You are on page 1of 5

PENGARUH PEMBERIAN UNSUR MIKRO BESI (Fe) TERHADAP

KUALITAS ANTHURIUM

Effect of Iron (Fe) on Anthurium hookery Quality

Amalia T Sakya dan Muji Rahayu

ABSTRACT

A nthurium hookeri is one of leaves anthurium having high economical and aesthetic value, however
their growth is slowly. For accelerate their growth can be done by giving accurate nutrient and appro-
priate concentration. Iron (Fe) is one of essential nutrient for plant having important role in chlorophyll
development, plant respiration, and plant metabolism and plays role in energy transfer. Addition iron is determined
able to increase the quality of plant. The aim of this research is to study the effect of applying iron on growth of A.
hookeri and to find out the appropriate iron concentration for growth of A. hookeri. The research was arranged
based on Split Plot Design with 2 factors and 3 replicates. The main factor was the kind of A. hookeri (green and red)
and the sub plot was Fe concentration with 4 levels e.i ( 0; 2; 4 and 6 ppm). The data observation were analyzed by
variance analysis and continued by Duncan Multiple Range Test in level 95 %. The research showed that applying
Fe increased the height plant, length stalk, number of leaves and leaves area. Applying 4 ppm Fe in both red and
green A. hookeri gave the highest growth and quality.

Key words: A. hookeri, iron, growth, quality

PENDAHULUAN jual tanaman.


Anthurium merupakan tanaman hias yang Secara umum, untuk meningkatkan produktivitas
mempunyai daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan dan pengembangan tanaman hias dibutuhkan teknologi
karena bentuk daun dan bunga yang indah. Ciri khas yang bisa diterapkan baik oleh petani, pengusaha
dari anthurium daun adalah berdaun banyak, agak tebal tanaman hias maupun masyarakat. Pemupukan
hingga kaku, menghasilkan buah dan biji yang banyak, merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan
dan penampilan daunnya sangat menarik. Contoh dalam pengelolaan dan pengembangan tanaman hias.
anthurium yang termasuk anthurium daun adalah Kurang terpenuhinya kebutuhan unsur hara baik makro
Anthurium plowmanii, A. jemanii, A.hookeri, A. maupun unsur hara mikro dapat mengakibatkan
crystallnum, dan A. veitchii (Rukmana, 1997). Tanaman hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan
anthurium daun disukai konsumen dan dianggap tanaman serta produktivitasnya.
berpenampilan prima bila memiliki daun-daun yang Unsur mikro besi (Fe) merupakan salah satu hara
mulus, artinya tidak ada daun yang cacat baik sobek, yang sangat penting bagi tanaman karena Fe diperlukan
busuk, maupun hangus oleh sinar matahari. Daun- dalam sintesis khlorofil, memegang peranan penting
daunnya pun harus tumbuh kompak, susunan daun juga dalam transfer energi, merupakan bagian dari beberapa
harus membentuk trap atau tingkatan. Semakin tinggi enzim dan protein serta berfungsi dalam respirasi dan
tanaman, daun mudanya harus lebih besar daripada metabolisme tanaman juga terlibat dalam fiksasi nitrogen
daun-daun yang tumbuh sebelumnya (Junaedhie, 2006). (Marschner, 1995; Anonim, 2010). Walaupun besi hanya
Kualitas tanaman sangat berpengaruh terhadap harga diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dalam jumlah

Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas


Maret Surakarta , Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

Pengaruh Pemberian Unsur Mikro Besi (Fe) terhadap Kualitas


Anthurium ....... (Amalia T. Sakya dan Muji Rahayu) 29
yang sedikit tetapi kalau unsur besi tidak tercukupi bagi menggunakan kuisioner yang berisi skoring dari
tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala parameter kekompakan daun, penampilan, keunikan dan
abnormalitas yang diawali dengan menguningnya daun- warna daun A.hookeri Kuisioner tersebut diisi oleh
daun muda yang kemudian diikuti dengan kematian penghobi, pakar dan penikmat tanaman hias A. hookeri.
jaringan (khlorosis) (Bennett, 1993).
Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu dilakukan
penelitian mengenai kebutuhan unsur hara mikro boron HASIL DAN PEMBAHASAN
yang sesuai bagi tanaman anthurium untuk meningkatkan Anthurium hookeri merupakan tanaman hias in
pertumbuhan dan kualitas tanaman sehingga tanaman door yang tidak banyak membutuhkan sinar matahari
yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang dikehendaki selama pertumbuhan dan perkembangannya oleh
konsumen. karenanya sering ditanam di bawah naungan. Dalam
penelitian ini A.hookeri ditanam dalam pot di bawah
naungan 65 %, cahaya matahari yang masuk sekitar 300
BAHAN DAN METODE - 400 lux, dengan kelembaban rata-rata 89 - 90 % per hari
Penelitian dilaksanakan di daerah Danukusuman, dan suhu sekitar 28 - 30 0C. Menurut Lingga (2007),
Serengan, Surakarta dan Laboratorium Fisiologi dan habitat asli anthurium adalah daerah tropis basah yang
Pemuliaan Tanaman mulai bulan Desember 2007 sampai memiliki temperatur rata-rata siang hari antara 25 - 32 0C.
dengan Maret 2008 dan Laboratorium Fisiologi Tanaman Kelembaban nisbi udara yang dibutuhkan anthurium
dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas sekitar 80 %.
Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan Hasil analisis ragam dengan uji F menunjukkan
Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama jenis bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian Fe
Anthurium hookeri (merah dan hijau) dan sebagai anak dengan varietas A. hookeri terhadap pertumbuhan dan
petak konsentrasi unsur besi (Fe) dalam bentuk FeSO4 kualitas A. Hookeri. Aplikasi sampai Fe 6 ppm
yang terdiri dari 0; 2; 4 dan 6 ppm. Masng-masing meningkatkan tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah
kombinasi perlakuan terdapat 3 ulangan. Data diuji daun dan luas daun A. hookeri hijau dibandingkan
dengan analisis sidik ragam dan jika berbeda nyata dengan tanpa penambahan Fe.
dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pada taraf kepercayaan 95%. penambahan Fe sampai dengan 6 ppm pada A. hookeri
Tahapan penelitian meliputi persiapan media mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tangkai,
tanam yang berupa pakis kasar dan halus; persiapan jumlah daun dan luas daun hal ini disebabkan Fe
bahan tanam yang berupa bibit tanaman A. hookeri yang mempunyai peranan dalam pembentukan molekul-
pertumbuhannya subur, normal, sehat, dan seragam, molekul klorofil sehingga semakin banyak Fe yang
jumlah daun 2 - 3 helai; aplikasi perlakuan Fe dilakukan tersedia dalam tanaman maka aktifitas fotosintesis akan
setelah tanaman memiliki pertumbuhan yang yang semakin meningkat. Hasil dari fotosintesis ini kemudian
seragam dan normal. Fe diberikan dengan cara digunakan sebagai sumber makanan dan energi untuk
menyemprotkan larutan pada permukaan daun bagian pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman.
bawah sampai semua daun basah. Penyemprotan Pertumbuhan suatu tanaman merupakan
dilakukan sampai seluruh tanaman basah. Pemberian Fe pertambahan biomass tanaman, hal ini dapat dengan
ini dilakukan 2 minggu sekali pada pagi hari pukul 09.00- mudah dilihat berdasarkan pertambahan tinggi tanaman,
11.00 WIB; pemeliharaan yang meliputi pengairan, jumlah daun maupun luas daun. Umumnya semakin luas
pemupukan NPK sebagai pupuk dasar, sanitasi permukaan daun suatu tanaman maka semakin banyak
lingkungan dan pengendalian hama penyakit. biomasa yang dihasilkan. Sehingga memacu
Pengamatan meliputi pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan tanaman baik jumlah daun, panjang tangkai
tanaman. Pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, panjang maupun tinggi tanaman. Menurut Bidwell (1979)
tangkai, jumlah daun dan luas daun, kandungan khlorohil kenampakan dan anatomi daun merefleksikan kapasitas
dan jumlah stomata. Kualitas tanaman meliputi warna pertukaran gas dan absorbsi radiasinya. Untuk
daun dan nilai estetika yang didapatkan dari uji sensori memaksimalkan efisiensi absorbsi membutuhkan daun
(Sensory Analized). Uji sensori dilakukan dengan yang lebih luas dan tipis dan memiliki sudut yang sesuai

Agrosains 12(1): 29-33, 2010


30
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah daun dan luas daun tanaman A. hookeri pada umur 12
minggu setelah tanam

Tinggi tanaman Panjang tangkai Jumlah daun Luas daun


Perlakuan (cm) (cm) (helai) (cm2)
hijau merah hijau merah hijau merah hijau merah
Fe 0 ppm 16.7 9.4 6.2 3.3 6.8 7.7 8.68 4.30
Fe 2 pp m 20.8 13.9 6.7 4.5 8.8 8.2 9.82 7.97
Fe 4 ppm 23.8 16,0 7.7 4.6 9.2 7.3 15.21 11.46
Fe 6 ppm 19.6 11.8 6.1 3.2 8,0 9.2 10.46 5.33
Rata-rata 20.23 a 11.7 b 6.68 3.9 8.27 8.10 11.04 7.27
Keterangan : Angka dalam satu kolom yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada
uji duncan 5%.

dengan sumber cahaya. Dengan kata lain untuk efisiensi merupakan proses yang berkelanjutan yang mengarah
pertukaran gas, daun yang tipis memberikan berat ke karakteristik morfogenesis spesies. Kedua proses ini
maksimum per unit. Dari pernyataan tersebut dapat juga dikendalikan oleh genotip dan lingkungan, tingkat
dikatakan bahwa bentuk dan ukuran daun menunjukkan pengaruhnya tergantung pada karakteristik tanaman
efisiensi aktifitas fotosintesisnya untuk menghasilkan tersebut.
cadangan makanan yang digunakan untuk mencukupi Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis
kebutuhan hidupnya. pada tumbuhan tingkat tinggi. Permukaan luar daun yang
Tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses luas dan datar memungkinkan tanaman mampu
metabolisme dalam tubuh tanaman itu sendiri. Dalam menangkap cahaya semaksimal mungkin per satuan
melangsungkan aktifitas metabolisme tersebut tanaman volume dan meminimalkan jarak yang harus ditempuh
membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari oleh CO2 dari permukaan daun ke kloroplas (Gardner et
pemupukan baik melalui media tanam maupun melalui al., 1991). Oleh karena itu, tanaman dengan permukaan
daun. Pertambahan tinggi tanaman merupakan salah satu daun yang luas akan mengakibatkan faktor-faktor yang
indikator pertumbuhan tanaman. Hal tersebut berkaitan dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis akan mudah
erat dengan proses fotosintesis, yang akan menghasilkan terpenuhi sehingga proses fotosintesis akan dapat
fotosintat yang akan digunakan tanaman untuk proses berjalan dengan lebih maksimal. Aktifitas pembentukan
pertumbuhannya. Aplikasi Fe sampai dengan konsentrasi karbohidrat dari proses fotosintesis akan semakin efisien
6 ppm mampu meningkatkan tinggi, hal ini disebabkan sehingga dapat meningkatkan hasil.
karena Fe merupakan penyusun enzim-enzim pada Hasil analisis sidik ragam uji F 5% menunjukkan
transpor elektron seperti sitokrom dan feredoksin yang bahwa interaksi, pemberian Fe maupun jenis A. hookeri
aktif dalam fotosintesis dan dalam respirasi mitokondria tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan
(Gardner et al., 1992). Tinggi tanaman berhubungan juga khlorofil tanaman A. hookeri pada umur 12 minggu setelah
dengan panjang tangkai. Semakin tinggi panjang tangkai tanam. Rata-rata kandungan khlorofil A. hookeri hijau
maka akan menambah tinggi tanaman. lebih sedikit dibandingkan A. hookeri merah. Kandungan
Hasil rerata panjang tangkai taraf Fe 4 ppm klorophil A.hookeri hijau berkisar antara 30.1 sampai
menunjukkan hasil terbaik (Tabel 1). Pada A. hookeri dengan 31.0 per satuan luas daun, sedangkan kandungan
hijau didapatkan panjang tangkai paling besar yaitu 7.7 khlorophil tanaman A.hookeri merah berkisar antara 30.6
cm/tanaman sedangkan pada A. hookeri merah sampai dengan 34.6 per satuan luas daun, demikian juga
didapatkan panjang tangkai paling besar yaitu 4.6 cm/ jumlah stomata pada A. hookeri hijau lebih sedikit
tanaman. Pertambahan panjang tangkai seperti juga pada dibandingkan A. hookeri merah. Jumlah stomata pada
pertambahan tinggi tanaman dan luas daun merupakan A. hookeri hijau berkisar antara 4.47 x 105 sampai dengan
indikator pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang 7.09 x 105, sedangkan kandungan khlorophil tanaman
menentukan produktifitas suatu tanaman. Menurut A.hookeri merah berkisar antara 1.42 x 105 sampai dengan
Gardner et al., (1991) pertumbuhan dan perkembangan 4.04 x 105 (Tabel 2).

Pengaruh Pemberian Unsur Mikro Besi (Fe) terhadap Kualitas


Anthurium ....... (Amalia T. Sakya dan Muji Rahayu) 31
Tabel 2. Rata-rata kandungan khlorophil dan jumlah sto- jelas berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin
mata tanaman A. hookeri pada umur 12 minggu atau mengkilap jika dibanding dengan sisi bawah daun
setelah tanam dengan penambahan unsur hara
(Soepomo, 2003). Dari hasil pengamatan secara visual
mikro besi
menunjukkan bahwa adanya penambahan Fe 4 ppm
Kandungan khlorophil Jumlah stomata menghasilkan warna daun yang lebih hijau dibandingkan
Perlakuan
hijau merah hijau merah tanpa penambahan Fe.
Fe 0 ppm 30.5 30.5 4,78 1,42 Warna daun pada penelitian ini diukur pada daun
Fe 2 ppm 30.1 30.1 4,47 2,28 tengah karena pada daun tengah diasumsikan
Fe 4 ppm 30.5 30.5 7,09 4,04 kandungan klorofil paling banyak dan aktifitas
Fe 6 ppm 31.0 31.0 5,86 2,84 metabolisme tanaman terjadi secara maksimal. Hasil
Rata-rata 30.53 30.53 5.55 2,63 pengamatan warna daun yang paling dominan adalah
warna pada skoring no 2 (hijau) yaitu sebanyak 69,57%
dari seluruh jumlah tanaman sampel. Nilai skoring
Salah satu aspek fisiologi yang secara tidak tertinggi yaitu 4 (hijau tua kehitaman) terdapat pada
langsung mempengaruhi pertumbuhan dan daya hasil perlakuan penambahan 6 ppm Fe pada A. hookeri merah,
tanaman adalah kandungan klorofil tanaman. Molekul penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri merah, dan
klorofil merupakan penyerap energi radiasi matahari dan penambahan 0 ppm Fe pada A. hookeri merah,
sebagai organel yang dapat mengubah energi radiasi sedangkan nilai skoring terendah yaitu 1 (hijau muda)
menjadi energi kimia (Utomo et al., 2001). Penambahan terdapat pada perlakuan penambahan 0 ppm Fe pada A.
unsur Fe tidak berpengaruh pada jumlah klorofil pada hookeri hijau, penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri
daun, namun adanya penambahan Fe akan meningkatkan hijau, penambahan 6 ppm Fe pada A. hookeri hijau
aktifitas fotosintesis. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa kebanyakan
Jumlah stomata pada tanaman umumnya responden lebih menyukai tanaman yang pendek, daun
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh. Kerapatan panjang dan jumlah daun banyak. Dari seluruh kombinasi
stomata sangat bergantung pada konsentrasi CO2 yaitu perlakuan yang dijadikan sebagai sampel nilai tertinggi
bila CO2 naik, jumlah stomata per satuan luas lebih sedikit untuk variabel kekompakan daun dan penampilan
(Woodward dalam Salisbury dan Ross, 1992). Dengan tanaman adalah pada perlakuan penambahan 4 ppm Fe
jumlah stomata yang banyak akan mengakibatkan pada A. hookeri merah, sedangkan nilai terendah untuk
penyerapan Fe akan lebih banyak daripada daun yang variabel yang sama adalah pada perlakuan penambahan
memiliki jumlah stomata yang lebih jarang untuk per 2 ppm Fe pada A. hookeri hijau. Perlakuan tersebut sesuai
satuan luas daunnya. Penyerapan Fe melewati stomata dengan pilihan atau minat responden yang dalam hal ini
daun masuk ke dalam daun memperngaruhi aktifitas merupakan sasaran pasar tanaman A. hookeri. Kombinasi
fotosintesis dalam daun yang kemudian menghasilkan perlakuan penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri merah
pertumbuhan yang diantaranya berupa pertambahan juga memberikan hasil terbaik untuk variabel tinggi
luas daun. Daun yang semakin luas tersebut memiliki tanaman, panjang tangkai dan tebal daun (Tabel 1).
jumlah stomata yang lebih banyak pula. Untuk variabel keunikan tanaman nilai tertinggi
Kualitas tanaman anthurium yang berkaitan diperoleh pada penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri
dengan nilai estetika adalah luas dan warna daun. Unsur merah dan nilai terendah pada penambahan 2 ppm Fe
Fe merupakan hara yang berperan dalam fotosintesis pada A. hookeri hijau. Dan untuk variabel warna daun
yang akan menghasilkan makanan untuk digunakan nilai tertinggi diperoleh pada penambahan 4 ppm Fe pada
dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman seperti A. hookeri merah, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
luas daun dan Fe turut mempengaruhi warna daun karena warna daun bahwa pada tanaman tersebut warna daun
berhubungan dengan kandungan klorofil. Meskipun masuk dalam skor 2 yaitu hijau, skor tersebut adalah
warna daun suatu jenis tumbuhan dapat berubah menurut skor paling dominan (terbanyak). Sedangkan nilai
keadaan tempat tumbuhnya dan erat sekali hubungannya terendah untuk warna daun adalah penambahan Fe 0
dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran . ppm A. hookeri hijau dan penambahan 2 ppm Fe pada A.
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah hookeri hijau dengan jumlah skor yang sama.

Agrosains 12(1): 29-33, 2010


32
Dari hasil penilaian yang dilakukan responden KESIMPULAN
menunjukkan bahwa responden menghendaki tanaman 1. Aplikasi penyemprotan Fe hingga 6 ppm meningkatkan
anthurium dengan kriteria tanaman pendek, daun jumlah daun, tinggi tanama, panjang tangkai dan
panjang, jumlah daun banyak dengan ukuran daun yang jumlah stomata
besar dalam satuan luas dan tidak terlalu tipis, serta daun 2. Aplikasi 4 ppm Fe memberikan pertumbuhan dan
berwarna hijau. Penampilan yang dikehendaki responden kualitas A hookeri yang terbaik.
terdapat pada tanaman A. hookeri merah dengan
penambahan Fe 4 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Fe Basic. http:// Marscher H, 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants.
www.spectrumanalytic.com/support/library/ ff/ Academic Press. New York.
Fe_Basics.htm Rukmana, 1997. Anthurium. Kanisius. Yogyakarta
Bennett ,W. F. 1993. Nutrient Deficiencies & Toxicities Salisbury dan Ross, 1992. Plant Physiology. Wadsworth
in Crop Plants. APS Press, St. Paul, Minnesota. g Company California.
Bidweel, R. G. S. 1979. Plant Physiology. Macmillan Pub- Soepomo G.T., 2003. Morfologi Tanaman. Gadjah Mada,
lishing Co., Inc. New York. Yogyakarta
Gardner F.P, R.B Pearce dan R.I Mitchell.1991. Fisiologi Utomo, S.D., Amrullah dan Sudarsono. 2001. Kandungan
Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati. Uni- Khlorophil Daun dan Kontribusinya pada
versitas Indonesia Press. Jakarta. Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Cabai
Junaedhie, 2006. Pesona Anthurium Daun. PT Merah. Agrista. 5(3)
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lingga P, 2007. Anthurium. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Pengaruh Pemberian Unsur Mikro Besi (Fe) terhadap Kualitas


Anthurium ....... (Amalia T. Sakya dan Muji Rahayu) 33

You might also like