Professional Documents
Culture Documents
147 149 3 PB PDF
147 149 3 PB PDF
Oleh:
Dini Siswani Mulia
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto Telp. (0281) 636751
(Diterima: 5 Desember 2006; Disetujui: 17 April 2007)
ABSTRACT
The study was aimed to find an antigen (Ag) O and Ag H of Aeromonas
hydrophila vaccines as immunogenic antigen and to evaluate the efficacy of these
vaccines to control Motile Aeromonas Septicemia (MAS) disease on gouramy. The
research was carried out by Completely Randomized Design with three treatments
and five replicates, i.e., Ag O of A. hydrophila vaccine, Ag H of A. hydrophila
vaccine, and control. Ten gouramy fishes with length of 10-12 cm and average
weight of 28 g were used. Soaking method was used with dosage of 108 for 90
minutes. Booster was conducted a week after vaccination and challenging test was
conducted a weeks after booster. Parameters observed were antibody titer,
Relative Percent Survival (RPS), survival rate, mean time to death (MTD), and
water quality. Data were analyzed by Analysis of Variance followed by Duncans
Multiple Range Test (DMRT). The results showed that Ag O and Ag H of A.
hydrophila vaccines could increase antibody titer, survival rate, and RPS (P<0.05)
of gouramy fish. Those antigens were effective to control of Motile Aeromonas
Septicemia (MAS) on the fish.
ISSN. 1411-9250
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 7 No. 1, April - Juli 2007: 43-52
46
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nya
pada uji DMRT dengan taraf uji 5%. Minggu kesatu = sebelum divaksin, minggu
kedua = satu minggu setelah divaksin (sebelum booster), minggu ketiga = satu mingg
setelah booster (sebelum uji tantang).
meningkatkan titer antibodi (P<0,05). jenis vaksin yang berbeda juga dapat
Rerata titer antibodi pada perlakuan B dilihat dari hasil penelitian Mulia et al.
5,68
(Ag H) adalah 51,2 (2 ) lebih tinggi (2005), yang menggunakan vaksin
dibandingkan dengan perlakuan A (Ag supernatan dan sitoplasma sel A.
O) yaitu 8,8 (2 3 , 1 4 ), sedangkan hydrophila pada lele dumbo. Titer
0
perlakuan C (kontrol) adalah satu (2 ). antibodi yang dihasilkan oleh perlakuan
Satu minggu setelah yang divaksin dengan vaksin
9,26
pemvaksinan booster (minggu ketiga), sitoplasma (2 ) lebih besar
terjadi peningkatan titer antibodi dibandingkan penelitian ini (Ag O dan
(P<0,05) perlakuan yang divaksin Ag H), sedangkan titer antibodi yang
dibandingkan kontrol. Perlakuan B (Ag dihasilkan oleh perlakuan yang divaksin
6,38
H) dapat memproduksi titer antibodi dengan vaksin supernatan (2 ) lebih
se-besar 384 (28,59), yang lebih tinggi kecil dibandingkan penelitian ini. Mulia
dibanding-kan dengan perlakuan A et al. (2004) menggunakan vaksin
(Ag O), yaitu 102,4 (26,68), sedangkan debris sel A. hydrophila pada lele
perlakuan C (kontrol) adalah satu (20). dumbo dengan cara suntik
Titer antibodi yang dihasilkan intramuskular dan beberapa cara
dalam penelitian ini lebih tinggi booster, yaitu suntik, oral, dan
dibandingkan hasil penelitian Yono rendaman. Hasil penelitian tersebut
(1999), yang menggunakan Ag O dan menunjukkan bahwa dua minggu
Ag H pada lele dumbo. Titer antibodi setelah pemvaksinan, nilai titer antibodi
1 10,17
pada akhir penelitian (dua minggu meningkat dari 2 menjadi 2
setelah pemvaksinan) perlakuan yang (perlakuan pemvaksinan suntik,
9,32
divaksin dengan Ag H adalah 21,5 dan booster suntik), 2 (perlakuan
1
Ag O adalah 2 . Perbedaan hasil pemvaksinan suntik, booster oral), dan
tersebut diduga karena adanya 29 (perlakuan pemvaksinan suntik,
perbedaan lama pemvaksinan booster rendaman). Perbedaan titer
(perendaman), yaitu selama 30 menit, antibodi yang dihasilkan Mulia et al.
sedangkan lama peren-daman dalam (2004) dengan hasil penelitian ini
penelitian ini adalah 90 menit. Selain diduga karena jenis vaksin dan cara
itu, perbedaan strain A. hydrophila pemvaksinan yang diberikan berbeda.
yang digunakan untuk dijadikan vaksin Ellis (1988) menyatakan bahwa
dapat memengaruhi kevirulenan keberhasilan pemvaksinan tergantung
bakteri, yang ber-pengaruh pada pada jenis antigen, jumlah dan mutu
kualitas vaksin. antigen, cara pemvaksinan, umur ikan,
Perbedaan tanggap kebal dari kondisi lingkungan, dan kemam-puan
Ulangan
Perlakuan Rerata (%)
I II III IV V
A (Ag O) 60,0 60,0 50,0 70,0 40,0 56,00a
B (Ag H) 55,56 50,0 60,0 70,0 50,0 58,00a
C (Kontrol) 55,56 10,0 0,0 30,0 0,0 10,00b
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nya
pada uji DMRT dengan taraf uji 5%.
ISSN. 1411-9250
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 7 No. 1, April - Juli 2007: 43-52
48
Ulangan
Perlakuan Rerata (%)
I II III IV V
A (Ag O) 55,56 55,56 44,44 66,67 33,33 51,11a
B (Ag H) 55,56 44,44 55,56 66,67 44,44 53,33a
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nya
pada uji DMRT dengan taraf uji 5%.
Tabel 4. MTD (Mean Time to Death) Gurami Setelah Uji Tantang dengan Bakteri A. hydrophila
Ulangan
Perlakuan MTD (hari)
I II III IV V
A (Ag O) 1,00 1,25 1,60 1,33 1,17 1,27a
B (Ag H) 1,25 1,20 1,00 1,33 1,20 1,20a
C (Kontrol) 1,11 1,33 1,30 1,00 1,10 1,17a
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nya
pada uji DMRT dengan taraf uji 5%.
ISSN. 1411-9250
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 7 No. 1, April - Juli 2007: 43-52
50
Kamiso, H.N., Triyanto, dan S. Hartati. Mulia, D.S., R. Pratiwi, dan Triyanto.
1994. Karakteristik Aeromonas 2006. Pengaruh cara booster
hydrophila pada ikan lele (Clarias terhadap efikasi Pemvaksinan oral
sp.) di Daerah Istimewa dengan debris sel Aeromonas
Yogyakarta dan Jawa Tengah hydrophila pada lele dumbo
Selatan. Ilmu Pertanian (Agric. (Clarias sp.). Jurnal Perikanan.
Sci.) V(4):741-752. VIII(1):96-104.
Kamiso, H.N. dan Triyanto. 1996. Murtiningsih. 2003. Penggunaan Vaksin
Pemvaksinan Aeromonas Protein Sitoplasma Bakteri
hydrophila untuk menanggulangi Aeromonas hydrophila Pada Lele
penyakit MAS pada lele dumbo Dumbo (Clarias gariepinus).
(Clarias gariepinus). Prosiding Skripsi. Fakultas Pertanian Jurusan
Seminar Nasional II Penyakit Ikan Perikanan, Universitas Gadjah
dn Udang. Balitbang Pertanian, Mada, Yogyakarta (Tidak
Jakarta. Hal. 83-86. Dipublikasi).
Kamiso, K.H. 1997. Uji Lapang Nugroho, E., Angka S.L., dan D.
Penggunaan Vaksin Aeromonas Bastiawan. 1990. Peningkatan daya
hydrophila Pada Lele Dumbo tahan ikan terhadap infeksi
(Clarias gariepinus). Jurnal Aeromonas hydrophila dengan cara
Perikanan UGM (GMU J. Fish. Sci) Pemvaksinan. Prosiding Seminar
I(2):17-24. Nasional II Penyakit Ikan dan
Udang 16-18 Januari. Badan
Kamiso, K.H., A. Isnansetyo,
Penelitian dan Pengembangan
Murwantoko, dan B.S. Priyono.
Pertanian, Jakarta. Hal. 83-86.
1998. Pembuatan Antigen Murni
Untuk Memproduksi Polivalen Olga. 2003. Pengendalian Penyakit
Antibodi dan Vaksin Aeromonas MAS (Motile Aeromonas
hydrophila. Laporan Penelitian Septicemia) Pada Lele Dumbo
Hibah Bersaing V/2 Perguruan (Clarias gariepinus) Melalui
Tinggi UGM. Hal. 37. Pemvaksinan. Tesis. PPs, UGM,
Yogyakarta.
Kamiso, K.H., Triyanto, S. dan Hartati.
1997. Uji Antigenisitas dan Efikasi Puspowardoyo, H. dan A.S. Djarijah.
Aeromonas hydrophila pada Lele 1992. Membudidayakan Gurami
Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Secara Intensif. Kanisius,
Perikanan UGM (GMU J. Fish. Sci) Yogyakarta.
I(2):9-16.
Sarono, A., K.H. Kamiso, I.W.Y.B.
Mulia, D.S., C. Purbomartono, dan E. Lelono, Widodo, N. Thaib, E.B.S.
Soemardi. 2005. Penggunaan Haryani, S. Hariyanto, Triyanto,
Vaksin Supernatan dan Sitoplasma Ustadi, A.N. Kusumahati, W.
Sel Aeromonas hydrophila Untuk Novianti, Wardani, dan S.
Pengendalian Penyakit MAS Setaningsih. 1993. Hama dan
(Motile Aeromonas Septicemia) Penyakit Ikan Karantina Golongan
Pada Lele Dumbo (Clarias Bakteri, buku 2. Kerjasama Pusat
gariepinus Burchell). Laporan Karantina Pertanian dan Fakultas
Penelitian Unggulan UMP, Pertanian Jurusan Perikanan UGM.
Purwokerto. Hal. 46. Yogyakarta.
Mulia, D.S., R. Pratiwi, dan Triyanto. Stevenson, R.M.W. 1988. Vaccination
2004. Efikasi vaksin debris sel Against Aeromonas hydrophila. Pp
Aeromonas hydrophila secara 112-123. In: A.E. Ellis (Ed.), Fish
suntik dengan variasi cara booster Vaccination. London.
pada lele dumbo (Clarias
Subowo. 1993. Imunologi. Angkasa,
gariepinus Burchell). Berkala
Bandung.
Ilmiah Biologi 3(3):145-156.
ISSN. 1411-9250
Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 7 No. 1, April - Juli 2007: 43-52
52
Suryantinah, R.K. Rini, dan Olga. 2005. Volk, W. and M.F. Wheeler. 1988.
Optimasi dosis vaksin debris sel Basic Microbiology. Diterjemahkan
Aeromonas hydrophila terhadap oleh Markhan. Erlangga, Jakarta.
pengendalian penyakit MAS
Yono, J.D. 1999. Perkembangan Daya
(Motile Aeromonas Septicemia)
Tahan Lele Dumbo (Clarias
pada ikan nila (Oreochromis
gariepinus) Yang Divaksin
niloticus). Prosiding Seminar
Aeromonas hydrophila Dengan
Nasional Tahunan Hasil Penelitian
Jenis Antigen-H dan Antigen-O.
Perikanan dan Kelautan.
Skripsi. Fakultas Pertanian Jurusan
Yogyakarta. Hal. 108-114.
Perikanan,Universitas Gadjah
Triyanto, H.N. Kamiso, dan A. Mada, Yogyakarta (Tidak
Isnansetyo. 1996. Pengaruh dipublikasi).
Pemvaksinan induk lele dumbo
Zonneveld, E.A. Huisman, dan J.H.
(Clarias gariepinus) terhadap
Boon. 1991. Prinsip-prinsip
kelulushidupan, pertumbuhan benih
Budidaya Ikan. Gramedium,
dan produksi ikan. Jurnal
Jakarta.
Perikanan UGM (GMU J. Fish. Sci)
I(1):42-48.