You are on page 1of 4

STUDI KASUS PERMASALAHAN DAN PENGELOLAAN

SEMPADAN SUNGAI BRANTAS


CASE STUDY ISSUES AND MANAGEMENT
BORDER BRANTAS RIVER

Akhmad Farid
(Pengajar pada FPIK Universitas Trunojoyo Madura)
Email: farid_unijoyo@yahoo.com

ABSTRACT

Riparian floodplain is an area which serves to provide the possibility of overflow flooding the right side to
the left so that the river water downstream speed can be reduced, energy can be muted water along the river, as
well as bank erosion and erosion elementary streams can be reduced simultaneously. Brantas River across 14
districts / municipalities of 38 districts / towns in East Java. Brantas River is a vital river. Hence the need for a
concerted effort to save the Brantas River for our future as well. To achieve the above it the need for a review of
policies, strategies and efforts that have been there, cross-sectoral and involve all stakeholders in the battle to
save the Brantas.Penelitian done with descriptive method through literature searches related issues Brantas River
Border , The main problem is the high intensity of land use area around the border river Brantas that alter the
primary function of riparian zones as a water catchment area (Catchment area) apparently changed into the area
awakened, which in addition to reducing the water catchment areas that these activities also potentially increase
pollution and utilization are excessive Brantas.Ada river three river rehabilitation activities that can be done by
involving community participation. First, the arrangement and the utilization of river border region by introducing
various types of plants suitable and has economic value. Second, land conservation berasas silvicultural
techniques appropriate to its allocation recommendations. Third, the preservation of river border region through
the establishment of agreements and institutional strengthening communities as supporters. In the future need to
think about the possibility of the establishment of riparian as a nature reserve area of the river, so the river
disasters due to environmental damage can be minimized. As one source of water, the river has been holding a
very important function for the life and livelihood of the people.

Key words : Sempadan, Brantas river.

PENDAHULUAN tebing dan erosi dasar sungai dapat dikurangi


secara simultan.
Sempadan Sungai sering juga disebut Disamping itu sempadan sungai
dengan bantaran sungai. Namun, sebenarnya merupakan daerah tata air sungai yang terdapat
ada sedikit perbedaan, karena bantaran sungai mekanisme inflow kesungai dan outflow ke air
adalah daerah pinggir sungai yang tergenangi air tanah. Proses inflow outflow tersebut merupakan
saat banjir (flood plain). Bantaran sungai bisa proses konservasi hidrolis sungai dan air tanah
juga disebut bantaran banjir. Sedang sempadan pada umumnya. Secara ekologis sempadan
sungai adalah daerah bantaran banjir ditambah sungai merupakan habitat dimana komponen
lebar longsoran tebing sungai (sliding) yang ekologi sungai berkembang.
mungkin terjadi, lebar bantaran ekologis, dan Komponen vegetasi sungai secara natural
lebar keamanan yang diperlukan terkait dengan akan mendapatkan pupuk dari sedimentasi
letak sungai (misal areal permukiman dan periodis dari hulu dan tebing, selanjutnya
nonpermukiman) komponen vegetasi ini akan berfungsi sebagai
Sempadan sungai (terutama di daerah pemasok nutrisi untuk komponen fauna sungai
bantaran banjir) merupakan daerah ekologi dan dan juga sebaliknya. Proses ini merupakan
sekaligus hidrolis sungai yang maha penting. pendukung keberlangsungan ekosistem sungai
Sempadan sungai tidak dapat dipisahkan dengan yang memiliki sifat terbuka hulu-hilir.
badan sungainya (alur sungai) karena secara Dengan ekosistem sempadan sungai
hidrolis dan ekologis merupakan satu kesatuan. yang subur, maka sistem konservasi air
Secara hidrolis sempadan sungai disepanjang sungai dapat terjaga. Lebih jauh,
merupakan daerah bantaran banjir yang komponen vegetasi sungai secara hidrolis
berfungsi memberikan kemungkinan luapan air berfungsi sebagai retensi alamiah sungai.
banjir ke samping kanan kiri sungai sehingga Dengan demikian, air sungai dapat secara
kecepatan air ke hilir dapat dikurangi, energi air proporsional dihambat lajunya ke hilir.
dapat diredam disepanjang sungai, serta erosi
2

Dampaknya dapat mengurangi banjir dan erosi Brantas, kerusakan pada daerah sempadan akan
disepanjang sungai. berdampak pada penurunan kualitas sungai
Jika sistem ekologi dan hidrolis sempadan Brantas.
sun gai ini terganggu, misalnya dengan adanya
bangunan diatasnya, proyek pentalutan sungai,
pelurudan, dan sudetan yang mengubah areal
sempadan, serta adanya penanggulan, maka
fungsi ekologis dan hidrolis yang sangat vital
tersebut akan rusak.
Sungai Brantas melintasi 14
kabupaten/kota dari 38 kabupaten/kota di Jawa
Timur. Sungai Brantas merupakan sungai vital.
Oleh karena itu perlu adanya upaya bersama
untuk menyelamatkan Sungai Brantas demi masa
depan kita juga. Untuk mencapai hal tersebut
diatas maka perlu suatu kajian berbagai
kebijakan, strategi dan upaya yang telah ada,
yang bersifat lintas sektor dan melibatkan seluruh
stake holder dalam upaya untuk menyelamatkan
Sungai Brantas. Hilangnya fungsi kawasan sempadan di
sepanjang sungai Brantas akan mengganggu
METODE PENELITIAN sistem penyerapan air di kanan dan kiri sungai.
Hilangnya daerah resapan air akan menyebabkan
Penelitian dilakukan dengan metode tingkat sedimentasi sungai tinggi sehingga daya
deskriptif melalui penelusuran literatur yang tampung air berkurang dan mengakibatkan banjir.
terkait dengan permasalahan Sempadan Sungai Selain dapat menimbulkan banjir, pemanfaatan
Brantas daerah bantaran sungai akan mengganggu
ekosistem sungai. Pencemaran akan mudah
HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi karena kadar oksigen terlarut dalam air
semakin sedikit karena hilangnya tumbuh-
Permasalahan Sempadan Sungai Brantas tumbuhan di sepanjang sungai.
Berkembangnya kegiatan di wilayah Pemulihan daerah sempadan mendekati
perkotaan dan bertambahnya jumlah penduduk kondisi alaminya akan memberikan dampak
yang semakin meningkat menyebabkan lingkungan yang sangat besar dalam perbaikan
kebutuhan akan ruang untuk kawasan kualitas air, menjaga keseimbangan ekosistem,
lingkungan hunian dan ruang kegiatan lain peningkatan hasil perikanan sungai dan
(sosial, budaya dan ekonomi) menjadi lebih besar menampung luapan air sungai di musim hujan.
pula, oleh karena itu perlu pemanfaatan ruang Sempadan sungai Brantas sebaiknya
perkotaan secara efektif. Di sisi lain akibat dikembalikan sebagai daerah penyangga
pemanfaatan ruang kota yang tidak terkoordinasi ekosistem sungai. Pemulihan sempadan sungai
menimbulkan tekanan cukup besar terhadap juga akan memberikan dampak positif bagi muara
sumber daya alam maupun kualitas lingkungan. sungai Brantas.
Perkembangan penggunaan lahan di Kota Dengan demikian, permasalahan utama
Malang pada umumnya cukup pesat namun ada adalah tingginya intensitas penggunaan lahan
sebagian yang tidak terkendali yaitu daerah sekitar sempadan sungai Brantas yang
perkembangan pola permukiman. Permukiman merubah fungsi utama dari daerah sempadan
informal berupa perkampungan-perkampungan sebagai daerah tangkapan air (Catchment area)
banyak berdiri di atas tanah legal milik ternyata berubah fungsi menjadi daerah
pemerintah (seperti bantaran sungai) yang terbangun, dimana selain mengurangi daerah
ditempati warga kota merupakan sebuah dilema resapan air adanya kegiatan tersebut juga
bagi Kota Malang. Pendirian bangunan di berpotensi meningkatkan pencemaran dan
kawasan sempadan Sungai Brantas semakin tak pemanfataan yang berlebihan pada sungai
terkendali. Fakta ini mengindikasikan tidak Brantas.
adanya upaya pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan lahan di kawasan Sungai Brantas.
Kawasan sempadan Sungai Brantas adalah
bagian yang tak terpisahkan dengan Sungai
3

keterbatasan dukungan dana dalam rangka


pelaksanaan program penataan kawasan
sempadan sungai.

Pengelolaan Sempadan Sungai Brantas


Segala permasalahan di atas terjadi
karena tiadanya tata kelola yang terukur antara
keseimbangan pemanfaatan, ketersediaan air,
dan investasi yang dilakukan secara profesional
dan proporsional. Semua pihak punya peran dan
fungsi strategis dalam mengatasi permasalahan
ini. Salah satunya, dengan mengelola sempadan
sungai sesuai kaidah-kaidah konservasi.
Akumulasi semua permasalahan tersebut
Problem serius yang dihadapi sempadan akan berpengaruh langsung terhadap mutu
sungai Brantas khususnya di Kota Malang saat ini sumber daya alam dan lingkungan sekaligus
mengancam kelestarian sumber daya alam, juga dapat mendorong munculnya kawasan kritis dan
menimbulkan dampak serius di bidang sosial, marginal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
ekonomi, budaya, dan bahkan bisa merambah ke untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat
ranah politik. Kondisi hulu Sungai Brantas sudah dilakukan dengan upaya rehabilitasi sungai
semakin mengkhawatirkan karena terjadi erosi dengan menanam tanaman konservasi
dan sedimentasi. Jika terus dibiarkan, bisa sepanjang sempadan sungai.
menimbulkan bencana banjir dan longsor. Selain Kerusakan lingkungan termasuk lahan
itu, sedimentasi mengancam matinya sumber- sempadan sungai antara lain disebabkan kurang
sumber mata air di sana. Sungai Brantas dilibatkannya atau terlibatnya masyarakat
terutama di bagian hulu, dari hari ke hari semakin sebagai pelaku dan pendukung pengambilan
keruh akibat sedimentasi. Semakin lama keputusan serta kemungkinan juga teknologi
sempadan sungai pun kian menyempit. Jika yang diadopsikan kurang atau bahkan tidak
biasanya jarak sempadan sungai bisa mencapai mempertimbangkan aspek kearifan lokal
10-15 meter, kian lama mulai banyak bangunan lingkungan. Oleh karena itu upaya menyerasikan
yang berdiri persis di bibir sungai. Kondisi proses pembangunan khususnya pengelolaan
memprihatinkan itu terjadi mulai dari hulu hingga kawasan sungai secara silvikultur berasaskan
hilir. Jika tidak ditangani dengan baik, kerusakan konservasi dengan dukungan masyarakat perlu
daerah aliran Sungai Brantas kian nyata. Kalau dirumuskan melalui program yang tepat. Dalam
sudah begitu, ancaman rusak dan matinya formulasi sederhana pembangunan berkelanjutan
sumber-sumber air di hulu serta ancaman banjir dimaksudkan sebagai upaya pemanfaatan
dan longsor tak akan bisa dihindari. sumber daya alam yang efektif dan efisien tanpa
Sungai Brantas tetap menyimpan banyak atau meminimalisasi dampak negatif terhadap
permasalahan. Pertama, makin banyak aktivitas kelestarian dan stabilitas lingkungan berbasis
yang membutuhkan ruang di kawasan sempadan komunitas lokal mengacu pada pemberdayaan
sungai sebagai ekses pesatnya pembangunan komponen sosial dan lembaga masyarakat.
dan tuntutan kualitas hidup yang lebih baik Masyarakat seyogianya tahu dan juga
sehingga tanpa disadari dapat mengancam merasa memiliki aturan tersebut dengan
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, dilibatkan oleh pemerintah daerah dalam proses
Kedua, degradasi kualitas kawasan sempadan penguatan kelembagaan yang sudah ada atau
sungai akibat kurangnya vegetasi penyangga yang dibentuk baru yang bernapaskan kearifan
yang tepat karena tiadanya perhatian dan lokal. Diharapkan kesepakatan dan komitmen
kesadaran serta partisipasi masyarakat. yang dibuat dalam bentuk kesepakatan (bottom
Ketiga, menurunnya mutu dan kapasitas up) untuk kawasan sempadan sungai dapat
daya dukung lingkungan yang mengakibatkan dijadikan embrio dikeluarkannya kebijakan
munculnya permasalahan meliputi banjir, erosi, pemerintah yang didukung dan dijaga masyarakat
longsor, defisit dan pencemaran air, buruknya lokal setempat (top down).
sanitasi lingkungan. Keempat, peranserta Kawasan sempadan sungai merupakan
masyarakat yang belum tampak dalam upaya kesatuan ekosistem khas berupa hamparan
pelestarian lingkungan karena masih rendahnya kawasan yang berisi sumber daya alam hayati
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang yang didominir pepohonan dalam persekutuan
peran dan fungsi sumber daya alam. Kelima, alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
4

tidak dapat dipisahkan. Salah satu solusi yang Waryono., T, 1996. Aspek Lingkungan Fisik
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Kritis Perkotaan dan Upaya
sempadan sungai Brantas adalah melalui Pengendaliannya (Studi kasus DKI
implementasi model rehabilitasi kawasan Jakarta). Diskusi panel Program Pasca
sempadan sungai berkelanjutan berbasis Sarjana Biologi Konservasi Universitas
komunitas masyarakat lokal. Ada tiga kegiatan Indonesia.
rehabilitasi sungai yang dapat dilakukan dengan
melibatkan peran serta masyarakat. Pertama, _________, 2002. Konsepsi pengelolaan DAS
penataan dan pemanfaatan kawasan sempadan berbasis manajemen bioregional.
sungai dengan mengintrodusir berbagai jenis Paparan akademik dalam diskusi
tanaman yang cocok dan mempunyai nilai manajemen pengelolaan air Kota depok,
ekonomis. Kedua, melakukan teknik silvikultur April 2002.
berasas konservasi lahan yang tepat sesuai
dengan rekomendasi peruntukannya. Ketiga, _________, 2003. Konsepsi Restorasi Ekologi
pelestarian kawasan sempadan sungai melalui Kawasan Penyangga Sempadan sungai di
kesepakatan pembentukan dan penguatan DKI Jakarta. Seminar Evaluasi Pasca
kelembagaan masyarakat sebagai dan Rancang Tindak Pengendalian
pendukungnya. Banjir. Wilayah perkotaan. Dept.
Pada masa mendatang perlu dipikirkan Kimpraswil, Jakarta April, 2003.
kemungkinan penetapan sempadan sungai
sebagai daerah cagar alam sungai, sehingga
bencana akibat kerusakan lingkungan sungai bisa
ditekan seminimal mungkin. Sebagai salah satu
sumber air, sungai telah memegang fungsi yang
sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan
masyarakat.

KESIMPULAN

Kelestarian dan kelangsungan fungsi


sungai harus dijaga dengan mengamankan
daerah-daerah sekitarnya. Karena kenyataan di
lapangan, sungai-sungai tersebut sudah mulai
terganggu fungsinya akibat aktivitas yang
berkembang di sekitarnya. (intervensi bangunan,
sampah yg mendesak badan sungai), akibat dari
terganggunya ekosistim sungai tersebut dapat
kita lihat pada saat sekarang seperti kualitas air
sungai yang terus menurun dan memburuk,
apalagi jika pada musim penghujan dan terjadi
banjir. Pembangunan pada daerah
bantaran/sempadan sungai, pemanfaatan daerah
sempadan sungai dapat dilakukan untuk kegiatan
yang tidak menggangu aliran sungai dan tidak
menimbulkan resiko, contoh : areal parkir,
Taman Kota, Ruang Terbuka Hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi J, (1991), Partisipasi Masyarakat Dalam


Penyediaan Infrastruktur Dan Pelayanan
Perkotaan Dalam Analisis Sistem, Edisi
Khusus, BPPT, Jakarta

Sugandhy, Aca, (1999), Penataan Ruang Dalam


Pengelolaan Hidup,Edisi Pertama.
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

You might also like