Professional Documents
Culture Documents
Riba Tidak Berkah
Riba Tidak Berkah
Khutbah Pertama
Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Taala. Dan bersyukurlah
kepadaNya yang telah menunjukkan anda kepada agama Islam dan memberi anda anugerah yang
melimpah.
Ibadallah ! Islam datang sebagai agama yang sempurna dan aturan yang lengkap. Islam datang
untuk memperbaiki Negara dan manusia. Islam telah menyiapkan sistem yang mengatur segala
urusan dunia dan Akhirat yang meliputi apa yang akan terjadi sesudah mati. Islam sangat peduli
terhadap upaya pelurusan akidah dan ibadah, serta perbaikan akhlak dan muamalah. Semua
aturan yang membawa kebaikan bagi individu maupun masyarakat, bagaimanapun bentuknya
Ikhwatal Islam ! Agama Islam membangun aturan ekonominya berlandaskan iman dan
berasaskan akidah. Yaitu bahwa Allah Subhanahu wa Taala adalah pencipta alam semesta dan
satu-satunya pemilik kerajaan ini. Dialah yang berhak menciptakan dan memerintahkan. Dan
Dialah yang berhak membuat keputusan hukum dan menetapkan undang-undang. Seluruh harta
yang ada sesungguhnya adalah milik Allah yang dikuasakanNya kepada umat manusia untuk
melihat apa yang mereka perbuat. Dia juga memberi mereka beragam rezeki, penghasilan
makanan sebagai ujian dan cobaan, untuk melihat kesungguhan mereka dalam
memperlakukannya. Dia juga mengizinkan mereka melakukan transaksi jual beli dan berdagang
agar urusan mereka di dunia ini menjadi teratur, sesuai dengan ketentuan, kebijaksanaan, dan
kasih sayang-Nya.
Islam memerintahkan umatnya agar menjalankan hal-hal tersebut menurut aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Taala dan dijalankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam. Hal ini dalam rangka menjaga prinsip-prinsip keimanan, norma-norma akhlak, dan
kaidah-kaidah muamalah yang syari. Di samping itu, dalam rangka menghindari kesewenang-
wenangan, penindasan, perampasan hak orang lain, memakan hartanya secara haram, menguras
kantongnya secara semena-mena, dan menghisap darahnya.
Ayyuhal muslimun ! Salah satu ciri khas dan keistimewaan undang-undang ekonomi Islam ialah
diharamkannya riba dan diancamkannya dengan ancaman keras terhadap pelaku-pelaku praktik
riba. Karena riba memiliki banyak dampak negatif, akibat buruk, ancaman bahaya, bencana
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah melarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka
itu siksa yang pedih. (QS.An-Nisa :161)
Orang-orang yang mengkonsumsi riba diancam dengan ancaman yang keras di dunia dan
Akhirat. Mereka diancam dengan azab di Neraka dan tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
Orang-orang yang menjalankan praktik riba adalah orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al-Baqarah :278-279)
Beranikah orang-orang yang memiliki sedikit akal sehat atau sebutir debu iman menyatakan
perang terhadap Rabb Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Gagah, dan memiliki kerajaan
dan bumi ? dan siapa pun yang berani menyatakan perang terhadap Allah, ia pasti kalah dan
menjadi pecundang. Sayangilah kami, Rabb ! Selamatkanlah kami, ya Allah.
Riba mengandung arti melawan agama Allah dan menentang Sunnah Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam yang telah membatalkan prilaku jahiliyyah, termasuk praktik riba. Rasulullah
bersabda :
Dan riba jahilyyah itu dibatalkan. Dan riba pertama yang aku batalkan ialah riba kami, riba
Abbas bin Abdul Muttalib. Karena sesungguhnya semua jenis riba itu dibatalkan. (HR. Muslim)
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam khutbah haji wada.
Riba dapat merusak Negara dan manusia. Riba berpotensi menyia-nyiakan berbagai
kemaslahatan umat manusia dan membahayakan harta benda mereka. Riba adalah tindakan
semena-mena, zalim, jahat dan kejam. Riba dapat menghapuskan kebajikan dan menghapuskan
kebaikan kepada sesama. Riba juga dapat menghabiskan kekayaan dan menghapus dan
menghapus keberkahan.
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS. Al-Baqarah :276)
Pelaku riba berada di bibir jurang, Neraka dan berjalan menuju kehancuran yang mengerikan.
Pelaku riba adalah penjahat bagi dirinya sendiri, masyarakatnya dan keamanannya. Ia dimurkai
Allah dan dibenci sesama manusia.
Wahai umat Islam ! tidaklah riba menggejala di dalam suatu umat, melainkan akan
membinasakannya. Tidaklah riba merajalela di dalam suatu masyarakat, melainkan akan
menghancurkannya. Dan tidaklah riba marak di dalam suatu umat, melainkan kemiskinan,
penyakit dan kezaliman akan mendera mereka. Kita sering sekali melihat dan mendengar
pristiwa musnahnya harta benda akibat tenggelam, kebakaran atau hukuman-hukuman duniawi
lainya. Dan kita juga sering sekali membaca dan menyaksikan krisis ekonomi yang melanda
dunia akibat akumulasi hutang yang luar biasa besarnya akibat praktik riba.
Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. Thaaha :127)
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan. (QS. Al-Baqarah :275)
Menurut para ahli tafsir, maksudnya ialah mereka akan bangkit dari kubur kelak pada hari
kiamat seperti orang yang kesurupan dan kerasukan setan. Setiap kali hendak berdiri, mereka
mendadak pingsan. Dan setiap kali hendak bangkit, mereka mendadak jatuh tersungkur. Mereka
seperti orang yang kerasukan setan. Wal iyadzubillah !
Ketika melaksanakan perjalanan Isra aku bertemu dengan orang-orang yang perutnya ada di
hadapan mereka. Masing-masing perutnya sebesar rumah yang besar. Perut mereka membuat
tubuh mereka miring dan tidak bisa bergerak. Setiap kali hendak berdiri mereka dipaksa miring
oleh perut mereka sendiri. Lalu aku bertanya : Siapakah mereka itu, Jibril ? Jibril menjawab:
Mereka adalah para pemakan harta riba. Mereka tidak dapat berdiri melainkan seperti orang yang
senpoyongan karena kerasukan setan.
Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Pada malam Isra aku mendatangi kaum yang perutnya seperti rumah. Di dalamnya terdapat
banyak ular yang bisa dilihat dari luar perut mereka. Lalu aku bertanya : siapakah mereka itu,
Jibril ? Jibril menjawab : Mereka adalah para pemakan harta riba. (Al-Musnad, 2/363 dan Ibnu
Majah, 2273)
Al-Bukhari meriwayatkan dari Samurah bin Jundub radiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
Malam ini aku bermimpi melihat dua orang laki-laki yang datang kepadaku kemudian
membawaku keluar ke tanah suci. Lalu kami pun berangkat hingga sampai pada sebuah sungai
yang berisi darah. Di situ ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah sungai, sementara
di tepi sungai ada laki-laki yang lain di depannya ada batu. Kemudian orang yang ada di sungai
itu datang, lalu ketika ia hendak keluar (dari sungai), maka orang yang di tepi sungai itu
melemparinya dengan batu tepat pada mulutnya, hingga membuatnya kembali ke tempat semula.
Jadi setiap kali ia hendak keluar (dari sungai) maka mulutnya selalu dilempar dengan batu,
hingga ia kembali seperti semula. Aku bertanya : Apa ini ? Ia menjawab : Orang yang kau lihat
di sungai adalah pemakan riba. (Shahih Al-Bukhari, 2085 )
Riba ada 73 pintu. Yang paling ringan adalah seperti orang yang berzina dengan ibu
kandungnya. (Sunan Ibnu Majah, 2275, Al-Mustadrak, 2/37 dan Syuabul Iman, 5519 )
Nauzubillah min dzalik ! Jika ini yang paling ringan, bagaimana dengan yang paling berat ? Ya
Allah, lindungilah dan bebaskanlah kami dari riba .
Anas bin Malik berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah berkhutbah di
hadapan kami lalu menyebut riba dan menganggapnya sebagai persoalan besar. Dan beliau
bersabda :
Sesungguhnya uang satu dirham yang didapat oleh seseorang dari riba itu lebih besar dosanya
di sisi Allah dibanding 28x dosa zina yang dilakukan orang tersebut, (HR. Ibnu Abid Dunya
dalam Ash-Shamtu, 175, dan Al-Baihaqi dalam Syuabul Iman, 5519 )
Dengarlah wahai para pelaku riba ! Apakah setelah ini masih ada orang beriman yang berani
melakukan prakrik riba yang demikian sadis dan keji, di dunia dan Akhirat ? Mudah-mudahan
Allah melindungi kita dari kekerasan hati dan kebutaan mata hati.
Wahai umat Islam ! Ketahuilah bahwa riba adalah salah satu musibah terbesar yang menimpa
banyak masyarakat masa kini. Maka siapa pun yang ingin selamat saat dihadapkan kepada Allah
harus benar-benar menghindari praktik riba. Jangan sampai tergoda oleh mereka yang
menyepelekan masalah ini kareana terlanjur gila harta. Karena mereka akan dibalas jernih
payahnya, harus menanggung hisabnya, dan menerima hukumannya.
Ibadallah !Ingatlah hukuman Allah. Jangan sekali-kali kerakusan anda membuat anda tergoda
untuk melakukan praktik-praktik muamalah yang diharamkan. Ambillah pelajaran, wahai orang-
orang yang berakal .
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah.Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencari keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Rum :39)
Bertakwalah kepada Allah Subahanahu wa Taala, wahai umat Islam ! Bertakwalah kepada
Allah Subhanahu wa Taala, wahai para pedagang ! Bertakwalah kepada Allah wahai para
Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Taala , wahai orang-orang yang gegabah dalam
menetapkan hukum atas sebagian masalah muamalah. Jangan sekali-kali anda menghalalkan apa
yang diharamkan Allah dengan cara mereka-reka syariat Allah, atau mencari-cari rukhshah, atau
pendapat-pendapat yang lemah dan tidak kuat. Berusahalah sekuat tenaga untuk membebaskan
diri anda dari segala bentuk tanggungan pada saat anda dihadapkan kepada Rabb.
Adalah aib bagi umat Islam bila mereka mengganti pranata muamalah mereka yang baik dengan
pranata lain yang lebih rendah kualitasnya dan menikmati hasil kerja yang dicampur dengan
kebusukan riba. Sementara mereka adalah pembawa misi kebaikan dan mengangkat bendera
perbaikan bagi umat manusia. Namun, mereka terus melihat sistem-sistem buatan manusia
runtuh dan berjatuhan dari waktu ke waktu ! Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk
menawarkan tata cara ekonomi Islam kepada umat manusia. Dan mereka menuai kesuksesan
dengan izin Allah. Bagaimana tidak, tata cara ini diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi
Maha Terpuji.
Wahai para pelaku riba, ingatlah malapetaka yang akan menimpa para pelaku riba di dunia dan
Akhirat. Jangan sekali-kali tergoda dengan mereka yang melakukan praktik riba, Anda akan
ditanya di hadapan Allah tentang harta benda : dari mana anda mendapatkannya ? Bagaimana
anda membelanjakannya ? Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lain-lain.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu
dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya
kamu diberi rahmat. (QS. Al-Imron :130-132)
Kita memohon kepada Allah mudah-mudahan hari yang menyejukkan mata umat Islam segera
datang. Yakni hari di saat orang-orang beriman disembuhkan dadanya dengan lenyapnya awan
riba yang kelam dari masyarakat-masyarakat Islam, berkat anugrah dan karuniaNya. Hal itu
tidaklah sulit bagi Allah. Dan hal itu tidaklah mustahil bagi umat Islam yang cemburu terhadap
agamanya, peduli terhadap ekonomi Islam, serta berusaha mendirikan bank-bank Islami yang
sesuai dengan tutunan nash-nash dan kaidah-kaidah syari.
.
Khutbah Kedua
,
: .
Amma badu :
Ayyuhal muslimun Wal muslimat ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Taala Yang
Maha Mengetahui hal-hal rahasia dan tersembunyi, dan Maha Melihat apa-apa yang tersimpan di
dalam hati.
Ibadallah ! Kini banyak sekali praktik-prakik riba yang diharamkan berkembang di tengah-
tengah masyarakat muslim. Dan setiap muslim wajib mewaspadainya dan tidak boleh terseret ke
dalamnya. Mereka harus bertanya kepada para ulama tentang praktik-praktik muamalah yang
belum mereka pahami dengan baik. Dan sekarang ini banyak beredar praktik-praktik muamalah
yang haram atau syubhat, dan rekayasa-rekayasa yang terlarang. Salah satu bentuk nasihat untuk
agama Allah dan hamba-hamba Allah ialah memberikan peringatan akan hal tersebut agar
diwaspadai.
- Pinjaman berbunga. Misalnya seseorang meminjamkan uang kepada orang lain dengan syarat
ada tambahan (bunga) sekian persen atau jumlah tertentu saat mengembalikannya.
- Jual beli dengan sistem inah yang diharamkan. Dan praktik-praktik muamalah terlarang lainnya
yang tidak bisa dijelaskan secara rinci di sini.
Dalam hadits riwayat Ubadah bin Shamit radiayallahu anhu dikatakan bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Penukaran emas dengan emas, perak dengan perak, gandum bagus dengan gandum bagus,
gandum jelek dengan gandum jelek, kurma dengan kurma, garam dengan garam harus dilakukan
dengan kadar yang sama dan tunai. Jika jenis-jenis itu berbeda, juallah sesukamu jika dilakukan
secara tunai. (HR. Muslim, 1587 )
Dan dalam Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri radiayallahu anhu dikatakan bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa yang memberikan tambahan atau meminta tambahan, ia telah berbuat riba. Orang
yang mengambil dan orang yang memberi dalam hal ini sama saja. (HR. Muslim, 1584,82 )
Salah satu praktik muamalah masa kini yang diharamkan ialah penjualan saham yang dilakukan
oleh bank-bank, perusahaan-perusahaan, atau lembaga-lembaga keuangan yang tidak sepi dari
unsur riba.
Maka setiap muslim harus mewaspadai itu semua. Karena ini adalah masalah besar dan
resikonya pun besar. Sementara masih banyak praktik muamalah halal dan mubah bisa menjadi
alternatif. Dan masyarakat yang hidup dengan cinta, kasih sayang, belas kasih, dan solidaritas (
baca: kepedulian sosial ).
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al-Baqarah :279)
.
.
9. Disalin dari www.khotbahjumat.com
.
.
.
.
( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jumat Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah,
Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky
DOWNLOAD
Mp3 Ceramah Islam GRATIS