You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA UMUR BALITA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN

KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA


DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT
PALEMBANG TAHUN 2015

Rini Mayasari, Susiana


Dosen Akbid Budi Mulia Palembang

ABSTRACT
Pneumonia is an important health problem because it causes the death of infants and toddlers are
quite high, roughly one in four deaths. World Health Organization (WHO) in 2007, estimated the
incidence of pneumonia in developing countries with a mortality rate of 40 per 1,000 live births is
15% - 20% per year in the toddler age group and ± 13 million children under five die every year in
the world and most of these deaths are in developing countries, where pneumonia is one of the
leading causes of death by killing ± 4 million children under five every year. In 2012 Health Center
Basuki Rahmat tahn much as 418 patients with pneumonia. The purpose of this study is known
huubungan between toddler age and maternal knowledge with pneumonia incidence in infants in
health centers Basuki Rahmat Palembang 2015. This study used a survey method with the
Analytical cross-sectional approach. The population in this study were all mothers who carry their
babies or check the age < 5 years at Health Center Basuki Rahmat Palembang in 2015, at the time
of the study. The sampling is non- random with accidental sampling technique. Data analysis was
done using univariate and bivariate statistical test Chi - Square with significance level α = 0.05.
The results showed 40 respondents who experienced pneumonia was as much (37.5%), which was
as high risk (42.5%), and well as much less knowledgeable (35.0%). The results of this study
showed association between maternal age and knowledge toddlers with pneumonia incidence in
infants in Health Center Basuki Rahmat Palembang 2015. From these results, researchers expect
health care workers to improve health services in health centers babies and toddlers Basuki
Rahmat Palembang, and more frequently to conduct information about pneumonia and counseling
about 4 healthy 5 perfect food , in order to create a healthy toddler.

Keyword : Incidence of Pneumonia

ABSTRAK
Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi
dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira satu dari empat kematian yang terjadi. World Health
Organization (WHO) 2007, memperkirakan insidens kejadian pneumonia di negara berkembang
dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia balita dan ± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar
kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu
penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun. Pada tahn 2012
Puskesmas Basuki Rahmat sebanyak 418 penderita pneumonia. Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya huubungan antara umur balita dan pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia pada
balita di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode
Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu
yang membawa atau memeriksakan balitanya yang umur < 5 tahun di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang Tahun 2015, pada saat penelitian. Pengambilan sampel tersebut secara Non Random
dengan teknik Accidental Sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji
statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 40
responden yang mengalami pneumonia sedang sebanyak (37,5%), yang berumur resiko tinggi
26
sebanyak (42,5%), dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak (35,0%). Hasil penelitian ini
menunjukkan ada hubungan antara umur balita dan pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia
pada balita di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2015. Dari hasil penelitian ini, peneliti
berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan balita di
Puskesmas Basuki Rahmat Palembang, serta lebih sering melaksanakan penyuluhan tentang
pneumonia dan penyuluhan mengenai makanan 4 sehat 5 sempurna, agar terciptanya balita sehat.

Kata Kunci: Kejadian Pneumonia

PENDAHULUAN 209.775 kasus, pada tahun 2008 sebanyak


Pneumonia masih merupakan masalah 282.661 kasus, pada tahun 2009 sebanyak
kesehatan yang penting karena menyebabkan 277.320 kasus.
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi Dari data Profil Kesehatan Kota
yaitu kira-kira satu dari empat kematian yang Palembang tahun 2012, menunjukkan bahwa
terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami cakupan penemuan kasus pneumonia tertinggi
3-6 episode pneumonia setiap tahunnya. 40 % tahun 2010 yaitu 5.036 atau 42,21%
– 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah penderita, tahun 2011 yaitu 4.474 atau
oleh penyakit pneumonia. Dari seluruh 39,79% penderita dan tahun 2012 yaitu 4.284
kematian yang disebabkan oleh ppneumonia atau 58.93 % penderita. Sedangkan
mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang berdasarkan Kecamatan menunjukkan
terbesar umumnya adalah karena pneumonia kejadian pneumonia di Kecamatan Kemuning
dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan selama tahun 2012 sebanyak 860 penderita,
(Yulianto, 2010). yang terbagi pada Puskesmas Basuki Rahmat
World Health Organization (WHO) sebanyak 418 penderita dan Puskesmas Sekip
2007, memperkirakan insidens kejadian sebanyak 442 penderita.
pneumonia di negara berkembang dengan Berdasarkan data di atas maka penulis
angka kematian balita di atas 40 per 1000 melakukan penelitian pada balita dengan
kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pneumonia sedang dan ringan dengan judul
pada golongan usia balita dan ± 13 juta anak “Hubungan Antara Umur Balita Dan
balita di dunia meninggal setiap tahun dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian
sebagian besar kematian tersebut terdapat di Pneumonia Sedang Pada Balita Di Puskesmas
Negara berkembang, dimana pneumonia Basuki Rahmat Palembang Tahun 2015”.
merupakan salah satu penyebab utama
kematian dengan membunuh ± 4 juta anak METODE PENELITIAN
balita setiap tahun. Metode penelitian yang digunakan
Dari data Statistik Indonesia tahun adalah survey analitik dengan pendekatan
2010, angka kematian bayi (AKB) menurut cross sectional melalui data primer diperoleh
Provinsi Sumatera Selatan mencapai total dengan cara pembagian kuesioner. Variabel
52,66% dari jumlah kelahiran, sedangkan dependen dalam penelitian ini adalah kejadian
untuk kota palembang mencapai angka pneumonia. Sedangkan variabel independen
39,71% dari jumlah kelahiran. adalah umur balita dan pengetahuan ibu.
Berdasarkan data dari Profil Populasi pada penelitian ini adalah
Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan tahun semua ibu yang membawa atau
2010, jumlah angka kejadian penderita memeriksakan balitanya dengan pneumonia
pneomonia diseluruh Kabupaten/Kota pada sedang sebanyak 15 orang dan ringan
tahun 2007 sebanyak 537.065 kasus, pada sebanyak 25 orang di Puskesmas Basuki
tahun 2008 sebanyak 573.038 kasus, pada Rahmat Palembang Tahun 2015, pada saat
tahun 2009 sebanyak 573.125 kasus. penelitian. Jadi total populasi sebanyak 40
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota orang.
Palembang Tahun 2009 angka penderita Sampel pada penelitian ini adalah total
pneumonia pada tahun 2007 sebanyak populasi dengan responden yang kebetulan
27
ada yaitu semua ibu yang membawa atau
memeriksakan balitanya dengan pneumonia
sedang sebanyak 15 orang dan ringan
sebanyak 25 orang di Puskesmas Basuki
2) Umur Balita
Rahmat Palembang Tahun 2015 pada saat
penelitian dilaksanakan. Jadi total sampel Tabel 5.2
sebanyak 40 orang. Distribusi Frekuensi Responden
Analisis bivariat merupakan analisis Berdasarkan Umur Balita di Puskesmas
data yang dilakukan terhadap dua variabel Basuki Rahmat Palembang
secara silang yang diduga berhubungan atau Tahun 2015
berkolerasi. (Notoatmodjo, 2010). Variabel
dependen penelitian ini adalah kejadian No Umur n %
pneumonia, sedangkan variabel independen Balita
adalah umur balita dan pengetahuan ibu dan
dianalisis menggunakan uji statisik “Chi- 1 Resiko 17 42,5
Square” dimana confidence interval 95% Tinggi
batas kemaknaan (α) = 0,05 sehingga
didapatkan analisa yaitu jika p value ≤ 0,005 2 Resiko 23 57,5
artinya ada hubungan bermakna antara Rendah
variabel independen dan variabel dependen. Jumlah 40 100
Namun jika p value > 0,005 artinya tidak ada
hubungan bermakna antara variabel
independen dan variabel dependen. Dari tabel 5.2 di atas, umur resiko
(Notoatmodjo, 2010). tinggi sebanyak 17 responden (42,5%) dan
umur resiko rendah sebanyak 23 responden
HASIL PENELITIAN (57,5%).
1. Analisis Univariat
1) Kejadian Pneumonia 3) Pengetahuan Ibu
Tabel 5.1 Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian Pneumonia Sedang Berdasarkan Pengetahuan Ibu di
dan Ringan di Puskesmas Basuki Rahmat Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang Tahun 2015 Palembang Tahun 2015

Kejadian No Pengetahuan n %
No n %
Pneumonia Ibu

1 Sedang 15 37,5 1 Baik 26 65,0

2 Ringan 25 62,5 2 Kurang Baik 14 35,0

Jumlah 40 100 Jumlah 40 100

Dari tabel 5.1 di atas, kejadian Dari tabel 5.3 diatas, pengetahuan baik
pneumonia sedang sebanyak 15 responden sebanyak 26 responden (65,0%) dan
(37,5%) dan pneumonia ringan sebanyak 25 pengetahuan kurang baik sebanyak 14
responden (62,5%). responden (35,0%).

28
Pneumonia
o. ahuan Sedang Ringan
f % f % n %
1. Baik 6 23,1 20 76,9 26 100
0,026
2. Kurang 9 64,3 5 35,7 14 100
Berma
Baik
kna
Jumlah 15 - 25 - 40 100

2. Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dari 26
1) Hubungan Umur Balita dengan
responden kejadian pneumonia sedang,
Kejadian Pneumonia pengetahuan baik sebesar 23,1% lebih kecil
dari proporsi pneumonia ringan pengetahuan
Tabel 5.4
baik 76,9%. Sedangkan dari 14 responden
Hubungan antara Umur Balita dengan
kejadian pneumonia sedang, pengetahuan
Kejadian Pneumonia Sedang dan Ringan kurang baik sebesar 64,3% lebih besar dari
di Puskesmas Basuki Rahmat proporsi pneumonia ringan pengetahuan
Palembang Tahun 2015 kurang baik 35,7%.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square
Kejadian didapatkan p value = 0,026 < α = 0,05. Ada
N Umur Pneumonia Jumlah p hubungan bermakna antara pengetahuan ibu
o. Balita Sedang Ringan Value dengan kejadian pneumonia sedang dan
f % f % n %
ringan di Puskesmas Basuki Rahmat
1. Resiko 11 64,7 6 35,3 17 100
Tinggi 0,006 Palembang tahun 2015. Sebagian hipotesis
2. Resiko 4 17,4 19 82,6 23 100 Berm awal terbukti secara statistik.
Rendah akna
Jumlah 15 - 25 - 40 100
PEMBAHASAN
1. Kejadian Pneumonia
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dari 17
responden kejadian pneumonia sedang, umur Pada penelitian ini kejadian
resiko tinggi sebesar 64,7% lebih besar dari pneumonia dikelompokkan menjadi 2 (dua)
proporsi pneumonia ringan umur resiko tinggi kategori yaitu sedang (bila anak menderita
35,3%. Sedangkan dari 23 responden kejadian batuk atau kesulitan bernafas, nafas sesak
pneumonia sedang, umur resiko rendah atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke
sebesar 17,4% lebih kecil dari proporsi dalam (berdasarkan diagnosa dokter)) dan
pneumonia ringan umur resiko rendah 82,6%. ringan (bila anak menderita demam, sesak
Berdasarkan hasil uji Chi-Square nafas, nafas dan nadi cepat, dahak berwarna
didapatkan p value = 0,006 < α = 0,05. Ada kehijauan atau seperti karet (berdasarkan
hubungan bermakna antara umur balita diagnosa dokter).
dengan kejadian pneumonia sedang dan Hasil penelitian ini menunjukkan
ringan di Puskesmas Basuki Rahmat bahwa kejadian pneumonia sedang sebanyak
Palembang tahun 2015. Sebagian hipotesis 15 responden (37,5%) dan pneumonia ringan
awal terbukti secara statistik. sebanyak 25 responden (62,5%).
2) Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Berdasarkan hasil penelitian ini
Kejadian Pneumonia menunjukkan kejadian pneumonia sedang
Tabel 5.5 sebesar 37,5%. Hal ini dikarenakan tubuh
Hubungan antara Pengetahuan Ibu balita lebih lemah dan asupan gizinya kurang
dengan Kejadian Pneumonia Sedang dan ataupun cara ibu merawatnya kurang baik
Ringan pada Balita di Puskesmas sehingga balita rentan terserang pneumonia
Basuki Rahmat Palembang sedang. Sedangkan pneumonia ringan sebesar
Tahun 2015 62,5%. Hal ini disebabkan status gizi
N Penget Kejadian Jumlah p Value balitanya kurang dan keadaan pemukiman
29
atau lingkungan yang kumuh dan sempit Palembang tahun 2015. Sebagian hipotesis
sehingga balita mudah terserang pneumonia. awal terbukti secara statistik.
Hal ini dapat disimpulkan Berdasarkan hasil penelitian ini
pengetahuan baik mempunyai pengaruh menunjukkan bahwa balita yang berumur
terhadap kejadian pneumonia. Hal ini resiko tinggi lebih banyak yang terserang
dikarenakan semakin tinggi pengetahuan ibu pneumonia sedang dibandingkan balita yang
semakin baik ilmu yang didapat tentang berumur resiko rendah. Hal ini dikarenakan
penyakit pneumonia dari penyebab sampai daya tahan tubuh balita yang berumur resiko
cara mencegah. Sehingga balita tidak mudah tinggi (umur < 2 tahun) lebih lemah, asupan
terkena pneumonia. Sedangkan ibu yang gizi yang tidak memadai serta perawatan
berpengetahuan kurang baik sangat rentan balita yang kurang baik. Sehingga balita yang
balitanya terkena penyakit pneumonia. Hal ini beresiko tinggi lebih rentan terserang
dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu pneumonia sedang. Namun, umur yang
tentang pneumonia. beresiko rendah juga bisa menderita
pneumonia sedang. Hal ini disebabkan status
gizi balita, pengetahuan ibu, serta keadaan
2. Hubungan Umur Balita dengan lingkungan yang sempit atau kumuh sehingga
Kejadian Pneumonia menyebabkan pneumonia sedang.
Hal ini dapat disimpulkan umur balita
Hasil penelitian ini dilakukan terhadap mempunyai pengaruh terhadap kejadian
40 responden dimana umur balita responden pneumonia. Hal ini dikarenakan semakin
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu muda umur balita semakin lemah daya tahan
rendah (bila usia anak < 2 tahun) dan tinggi tubuhnya. Daya tahan tubuh yang lemah dapat
(bila usia anak 2 - 5 tahun). Sedangkan mempermudah bakteri masuk ke dalam tubuh
kejadian pneumonia dikelompokkan menjadi sehingga balita mudah terserang pneumonia.
2 (dua) kategori yaitu sedang (bila anak Selain itu asupan gizi yang tidak memadai
menderita batuk atau kesulitan bernafas, nafas dan perawatan balita yang tidak baik dapat
sesak atau penarikan dinding dada sebelah menyebabkan balita mudah terserang
bawah ke dalam (berdasarkan diagnosa pneumonia.
dokter)) dan ringan (bila anak menderita
demam, sesak nafas, nafas dan nadi cepat, 3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
dahak berwarna kehijauan atau seperti karet Kejadian Pneumonia
(berdasarkan diagnosa dokter).
Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini dilakukan terhadap
bahwa umur resiko tinggi sebanyak 17 40 responden dimana pengetahuan ibu
responden (42,5%) dan umur resiko rendah responden dikelompokkan menjadi 2 (dua)
sebanyak 23 responden (57,5%). kategori yaitu baik (bila ibu menjawab benar >
Hasil analisa bivariat, menunjukkan 50% dari semua jawaban benar) dan kurang baik
bahwa dari 17 responden kejadian pneumonia (bila ibu menjawab benar < 50% dari semua
sedang, umur resiko tinggi sebesar 64,7% jawaban benar). Sedangkan kejadian
lebih besar dari proporsi pneumonia ringan pneumonia dikelompokkan menjadi 2 (dua)
umur resiko tinggi 35,3%. Sedangkan dari 23 kategori yaitu sedang (bila anak menderita
responden kejadian pneumonia sedang, umur batuk atau kesulitan bernafas, nafas sesak atau
resiko rendah sebesar 17,4% lebih kecil dari penarikan dinding dada sebelah bawah ke
proporsi pneumonia ringan umur resiko dalam (berdasarkan diagnosa dokter)) dan
rendah 82,6% ringan (bila anak menderita demam, sesak
Berdasarkan hasil uji Chi-Square nafas, nafas dan nadi cepat, dahak berwarna
didapatkan p value = 0,006 < α = 0,05. Ada kehijauan atau seperti karet (berdasarkan
hubungan bermakna antara umur balita diagnosa dokter).
dengan kejadian pneumonia sedang dan Hasil penelitian ini menunjukkan
ringan di Puskesmas Basuki Rahmat bahwa pengetahuan baik sebanyak 26

30
responden (65,0%) dan pengetahuan kurang Basuki Rahmat Palembang tahun 2015, dapat
baik sebanyak 14 responden (35,0%). disimpulkan sebagai berikut:
Hasil analisis bivariat, menunjukkan 1. Distribusi frekuensi kejadian pneumonia
bahwa dari 26 responden kejadian pneumonia sedang sebanyak 15 responden (37,5%)
sedang, pengetahuan baik sebesar 23,1% lebih dan pneumonia ringan sebanyak 25
kecil dari proporsi pneumonia ringan responden (62,5%).
pengetahuan baik 76,9%. Sedangkan dari 14 2. Distribusi frekuensi umur resiko tinggi
responden kejadian pneumonia sedang, sebanyak 17 responden (42,5%) dan umur
pengetahuan kurang baik sebesar 64,3% lebih resiko rendah sebanyak 23 responden
besar dari proporsi pneumonia ringan (57,5%).
pengetahuan kurang baik 35,7%. 3. Distribusi frekuensi pengetahuan baik
Berdasarkan hasil penelitian ini sebanyak 26 responden (65,0%) dan
menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan pengetahuan kurang baik sebanyak 14
kurang baik lebih banyak balitanya yang responden (35,0%).
terserang pneumonia sedang dibandingkan 4. Ada hubungan bermakna antara umur
yang berpengetahuan baik. Hal ini balita dengan kejadian pneumonia sedang
dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dengan hasil uji Chi-Square didapatkan p
ibu mengenai penyakit penyebab dan value = 0,006 < α = 0,05.
penanganan penyakit pneumonia. Selain itu 5. Ada hubungan bermakna antara
kurangnya kesadaran ibu untuk menjaga pengetahuan ibu dengan kejadian
kebersihan balita dan lingkungannya. Namun, pneumonia sedang dengan hasil uji Chi-
ada pula ibu yang berpengetahuan baik yang Square didapatkan p value = 0,026 < α =
balitanya mengalami pneumonia sedang. Hal 0,05.
ini dikarenakan ibu tidak mampu
mengaplikasikan semua hal yang Saran
diketahuinya mengenai penyakit pneumonia
dengan baik. Dengan demikian diperlukan 1. Bagi Instansi Kesehatan
pemahaman yang baik mengenai Bagi pihak Puskesmas Basuki Rahmat
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap Palembang diharapkan hasil penelitian ini
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan dapat digunakan sebagai masukan dalam
penyakit penomonia agar anak – anak tidak upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
terjangkit penyakit pneumonia. bayi dan balita di Puskesmas Basuki
Hal ini dapat disimpulkan Rahmat Palembang, serta lebih sering
pengetahuan ibu mempunyai pengaruh melaksanakan penyuluhan tentang
terhadap kejadian pneumonia. Hal ini pneumonia dan penyuluhan mengenai
dikarenakan semakin baik pengetahuan ibu makanan 4 sehat 5 sempurna, agar
semakin mampu ibu mengaplikasikan terciptanya balita sehat.
pengetahuannya tentang penyebab sampai
cara mencegah pneumonia dalam kehidupan 2. Bagi Institusi Pendidikan
sehari – hari. Sehingga pneumonia dapat Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dicegah sedini mungkin. digunakan sebagai bahan pustaka untuk
menambah referensi dalam memberikan
informasi dan pengetahuan serta untuk
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan mutu pendidikan bagi
Kesimpulan mahasiswa Akbid Budi Mulia Palembang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di 3. Bagi Peneliti yang Akan Datang
Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
2015 mengenai hubungan antara umur balita untuk mencari faktor lain yang
dan pengetahuan ibu dengan kejadian berhubungan dengan pneumonia dan
pneumonia sedang pada balita di Puskesmas diharapkan dapat memilih variabel-

31
variabel lain yang berhubungan dengan Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Metodelogi
kejadian pneumonia. Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo. Sarwono. 2009. Buku Acuan


DAFTAR PUSTAKA Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neotanal, Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo.
Admin, 2009. Index Berita Perempuan dan
Anak. http://www.tabudjubi.com. Prabu. Putra. 2009. Klasifikasi ISPA pada
Diakses tanggal 06 Oktober 2015. Balita.
Http://putraprabu.wordpress.com,
Cherly. S. 2009. Faktor Resiko Kejadian diakses tanggal 12 Oktober 2015.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) pada Balita. Pratiwi. 2007. Faktor-faktor yang
(http://syair79.wordpress.com, diakses berhubungan dengan kejadian ISPA
tanggal 12 Oktober 2015) pada balita di Puskesmas Sosial
Palembang Tahun 2007.
Daniati. Nia. 2007. Hubungan antara umur (http://bidan_aktif.blogspot.com,
dan pengetahuan ibu dengan kejadian diakses tanggal 12 Oktober 2015)
ISPA pada balita di Puskesmas
Swakelola 4 Ulu Palembang Tahun Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun
2011. 2012. http://dinkes.palembang.go.id,
(http://bidan_aktif.blogspot.com, diakses tanggal 12 Oktober 2015.
diakses 12 Oktober 2015)
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Dewi, 2011. Kti Kebidanan Hubungan: tahun 2010. http://www.depkes.go.id,
Pengetahuan Ibu Tentang Ispa. diakses tanggal 12 Oktober 2015.
http://kti-kebidanan-
hubungan.blogspot.com/2011/10/peng Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada
etahuan-ibu-tentang- Bayi & Anak. Yogyakarta : Nuha
ispa.html#ixzz2SXpaF8gg, diakses Medika.
tanggal 12 Oktober 2015
Suhandayani, Ike. 2007. Faktor – Faktor
Eka Wardhani (2010), Hubungan Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Lingkungan, Sosial-Ekonomi, Dan ISPA pada Balita di Puskesmas Pati I
Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Kabupaten Pati Tahun 2006. KTI
Insfeksi Saluran Pernapasan Akut Fakultas Ilmu Keolahragaan
(Ispa) Pada Balita Di Kelurahan Universitas Negeri Semarang.
Cicadas Kota Bandung. http://pustakaskripsi.com, diakses
http://lib.itenas.ac.id, diakses tanggal tanggal 29 Desember 2013.
12 Oktober 2015
Sendowo. 2009. Penyakit Infeksi Saluran
Hidayat. A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Pernapasan Akut.
Anak. Jakarta : Salemba Medika (http://sendowo.blogspot.com, diakses
tanggal 12 Oktober 2015)
Karsinah. Bilhida. 2011. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian ISPA Tawi. 2008. Status Imunisasi terhadap ISPA.
pada balita di Puskesmas Totorejo (http://bidan_aktif.blogspot.com,
Kab. OKU Timur Tahun 2011. diakses tanggal 12 Oktober 2015)
(http://bidan_aktif.blogspot.com,
diakses tanggal 12 Oktober 2015) Yulianto. 2010. Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.

32
(http://yulianto.blogspot.com,
diakses tanggal 12 Oktober 2015)

33

You might also like