Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi
Daftar Isi.......................................................................ii
Daftar Tabel...................................................................ii
Abstract.......................................................................iii
Latar Belakang................................................................1
Metode Penelitian............................................................3
Hasil dan Pembahasan.......................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................................8
Daftar Pustaka................................................................9
Daftar Tabel
Abstract
Analysis of the Need of Health Care Provider Based on Job Load
in the District of Rejang Lebong the Province of Bengkulu
Iswinarto1, Kristiani2, Sito Meiyanto3
Background: The successfulness in implementing the health program is greatly influenced
by management as well as planning of rational human resources which one of
the method to calculate the need of health care provider is made by Department of
Health RI based on DSP. However, the fact of placing the health care provider in the
district of Rejang Lebong is not yet referred to the calculation and this could be seen
from the discrepancy and unsuitability of the number of the health care provider and
the job load.
Objective: In order to find out the need of health care provider in primary health
care based on job load in the district of Rejang Lebong.
Method: This was a case study research regarding the need of health care provider in
primary health care based on job load. The analysis unit in this research was district
health office of Rejang Lebong with object of the research was 4 primary health care,
while the subject of the research was head of health office and head of primary
health care. The sample was 4 primary health care with 2 primary health care in urban
area and 2 primary health care that was far from the capital city of the district.
Data was collected by using guidance of interview, check list, and instrument of DSP
in order to calculate the need of health care provider.
Result: The calculation with DSP instrument of Department of Health 2004 to measure
the need of health care provider based on job load showed that there was still lack of
health care provider in primary health care such as in the Primary Health Care of Curup,
there was 37 health care providers and 55 who were needed so there was a deficiency
of 18 people, in the Primary Health Care of Kampung Delima, there was 21
health care providers and 43 who were needed so there was a deficiency of 22 people,
and in the Primary Health Care of Air Dingin, there was 17 health care providers
and 33 who were needed so there was a deficiency of 16 people, and in the Primary
Health Care of Sindang Jati there was 15 health care providers and 33 who were
needed so there was a deficiency of 18 people and the least people are the apothecary
assistant, midwife, and doctor. This disproportion occurred because of various
factors of lack of health care provider and there was no professional officers who
could plan the need of human resources in health office or primary health care and
not using instrument/measurement method instead just predicting and there was no
exact formation of health care provider, so that the distribution of the health care
provider was not yet maximum.
Keyword: The need of health care provider in primary health care, job load, DSP Department
of Health 2004
1. District Health Office of Rejang Lebong, Province of Bengkulu
2. Health Service Management and Policy, Public Health Department, Medical Faculty,
Gadjah Mada University
3. Faculty of Psychology, Gadjah Mada University
iii
Latar Belakang
Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan untuk
menunjang keberhasilan pelaksanaan program di Dinas Kesehatan
Kabupaten Rejang Lebong dalam upaya mencapai Visi Indonesia
Sehat 2010. Keberhasilan pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010
sangat dipengaruhi oleh penataan dan pengelolaan tenaga untuk
melaksanakan kegiatan pokok puskesmas.
Diperlukan suatu standar untuk mengetahui besarnya kebutuhan
tenaga yang sesuai beban tugas, dengan mengacu pada prinsip
jangkauan pelayanan kesehatan yang merata dan memberikan citra
mutu pelayanan yang baik. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah1 berarti kewenangan sektor
kesehatan berada di pemerintah daerah sehingga diperlukan
sumberdaya yang memadai. Dalam bidang kesehatan, pemerintah
pusat masih mempunyai kewenangan menyusun kebutuhan tenaga,
penetapan standar dan pedoman yang dibutuhkan oleh daerah.
Daftar Susunan Pegawai (DSP) adalah jumlah pegawai yang tersusun
dalam jabatan dan pangkat dalam kurun waktu tertentu yang
diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya. 2
Perhitungan kebutuhan tenaga yang tepat membantu pengambilan
keputusan, baik oleh pemimpin puskesmas, dinas kesehatan maupun
pemerintah daerah, sehingga penempatan tenaga bisa sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.
Kabupaten Rejang Lebong memiliki jumlah penduduk 234.095 jiwa
dan luas wilayah 151.576 km2. Kabupaten ini terdiri dari 6 kecamatan
dan 142 desa/kelurahan. Sampai akhir tahun 2003 Kabupaten Rejang
Lebong memiliki I buah RSU Daerah, 13 buah puskesmas, 54 buah
pustu, dan 31 buah polindes. Jumlah pegawai di lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 585 orang, yang
terdistribusikan berdasarkan unit kerja, yakni dinas kesehatan 93
orang (15,9%), RSUD 180 orang (30,7%), institusi pendidikan 26 orang
(4,4%), dan puskesmas 285 orang (48,7%). Keadaan tenaga pada
Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan 1
masing-masing puskesmas digambarkan pada Tabel 1. Tabel 1
memperlihatkan adanya kesenjangan mencolok jumlah tenaga di
setiap puskesmas. Kondisi ini disebabkan karena distribusi dan
kebutuhan tenaga puskesmas belum dihitung berdasarkan beban
kerja.
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong 2003
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga di
puskesmas berdasarkan beban kerja. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan pedoman dalam merencanakan kebutuhan puskesmas di
Kabupaten Rejang Lebong.
Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Kota
/Desa
Jumlah
Tenaga
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Kunjungan
Rasio Tenaga
terhadap Kunjungan
Curup Kota 37 35.960 23.695 1:640
Perumnas Kota 39 45.914 21.065 1:540
Kampung Delima Kota 21 16.226 9.007 1:428
Tunas Harapan Desa 31 12.808 7.457 1:240
Sumber Rejo Desa 22 16.674 8.203 1:372
Sumber Urip Desa 18 8.045 3.733 1:207
Sindang Jati Desa 15 12.380 2.759 1:183
Kepala Curup Desa 23 13.538 5.382 1:234
Padang Ulak Tanding Desa 23 16.713 6.079 1:264
Tanjung Agung Desa 7 10.329 3.320 1:472
Kota Padang Desa 15 18.938 5.649 1:376
Kampung Melayu Desa 18 14.066 4.453 1:247
Air Dingin Desa 17 9.142 8.969 1:527
Jumlah 285 234.095 109.771 1:383
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif untuk
mengetahui kebutuhan tenaga puskesmas berdasarkan beban kerja.
Lokasi penelitian di empat Puskesmas Kabupaten Rejang Lebong
dengan subjek penelitian ialah Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Puskesmas beserta staffnya. Variabel penelitian terdiri dari variabel
bebas, yaitu beban kerja yang terdiri dari tugas rutin, tugas
tambahan dan pembinaan PSM, serta variabel terikat berupa
kebutuhan tenaga puskesmas. Alat ukur menggunakan DSP
Departemen Kesehatan RI tahun 2004 untuk memberikan gambaran
jumlah tenaga yang seharusnya dibutuhkan.
Cara pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam,
sedangkan data sekunder melalui telaah dokumen menggunakan
daftar tilik. Jalannya penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu (1)
tahap persiapan, yaitu pengambilan data dasar, pengurusan
adminstrasi dan kuesioner panduan wawancara; (2) tahap
pelaksanaan, yaitu melaksanakan wawancara mendalam dan telaah
dokumen; (3) tahap penyelesaian, yaitu penyusunan laporan,
pengolahan data dan penyajian hasil. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan cara deskriptif kuantitatif.
4
perhitungan ini merupakan jumlah hari yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan. Hasilnya kemudian dibagi dengan jumlah
hari kerja dalam satu tahun (300 hari). Hasil akhir dari penghitungan
ini merupakan jumlah tenaga yang diperlukan oleh puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan. Setelah dilakukan penghitungan kebutuhan
tenaga memakai instrumen ini diperoleh hasil seperti tercantum
dalam Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan jumlah setiap jenis tenaga
yang ada di puskesmas masih berada di bawah jumlah tenaga yang
dibutuhkan berdasarkan perhitungan DSP 2004. Kecukupan jumlah
tenaga di puskesmas yang mempunyai kunjungan tinggi yaitu
Puskesmas Curup sebesar 67,27%, dan Puskesmas Kampung Delima
sebesar 48,83%; sedangkan untuk puskesmas dengan kunjungan rendah
kecukupan tenaganya ialah 51,51% untuk Puskesmas Air Dingin
dan 45,45% untuk Puskesmas Sindang Jati.
Kekurangan tenaga dokter umum pada Puskesmas Curup dan Kampung
Delima, yakni dari 3 dokter yang dibutuhkan, ketersediaannya
hanya 1 orang. Jenis tenaga lainnya yang kurang dan mendesak untuk
dipenuhi yaitu tenaga SMF (Asisten Apoteker). Puskesmas Curup
dengan kunjungan tinggi membutuhkan 4 orang tenaga asisten
apoteker (SMF), namun di sini tidak ada satu orangpun tenaga tersebut.
Di Puskesmas Kampung Delima, dari kebutuhan 4 orang tenaga
asisten apoteker, hanya terdapat 2 orang asisten Apoteker (SMF).
Sebaliknya, Puskesmas Air dingin dengan kunjungan rendah malah
sudah memiliki tenaga asisten apoteker (SMF). Hal ini memperlihatkan
bahwa tidak adanya perencanaan yang baik dalam pendistribusian
tenaga ke puskesmas.
B. Kesenjangan antara Ketersediaan Tenaga dengan Kebutuhan
Tenaga berdasarkan DSP 2004 dan Faktor-faktor Penyebabnya
Terjadi kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga
di puskesmas. Keadaan ini disebabkan oleh faktor (1) dinas kesehatan
Daftar Pustaka