You are on page 1of 11

THE CORRELATION BETWEEN PHBS WITH INCIDENCE OF

DIARRHEA IN THE AL-ISTIQOMAH ISLAMIC MODERN BOARDING


SCHOOL NGATA BARU VILAGE SIGI REGENCY 2016

Dea Miranti Yurinda *, I Nyoman Widajadnja**, Rahma Badaruddin***

*Student of Medicine, Faculty of Medicine and Health Science Tadulako University


**Departement of Physiology, Faculty of Medicine and Health Science Tadulako University
*** Departement of Physiology, Faculty of Medicine and Health Science Tadulako University

ABSTRACT

Background. Diarrheal disease is still a public health problem in


developing countries such as Indonesia, because of morbidity and
mortality are still high. Diarrheal disease is one disease that has the
potential for the occurrence of extraordinary events (KLB) in the city
of Palu. The risk of diarrheal diseases in the city of Palu was caused
by the behavior of clean and healthy life (PHBS) are relatively low.
This study aims to determine the correlation between PHBS with the
incidence of diarrhea in the Al-Istiqomah Islamic Modern Boarding
School Ngata Baru Vilage Sigi Regency 2016.
Method. The study was observational analytic with cross sectional
study. The research sample using total sampling. Data were collected
through interviews of 100 students. Analysis of the relationship is
done by using chi-square test.
Results. The results of the 100 samples, 65 of respondents suffer from
diarrhea and 35 respondents did not suffer from diarrhea. The results
of chi-square test of diarrhea with the use of clean water p = 0.000,
hand washing behavior p = 0.049, littering behavior p = 0009. There
is a significant relationship between PHBS in the incidence of
diarrhea.
Conclusion. It can be concluded that individuals who did PHBs risk
of infection from diarrhea,

Keywords: health behavior, diarrhea, Islamic Boarding School


HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DENGAN KEJADIAN DIARE DI PONDOK PESANTREN
MODERN AL-ISTIQOMAH DESA NGATA BARU
KABUPATEN SIGI TAHUN 2016

Dea Miranti Yurinda *, I Nyoman Widajadnja**, Rahma Badaruddin***

*Mahasiswi Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako
**Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
*** Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Latar belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat


di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya
yang masih tinggi. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berpotensi
untuk terjadinya kejadian luar biasa (KLB) di kota Palu. Risiko terjadinya
penyakit diare di Kota Palu masih disebabkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yang relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara PHBS dengan kejadian diare di Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah
Desa Ngata Baru Kabupaten Sigi Tahun 2016.
Metode. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan cross sectional
study. Sampel penelitian menggunakan total sampling. Data dikumpulkan dengan
cara wawancara dari 100 siswa. Analisis hubungan dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square.
Hasil. Hasil penelitian dari 100 sampel, 65 responden menderita diare dan 35
responden tidak menderita diare. Hasil uji chi-square kejadian diare dengan
penggunaan air bersih p = 0.000, perilaku mencuci tangan p = 0.049, perilaku
membuang sampah p = 0.009. Terdapat hubungan yang bermakna antara PHBS
dengan kejadian diare.
Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa individu yang tidak melakukan PHBS
berisiko terinfeksi penyakit diare,

Kata Kunci : PHBS, Diare, Pondok Pesantren


PENDAHULUAN
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lebih dari tiga kali sehari
dengan konsistensi lembek atau cair, namun definisi yang lebih banyak dianut
adalah apabila terdapat salah satu atau lebih gejala peningkatan frekuensi
defekasi, konsistensi feses dan jumlah feses1
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih
tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik2
Di Sulawesi Tengah penyakit diare merupakan penyakit endemis yang
sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hasil pengumpulan data dari
Kabupaten/Kota selama tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit
diare yang ditemukan di sarana kesehatan adalah sejumlah 59.468 penderita3
Risiko terjadinya penyakit diare di Kota Palu masih disebabkan oleh
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang relatif rendah. Program perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan program yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat3
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare di
Pondok Pesantren Modern Al-istiqomah Desa Ngata Baru Kabupaten Sigi.

METODE
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Penelitian dilakukan di Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru
Kabupaten Sigi Tahun 2016 pada bulan Oktober sampai November 2016. Total
populasi sebanyak 840 siswa-siswi dengan sampel minimal 100 siswa-siswi
Pesantren. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data diperoleh dari wawancara.
Analisis hubungan dilakukan dengan menggunakan uji chi-square.
HASIL
Responden sebanyak 100 siswa-siswi Pesantren yang terdiri dari siswa-
siswi kelas I.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa


Siswi Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Tahun 2016
Jenis Kelamin
Jenus Kelamin N %
Laki-laki 50 50
Perempuan 50 50
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2016 (Kuesioer)

Berdasarkan Tabel 4.1, frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin


seimbangan antara laki0laki dan perempuan yaitu sebanyak 50 siswa (50%)
dan 50 siswi (50%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Siswa Siswi


Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Tahun 2016
Umur Siswa
Umur N %
14 Tahun 35 35
15 Tahun 25 25
16 Tahun 40 40
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2016 (Kuesioner)

Berdasarkan Tabel 4.2, frekuensi responden berdasarkan umur


kelompok tertinggi pada usia 16 tahun yaitu sebanyak 40 siswa (40%) dan
terendah pada usia 15 tahun yaitu sebanyak 25 siswa (25%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Pada
Siswa Siswi Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Tahun 2016
Kejadian Diare
Kejadian Diare N %
Diare 65 65
Tidak Diare 35 35
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2016 (Kuesioner)

Berdasarkan Tabel 4.3, frekuensi responden yang diare sebanyak 65


responden (65%) dan yang tidak diare sebanyak 35 responden (35%).

a. Hubungan Penggunaan Air Bersih Dengan Kejadian Diare

Tabel 4. Hubungan Antara Penggunaan Air Bersih Dengan Kejadian Diare


Pada Siswa Siswi Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Tahun 2016
Penggunaan Air Bersih
Tidak P
Memenuhi Total
Memenuhi Value
Syarat
Syarat
62 3 65
Diare
Kejadian 95.4% 4.6% 100.0%
Diare 4 31 35
Tidak Diare 0.000
11.4% 88.6% 100.0%
66 34 100
Total
66.0% 34.0% 100.0%

Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai p=


0.000 (p value <0,05), berarti ada hubungan yang bermakna antara
penggunaan air bersih dengan kejadian diare pada siswa-siswi Pesantren
Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Kabupaten Sigi Tahun 2016.

b. Hubungan Perilaku Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare


Tabel 5. Hubungan Antara Perilaku Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare
Pada Siswa Siswi Pesantren Modern Al-Istiqomah
Ngata Baru Tahun 2016
Perilaku Mencuci Tangan
P
Tidak Total Value
Memenuhi
Memenuhi
Syarat
Syarat
19 46 65
Diare
29.2% 70.8% 100.0%
Kejadian Diare
4 31 35
Tidak Diare 0.049
11.4% 88.6% 100.0%
23 77 100
Total
23.0% 77.0% 100.0%

Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai p=


0.049 (p value <0,05), berarti ada hubungan yang bermakna antara
perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare pada siswa-siswi Pesantren
Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Kabupaten Sigi Tahun 2016.

c. Hubungan Perilaku Membuang Sampah Dengan Kejadian Diare

Tabel 6. Hubungan Antara Perilaku Membuang Sampah Dengan Kejadian


Diare Pada Siswa Siswi Pesantren Modern Al-Istiqomah
Ngata Baru Tahun 2016
Perilaku Membuang Sampah
P
Tidak Total Value
Memenuhi
Memenuhi
Syarat
Syarat
18 47 65
Diare
Kejadian 27.7% 72.3% 100.0%
Diare 2 33 35
Tidak Diare 0.009
5.7% 94.3% 100.0%
20 80 100
Total
20.0% 80.0% 100.0%
Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai
p= 0.009 (p value <0,05), berarti ada hubungan yang bermakna antara
perilaku membuang sampah dengan kejadian diare pada siswa-siswi
Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Kabupaten Sigi Tahun 2016.

PEMBAHASAN
1. Hubungan Penggunaan Air Bersih Dengan Kejadian Diare
Hasil uji Chi-square penggunaan air bersih dengan kejadian diare
menunjukkan p value 0.000, berarti ada hubungan yang bermakna antara
penggunaan air bersih dengan kejadian diare.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riselena (2016) 4 menunjukkan
ada hubungan menggunakan air bersih dengan kejadian diare dengan nilai p
value 0,013. Hasil ini juga sama dengan penelitian Adriyani (2013)5 yang
menyatakan bahwa diare bisa disebabkan oleh masih sedikitnya masyarakat
yang mengelola air minum rumah tangga dengan baik.
Air yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen
pencemar air dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare. Air yang
baik merupakan air yang bersih dan tercemar dari berbagai macam bakteri,
virus dan patogen. Air yang dikonsumsi sebaiknya air yang telah dimasak
terlebih dahulu atau air dalam kemasan6
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya agar tidak terkena penyakit atau
terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita,
antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Air bersih bermanfaat
bagi tubuh supaya terhindar dari penyakit diantaranya diare. Dinegara-negara
berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter
perhari. Diantaranya kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat dibutuhkan
adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minumair
harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia7
2. Hubungan Perilaku Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare
Hasil uji Chi-square perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare
menunjukkan p value 0.049, berarti ada hubungan yang bermakna antara
perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riselena (2016)4 menunjukkan
ada hubungan mencuci tangan dengan kejadian diare dengan nilai p value
0,007. Sementara itu, menurut Mahfudah (2011)8 mengatakan bahwa ada
hubungan dengan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare sehingga
kondisi ini dapat menggambarkan bahwa cuci tangan dapat menurunkan
kejadian diare. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Kasnodihardjo (2009)9
mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat
mengurangi diare dan penyakit pernafasan.
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci
tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak
dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare10
Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mencuci tangan yang
merupakan cara terbaik untuk mencegah infeksi yang menyebar dari orang ke
orang. Cuci tangan menjadi cara yang efektif mencegah penularan penyakit
sebab kuman yang menempel di tangan menjadi salah satu rantai penularan
penyakit. Pada kasus diare misalnya, kuman-kuman diare ikut keluar bersama
kotoran/feses dan mudah berpindah tangan saat penderita cebok. Bila
sesudahnya tidak mencuci tangan dengan baik, kuman tersebut bisa berpindah
ke benda-benda yang disentuh termasuk makanan/minuman yang mungkin
dikonsumsi juga oleh orang lain11
3. Hubungan Perilaku Membuang Sampah Dengan Kejadian Diare
Hasil uji Chi-square perilaku membuang sampah dengan kejadian diare
menunjukkan p value 0.009, berarti ada hubungan yang bermakna antara
membuang sampah dengan kejadian diare.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riselena (2016) 4 menunjukkan
ada hubungan membuang sampah dengan kejadian diare dengan nilai p value
0,013. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Kasnodihardjo (2009)9
bahwa membuang sampah mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare dan
penelitian yang dilakukan oleh Novianti (2014) 13 bahwa membuang sampah
bukan pada tempatnya memiliki hubungan dengan kejadian diare.
Tidak tersedianya tempat sampah yang tertutup merupakan faktor
resiko terjadinya diare. Sampah merupakan tempat yang ideal untuk sarang
tempat berkembangbiaknya berbagai vektor penularan penyakit khususnya
penyakit saluran pencernaan dalam hal ini adalah diare, karena lalat
mempunyai kebiasaan hidup di tempat kotor dan tertarik bau busuk seperti
sampah14
Upaya kebersihan suatu kota/tempat sangat ditunjang oleh upaya
pengawasan pembuangan dan penampungan sampah yang melibatkan
berbagai sektor. Sampah mempunyai pengaruh terhadap kondisi lingkungan
dan status kesehatan masyarakat. Pola aktivitas dan kehidupan masyarakat
juga berpengaruh terhadap volume, komposisi dan produksi sampah. Sampah
yang dibuang begitu saja akan mudah mencemari lingkungan dan
membahayakan masyarakat. Salah satu penyakit akibat sampah adalah diare14

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan
Kejadian Diare di Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Desa Ngata Baru
Kabupaten Sigi Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare di
Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Desa Ngata. Dengan p value
0,000.
2. Ada hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare di
Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Desa Ngata. Dengan p value
0,049.
3. Ada hubungan antara perilaku mengelola sampah dengan kejadian diare di
Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Desa Ngata. Dengan p value
0,009.

SARAN
Dari hasil penelitian tentang Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan
Kejadian Diare di Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Desa Ngata Baru
Kabupaten Sigi Tahun 2016 saran yang dapat diajukan sebagai berikut :
1. Instansi Kesehatan
Untuk Instasi Kesehatan kiranya agar dapat melakukan penyuluhan
tentang manfaat sanitasi lingkungan yang baik terhadap kesehatan.
2. Masyarakat
Khususnya siswa dan siswi di Pondok Pesantren Al-Istiqomah agar
lebih meningkatkan kebersihan sanitasi lingkungan sekitar pondok
pesantren dan lebih memelihara lingkungan agar tidak mudah terserang
penyakit
3. Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jenis desain penelitian
dan variabel yang berbeda untuk lebih mengetahui faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian diare.

DAFTAR PUSTAKA
1. Herbowo, Agus Firmansyah. 2009. Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari Pediatri
volume 4 nomor 4 :198-203. Diakses pada tanggal 25 juni 2015
2. Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Pusat Data dan Informasi:
Jakarta
3. Dinas Kesehatan Kota Palu. 2011. Profil Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Sehat. Dinkes kota Palu
4. Riselena (2016)Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
rumah tangga dengan kejadian diare di Desa Tomado Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi
5. Adriyani. 2013. Hubungan PHBS Tatanan Rumah Tangga Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kelurahan Tondo Tahun 2013. Skripsi. Palu.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako.
6. Marlon, Lumintang., Iyone. 2013. Gambaran Penggunaan Air Bersih di
Kelurahan Malalayang 1 Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik volume 1 nomor 4. Diakses pada tanggal 28 juli 2015
7. Pesnita, Anggres dkk.2014. Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan
sehat Dengan Kejadian Diare Dalam Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Batu-Batu Kec. Marioriawa Kab.Soppeng. jurnal ilmiah
kesehatan diagnosis vol. 4 nomor 6 tahun 2014. Diakses tanggal 23 maret
2016
8. Mahfudah, Desi. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan Ibu
Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Di
Desa Reukih Dayah Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Diakses
pada tanggal 25 juni 2015
9. Kasnodihardjo, anwar Musadad. 2009. Perilaku HidupBersih dan Sehat yang
Terkait dengan Higiene Perorangan, gaya Hidup dan Kondisi Sanitasi
Lingkungan Dikepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan
volume 8 nomor 1 maret 2009 : 886-894. Diakses pada tanggal 25 juli 2015.
10. Depkes RI. 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
Sedunia. Bakti Husada: Jakarta
11. Nadesul, Hendrawan. 2008. Tangkal Penyakit Dengan PHBS. Media
Indonesia:Jakarta
12. Mahfudah, Desi. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan Ibu
Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Di
Desa Reukih Dayah Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Diakses
pada tanggal 25 juni 2015
13. Novianti, siti., Sri M. 2014. Survey Rumah Tangga Sehat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas
Indonesia Vol. 10. No. 1 maret. Diakses pada taggal 30 juli 2015
14. Heru, Rudianto dan R. Azizah. 2003.Studi Tentang Perbedaan Jarak
Perumahan ke TPA Sampah Open Dumping Dengan Indikator Tingkat
Kepadatan Lalat dan Kejadian Diare. www.library@lib.unair.ac.id.

You might also like