Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/242103122
Article
CITATIONS READS
0 7,363
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Eny Ida Riyanti on 17 April 2015.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111
Telp. (0251) 8337975, 8339793, Faks. (0251) 8338820, E-mail: enyir@yahoo.com
ABSTRAK
Bioetanol merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan dan makin banyak diproduksi dibanding energi
alternatif lain, seperti biodiesel. Produksi bioetanol dunia meningkat seiring dengan gejolak harga minyak. Minat
untuk memproduksi etanol melalui fermentasi bahan baku yang murah, seperti lignoselulosa dari limbah pertanian,
kehutanan, dan tanaman yang mempunyai kandungan biomassa tinggi makin meningkat. Penelitian untuk
menurunkan biaya produksi bioetanol terus dilakukan agar dapat bersaing dengan energi dari fosil, meliputi penggunaan
bahan baku murah, rekayasa genetik mikroorganisme untuk hidrolisis biomassa dan produksi etanol tinggi dan
efisien dalam penggunaan substrat, dan teknologi fermentasi yang efisien. Indonesia memiliki potensi biomassa
yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Pemanfaatan bahan baku ini akan mengurangi
kekhawatiran akan persaingan penggunaan bahan pangan untuk produksi energi. Energi dari gula sederhana hasil
hidrolisis lignoselulosa dapat difermentasi menjadi etanol. Mikroba asli Indonesia untuk produksi enzim pendegradasi
selulosa, dan mikroba fermentasi dapat digunakan untuk produksi etanol. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan
untuk mendorong produksi etanol sebagai bahan bakar alternatif, baik teknis maupun nonteknis. Faktor teknis
meliputi peningkatan kemampuan hidrolis dengan menggunakan enzim selulase yang efisien, serta peningkatan
kemampuan mikroba dalam memfermentasi campuran gula C5 dan C6 hasil hidrolisis bahan berlignoselulosa.
Faktor nonteknis mencakup identifikasi dan pengelolaan limbah pertanian, insentif dari pemerintah untuk riset
dan aplikasi teknologi, serta kesadaran masyarakat akan lingkungan.
Kata kunci: Bioetanol, biomassa berlignoselulosa, perbaikan genetik
ABSTRACT
Biomass as raw material of bioethanol
Bioethanol is the worlds most produced alternative biofuel as considered environmentally friendly compared to
biodiesel. Worlds production on bioethanol has been increasing due to the fluctuation of fossil fuel price. There is
increasing interest in fermentation for ethanol production from various raw materials including lower cost
lignocellulosic materials such as agricultural/forestry residues and high yield biomass energy crops. Reports and
reviews have been focusing on lowering cost production such as using lignocellulosic biomass feedstock, genetic
manipulation of microorganism for higher ethanol production using lignocellulosic hydrolisat, and efficient
fermentation technology. Indonesia has potential of using cellulosic biomass for ethanol production for alternative
energy. The use of lignocellulosic biomass will reduce the impact of using foodstuff for biofuel production.
Abundant lignocellulosic energy is potentially converted into simple sugars and then further converted into biofuel
energy. Other potential factor is the use of indigenous Indonesian microbes for cellulosic enzymes production for
lignocellulose hydrolysis and then also potential indigenous microbes for fermentation of these sugars into
biofuels. Several challenges shoud be considered both technology difficulty and non-technique constraints, including
improvement for hydrolysis process for producing simple sugars and microbe improvement for utilizing all sugars
C5 and C6 produced by lignocellulosic hydrolisate. Agriculture waste management and identification, and government
support is others non-techniques challenge to be considered.
Keywords: Bioethanol, lignocellulosic biomass, genetic engineering
PRODUKSI ETANOL
Harga
Etanol dapat diproduksi melalui beberapa ( /l)
cara, yaitu secara kimiawi dengan bahan 1,40
pajak bahan bakar
baku dari bahan bakar fosil atau melalui
1,20
proses biologi dengan cara fermentasi gula
yang hasilnya berupa bioetanol. Minat 1,00
dunia dalam menggunakan bioetanol
sebagai energi alternatif telah mendorong 0,80
penelitian yang berkaitan dengan efisiensi 0,60
biaya dan proses produksi. Etanol dila-
porkan dapat menghasilkan paling sedikit 0,40
20% energi lebih tinggi dibandingkan
0,20
dengan energi yang digunakan dalam
proses produksinya. Selain itu, proses 0
produksi dan pembakaran etanol dapat Tebu Jagung Gula Gula Jagung Gandum Gasolin Gasolin
menurunkan 12% gas rumah kaca diban- (Ags. '05) (Sept.'05)
dingkan dengan bahan bakar fosil (Hill et Brasil AS UE Jerman Spanyol Inggris AS UE
al. 2006).
Gambar 2 menunjukkan perbandingan
tingkat biaya produksi bioetanol di Gambar 2. Rata-rata biaya produksi bioetanol di beberapa negara (Herrera 2006).
Homo-ethanol Pathway
Gambar 3. Siklus metabolisme etanol (Dimodifikasi dari Zhang et al. 1995; Ingram et al. 1999; Zaldivar et al. 2001; Prescott et al.
2002).
Kemampuan
Deskripsi Contoh Tumbuh dan
Pengguna Pengguna Penghasil Penghasil Produksi
fermentasi
heksosa pentosa selulase etanol tinggi1
secara anaerob
Dapat Saccharomyces sp. Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya
menggunakan Zymomonas mobilis Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya
heksosa (tidak
dimodifikasi/
alami)
1
Tidak dihasilkan hasil samping yang mendekati hasil secara teori (theoritical yields).
2
Mikroorganisme termofilik seperti Thermoanaerobacter ethanoliticus, T. mathranii, T. brockii, T. thermohydrosulfuricus, Thermoanaerobacterium
thermosacharolyticum dalam beberapa kondisi fermentasi.
3
Dalam kondisi yang hampir sama.
4
Rekombinan dan mutasi spontan E. coli yang mengekspresikan gen casAB pengkode protein untuk transpot dan penggunaan selobiose dan
selotriose (Zaldivar et al. 2001).
disebut bagase dimanfaatkan untuk bahan baku ini akan mengurangi kekha- utama dengan komposisi berdasarkan
memproduksi panas untuk proses distilasi watiran akan persaingan penggunaan bobot keringnya sebagai berikut: selulosa
cairan fermentasi melalui pembakaran. tanaman untuk pangan. Bahan baku ini (3550%), hemiselulosa (2035%), dan
Tanah di Brasil cocok untuk pertumbuhan sering kali tersedia secara lokal. lignin (1220%) (Wyman 1996). Selain itu,
tanaman tebu. Teknologi ini sudah sangat Penggunaan biomassa sebagai bahan bahan berlignoselulosa mengandung
lanjut, tidak seperti teknologi produksi baku energi juga berperan dalam menurun- mineral dalam jumlah kecil dan berbagai
etanol dari biomassa (materi berbahan kan emisi gas rumah kaca, karena CO2 materi yang disebut ekstraktif. Selulosa
lignoselulosa). Sekarang ini hampir semua yang dilepaskan dari degradasi biomassa terdiri atas glukosa yang berantai pan-
etanol diproduksi melalui fermentasi alam akan tersedia sebagai karbon dalam jang, yang dapat dipecah melalui reaksi
glukosa dari jagung (Amerika Serikat) atau energi, sehingga meniadakan emisi gas hidrolisis dengan air dengan dikatalis oleh
sukrosa dari tebu (di Brasil) (Marris 2006; rumah kaca (Lynd 1996; Herrera 2006; enzim yang disebut selulosa, atau dengan
Sanderson 2006; Goldemberg 2007). Schubert 2006; Potonik 2007). Walaupun menggunakan asam. Meskipun demikian,
demikian, proses produksi bioetanol ikatan hidrogen mengikat kuat rantai
dengan bahan baku berlignoselulosa selulosa dalam bentuk struktur kristal,
Produksi Etanol dengan belum mapan, karena kandungan lignin yang menghalanginya pecah menjadi
Menggunakan Biomassa yang bersifat rekalsitran terhadap proses glukosa. Hemiselulosa adalah suatu rantai
Berlignoselulosa fermentasi. Pengurangan gas rumah kaca yang amorf dari campuran gula, biasanya
melalui produksi etanol dari bahan baku berupa arabinosa, galaktosa, glukosa,
Penggunaan bahan baku berlignoselulosa berlignoselulosa ditampilkan pada Gambar manosa, dan xilosa, juga komponen lain
untuk produksi bioetanol mendapatkan 4. Etanol yang diproduksi dari bahan baku dalam kadar rendah seperti asam asetat.
perhatian khusus untuk mendorong selulosa, tebu, dan penggunaan biodiesel Rantai hemiselulosa lebih mudah dipecah
pengembangan usaha energi terbarukan dari limbah minyak sayur dapat mereduksi menjadi komponen gula penyusunnya
dan juga untuk menekan biaya produksi gas rumah kaca paling banyak. dibandingkan dengan selulosa. Lignin
karena harganya murah (Knauf dan Dilihat dari senyawa penyusunnya, bukan merupakan struktur yang dibentuk
Moniruzzaman 2004; Ragauskas et al. biomassa merupakan materi kompleks oleh gula, tetapi merupakan materi yang
2006; Schubert 2006). Penggunaan yang terbentuk dari tiga fraksi organik dibentuk oleh fenol-propena.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Perkembangan Industri Biofuel mentation of xylose-optimized dilute acid- biosynthesis in transgenic tobacco contain-
di Indonesia. Indonesian Commercial News- treated lignocellulosics. Appl. Biochem. ing a heterologous phenylalanine ammonia-
letter. http://www.datacon.co.id/Biofuel Biotechnol. 121124: 947962. lyase gene, Proc. Natl. Acad. Sci. USA 87:
2008Ind.html. [14 Juli 2009]. 90579061.
Cueger, W. and A. Cueger. 1989. Organic
Arato, C., E.K. Pye, and G. Gjennestad. 2005. feedstocks produced by fermentation. Esser, K. and T. Karsch. 1984. Bacterial ethanol
The lignol approach to biorefining of woody Biotechnology: A textbook of industrial production: advantages and disadvantages.
biomass to produce ethanol and chemicals. microbiology. Sinauer Associates Inc., T.D. Proc. Biochem. 19: 116121.
Appl. Biochem. Biotechnol. 121124: 871 Brook. Sunderland, M.A., p.124133.
Farrell, A.E., R.J. Plevin, B.T. Turner, A.D. Jones,
882.
Demain, A.L., M. Newcomb, and J.H.D. Wu. M. OHare, and D.M. Kammen. 2006.
Aristidou, A. and M. Penttila. 2000. Metabolic 2005. Cellulase, clostridia, and ethanol. Ethanol can contribute to energy and
engineering applications to renewable resource Microbiol. Mol. Biol. Rev. 69(1): 124154. environmental goals. Science 311: 506508.
utilization. Current Opin. Biotechnol. 11:
Demirbas, A. 2005. Bioethanol from cellulosic Feldmann, S.D., H. Sahm, and G.A. Sperenger.
187198.
materials: A renewable motor fuel from 1992. Pentose metabolism in Zymomonas
Berson, R.E., J.S. Young, S.N. Kamer, and T.R. biomass. Energy Sources 21: 327337. mobilis wild-type and recombinant strains.
Hanley. 2005. Detoxification of actual Appl. Environ. Microbiol. 38: 354361.
Departemen Pertanian. 2007. Statistik Pertani-
pretreated corn stover hydrolysate using
an 2007. Departemen Pertanian, Jakarta. Field, C.B., J.E. Campbell, and D.B. Lobell. 2007.
activated carbon powder. Appl. Biochem.
Biomass energy: the scale of the potential
Biotechnol. 121124: 923934. Desai, S.G., M.L. Guerinot, and L.R. Lynd. 2004.
resource. Trends in Ecology and Evolution
Cloning of L-lactate dehydrogenase and
Bouton, J.H. 2007. Molecular breeding of 23(2): 6572.
elimination of lactic acid production via gene
switchgrass for use as a biofuel crop. Curr.
knockout in Thermoanaerobacterium Goldemberg, J. 2007. Ethanol for sustainable
Opin. Genet. Dev. 17: 553558.
saccharolyticum JW/SL-YS485. Appl. energy future. Science 315: 808810.
BPPT. 2005. Kajian Lengkap Prospek Peman- Microbiol. Biotechnol. 65: 600605.
Gong, C.S., N.J. Gao, J. Du, and G.T. Tsao. 1999.
faatan Biodiesel dan Bioetanol pada Sektor
Detikfinance. 2009. Kapasitas bioetanol tak Ethanol production from renewable
Transportasi di Indonesia. Badan Pengkajian
cukup penuhi mandatori. http://www. resources. Adv. Biochem. Eng./Biotechnol.
dan Penerapan Teknologi, Jakarta.
detikfinance. com/read/2009/05/27/125557/ 65: 207241.
BPS. http://www.bps.go.id/sector/agri/pangan/ 1137936/4/kapasitas-bioethanol-tak-cukup-
Henniges and Zeddies. 2006. Bioengineering and
table1_2007.shtml. [20 Mei 2009]. penuhi-mandatori. [14 Juli 2009].
agriculture: Promises and challenges. Inter-
Chan, I.K.O., P.G. Stroot, K.R. Mackie, B.A. Dien, B.S., M.A. Cotta, and T.W. Jeffries. 2003. national Food Policy Research Institute.
White, and R.I. Mackie. 2001. Characteriza- Bacteria engineered for fuel ethanol http://www.ifpri.org/2020/focus/focus14/
tion of two novel saccharolytic, anaerobic production: Current status. Appl. Microbiol. focus1409.pdf.[17 Februari 2008]
thermophiles, Thermoanaerobacterium Biotechnol. 63: 258266.
Herrera, S. 2006. Bonkers about biofuels. Nature
polysaccharolyticum sp. nov. and Thermo-
Eliasson, A., E. Boles, B. Johansson, M. Biotechnol. 24(7): 755760.
anaerobacterium zeae sp. nov., and emenda-
Osterberg, J.M. Thevelein, I. Spencer-
tion of the genus Thermoanaerobacterium. Hill, J., E. Nelson, D. Tilman, S. Polasky and D.
Martins, H. Juhnke, and B. Hahn-Hagerdal.
Int. J. Syst. Evolutionary Microbiol. 51: 293 Tiffany. 2006. Environmental, economic,
2000. Xylulose fermentation by mutant and
302. and energetic costs and benefits of biodiesel
wild-type strains of Zygosaccharomyces and
and ethanol biofuels. Proceeding of the
Chinn, M.S., S.E. Nokes, and H.J. Strobel. 2006. Saccharomyces cerevisiae. Appl. Microbiol.
National Academy of Science, USA 103:
Screening of thermophilic anaerobic bacteria Biotechnol. 53: 376382.
1120611210.
for solid substrate cultivation on lignocellu-
Elkind, Y., R. Edwards, M. Marandad, S.A.
losic substrates. Biotechnol. Prog. 22: 53 Hong, J., Y. Wang, H. Kumagai, and H. Tamaki.
Hedrick, O. Ribak, R.A. Dixon, and C.J.
59. 2007. Construction of thermotolerant yeast
Lamb. 1990. Abnormal plant development
expressing thermostable cellulase genes. J.
Chung, Y.C., A. Bakalinsky, and M.H. Penner. and down-regulation of phenylpropanoid
Biotechnol. 130: 114123.
2005. Enzymatic saccharification and fer-