You are on page 1of 29

TEKNIK REAKSI KIMIA 1

PERANCANGAN REAKTOR ALIR TANGKI BERPENGADUK

Disusun oleh:

Afif Aulia Fauzan 14/367285/TK/42442


Alfi Ria usdiyanto 14/367065/TK/42317
Rivky Aditya Juarsa 14/367191/TK/42389
Rizky Sutrisna 13/353003/TK/41321
Saefullah Thaher 14/363470/TK/41587

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Data
Berikut adalah daftar Berat molekul reaktan dan produk:

Daftar Mr (g/gmol)
C2H4O 44
H2O 18
C2H6O2 62
H2SO4 98

Kapasitas C2H6O2 = 100.000 ton/tahun


= 12626,226 kg/jam (asumsi 1 tahun = 330 hari)
= 203,649397 kmol/jam

Konversi (X) = 0,8

CA0 = 1 lbmol/ft3
= 0,016 kmol/L

Neraca mol reaksi


C2H4O (kmol/jam) H2O (kmol/jam) C2H6O2 (kmol/jam)
Mula-mula 254,5617 874,9287658
Reaksi 203,6493972 203,6493972 203,649397
Sisa 50,9123 671,2793686 203,649397

FA0 = 254,5617 kmol/jam


FV0 = 15891,7435 liter/jam
FV0 total = 31783,4870 liter/jam

Katalisator
H2SO4 = 0,9 % FV0
H2SO4 = (0,009) (15891,7435 liter/jam )
= 143,0257 liter/jam
= 263,1673 kg/jam
= 2,6854 kmol/jam
H2O = (15891,7435 - 143,0257) liter/jam
H2O = 15748 liter/jam
H2O = 15748 kg/jam
H2O = 874,92877 kmol/jam

0
CA0 =
0

254,5617 kmol/jam
=
31783,4870 liter/jam

= 0,0080 kmol/l

Kinetika Reaksi
Kinetika Reaksi mengikuti orde 1

-rA = k. CA

-rA = -k. CA0 (1-X)

dengan,

rA = Laju reaksi, mol/m3. Menit

k = Konstanta laju reaksi, menit-1

CA = Konsentrasi Reaktan, mol/m3

CA0 = Konsentrasi Reaktan mula-mula, mol/m3


X = konversi
Pada suhu reaksi, 50 C: k= 0,311/menit = 18,66/jam
-rA = k. CA0 (1-X)
-rA = (18,66/jam) (0,008 kmol/L) (1-0,8)
-rA = 0,0299 kmol/L.jam
Neraca massa pada reaktor dapat dijabarkan sebagai berikut:

+ =
Untuk kondisi steady state, accumulation = 0

0 1 + = 0

0 0 (1 ) + (. ) = 0

0 0 (1 ) . 0 (1 ) = 0

0 = . 0 (1 )
0
=
. 0 (1 )
Berdasarkan data perhitungan sebelumnya, diperoleh:

= 6813,1805 liter

Neraca Massa di reaktor

Komponen Input, kg/jam Output, kg/jam


C 2 H4 O 11200,7168 2240,14337
H2O 15748,7178 12083,0286
C2H6O2 0 12626,2626
H2SO4 263,1673 263,1673
27212,6019 27212,6019

Optimasi Jumlah Reaktor


Berdasarkan neraca massa reaktor alir tangki berpengaduk, diperoleh:

=
(1 )
1
=
(1 )
Dengan,

= waktu tinggal dalam reaktor, menit


1
=
(1 )

=
(1 )
(1 ) =

=

=
(1 + )

Dengan,
0
=
0

=1
0

=1
0
Sehingga,

1 =
0 (1 + )

=1
0 (1 + )
1
=
0 (1 + )
Untuk multiple reaktor berlaku:

= 1
0
(1) 2 1
= = 1
0 (1) (2) 1 0

(1) 2 1
= 1
(1) (2) 1 0

1
= 1 [ ]
(1 + )

1
[ ] = 1
(1 + )
1
= (1 )1/
(1 + )
1
1 + =
(1 )1/
1
= [ 1]
(1 )1/
1
= [ 1]
(1 )1/
1 1
= [ 1]
(1 )1/
1
= [ 1]
(1 )1/
Dengan,

= Jumlah reaktor

0 = Konsentrasi awal reaktan, mol/m3

= Konsentrasi reaktan keluar reaktor ke-n, mol/m3

= Konversi keluar reaktor ke-n


Da = Bilangan Damkohler

= Volume masing-masing reaktor, m3

adalah konversi akhir dari multiple reaktor, yaitu sesuai konversi yang telah ditentukan
sebesar 0,8.
Optimasi reaktor menggunakan six tenth factor analysis dengan basis H = 1000 untuk 1 buah
reaktor
0,6

H = . (1) ( )
(1)

n Vi (liter) V total (liter) H


1 6813,1805 6813,1805 1000
2 2105,3886 4210,7771 988,5973
3 1209,2986 3627,8957 1063,2403
4 843,7252 3374,9006 1142,2750
5 646,7917 3233,9584 1217,3591
Berdasarkan grafik yang dihasilkan, diambil jumlah reaktor sebanyak 2 buah dengan volume
masing-masing sebsar
V = 2105, 3886 liter
= 2,1054 m3
DIMENSI REAKTOR
Reaktor dirancang memiliki spesifikasi dan dimensi yang sama untuk memudahkan
pemesanan kepada vendor. Berdasarkan perhitungan diperoleh volume yang dibutuhkan
pada masing-masing reactor adalah 2,1054 m3.
Pada perhitungan dimensi reaktor, cairan di dalam reaktor diasumsikan menempati
80% volume tangki, sehingga diperoleh volume tangki sebesar 2,6317 m3, selain itu
diambli nilai faktor keamanan 1,2 sehingga volume perancangan adalah 3,1581 m3.
Jenis pengaduk yang digunakan pada reaktor dipilih jenis six blade turbine in baffled
tank. Gambaran bentuk reaktor adalah sebagai berikut.

Wb

Zl Wi Zs

L
Di
Zi

Dt

Gambar 5. Gambaran Bentuk Reaktor

Keterangan:

Dt = Diameter reaktor

Zs = Tinggi reaktor

Zl = Tinggi cairan

Zi = Ketinggian impeller dari dasar reaktor

Di = Diameter impeller

Wb = Lebar baffle

Wi = Lebar blade

L = Tinggi blade
Persamaan perhitungan dimensi untuk Six blade turbine in baffled tank adalah sebagai
berikut :
1
= 2,5 3,5 ; = 2,7 3,9 ; = 0,75 1,3 ; =
6
Menurut Rase (1977): untuk jenis flate blade, nilai Wi/Di = 1/5.
Pada perancangan reaktor ini dipilih ukuran sebagai berikut :
1
= 3 ; = 3,9 ; = 1,3 ; =
6
1
= = 3,9 = 1,3
3
= 1,3

= 2 = 1,3 3
4 4
Sehingga diperoleh spesifikasi reaktor sebagai berikut :

3 4 3 4 2,1054
= = = 1,2726
1,3 1,3

= 1,3 = 1,3 1,8617 = 1,6544


Tinggi shell dihitung dengan persamaan :

2
=
4
4 4 3,1581
= 2
= = 2,4817 = 8,1418
1,27262
Diambil tinggi shell standar 9 ft = 2,7432 m.
Diameter impeller :
1 1
= = 1,2726 = 0,4242
3 3
Lebar blade :
1 1
= = 0,4242 = 0,0848
5 5
Tinggi impeller dari dasar :
= 1,3 = 1,3 0,4242 = 0,5515
Lebar baffle :
1 1
= = 0,4242 = 0,0707
6 6

Diameter shell:
= + 2 = 1,2726 + 2(0,0707) = 1,4140 = 55,6714
Tekanan operasi dihitung dengan Persamaan Antoine , pada tekanan atmosferik dan suhu 50C
etilen oksid berfase gas sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk menjaganya
dalam bentuk cair.

Persamaan umum Antoine :



() = + +

Dengan A = 7,2701

B = -1115,1

C = 244,15

T = 50C

1115,1
() = 7,2701
50 + 244,15

= 3,9661

Dikarenakan yang diperoleh adalah tekanan jenuh dan proses yang diinginkan adalah menjaga
bahan tetap pada fase cair, maka tekanan yang diperoleh tersebut adalah tekanan minimum.
Tekanan dalam reactor juga diakumulasikan dengan tekanan hidrostatisnya, dimana tekanan
hidrostatis dihitung dengan persamaan :

Harga densitas () dalam reaktor yang digunakan adalah densitas etilen gikol, dengan alasan
fraksi massanya lebih besar dan nilai densitasnya juga lebih tinggi dari air dan etilen oksid
sehingga dengan asumsi ini dari segi keamanan terjamin.

9,81
= 1113,2 1,6544
3 2

= 18067,3161 = 0,1783
2
Tekanan operasi total = Ps + Phidro = (3,9661+0,1783) atm = 4,1444 atm

Tekanan desain diambil 1,2 kali tekanan operasi total = 1,2 4,1444 atm = 4,9733 atm =
73,0870 psi

Tebal shell dan tebal head dihitung menggunakan persamaan berikut.


.
= +
. 0,6
0,885.
= +
. 0,1
Dengan, = tebal shell, in
= tebal shell, in
P = tekanan desain, psi = 1,2 x tekanan operasi
ri = jari-jari dalam shell, in
f = allowable stress, psi
E = joint efficiency
c = corrosion allowance, in

Material dipilih berupa stainless steel 316 AISI (18Cr, 12Ni, 2,5Mo) dengan sambungan
berupa double welded butt joint. Material ini dipilih karena terdapat asam sulfat yang bersifat
korosif di dalam reactor sehingga memerlukan bahan yang tahan terhadap sifat korosif tersebut.
Parameter untuk perhitungan sebagai berikut :
Allowable stress (f) = 21755,7 psi
Efisiensi sambungan (E) = 80%
Corrosion allowance (C) = 0,1575 in
Jari-jari shell = 0,5Ds= 0,7070 m = 27,8357 in
Sehingga tebal shell :
(73,0780)(27,8347)
= + 0,1575
(21755,7)(0,8) (0,6)(73,0780)
= 0,2747
Tebal head :
(0,885)(73,0780)(27,8347)
= + 0,1575
(21755,7)(0,8) (0,1)(73,0780)
= 0,2610

Dipilih tebal standar untuk shell dan head sebesar 5/16 in, sehingga diperoleh diameter luar
shell sebesar = Ds + 2 x (5/16) = 55,6714 in + 0,625 in= 56,2964 in. Berdasarkan Table 5.7
Brownell & Young (1959), diambil diameter luar standar shell sebesar 66 in. Sehingga
diperoleh diameter dalam shell sebesar 65,3750 in = 1,6605 m. Sehigga diperoleh volume shell
reaktor baru sebesar.

= 1,66052 2,7432 = 5,9431 3
4
Diperoleh volume reaktor sebesar 5,9431 m3.
Bentuk head dan bottom dibuat sama yaitu tipe flanged and dished heads atau torispherical
dengan pertimbangannya tipe ini baik digunakan untuk kisaran tekanan sampai 200
psig(13,6atm) baik untuk vessel vertikal maupun horizontal.

OD

icr b
OA
B A

sf
r
ID

t
a

C
Keterangan:
ID = diameter dalam head
OD = diameter luar head
t = tebal head
r = jari-jari dish
icr = jari-jari dalam sudut dish
b = tinggi head
sf = straight flange

Berdasarkan Brownel & Young (1959), persamaan untuk mencari nilai-nilai pada head
torispherical adalah sebagai berikut :

=
2
= 2 2
=
=

= 2 2
= + +
Sehingga didapatkan:
icr = 4,750in (Table 5.7 Brownell & Young (1959))
r = 66 in (Table 5.7 Brownell & Young (1959))
sf = 2.5 in (Table 5.8 Brownell & Young (1959))
a = 36,6875 in
AB = 27,9375 in
BC = 61,2500 in
b = 11,4926 in
AC = 54,5074 in
OA = 14,3051 in = 0,3633 m
Sehingga diperoleh tinggi total tangki reaktor sebesar = Zt + 2OA = 3,2084 meter.
Menurut Brownell & Young (1959), volume sebuah torispherical head
Vh = 0,000049(ID3), ft3
dengan ID dalam satuan in.
( ) = +
2
( 3 ) = 0,0000493 + ( ) ( )
4 12 12
3
65,3750 2 2,5
= 0,000049 65,3750 + ( ) ( ) = 18,5492 3 = 0,5253 3
4 12 12

Sehingga tinggi cairan dalam shell berubah menjadi :



= 2 +
4
4(2,1052 0,5253)
=
(1,6605)2
= 0,7294
Sehingga tinggi cairan total dalam tangki reaktor sebesar = Zl + OA = 1,0927 m = 3.5850 ft
SPESIFIKASI PENGADUK
Menggunakan persamaan untuk menghitung dimensi pengaduk dengan menggunakan
diameter shell yang baru diperoleh dimensi pengaduk sebagai berikut.
a. Diameter impeller (Di) = 0,4242 m
b. Ketinggian impeller dari dasar reaktor (Zi) = 0,5515 m
c. Lebar blade (Wi) = 0,0848 m
d. Lebar baffle (Wb) = 0,0707 m

Menurut Rase (1977) jumlah pengaduk (n) dapat dihitung dengan persamaan berikut :

=

= .
Dengan, WELH = water equivalent liquid height, ft
ID = diameter tangki, ft
Sg = specific gravity
Zl = tinggi cairan di reaktor, ft
Diperoleh hasil sebagai berikut.
WELH = 3,5850 ft x 1,0028 = 3,5950 ft
Jumlah pengaduk = 3,5950/5,4479= 0,6599 1
Menurut Rase (1977) kecepatan putar pengaduk dapat dihitung dengan persamaan berikut
:

600
=
2

Dengan, WELH = water equivalent liquid height, ft


Di = diameter impeller, ft
Di = 0,4242 m = 1,3917 ft, maka kecepatan putar pengaduk :

600 3,5950
= = 155,8876
1,3918 2 1,3918
Nilai Np dihitung sebagai berikut :
= . .
= 155,8876 1,3918 = 681,8720
Motor yang digunakan fixed speed belt (single reduction gear with V-belts). Keuntungan
menggunakan motor jenis fixed speed belt adalah harganya paling murah dan lebih mudah
diganti bagian-bagiannya (Rase, 1977).
Menghitung Bilangan Reynold (Rase, 1977)
2 . .
=

Dengan, Di = diameter pengaduk, m
= viskositas campuran, kg/m.menit
N = putaran pengaduk, rpm
= densitas campuran, kg/m3

Data-data untuk perhitungan sebagai berikut :


= 0,9821 kg/(m.menit)
= 1113,2 kg/m3
N = 208,3894 rpm
Di = 0,4242 m
0,42422 155,8876 1113,2
= = 31798,2196
0,9821
Sehingga didapat nilai bilangan Reynolds sebesar 31798,2196
Dari Figure 10.59 Coulson & Richardson (1989), didapat Np = 5 rpm
Daya yang dibutuhkan impeller dapat di cari dengan persamaan berikut :
= . 5 3
Dengan, Di = diameter pengaduk, m
P = daya, Watt
N = putaran pengaduk, rps
= densitas campuran, kg/m3
= 5 0,42425 3,47323 1113,2 = 1341,0920 = 1,3411
Motor diasumsikan mempuyai efisiensi 80%, maka daya motor dibutuhkan sebesar 1,6764 kW
= 2,2792 HP. Dipakai daya motor standar sebesar 2,5 hp.
PERANCANGAN KOIL PENDINGIN (REAKTOR ISOTERMAL)
A. Pendingin Reaktor 1
Perancangan Koil Pendingin RATB:
Dipilih pendingin : Air
Suhu masuk : 25 oC
Suhu keluar : 35 oC

Kebutuhan Air Pendingin:


Kebutuhan panas total : 4.986.676,53 kJ/jam
Q
W = 238.557,0134 kg/jam
cpT
Menentukan diameter minimum koil:
Untuk aliran dalam koil/tube batasan kecepatan aliran antara 1 3 m/s (Coulson, 1983),
maka dipilih kecepatan air pendingin 3 m/s.
Kecepatan air pendingin = 3 m/s = 9,84 ft/s
Debit air pendingin = 239,2508 m3/jam = 0,0665 m3/s
Luas penampang koil, A = 0.0222 m2

Mencari ID menggunakan rumus berikut:


A = (.(ID)^2)/4

Maka diperoleh ID = 0.1679 m = 6,6107 in

Dipilih ukuran pipa standard ( Kern, 1965 tabel 11, p.844)

Nominal pipe size (NPS) = 8 in


Schedule Number = 80
OD = 8.625 in
ID = 7.625 in = 0,1937 m
Luas penampang (A) = 45,7 in2 = 0,0295 m2
Surface/linear ft
o a = 2.000 ft2/ft
o a = 2.258 ft2/ft
Mencari kecepatan air baru:

= 2,2541 m/s (masih dalam batasan Rule of Thumb)

Menentukan Ukuran Dan Putaran Koil

(1) Perhitungan Nilai hi


Koefisien perpindahan panas pada RATB yang dilengkapi dengan koil pendingin dihitung
dengan persamaan 6.15 yang diperoleh dari Kern (1950).

1/3

hi = j ( ) ( )

dimana,

hi = koefisien perpindahan panas, Btu/(jam.ft2.oF)

j = konstanta yang berhubungan dengan bilangan Reynold

cp = kalor jenis pendingin, BTU/(lb oF)

p = viskositas pendingin, lb/(ft.jam)

kp = konduktivitas termal pendingin, Btu/(jam.ft.oF)

p = densitas pendingin, lb/ft3

D = diameter koil, ft

Nilai j diperoleh dari figure 24. Kern, nilai j tergantung nilai bilangan
Reynolds di dalam koil.

. .
Re = ( )

997,1/3 2,2541/0,6179
Re = ( )
0,00095/()

Re = 458200,966

Nilai j dari tabel=800


Sehingga

0,3353 0,9985x 2,2981 1/3


hi = (800) ( ) ( )
0,6355 0,3353

hi = 801,5722 /( 2 )

(2) Perhitungan Nilai ho


Koefisien perpindahan panas pada RATB yang dilengkapi dengan koil pendingin dihitung
dengan persamaan 20.4 yang diperoleh dari Kern (1950).

2/3
2 k c 1/3 0,14
ho = 0,87 ( ) ( ) ( )
Dj k w

dimana,

ho = koefisien perpindahan panas, Btu/(jam.ft2.oF)

j = konstanta yang berhubungan dengan bilangan Reynold

c = kalor jenis larutan dalam reaktor, BTU/(lb oF)

= viskositas larutan dalam reaktor, lb/(ft.jam)

k = konduktivitas termal larutan dalam reaktor, Btu/(jam.ft.oF)

= densitas larutan dalam reaktor, lb/ft3

Dj = diameter reaktor, ft

L = diameter pengaduk, ft

N = kecepatan putar pengaduk, revolution per jam


2/3
1,39182 9353,257969,4948 1,7800 0,5818x 39,5964 1/3
ho = 0,87 x ( ) x( ) x1
39,5964 5,4478 1,7800

ho = 669,7388 Btu/(hr.ft2F)

(3) Perhitungan Nilai hio


ID
hio = hi
OD
Btu 7,625 in Btu
hio = 801,5722 = 708,6363
jam F ft 2 8,625 in jam F ft 2
(4) Perhitungan Nilai Uc
ho hio
Uc =
(ho + hio)

Btu Btu
(669,7388 2 ) (708,6363 ) Btu
jam F ft jam F ft 2
Uc = = 344,3194
Btu Btu jam F ft 2
(669,7388 2 + 708,6363 2 )
jam F ft jam F ft

(5) Perhitungan Nilai Ud


Nilai Ud di-trial berdasarkan referensi dari Tabel 8 Kern.

Diasumsikan cairan dalam reaktor berupa light organics sehingga range Ud 75-150.
Diambil nilai Ud= 150 BTU/jam/ft2/oF.
Dengan demikian, nilai Rd dapat dihitung sebagai berikut.
1 1
Rd =
Ud Uc
1 1
Rd =
150 344,3194
Rd = 0,0038
Berdasarkan referensi dari tabel 12 Kern, jika digunakan air sungai sebagai pendingin,
nilai Rd minimum yang diizinkan sebesar 0,002 sehingga Ud yang dipilih memenuhi
syarat.
(6) Perhitungan Area Perpindahan Panas yang Dibutuhkan
Q = Ud A TLMTD

Q
A=
Ud TLMTD
Q1 = 4.726.456,79 BTU/jam

4.726.456,79 BTU/jam
A1 = = 611,8596 ft 2
Btu
(150 ) 51,4983 F
jam F ft 2

(7) Perhitungan Panjang Koil Pendingin


A 611,8596 ft 2
Length = = = 270,9741 ft
external surface 2,258 ft 2 /ft
Digunakan koil pendingin dengan panjang 275 ft.

(8) Perhitungan Area Perpindahan Panas yang Didesain


Ad = Length External Surface
Ad = 275 ft 2,258 ft 2 /ft
Ad = 620,9500 ft 2
(9) Perhitungan Ud
Q = Ud A TLMTD

Q
Ud =
A TLMTD
4.726.456,79 BTU/jam
Ud =
620,9500 ft 2 51,4983 F
Btu
Ud = 147,8041
jam F ft 2

(10) Mengecek Kembali Nilai Rd

1 1
Rd =
Ud Uc
1 1
Rd =
147,8041 344,3194
Rd = 0,0039
Nilai Rd yang diperoleh memenuhi syarat minimum sehingga koil pendingin dapat
digunakan.
(11) Perhitungan Luas Permukaan 1 Lilitan Koil Pendingin
Asumsi Diameter Helix (D satu putaran koil) = 0,8 x Dreaktor
Ap = x D x external Surface
Ap = x 5,4478 ft x 2,258 ft 2 /ft = 30,9288 ft 2
(12) Perhitungan Jumlah Lilitan Koil Pendingin

A 620,9500 ft 2
N= = = 20,0768 lilitan = 21 lilitan
Ap 30,9288 ft 2

B. Pendingin Reaktor 2
Perancangan Koil Pendingin RATB:
Dipilih pendingin : Air
Suhu masuk : 25 oC
Suhu keluar : 35 oC

Kebutuhan Air Pendingin:


Kebutuhan panas total : 5.200.306,43 kJ/jam
Q
W = 248.776,8282 kg/jam
cpT
Menentukan diameter minimum koil:
Untuk aliran dalam koil/tube batasan kecepatan aliran antara 1 3 m/s (Coulson, 1983),
maka dipilih kecepatan air pendingin 3 m/s.
Kecepatan air pendingin = 3 m/s = 9,84 ft/s
Debit air pendingin = 249,5004 m3/jam = 0,0693 m3/s
Luas penampang koil, A = 0.0231 m2

Mencari ID menggunakan rumus berikut:


A = (.(ID)^2)/4

Maka diperoleh ID = 0.1715 m = 6,7508 in


Dipilih ukuran pipa standard ( Kern, 1965 tabel 11, p.844)

Nominal pipe size (NPS) = 8 in


Schedule Number = 80
OD = 8.625 in
ID = 7.625 in = 0,1937 m
Luas penampang (A) = 45,7 in2 = 0,0295 m2
Surface/linear ft
o a = 2.000 ft2/ft
o a = 2.258 ft2/ft
Mencari kecepatan air baru:

= 2,3506 m/s (masih dalam batasan Rule of Thumb)

Menentukan Ukuran Dan Putaran Koil

(1) Perhitungan Nilai hi


Koefisien perpindahan panas pada RATB yang dilengkapi dengan koil pendingin dihitung
dengan persamaan 6.15 yang diperoleh dari Kern (1950).

1/3

hi = j ( ) ( )

dimana,

hi = koefisien perpindahan panas, Btu/(jam.ft2.oF)

j = konstanta yang berhubungan dengan bilangan Reynold

cp = kalor jenis pendingin, BTU/(lb oF)

p = viskositas pendingin, lb/(ft.jam)

kp = konduktivitas termal pendingin, Btu/(jam.ft.oF)

p = densitas pendingin, lb/ft3

D = diameter koil, ft

Nilai j diperoleh dari figure 24. Kern, nilai j tergantung nilai bilangan
Reynolds di dalam koil.

. .
Re = ( )

997,1/3 2,2541/0,6179
Re = ( )
0,00095/()

Re = 458200,966

Nilai j dari tabel=800


Sehingga

0,3353 0,9985x 2,2981 1/3


hi = (800) ( ) ( )
0,6355 0,3353

hi = 801,5722 /( 2 )

(2) Perhitungan Nilai ho


Koefisien perpindahan panas pada RATB yang dilengkapi dengan koil pendingin dihitung
dengan persamaan 20.4 yang diperoleh dari Kern (1950).

2/3
2 k c 1/3 0,14
ho = 0,87 ( ) ( ) ( )
Dj k w

dimana,

ho = koefisien perpindahan panas, Btu/(jam.ft2.oF)

j = konstanta yang berhubungan dengan bilangan Reynold

c = kalor jenis larutan dalam reaktor, BTU/(lb oF)

= viskositas larutan dalam reaktor, lb/(ft`.jam)

k = konduktivitas termal larutan dalam reaktor, Btu/(jam.ft.oF)

= densitas larutan dalam reaktor, lb/ft3

Dj = diameter reaktor, ft

L = diameter pengaduk, ft

N = kecepatan putar pengaduk, revolution per jam


2/3
1,39182 9353,257969,4948 1,7800 0,5818x 39,5964 1/3
ho = 0,87 x ( ) x( ) x1
39,5964 5,4478 1,7800

ho = 669,7388 Btu/(hr.ft2F)

(3) Perhitungan Nilai hio


ID
hio = hi
OD
Btu 7,625 in Btu
hio = 801,5722 2
= 708,6363
jam F ft 8,625 in jam F ft 2
(4) Perhitungan Nilai Uc
ho hio
Uc =
(ho + hio)

Btu Btu
(669,7388 2 ) (708,6363 ) Btu
jam F ft jam F ft 2
Uc = = 344,3194
Btu Btu jam F ft 2
(669,7388 2 + 708,6363 2 )
jam F ft jam F ft

(5) Perhitungan Nilai Ud


Nilai Ud di-trial berdasarkan referensi dari Tabel 8 Kern.

Diasumsikan cairan dalam reaktor berupa light organics sehingga range Ud 75-150.
Diambil nilai Ud= 150 BTU/jam/ft2/oF.
Dengan demikian, nilai Rd dapat dihitung sebagai berikut.
1 1
Rd =
Ud Uc
1 1
Rd =
150 344,3194
Rd = 0,0038
Berdasarkan referensi dari tabel 12 Kern, jika digunakan air sungai sebagai pendingin,
nilai Rd minimum yang diizinkan sebesar 0,002 sehingga Ud yang dipilih memenuhi
syarat.
(6) Perhitungan Area Perpindahan Panas yang Dibutuhkan
Q = Ud A TLMTD

Q
A=
Ud TLMTD

Q1 = 4.928.938,84 BTU/jam

4.928.938,84 BTU/jam
A= = 638,0717 ft 2
Btu
(150 ) 51,4983 F
jam F ft 2

(7) Perhitungan Panjang Koil Pendingin


A 638,0717 ft 2
Length = = = 282,5827 ft
external surface 2,258 ft 2 /ft
Digunakan koil pendingin dengan panjang 285 ft.

(8) Perhitungan Area Perpindahan Panas yang Didesain


Ad = Length External Surface
Ad = 285 ft 2,258 ft 2 /ft
Ad = 643,5300 ft 2
(9) Perhitungan Ud
Q = Ud A TLMTD

Q
Ud =
A TLMTD
4.928.938,84 BTU/jam
Ud =
643,5300 ft 2 51,4983 F
Btu
Ud = 148,7277
jam F ft 2

(10) Mengecek Kembali Nilai Rd

1 1
Rd =
Ud Uc
1 1
Rd =
148,7277 344,3194
Rd = 0,0038
Nilai Rd yang diperoleh memenuhi syarat minimum sehingga koil pendingin dapat
digunakan.
(11) Perhitungan Luas Permukaan 1 Lilitan Koil Pendingin
Asumsi Diameter Helix (D satu putaran koil) = 0,8 x Dreaktor
Ap = x D x external Surface
Ap = x 5,4478 ft x 2,258 ft 2 /ft = 30,9288 ft 2

(12) Perhitungan Jumlah Lilitan Koil Pendingin

A 643,5300 ft 2
N= = = 20,8068 lilitan = 21 lilitan
Ap 30,9288 ft 2

You might also like