Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
NASKAH PUBLIKASI
PERSEPSI MASYARAKAT PENGGUNA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP
PERAN PERAWAT DI POLI UMUM PUSKESMAS
TANJUNG PURI, SINTANG, KALIMANTAN BARAT
PERCEPTION OF COMMUNITY AS USERS OF HEALTH SERVICE ABOUT
ROLE OF NURSES IN THE OUT PATIENT OF TANJUNG PURI
COMMUNITY HEALTH CENTER, SINTANG,
KALIMANTAN BARAT
Arpan1, Akhmadi2, Tri Prabowo2
PENDAHULUAN
Sarana pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi masyarakat adalah
Puskesmas, walaupun hanya 27,8%. Sarana berikutnya adalah dukun, dokter praktek
swasta dan 10% lainnya memilih berobat sendiri. Pada pelayanan kesehatan dasar,
konstribusi tenaga keperawatan sangat dominan, khususnya di Posyandu, Puskesmas
pembantu, dan Puskesmas1. Pada sisi lain, meskipun jumlah tenaga keperawatan
meningkat, namun dari sisi kualitas menurut berbagai hasil penelitian pihak pengguna baik
organisasi maupun konsumen masih merasakan banyak kekurangan, misalnya kurangnya
kemandirian akuntabilitas dan daya saing serta kompetensi yang belum memenuhi
permintaan pelayanan kesehatan yang terus berkembang2.
Puskesmas Tanjung Puri merupakan 1 dari 23 Pukesmas yang ada di Kabupaten
Sintang, Kalimantan Barat terdiri dari 3 desa dan 2 kelurahan binaan dengan luas wilayah
119,60 km2 dan merupakan kecamatan terkecil dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu
157,83/km3. Jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 24.349 jiwa3.
Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan data jumlah kunjungan
ke Poli Umum tahun 2004 sebagai berikut : bulan Januari 883, Februari 822, Maret 967,
April 839, Mei 620, Juni 608, Juli 710, Agustus 907, September 833, Oktober 878,
November 639, Desember 1034. Dari data tersebut rata-rata kunjungan per hari kerja
adalah 40 pasien2. Berdasarkan data tersebut dan hasil wawancara dengan beberapa perawat
serta staf Puskesmas Tanjung Puri, bahwa pelayanan di poli umum khususnya pelayanan
pengobatan masih melibatkan perawat.
Perawat biasanya aktif dibalai pengobatan, jika kegiatan perawat diperhatikan
secara cermat, bisa dilihat bahwa perawat memeriksa dan mendiagnosis pasien,
merencanakan dan melakukan pengobatan (termasuk menyuntik pasien), mengambil
keputusan tentang pengobatan yang pasien perlukan di rumah dan menulis resep untuk
mengambil obat di apotek Puskesmas. Meskipun perawat senang melakukan kegiatan
medis, mereka menyadari bahwa apa yang mereka kerjakan bukan merupakan peran dan
tugas perawat4. Perawat sebagai tenaga fungsional dalam memberikan pelayanan kesehatan
menghadapi berbagai fenomena. Fenomena perawat sebagai ujung tombak pelayanan di
masyarakat sehingga sangat memungkinkan memberikan pengobatan5.
hal
profesionalisme5.
ini
merupakan
tantangan
bagi
perawat
dalam
mewujudkan
mempersepsikan peran perawat di Poli Umum Puskesmas Induk Tanjung Puri belum
sesuai.
Salah satu faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah assumptions, yang
mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain 8.
Persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor personal yang mempengaruhi interpersonal
salah satunya adalah: pengalaman, seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang
hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi9.
Sedangka peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran perawat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan
bersifat konstan10.
2. Persepsi terhadap Peran Perawat sebagai Pelaksana
Persepsi masyarakat yang berkunjung ke Poli Umum Puskesmas Tanjung Puri
terhadap peran perawat sebagai pelaksana
item peran pelaksana tersebut ada satu aspek yang dikategorikan cukup dan satu aspek
dikategorikan kurang baik. Aspek yang dikategorikan cukup yaitu mengukur tinggi badan
sebaiknya dilakukan oleh perawat sebanyak 74,44%, sedangkan aspek yang dikategorikan
kurang baik adalah di kamar periksa perawat sebaiknya menentukan penyakit dan
memberikan pengobatan kepada pasien sebanyak 48,89% dari 45 responden. .
Pada item pernyataan perawat berperan menanyakan keluhan saat berkunjung
didapatkan hasil bahwa sebagian besar menyatakan sangat setuju, namun masih ada
sebagian kecil menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada masyarakat
yang mempersepsikan bahwa perawat tidak harus bertanya tentang permasalahan yang
dialami pasien. Menanyakan keluhan utama merupakan salah satu peran perawat sebagai
pelindung dan penjamin hak dan kewajiban pasien terlaksana dengan seimbang Peran ini
dikenal dengan care giver. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai
comforter, protector dan advocate, communicator serta rehabilitator. Peran sebagai
protector dan advocate lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin
hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan
kesehatan7.
bila perawat yang melakukan, namun ada juga 1 responden yang mempersalahkan hal
tersebut bila ada dokter.
Persepsi masyarakat yang demikian bisa dipahami karena berdasarkan pengalaman
dan dari kenyatan bahwa perawat sering memberikan pengobatan di Poli Umum. Salah satu
faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah assumptions, yang mempengaruhi
persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain 8. Sedangkan menurut
pendapat lain faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal salah
satunya adalah: pengalaman, seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak
tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi9.
Memberikan pelayanan pengobatan bukan peran perawat sebagai pelaksana, tetapi
karena ketidakjelasan uraian tugas dan perawat berpendidikan tingkat menengah (Sekolah
Perawat Kesehatan/SPK) masih banyak, yaitu sekitar 86,53 persen. ''Di satu sisi, kondisi
tenaga kesehatan di Puskesmas masih terbatas dan di sisi lain tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan Puskesmas yang bermutu, merata dan terjangkau semakin
meningkat,''. Karena itu, diperlukan kejelasan peran dan fungsi setiap tenaga kesehatan di
Puskesmas, termasuk perawat6.
Berdasarkan kompetensi, seharusnya tanggung jawab perawat di puskesmas adalah
pada upaya promotif dan preventif. ''Ini dilakukan pada semua tingkat pencegahan (levels
of prevention) tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Tapi kenyataannya di
lapangan, perawat justru lebih banyak melaksanakan tugas-tugas di luar kewenangannya6.''
Melihat kondisi tenaga perawat Puskesmas seperti saat ini, maka minimal perawat
di Puskesmas memiliki peran dan fungsi sebagai berikut : mereka menjadi
pendidik/penyuluh kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, konselor,
koordinator dan penghubung serta sebagai panutan bagi masyarakat. ''Artinya, perawat di
Puskesmas diharapkan dapat menjadi koordinator pelayanan kesehatan yang dilakukan di
keluarga, kelompok maupun masyarakat 6.
Ditinjau dari legalitas sesuai yang tertera dalam Undang Undang Kesehatan No.23
tahun 1992 pasal 32 ayat 3 menyatakan bahwa Pengobatan dan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, dan ayat 4 menyatakan
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu. Sesuai dengan penjelasan pasal tersebut bahwa tugas perawat secara
primer adalah perawatan, sedangkan dokter adalah pengobatan11.
Untuk memfasilitasi persepsi masyakat tersebut dan mengaplikasikan Undang
Undang bahwa perawat mempunyai tugas perawatan sedangkan kenyataan dilapangan
bahwa perawat masih melakukan pengobatan (cure). Sedangkan pengobatan merupakan
tugas primer dari medis, untuk itu perlu adanya fungsi pendelegasian yang jelas dari medis
kepada perawat mengenai tindakan-tindakan yang boleh dilakukan oleh perawat sehingga
dalam malaksanakannya secara legal ada yang bertanggung jawab. Agar kondisi ini dapat
dilaksanakan tentunya diperlukan keterlibatan berbagai pihak seperti : Kepala Puskesmas,
Organisasi Profesi dan Dinas Kesehatan.
3. Persepsi terhadap Peran perawat sebagai Pendidik
Secara umum persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan terhadap peran
perawat sebagai pendidik di poli umum Puskesmas Tanjung Puri Sintang secara umum
87,17% dikategorikan baik. Namun dari sepuluh aspek tersebut
perawat sebagai pendidik yang digolongkan cukup, yaitu setelah ditentukan pengobatan
oleh dokter perawat tidak perlu menjelaskan cara penggunaan obat yang saya dapat, dinilai
72,22%.
Hasil ini menunjukan bahwa responden mempersepsikan bahwa peran perawat
memberikan pendidikan (penyuluhan atau nasehat) kepada masyarakat yang berkunjung
agar mereka mengerti tentang permasalahan kesehatan yang mereka hadapi. Item
pernyataan peran perawat sebagai pendidik yaitu setelah ditentukan pengobatan oleh
dokter, perawat tidak perlu menjelaskan cara penggunaan obat merupakan item pernyataan
terendah dari 10 item, sebagian responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hasil ini setelah ditriangulasi dengan wawancara menunjukan bahwa masih ada masyarakat
yang mempersepsikan bahwa tidak perlu lagi dijelaskan bila dokter yang memberikan
pengobatan. Secara konteks walaupun telah diberikan penjelasan oleh dokter, perawat perlu
menjelaskan, menayakan dan mengecek kembali pemahan dari masyarakat tentang apa
yang dijelaskan.
10
11
Saran
1. Bagi Institusi Puskesmas
Berdasarkan kompetensi, seharusnya tanggung jawab perawat di puskesmas adalah
pada upaya promotif dan preventif, oleh karena itu hendaknya dalam membuat uraian
tugas bagi perawat disesuaikan dengan perannya, sehingga ada kejelasan peran dan
fungsi setiap tenaga kesehatan di Puskesmas termasuk perawat.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang
Perawat merupakan salah satu tenaga professional, dengan kenyataan bahwa masih ada
masyarakat yang mempersepsikan bahwa perawat dapat menentukan penyakit dan
pengobatan, serta dari hasil observasi selama penelitian perawat masih banyak terlibat
dalam memberikan pelayanan pengobtan, sehingga diperlukan suatu fungsi
pendelegasian yang jelas dari dokter ke perawat secara tertulis. Disarankan agar Dinas
Kesehatan memfasilitasi hal tersebut.
3. Bagi Organisasi Profesi / PPNI
Mengingat masih ada persepsi masyarakat bahwa perawat berperan memberikan
pelayanan pengobatan dan kenyataan dilapangan bahwa 39,8 persen tenaga
keperawatan masih melaksanakan tugas non-keperawatan, dan hasil observasi bahwa
perawat masih banyak terlibat dalam memberikan pelayanan pengobatan. Untuk itu
Organisasi PPNI harus lebih proaktif untuk memberikan saran kepada para perawat
untuk melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan konteks.
4. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini
Agar membandingkan persepsi yang pertama kali berkunjung dengan yang sering
berkunjung, sehingga dapat menggambarkan
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Puskesmas Tanjung Puri, 2004, Profil Puskesmas Tanjung Puri 2004, Sintang.
4.
Sciortino, 1995, Perawat Puskesmas antara Kebijakan dan Praktek, Jurnal JEN,
No.2, Jakarta.
5.
6.
Herawani, 2005, Perjelas Fungsi Perawat di Puskesmas, www. Republika. Co. Id,
Tanggal akses 22 November 2005.
7.
8.
9.
10.
11.