You are on page 1of 7

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.

2
ISSN: 1978 - 0303

KESTABILAN EMULSI DAN KARAKTERISTIK SENSORIS LOW


FAT MAYONNAISE DENGAN MENGGUNAKAN KEFIR SEBAGAI
EMULSIFIER REPLACER

Stability Emulsion and Sensory Characteristics Low Fat Mayonnaise


Using Kefir as Emulsifier Replacer

Herly Evanuarini 1, Nurliyani 2, Indratiningsih2, dan Pudji Hastuti3

1)
Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
2)
Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada
3)
Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Diterima 2 September 2016, diterima pasca revisi 17 September 2016


Layak terbit 1 Oktober 2016

ABSTRACT

Mayonnaise is a kind of semi solid oil in water (o/w) emulsion which containing
pasteurized egg yolk as an emulsifier. The consumers have demanded that the use of egg yolk be
reduced. Kefir was used to develop a low fat mayonnaise as emulsifier replacer to egg yolk. The
objective of this research was to observe the emulsion stability, sensory characteristics of low fat
mayonnaise prepare during kefir as emulsifier replacer. The research method was using
experimental design. The result showed that formulation of low fat mayonnaise by using Rice
bran oil 40%, kefir 20% produces the optimal low fat mayonnaise in emulsion stability and
accepted by the panelist.

Key words: Low fat mayonnaise, kefir, kestabilan emulsi, karakteristik sensoris

ini berkembang adalah telur asin, telur


PENDAHULUAN pindan, acar telur, kerupuk telur, tepung
telur (egg powder), telur beku (frozen
Telur merupakan bahan pangan egg), telur cair (liquid egg), dan
yang mudah sekali mengalami mayonnaise. Mayonnaise merupakan
kerusakan. Perkembangan teknologi dan produk emulsi semi padat minyak dalam
inovasi pengawetan dan pengolahan air yang sebagian besar formulasinya
diperlukan untuk menghadapi kendala menggunakan minyak nabati, vinegar,
penurunan mutu dan kualitas telur. dan kuning telur sebagai emulsifier serta
Produksi telur unggas mengalami bahan opsional lain seperti garam, gula,
peningkatan yang sangat signifikan mustard, dan lada putih. Mayonnaise di
sehingga berbagai teknologi pengolahan Indonesia banyak digunakan dalam
telur semakin beragam. Hal ini seiring berbagai menu salad dan sandwich.
dengan peningkatan tingkat pendidikan Karakteristik yang meliputi sifat-sifat
dan kesadaran masyarakat untuk fisik, kimia, sensoris, dan kestabilan
mengkonsumsi makanan sehat. emulsi mempengaruhi performan akhir
Beberapa produk olahan telur yang saat mayonnaise yang dihasilkan.
53
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

Mayonnaise merupakan produk merupakan emulsi minyak dalam air


olahan telur yang memiliki kandungan yang berisi 70 80% minyak (Depree
lemak tinggi karena bahan penyusun dan Savage, 2001). Stabilitas emulsi
utamanya adalah kuning telur dan pada mayonnaise tergantung pada
minyak, sehingga masyarakat berbagai faktor seperti jumlah minyak
mengkonsumsi dalam jumlah yang yang digunakan, jumlah kuning telur,
terbatas, dengan alasan dapat memicu metode pengocokan, temperatur, dan
beberapa penyakit. Mayonnaise dibagi bahan bahan yang ditambahkan
atas beberapa tipe yakni full fat (Harrison dan Cunningham, 1985).
mayonnaise, reduced fat mayonnaise, Penggunaan emulsifier selain
low fat mayonnaise, light mayonnaise, kuning telur, memiliki beberapa
dan salad dressing. keuntungan antara lain menurunkan
Beberapa industri yang bergerak kolesterol dan secara umum kadar
dibidang pengolahan dan pengawetan, lemak, juga meningkatkan stabilitas
saat ini merespon permintaan konsumen (Ricardo et al., 2003). Bahan-bahan yang
untuk memproduksi produk pangan dapat digunakan sebagai emulsifier
yang sehat dan bergizi, antara lain tersebut antara lain adalah protein
produk pangan rendah lemak dan hewani seperti protein whey, kasein,
functional food. Secara umum jumlah protein daging, dan protein nabati seperti
dan tipe lemak yang dikonsumsi mampu kedelai, bunga matahari, dan tepung
memicu berbagai penyakit degeneratif lupin (Raymundo et al., 2002). Cara
misalnya obesitas, kanker, yang lain untuk menurunkan kadar
kardiovascular, dan arterosklerosis. lemak mayonnaise dapat dilakukan
Masyarakat saat ini diharapkan untuk dengan menambahkan kefir (Salah satu
memperhatikan panduan nutrisi produk susu fermentasi) ke dalam
terutama konsumsi lemak. mayonnaise sebagai pengganti sebagian
Upaya yang dilakukan untuk emulsifier kuning telur karena kuning
menurunkan kandungan lemak pada telur termasuk sebagai bahan pangan
mayonnaise, adalah dengan mengganti yang memiliki kandungan kolesterol
komponen kuning telur dengan bahan yang tinggi. Protein susu yaitu kasein
rendah lemak seperti protein kedelai. Di digunakan secara luas sebagai penyusun
sisi lain, kuning telur memiliki berbagai produk pangan karena kasein
kontribusi terhadap flavour, tekstur, dan merupakan emulsifier yang baik. Kasein
performan mayonnaise, oleh karena itu berperan dalam mengadsorpsi secara
modifikasi lain dilakukan agar kuning cepat pada permukaan dan membentuk
telur yang berfungsi sebagai emulsifier droplet minyak baru, mengurangi
masih tetap dipergunakan. Pembuatan tegangan permukaan, dan membentuk
mayonnaise melibatkan peran fase lapisan untuk mencegah droplet dari
pendispersi (fase minyak), fase ketidakstabilan emulsi melalui
terdispersi (fase air) dan emulsifier. mekanisme stabilisasi elektrostatik
Peran utama dalam pembuatan (Dickinson, 2008).
mayonnaise adalah penggunaan minyak Kefir adalah pangan fungsional
dan penggunaan berbagai emulsifier, yang dibuat dari susu yang difermentasi
dan stabilizer. Proses homogenisasi juga dengan kefir grains (bibit kefir). Kefir
menentukan kestabilan emulsi dan grains merupakan simbiosis antara
viskositas produk yang dihasilkan. bakteri yang menguntungkan dan yeast.
Mayonnaise yang dibuat secara Kefir pertama kali diproduksi di
tradisional atau mayonnaise full fat Caucasus dengan menginokulasi bibit
54
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

kefir. Bakteri berperan menghasilkan 5804r, seperangkat peralatan stability


asam laktat dan komponen flavour, rating, lembar kuisioner untuk uji
sedangkan ragi menghasilkan gas dan sensoris, dan refrigerator.
sedikit alkohol. Kefir mampu
menghasilkan komponen bioaktif dan Prosedur Pembuatan
senyawa metabolit eksopolisakarida Persiapan Sampel Kefir
yang bermanfaat bagi kesehatan. Metode Mun et al. (1998)
Substitusi kefir sebagai pengganti digunakan dalam pembuatan kefir
kuning telur sebagai emulsifier pada dengan alur sebagai berikut: Susu sapi
pembuatan low fat mayonnaise belum segar pasteurisasi pada suhu 63C selama
pernah diteliti. 15 menit, selanjutnya dilakukan
Penggunaan kefir ini diharapkan penurunan suhu hingga 25C, setelah itu
mampu mensubstitusi kuning telur diinokulasi dengan menggunakan kefir
untuk membentuk emulsi yang stabil grains sebesar 4%. Fermentasi kefir
serta dapat diterima dari segi sensori. dilakukan menggunakan suhu 37C
selama 18 jam, dan dilanjutkan dengan
pemisahan koagulum dengan
MATERI DAN METODE penyaringan.

Tempat dan Waktu Penelitian Persiapan Sampel Mayonnaise


Penelitian dilaksanakan di Materi yang digunakan adalah low
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak fat mayonnaise dengan menggunakan
Fakultas Peternakan, Universitas kefir sebagai substitusi kuning telur.
Brawijaya untuk preparasi, pembuatan Prosedur penelitian diawali dengan
mayonnaise,dan pengujian sensoris. pembuatan kontrol mayonnaise dan low
Pengujian kestabilan emulsi dilakukan fat mayonnaise. Preparasi mayonnaise
di Laboratorium Kimia dan Biokimia berdasarkan Mun et al. (2009) yang
Pangan Hasil Pertanian Universitas dimodifikasi. Preparasi mayonnaise
Brawijaya Malang. diawali dengan pencampuran garam
(1,5%), gula (2%), lada (0,5%) dan
Materi Penelitian mustard (1,5%) dengan menggunakan
Materi yang digunakan adalah Rice mixer dengan kecepatan 1500 rpm
Bran Oil (70%) untuk pembuatan selama 1 menit. Penambahan Rice Bran
mayonnaise kontrol, Rice Bran Oil Oil (70%) sebagai mayonnaise kontrol,
komersial tepung porang digunakan dan low fat mayonnaise menggunakan
sebagai fat replacer berasal dari pabrik RBO sebesar (40% dari hasil terbaik
tepung porang di Pare Kediri Jawa penelitian sebelumnya) sedikit demi
Timur. Susu segar sebagai bahan dasar sedikit berselang seling dengan vinegar.
pembuatan kefir diperoleh dari KUD Sepertiga minyak pada tahap pertama,
Dau Malang. Kefir grains diperoleh dari dan sedikit demi sedikit selanjutnya
Laboratorium Mikrobiologi, Bagian ditambahkan tepung porang sebagai fat
Teknologi Hasil Ternak, Fakultas replacer 0,3% (w/v) yang sudah
Peternakan UB, kuning telur, vinegar dilarutkan ke dalam air 50C, dicampur
putih, garam, gula, lada putih, pasta dengan mixer sampai emulsi terbentuk.
mustard, distilled water. Alat yang Kefir ditambahkan sesuai perlakuan (20,
digunakan yaitu: timbangan analitik, 30, dan 40% dari kuning telur) pada
mixer panasonic, viskometer merk mayonnaise formulasi. Mayonnaise yang
Brooke Field model LV, sentrifuge
55
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

dihasilkan ini diinkubasi pada suhu Rerata kestabilan emulsi


ruang selama 24 jam. mayonnaise yang dihasilkan berkisar
antara 7885%. Secara umum
Analisis Statistik mayonnaise kontrol memiliki kestabilan
Data karakteristik kestabilan emulsi emulsi berbeda nyata antara kontrol dan
(stability rating) dianalisis low fat mayonnaise. Kestabilan emulsi
menggunakan analisis variansi low fat tertinggi didapatkan dari
(ANOVA) pola searah dengan 3 perlakuan M1 dan kestabilan emulsi
ulangan, dan dilanjutkan dengan terendah didapatkan dari perlakuan M3.
Duncan Multiple Range Test. Data Pemisahan minyak dan air
kualitas sensoris mayonnaise dianalisis merupakan indikator ketidakstabilan
menggunakan analisis non-parametrik emulsi, hal ini juga akan mempengaruhi
(uji Kruskal-Wallis). atribut tekstur. Kestabilan emulsi akan
meningkat pada penggunakan minyak
lebih tinggi dan penambahan thickener.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hal ini terlihat pada mayonnaise kontrol
yang memiliki kestabilan emulsi yang
Kestabilan Emulsi tinggi. Creaming pada full fat
Hasil pengujian kestabilan mayonnaise, tidak terjadi karena droplet
emulsi mayonnaise yang diformulasi minyak berdekatan sehingga droplet
dari penggunaan kefir pada pembuatan tidak bisa bergerak. Penambahan
low fat mayonnaise disajikan pada thickening agent pada produk low fat,
Tabel 1. Hasil analisis statistik seperti gum, pati pada fase air dilakukan
menunjukkan bahwa penggunaan kefir untuk memperlambat pergerakan droplet
sebagai emulsifier memberikan (Mun et al., 2009). Kestabilan emulsi
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pada perlakuan M1, hampir setara
kestabilan emulsi mayonnaise. dengan kontrol karena meningkatnya
viskositas oleh penggunaan tepung
Tabel 1. Rerata kestabilan emulsi (%) porang pada fase air dan penggunaan
mayonnaise yang diformulasi kefir yang lebih sedikit. Penggunaan
dari kontrol dan level RBO kefir diatas 30 % akan menambah fase
40% dan kefir air sehingga akan menurunkan viskositas
atau kekentalan pada low fat
Perlakuan Kestabilan emulsi (%) mayonnaise.
M0 85c 0,00
Kasein susu fermentasi memiliki
M1 84c 1,15
M2 82b 1,00 kemampuan sebagai emulsifier karena
M3 78a 1,00 memiliki kemampuan menstabilkan
droplet emulsi dengan membentuk
Keterangan : - a,b,c Superskrip yang lapisan pada permukaan minyak. Kasein
berbeda pada kolom memiliki struktur random koil yang
yang sama menunjukkan fleksibel, terbuka secara cepat pada
perbedaan (P<0,05) interfase dan membentuk lapisan tipis
- M0 = RBO 40%, kefir 0% disekeliling droplet. Mc Clements (2005)
(kontrol); M1 = RBO 40%, menyatakan kasein memiliki bagian
kefir 20%; M2 = RBO 40%,
polar yang berorientasi pada fase air dan
kefir 30%; M3 = RBO 40%,
kefir 40% bagian non polar yang berorientasi pada
fase minyak. Kasein mampu berperan
mengadsorbsi droplet minyak dan
56
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

bertindak sebagai barier interfasial dan dan penerimaan menunjukkan kualitas


membentuk lapisan-lapisan interfasial mayonnaise. Nilai rata-rata sensori yang
untuk mencegah bergabungnya droplet. cukup tinggi mengindikasikan
Monahan et al. (1996) penerimaan yang baik. Nilai rata-rata
menambahkan lapisan rapat yang rasa mayonnaise dengan penggunaan
terbentuk, akan melapisi droplet minyak kefir berbeda menunjukkan rasa asam
sehingga meningkatkan kepadatan (3,27 4,29) dan disukai panelis. Hal ini
droplet dan mengurangi kerentanan diduga karena globula lemak dan protein
terhadap creaming. terdispersi secara merata selama
pembuatan mayonnaise. Hui (1992)
Karakteristik Sensoris Mayonnaise berpendapat bahwa lemak, yaitu
Pengujian karakteristik sensoris senyawa volatil dalam salad cream dapat
meliputi rasa, aroma, warna, dan mempengaruhi cita rasa dari produk.
penerimaan mayonnaise. Pengujian Depree dan Savage (2001), juga
karakteristik sensoris ini menggunakan menyatakan bahwa flavor merupakan
metode skoring oleh 15 orang panelis kombinasi volatil dan mouthfeel. Sumber
semi terlatih. Panelis memberikan lemak pada mayonnaise dalam hal ini
penilaian sesuai dengan petunjuk yang adalah minyak nabati dan kuning telur.
diberikan. Hasil rata-rata sensoris rasa, Rasa masam pada mayonnaise dideteksi
aroma, warna, dan penerimaan disajikan oleh panelis diduga akibat dari
pada Tabel 2. penambahan kefir dalam mayonnaise.

Tabel 2. Rata-rata nilairasa, aroma, Aroma


warna, dan penerimaan Nilai rata-rata aroma mayonnaise
mayonnaise dengan penggunaan kefir berbeda
P Rasa Aroma Warna Penerimaan menunjukkan aroma disukai panelis
M0 3,78b 0,88 3,98b 0,72 3,98b+0,78 3,69b 0,85 (3,29 4,33). Panelis memberikan nilai
M1 4,29c 0,73 4,33 c 0,64 4,44bc+ 0,66 4,22c 0,77 aroma rata-rata tertinggi untuk perlakuan
M2 3,42ab 0,72 3,42ab 0,66 3,58ab+ 0,66 3,47ab 0,66
M3 3,27a 0,86 3,29a 0,69 3,18a+ 0,75 3,16a 0,80 M1, dan M3 untuk rata-rata terendah.
Aroma kuat dideteksi oleh panelis
Keterangan : a,b,c Superskrip yang diduga akibat dari penambahan kefir
berbeda pada kolom yang dalam mayonnaise.
sama menunjukkan Gavahian et al. (2000) menyatakan
perbedaan (P<0,05) bahwa penambahan minyak pada
konsentrasi yang sama menghasilkan
Pengujian sensori rasa bertujuan aroma tidak berbeda. Ditambahkan
untuk mengetahui tingkat penerimaan Garcia (2006) menyatakan bahwa
rasa produk mayonnaise. Mayonnaise penambahan minyak RBO dengan
terdiri dari bahan penyusun seperti konsentrasi berbeda memiliki perbedaan
garam, gula, mustard yang semua yang nyata untuk semua formula pada
berkontribusi terhadap rasa, dan karena mayonnaise yang disimpan suhu
relatif tinggi vinegar, maka mayonnaise refrigerator (5oC).
dikatagorikan sebagai produk asam.
Komponen yang terdapat pada fase Warna
kontinyu seperti vinegar, pemanis, Warna adalah salah satu atribut
bumbu menentukan rasa mayonnaise. penting mayonnaise, karena warna
Gavahian et al. (2011) menyatakan digunakan konsumen untuk memilih
bahwa uji sensori warna, aroma, rasa mayonnaise. Nilai rata-rata warna
57
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

mayonnaise berkisar 3,184,44 yang Tingkat penerimaan


menunjukkan warna putih kekuningan Rata-rata nilai tingkat
hingga kuning. Warna kuning pada penerimaan berkisar 3,164,22
mayonnaise dipengaruhi oleh komposisi menunjukkan penerimaan yang baik oleh
penyusun mayonnaise salah satunya panelis. Penerimaan tertinggi
adalah kuning telur. Kuning telur ditunjukkan sampel mayonnaise
berfungsi sebagai pewarna dalam suatu perlakuan M1, sedangkan penerimaan
produk pangan yang dipengaruhi oleh terendah pada perlakuan M3. Nikzade
karotenoid. Kuning telur ayam berwarna (2012) melaporkan, kombinasi xanthan
kuning terang dihasilkan dari pakan gum dan guar gum (1:1) sebagai
mempunyai kandungan karotenoid yang stabilizer pada level 0,75%
tinggi. Gaonkar et al. (2010) menghasilkan aroma, rasa, dan
mengemukakan bahwa warna kuning penerimaan yang disukai panelis, namun
telur dipengaruhi oleh kandungan warna dan performan terbaik dihasilkan
karotenoid dalam pakan yang diberikan, pada level 1%. Menurut Garcia (2006)
dimana apabila dalam pakan suhu dan lama penyimpanan mayonnaise
mengandung karotenoid dalam jumlah mempengaruhi penerimaan panelis
yang tinggi, kuning telur akan berwarna terhadap mayonnaise. Pada suhu
kuning terang atau hampir penuh. refrigerator dengan lama simpan 1 dan 2
Panelis menyukai perlakuan M1 bulan masih memiliki penerimaan yang
yang memiliki warna kuning dibanding baik, sedang lama simpan mayonnaise 1
perlakuan yang lain. Perlakuan M3 dan 2 bulan pada suhu ruang
menunjukkan warna lebih putih dan menghasilkan penerimaan panelis
pucat. Formulasi low fat mayonnaise semakin menurun. Penerimaan tinggi
dengan menggunakan konsentrasi didapatkan pada mayonnaise dengan
minyak yang rendah, menggunakan fat kadar lemak dan protein tinggi.
replacer porang, dan substitusi kuning
telur dengan kefir akan menghasilkan KESIMPULAN
mayonnaise yang memiliki kadar air Berdasarkan hasil yang diperoleh
yang tinggi. Semakin tinggi kadar air dapat disimpulkan bahwa kefir dapat
pada formulasi low fat mayonnaise akan berperan sebagai emulsifier hingga 30%.
berpengaruh pada warna mayonnaise Formulasi low fat mayonnaise dengan
menjadi lebih putih. Liu et al. (2012) penggunaan RBO 40%, 0,3% tepung
menyatakan warna kuning lebih porang, kefir 20% menghasilkan
diterima daripada warna putih. Selain karakteristik sensoris dan kestabilan
kuning telur warna mayonnaise diduga emulsi low fat mayonnaise yang optimal.
juga dipengaruhi konsentrasi kefir yang
ditambahkan. Penggunaan kefir yang
makin tinggi akan menghasilkan
mayonnaise yang lebih putih. DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan mustard yang berwarna
Depree, J.A.,and G.P. Savage. 2001.
kuning juga memberikan kontribusi
Physical and flavour stability of
terhadap warna kuning mayonnaise
mayonnaise. J.Trends in Food Sci
yang dihasilkan.
and Tech.12 (5/6): 157 163.
Dickinson, E. 2008. Hydrocolloids as
emulsifiers and emulsion stabilizers.
Food Hydrocoll. 23(6): 1473 1482.

58
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2016, Hal 53-59 Vol. 11, No.2
ISSN: 1978 - 0303

Garcia, K.M. 2006. Quality Mc Clements, D.J. 2005. Food


characterization of cholesterol-free Emulsions : Principles Practice and
mayonnaise type spreads Techniquers, 2nd ed., CRC Press.,
containing rice bran oil. Thesis. Boca Raton FL.
B.S. Chemical Engineering. Monahan, E.J., D.J. Mc Clements, and J.
Lousiana State University, B. German.1996. Disulfide
Lousiana. mediated polymerization reactions
Gavahian. M., A. Farahnaky, M. and physical properties of heated
Majzoobi, K. Javidnia, M.J. WPI stabilized emulsion. Journal of
Sakarkhiz, and G. Mesbahi. 2011. Food Sci 61(3): 504 509.
Ohmic-assisted hydrodistillation of Montaghi, M., M. Mazaheri, N.
essential oils from Zataria Moazami, A. Farkhondeh, M.H.
multiflora bois (Shirazy thyme). Fooladi, and E.M. Goltapeh.1997.
International Journal of Food Sci Short Communication: Kefir
and Tech, 46: 2619 2627. Production in Iran. World of
Gaonkar, G., R. Koka, K. Chen, and B. Microbial and Biotec. 13: 579-581.
Campbell.2010. Emulsifying Mun, S., Y.L. Kim, C.G. Kang, K.H.
functionality of enzyme modified Park, Shim, and J.Y Kim. 2009.
milk proteins on o/w and Development of reduced fat
mayonnaise like emulsions. Afr. mayonnaise using 4 Gtase-modified
J.of Food Sci, 4(1):16 25. rice starch and xanthan gum. Int. J.
Harrison L.J., and F.E. Cunningham. Biol Macromol. 44:400 407.
1985. Factors influencing the Nikzade, V., Mazaheri, T., and
quality of mayonnaise. J.Food Saadatman. 2012. Fat mayonnaise
Quality. 8: 1 20. formulation effect of soy milk and
Hui Y.H. 1992. Encyclopedia of Food some stabilizer by a mixture design
Science and Technology. Vol 4. approach. Food Hydrocol. 28: 344
New York. John Wiley and Sons, 352.
Inc. Raymundoa, A., J.M. Franco, J. Empis,
Liu, X., X.M. Xu, and D. Guob. 2012. and I. Sousa. 2002. Optimization of
Rheological, texture and sensory the composition of low fat oil in
properties of low fat mayonnaise water emulsions stabilized by white
with different fat mimetics. LWT lupin protein. J. Amer. Oil. Chem
Food Sci and Tech. 40: 946 954. Soc. 79: 783 790.

59

You might also like