You are on page 1of 11

Jurnal Kesehatan

https://jurkes.polije.ac.id Vol. 9 No. 2 Agustus 2021 Hal 61-71


P-ISSN : 2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 https://doi.org/10.25047/j-kes. v9i2

Health Literacy dan Perilaku Pencegahan terhadap TBC Paru Anak di


Puskesmas Bandarharjo
Fitria Dewi Puspita Anggraini1, Aprianti1, Dian Puspitaningtyas Laksana1, Fitria Wulandari1
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia 1
Email: fitriadewi @dsn.dinus.ac.id

Abstract
Pediatric pulmonary tuberculosis cases in Semarang City in 2017 increased compared to
2016 with 916 cases. Puskesmas Bandarharjo is the area with the highest TB sufferers in
Semarang City. The discovery of pediatric TB cases at Puskemas Bandarharjo in 2016-2019
fluctuated up to 43 cases spread across 4 urban villages,. The high number of tuberculosis
cases in Semarang City can be caused by low health literacy. Low health literacy will affect
pulmonary tuberculosis prevention behavior so that it will increase the number of cases of
pulmonary tuberculosis. The purpose of this study is to determine the relationship between
health literacy and parental prevention behavior against cases of pediatric pulmonary
tuberculosis at Puskesmas Bandarharjo, Semarang. Primary data collection was carried out
by Puskesmas Bandarharjo cadres using a questionnaire The questionnaire contains
questions that related the demographic characteristics, 10 questions about tuberculosis
prevention behavior and 15 questions regarding health literacy. The sampling technique
was consecutive sampling with a total sample of 92 people. The analysis used in this research
is univariate and bivariate analysis. Univariate analysis was carried out to provide an
overview of the research variables in the form of a percentage distribution. Bivariate
analysis was performed using chi-square to determine the relationship of each variable.
There is a significant relationship between parental income per month with the incidence of
child pulmonary tuberculosis p value 0,037 (p<0,005) and there is no significant
relationship between the age of the respondent p value 0,788 (p>0,050), the level of parental
education p value 0,842 and 0,407 (p>0,050), health literacy p value 0,059 (p>0,005) and
parental prevention behavior p value 0,296 (p>0,005) towards the incidence of pediatric
pulmonary tuberculosis in Puskesmas Bandarharjo Semarang. Parental income related with
the economic status of the family which contributes to the incidence of child pulmonary
tuberculosis, because the parental income will lead to dwellings in densely populated, slum
settlements and it is difficult to meet children's nutritional needs. The factor that influences
the cases of pediatric pulmonary tuberculosis is parental income.
Keywords: Health literacy, Pediatric pulmonary tuberculosis, preventive behaviour

61
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

1. Pendahuluan di tahun 2016, angka kesembuhan TBC paru


Tuberkulosis (TBC) pada anak menjadi mencapai 68,4%. (Dinas Kesehatan Kota
sebuah masalah yang berbeda dengan TBC Semarang, 2018) Puskesmas Bandarharjo
pada orang dewasa. Perkembangan penyakit merupakan wilayah dengan penderita TBC
TBC pada anak saat ini sangatlah pesat. Setiap tertinggi se-Kota Semarang, baik TBC paru
tahunnya menunjukkan angka hampir 500.000 pada dewasa maupun TBC paru pada anak.
anak di seluruh dunia menderita penyakit Penemuan kasus TBC anak di Puskemas
TBC, untuk setiap harinya hampir 200 anak di Bandarharjo pada tahun 2016-2019 secara
dunia meninggal akibat TBC dan sebanyak fluktuatif mencapai 43 kasus yang tersebar di
70.000 anak meninggal setiap tahunnya akibat 4 kelurahan yakni Tanjungmas, Dadapsari,
TBC (Kemenkes RI, 2016). Kuningan dan Bandarharjo. Kasus TBC paru
Proporsi jumlah kasus TBC pada anak anak di Puskesmas Bandarharjo bulan
diantara seluruh kasus TBC menunjukkan Januari-April 2020 sudah mencapai 5 kasus.
jumlah persentase kasus TBC anak pada usia (Puskesmas Bandarharjo, 2018). Penelitian
kurang dari 15 tahun diantara seluruh kasus terdahulu yang dilakukan oleh Maulina et al.
TBC yang tercatat. Sebagian besar kasus TBC (2015) menunjukkan bahwa status health
pada anak terjadi di negara endemis TBC. literacy dari 5 orang penderita TBC paru di
Pada tahun 2012, WHO memperkirakan wilayah Puskesmas Bandarharjo sebagai
secara global ada 530.000 kasus TBC pada informan utama yang merupakan sampel
anak-anak (di bawah usia 15 tahun) dan penelitian memiliki health literacy yang
74.000 kematian TBC dan kasus TBC dengan kurang sehingga mereka DO (Drop Out)
HIV negatif masing-masing 6% dan 8% dari dalam proses pengobatan. Hasil penelitian lain
total kasus secara keseluruhan (WHO, 2014). yang dilakukan oleh Nurmandhani et al.
Tuberkulosis paru anak di Indonesia (2020) tingkat literacy petugas Puskesmas
mengalami peningkatan pada tahun 2015 Bandarharjo masih tergolong kurang (65,4%),
sebanyak 8,49% dibanding dengan tahun 2014 hal ini memberikan dampak stigma petugas
sebanyak 7,10% meskipun jumlahnya relatif terhadap masyarakat yang menderita penyakit
rendah dibanding dengan TBC pada dewasa tuberkulosis.
(WHO, 2017). Proporsi untuk kasus TBC Faktor resiko terjadinya TBC paru pada
pada anak diantara munculnya kasus baru anak adalah saat adanya riwayat kontak
tuberkulosis yang tercatat di Jawa Tengah dengan penderita TBC paru pada orang
pada tahun 2018 menunjukkan angka 11,16%, dewasa, tingkat pendapatan orang tua, tingkat
jumlah ini mengalami peningkatan pendidikan orang tua, hingga tingkat
dibandingkan proporsi jumlah kasus TBC pengetahuan orang tua (Apriliasari, 2018).
anak tahun 2017 yaitu sebesar 9,80%. Tingkat pengetahuan ibu tentang tuberkulosis
Peningkatan ini menunjukkan bahwa terjadi paru pada anak akan mempengaruhi pula
penularan kasus tuberkulosis paru BTA positif perilaku pencegahan terhadap TBC paru pada
kepada anak yang tergolong cukup besar. anak (Ernawati, 2016). Penelitian lain yang
Sebanyak 5.536 anak yang tertular dilakukan di Kota Pekalongan menyebutkan
tuberkulosis paru BTA positif dewasa yang bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan,
berhasil ditemukan hingga diobati (Dinas sikap serta perilaku ibu terhadap pencegahan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018). TBC paru dengan kejadian kasus TBC paru
Kasus penemuan TBC pada anak di pada anak (Mudiyono, 2015).
Kota Semarang pada tahun 2017 mencapai Anak memiliki periode tumbuh
916 jumlah kasus, jumlah ini mengalami kembang, yang masih sangat tergantung
peningkatan yang cukup signifikan dengan orang tua, berdasarkan survei
dibandingkan dengan penemuan kasus di pendahuluan, sebagian besar health literacy
tahun 2016 yaitu sebesar 496 kasus. Meskipun orang tua tentang tuberkulosis masih rendah.
di tahun 2018 angka penderita TBC paru Sebagian besar orang tua tidak mengetahui
untuk semua tipe yang ditemukan di Kota bahwa anaknya menderita TBC paru dan
Semarang mengalami penurunan dengan mengalami kesulitan untuk mengetahui asal
penemuan 884 kasus, angka kesembuhan TBC mula penyakit tersebut diderita oleh anaknya.
paru tahun 2017 hanya sebesar 65%. Padahal Mereka hanya mengetahui jika anak

62
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

mengalami gejala demam dengan durasi agak hanya 23% responden yang memiliki tingkat
lama, kemudian mengalami batuk-batuk literasi cukup. Mayoritas responden dalam
dalam jangka waktu yang lama. Selain itu penelitian ini (66%) mengalami kesulitan
kondisi fisik dari anak tersebut menjadi kurus, dalam mencari informasi terkait gejala,
hilangnya nafsu makan, hingga kondisi anak pencegahan dan upaya pengobatan untuk
menjadi cenderung lebih lemah. Padahal, jika tuberkulosis, 40% responden mengaku
diperhatikan bahwa penyakit TBC paru pada kesulitan untuk memahami penjelasan dari
anak bukanlah termasuk masalah kesehatan tenaga kesehatan terkait pengobatan
yang harus disepelekan melainkan merupakan tuberkulosis dan hanya 37% responden yang
masalah serius yang harus diperhatikan. mengetahui cara memanfaatkan informasi dari
Pencegahan sedari dini diharapkan mampu penyedia layanan kesehatan untuk mengambil
menekan bertambahnya jumlah kasus maupun keputusan dalam meningkatkan status
kematian yang disebabkan oleh penyakit TBC kesehatan mereka. Penelitian lain yang
paru anak. dilakukan oleh Mubarokah et al (2021)
Health literacy menjadi perhatian mengenai hubungan health literacy dan
semua orang yang terlibat dalam bidang perilaku pencegahan tuberkulosis terhadap
perawatan kesehatan. Health literacy adalah 450 orang di Kota Semarang yang terdiri dari
sejauh mana seorang individu memiliki 197 pekerja kesehatan, 64 dosen kesehatan
kapasitas untuk memperoleh, memproses dan masyarakat dan 189 guru menunjukkan hasil
memahami informasi kesehatan dasar dan bahwa 54% responden penelitian memiliki
layanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan literasi TBC yang rendah dan 54,2%
status kesehatan sesuai dengan yang responden tidak memiliki perilaku
diharapkan. Keterampilan tentang health pencegahan TBC yang baik. Uji bivariate
literacy dibutuhkan dalam kegiatan seperti menggunakan rank spearman test
pertukaran informasi dan diskusi terkait menunjukkan ada hubungan yang signifikan
kesehatan dan dalam membaca informasi antara literasi tuberkulosis terhadap perilaku
kesehatan. pencegahan tuberkulosis p value 0,001
Di Indonesia, data mengenai health (<0,005). Penelitian yang pernah dilakukan
literacy masih sangat terbatas, meski secara kualitatif terhadap 5 informan utama
demikian terdapat fakta-fakta yang dan 3 informan cross check yang merupakan
menggambarkan kondisi yang terkait dengan penderita tuberkulosis di Puskesmas
health literacy atau tingkat kemelekan Bandarharjo menunjukkan hasil bahwa 5
kesehatan yang rendah (Nurhidayah, 2018). informan utama health literacy yang kurang
Penelitian yang dilakukan oleh Tukayo et al sehingga menyebabkan kasus DO (drop
(2020) menunjukkan hasil bahwa tingkat out/default). Hal tersebut dapat dilihat dari
pengetahuan (p value = 0,043) dan sikap akses terhadap pencarian informasi yang
pasien (p value = 0,014) berpengaruh secara masih rendah, pemahaman tentang informasi
signifikan terhadap kepatuhan pengobatan yang diberikan belum lengkap, masih
dalam mengupayakan kesembuhan terhadap kurangnya petugas dalam pemberian
tuberkulosis. Penelitian lain yang dilakukan informasi kepada informan dan kurang
oleh Kondoy et al (2014) terkait kesadaran maksimalnya dalam penemuan kasus DO
pasien dalam pengobatan tuberkulosis serta tidak adanya penerapan dalam perilaku
menunjukkan hasil bahwa tingkat informan untuk penyembuhan membuktikan
pengetahuan berpengaruh secara signifikan bahwa health literacy informan masih rendah
dalam kepatuhan pengobatan pasien. (Maulina et al, 2015). Tingkat pendidikan
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani et merupakan landasan seseorang dalam berbuat
al (2017) terhadap 166 responden di wilayah sesuatu, membuat lebih mengerti dan
pedesaan Indonesia menunjukkan hasil bahwa memahami, atau menerima dan menolak
tingkat literasi kesehatan responden sebanyak sesuatu. Tingkat pendidikan juga
38% termasuk dalam kategori sangat kurang, memungkinkan perbedaan pengetahuan dan
39% termasuk dalam kategori kurang dan pengambilan keputusan dalam kapasitas

63
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

pasien untuk memperoleh, memproses dan didiagnosis secara klinis berdasarkan hasil
memahami informasi kesehatan dasar dan rontgen dan uji tuberkulin menderita TBC
layanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan paru) di Puskesmas Bandarharjo dari tahun
status kesehatan sesuai dengan yang 2016-2020 (Januari-April). Sampel kontrol
diharapkan. Rendahnya pendidikan seseorang dalam penelitian ini adalah anak usia 0-14
sangat mempengaruhi daya serap seseorang tahun yang anak yang berdasarkan diagnosis
dalam menerima informasi sehingga dapat secara klinis (dari hasil rontgen dan uji
mempengaruhi tingkat pemahaman tentang tuberkulin) tidak menderita TBC paru dan
penyakit TBC paru, cara pengobatan, dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
bahaya akibat minum obat tidak teratur. Bandarharjo. Teknik pengambilan sampel
Tingginya angka kasus tuberkulosis di Kota dengan cara consecutive sampling, yaitu
Semarang dapat disebabkan oleh rendahnya semua subyek yang ada dan memenuhi
health literacy, baik dari petugas kesehatan kriteria pemilihan dimasukkan dalam
maupun dari pasien tuberkulosis yang berobat. penelitian sampai jumlah subyek yang
Berdasarkan paparan di atas, peneliti diperlukan terpenuhi. Sampel minimal untuk
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kasus dan kontrol dengan perbandingan 1 : 1,
hubungan health literacy dan perilaku dengan jumlah kasus sebanyak 46 orang dan
pencegahan orang tua terhadap kasus jumlah kontrol sebanyak 46 orang sehingga
tuberkulosis paru anak di Puskesmas jumlah seluruh sampel adalah 92 orang.
Bandarharjo Semarang. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang yang
2. Metode teridiri dari 4 kelurahan yakni Kuningan,
Penelitian ini termasuk penelitian Dadapsari, Bandarharjo, dan Tanjung Mas.
observasional analitik menggunakan Prosedur pengambilan data primer telah
rancangan penelitian case control, dengan mengikuti kaidah layak etik sesuai protokol
variabel dependent adalah kasus TBC paru dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
anak. Penelitian ini akan mengukur tiga (KEPK) Universitas Muhammadiyah
variabel input yaitu demografi responden, Semarang dengan No. 479/KEPK-
health literacy dan perilaku pencegahan FKM/UNIMUS/2021.
tuberkulosis yang nantinya akan dikaitkan
dengan kasus TBC paru pada anak. 2.2 Metode Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian
dilakukan pengolahan data melalui proses
2.1 Metode Pengumpulan Data entri data, editing, koding, dan tabulasi.
Pengambilan data primer dilakukan Analisis yang digunakan pada penelitian ini
dengan melibatkan tenaga kader Puskesmas adalah analisis univariat dan bivariat.
Bandarharjo menggunakan kuesioner yang Analisis univariat dilakukan untuk
berisi 5 item pertanyaan untuk memberikan gambaran variabel penelitian
mengidentifkasi karakteristik demografi dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis
responden, 10 item pertanyaan untuk bivariat dilakukan menggunakan chi-square
mengidentifikasi perilaku pencegahan orang untuk mengetahui hubungan masing-masing
tua dan 15 item pertanyaan untuk variabel.
menganalisis status health literacy. Sebelum
pelaksanaan wawancara, responden dijelaskan 3. Hasil dan Pembahasan
terlebih dahulu mengenai tujuan diadakannya 3.1. Karakteristik Responden
penelitian dan panduan pengisian inform Karakteristik demografi responden
consent. Pelaksanaan wawancara akan dalam penelitian ini dengann jumlah sampel
didokumentasikan untuk memastikan akurasi 92 orang adalah sebagai berikut:
dan kevalidan proses pengambilan data. Tabel 1. Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampel kasus dan sampel
kontrol. Sampel kasus diambil dari seluruh
kasus TBC paru anak (usia 0-14 tahun yang

64
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

Karakteristik
Frekuensi
Persentase akan semakin mempermudah pemahaman
Responden (%) orangtua mengenai status kesehatan
Usia Responden (Puspitasari, 2015).
a. 12-25 tahun 6 13,0 Rata-rata pendapatan orangtua per bulan
b. 26-45 tahun 38 82,6 untuk penderita TBC Paru anak mayoritas
c. 46-65 tahun 2 4,3
berpendapatan <UMR Kota Semarang dengan
Tingkat Pendidikan 58,7%. Kondisi sosial ekonomi akan
Bapak memberikan dampak terhadap terjadinya
a. Tidak sekolah 1 2,2 penyakit TBC paru anak karena dengan
/ tidak tamat rendahnya kondisi sosial ekonomi sebuah
SD keluarga akan menimbulkan berbagai masalah
b. Tamat SD 7 15,2
seperti kecukupan keluarga dalam memenuhi
c. Tamat SMP 15 32,6
d. Tamat SMA 21 45,7 kebutuhan pangan di dalam keluarga sehingga
e. Diploma 2 4,3 membuat anggota keluarga tidak
f. Sarjana 0 0 mengkonsumsi makanan yang cukup gizi
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuhnya
Tingkat Pendidikan sehingga akan berdampak kepada imunitas
Ibu tubuh dan penyakit yang akan didapatkan
a. Tidak sekolah 1 2,2 anak. Sosial ekonomi yang rendah juga akan
/ tidak tamat berjalan beriringan dengan kondisi
SD lingkungan yang kurang baik sehingga dapat
b. Tamat SD 4 8,7 meningkatkan risiko terjadinya penyakit
c. Tamat SMP 16 34,8
d. Tamat SMA 22 47,8
termasuk penyakit TBC paru pada anak
e. Diploma 2 4,3 (Siregar P.A et al, 2018).
f. Sarjana 1 2,2
3.2. Health Literacy
Rata-rata Pendapatan Status health literacy responden dalam
Orang Tua per Bulan penelitian ini dengan jumlah sampel 92 orang
a. <UMR Kota 27 58,7 adalah sebagai berikut:
Semarang
b. ≥UMR Kota 19 41,3 Tabel 2. Status Health Literacy Responden
Semarang Status
Responden Health Jumlah Persentase
Literacy
Usia responden dari penderita TBC Sangat 5 10,9%
paru anak didominasi oleh usia 26-45 tahun kurang
TBC
dengan 82,6%. Kelompok usia 26-45 tahun Kurang 23 50,0%
merupakan kelompok usia yang memiliki Cukup 18 39,1%
mobilitas yang sangat tinggi sehingga adanya Sangat 14 30,4%
potensi untuk terpapar kuman Mycobacterium kurang
Non TBC
tuberculosis lebih besar. Selain itu reaktifasi Kurang 20 43,5%
Cukup 12 26,1%
endogen (aktif kembali yang telah ada dalam
tubuh) dapat terjadi pada usia yang sudah tua. Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui
Hal ini memicu adanya potensi penularan bahwa status health literacy, baik pada
TBC paru anak di rumah (Bati, 2013). responden penderita TBC maupun responden
Tingkat pendidikan ibu dan bapak dari non penderita TBC masih termasuk dalam
penderita TBC paru anak mayoritas kategori kurang. Penelitian Penaloza et al
merupakan lulusan SMA masing-masing (2019) di Peru menyebutkan bahwa meskipun
dengan 45,7% dan 47,8%. Pendidikan hasil skoring health literacy 272 responden
seseorang akan mempengaruhi sikap dan termasuk dalam kategori cukup, 70%
perilaku dalam pencegahan penyakit. responden tidak mengetahui bahwa
Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka melakukan kontak dengan pasien TBC

65
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

merupakan faktor risiko penularan TBC. Hal sembarang tempat, menggunakan masker di
ini berarti bahwa pemahaman responden luar rumah hanya ketika berkumpul di tengah
dalam mengakses informasi terkait penyakit kerumunan orang saja, tetap melakukan
tuberkulosis belum maksimal. Hasil penelitian kontak dengan saudara yang terserang kuman
lain di Klinik Dokter Keluarga Fakultas tuberkulosis (TBC), serta menolak melakukan
Kedokteran Indonesia Kiara menunjukkan pemeriksaan ketika ditemukan saudara /
tetangga yang terserang kuman tuberkulosis
bahwa 72,6% responden memiliki health
(TBC) karena merasa tidak tertular kuman
literacy yang rendah (Santosa et al., 2012).
TBC.
Health literacy masyarakat tentang Penentuan cut off point terkait perilaku
tuberkulosis yang masih rendah memerlukan pencegahan dilakukan secara statistik
intervensi untuk meningkatkan literacy menggunakan SPSS melalui uji normalitas.
tentang tuberkulosis karena ketika individu Data perilaku pencegahan tidak berdistribusi
memiliki health literacy kurang akan normal, cut off point ditentukan menggunakan
menyebabkan individu kurang mampu untuk median.
memperoleh, memproses dan memahami
informasi kesehatan dasar dan layanan yang 3.4. Hubungan antara Karakteristik
dibutuhkan untuk meningkatkan status Demografi, Health Literacy dan
kesehatan sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku Pencegahan dengan Kasus
TBC Paru Anak

3.3. Perilaku Pencegahan Orang Tua terhadap Tabel 4. Hubungan antara Karakteristik
TBC Paru Anak Demografi, Health Literacy dan Perilaku
Pencegahan dengan Kasus TBC Paru Anak
Perilaku pencegahan orang tua terhadap
TBC Paru anak dalam penelitian ini dengan Variabel p value*
jumlah sampel 92 orang adalah sebagai
berikut: Usia Responden 0,788
Tingkat pendidikan ibu 0,842
Tabel 3. Perilaku Pencegahan Orang Tua terhadap Tingkat pendidikan bapak 0,407
TBC Paru Anak Pendapatan orang tua per
Perilaku 0,037
Responde Jumla Persentas bulan
Pencegaha Health Literacy 0,059
n h e
n Perilaku pencegahan orang
Negatif 22 47,83% 0,296
TBC tua
Positif 24 52,17%
Negatif 27 58,70% Keterangan: * chi-square test
Non TBC
Positif 19 41,30%
Hasil uji bivariat menggunakan uji chi
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui square antara usia responden dengan kejadian
bahwa perilaku pencegahan orang tua dari TBC paru anak menunjukkan nilai p value
responden penderita TBC masih termasuk sebesar 0,788 (p>0,050). Hal ini dapat
perilaku pencegahan positif (perilaku tidak disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
beresiko terhadap tuberkulosis paru anak) antara usia responden dengan kejadian TBC
seperti memberikan makanan bergizi kepada paru anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
anak setiap hari, membuka jendela atau penelitian yang dilakukan oleh Kondoy et al.
ventilasi sebagai pertukaran udara setiap hari, (2014) yang menemukan hasil bahwa tidak
rutin melakukan imunisasi BCG untuk anak, ada hubungan antara umur dengan kejadian
mengajak anak olahraga setiap pagi, dan TBC paru dengan p value 0,337 (p>0,005)
menjemur alas tempat tidur supaya tidak karena semua pasien TBC paru ingin sembuh
lembab. Sedangkan perilaku negatif (perilaku dari penyakitnnya sehingga semua responden
beresiko terhadap tuberkulosis paru anak) patuh untuk mengikuti panduan pengobatan
adalah melakukan penimbangan berat badan yang diberikan meskipun membutuhkan
anak hanya ketika anak sakit saja, meludah di waktu yang lama. Hasil penelitian ini justru
berbeda dengan penelitian yang dilakukan di

66
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

Kota Pontianak oleh Mahfuzhah et al. (2014) ini tingkat pendidikan orang tua baik ibu
yang menyebutkan bahwa ada hubungan maupun bapak yang menduduki bangku
antara umur dengan penderita tuberkulosis sekolah menengah ke atas masih di bawah
paru. Penelitian lain yang dilakukan oleh 50%.
Setyaningrum et al. (2018) menunjukkan hasil Hasil uji bivariat menggunakan uji chi
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan square antara pendapatan orang tua per bulan
antara umur, jenis kelamin dan tingkat dengan kejadian TBC paru anak menunjukkan
pendidikan terhadap kepatuhan konsumsi p value sebesar 0,037 (p<0,005). Hal ini dapat
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sebagai upaya disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengobatan tuberkulosis paru di Indonesia. pendapatan orang tua per bulan dengan
Perbedaan hasil dengan penelitian ini dapat kejadian TBC paru anak. Hasil penelitian ini
disebabkan karena responden pada penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
ini adalah ibu dengan anak yang menderita Rusliana et al. (2018) dengan hasil bahwa ada
tuberkulosis, sementara penelitian lain hubungan antara tingkat pendapatan orangtua
dilakukan kepada responden dewasa yang dengan kejadian TBC paru pada anak,
menderita tuberkulosis. Selain itu faktor dibuktikan dengan p value sebesar 0,009 dan
karakteristik demografi dan budaya dapat nilai OR = 3,188 (95% CI = 1,403 – 7,241),
mempengaruhi perilaku seseorang. Kelurahan artinya responden yang memiliki orangtua
Tanjung Mas merupakan daerah nelayan, dengan penghasilan di bawah UMR memiliki
sehingga faktor usia tidak berhubungan secara resiko 3,2 kali lebih besar untuk terinfeksi
signifikan dengan kejadian tuberkulosis pada tuberkulosis dibandingkan dengan responden
penelitian ini. yang memiliki orangtua dengan penghasilan
Hasil uji bivariat menggunakan uji chi lebih dari UMR. Pendapatan orang tua dapat
square antara tingkat pendidikan ibu dengan menggambarkan status ekonomi keluarga.
kejadian TBC paru anak menunjukkan nilai p Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
value sebesar 0,842 (p>0,050), sedangkan yang dilakukan Siregar et al. (2018) yang
hasil uji bivariat menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa anak yang memiliki
antara tingkat pendidikan bapak dengan status sosial ekonomi rendah memiliki risiko
kejadian TBC paru anak menunjukkan nilai p terkena kejadian TBC paru anak sebanyak
value sebesar 0,407 (p>0,050). Hal ini dapat 5,51 kali lebih besar dibandingkan anak yang
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan memiliki sosial ekonomi tinggi. Kondoy et al.
antara tingkat pendidikan orang tua dengan (2014) juga mengemukakan bahwa penyakit
kejadian TBC paru anak. Hasil penelitian ini TBC paru umumnya berasal dari kelompok
berbeda dengan penelitian yang dilakukan sosial ekonomi rendah serta tingkat
oleh Rusliana et al. (2018), yang menemukan pendidikan yang rendah. Hasil penelitian
hasil bahwa ada hubungan antara tingkat Azhar et al. (2013) memperlihatkan bahwa
pendidikan orang tua dengan kejadian TBC penderita TBC paru pada responden di
paru pada anak, dibuktikan dengan p value Provinsi Banten, Provinsi Jakarta dan Provinsi
sebesar 0,009 dan nilai OR = 3,579 (95% CI = Sulawesi Utara yang memiliki sosial ekonomi
1,437 – 8,913), artinya responden yang rendah, rumah dengan dinding kayu dan
memiliki orangtua dengan tingkat triplek, atap anyaman bambu, lantai semen
pengetahuan rendah berisiko 3,6 kali lebih plesteran rusak dan lantai tanah. Hasil
besar untuk terinfeksi tuberkulosis penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dibandingkan dengn responden yang dilakukan Mahfuzhah (2014) yang
memilliki orangtua dengan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat
tinggi. Perbedaan hasil penelitian ini sosial ekonomi sebuah keluarga maka akan
dikarenakan dalam penelitian sebelumnya semakin resiko terkena penyakit TBC paru.
didapatkan hasil bahwa orang tua responden Halim et al. (2015) mengemukakan bahwa
telah memiliki pendidikan yang tinggi yang status ekonomi merupakan salah satu faktor
telah menempuh Sekolah Menengah Atas yang berpengaruh terhadap kemampuan
mencapai 69%, sedangkan dalam penelitian keluarga untuk menyediakan kebutuhan gizi

67
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

anak dan fasilitas perumahan yang layak huni masyarakat, biaya pengobatannya pun gratis
karena tempat tinggal yang buruk atau kumuh sehingga hal ini cukup menguntungkan bagi
menjadi faktor risiko terjadinya penularan masyarakat Tanjung Mas yang masih
penyakit dan berbagai gangguan kesehatan. tergolong memiliki status ekonomi menengah
Kepadatan hunian yang tinggi pada umumnya ke bawah.
terjadi kepada keluarga yang memiliki kondisi Hasil uji bivariat menggunakan uji chi
ekonomi yang rendah, sehingga dapat square antara perilaku pencegahan orang tua
meningkatkan risiko penularan TBC dari terhadap kejadian TBC Paru anak
orang dewasa pada anak karena anak akan menunjukkan nilai p value 0,296 (p>0,005).
lebih sering kontak dengan orang dewasa, Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
sementara itu buruknya sanitasi lingkungan hubungan antara perilaku pencegahan orang
akan membuat bakteri Mycobactrium tua terhadap kejadian TBC paru anak. Hal ini
tuberculosis lebih mudah untuk hidup. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
membuat kondisi status ekonomi keluarga dilakukan oleh Astuti et al. (2019) terhadap 82
yang rendah akan menjadi penyebab langsung pasien tuberkulosis dewasa berusia 20-59
maupun tidak langsung terjadinya tahun, dengan hasil bahwa pemberian edukasi
tuberkulosis khususnya pada anak (Shafira et secara terstruktur terbukti meningkatkan
al, 2018). pengetahuan p value 0, 001 (<0,005), sikap p
Hasil uji bivariat menggunakan uji chi value 0,001 (<0,005) dan perilaku pencegahan
square antara healh literacy dengan kejadian tuberkulosis p value 0,001 (<0,005). Perilaku
TBC Paru anak menunjukkan nilai p value pencegahan tuberkulosis ini menjadi faktor
sebesar 0,059 (p>0,005). Hal ini dapat penting sebagai upaya pengembangan
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara intervensi dalam mengontrol penularan
health literacy dengan kejadian TBC paru tuberkulosis. Perbedaan hasil penelitian ini
anak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan disebabkan oleh faktor intervensi yang
penelitian Gellert et al. (2015) yang dilakukan. Pada penelitian ini, peneliti tidak
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang melakukan intervensi apapun terhadap
kuat antara health literacy yang rendah responden penelitian, tetapi mayoritas orang
dengan penggunaan layanan kesehatan yang tua responden TBC [aru anak telah melakukan
tidak efisien dan merugikan status kesehatan. perilaku pencegahan positif seperti
Penelitian serupa juga dikemukakan oleh memberikan makanan bergizi kepada anak
Maduramente et al. (2019) yang menemukan setiap hari, membuka jendela atau ventilasi
hasil bahwa keterbatasan health literacy sebagai pertukaran udara setiap hari, rutin
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap melakukan imunisasi BCG untuk anak,
kesehatan pasien. Perbedaan hasil dengan mengajak anak olahraga setiap pagi, dan
penelitian sebelumnya dikarenakan adanya menjemur alas tempat tidur supaya tidak
perbedaan karakteristik responden. Pada lembab. Hal ini dipengaruhi oleh budaya
penelitian sebelumnya, rendahnya status bertetangga pada masyarakat di wilayah
health literacy berpengaruh terhadap Tanjung Mas, padatnya pemukiman di
kurangnya akses pasien terhadap fasilitas atau wilayah Tanjung Mas juga mempengaruhi
layanan kesehatan. Sementara dalam adanya kebiasaan yang dilakukan oleh pada
penelitian ini, rendahnya status health literacy orang tua penderita TBC paru anak.
terbukti tidak berhubungan terhadap kasus Sementara dalam penelitian yang dilakukan
tuberkulosis yang menunjukkan bahwa oleh Astuti et al (2019) di Bogor, budaya
meskipun status health literacy responden masyarakat setempat tidak terlalu
dalam penelitian ini rendah, penggunaan memperhatikan adat kebiasaan dalam
terhadap akses layanan kesehatan tergolong bertetangga sehingga satu sama lain
cukup tinggi. Karena masyarakat wilayah cenderung acuh tak acuh. Tetapi peneliti
Tanjung Mas masih membudayakan melakukan intervensi dengan memberikan
kebiasaan untuk selalu memeriksakan diri di peningkatan edukasi terkait perilaku
Puskesmas ketika merasa dirinya sakit atau pencegahan tuberkulosis paru. Faktor lain
tidak enak badan, mengingat lokasi yang mempengaruhi perbedaan hasil dalam
Puskesmas yang sangat dekat dengan penelitian ini adalah usia responden yang

68
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

merupakan penderita TBC paru. Pada Berhubungan dengan Kejadian TB Paru


penelitian ini, penderita TBC paru merupakan pada Anak (Studi di Seluruh Puskesmas
anak-anak, sehingga orang tua sebagai di Kabupaten Magelang). Jurnal Kes
responden akan cenderung lebih peduli Masy, 6(1), 2356-3346.
terhadap kesehatan anaknya. Sedangkan
dalam penelitian Astuti et al. (2019), penderita Astuti VW, Nursasi AY, Sukihananti. (2019).
TBC paru merupakan responden langsung Pulmonary Tuberculosis Prevention
yang berusia 20-59 tahun. Behavior Improvement and Structured-
Faktor yang berkontribusi terhadap kasus Health Education in Bogor Regency.
tuberkulosis paru anak di wilayah kerja Entermeria global. Indonesia.
Puskesmas Bandarharjo adalah pendapatan http://dx.doi.org/10.6018/eglobal.18.2.
rata-rata orang tua per bulan karena dalam 325821.
penelitian ini sebagian besar responden
memiliki tingkat pendapatan yang rendah Azhar, K., & Perwitasari, D. (2013). Kondisi
(<UMR Kota Semarang), dan tingkat fisik rumah dan perilaku dengan
pendapatan keluarga erat kaitannya dengan prevalensi TB paru di Propinsi DKI
status pemukiman yang padat, kumuh, jauh Jakarta, Banten, dan Sulawesi Utara.
dari standar pemukiman sehat, dan sulit untuk Media Litbangkes, 23(4), 172–181.
memenuhi status gizi yang baik bagi keluarga
sehingga imunitas anak dalam melawan bibit Bati HTS, Ratag BT, Umboh JML. (2013)
penyakit termasuk kuman Mycobacterium Analisis Hubungan Antara Kondisi
tuberculosis akan rendah dan mudah terserang Ventilasi, Kepadatan Hunian,
penyakit tuberkulosis paru anak. kelembaban Udara, Suhu Dan
Pencahayaan Alami Rumah Dengan
kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah
4. Simpulan dan Saran Kerja Puskesmas Wara Utara Kota
4.1 Simpulan Palopo. Thesis. Fakultas Kesehatan
Terdapat hubungan yang bermakna Masyarakat : Universitas Sam
antara pendapatan rata-rata orang tua per Ratulangi.
bulan dengan kejadian TBC Paru anak di
wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2018).
Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang
Tahun 2018. Semarang: Dinas
4.2 Saran Kesehatan Kota.
Bagi masyarakat di wilayah Puskesmas
Bandarharjo diharapkan dapat lebih Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
menerapkan budaya perilaku hidup bersih dan (2018). Profil Kesehatan Jawa Tengah
sehat bagi keluarga masing-masing meskipun Tahun 2018. Jawa Tengah: Dinas
berada pada lingkungan pemukiman yang Kesehatan Provinsi.
padat, kumuh serta rentan dengan tingginya
penularan kasus tuberkulosis paru anak. Ernawati N., Rahmawati F. (2016). Studi
Korelasional Pengetahuan dengan
Ucapan Terima Kasih Perilaku Ibu dalam Pencegahan TB
Terima kasih kepada Lembaga Paru pada Anak di Poli Anak Rumah
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sakit TK II dr. Soepraoen. Jurnal Kes
(LPPM) Universitas Dian Nuswantoro yang Hesti Wira Sakti, 4(2), 68-75.
telah mendanai penelitian ini.
Gellert, P., & Tille, F. (2015). What Do We
Daftar Pustaka Know So Far? The Role of Health
Apriliasari R., Hestiningsih R, Martini, Knowledge Within Theories of Health
Udiyono A. (2018). Faktor yang Literacy. The European Health

69
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

Psychologist, 17(6), 266–274. Tahun 2015. Jurnal Visikes Universitas


https://pdfs.semanticscholar.org/091c/9 Dian Nuswantoro.
f58a507fd7a60ce14aee2e7397da7b9a2
6e.pdf?_ga=2.234445790.1557863600. Mubarokah K, Rachmani E, Nurjanah,
1589130400- Handayani S. (2021). Tuberculosis
1802008879.1589130400. Literacy Supports Preventive
Behaviour among Workers in
Halim, Naning, R., & Satrio, D. B. (2015). Semarang, Indonesia. Annals of
Faktor Risiko Kejadian TBC Paru pada Tropical Medicine & Public Health
Anak usia 1-5 Tahun di Kabupaten 24(1),
Kebumen. Jurnal Penelitian http://doi.org/10.36295/ASRO.2021.24
Universitas Jambi Seri Sains, 17(2), 177
26–39.
Mudiyono, Wahyuningsih NW., Adi MS.
Handayani S, Indreswari SA, Petersen S, (2015). Hubungan Antara Perilaku Ibu
Mubarokah K. (2017). Literacy of dan Lingkungan Fisik Rumah dengan
Tuberculosis among Male Indigenous Kejadian Tuberkulosis Paru Anak di
People in Kalibening, Indonesia. Kota Pekalongan. Jurnal Kesehatan
Conference: 5th AHLA International Lingkungan Indonesia, 14(2):45-50.
Health Literacy Conference At: Kuala
Lumpur, Malaysia. Nurhidayah, Fajriansih A, Rasimin R. (2018).
Pengaruh Tingkat Kemelekan
Kemenkes RI. (2016). Petunjuk Teknis Kesehatan (Health Literacy) terhadap
Manajemen dan Tata Laksana TB Kepatuhan Pengobatan Pasien Rawat
Anak. Jakarta : Direktorat Jenderal Jalan TB Paru di Puskesmas Sudiang
Pencegahan dan Pengendalian Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Penyakit. Diagnosis 13(5), 597-603.

Kondoy, P. P., Rombot, D. V, Palandeng, H. Nurmandhani, R., Lenci, A., Fitria, D.P.A.
M., & Pakasi, T. A. (2014). Faktor- (2020). Health Literacy dan Health
faktor yang Berhubungan dengan Awareness terkait dengan Stigma
Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Petugas Puskesmas
Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas Bandarharjo Semarang, Jurnal
di Kota Manado. Jurnal Kedokteran Kesehatan Masyarakat STIKES
Komunitas dan Tropik, 2(1), 1–8. Cendekia Utama Kudus, 8(1).

Maduramente, T. S., Orendez, J. D., Saculo, Penaloza R, Navarro JI, Jolly P, Junkins A.
J. A., Trinidad, A. L. A., & Oducado, R. (2019). Health Literacy and Knowledge
M. F. (2019). Health Literacy: Related to Tuberculosis Among
Knowledge and Experience Among Outpatients at a Referral Hospital in
Senior Students in a Nursing College. Lima Peru. Research and Reports in
Indonesian Nursing Journal of Tropical Medicine 10:1-10,
Education & Clinic (INJEC), 4(1), 9– doi:10.2147/RRTM.S189201.
19.
http://search.ebscohost.com/login.aspx Puskesmas Bandarharjo. (2018). Data
?direct=true&db=cin20&AN=1414259 Register Puskesmas Bandarharjo
42&site=ehost-live. Tahun 2018. Semarang : Puskesmas
Bndarharjo.
Maulina, D.I., Nurjanah., Suharyo. (2015).
Health Literacy Penderita TBC di Puspitasari RA, Saraswati LD, Hestiningsih
Puskesmas Bandarharjo Kota semarang R. (2015). Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Tuberkulosis pada

70
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Fitria Dewi Puspita Anggraini, Aprianti, Dian Puspitaningtyas Laksana, Fitria Wulandari

Anak (Studi di Balai Kesehatan Paru WHO. (2017). State of Health Inequality :
Masyarakat Semarang). Jurnal Indonesia. Geneva : WHO Report.
Kesehatan Masyarakat, 3(1), 191-197.

Santosa, K. S., Ilmu, F., Masyarakat, K.,


Pascasarjana, P., & Kesehatan, I.
(2012). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan Tingkat
Kemelekan Kesehatan Pasien Di Klinik
Dokter Keluarga Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Shafira, Z., Sudarwati, S., & Alam, A. (2018).


Profil Pasien Tuberkulosis Anak
dengan Antituberculosis Drug Induced
Hepatotoxicity di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sari
Pediatri, 19(5), 290–294.

Siregar PA, Gurning FP, Eliska, Pratama


M.Y. (2018). Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru Anak di RSUD
Sibuhuan. Jurnal Berkala Epidemiologi
Universitas Airlangga 6(3):268-275,
http:// 10.20473/jbe.v6i32018.268-275.

Setyaningrum, R., Zubaidah, T., & Anhar, V.


Y. (2018). Correlation between Gender,
Age, Education Level, and Working
Status with Anti-Tuberculosis Drug
Uses (OATS) in Patients with Lung TB
in Indonesia 2013. Internasional
Journal of Chemical & Material
Sciences, 1(1), 7-
13.https://doi.org/10.31295/ijcms.v1n1

Tukayo IJH, Hardyanti S, Madeso MS.


(2020). Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Minum Obat Anti
Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis
Paru di Puskesmas Waena. Jurnal
Keperawatan Tropis Papua 3(1):145-
150.

WHO. (2014). Guidance for National


Tuberculosis Programmes on the
Management of Tuberculosis in
Children 2nd Ed. Geneva : WHO
Library Cataloguing-in-Publication
Data.

71
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021

You might also like