You are on page 1of 9

GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP

PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN


KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012

Doan Moreno Simanjuntak 1 , Lita Sri Andayani 2 , Eddy Syahrial 3


1
Alumni Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU
2,3
Staf Pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU

ABSTRACT

Excellent service is a service that satisfies customer, a service that


overshots service standard or equal to standard, and a best service. This research
aims to see the description of behavior of the health officers to the excellence
service in Puskesmas Tomuan in 2012.
This research is descriptive with quantitative approach. The results were
analyzed descriptively and quantitatively described as a percentage. Number of
samples to be interviewed were 25 respondents.
Results showed most respondents are female as much as 92,0%. The
majority of repondents¶ age are 31-36 years old. Most respondents¶ education are
D3 and the majority of respondents work for 1-4, 5-8, and 17-20 years each as
much as 24,0%. The knowledge of health officers are moderate category as much
as 76,0%. The attitudes of health officers are good category as much as 96,0%
and the action of all health officers are good.
Expected to puskesmas management need by undertaking been increased
management which well to equipment and available facility at puskesmas. Besides
on duty local health needs to arrange training and excellence service
socialization to puskesmas officer to upgrade service to puskesmas visitor.

Keywords: excellent service, behavior, puskesmas officer

Pendahuluan kesehatan antara lain rumah sakit,


puskesmas, balai pengobatan/klinik,
Visi Kementerian Kesehatan praktek dokter, praktek pengobatan
adalah ³Masyarakat Sehat yang Mandiri tradisional, praktek tenaga kesehatan,
dan Berkeadilan´. Untuk mencapainya polindes, poskesdes, posyandu, apotek,
perlu diselenggarakan pelayanan toko obat dan pos UKK (Unit Kesehatan
kesehatan. Dalam menyelenggarakan Kerja) (Depkes RI, 2010).
pelayanan kesehatan diperlukan fasilitas Berdasarkan data BPS yang diolah
kesehatan, yaitu alat dan tempat yang oleh Depkes RI dan dimuat dalam profil
digunakan untuk menyelenggarakan kesehatan Indonesia tahun 2010 diketahui
pelayanan kesehatan. Pada profil bahwa jumlah sarana kesehatan di
kesehatan Indonesia disebutkan bahwa Indonesia berjumlah 329.460 unit yang
tempat-tempat penyelenggaraan pelayanan terdiri dari 1.632 unit rumah sakit, 9.005

1
unit puskesmas, dengan rincian jumlah Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 235
puskesmas perawatan 2.920 unit dan unit posyandu. Dari penduduk yang
puskesmas non perawatan sebanyak 6.085 berobat jalan tercatat 29,59%
unit, didukung oleh puskesmas pembantu memanfaatkan puskesmas dan hanya
(pustu) sebanyak 23.049 unit serta 318.823 0,15% yang memanfaatkan rawat inap di
unit sarana kesehatan lainnya yang terdiri puskesmas (Profil Kesehatan Kota
dari posyandu dan poskesdes (Depkes RI, Pematangsiantar, 2011).
2010). Depkes RI dalam Alfred Am Saleh
Puskesmas adalah unit kesehatan (2007) mengemukakan beberapa masalah
yang mempunyai tugas pokok pembinaan kinerja puskesmas yang merupakan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kelemahan dan perlu diatasi secara
kesehatan dasar. Setiap puskesmas menyeluruh. Berdasarkan buku Pedoman
melayani 30.000-50.000 penduduk atau Penyelenggaraan Puskesmas di Era
sekurang-kurangnya 1 kecamatan Desentralisasi, masalah utama adalah citra
mempunyai 1 puskesmas. Untuk puskesmas masih kurang baik, terutama
memperluas jangkauan pelayanan yang berkaitan dengan mutu pelayanan,
kesehatan setiap puskesmas dibantu oleh kelengkapan fasilitas serta ketersediaan
3-4 puskesmas pembantu dan 1 puskesmas obat.
keliling (Nusantara-21, 2000). Menurut Kusumapradja (2006)
Menurut Depkes RI (2004), pada sebesar 70% penyebab pelanggan tidak
tahun 1996 jumlah puskesmas di seluruh puas terhadap pelayanan kesehatan adalah
Indonesia adalah 7.177 unit. Jika dilihat karena perilaku manusia, untuk itu perlu
dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 dilakukan pembenahan dalam budaya
terlihat adanya peningkatan. Peningkatan organisasi sehingga setiap tenaga
yang cukup besar (16,37%) terjadi pada kesehatan mampu melaksanakan
tahun 1993 sedangkan pada tahun pelayanan yang prima. Pelayanan prima
selanjutnya peningkatannya kecil (tahun adalah memberikan kepada pelanggan apa
1994 meningkat 0,43%, tahun 1995 yang memang mereka harapkan pada saat
meningkat 1,70% dan tahun 1996 mereka membutuhkan, dengan cara yang
meningkat 1,01%). mereka inginkan. Pelayanan prima ini
Di Provinsi Sumatera Utara sendiri hanya dapat dicapai dengan pelaksanaan
sampai akhir tahun 2008, jumlah sarana yang mencakup komponen praktik yang
pelayanan kesehatan sebanyak 25.939 unit bersifat : disiplin, inisiatif, respons,
yang terdiri dari 190 unit rumah sakit, 493 komunikasi, dan kerjasama serta
unit puskesmas, 514 unit puskesmas berlandaskan sikap ³caring´ yaitu
keliling, 1.933 unit puskesmas pembantu, menekankan pada keteguhan hati,
dan 22.809 unit sarana kesehatan lain kemurahan hati, janji tanggung jawab yang
yakni balai pengobatan/klinik, praktek mempunyai kekuatan atau motivasi untuk
dokter, polindes, poskesdes, posyandu, melakukan upaya memberi perlindungan
apotek, pos obat desa dan pos UKK dan meningkatkan martabat klien (Kozier
(Dinkes Sumut, 2009). dalam Kusumapradja, 2006).
Di kota Pematangsiantar, jumlah Berdasarkan survei pendahuluan
sarana kesehatan sampai sekarang ini yang dilakukan peneliti terhadap 10 pasien
sebanyak 286 unit yang tersebar di 8 yang berkunjung ke Puskesmas Tomuan,
kecamatan, yaitu : Siantar Barat, Siantar diperoleh enam orang tidak puas dalam hal
Marihat, Siantar Martoba, Siantar Selatan, tangible, dua orang tidak puas dalam hal
Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar responsiveness, satu orang tidak puas
Marimbun, dan Siantar Sitalasari. Terdiri dalam hal assurance dan satu orang tidak
dari 7 unit rumah sakit, 19 unit puskesmas puas dalam hal professionalism. Penelitian
induk, 8 unit puskesmas pembantu, 17 unit sebelumnya menyatakan bahwa variabel

2
tangibility, responsiveness, dan assurance Sampel penelitian ditetapkan semua
berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota populasi (sampling jenuh).
pengunjung di RSUD Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara (Martina, 2011), Metode Pengumpulan Data
responsiveness dan assurance berpengaruh Data diperoleh melalui wawancara
terhadap pelayanan di Puskesmas Kota langsung menggunakan kuesioner yang
Medan (Muli, 2009), dan perilaku petugas telah disusun sebelumnya.
berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan di Puskesmas Binjai Kota Analisis Data
(Rifai, 2005). Data dikumpul, diedit, dan diberi
Berdasarkan permasalahan di atas, kode secara manual, analisis data
peneliti tertarik untuk melakukan dilakukan komputer menggunakan uji
penelitian mengenai gambaran perilaku statistik dan disajikan ke dalam bentuk
tenaga kesehatan puskesmas terhadap tabel distribusi frekuensi dari masing
pelayanan prima di Puskesmas Tomuan masing variabel kemudian dianalisa secara
Kecamatan Siantar Timur Kota deskriptif kuantitatif yang digambarkan
Pematangsiantar. dalam persentase.
Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
bagaimana gambaran perilaku tenaga
kesehatan terhadap pelayanan prima di Karakteristik Responden
Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Timur Kota Pematangsiantar. Responden Berdasarkan Jenis
Tujuan penelitian ini adalah untuk Kelamin
mengetahui gambaran perilaku tenaga
kesehatan terhadap pelayanan prima di No Jenis Kelamin Frekuensi %
Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar 1 Laki-laki 2 8,0
Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012. 2 Perempuan 23 92,0
Penelitian ini bermanfaat sebagai Total 25 100,0
bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Dari tabel 1. di atas diketahui bahwa
Kota Pematangsiantar dalam upaya sebagian besar responden berjenis kelamin
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perempuan yaitu sebanyak 23 orang
puskesmas di wilayah kerjanya. (92,0%), sedangkan sebagian kecil
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
METODE PENELITIAN sebanyak 2 orang (8,0%).

Jenis penelitian yang digunakan Tabel 2. Distribusi Frekuensi


dalam penelitian ini adalah penelitian Responden Berdasarkan Usia
kuantitatif yang bersifat deskriptif. No Usia (Tahun) Frekuensi %
Penelitian dilakukan di Puskesmas 1 25-30 5 20,0
Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota 2 31-36 6 24,0
Pematangsiantar pada September sampai 3 37-42 5 20,0
Oktober 2012. 4 43-48 4 16,0
5 49-54 3 12,0
Populasi dan Sampel 6 55-60 2 8,0
Populasi penelitian adalah seluruh Total 25 100,0
staf yang bertugas di Puskesmas Tomuan Dari tabel 2. di atas diketahui bahwa
Kecamatan Siantar Timur Kota sebagian besar responden berusia 31-36
Pematangsiantar sebanyak 25 orang. tahun yaitu sebanyak 6 orang (24,0%),
sedangkan sebagian kecil responden

3
berusia 55-60 tahun yaitu sebanyak 2 tingkat pengetahuan sedang dan 6
orang (8,0%). responden lainnya (24,0%) memiliki
tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi atau cognitive merupakan domain yang
Responden Berdasarkan sangat penting dalam bentuk tindakan
Pendidikan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo,
No Pendidikan Frekuensi % 1993).
1 S1 5 20,0 Tingkat pengetahuan terhadap
2 D3 9 36,0 pelayanan prima perlu ditingkatkan lagi
3 D1 6 24,0 melalui pelatihan dan sosialisasi pelayanan
4 SMA/sederajat 5 20,0 prima oleh Kemenkes kepada tenaga
Total 25 100,0 kesehatan. Dengan melakukan pelatihan
Dari tabel 3. di atas diketahui bahwa diharapkan sasaran akan memperoleh
sebagian besar pendidikan responden pengalaman belajar yang akhirnya akan
adalah D3 yaitu sebanyak 9 orang menimbulkan perubahan perilaku ke arah
(36,0%), sedangkan sebagian kecil yang lebih positif.
pendidikan responden adalah S1 dan
SMA/sederajat yaitu masing-masing Tabel 6. Distribusi Frekuensi Sikap
sebanyak 5 orang (20,0%). Pelayanan Prima
No Kategori Frekuensi %
Tabel 4. Distribusi Frekuensi 1 Baik 24 96,0
Responden Berdasarkan Lama 2 Sedang 1 4,0
Kerja 3 Buruk - -
No Lama Kerja Frekuensi % Total 25 100,0
(Tahun) Dari tabel 6. di atas diketahui bahwa
1 1-4 6 24,0 sebagian besar responden sebanyak 96,0%
2 5-8 6 24,0 memiliki sikap dalam kategori baik,
3 9-12 5 20,0 sedangkan 4,0% responden lainnya
4 13-16 - - memiliki tingkat sikap dalam kategori
5 17-20 6 24,0 sedang.
6 21-24 2 8,0 Di dalam perkembangannya sikap
Total 25 100,0 dipengaruhi oleh lingkungan dan norma-
Dari tabel 4. di atas diketahui bahwa norma. Hal ini akan mengakibatkan sikap
sebagian besar lama kerja responden tidak akan terbentuk tanpa interaksi
adalah 1-4, 5-8, dan 17-20 tahun yaitu manusia atau individu terhadap objek
masing-masing sebanyak 6 orang (24,0%), tertentu. Menurut Fesbein dan Ajzen, sikap
sedangkan sebagian kecil lama kerja yang positif (baik) akan mempengaruhi
responden adalah 21-24 tahun yaitu 2 niat untuk ikut serta dalam kegiatan yang
orang (8,0%). berkaitan dengan hal tersebut. Sikap untuk
ikut serta dalam suatu kegiatan akan
menjadi tindakan apabila tersedia fasilitas.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Pelayanan Prima
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tindakan
No Kategori Frekuensi %
Pelayanan Prima
1 Baik 6 24,0
No Kategori Frekuensi %
2 Sedang 19 76,0
1 Baik 25 100,0
3 Buruk - -
2 Sedang - -
Total 25 100,0
3 Buruk - -
Dari tabel 5. di atas dapat diketahui bahwa
sebanyak 19 responden (76,0%) memiliki Total 25 100,0

4
Dari tabel 7 di atas diketahui bahwa lama
seluruh responden memiliki tindakan 7 Seluruh staf
dalam kategori baik. puskesmas —
Hal ini sangat mendukung dengan berpenampilan bersih
penelitian Rifa¶i (2005) bahwa pandangan dan rapi
masyarakat yang positif terhadap mutu
Pelayanan Prima dari Unsur Kejelasan dan
pelayanan tenaga kesehatan di puskesmas
Kepastian
yang ditampilkan kepada masyarakat
No. Pelayanan Prima Ya Tidak
sebagai elemen penting yang mendukung 1 Dokter memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat, dimana penjelasan tentang —
diharapkan lebih peka terhadap kebutuhan penyakit kepada
pasien secara fisik dan psikologis. pasien
Akan tetapi berbeda dengan hasil 2 Dokter mendiagnosa
penelitian Widyarini (2005) dimana pada penyakit pasien —
kenyataan bahwa masih banyak keluhan dengan tepat
masyarakat (pasien dan keluarga pasien) 3 Dokter memberikan
terhadap pelayanan perawat. resep obat sesuai —
dengan keadaan
penyakit
Lembar Observasi
Pelayanan Prima dari Unsur Kesederhanaan 4 Dokter memberikan
informasi yang jelas
No. Pelayanan Prima Ya Tidak
1 Proses pendaftaran
tentang keluhan —
pengunjung
untuk pengunjung —
puskesmas
puskesmas yang
berobat cepat 5 Petugas berada di
2 Prosedur pelayanan
puskesmas pada saat —
jam kerja
puskesmas yang
dilakukan petugas 6 Perawat memberi
puskesmas: tahu bila ada —
keterlambatan
x Mudah —
pemeriksaan pasien
x Lancar — 7 Petugas apotik:
x Cepat — x Memberi tahu
x Tidak berbelit-belit — lamanya proses —
3 Petugas apotik pemberian obat
mengambil dan x Memberikan obat —
memberikan obat — sesuai resep
kepada pengunjung
x Bekerja secara —
puskesmas dengan
teliti
cepat
4 Petugas apotik
Pelayanan Prima dari Unsur Keamanan
menyampaikan cara
No. Pelayanan Prima Ya Tidak
pemakaian obat —
1 Pengunjung
dengan jelas kepada
puskesmas merasa —
pasien
nyaman berobat ke
5 Petugas puskesmas puskesmas
memberikan bantuan —
2 Catatan medis
kepada pengunjung
saat dalam kesulitan
pengunjung —
puskesmas tersimpan
6 Petugas puskesmas
dengan baik
membiarkan
3 Petugas apotik
pengunjung — menguasai
puskesmas menunggu
pengelompokkan dan —

5
peletakkan obat x Berpendidikan —
dengan baik x Melayani —
4 Dokter mendiagnosa pengunjung
penyakit pasien secara — x Membantu dokter —
akurat 2 Dokter puskesmas —
5 Dokter memberikan terampil
resep yang tepat — 3 Ruang tunggu —
terhadap pasien puskesmas nyaman
6 Petugas sangat teliti
dalam memberikan — Pelayanan Prima dari Unsur Ekonomis
obat kepada pasien No. Pelayanan Prima Ya Tidak
7 Keadaan peralatan 1 Obat dari puskesmas —
medis: terjangkau
x Memadai — 2 Petugas meminta
x Bersih — biaya lebih untuk —
x Lengkap — pemeriksaan
x Berfungsi baik — 3 Staf puskesmas
8 Keadaan apotik dan memungut biaya —
obat-obatan: ketika mengurus
x Tersedia — surat-surat
x Bersih — 4 Staf puskesmas
x Lengkap — meminta biaya lebih —
x Tersusun rapi — untuk pemeriksaan
9 Keadaan ruang
periksa puskesmas: Pelayanan Prima dari Unsur Keadilan yang
x Memadai — Merata
x Bersih — No. Pelayanan Prima Ya Tidak
x Rapi — 1 Petugas puskesmas:
x Terjaga privasinya — x Adil —
10 Kondisi fisik x Ramah —
bangunan puskesmas — x Sopan —
bersih 2 Semua golongan
masyarakat mulai
Pelayanan Prima dari Unsur Keterbukaan dari atas sampai —
No. Pelayanan Prima Ya Tidak bawah mendapatkan
1 Dokter puskesmas pelayanan yang sama
bersedia menjawab —
pertanyaan pasien Pelayanan Prima dari Unsur Ketepatan Waktu
2 Dokter bersedia No. Pelayanan Prima Ya Tidak
mendengarkan — 1 Staf-staf yang
keluhan dari pasien bekerja di puskesmas —
3 Dokter memberikan tepat waktu
kesempatan bertanya — 2 Staf-staf yang
kepada pengunjung bekerja di puskesmas —
yang berobat kadang-kadang
4 Seluruh staf — terlambat
puskesmas ramah 3 Staf-staf yang
5 Perawat menjelaskan — bekerja di puskesmas —
prosedur pengobatan sering terlambat
4 Staf puskesmas
Pelayanan Prima dari Unsur Efisien selalu berada di —
No. Pelayanan Prima Ya Tidak tempat selama
1 Perawat puskesmas: jadwal pelayanan

6
5 Jam buka kartu Pelayanan Prima dari Unsur Efisien
pendaftaran tepat — Dari tabel pelayanan prima dari
waktu unsur efisien pada lembar observasi,
tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan
Pelayanan Prima dari Unsur memberikan pelayanan dengan baik. Hal
Kesederhanaan ini dapat dilihat dari keterampilan yang
Dari tabel pelayanan prima dari dimiliki oleh perawat dan dokter
unsur kesederhanaan pada lembar puskesmas.
observasi, tenaga kesehatan Puskesmas
Tomuan memberikan pelayanan dengan Pelayanan Prima dari Unsur Ekonomis
baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur Dari tabel pelayanan prima dari
pelayanan puskesmas mulai dari proses unsur ekonomis pada lembar observasi,
pendaftaran dan pemberian obat yang tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan
cepat, mudah, lancar dan tidak berbelit- memberikan pelayanan dengan baik. Hal
belit. ini dapat dilihat dari keterjangkauan obat
puskesmas dan tidak adanya biaya
Pelayanan Prima dari Unsur Kejelasan tambahan dalam pelayanan puskesmas.
dan Kepastian
Dari tabel pelayanan prima dari Pelayanan Prima dari Unsur Keadilan
unsur kejelasan dan kepastian pada lembar yang Merata
observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Dari tabel pelayanan prima dari
Tomuan memberikan pelayanan dengan unsur keadilan yang merata pada lembar
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari observasi, tenaga kesehatan Puskesmas
kinerja dokter, perawat dan petugas apotik. Tomuan memberikan pelayanan dengan
Akan tetapi, sebagian kecil dari tenaga baik. Hal ini dapat dilihat dari perlakuan
kesehatan Puskesmas Tomun tidak berada petugas puskesmas yang sopan kepada
di puskesmas pada saat jam kerja. pengunjung.

Pelayanan Prima dari Unsur Keamanan Pelayanan Prima dari Unsur Ketepatan
Dari tabel pelayanan prima dari Waktu
unsur keamanan pada lembar observasi, Dari tabel pelayanan prima dari
tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan unsur ketepatan waktu pada lembar
memberikan pelayanan dengan cukup observasi, tenaga kesehatan Puskesmas
baik. Hal ini dapat dilihat dari ketelitian Tomuan memberikan pelayanan dengan
petugas apotik memberikan obat, cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jam
ketepatan dokter memberikan resep. Akan buka kartu pendaftaran tepat waktu. Akan
tetapi, ada beberapa peralatan medis dan tetapi, staf puskesmas kadang-kadang
obat-obatan di Puskesmas Tomuan yang datang terlambat dalam bekerja.
kelengkapannya kurang.
Kesimpulan
Pelayanan Prima dari Unsur Berdasarkan hasil dan pembahasan
Keterbukaan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
Dari tabel pelayanan prima dari sebagai berikut:
unsur keterbukaan pada lembar observasi, 1. Sebagian besar responden berjenis
tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan kelamin perempuan yaitu sebanyak
memberikan pelayanan dengan kurang 92%.
baik. Hal ini dapat dilihat dari keramahan 2. Sebagian besar responden berusia 31-36
sebagian staf puskesmas yang masih tahun yaitu sebanyak 24,0% dan
kurang. sebagian kecil berusia 55-60 tahun yaitu
8,0%.

7
3. Sebagian besar responden Anderson, F. 2009. Antropologi
berpendidikan D3 yaitu sebanyak Kesehatan. UI Press, Jakarta.
36,0% dan sebagian kecil
berpendidikan S1 dan SMA/sederajat Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi
yaitu masing-masing 20%. Kesehatan. PT Binarupa Aksara,
4. Sebagian besar responden bekerja 1-4, Jakarta.
5-8, dan 17-20 tahun yaitu masing-
masing sebanyak 24,0% dan sebagian Darmadi, 2006. Visi Pengembangan
kecil bekerja 21-24 tahun yaitu 8,0%. Peran dan Fungsi Puskesmas
5. Sebagian besar responden yaitu dengan Rawat Inap di Masa
sebanyak 76,0% memiliki tingkat Mendatang Volume 1. Jurnal
pengetahuan ³sedanJ´ terhadap unsur- Manajemen Pelayanan Kesehatan
unsur yang merupakan cakupan
pelayanan prima dan 24,0% responden Depkes RI, 1999. Rencana
memiliki tingkat pengetahuan ³baik´. Pembangunan Kesehatan
6. Sebagian besar responden yaitu Menuju Indonesia Sehat 2010.
sebanyak 96,0% memiliki sikap ³baiN´ Jakarta
terhadap unsur-unsur yang merupakan
cakupan pelayanan prima dan 4,0% . 2001. Standar Pelayanan
responden memiliki tingkat sikap Kesehatan. Jakarta
³sedang´.
7. Seluruh responden memiliki tindakan . 2011. Profil Kesehatan
³baiN´ terhadap pelayanan prima. Indonesia Tahun 2010. Jakarta.

Saran .2010. Undang-Undang No.36


Berdasarkan kesimpulan di atas Tahun 2009 Tentang
maka dapat diberikan saran: Kesehatan. Jakarta.
1. Manajemen puskesmas perlu
ditingkatkan dengan melakukan Dinkes Sumut. 2009. Profil Kesehatan
pengelolaan yang baik terhadap sarana Provinsi Sumatera Utara
prasarana dan fasilitas yang tersedia di Tahun 2008. Medan.
puskesmas.
2. Untuk meningkatkan kinerja petugas Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan
dalam memberi pelayanan kesehatan Good Governance Melalui
yang prima kepada masyarakat, Pelayanan Publik. Penerbit
disarankan kepada Dinas Kesehatan Gadjah Mada University Press,
setempat mengadakan pelatihan dan Yogyakarta.
sosialisasi pelayanan prima untuk .
meningkatkan mutu pelayanan kepada Hasibuan, Alwi Mujahit. 2008. Pengaruh
pengunjung puskesmas. Pelayanan Tenaga Kesehatan,
3. Perlu adanya peningkatan kualitas Sarana dan Prasarana
pelayanan, khususnya peningkatan Puskesmas, serta Tarif
kinerja dokter puskesmas. Terhadap Permintaan
Masyarakat dalam Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan di Puskesmas
Rantauprapat. Tesis FKM
Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. PT USU, Medan.
Rineka Cipta, Jakarta.
Laporan Bulanan Puskesmas Tomuan
Tahun 2012.

8
Maulana, H, 2009. Promosi Kesehatan. Wahid, I. 2007. Promosi Kesehatan.
Penerbit EGC, Jakarta. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Muhazam, Fauzi. 1995. Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu


Memperkenalkan Sosiologi Pelayanan Kesehatan.
Kesehatan. UI Press, Jakarta. Airlangga University Press,
Surabaya.
Muninjaya, A.G.G, 1999. Manajemen
Kesehatan. Penerbit EGC,
Jakarta.

Muli, Cut Zuliati. 2009. Pengaruh


Kualitas Pelayanan Kesehatan
terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Puskesmas Kota
Medan. Tesis FKM USU,
Medan.

Notoatmodjo, S, 2003. Pengantar


Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,
Jakarta.

, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta.

, 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Rineka Cipta, Jakarta.

Nusantara-21, 2000. Kebijakan


Pelayanan Kesehatan
Indonesia. Jakarta.

Parani, 1997. Manajemen Mutu


Pelayanan Kesehatan. Surabaya
: Airlangga University Press.

Pohan, Imbalo, S., 2007. Jaminan Mutu


Pelayanan Kesehatan. Penerbit
EGC, Jakarta.

Ridwan, 2005. Skala-Skala Pengukuran


Variabel-variabel Penelitian.
Alfabeta, Bandung.

Supranto, J., 1997. Pengukuran Tingkat


Kepuasan Pelanggan. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.

You might also like