You are on page 1of 8

Christia, S. dkk.

Kejadian Neutopati dan Vaskulopati pada

KEJADIAN NEUROPATI DAN VASKULOPATI PADA PASIEN


ULKUS DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK
Studi di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin

Srisabrina Christia1, Agus Yuwono2, Fakhrurrazy3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3
Bagian Ilmu Syaraf RSUD Ulin Banjarmasin, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Email korespondensi: srisabrinachristia@yahoo.com

ABSTRACT: Diabetic ulcer is a diabetes mellitus (DM) complication, where its


growth is affected by many factors such as neuropathy and vasculopathy. The aim of
this study was to identify the incidence number of neuropathy and vasculopathy on
diabetic ulcer patients at RSUD Ulin Banjarmasin and RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh
Banjarmasin from June to August 2014. This is an observational descriptive study with
cross sectional approach. A total of 100 diabetic ulcer patient samples were chosen using
purposive sampling method. Neuropathy was assessed using Michigan neuropathy
screening instrument (MNSI) and vasculopathy was assessed using Ankle Brachial Index
(ABI). The results showed that from 100 samples, 100 (100%) persons were neuropathic,
while 31 (31%) of them were vasculopathic hence they suffered from both neuropathy
and vasculopathy, a condition commonly known as neuroischemia.

Keywords: diabetic ulcer, neuropathy, vasculopathy

ABSTRAK: Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus


(DM). Perkembangan ulkus diabetik dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
neuropati dan vaskulopati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian
neuropati dan vaskulopati pada pasien ulkus diabetik di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M.
Ansari Saleh Banjarmasin Juni sampai Agustus 2014. Penelitian ini merupakan studi
observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 100 sampel yang
dipilih secara purposive sampling. Neuropati dinilai dengan Michigan neuropathy
screening instrument (MNSI) dan vaskulopati dinilai dengan Ankle Brachial Index
(ABI). Hasil menunjukkan Hasil menunjukkan dari 100 sampel terdapat 100 orang
(100%) yang mengalami neuropati, 31 orang (31%) diantaranya mengalami vaskulopati
sehingga 31 orang tersebut mengalami neuropati dan vaskulopati yang disebut juga
neuroiskemik.

Kata-kata kunci: Ulkus diabetik, neuropati, vaskulopati

25
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.1, Feb 2015: 25-32

PENDAHULUAN berhubungan dengan mikrovaskular


dan makrovaskular. Komplikasi
Diabetes melitus (DM) adalah makrovaskular termasuk
gangguan metabolisme yang ditandai serebrovaskular, kardiovaskular, dan
oleh hiperglikemia akibat gangguan penyakit arteri perifer. Komplikasi
sekresi insulin, kerja insulin atau mikrovaskular yaitu retinopati,
keduanya 1. Hiperglikemia kronik neuropati, dan nefropati 5. Saat ini,
dikaitkan dengan komplikasi komplikasi kardiovaskular merupakan
mikrovaskular jangka panjang yang penyebab paling umum kematian dini
relatif spesifik memengaruhi mata, pada pasien DM. Angka penyakit
ginjal dan saraf, maupun peningkatan jantung dan stroke 24 kali lebih
risiko kardiovaskular 2. Pedoman tinggi pada pasien dengan DM
terbaru dari American Diabetes dibandingkan dengan pasien tanpa DM
6
Association(ADA) merekomendasikan .
klasifikasi DM dalam empat kategori Salah satu komplikasi DM
yakni DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe yang paling sering dijumpai yakni
lain dan DM gestasional 1. ulkus kaki diabetik. Sekitar 15%
Prevalensi DM di seluruh dunia penderita DM dalam perjalanan
menurut data International Diabetes penyakitnya akan mengalami
Federation (IDF) tercatat pada tahun komplikasi ulkus diabetik terutama
2013 sebanyak 382 juta dan akan ulkus di kaki yang disebut juga ulkus
meningkat menjadi 592 juta pada kaki diabetik. Beberapa studi populasi
2035. Sebagian besar berumur antara menunjukkan kejadian ulkus kaki
40 sampai 59 tahun dan 80% dari diabetik meningkat 0,5% hingga 3%
mereka tinggal di negara tiap tahunnya 5.
berpenghasilan rendah dan menengah. Ulkus kaki diabetik menjadi
Menurut IDF tahun 2013, Indonesia salah satu faktor yang paling sering
menduduki peringkat ketujuh sebagai menyebabkan amputasi ektremitas
negara yang memiliki penderita DM bawah yakni 1545 kali lebih sering
terbanyak di dunia dengan jumlah 8,5 pada penderita DM dibanding tanpa
juta 3. DM. Telah banyak penelitian
Hasil Riset Kesehatan Dasar dilakukan untuk mengetahui penyebab
(RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi timbulnya ulkus kaki diabetik. Faktor
DM berdasarkan diagnosis dokter risiko yang telah teridentifikasi yakni
sebesar 1,5% dan berdasarkan neuropati, penyakit arteri perifer,
diagnosis atau gejala sebesar 2,1%. keterbatasan gerakan sendi, deformitas
Diabetes melitus mengalami kaki, tekanan abnormal pada kaki,
peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi trauma kecil, adanya riwayat ulkus
2,1% (2013). Hasil RISKESDAS 2013 atau amputasi sebelumnya, dan
untuk provinsi Kalimantan Selatan, ketajaman penglihatan melemah 5.
berdasarkan diagnosis dokter sebesar Peripheral arterial disease (PAD)
1,4% dan berdasarkan diagnosis atau akan menyebabkan oksigenasi
gejala sebesar 2,0% 4. terutama ke bagian perifer menjadi
Diabetes melitus dikaitkan terganggu. Beberapa tes diagnostik
dengan berbagai komplikasi yang dapat dilakukan untuk mendeteksi

26
Christia, S. dkk. Kejadian Neutopati dan Vaskulopati pada

PAD diantaranya Ankle Brachial Index penelitian Herman et al. mengenai


(ABI), Digital Subtraction Angiogaphy penggunaan MNSI sebagai skrining
(DSA), Computed Tomography neuropati yakni 15 item pertanyaan
Angiography (CTA), Whole Body dengan sensitivitas 4%49% dan
Magnetic Resonance Angiography spesifisitas 74%100%, dan
(WBMRA), Doppler Waveform pemeriksaan fisik dengan sensitivitas
Analysis (DWA), Color Duplex 2% 7% dan spesifisitas 66%100%
10
Ultrasound (CDU), dan Color Duplex .
Imaging (CDI). Ankle brachial index Berdasarkan data yang telah
merupakan tes yang paling sederhana dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
dan murah diantara tes lainnya dengan merasa perlu melakukan penelitian
sensitivitas 90% dan spesifisitas 98% lebih lanjut tentang kejadian ulkus
7
. diabetik melalui neuropati dan
Neuropati diabetik termasuk vaskulopati di Poliklinik kaki diabetik
dalam kelompok gangguan saraf yang RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD
disebabkan oleh DM. Pasien DM dari Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
waktu ke waktu dapat berkembang
menjadi kerusakan saraf di seluruh METODE PENELITIAN
tubuh. Beberapa pasien dengan
kerusakan saraf tidak memiliki gejala Jenis penelitian ini adalah
dan mungkin beberapa lainnya penelitian observasional deskriptif
mengalami gejala seperti nyeri dan dengan pendekatan cross sectional.
hilangnya rasa pada ekstremitas. Populasi yang diambil adalah pasien
Sekitar 60% sampai 70% pasien DM yang datang di Poliklinik Kaki
dengan DM dapat mengalami Diabetik RSUD Ulin dan RSUD Dr.
8
neuropati . H. M. Ansari Saleh Banjarmasin yang
Deteksi dini neuropati sangat telah terdiagnosis menderita ulkus kaki
penting pada pasien DM, karena diabetik oleh dokter spesialis penyakit
intervensi pencegahan dapat dalam. Subyek penelitian dipilih
diterapkan untuk menurunkan angka dengan metode purposive sampling,
kesakitan. Skor pemeriksaan yang yaitu semua subyek yang datang dan
telah diterima dan sering digunakan memenuhi kriteria penelitian akan
yaitu the Neurophaty Disability Score dimasukkan dalam penelitian sampai
(NDS), the Neuropathy Impairment jumlah subek terpenuhi.
Score in the Lower Limbs (NIS-LL), Sampel yang telah memenuhi
modifikasi NDS, the Neuropathy kriteria diberi penjelasan kemudian
Deficit Score, the Michigan pasien diminta untuk mengisi
Neuropathy Screening Instrument kuesioner dari Michigan Neuropathy
(MNSI), dan the Clinical Examination Screening Index secara jujur.
score of Valk (CE-V) 9. Pemeriksaan fisik juga dilakukan
Michigan Neuropathy berupa pemeriksaan bentuk kaki secara
Screening Instrument merupakan salah umum dan dilakukan pemeriksaan
satu skrining yang relatif sederhana, Ankle Brachial Index (ABI).
tidak invasif dan dapat diandalkan
untuk skrining neuropati. Hasil

27
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.1, Feb 2015: 25-32

HASIL DAN PEMBAHASAN daerah yang mendapat tekanan


Hasil pengumpulan data di berulang. Hal ini mengakibatkan
RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD banyak luka trauma yang tidak
Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin disadari pasien. Hal ini akan semakin
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1. memperburuk perkembangan ulserasi
12
.
Tabel 1 Distribusi Neuropati dan Neuropati berkembang akibat
Vaskulopati Pada Penderita akumulasi produk glukosa yang
Ulkus Diabetik menghasilkan peningkatan aktivasi
enzim aldose reduktase dan sorbitol
Jumlah Persentase dehidrogenase. Hal ini menyebabkan
Diagnosis
(n) (%) konversi glukosa menjadi sorbitol dan
Neuropati 69 69 fruktosa. Selain itu terjadi peningkatan
stres oksidatif pada sel saraf dan
Vaskulopati 31 31
peningkatan vasokonstriktor yang
Neuroiskemik 31 31 berakibat pada iskemia sel saraf 12.
Vaskulopati merupakan salah
satu faktor yang berkonstribusi dalam
Tabel 1 menunjukkan bahwa
perkembangan ulkus diabetik. Pada
seluruh pasien ulkus diabetik (100
penelitian ini terdapat 31 pasien (31%)
orang) yang menjadi responden
dari 100 sampel yang memiliki nilai
mengalami neuropati (100%), 31
ABI<0,9. Ashok et al. dalam studinya
orang (31%) diantaranya juga
mengenai prevalensi PAD pada DM,
memiliki vaskulopati sehingga 31
didapatkan dari 200 sampel terdapat
orang tersebut mengalami neuropati
66 orang (33%) yang memliki nilai
dan vaskulopati yang disebut juga
ABI<0,9 13. Penelitian yang sama
neuroiskemik. Dari data tersebut
dilakukan oleh Sameh et al. dengan
didapatkan gambaran bahwa neuropati
prevalensi PAD pada pasien DM yakni
memiliki peran yang paling besar
38% 14.
dalam terjadinya ulkus diabetik, ketika
Vaskulopati pada penderita
neuropati tidak ada, maka ulkus jarang
DM berhubungan dengan disfungsi sel
terjadi. Hal ini sejalan dengan
endotelial sebagai akibat dari
penelitian Agbor et al. menemukan
hiperglikemia. Selain hiperglikemia,
bahwa lebih dari 80% ulkus diabetik
faktor lain seperti merokok, hipertensi
berhubungan dengan neuropati dan
dan hiperlipidemia juga sering terdapat
antara 10%60% berhubungan dengan
pada pasien DM dan ikut berkontribusi
neuroiskemik 11.
dalam perkembangan PAD. Faktor-
Perkembangan ulkus diabetik
faktor tersebut menyebabkan oklusi
pada pasien DM didahului oleh
pada arteri yang mengakibatkan
riwayat trauma. Neuropati
iskemia pada ekstremitas bawah dan
menyebabkan hilangnya sensasi pada
peningkatan risiko ulserasi pada pasien
kaki yang mengakibatkan trauma yang 12
DM . Karakterisktik subjek
tidak dapat dirasakan terutama pada
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2

28
Christia, S. dkk. Kejadian Neutopati dan Vaskulopati pada

Tabel 2 Karakteristik Subjek Penelitian


Neuropati Vaskulopati Neuroiskemik
Variabel Kategori
n % n % n %
< 5 tahun 33 33 7 22,58 7 22,58
Durasi DM
> 5 tahun 67 67 24 77,41 24 77,41
Jenis Perempuan 61 61 21 67,74 21 67,74
kelamin Laki-laki 39 39 10 32,25 10 32,25
< 40 tahun 6 6 1 3,22 1 3,22
4049 27 27 8 25,80 8 25,80
Usia
5059 46 46 14 45,16 14 45,16
> 60 tahun 21 21 8 25,80 8 25,80
Keterangan: DM : diabetes mellitus

Tabel 2 menunjukkan vaskulopati. Perubahan biologis


karakteristik pasien ulkus diabetik. tersebut yaitu peningkatan produksi
Durasi DM, jenis kelamin dan usia AGEs, gangguan pada jalur poliol,
merupakan faktor yang berperan dalam perubahan pada vaskularisasi saraf dan
perkembangan neuropati dan gangguan ketahanan terhadap stres
vaskulopati pada pasien ulkus diabetik. oksidatif 18.
Usia menjadi salah satu faktor Durasi DM dan kontrol
yang berperan dalam perkembangan glikemik merupakan faktor penting
berbagai penyakit, termasuk neuropati dalam perkembangan komplikasi
dan vaskulopati pada DM. Pada mikrovaskular DM, khususnya
penelitian ini didapatkan usia termuda neuropati dan vaskulopati 15. Pada
adalah 38 tahun dan usia tertua adalah penelitian ini didapatkan rata-rata lama
73 tahun. Rata-rata usia adalah 53,6 menderita DM yakni >5 tahun.
tahun. Hasil penelitian Solomon et al. Papanas et al. dalam penelitiannya
menemukan bahwa neuropati timbul membuktikan hubungan neuropati dan
pada usia rata-rata 38 tahun 15. El- vaskulopati dengan durasi DM (19).
Menyar et al. melaporkan 47% pasien Khurana et al. melaporkan 18,2%
DM yang berusia >55 tahun memiliki PAD muncul pada durasi DM 1 tahun,
nilai ABI 0,9 16. Penelitian Lekhsmi 25,8% PAD pada durasi DM antara 2-
et al. menyimpulkan bahwa prevalensi 5 tahun dan 45,5% PAD pada durasi
PAD sangat berhubungan dengan DM >10 tahun 12. Efek hiperglikemia
peningkatan usia 17. Seiring dengan kronis menyebabkan timbulnya
pertambahan usia terjadi perubahan komplikasi. Risiko komplikasi pada
biologis yang dapat menjelaskan efek DM meningkat sejalan dengan
usia pada perkembangan neuropati dan meningkatnya durasi hiperglikemia.

29
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.1, Feb 2015: 25-32

Komplikasi umumnya terjadi pada Zubair et al. yang melaporkan


dekade kedua hiperglikemia 20. amputasi pada pasien ulkus diabetik
Faktor lain seperti jenis sebesar 28,4% 26. Keterbatasan pada
kelamin juga memiliki peran dalam penelitian ini terletak pada isian
perkembangan PAD. Pada penelitian kuesioner yang dijawab oleh
ini didapatkan bahwa dari 31 pasien responden. Kejujuran dan persepsi
PAD, 21 diantaranya adalah pasien sangat mempengaruhi hasil
perempuan. Hal ini sejalan dengan kuesioner MNSI.
penelitian Khurana et al. menemukan
bahwa perempuan lebih berisiko PENUTUP
terkena PAD dibanding laki-laki 12.
Tavintatharan, et al. dalam Kesimpulan dari penelitian ini
penelitiannya juga menjelaskan bahwa adalah seluruh pasien ulkus diabetik
prevalensi PAD pada perempuan lebih (100 orang) yang menjadi responden
tinggi dibanding laki-laki 21. Penelitian mengalami neuropati (100%), 31
untuk mengetahui hubungan jenis orang (31%) diantaranya juga
kelamin dengan perkembangan PAD memiliki vaskulopati sehingga 31
telah banyak dilakukan. Salah satu orang tersebut mengalami neuropati
faktor penting yang dijelaskan dalam dan vaskulopati yang disebut juga
penelitian Multiethnic Study of neuroiskemik.
Atherosclerosis (MESA) dan The Dengan diketehuinya
Dallas Heart Study adalah keterlibatan prevalensi neuropati dan vaskulopati
C-Reactive Protein (CRP). C-Reactive pada pasien ulkus diabeti diharapakan
Protein merupakan protein penanda bagi instansi Rumah Sakit agar
inflamasi fase akut yang meningkat melakukan tatalaksana yang tepat bagi
terkait dengan perkembangan PAD pasien ulkus diabetik mengingat
22,23
. Pada beberapa studi yang neuropati dan vaskulopati
dilakukan menjelaskan bahwa kadar menyebabkan tingginya amputasi non-
CRP pada perempuan lebih tinggi traumatik. Pada penelitian selanjutnya
dibanding laki-laki. C-Reactive disarankan dapat menggunakan tes
Protein ditunjukkan dalam beberapa ENMG untuk tes neuropati.
penelitian menjadi faktor risiko
penting PAD pada wanita 24. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
berkaitan dengan Body Mass Index
(BMI) pada wanita lebih tinggi 1. Goldenberg R, Zubin P. Definition,
dibanding laki-laki dan aktivitas classification, and diagnosis of
wanita cenderung lebih rendah diabetes, prediabetes and metabolic
dibanding laki-laki 25. syndrome. Can J Diabetes 2013;
Neuropati dan vaskulopati 37: S8-S11.
merupakan salah satu faktor utama
penyebab amputasi non-traumatik 2. Winter WE, Maria R. Diabetes
pada pasien DM (15). Pada penelitian mellitus: pathophysiology,
ini terdapat 12 pasien ulkus diabetik etiologies, complications,
(12%) yang telah diamputasi. Jumlah management, and laboratory
ini lebih rendah dibanding penelitian

30
Christia, S. dkk. Kejadian Neutopati dan Vaskulopati pada

evaluation. Washington: AACC


press; 2002. 10. Herman W.H, Pop-Busui, Braffett
B.H, et al. Use of the Michigan
3. International Diabetes Federation. neuropathy screening instrument as
Diabetes atlas. Edisi 6. Brussels: a measure of distal symmetrical
IDF, 2013. peripheral neuropathy in Type 1
diabetes: results from the diabetes
4. Badan Penelitian dan control and complications
Pengembangan kesehatan. Riset trial/epidemiology of diabetes
kesehatan dasar RISKESDAS interventions and complications.
2013. Jakarta: Kementrian Diabet Med 2012; 29(7): 937-944.
Kesehatan Republik Indonesia.
2013. 11. Agbor N, Leonard E, Aloysius M.
Neuropathic diabetic foot ulcers-
5. Frykberg RG, Thomas Z, David eveidence to practice. International
G.A, et al. Diabetic foot disorders: Journal of General medicine 2012;
a clinical practice guideline (2006 5: 129-134.
revision). The Journal of Foot and
Ankle Surgery 2006; 45: 5. 12. Clayton W, Tom A.E. A review of
the pathophysiology, classification,
6. Rahman S, Tahminur R, Aziz, and treatment of foot ulcers in
Abdul R. Diabetes associated diabetic patient. Clinical Diabetes
macrovasculopathy: 2009; 27 :2.
pathophysiology and pathogenesis.
Diabetes Obesity Metabolic 2007; 13. Khurana A, Preeti D, Marwaha.
9(6): 767-800. Peripheral vascular disease - a
silent assassin: its rising trend in
7. Dachun, Jue Li, Liling Zou, et al. Punjab. JIACM 2013; 14(2): 111-
Sensitivity and specificity of the 114.
ankle-brachial index to diagnose
peripheral artery disease: a 14. Moosa S.R, Faris G.B, Muhammad
structured review. Vascular R.K, Hashem Y.J, Nawwaf J.S,
Medicine 2010; 15(5): 361-369. Kamel M.A. Peripheral arterial
disease in diabetic Jordanian
8. Department of health and human patients and the agreement
services. Diabetic neuropathies: between ankle brachial index and
the nerve damage of diabetes. toe brachial index. The British
USA: NIH Publication, 2009. Journal of Diabetes & Vascular
Disease 2013; 13: 37.
9. Meijer J.W.G, Eric V.S, Eddie
E.B, et al. Diabetic neuropathy 15. Tesfaye S, Nish C, Simon E.M,
examination: a hierarchical scoring John D.W, Christos M, Constantin
system to diagnose distal L.T, et al. Vascular risk factors and
polyneuropathy in diabetes. diabetic neuropathy. NEJM 2005;
Diabetes Care 2000; 6: 750-753. 352: 341-350.

31
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.1, Feb 2015: 25-32

22. Lakoski G.G, Cushman M, Criqui


16. El-Menyar A, Amin H, Rashdan I M, et al. Gender and C-reactive
et al. Ankle-brachial index and protein: data from the Multiethnic
extent of atherosclerosis in patients Study of Atherosclerosis (MESA)
from the middle east (the cohort. American Heart Journal
AGATHA-study): a cross-sectional 2006; 152(3): 593-598.
multicenter study. Angiology
2009; 60: 329-334. 23. Khera A, McGuire D.K, Murphy
S.A, et al. Race and gender
17. Lekshmi N. Koh W.P, Phang J. difference in C-reactive protein
Peripheral arterial disease in levels. J Am Coll Cardiol 2005;
community-based patients with 46(3): 464-469.
diabetes in Singapore: results from
a primary healthcare study. Ann 24. Pradhan A.D, Shrivastava S, Cook
Acad Med Singapore 2010; 39(7): N.R, Creager M.A, Ridker P.M.
525-527. Symptomatic peripheral arterial
disease in woman: nontraditional
18. Belmin J, Valensi P. Diabetic biomarker of elevated risk.
neuropathy in elderly patients. Circulation 2008; 117(6) 823-931.
Drugs & Aging 1996; 8(6): 416-
429. 25. Ishii S, Arub S.K, Marcos B,
Michael R.I, David R.J, Hyong
19. Papanas N, Tziakas D, Maltezos E. J.C, et al. Gender, obesity and
Risk factor for concomitant repeated elevation of C-Reactive
peripheral arterial occlusive Protein: data from the Cardia
disease in patients with coronary cohort. Plos One 2012; 7(7): 1371.
artery disease: is there a difference
between diabetic and non-diabetic 26. Zubair M, Abida M, Jamal A.
patients? Acta Clin Belg 2005; Incident, risk factor for
60(3): 122-128. amputation among patients with
diabetic foot ulcer in A North
20. Powers A.C. Diabetes mellitus. In: Indian tertiary care hospital. The
Harrisons principles of internal International Journal of Clinical
medicine. 17th. Mc Graw Hill Foot Science 2011; 2: 22-34.
2008; 338: 2275-2276.

21. Tavintharan S, Ning Cheung, Su


Chi Lim. Prevalence and risk
factors for peripheral artery disease
in an Asian population with
diabetes mellitus. Diabetes
Vascular Disease 2009; 6(2): 80-
86.

32

You might also like