You are on page 1of 7

TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728

2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ISPA DENGAN UPAYA


PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMERAP

Sarniyati

Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti Sungai Penuh

Email : sarniyati28@gmail.com

Disubmit: 30 Desember 2021 Diterima: 31 Desember 2021 Diterbitkan: 02 Januari 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v1i1.5726

ABSTRACT: THE RELATIONSHIP OF MOM'S KNOWLEDGE AND ATTITUDE


ABOUT ARI WITH URTI PREVENTION EFFORTS IN MANY CHILDREN IN THE
WORK AREA OF SEMERAP PUSKESMAS

Introduction: ISPA is an upper respiratory tract disease with special attention


to pneumonia (pneumonia), and not ear and throat disease. ARI is an acute
respiratory infection that attacks one part and or more of the respiratory tract
from the nose (upper tract) to the alveolus (lower tract) including adnexal tissue
such as sinuses, middle ear cavity and pleura.
Objective: To find out the relationship between knowledge and attitudes of
mothers about ISPA with efforts to prevent ARI in toddlers.
Methods: This research was conducted in the working area of the Semerap
Health Center in 2020. The design of this study was a correlational study with a
cross sectional study approach, the population in this study was 2354 people,
where the sampling technique used was Accidental Sampling. Statistical analysis
of data using Pearson Product Moment.
Result: There is a significant relationship between knowledge and attitudes of
mothers about ISPA with efforts to prevent ISPA in children under five (p<0.05)
with r values = 0.688 and 0.681
Conclusion: It is hoped that the puskesmas or health workers can provide health
education to the community, especially mothers who have toddlers.

Keywords: Knowledge, Attitude, ISPA

INTISARI: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ISPA DENGAN


UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SEMERAP

Pendahuluan: ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas dengan perhatian


khusus pada radang paru (Pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan
tenggorokan. Ispa adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang salah
satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (Saluran Atas)
hingga alveoli (Saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
Tujuan: Diketahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang ispa dengan
upaya pencegahan ISPA pada balita.

173
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

Metode:Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas semerap tahun


2020. Desain penelitian ini adalah Studi Korelasi dengan pendekatan Cross
Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2354 orang, yang
mana teknik pengambilan sampelnya menggunakan Accidental Sampling. Data
analisis statistik dengan menggunakan Pearson Product Moment.
Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu
tentang ISPA dengan upaya pencegahan ISPA pada balita (p < 0,05) dengan nilai
r = 0.688 dan 0.681
Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas atau tenaga kesehatan untuk
dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu yang
mempunyai anak balita.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, ISPA

PENDAHULUAN urutan penyakit terbanyak yaitu


ISPA adalah penyakit infeksi 26,4%, disamping itu ISPA juga
akut yang menyerang salah satu merupakan kunjungan terbesar dari
bagian dan atau lebih dari saluran 10 urutan penyakit terbanyak yang
nafas mulai dari hidung (saluran datang ke puskesmas. Sedangkan di
atas) hingga alveoli (saluran bawah) Kabupaten kerinci tahun 2010,
termasuk jaringan adneksanya, kejadian ISPA pada balita sebanyak
seperti sinus, rongga telinga tengah 29.832 orang dari 23 Kecamatan
dan pleura (Depkes RI, 2002 : 4). Ispa yang ada di Kabupaten kerinci. Di
terbagi atas 2 yaitu : Pneumonia dan Puskesmas semerap terdapat jumlah
Nonpneumonia (Widoyono, 2005: balita yang terkena ISPA sebanyak
24). 2354 orang dari 21 orong yang ada di
WHO memperkirakan Wilayah Kerja Puskesmas Semerap
insidens Infeksi Saluran Pernafasan tahun 2020 (Sumber : Data
Akut (ISPA) di Negara berkembang Puskesmas Semerap tahun 2020).
dengan angka kematian balita Yosomulyo (2004), dalam
adalah 15-20% pertahun pada penelitian yang sama, bahwa
golongan usia balita, serta ± 13 juta kejadian ISPA terkait erat dengan
anak balita di dunia meninggal setiap pengetahuan tentang ISPA yang
tahun dan sebagian besar kematian dimiliki oleh masyarakat khususnya
tersebut terdapat di Negara ibu, karena ibu sebagai penanggung
berkembang. ISPA di Indonesia selalu jawab utama dalam pemeliharaan
menempati urutan pertama kesejahteraan keluarga. Mereka
penyebab kematian pada kelompok mengurus rumah tangga,
bayi dan balita. Selain itu ISPA juga menyiapkan keperluan rumah
sering berada pada daftar 10 tangga, merawat keluarga yang
penyakit terbanyak di Rumah Sakit. sakit, dan lain sebagainya. Sesuai
Survei mortalitas yang dilakukan dengan penggertian balita, balita
oleh Subdit ISPA tahun 2005 yaitu anak yang berusia di bawah 5
menempatkan ISPA sebagai tahun merupakan generasi yang
penyebab kematian bayi terbesar di perlu mendapat perhatian, karena
Indonesia dengan persentase 22,30 % balita merupakan generasi penerus
dari seluruh kematian balita (Depkes dan modal dasar untuk kelangsungan
RI, 2008). hidup bangsa, balita amat peka
Data profil kesehatan tahun terhadap penyakit, tingkat kematian
2007, kejadian ISPA di provinsi jambi balita masih tinggi (Suhandayani,
merupakan angka tertinggi dari 10 2008). Pada masa balita dimana

174
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

balita masih sangat tergantung pelayanan kesehatan kepada


kepada ibunya, sangatlah jelas masyarakat. Dalam pemberian
peranan ibu dalam menentukan pelayanan kesehatan tersebut ada
kualitas kesejahteraan anaknya. beberapa program yang dijalankan
Karena itu sangatlah diperlukan oleh puskesmas, salah satu
adanya penyebaran informasi programnya adalah program
kepada masyarakat mengenai ISPA pemberantasan penyakit menular.
agar masyarakat khususnya ibu Program ini mempunyai tujuan untuk
dapat menyikapi lebih dini segala menurunkan angka kesakitan dan
hal-hal yang berkaitan dengan ISPA angka kematian akibat penyakit
itu sendiri. menular serta pencegahan melalui
Hasil wawancara pada survey imunisasi. Salah satu penyakit
awal yang peneliti lakukan kepada menular tersebut adalah penyakit
10 orang ibu yang memiliki balita ISPA. Menurut Perry dan Potter
dengan cara home visit (kunjungan (2005) pencegahan penyakit ini
rumah) menggunakan kuesioner diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : (1)
didapatkan bahwa 6 dari 10 ibu Pencegahan Primer yang mencakup
balita tidak mengetahui tentang ISPA peningkatan kesehatan dan
dan tidak mengetahui bagaimana pencegahan penyakit, (2)
cara pencegahan ISPA yaitu menjaga Pencegahan Sekunder yang
keadaan gizi agar tetap baik, mencakup deteksi dini terhadap
imunisasi yang lengkap, menjaga penyakit dan komplikasinya, (3)
kebersihan perorangan dan Pencegahan Tersier mencakup usaha
lingkungan dan mencegah anak untuk mempertahankan kesehatan
berhubungan dengan penderita ISPA yang optimal setelah mengalami
dan 4 orang ibu balita tidak suatu penyakit atau ketidak
mengetahui bagaimana gejala dan mampuan (Eko, 2008).
akibat yang akan timbul apabila anak Upaya pencegahan yang
terserang ISPA, ini dapat di dapat dilakukan yaitu dengan
asumsikan bahwa responden meningkatkan pengetahuan
mempunyai pengetahuan yang mengenai ISPA, mengatur pola
rendah tentang ISPA tersebut, dan makan dengan tujuan memenuhi
mempunyai sikap yang salah nutrisi balita, menciptakan
terhadap cara penanganan ISPA lingkungan yang nyaman serta
tersebut karena kurangnya informasi menghindari faktor pencetus
yang di dapat tentang ISPA sehingga terjadinya ISPA. Disamping itu
mempengaruhi sikap pada ibu yang perawat juga menjelaskan bahwa
mempunyai anak balita. orang tua yang memiliki peran yang
Dalam pencegahan ISPA, buruk akan mempengaruhi
perawat berperan untuk kesehatan keluarga terutama
meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang mempunyai balita
khususnya bagi keluarga yang (Nelson, 2010).
mempunyai balita menderita ISPA. Penelitian David Dharmawan
Perawat memberikan penyuluhan (2003) di Banjarmasin menghasilkan
tentang ISPA, memotivasi orang tua informasi bahwa persepsi
dan menjelaskan bagaimana masyarakat tentang penyebab dan
penyakit ISPA ini. Perawat cara pencegahan ISPA masih banyak
merupakan salah satu tenaga yang salah, dimana ISPA disebabkan
kesehatan sedangkan puskesmas oleh angin, cuaca, minum es dan
merupakan sarana pelayanan makan goreng serta roh halus. Hasil
kesehatan, peran perawat di penelitian Yola Febrianti (2005)
puskesmas sebagai pelaksana diketahui 58,32% ibu balita

175
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

mempunyai pandangan negatif METODE PENELITIAN


terhadap ISPA walaupun balitanya Dalam penelitian ini peneliti
kontak dengan orang yang menderita menggunakan jenis penelitian
ISPA. Sejauh ini penelitian yang Korelasi yaitu suatu metode yang
dilakukan belum menjelaskan menyatakan derajat hubungan linier
kekuatan hubungan pengetahuan antara dua variabel atau lebih
dan sikap dengan pencegahan ISPA. (Usman, 2008 : 197). Desain
Penelitian Wahyu Purnomo penelitiannya yaitu analitik dengan
(2008) di Surakarta, dengan pendekatan Cross Sectional Studi
penelitian yang sama menyatakan yaitu dimana data variabel A dan
bahwa salah satu strategi penting variabel B didapatkan secara
dalam upaya penyelenggaraan ISPA bersamaan (Alimul Aziz, 2007 : 49).
adalah terlibatnya secara aktif Dalam hal ini hasil yang diharapkan
anggota keluarga dalam upaya dini yaitu dapat diketahui kekuatan
khusus terhadap ISPA pada balita. hubungan antara pengetahuan dan
Hal ini mengindikasikan sikap ibu tentang ISPA dengan upaya
keterlibatan ibu memegang peranan pencegahan ISPA pada balita di
yang sangat spesifik karena ibulah Wilayah Kerja Puskesmas Semerap
yag pertama kali mengetahui 2020.
anaknya menderita penyakit ini. Populasi dalam penelitian ini
Pengetahuan ibu yang benar tentang adalah ibu yang mempunyai anak
ISPA dan lebih dalam lagi balita yang mengalami ISPA yang
pengetahuan yang cukup untuk berdomisili di Wilayah Kerja
membedakan ISPA ringan, sedang, Puskesmas Semerap 2020 sebanyak
berat akan sangat membantu. Oleh 2354 orang (Catatan Data Puskesmas
karena itu, untuk mengetahui Semerap 2020). Teknik sampling
pemahaman pada ibu-ibu, maka yang dipakai adalah Accidental
perlu diketahui bagaimana Sampling.
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu Penelitian ini dilakukan di
terhadap segala sesuatu yang ada Puskesmas semerap tahun 2020.
kaitannya dengan penyakit ISPA ini. Puskesmas ini belum pernah
Berdasarkan fenomena dilakukan riset keperawatan dengan
diatas, penulis tertarik untuk masalah pengetahuan dan sikap ibu
melakukan penelitian tentang “ tentang ISPA dengan upaya
Hubungan Pengetahuan dan Sikap pencegahan ISPA pada balita di
Ibu tentang ISPA dengan Upaya Wilayah Kerja Puskesmas Semerap
Pencegahan ISPA pada Balita Di 2020.
Wilayah Kerja Puskesmas Semerap Penelitian ini dilakukan dari
tahun 2020”. bulan maret sampai agustus 2020 di
Wilayah Kerja Puskesmas Semerap
tahun 2020.

HASIL
Data Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Semerap 2020
Variabel f Mean Median Std.Deviation Min-max
Pengetahuan 30 9.93 11.00 4.548 2-17

176
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

Berdasarkan tabel (20%) orang responden


deskriptif statistik frekwensi dengan nilai rata-rata
diatas terlihat bahwa dari 30 pengetahuan 9,93, median
orang responden yang 11, standar deviasi 4,54
diambil berdasarkan median dengan nilai minimum 2 dan
yang berpengetahuan rendah nilai maksimun 17.
tentang ISPA sebanyak 6
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Tentang ISPA pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Semerap 2020

Variabel F Mean Median Std.Deviation Min-


max
Sikap 30 20.57 20 5.063 10-30

Berdasarkan tabel baik sebanyak 14 (47%) orang


deskriptif statistik frekwensi responden dengan nilai rata-
diatas terlihat bahwa dari 30 rata, 20,5, median 20,
orang responden yang standar deviasi 5,06 dengan
diambil berdasarkan median nilai minimum 10 dan nilai
mempunyai sikap yang tidak maksimun 30.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Upaya Pencegahan ISPA pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Semerap 2020
Variabel f Mea Med Std.De Min -
n ian viation max
Upaya 30 4.50 4 2.446 1-9
Pencegahan

Berdasarkan tabel pencegahan ISPA sebanyak 11


deskriptif statistik frekuensi (37%) orang responden
diatas terlihat bahwa dari 30 dengan nilai rata-rata 4,50,
orang responden yang median 4, standar deviasi
diambil berdasarkan median 2,44 dengan nilai minimum 1
tidak melakukan upaya dan nilai maksimun 9.

Data Bivariat
Tabel 4
Hubungan Pengetahuan tentang ISPA dengan Upaya Pencegahan
ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Semerap 2020
Variabel Mean Med Std.D M Ma P r
ian eviati in x
on
Pengetahuan 9.93 11 4.548 2 17 0.000 0.688
Pencegahan 4.50 4 2.446 1 9

Berdasarkan tabel bermakna antara pengetahuan


korelasi bivariat diatas dapat dengan upaya pencegahan ISPA
diliihat dari hasil uji statistik pada balita dengan nilai p=0.000
pearson product moment r = 0.688.
menunjukkan hubungan yang

177
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

Tabel 5
Hubungan Sikap Ibu tentang ISPA dengan Upaya Pencegahan
ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Semerap 2020
Variabel Mean Median Std.Deviation Min Max p R
Sikap 20.57 20 5.063 10 30 0.000 0.681
Upaya 4.50 4 2.446 1 9
Pencegahan

Berdasarkan tabel bermakna antara sikap ibu


korelasi bivariat diatas dapat tentang ISPA dengan upaya
diliihat dari hasil uji statistik pencegahan ISPA pada Balita
pearson product moment dengan nilai p=0.000 nilai r =
menunjukkan hubungan yang 0.681.

KESIMPULAN rata-rata 4,50, median 4,


Dari hasil olahan data standar deviasi 2,44 dengan
yang dilakukan pada responden nilai minimum 1 dan nilai
yang berjumlah 30 orang yang maksimun 9.
dilakukan pada ibu yang 1. Bagi Puskesmas
mempunyai anak balita, maka Bagi petugas
peneliti dapat mengambil kesehatan di Puskesmas,
kesimpulan sebagai berikut ini: perlu untuk memberikan
1. Berdasarkan tabel deskriptif penyuluhan kesehatan pada
statistik frekuensi diatas dari ibu-ibu yang mempunyai
30 orang responden yang Balita mengenai ISPA,
diambil berdasarkan median sehingga orang tua dapat
mempunyai pengetahuan mengenali gejalanya dan
tinggi tentang ISPA 16 melakukan tindakan yang
responden (54%) dengan nilai tepat agar kondisi penyakit
rata-rata pengetahuan 9,93, tidak bertambah parah.
median 11, standar deviasi 2. Bagi Ibu Balita
4,54 dengan nilai minimum 2 Bagi ibu-ibu yang
dan nilai maksimun 17. memiliki balita diberi
2. Berdasarkan tabel deskriptif informasi untuk menghindari
statistik frekuensi diatas dari kontak antara Balita dengan
30 orang responden diambil penderita ISPA lainnya
berdasarkan median karena mempunyai efek
didapatkan sikap yang baik terhadap kesehatan
sebanyak 16 (53%) orang balitanya.
responden dengan nilai rata-
rata, 20,5, median 20,
standar deviasi 5,06 dengan DAFTAR PUSTAKA
nilai minimum 10 dan nilai
maksimun 30. Arikunto, S. (2002). Prosedur
3. Berdasarkan tabel deskriptif Penelitian Suatu
statistik frekuensi diatas dari Pendekatan Praktik.
30 orang responden yang Jakarta: Rineka Cipta
diambil berdasarkan median Arikunto, S. (2006). Prosedur
yang melakukan upaya Penelitian Suatu
pencegahan ISPA 19 Pendekatan Praktik.
responden (63% ) dengan nilai Jakarta: Rineka Cipta

178
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 173-179

Arikunto, S. (2010). Prosedur Skripsi, Tesis, Dan


Penelitian Suatu Instrument Penelitian
Pendekatan Pratik. Keperawatan. Jakarta :
Jakarta : Rineka Cipta Salemba Medika.
Aziz Alimul, H. (2007). Metode Suhandayani, U. (2009). Faktor
Penelitian Keperawatan Resiko Kejadian ISPA pada
Dan Teknik Analisis Data . Balita Di Wilayah Kerja
Jakarta : Salemba Medika Puskesmas Sampara
Budiarto, E. (2002). Biostatistika Kabupaten Konawe Tahun
Untuk Kedokteran Dan 2009 (http:// faktor yang
Kesehatan Masyarakat. mempengaruhi ISPA pada
Jakarta : EGC Balita.co.id diakses pada
Depkes RI. (2002). Buku Pedoman 19 Februari 2011) .
Pemberantasan Penyakit Usman, H. (2008). Pengantar
ISPA untuk Statistika, Jakarta : Bumi
Penanggulangan Aksara.
Pneumonia Pada Balita. Wahyudi, W. T., Zainaro, M. A., &
Jakarta. Kurniawan, M. (2021).
Handoko, R. (2008). Statistik Hubungan Paparan Asap
Kesehatan. Yogyakarta : Rokok Dengan Kejadian
Mitra Cendikia Ispa Pada Balita Di Wilayah
Kurniawan, A. (2009). Belajar Mudah Kerja Puskesmas Bandar
SPSS Untuk Pemula. Agung Kecamatan Terusan
Yogyakarta : Mediakom Nunyai Kabupaten
Mardiyah, (2007). Hubungan Lampung Tengah.
Pengetahuan, Sikap dan Malahayati Nursing
Tindakan Ibu tentang Journal, 3(1), 82-91.
Pencegahan ISPA dengan WHO. (2003). Penanganan ISPA Pada
Kejadian ISPA pada Balita Anak di Rumah Sakit Kecil
di Wilayah Kerja Negara Berkembang.
Puskesmas Belimbing Jakarta: EGC
Padang tahun 2007, Widoyono. (2005). Penyakit Tropis
Program Studi SI Fakultas Epidemiologi, Penularan,
Kedokteran Unand. Pencegahan dan
Padang. Pemberantasannya.
Maryunani, A (2010). Ilmu Jakarta: Erlangga
Kesehatan Anak Dalam Yasmin, G. (2004). Keperawatan
Kebidanan. Jakarta: Trans Medikal Bedah, Klien
Info Media. dengan Gangguan Sistem
Notoatmdjo, S. (2005). Metodologi Pernafasan. Jakarta: EGC
Penelitian Kesehatan. Zainaro, M. A., Kusumaningsih, D., &
Jakarta: Rineka Cipta. Karyanto, K. (2019).
Notoatmdjo, S. (2007). Ilmu Hubungan Pelayanan Dan
Kesehatan Masyarakat. Fasilitas Kesehatan
Jakarta: Rineka Cipta. Dengan Kepuasan Pasien
Notoatmdjo, S. (2010). Metodologi Pada Pelayanan
Penelitian Kesehatan. Manajemen Terpadu Balita
Jakarta : Rineka Cipta Sakit (Mtbs) Di Puskesmas
Nursalam. (2009). Konsep dan Karya Tani Kabupaten
Penerapan Metodologi Lampung Timur.
Penelitian Ilmu Malahayati Nursing
Keperawatan, Pedoman Journal, 1(1).

179

You might also like