan perbedaan

dari

empat

jenis

makanan utama seperti nasi

perilaku seseorang berdasarkan karakteristik jenis

campur, mie goreng, soto ayam, nasi kuning, nasi

kelamin. Survei terhadap keamanan makan melalui

goreng dan bihun goreng Jenis snack yang dijual

telepon dan observasi di Amerika Serikat yang

di kantin Sekolah Dasar Kota Mataram sebagian

melibatkan 7.000 dan 2.130 penduduk. Survei ini

besar lebih

mengungkap adanya perbedaan antara pria dan

ote-ote,

wanita dalam hal mencuci tangan. Di semua kota

dan donat

besar di tempat survei dilakukan, kaum wanita lebih

menjual

sering mencuci tangannya daripada pria yaitu

martabak. Untuk makanan jajanan

masing-masing sebesar 74% dan 61%.

minuman yang

dari empat jenis (47,54%) seperti

bakso cilok, pisang goreng, tempe goreng


dan

hanya

snack

satu

sebagian
jenis

kecil yang

(9,84%) seperti
dari jenis

diolah secara langsung hanya

39,34% dari warung sekolah yang menjual satu jenis


Pendidikan

minuman yaitu es mambo.

Hasil penelitian menunjukkan dari 61

Semakin beragam jenis makanan jajanan

responden terdapat 34,42% responden tamat SD,

yang dijual di kantin sekolah Dasar maka nilai gizi

22,86% responden tamat SMA, 19,67% responden

dari makanan tersebut dapat memenuhi akan

berpendidikan tamat SMP, 14,75% responden tidak

kecukupan zat gizi dari anak sekolah asal jumlah

sekolah, dan 3,30% responden tamat akademi.

yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya.

Beberapa penelitian mengaitkan tingkat

Untuk

memberikan makanan yang benar pada

pendidikan penjamah makanan dengan kebersihan

anak usia sekolah harus dilihat dari banyak

penjamah makanan. Penelitian Marsaulina (2004)

aspek,seperti ekonomi,,sosial,

menyimpulkan ada hubungan antara kebersihan

agama,disamping aspek medik dari anak itu sendiri.

dengan pendidikan, terutama setelah mencapai

Makanan pada anak usia sekolah

tingkat SMP

selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan

budaya

dan

harus

serasi,

tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah

Jenis Makanan jajanan yang dijual diwarung


Sekolah Dasar

sesuai

dengan

kondisi ekonomi, sosial budaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang

61 sekolah dasar yang dijadikan sampel dalam

artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan

penelitian ini, sebagian besar (44,26%) kantin

berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti

sekolah dasar di Kota Mataram membuat sendiri di

karbohidrat, protein dan lemak (Arisman, 2004)

rumahnya dan mempersiapakan makanan yang dijual

Karena

besarnya

variasi

kebutuhan

disekolah terdiri dari satu jenis makanan jajanan

makanan pada masing masing anak , Maka

berupa makanan utama seperti nasi campur, 36,06%

dalam

menjual dua jenis makanan utama seperti nasi

tidak boleh terlalu kaku. Pemberian makanan pada


166

memberikan

nasehat makanan pada anak

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

anak tidak boleh dilakukan

dengan kekerasan

Higiene Perorangan Pedagang Makanan Jajanan

tetapi dengan persuasif dan monitoring terhadap

Berdasarkan

hasil

penelitian

dari

61

tumbuh kembangnya. Pemberian makan yang baik

responden terdapat 54,10% responden yang higiene

harus sesuai dengan

perorangannya tidak baik dan terdapat 45,90%

pada

umur

harus

Jumlah, Jenis dan Jadwal

anak tertentu. Ketiga hal

terpenuhi

sesuai

usia

tersebut

anak

responden yang higiene perorangannya baik. Hasil

secara

pengamatan

dan

wawancara langsung tentang

keseluruhan, bukan hanya mengutamakan jenis tapi

riwayat

penyakit

melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan

ternyata

tidak

jumlah yang cukup tapi jenisnya tidak sesuai

sedang menderita penyakit mudah menular pada

untuk anak.

saat penelitian,

yang

mudah

menular,

seorang pun responden


seperti

yang

menderita batuk, pilek,

influenza, diare dan penyakit perut sejenis


Nilai Gizi Makanan jajanan yang dijual di kantin
sekolah dasar

Penjamah

hanya memenuhi 15,65% energi

atau karier. Berdasarkan


wawancara

Keadaan ini sangat jauh dari harapan, karena anak

pengamatan

dan

pada Responden

saat

semua

responden

atau bisul

ke bagian

(Arisman, 2004), tetapi hal ini sangat

Adanya

tergantung pula dengan uang saku yang dibawa anak

pada tubuhnya.

dalam
luka

kulit

koreng

dan terjadilah infeksi.

atau

Luka

bernanah

mempunyai risiko yang besar dalam menularkan

tersebut. Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini

penyakit Kepada makanan (Depkes RI, 2001).

menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata

Berdasarkan pada hasil penelitian terdapat

sekarang berkisar antara Rp 2000 Rp 4000 per hari.


Bahkan ada yang mencapai Rp 7000. Sekitar 5%

73,9% responden memiliki rambut yang

anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah.

bersih

Mereka

pakaian yang

lebih

terpapar

pada

tidak

Luka menyebabkan bakteri pada kulit akan Masuk

dapat mencukupi setengah dari kebutuhan anak


sekolah

ternyata

memiliki luka Dan

disediakan atau dijual disekolah

pada

langsung

penelitian,

berada disekolah hampir setengah hari. Seharusnya


yang

menjadi sumber

penjamah makanan sedang menderita suatu penyakit

dan

15,60% protein dari kebutuhan anak sekolah.

makanan

dapat

pencemaran terhadap makanan, terutama apabila

Makanan jajanan yang dijual di kantin


sekolah

makanan

diare.

makanan jajanan

dan

rapi.

Hasil

tampak

pengamatan
bersih

tampak
terhadap

menunjukkan

diwarung sekolah atau kaki lima dan mempunyai

persentase

kemampuan untuk membeli makanan tersebut.

menunjukkan bahwa semua responden memiliki

Menariknya, makanan jajanan di warung sekolah dan

kuku yang dipotong pendek. Tetapi terdapat 34,8%

kaki lima menyumbang asupan

yang

energi bagi anak

yang sama. Hasil penelitian juga

memiliki

kuku yang
Hasil

tampak kotor dan

sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi

berwarna hitam.

52%. Karena itu dapat

dipahami peran penting

dengan penelitian Susanna (2003) yang menyatakan

makanan warung sekolah pada pertumbuhan dan

36% responden memiliki kuku yang kotor .Penelitian

prestasi belajar anak sekolah.

tersebut

menyatakan

penelitian

ada

ini

hubungan

senada

yang

bermakna antara kuku tangan penjamah makanan

167

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011

dengan kontaminasi makanan. Menurut Fathonah

sumber

(2005)

terhadap kebersihan bahan makanan.

kuku

tangan

sering

menjadi

sumber

kontaminan atau mengakibatkan kontaminasi silang.


Berdasarkan

pengamatan,

makanan di lokasi

berdagang

bagi

Susanna

(2003)

85% penjamah makanan


(2000)

di

yang menyatakan
mengenakan

Palembang

melekat

69,6% pedagang makanan

jajanan

diwarung

sekolah dasar menjamah

makanan

dengan

yang

alat

untuk

Susanna (2003)

mengambil / memegang

paling

umum

yang

melekat

akan berkembang biak dalam makanan, terutama


dalam makanan jadi.

Menurut Moehyi (1992)

memegang makanan secara langsung selain tampak

langsung dapat menyebabkan pencemaran makanan.

tidak etis juga akan mengurangi


penggunaan

juga

penutup

dilakukan

kepala

terhadap

pada

pada

tangan akan berpindah ke dalam makanan dan

pada pakaian yang secara tidak

Pengamatan

penyebab

terjadinya pencemaran

makanan. Mikroorganisme

makanan karena tidak terdapat debu atau kotoran


yang

dilakukan,

makanan. Sentuhan tangan merupakan

pelindung agar pakaian tetap bersih.


pengolahan

yang

memakai

merupakan kain penutup baju yang digunakan

akan menjamin sanitasi dan higiene

mencegah

yang menyatakan 64% penjamah makanan tidak

mengenakan celemek pada saat bekerja. Celemek

yang bersih

pengamatan

Hal ini sesuai dengan penelitian

yang

Menurut Moehyi (1992) pakaian kerja

dalam

tangan tanpa alas atau perlengkapan lainnya.

menyatakan hanya 6,6% penjamah makanan yang

sebagai

makanan. Kebiasaan mencuci

membantu

Berdasarkan

celemek ketika menjamah makanan serta penelitian


Arisman

berpengaruh

penularan bakteri dari tangan kepada makanan.

di lingkungan

tidak

penjamah

tangan sangat

menjamah

sekolah dasar. Hasil penelitian ini serupa dengan


penelitian

cukup

tangan sangat penting bagi setiap orang terutama

tidak

selama

yang

Depkes RI (2001) menyatakan kebersihan

ditemukan seorang pun pedagang makanan jajanan


yang mengenakan celemek

kontaminan

pelanggan. Jadi, selain

penjamah

pencemaran

makanan. Dari 61 responden ditemukan 100%

juga

kepercayaan

untuk

mencegah

tidak sesuai dengan etika jika

memegang makanan dengan tangan, lebih-lebih jika

responden yang tidak menggunakan penutup kepala.

hal itu terlihat oleh pelanggan.

Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Arisman


(2000) dimana tidak ada penjamah makanan di

Sanitasi Penyajian Makanan Jajanan

Palembang yang mengenakan tutup kepala sebagai

Berdasarkan

pelindung saat menjamah makanan.

59,02%

pengamatan

makanan.

menyatakan

makanan.

Kebiasaan

tangan sebelum melayani

pembeli

menyajikan

makanan

menunjukkan

sebanyak

68,98%

terbuka. Kalaupun ada yang ditutup, hanya sesekali

43%

saja ketika sedang tidak ada pembeli. Penutup yang

penjamah makanan tidak men cuci tangan sebelum


menjamah

terdapat

responden menjajakan dagangannya dalam keadaan

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian


Susanna (2003) yang

yang

penelitian

jajanan dalam keadaan sanitasi yang tidak baik. Hasil

Sebagian besar (86,9%) responden tidak


mencuci tangan saat hendak menjamah

responden

hasil

digunakan sebagian berupa selembar plastik yang

tidak mencuci

sudah tampak kotor.

merupakan
168

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

Hal ini serupa dengan penelitian Hidayat

karena terdapat pada tinta cetak. Efek toksik timbal

(1995) di dua propinsi yaitu Jawa Tengah dan DIY

terutama pada otak dan sistem saraf pusat. Akibat

Yogyakarta. Penelitian ini menyatakan umumnya

keracunan timbal ialah gangguan sistem saraf pusat,

penutup makanan jajanan tidak ada atau kurang

saluran cerna dan dapat juga timbul anemia.

memadai, misalnya hanya ditutup selembar kertas


atau

daun

pisang.

Sehingga

lalat

Kantong plastik kresek berwarna terutama

banyak

yang berwarna hitam kebanyakan merupakan produk

menghinggapi makanan jajanan tersebut. Penelitian

daur ulang yang sering digunakan untuk mewadahi

Arisman (2000) juga menyimpulkan bahwa di

makanan. Dalam proses daur ulang tersebut riwayat

Palembang, sarana penjaja makanan berupa lemari

penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah

makanan yang dipajang di warung dan kantin

bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran

sebagian besar dalam keadaan tidak tertutup.

hewan atau manusia, limbah logam berat dan lain-

Kalaupun ada, penutup itu hanya berupa kain bekas

lain. Dalam proses tersebut juga ditambahkan

gorden tipis yang jarang sekali dirapatkan terutama

berbagai bahan kimia yang menambah dampak

ketika tamu sedang ramai.


Menjajakan

bahayanya bagi kesehatan (BPOM RI, 2009)

makanan

dalam

keadaan
Sanitasi Pengolahan Makanan jajanan diwarung
sekolah dasar

terbuka dapat meningkatkan risiko tercemarnya


makanan oleh lingkungan, baik melalui udara, debu,

Berdasarkan pada wawancara langsung

asap kendaraan, bahkan serangga. Makanan yang

kepada responde didapatkan 45,90% yang baik

dijajakan di pinggir jalan akan sangat mudah terpapar

sanitasinya dalam pengolahan makanan jajanan dan

debu dan asap kendaraan yang berterbangan.

54,10% yang tidak baik dalam pengolahannya.

Berdasarkan pada pengamatan terdapat

Biasanya pengolahan makanan dilakukan di rumah

60,9% responden membungkus makanan jajanan

sekitar pukul 5.00 WITA, sedangkan makanan akan

dengan menggunakan pembungkus yang dapat

habis setelah pukul 11.00 WITA bahkan ada yang

mencemari makanan, misalnya menggunakan kertas

sampai sekitar pukul 13.00 WITA. Dengan kata lain,

koran dan kantong kresek berwarna.

waktu simpan makanan jajanan pada pedagang


makanan jajanan berkisar 6-8 jam setelah pengolahan

Beberapa kertas non kemasan (kertas koran


dan

majalah)

yang

sering

digunakan

Hal serupa dapat dilihat dari hasil penelitian Djaja

untuk

(2003) yang menyatakan bahwa waktu simpan

membungkus pangan, terdeteksi mengandung timbal

makanan pada pedagang warung sekolah atau kaki

(Pb) melebihi batas yang ditentukan. Banyak

lima berkisar 406,7 menit atau 6,8 jam. Waktu

makanan jajanan seperti gorengan dibungkus dengan

penyimpanan dan penyajian (67 jam) akan memberi

koran karena pengetahuan yang kurang, padahal

cukup kesempatan bagi bakteri untuk berkembang

bahan yang panas dan berlemak mempermudah

biak menjadi 1 (satu) juta dalam waktu 6 (enam) jam.

berpindahnya timbal ke makanan tersebut (Jaringan

Hal ini akan meningkatkan kontaminasi dan jumlah

Informasi Pangan dan Gizi, 2008). Menurut Sartono

bakteri dalam makanan yang disajikan tempat

(2002) timbal terdapat pada kertas koran dan majalah

pengolahan makanan. Dengan demikian hal ini dapat


169

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011

meningkatkan risiko konsumen untuk mendapatkan

lebih

aktif

menindaklanjuti

serta

melakukan

penyakit bawaan makanan.

pengawasan langsung terhadap upaya pembentukan


kantin sekolah yang bersih dan sehat, sebagai salah

KESIMPULAN DAN SARAN

satu perwujudan program UKS terpadu di tingkat

KESIMPULAN
Sebanyak

institusi sekolah.
44,26%

kantin

sekolah

menyediakan 1 jenis makanan utama dan 6,56%


menyediakan lebih dari 4 jenis makanan utama.
Makanan jajanan berupa snack disediakan di kantin
sekolah lebih dari 4 jenis (47,54%) dan yang menjual
minuman berupa es mambo hanya 39,34%
Nilai gizi dari makanan jajanan yang

DAFTAR PUSTAKA

disediakan di kantin sekolah memberikan sumbangan

Antara, Dr. Nyoman Semadi. 2004, Menyehatkan


Makanan di Sekolah [on line], dari
http://balipost@indo.net.id, [25 April 2008]

energi sebesar 15,65% dari kebutuhan anak sekolah


dan 15,60% protein dari kebutuhan anak sekolah.
Sedangkan

45,90%

responden

yang

Arisman. 2000, Identifikasi Perilaku Penjamah


Makanan yang Berisiko Sebagai Sumber
Keracunan Makanan, Laporan Hasil
Penelitian Lembaga Penelitian Universitas
Sriwijaya, Palembang.

higiene

perorangan yang sudah baik, sisanya sebesar 54,10%


responden higiene perorangannya tidak baik.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik


Indonesia. 2008. Jenis

Terdapat 42,62% responden yang sanitasi


pengolahan makanannya sudah baik, sedangkan

Bahan Kemasan Plastik, Buletin Keamanan


Pangan 14 : 14-15.

sisanya sebesar 57,38% responden memiliki sanitasi


yang tidak baik dan 40,98% responden yang sanitasi

4. Depkes RI. 2000, Prinsip-Prinsip Hygiene dan


Sanitasi Makanan,

penyajiannya yang sudah baik, sedangkan 59,02%

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta

responden menyajikan makanan jajanan dalam


keadaan sanitasi yang tidak baik.

Depkes RI. 2001. Pedoman Penyuluhan Gizi Pada


Anak Sekolah Bagi

SARAN

PetugasPuskesmas. Jakarta: Ditjen Gizi


Masyarakat

Perlu diberikan pelatihan dan penyuluhan


tentang higiene dan sanitasi makanan kepada seluruh

pedagang makanan jajanan di kantin sekolah secara


berkesinambungan dan dilakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap seluruh pedagang makanan

Djaja, I Made. 2008, Kontaminasi E.Coli Pada


Makanan Dari Tiga Jenis Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) di Jakarta
Selatan 2003, Makara Kesehatan 12 (1): 3641.

Fardiaz, Dedi. 2002, Panduan Pengolahan Pangan


Yang Baik Bagi Industri Rumah Tangga,
Amankan Dan Bebaskan Produk Dari
Bahan Berbahaya [on line]. Deput Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan Dan Bahan
Berbahaya Direktorat Surveilan Dan
Penyuluhan Keamanan Pangan Badan

jajanan, terutama pedagang di kantin sekolah Perlu


adanya peningkatan pengetahuan siswa sebagai
konsumen makanan jajanan tentang keamanan dan
keracunan makanan dan pihak sekolahlah yang harus

170

Chandradewi, Nilai Gizi dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah Dasar

Pengawas Obat Dan Makanan, dari


http://www.ebookpangan.com > [29 Juli
2009].

Widyakarya Nasional: Khasiat Makanan


Tradisional. Jakarta, Kantor Menteri

Fathonah, Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi


Makanan, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang, Semarang.

Hidayat, Tjetjep S, Tritrin T. Mujianto & Djoko


Susanto. 1995. Pola Kebiasaan Jajan
Murid Sekolah Dasar dan Ketersediaan
Makanan
Jajanan
Tradisional
di
Lingkungan Sekolah Dasar di Propinsi
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, in
Widyakarya Nasional: Khasiat Makanan
Tradisional. Jakarta, Kantor Menteri
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan, Depkes RI.
Marsaulina,
Irnawati.2004,
Study
Tentang
Pengetahuan Perilaku Dan Kebersihan
Penjamah Makanan Pada Tempat Umum
Pariwisata Di DKI Jakarta (TMII, TIJA,
TMR). Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Nanuwasa, Franklin dan Munir. 2007, Tata Laksana
Higiene Hidangan, Keracunan Hidangan,
Jenis
Bakteria,
dari
http://www.ihsmakassar.com. [29 November
2008].
Arisman, M.B. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Penerbit EGC, Jakarta.
Mukarim, M., Chandradewi, AA.SP., Emilliani, D.
2008. Laporan Penelitian Keamanan
Makanan Yang DiJual di Kantin Sekolah
Dasar Kota Mataram. Poltekkes Depkes
Mataram, Mataram
Soekarto, S.T. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan
Standarisasi Pangan. IPB Press, Bogor.
Hidayat, Tjetjep S, Tritrin T. Mujianto & Djoko
Susanto. 1995. Pola Kebiasaan Jajan
Murid Sekolah Dasar dan Ketersediaan
Makanan
Jajanan
Tradisional
di
Lingkungan Sekolah Dasar di Propinsi
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, in
171

You might also like