Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Tunanetra merupakan individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai
saluran penerima informasi dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya orang normal. Keterbatasanketerbatasan yang dialami individu tunanetra mempengaruhi psikologi tunanetra. Salah satu dampak
keterbatasan tunanetra adalah harga diri rendah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gambaran
harga diri siswa tunanetra di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten Jember. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini menggunakan variabel harga diri. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
tunanetra di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten Jember yaitu sebanyak 15 siswa. Teknik sampel
menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menjelaskan dan
mengkategorikan harga diri. Hasil menunjukkan 9 siswa (60%) mempunyai harga diri tinggi/normal dan 6
siswa (40%) mempunyai harga diri rendah. Harga diri tinggi pada siswa tunanetra dipengaruhi oleh
karakteristik responden seperti usia, lama sekolah, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan orang tua
dan pendidikan orang tua. Keluarga, lingkungan, dan petugas kesehatan dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan harga diri.
Kata Kunci: Tunanetra, Harga Diri
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
Pendahuluan
Tunanetra merupakan individu yang
indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak
berfungsi sebagai saluran penerima informasi
dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang
normal pada
umumnya
[1].
Tunanetra
merupakan salah satu macam cacat fisik.
Individu yang mengalami cacat fisik belum
mampu mengatasi rasa tertekan akibat cacat
yang dideritanya. Individu yang mengalami
cacat fisik lebih membatasi dirinya dengan
lingkungan sekitar karena mereka memandang
dirinya tidak berguna, tidak percaya diri dan
memiliki harga diri yang negative [2]. Harga diri
merupakan penilaian individu terhadap diri
sendiri, terhadap kemampuan diri, kejelekan diri,
kepentingan dan kesuksesan [3].
World
Health
Organization
(2010)
menyebutkan dari 6.697 juta orang di dunia 285
juta (4,25 %) orang diantaranya merupakan
penyandang tunanetra. Berdasarkan data
Kementerian Sosial RI per Desember 2010
menyebutkan jumlah penyandang cacat di
Indonesia adalah 11.580.117 orang yang terdiri
dari tunanetra sebanyak 3.474.035 (30%) orang,
tunadaksa sebanyak 3.010.830 (26%) orang,
tunarungu sebanyak 2.547.626 (22%) orang,
cacat mental sebanyak 1.389.614 (12%) orang
dan cacat kronis sebanyak 1.158.012 (10%)
orang.
Hasil sensus penduduk tahun 2010
propinsi Jawa Timur menduduki jumlah
penduduk tunanetra terbanyak kedua di
Indonesia setelah propinsi Jawa Barat yaitu
sebanyak 842.836 jiwa. Jumlah penduduk
kategori tunanetra di Kabupaten Jember
sebanyak 62.036 jiwa. Kabupaten Jember
menempati urutan kedua terbanyak dengan
jumlah penduduk kategori tunanetra setelah
Kabupaten
Surabaya.
Jumlah
penduduk
kategori tunanetra di Kabupaten Jember
tergolong tinggi.
Individu
tunanetra
mengalami
keterbatasan-keterbatasan kemampuan yang
dimilikinya. Keterbatasan kemampuan fisik ini
mempengaruhi psikis tunanetra. Keterbatasan
ini membuat individu tunanetra merasa terisolasi
dari dunia orang-orang normal, juga dapat
menimbulkan perasaan minder, ragu, tidak
percaya diri jika berada pada situasi yang tidak
dikenalnya [4]. Dampak dari keterbatasan yang
dialami individu tunanetra adalah mudah putus
asa, mudah menyendiri, mudah curiga serta
mudah tersinggung oleh orang lain [5].
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Tabel 1. Gambaran
Siswa
Tunanetra
Berdasarkan Usia dan Lama Sekolah
di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten
Jember
Karakteristik
Min-Maks
Mean
SD
Siswa
Usia (tahun)
15,53
3,137
7-20
Lama Sekolah
3,73
2,052
1-8
di SLB (tahun)
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia siswa
tunanetra rata-rata 15,53 tahun, usia termuda 7
tahun dan tertua 20 tahun. Lama sekolah siswa
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
Tabel
5.
Pembahasan
Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata usia siswa
tunanetra di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten
Jember adalah 15,53 tahun. Berdasarkan
kelompok umur 10-19 tahun jumlah penduduk
tunanetra di Jawa Timur sebanyak 14.209 jiwa
[6]. Menurut Potter & Perry usia 15,53 tahun
berada pada rentang 13-20 tahun yang
termasuk dalam kategori remaja. Harga diri
akan turun secara signifikan selama masa
remaja [7].
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
http://journal.unair.ac.id/downloadfullpapers-jpiod89a90a0422full.pdf.
Nurmalasari
Y.
Hubungan
antara
dukungan sosial dengan harga diri pada
remaja penderita penyakit lupus. [internet].
2012. [diambil tanggal 4 Juni 2016] dari:
https://www.google.com/url
Eliana R. Konsep diri pensiunan.
[internet]. 2003. [diambil tanggal 4 Juni
2016]
dari:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac
t=8&ved=0ahUKEwi9r4_jtKLNAhVIvo8KH
WPxBcAQFggcMAA&url=http%3A%2F%2
Flibrary.usu.ac.id%2Fdownload%2Ffk%2F
psikologirika%2520eliana.pdf&usg=AFQjCNHPDm
FbjivyQHvpJ2Dy_9NEQfAWkw&bvm=bv.1
24272578,d.c2I
Potter PA, Perry AG. Fundamental
keperawatan volume 1. Jakarta: EGC;
2005
Wong DL, et al. Buku ajar keperawatan
pediatric edisi 6. Jakarta: EGC; 2008
Atkinson RL. et al. Pengantar psikologi.
Batam: Interaksara; 2007
Papalia DE, Olda SW, Feldman RD.
Human development. New York: McGrawHillCompanies; 2008
Irawati, et al, Gambaran Harga Diri Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB-A) TPA Bintoro..