You are on page 1of 5

IMAN DAN TAQWA JALAN MENUJU KEMENANGAN

ِ ِ ‫ات‬ ِ ِ‫ و َنعوذُ ب‬،‫ِإ َّن احْل م َد لِلَّ ِه حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره‬
ُ‫ َم ْن َي ْهد اهلل‬،‫َأع َمالنَا‬ ْ ِ ‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئ‬ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه ومن ي‬ ِ ‫فَالَ م‬
َّ ‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد‬
‫َأن حُمَ َّم ًدا‬ َ ْ‫َأن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬ َّ ‫ َأ ْش َه ُد‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ
‫َأص َحابِِه َو َم ْن‬ ِِ ِ ٍ ِ
ْ ‫صلَّى ا هللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َو َعلَى آله َو‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِِّينَا َو َر ُس ْولنَا حُمَ َّمد‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬
‫ ََّأما َب ْع ُد؛‬،‫ان ِإىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‬ٍ ‫تَبِعهم بِِإحس‬
َ ْ ْ َُ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
،‫اُألم ْو ِر حُمَ َدثَا ُت َها‬
ُ ‫ َو َشَّر‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ي حُمَ َّمد‬ ُ ‫اب اهلل َو َخْيَر اهْلَد ِي َه ْد‬ ُ َ‫َأص َد َق احْلَديْث كت‬ ْ ‫فَِإ َّن‬
.‫ضالَ ٍلة‬ ٍ ٍ
َ ‫َو ُك َّل حُمْ َدثَة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َعة‬
‫ث قَ َال َتبَ َار َك َوَت َعاىَل يِف ْ كِتَابِِه‬ ُ ‫ َحْي‬،‫اهلل َف َق ْد فَ َاز الْ ُمْؤ ِمُن ْو َن الْ ُمَّت ُق ْو َن‬
ِ ‫ ُأو ِصي ُكم وِإيَّاي بَِت ْقوى‬،‫اهلل‬
َ َ َْ ْ ْ
ِ ‫َفيا ِعباد‬
ََ َ
:‫الْ َع ِزيْ ِز‬
.‫يَاَأيُّهاَ الَّ ِذيْ َن ءَ َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫ث ِمْن ُه َما ِر َجاالً َكثِْيًرا‬ َّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ِ‫سو‬ ِ َّ
َ ٍ ‫َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن َن ْف‬ ُ ‫يَاَأيُّ َها الن‬
.‫َألر َح َام ِإ َّن اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا‬ ِِ ِ
ْ ْ‫َون َسآءً َو َّات ُقوا اهللَ الَّذ ْي تَ َسآءَلُْو َن به َوا‬
ِ
ِ ِ ِ ‫ ي‬.‫ياَأيُّها الَّ ِذين ءامنوا َّات ُقوا اهلل و ُقولُوا َقوالً س ِدي ًدا‬
َ‫َأع َمالَ ُك ْم َو َي ْغف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اهلل‬ْ ‫صل ْح لَ ُك ْم‬ ُْ ْ َ ْ ْْ ََ َُ َ َ ْ َ َ
.‫َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظْي ًما‬
ِِ ِ َّ ‫ال َعلَْي ِه‬
.‫َّاس خَب ُلُ ٍق َح َس ٍن‬ َ ‫السيَِّئةَ احْلَ َسنَةَ مَتْ ُح َها َو َخالق الن‬ َّ ‫ت َوَأتْبِ ِع‬ َ ‫ث َما ُكْن‬ ُ ‫ ات َِّق اهللَ َحْي‬:‫السالَ ُم‬ َّ ‫الصالَةُ َو‬ َ َ‫َوق‬
Jama’ah sholat jum’ah yang dimulyakan Allah 
Segala puji bagi Allah  yang telah memberikan kepada kita semua nikmat-Nya. Mulai
dari nikmat kesehatan, kesempatan, dan nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman dan islam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
, yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yaitu islam.

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah 


Sebelumnya saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk
senantiasa meningkatkan taqwa. Karena hanya dengan ketakwaan kita akan mendapat kebahagiaan
di dunia dan akhirat. َ ‫َفَت َز َّو ُد ْوا فَ ِإ َّن َخْي َر ال َّزاد‬
‫الت ْق َوا‬ maka berbekallah kalian semua, dan
sesungguhnya, sebaik-baik bekal adalah taqwa.
Allah  juga berfirman dalam ayat yang lain :
ِ ‫اَأْلر‬ ِ َّ ‫ات ِمن‬
ٍ ‫َأن َأهل الْ ُقرى ءامنُوا و َّات َقوا لََفتَحنَا علَي ِهم بر َك‬
‫ض‬ ْ ‫الس َماء َو‬ َ ََ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َّ ‫َولَ ْو‬
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.[ QS. Al A’rof : 96].

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah 


Tabi’at manusia menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Entah kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat. Dan semua yang dilakukan manusia pasti akan diarahkan kesana. Bahkan
sebuah negeripun juga bertujuan untuk membahagiakan rakyatnya. Lihatlah apa yang dijanjikan
para politisi kita hari ini, mereka menggembar-gemborkan “ekonomi kerakyatan, anti new
libaralisme” dan jargon-jargon yang lain. Intinya adalah menginginkan sebuah kesejahteraan.

Akan tetapi masarakat kita tidak mengetahui bahwa syarat untuk menjadikan negeri
menjadi negeri yang diberkahi Allah  adalah dengan iman dan taqwa. Banyaknya para sarjana
pertanian tidak akan menjamin pertanian makin baik. Banyaknya para ekonom tidaklah membawa
suatu negeri menjadi maju ekonominya. Bahkan jika rakyat telah melahirkan para pakar-pakarpun
tidak menjamin kemakmuran sebuah negeri, jika negeri tersebut menyebar kemaksiatan, kesyirikan
dan kemungkaran. Akan tetapi kemakmuran dan kemajuan suatu negara dilihat dari ketaqwaan
penduduknya kepada Allah .
Sungguh sangat indah sebuah negeri yang penduduknya taat kepada Allah Ta'ala. Negeri
yang Allah juluki dengan baldatun thoyybatun warobbun ghofur, negeri yang baik dan Allah Ta'ala
mengampuninya. Dalam al qur’an Allah Ta’ala kisahkan negeri tersebut pada ayat-ayat dibawah
ini :
              
           
           
 

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".Tetapi mereka
berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan
sedikit dari pohon Sidr. [QS. Saba’ : 15-16].
Ibnu katsir menjelaskan dalam tafsirnya : Kemakmuran mereka banyak dijelaskan oleh
para salaf, diantaranya Qotadah : Beliau menceritakan bahwa seorang ibu berjalan, diatasnya
pepohonan yang berbuah. Diatas kepalanya terdapat keranjang, dan keranjang inilah yang memetik
buah kemudian berjatuhan kedalamnya hingga penuh. Si Ibu tidak perlu repot-repot memetik
dengan tangannya, karena buah diatas kepalanya sangat banyak, masak-masak dan sangat bagus.
Sebagian ulama’ juga menceritakan tentang keadaan mereka : bahwa tidaklah mereka mendapatkan
di negeri mereka lalat, nyamuk, kutu busuk dan hama tanaman, yang demikian itu karena hawa
yang baik, lingkungan yang nyaman dan pertolongan Allah  kepada mereka agar mereka
mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya. [ Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut ].

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah .


Tidaklah kita dapatkan hari ini sebuah negeri yang makmur sebagaimana negeri saba’.
Sebuah negeri yang tidak didapatkan didalamnya nyamuk, lalat, penyakit-penyakit pada tanaman
dan tubuh mereka. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan, jika ada seseorang yang datang ke
negri Saba’ sedangkan tubuh mereka banyak penyakitnya, maka Allah subhanahuwata’ala
mematikan penyakit tersebut.
Kemudian mereka berpaling dari mengesakan Allah Ta’ala. Menyembah dan bersukur
kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka dan menyembah matahari.
Allah  berfirman “ Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar”.Qotadah dan yang
lainnya berkata : Bendunganpun rapuh dan rentan. Kemudian datanglah musim hujan. Lalu, air
menerjangnya hingga bendungan runtuh. Maka air melimpah kelembah-lembah dan melibas segala
yang dilaluinya berupa bangunan, tumbuhan dan sebagainya. Karena itu air tidak lagi mengairi
pepohonan di kanan dan kiri gunung sehingga mati dan binasalah pohon-pohon tersebut. Lalu
tumbuhlah pohon lain yang buruk menggantikan pohon-pohon yang lezat. Pohon tersebut berbuah
pait dan pepohonan yang banyak durinya. Semua ini karena keingkaran, kesyirikan serta pendustaan
mereka kepada Allah .

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah .


Kita potretkan kondisi negri saba’ dengan negeri kita hari ini. Betapa banyaknya para
dokter dengan keilmuan yang mereka miliki. Para sarjana-sarjana pertanian dengan berbagai
teknologi yang maju, tidak menjadikan berkurangnya penyakit pada tubuh manusia dan juga
tanaman-tanaman yang ada. Bahkan semakin banyak dan semakin komplex penyakit yang
menyerang tubuh manusia dan juga tanaman.
Bahkan jika kita lihat di negeri kita ini. Berbagai musibah menerpa silih berganti. Mulai
dari tanah longsor, banjir yang rutin datang pada saat musim hujan di berbagai kota di Indonesia,
gempa bumi yang menghilangkan ratusan nyawa, serta musibah alam yang lainnya, ini semua
diakibatkan jauhnya kita dari Allah subhanahuwata’ala.
Bencana yang lebih parah adalah bencana akhlaq dan jatidiri sebagai seorang muslim.
Hilangnya ahlaq yang islami serta ikutnya generasi kita dengan budaya orang kafir adalah musibah
yang paling parah. Dari sinilah munculnya aborsi, pemerkosaan, perzinaan, pembunuhan dan
berbagai dosa besar lainnya. Mungkin ini sebagai peringatan pada kita, agar kembali kejalan yang
lurus. Agar kita menerima seluruh atruan Allah subhanahuwata’ala . Akan tetapi peringatan seperti
ini tidak mungkin bisa dipahami kecuali bagi orang-orang yang mau berpikir.
Allah Ta'ala berfirman :
‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُو َن‬ ِ ِ ِ ‫ظَهر الْ َفساد يِف الْبِّر والْبح ِر مِب ا َكسبت َأي ِدي الن‬
َ ‫َّاس ليُذي َق ُه ْم َب ْع‬ ْ ْ ََ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaDuh gusti Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Ruum : 41).

‫اعِة‬
َ ‫الط‬
َّ ِ‫اء ب‬
ِ ‫ض َوالسََّم‬
ِ ‫ح ْالأَْر‬
َ ‫ال‬
َ‫ص‬َ َّ‫سَد ِفي الَْأْرضِ ِلَأن‬
َ ‫اهلل ِفي الَْأْرضِ َفَقْد َأْف‬
َ ‫صى‬ َ َ‫ مَْن ع‬:‫وقال أبو العالية‬
Berkata Abu Al'aliyah : Barang siapa bermaksiat pada Allah di muka bumi, maka dia telah
berbuat kerusakan di bumi. Karena baiknya bumi dan langit dengan ketaatan.
Artinya, jika kita ingin memperbaiki bumi ini dan seluruh isinya agar memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat tidak ada jalan lain harus menjauhi maksiat. Tidak hanya dalam
pribadi saja, akan tetapi berusaha untuk amar ma’ruf [memerintah yang baik ] serta nahyu munkar [
melarang yang mungkar ] entah dengan tangannya, lesannya maupun hatinya. Sebagaimana sabda
Rasulullah  :
ِ ِِ
‫ف‬
ُ ‫َأض َع‬ َ ‫َم ْن َرَأى ِمْن ُك ْم ُمْن َك ًرا َف ْلُيغَِّي ْرهُ بِيَ ده فَِإ ْن مَلْ يَ ْس تَ ِط ْع فَبِل َس انِِه فَِإ ْن مَلْ يَ ْس تَ ِط ْع فَبِ َق ْلب ِِه َو َذ‬
ْ ‫لِك‬
ِ َ‫اِإل مي‬
‫ان‬
Barang siapa diantara kalian melihat kemunkaran hendaklah ia rubah dengan tangannya,
jika tidak sanggup dengan lesannya. Dan jika tidak sanggup dengan hatinya, dan itu selemah-lemah
iman. [ HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i ].
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,
Demikian khotbah pertama yang saya sampaikan, kurang lebihnya saya minta maaf.

‫الر ِحْي ُم‬ ‫َأسَت ْغ ِفر اهللَ يِل ولَ ُكم ولِساِئِر الْمْؤ ِمنِنْي َ فَ ْ ِ ِإ‬
َ ‫اسَت ْغف ُر ْوهُ نَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬ ُ َ َْ َ ُ ْ ‫َأُق ْو ُل َق ْويِل َه َذا‬

[ KHOTBAH KEDUA]
‫ ََّأما‬. ‫ص ْحبِ ِه اَمْج َعِنْي‬ ِ ٍ ِ ِّ ‫اَحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر‬
َ ‫الس الَ ُم َعلَى نَبِِّينَا ال َك ِرمْيِ حُمَ َّمد َو َعلَى اَلِه َو‬
َّ ‫الص الَةُ َو‬
َ , َ ‫ب الْ َع الَمنْي‬
: ‫َب ْع ُد‬
Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah 
Pemaparan diatas belum mendapatkan solusinya. Perlu diingat, bahwa suburnya tanaman,
makmurnya sebuah negara dan sedikitnya bencana diukur dari ketaatan kepada Allah  dan bukan
yang lainnya. Ketika negara ini ingin menjadi negara yang diridhoi Allah Ta’ala, maka
penghuninya harus siap untuk menerapkan syari’at islam. Siap untuk amarma'ruf dan nahi munkar (
memerintahkan yang baik dan melarang yang mungkar). Berganti-gantinya presiden tidak akan
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat jika negara tersebut enggan untuk menerapkan
syari’at Islam. Seluruh daya dan upaya dalam rangka untuk menyejahterakan negeri ini tidak akan
tercapai walaupun harus mengeluarkan biaya yang besar, alat-alat yang canggih, para pakar yang
ahli, semua tidak akan berarti jika kemaksiatan, kesyirikan dan kemunkaran masih marak disekitar
kita.
Konsep kemakmuran suatu negeri tidak diukur dengan banyaknya sarjana-sarjana
ekonomi. kemakmuran suatu negeri tidak diukur dengan banyaknya profesor-profesor. Akan tetapi
kemakmuran suatu negeri diukur dengan iman dan taqwa.

Jama’ah sholat jum'ah yang dimulyakan Allah 


Jikalau pada zaman dahulu kita dapatkan pencuri, maka pencuri pada hari ini bertambah
banyak. Kalau di zaman kemerdekaan kita dapati perjudian, maka kita dapatkan perjudian berlipat
ganda dibanding pada zaman kemerdekaan. Kalau hari ini kita dapati perzinaan, kemusyrikan,
pembunuhan. Maka hal tersebut akan berlipat ganda dibanding pada zaman kemerdekaan. Segala
daya dan upaya di kerahkan polisi dan aparat hukumnya untuk menanggulanginya, akan tetapi tidak
mengurangi kemaksiatan dan kemunkaran yang menyebar disekitar kita. Dan bahkan menyebar dari
perkotaan sampai di pedesaan. Dulunya pedesaan yang pada umumnya mereka tidak mengenal
kemaksiatan, tetapi kemaksiatan tersebut bahkan melebihi kemaksiatan yang ada dikota-kota besar.
Jalan keluarnya bukanlah tegaknya demokrasi. Bukan pula pergantian presiden dan juga
legislatif dan eksekutifnya. Akan tetapi jalan keluarnya adalah dengan kembali kepada Allah Ta’ala.
Yaitu dengan penerapan syari’at islam diberbagai lini kehidupan serta memberantas kesyirikan,
kebid'ahan dan kemaksiatan, sehingga tidak ada angin sedikitpun untuk berkembang dan
menjajakan pemikirannya.
Demikian khutbah jum’ah yang dapat kami sampaikan, kalau ada benarnya itu datangnya
dari Allah , dan jika ada kesalahannya itu datangnya dari saya sendiri dan dari bisikan syetan. Saya
beristighfar kepada Allah Ta'ala. Dan semoga kesalahan tersebut diampuni-Nya. Sebagai penutup
khotbah jumah ini marilah kita berdo’a kepada Allah agar kita diberikan kekuatan untuk menempuh
jalan yang lurus hingga hari akhir nanti.
‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْواتَ ْسلِْي ًما‬ ِ
َ ‫ يَآّأيُّ َها الَّذيْ َن َآمُن ْوا‬.ِّ ‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّيِب‬
‫ِئ‬
َ ُ‫ِإ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَهُ ي‬
‫ىآل حُمَ َّم ٍد َك َما‬ِ َ‫ وبا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد و َعل‬,‫ك َكما صلَّيت َعلَى ِإب ِر ِاهيم‬ ِ ِ ٍ
َ ََ َْ ْ َ ْ َ َ َ ‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َعْبد َك َو َر ُس ْول‬ َ ‫َأللَّ ُه َّم‬
.‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‬ ِ ِ
َ ‫ت َعلَى ِإ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل ِإ ْبَراهْي َم ِإن‬ َ ‫بَ َار ْك‬
.‫ات‬ ِ ‫ات اَْألحي ِاء ِمْنهم واَْألاَمو‬ ِ َ‫َأللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِم والْمسلِمات والْمْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمن‬
َ ْ َ ْ ُ َْ ُ َ َ ‫ْ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ ْ َ ُ نْي‬ ُ
َ‫صًرا َك َما مَحَْلتَهُ َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِنَا َربَّنَا َوال‬ ِ
ْ ‫َأخطَْأنَا َربَّنَا َوالَ حَتْم ْل َعلَْينَا ِإ‬
ِ ِ
ْ ‫َربَّنَا الَ ُتَؤ اخ ْذنَا ِإ ْن نَسْينَا َْأو‬
.‫ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوِم الْ َكافِ ِريْ َن‬ ُ ْ‫ت َم ْوالَنَا فَان‬
ِ
َ ْ‫ف َعنَّا َو ا ْغف ْرلَنَا َو ْارمَح ْنَا َأن‬
ِ
ُ ‫ َو ْاع‬,‫حُتَ ِّم ْلنَا َما الَ طَاقَةَلنَابِه‬
‫ِ‬ ‫َأعِّز اِْإل سالَم والْمسلِ ِمنْي َ و َْأهلِ ِ‬
‫ك الْ َك َفَر َة َوالْ ُمْبتَد َعةَ َوالْ ُم ْش ِركِنْي َ ْ‬
‫َأع َداءَ الدِّيْ ِن‪َ .‬أللَّ ُه َّم َشطِّ ْط‬ ‫َأللَّه َّم ِ‬
‫ك ْ‬ ‫َأع َد َئ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ََ ُْ‬ ‫ُ‬
‫َّك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْيٌر‪.‬‬ ‫ب ِإن َ‬ ‫مَشْلَ ُه ْم َو َمِّز ْق مَج ْ َع ُه ْم َو َزلْ ِز ْل َأقْ َد ُام ُه ْم َو َقلِّ ْل َع َد َد ُه ْم َو َألْ ِق ىِف ُقلُ ْوهِبِ ُم ُّ‬
‫الر ْع َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا ىِف ُّ‬
‫اح َسنَةً َوىِف اَْألخَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫الد ْنيَ َ‬

‫ب الْ َعالَ ِمنْي َ ‪.‬‬ ‫واحْل م ُد ِ‬


‫ِهلل َر ِّ‬ ‫َ َْ‬

‫ان وِإيت آِئ ِذي الْ ُق ر ويْنهى ع ِن الْ َفحش ِ‬ ‫ِعب اد ِ‬


‫آء َوالْ ُمن َك ِر‬ ‫َْ‬ ‫ْ ىَب َ َ َ َ‬ ‫اهلل‪ِ ،‬إ َّن اهللَ يَ ْأ ُم ُر ُك ْم بِالْ َع ْد ِل َواِْإل ْح َس ِ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫اس َألُْوهُ ِم ْن‬ ‫ِ ِ‬ ‫َوالَْب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‪ .‬فَ اذْ ُك ُروا اهللَ الْ َع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫اش ُك ُر ْوهُ َعلَى ن َعمِه يَ ِز ْد ُك ْم َو ْ‬
‫ضلِ ِه يع ِط ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‪.‬‬ ‫فَ ْ ُ ْ ْ َ ُ‬

You might also like