You are on page 1of 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN

JAMBAN KELUARGA DI DUSUN PARSOMINAN DESA


PARANDOLOK MARDOMU KECAMATAN SIPIROK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN
TAHUN 2017

Mega Suci Siregar1, Drs. H. Guntur Imsaruddin2, Arinil Hidayah, SKM, M. Kes2,
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Aufa Royhan Padangsidimpuan
2
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Aufa Royhan Padangsidimpuan

Abstract
One of health efforts in society is basic sanitation. One of basic sanitation facility in society is
latrine. Latrine is useful for the dispose of human feces so the bacteria in the feces did not pollutes
the environment and then environment is clean with good esthetic.
This aim of this research is to study the factors related to the few ownership of households
latrine in Parsominan Hamlet Village Parandolok Mardomu Sipirok subdistrictSouth Tapanuli
2017 years.
This research is analytic study with cross sectional study using the primary data was
collected from the responden of household with questionnaire instrument and the secondary data
from Puskesmas Bukit Lawang. The data was analyzed by analytic and statitical test with chi
square test with 95% ( p=0,05).
The result of statistic analysis indicates that there is a significant correlation to the
knowledge on ownership of households latrine (p=0,000), the education and ownership of
households latrine (p=0.001),social economy on ownership of households latrine (p=0,000), and
work on ownership of households latrine (p=0,004).
It is suggested to the people who lives in Hamlet Parsominan Village
ParandolokMardomuSipirok District South Tapanuli District.to pay attention to personal hygiene
and use the latrine that fulfill the health requirement to and the health staff must provide the society
with activity about the importance of personal hygiene, the ownership of households latrine and
the importance of environment sanitation.
Keywords : Factors, Ownership of latrine, Familys

Latar Belakang besar di area terbuka, dari data tersebut diatas


sebesar 81% penduduk yang Buang Air
Jamban keluarga adalah suatu Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10
bangunan yang dipergunakan untuk negara dan Indonesia sebagai negara kedua
membuang tinja atau kotoran manusia atau terbanyak ditemukan masyarakat buang air
najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut besar di area terbuka, yaitu India (58%),
kakus atau WC (Madjid, 2009). Rumah yang Indonesia (12,9%), China (4,5%), Ethiopia
belum memiliki jamban, sudah dipastikan (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%),
mereka itu memanfaatkan sungai, kebun, Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%)
kolam, atau tempat lainnya untuk BAB. dan Niger (1,1%) (WHO, 2010).
Berdasarkan data WHO pada tahun Derajat kesehatan dipengaruhi oleh
2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang banyak faktor yaitu: lingkungan, perilaku,
atau 17% penduduk dunia masih buang air pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor

1
lingkungan dan perilaku sangat Kecamatan Sipirok. Secara umum, mata
mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk pencaharian masyarakat Kabupaten Tapanuli
lingkungan yaitu keadaan Selatan adalah bertani dan berkebun. (BPS,
pemukiman/perumahan, tempat kerja, 2014).
sekolah dan tempat umum, air dan udara
bersih, teknologi, pendidikan, sosial dan Rumusan Masalah
ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar Berdasarkan latar belakang di atas,
dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola terlihat masih rendahnya cakupan
makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, kepemilikan jamban di Dusun Parsominan
dan perilaku terhadap upaya kesehatan Desa Parandolok Mardomu Kecamatan
(Depkes RI, 2009). Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
Hasil Riskesdas 2013 tentang Sehingga peneliti perlu meneliti Apa saja
proporsi rumah tangga berdasarkan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
penggunaan fasilitas buang air besar. Rerata Kepemilikan Jamban Keluarga Di Dusun
nasional perilaku buang air besar di jamban Parsominan Desa Parandolok Mardomu
adalah (82,6%). Lima Provinsi dengan Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
persentase tertinggi rumah tangga yang Selatan Tahun 2017?
berperilaku benar dalam buang air besar
diantaranya DKI Jakarta (98,9%), DI Tujuan Penelitian
Yogyakarta (94,2 %), Kepulauan Riau Tujuan Umum
(93,7%), Kalimantan timur (93,7%), dan Bali Mengetahui faktor-faktor yang
(91,1%). Sedangkan lima provinsi terendah berhubungan dengan kepemilikan jamban
diantaranya Sumatera Barat (29,0%), Papua keluarga di Dusun Parsominan Desa
(29,5%), Kalimantan Selatan (32,3%), Parandolok Mardomu Kecamatan Sipirok
Sumatera Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017.
(Kemenkes, 2014). Tujuan Khusus
Menurut data BPS Sumatera Utara a. Mengetahui tingkat pengetahuan
Tahun 2014 persentase rumah tangga yang keluarga dengan kepemilikan jamban di
memiliki septic tank sebagai pembuangan dusun parsominan desa parandolok
tinja, Kabupaten Tapanuli Selatan masuk mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten
urutan ke tiga terendah yang memiliki septic Tapanuli Selatan Tahun 2017.
tank yaitu 27,8%, diikuti Kabupaten b. Mengetahui tingkat pendidikan kepala
Mandailing Natal 22,3% dan Kabupaten Nias keluarga dengan kepemilikan jamban di
15,8%. Tercatat dimana masyarakat Dusun Parsominan Desa Parandolok
Kabupaten Tapanuli Selatan yang membuang Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten
tinja menggunakan septic tank 27,8%, Tapanuli Selatan Tahun 2017.
membuang tinja ke kolam/sawah 5,2%, c. Mengetahui sosial ekonomi (pekerjaan
membuang tinja ke sungai/danau 61%, dan dan pendapatan) keluarga dengan
lainnya 5,8%. Kabupaten Tapanuli Selatan kepemilikan jamban di Dusun
adalah sebuah Kabupaten di Sumatera Utara, Parsominan Desa Parandolok Mardomu
Indonesia. Ibu kotanya ialah Sipirok. Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Kabupaten ini awalnya merupakan Selatan Tahun 2017.
kabupaten yang amat besar dan beribukota di d. Megetahui tingkat kepemilikan jamban di
Padangsidempuan. Luas wilayahnya adalah Dusun Parsominan Desa Parandolok
4.367,05 Km. Kabupaten ini terdiri dari 12 Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten
Kecamatan, yang salah satunya adalah Tapanuli Selatan Tahun 2017.

2
e. Mengetahui hubungan pengatahuan
dengan kepemilikan jamban keluarga di Kerangka Konsep
Dusun Parsominan Desa Parandolok
Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017. Variabel Variabel
f. Mengetahui hubungan pendidikan Independen : Dependen:
- Pengetahuan - Kepemilikan Jamban
dengan kepemilikan jamban keluarga di - Pendidikan Keluarga
Dusun Parsominan Desa Parandolok - Sosial Ekonomi - Memiliki Jamban
Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten - Pekerjaan - Tidak Memiliki
Tapanuli Selatan Tahun 2017. Jamban
g. Mengetahui hubungan sosial ekonomi
dengan kepemilikan jamban keluarga di METODOLOGI PENELITIAN
Dusun Parsominan Desa Parandolok Jenis penelitian ini adalah survei yang
Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten bersifat analitik dengan desain cross
Tapanuli Selatan Tahun 2017. secstional, yang bertujuan untuk menjelaskan
karakteristik responden (tingkat
Manfaat Penelitian pengetahuan, pendidikan, sosial ekonomi dan
a. Bagi Perkembangan Ilmu Kesehatan pekerjaan), yang berhubungan dengan
Masyarakat kepemilikan jamban keluarga di Dusun
Menambah perbendaharaan kepustakaan Parsominan Desa Parandolok Mardomu
dan dapat digunakan untuk bahan penelitian Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
selanjutnya. Selatan Tahun 2017. Metode yang digunakan
b. Bagi Masyarakat dalam penelitian ini adalah wawancara,
Sebagai bahan informasi mengenai observasi, dan dokumentasi.
pentingnya penggunaan Jamban Keluarga
bagi masyarakat di Dusun Parsominan Desa ANALISA DATA
Parandolok Mardomu Sipirok Kabupaten Analisa dalam penelitian ini
Tapanuli Selatan Tahun 2017. dilakukan dengan menggunakan SPSS dan
Pengertian Jamban menggunakan uji statistik Chi-Square dan
Jamban merupakan salah satu Kolmogorov. Pengujian ini secara statistik
fasilitas sanitasi dasar yang dibutuhkan dengan menggunakan x2 (Chi Square) uji dua
dalam setiap rumah untuk mendukung sisi dengan tingkat signifikansi alpha () =
kesehatan penghuninya sebagai fasilitas 0,05. Jika nilai p 0,05 hipotesis diterima
pembuangan kotoran manusia yang terdiri berarti ada hubungan antara variabel
atas tempat jongkok atau tempat duduk dependen. Jika nilai p 0,05 hipotesis antara
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa variabel independen dan variabel dependen.
yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkanya.

3
HASIL PENELITIAN SMA sebanyak 28 responden (54,9%) dan
Univariat minoritas responden memiliki pendidikan
Akademi/perguruan tinggi sebanyak1
Tabel 1. Distribusi Menurut Pengetahuan responden (2,0%) dengan kepemilikan
Responden di Di Dusun jamban keluarga di Dusun Parsominan Desa
Parsominan Desa Parandolok Parandolok Mardomu Kecamatan Sipirok
Mardomu Kecamatan Sipirok KabupatenTapanuli Selatan Tahun 2017.
Kabupaten Tapanuli Selatan Table 3. Distribusi Responden Menurut
Tahun 2017 Sosial Ekonomi Kepala
Keluarga Di Dusun Parsominan
Persentase Desa Parandolok Mardomu
Pengetahuan Frekuensi
(%) Kecamatan Sipirok Kabupaten
Kurang 34 66.7 Tapanuli Selatan Tahun 2017
Cukup 6 11.8
Baik 11 21.6 Persentase
Pendapatan Frekuensi
Total 51 100.0 (%)
Berdasarkan tabel 4.1 diketahu <Rp.2.278.08,/bulan 35 68.6
ibahwa dari 51 responden (100 %) diperoleh >Rp. 2.278.084-/bulan 16 31.4
mayoritas responden berpengetahuan kurang Total 51 100.0
sebanyak 34 responden (66,7 %) dan Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
minoritas responden berpengetahuan bahwa dari 51 responden (100 %) diperoleh
cukupse banyak 6 responden (11,8%) dengan mayoritas responden memiliki penghasilan
kepemilikan jamban keluarga di Dusun <Rp. 2.278.084,-/bulan sebanyak 35
Parsominan Desa Parandolok Mardomu responden (68,6%) dan minoritas responden
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli memiliki penghasilan >Rp.2.278.084,-/bulan
Selatan Tahun 2017. sebanyak 16 responden (31,4%) dengan
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut kepemilikan jamban keluarga di Dusun
Pendidikan Kepala Keluarga Parsominan Desa Parandolok Mardomu
Di Dusun Parsominan Desa Kecamatan SipirokKabupaten Tapanuli
Parandolok Mardomu Selatan Tahun 2017.
Kecamatan Sipirok Kabupaten Table 4. Distribusi Responden Menurut
Tapanuli Selatan Tahun 2017 Pekerjaan Kepala Keluarga Di
Pendidikan Frekuensi Persentase(%) Dusun Parsominan Desa
TidakTamat Parandolok Mardomu
2 3.9 Kecamatan Sipirok Kabupaten
SD
Tamat SD 3 5.9 Tapanuli Selatan Tahun 2017
Tamat SMP 28 54.9
Persentase
Tamat Pekerjaan Frekuensi
17 33.3 (%)
SMA
PNS 1 2.0
Akademi/
Wiraswasta/
Perguruan 1 2.0 14 27.5
Pedagang
Tinggi
Petani 25 49.0
Total 51 100.0 Buruh 10 19.6
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui IRT 1 2.0
bahwa dari 51 responden (100 %) diperoleh Total 51 100.0
mayoritas responden memiliki pendidikan

4
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui
bahwa dari 51 responden (100 %) diperoleh
mayoritas
responden bekerja sebagai petani mayoritas responden tidak memiliki jamban
sebanyak 25 responden (49,0%) keluarga yaitu sebanyak 34 responden
danminoritas responden bekerja sebagai PNS (66,7%) dan minoritas responden memiliki
dan IRT sebanyak 1 responden (2,0%) jamban keluarga yaitu sebanyak 17
dengan kepemilikan jamban keluarga di responden (33,3%) dengan kepemilikan
Dusun Parsominan Desa Parandolok jamban keluarga di Dusun Parsominan Desa
Mardomu Kecamatan Sipirok Kabupaten Parandolok Mardomu Kecamatan Sipirok
Tapanuli Selatan Tahun 2017. Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017.
Tabel 5. Distribusi Menurut Kepemilikan
Jamban Responden di Di Dusun Tabel 7. Hasil Analisis Pendidikan
Parsominan Desa Parandolok Responden Dengan kepemilikan Jamban
Mardomu Kecamatan Sipirok Keluarga dengan menggunakan Uji
Kabupaten Tapanuli Selatan Kolmogorov
Tahun 2017 4.3. Analisis Bivariat

Kepemilikan Persentase
Frekuensi Tabel 6 Hasil Analisis Pengetahuan
Jamban (%)
Memiliki 17 33.3 Responden Dengan kepemilikan
Tidak Jamban Keluarga Di Dusun
34 66.7 Parsominan Desa Parandolok
Memiliki
Total 51 100.0 Mardomu Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui Tahun 2017
bahwa dari 51 responden (100 %) diperoleh

Kepemilikan Jamban Keluarga


Pengetahuan Memiliki Tidak Memiliki P
Total (%)
(f) (%) (f) (%) Value
Kurang 2 3,9 32 62,7 34 66,7
Cukup 4 7,8 2 3,9 6 11,8
Baik 11 21,6 0 0 11 21,6 0,000
Total 17 33,3 34 66,7 51 100

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat pengetahuan Tinggi yang memiliki jamban
dilihat bahwa dari 51 responden (100%) (21,6%). Dari analisa statistik dengan
dengan pengetahuan rendah yang memiliki menggunakan uji Chi-Square diperoleh p=
jamban (3,9%) dan yang tidak memiliki 0,00. Akan tetapi uji statistik Chi-Square
jamban (62,7%). Sedangkan responden tidak memenuhi syarat, maka dari itu
dengan pengetahuan sedang yang memiliki dilanjutkan dengan menggunakan uji statistic
jamban (7,8%) dan yang tidak memiliki Kolmogorov. Dapat dilihat pada tabel 4.7
jamban (3,9%). Responden yang berikut.

5
Kepemilikan Jamban Keluarga
Memiliki Tidak P
Pengetahuan
Memiliki Total (%) Value
(f) (%) (f) (%)
Cukup/Kurang 6 11,7 34 66,6 40 78,5
Baik 11 21,6 0 0 11 21,6 0,000
Total 17 33,3 34 66,6 51 100

Dari hasil analisa statistik dengan bermakna antara pengetahuan dengan


menggunakan uji Kolmogorov diperoleh kepemilikan jamban keluarga.
responden dengan berpengetahuan
cukup/kurang yang memiliki jamban
sebanyak 11,7% dan tidak memiliki jamban Tabel 8. Hasil Analisis Pendidikan
sebanyak 66,66 %. Sedangkan responden Responden Dengan Kepemilikan
yang memiliki pengetahuan baik seluruhnya Jamban Keluarga Di Dusun
memiliki jamban yaitu sebanyak 21,6 %. Parsominan Desa Parandolok
Maka dari dari itu diperoleh hasil p= 0,000 Mardomu Kecamatan Sipirok
(p<0,05), artinya ada hubungan yang Kabupaten Tapanuli Selatan
Tahun 2017

Kepemilikan Jamban Keluarga


Memiliki Tidak P
Pendidikan
Memiliki Total (%) value
(f) (%) (f) (%)
TidakTamat SD 0 0 2 3,9 2 3,9
Tamat SD 0 0 3 5,9 3 5,9
Tamat SMP 5 9,8 23 45,1 28 54,9
Tamat SMA 11 21,6 6 11,8 17 33,3 = 0,005
Akademi/PT 1 2,0 0 0 1 2,0
Jumlah 17 33,3 34 66,7 51 100

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat Responden dengan pendidikan SMA yang
dilihat bahwa dari 51 responden pendidikan memiliki jamban (21,6 %) dan yang tidak
yang tidak tamat SD seluruhnya tidak memiliki jamban (11,8%) sedangkan
memiliki jamban (3,9%). Responden dengan responden dengan pendidikan Akademi/PT
pendidikan SD seluruhnya juga tidak yang memiliki jamban (2,0%). Akan tetapi
memiliki jamban yaitu sebanyak (5,9 %). uji statistik Chi-Square tidak memenuhi
Responden dengan pendidikan SMP yang syarat, maka dari itu dilanjutkan dengan
memiliki jamban (9,8%) dan yang tidak menggunakan uji statistic Kolmogorov.
memiliki jamban sebanyak (45,1%). Dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut

6
Tabel 9. Hasil Analisis Pendidikan
Responden Dengan
kepemilikan Jamban Keluarga
dengan menggunakan Uji
Kolmogorov

Kepemilikan Jamban Keluarga


Memiliki Tidak P
Pendidikan
Memiliki Total (%) value
(f) (%) (f) (%)
TidakTamat SD, SD, SMP 5 9,8 28 54,9 33 64,7 = 0,001
Tamat SMA,
12 23,6 6 11,8 18 35,3
AKADEMI/PT
Jumlah 17 33,3 34 66,7 51 100

Dari hasil analisis statistic dengan


menggunakan uji Kolmogorov diperoleh p=
0,001 (p<0,05), artinya ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan
kepemilikan jamban.

Tabel 10. Hasil Analisis Sosial Ekonomi


Responden Dengan
kepemilikan Jamban
Keluarga Di Dusun
Parsominan Desa Parandolok
Mardomu Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2017

Kepemilikan Jamban Keluarga


Memiliki Tidak
SosialEkonomi P
Memiliki Total (%)
value
(f) (%) (f) (%)
<Rp.2.278.084,-/Bulan 3 5,9 32 62,7 35 68,6
= 0,000
>Rp. 2.278.084,-/Bulan 14 27,5 2 3,9 16 31,4
Jumlah 17 33,3 34 66,7 51 100 %

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat responden dengan pendapatan>Rp.


dilihat bahw adari 51 responden dengan 2.278.084,-/bulan yang memiliki jamban
pendapatan <Rp.2.278.084,-/bulan yang (27,5%) Dan tidak memiliki jamban (3,9%).
memiliki jamban (5,9%) dan yang tidak Dari hasil analisa statistic dengan
memiliki jamban (62,7%). Sedangkan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p =
7
0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang
bermakna antara pendapatan dengan
kepemilikan jamban keluarga.

Tabel 11. Hasil Analisis pekerjaan


Responden Dengan
kepemilikan Jamban Keluarga
Di Dusun Parsominan Desa
Parandolok Mardomu
Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017

Kepemilikan Jamban Keluarga


Memiliki Tidak P.
Pekerjaan
Memiliki Total (%) Value
(f) (%) (f) (%)
PNS 1 2,0 0 0 1 2,0
Pedagang/Wiraswasta 7 13,7 7 13,7 14 27,5
Petani 2 3,9 23 45,1 25 49,0 = 0,003
Buruh 6 11,8 4 7,8 10 19,6
IRT 1 2,0 0 0 1 2,0
Jumlah 17 25.5 38 74,5 51 100
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat jamban (7,8%). Dan responden dengan
dilihat bahwa dari 51 responden dengan pekerjaan IRT yang memiiki jamban (2,0%).
pekerjaan PNS seluruhnya memiliki jamban
yaitu sebanyak (2,0%), Pedagang/wiraswasta
yang memiliki jamban (13,7% )dan yang Tabel 12. Hasil Analisis Pekerjaan
tidak memiliki jamban (13,7%), petani yang Responden Dengan
memiliki jamban (3,9%) dan yang tidak kepemilikan Jamban
memiliki jamban (45,1%). Responden Keluarga dengan
dengan pekerjaan Buruh yang memiliki menggunakan Uji
jamban (11,8%) dan yang tidak memiliki Kolmogorov

Kepemilikan Jamban Keluarga P.


Memiliki Tidak Value
Pekerjaan
Memiliki Total (%)
(f) (%) (f) (%)
PNS/ pedagang 8 15,7 7 13,7 15 29,5 = 0,004
Petani, Buruh, IRT 9 17,7 27 52,9 36 70,6
Jumlah 17 33,4 34 66,6 51 100

Dari hasil analisa statistik dengan responden yang bekerja sebagai


menggunakanuji Kolmogorov diperoleh PNS/pedagang yang memiliki jamban

8
sebanyak 15,7%, sedangkan yang tidak (54,9%) dengan berpengetahuan kurang baik
memiliki jamban sebanyak 13,7%. tentang penggunaan jamban keluarga.
Responden yang bekerja sebagai petani, Terlihat bahwa responden dengan pendidikan
buruh dan IRT yang memiliki jamban SMP yang memiliki jamban (9,8%) dan yang
sebanyak 17,7% dan yang tidak memiliki tidak memiliki jamban (45,1%). Hal ini
jamban sebanyak 52,9%. Maka dari itu terlihat bahwa pendidikan berpengaruh
diperoleh hasil p=0,004 (p<0,05), artinya terhadap kepemilikan jamban dimana
ada hubungan yang bermakna antara responden dengan pendidikan yang tinggi
pekerjaan dengan kepemilikan jamban cenderung memiliki jamban keluarga
keluarga. sebaliknya responden yang pendidikan
PEMBAHASAN rendah tidak memiliki jamban keluarga.
Hubungan Pengetahuan Responden
Dengan Kepemilikan Jamban Hubungan Sosial Ekonomi Responden
Keluarga Dengan Kepemilikan Jamban
Dari hasil analisis statistic dengan Keluarga
menggunakan uji Kolmogorov menunjukkan Dari hasil analisis statistik dengan
ada hubungan yang bermakna antara menggunakan uji Chi- Square menunjukkan
pengetahuan dengan kepemilikan jamban (p ada hubungan yang bermakna antara
< 0,000). pendapatan dengan kepemilikan jamban p <
Hal ini disebabkan rendahnya 0,000 (p=0,05).
pemahaman responden berkaitan tentang Hal ini dikarenakan pendapatan
penggunaan jamban, rendahnya pengetahuan seorang petani sebagian besar berada di
tentang penggunaan jamban responden kisaran <Rp. 2.278.084 hal ini menunjukkan
disebabkan oleh pendidikan yang umumnya penghasilan responden tergolong rendah
merupakan tamatan SMP (54,9%) dengan yang menyebabkan status ekonomi juga
pekerjaan yang umumnya petani sebanyak rendah. Pada responden dengan pendapatan
(49,0%) sehingga sedikit sekali memahami <Rp. 2.278.084 memiliki jamban (5,9%) dan
tentang penggunaan jamban. Dari hasil tidak memiliki jamban (62,7%), responden
pengetahuan responden yang kurang baik dengan pendapatan yang rendah hanya dapat
(62,7%) tidak memiliki jamban keluarga memenuhi kebutuhan sehari-hari yang pas-
sedangkan responden berpengetahuan baik pasan karena selain untuk memenuhi
(3,9%) memiliki jamban keluarga. Dengan kebutuhan sehari-hari, responden juga
pendapatan <Rp. 2.278.084 responden hanya memerlukan biaya untuk keperluan pertanian
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- seperti untuk membeli pupuk dan biaya
hari. Terlihat pengetahuan responden dalam perawatan kebun lainnya. Penjualan hasil
kategori kurang baik, sehingga responden pertanian yang tidak menentu tiap
tidak mampu memiliki jamban keluarga. minggunya sehingga menyebabkan
Hubungan Pendidikan Responden responden tidak mampu memiliki jamban
Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga keluarga. Responden dengan pendapatan
Dari hasil analisi statistik dengan yang banyak <Rp. 2.278.084 memiliki
menggunakan uji Kolmogoro vmenunjukkan jamban (27,5%) dan yang tidak memiliki
ada hubungan yang bermakna antara jamban adalah (3,9%). Yang menyebabkan
pendidikan dengan kepemilikan jamban p = responden yang berpenghasilan
0,001 (p = 0,05) <Rp.2.278.084 tidak memiliki jamban
Hal ini dikarenakan pendidikan dikarenakan jarak rumah dengan pancuran
responden lebih banyak berpendidikan SMP umum berdekatan, sehingga mudah untuk

9
dijangkau. dapat memenuhi kebutuhan Dari 51 responden (100%) diperoleh
sehari-hari sehingga mampu memiliki mayoritas responden berpendidikan SMP
jamban keluarga. sebanyak 28 responden (54,9%) dengan
kepemilikan jamban keluarga di Dusun
Hubungan Pekerjaan Responden Dengan Parsominan Desa Parandolok Mardomu
Kepemilikan Jamban Keluarga Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Dari hasil analisis statistik dengan Selatan.
menggunakan uji Kolmogorov menunjukkan 1. Dari 51 responden (100%) diperoleh
ada hubungan yang bermakna antara mayoritas responden memiliki
pengetahuan dengan kepemilikan jamban p < penghasilan <Rp.2.278.084,-/bulan
0,004 (p = 0,05). 35 responden (68,6%) dengan
Hal ini disebabkan rendahnya kepemilikan jamban keluarga di
pendapatan/ sosial ekonomi responden yang Dusun Parsominan Desa Parandolok
mengakibatkan rendahnya kepemilikan Mardomu Kecamatan Sipirok
jamban keluarga. Mayoritas pekerjaan Kabupaten Tapanuli Selatan.
responden di Dusun Parsominan Desa 2. Dari 51 responden (100%) diperoleh
Parandolok Mardomu adalah petani yaitu mayoritas responden bekerja sebagai
sebanyak (3,9%). Responden yang bekerja petani sebanyak 25 responden
sebagai petani, yang tidak memiliki jamban (49,0%) dengan kepemilikan jamban
sebanyak (49%). Berkaitan tentang keluarga di Dusun Parsominan Desa
penggunaan jamban, rendahnya pengetahuan Parandolok Mardomu Kecamatan
tentang penggunaan jamban responden Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
disebabkan oleh pendidikan yang umumnya 3. Dari 51 responden (100%) diperoleh
merupakan tamatan SMP (54,9%) dengan mayoritas responden tidak memiliki
pekerjaan yang umumnya petani sebanyak jamban keluarga sebnayak 34
(49,0%) sehingga sedikit sekali memahami responden (66,7%) dengan
tentang penggunaan jamban. Dari hasil kepemilikan jamban keluarga di
pengetahuan responden yang kurang baik Dusun Parsominan Desa Parandolok
(62,7%) tidak memiliki jamban keluarga Mardomu Kecamatan Sipirok
sedangkan responden berpengetahuan baik Kabupaten Tapanuli Selatan
(3,9%) memiliki jamban keluarga. Dengan 4. Ada hubungan yang bermakna antara
pendapatan Dari hasil analisis statistik pengetahuan responden dengan
menunjukkan ada hubungan yang bermakna kepemilikan jamban keluarga dengan
antara pengetahuan dengan kepemilikan nilai p = 0,000 (p= 0,05).
jamban (p < 0,000). 5. Ada hubungan yang bermakna antara
Kesimpulan pendidikan responden dengan
Berdasarkan hasil penelitian dan kepemilikan jamban keluarga dengan
uraian pembahasan dapat ditarik kesimpulan nilai p = 0,001 (p= 0,05).
sebagai berikut: 6. Ada hubungan yang bermakna antara
Dari 51 responden (100%) diperoleh sosial ekonomi responden dengan
mayoritas responden berpengetahuan kurang kepemilikan jamban keluarga dengan
sebanyak 34 responden (66,7%) dengan nilai p = 0,000 (p= 0,05).
kepemilikan jamban keluarga di Dusun 7. Ada hubungan yang bermakna antara
Parsominan Desa Parandolok Mardomu pekerjaan responden dengan
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli kepemilikan jamban keluarga dengan
Selatan. nilai p = 0,004 (p= 0,05).

10
Saran hhtp://sanitasibersih.blogspot.com/2010/09/
1. Bagi petugas kesehatan di wilayah jamban.html.
kerja puskesmas Kecamatan Sipirok
agar memberikan penyuluhan secara Arikunto,(2007). Prosedur penelitian suatu
berkesinambungan mengenai, pendekatan praktik. jakarta: Rineka
cakupan kepemilikan jamban dan Aksara
pentingnya sanitasi lingkungan guna
mencegah penularan penyakit Biro Pusat Statistik. (2009). Presentase
menular. Rumah Tangga Menurut Tempat
2. Bagi masyarakat di Dusun Pembuangan Tinja. Sumatera Utara: BPS
Parsominan Desa Parandolok
Mardomu Kecamatan Sipirok Dedi, A., & Ratna, M. (2013). Pilar Dasar
Kabupaten Tapanuli Selatan untuk ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
lebih memperhatikan personal Nuha Medika.
hygiene dan memanfaatkan jamban Depkes RI. (2004). Profil Kesehatan
yang memenuhi syarat kesehatan agar Indonesia Tahun 2003. Jakarta: Depkes
terhindar dari penularan penyakit. Depkes RI. (2009). Rencana Pembangunan
3. Perhatikan vektor seperti lalat, tikus Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-
dan kecoa supaya jangan sampai 2025. Jakarta: Depkes
mengkontaminasi makanan,
kemudian lihat sumber air bersih agar Hamzah, Bachtiar. 2012. Gambaran
tidak terkontaminasi dari kotoran Pemanfaatan Sarana Air Bersih dan Jamban
manusia. Keluarga yang dilakukakn Melalui Proyek
PAB-PLP. Universitas Sumatera
DAFTAR PUSTAKA Utara.Diperoleh tanggal 11 April 2017 dari
http://www.usu.ac.id.
Abdullah,2010. Tujuh Syarat Membuat
Jamban Sehat. Diperoleh tanggal 23 Maret Idan, A. 2010.Sanitasi: Hak Dasar Warga.
2017 dari Diperoleh tanggal 15 Maret 2017 dari
http://sanitasi.or.id/index.php?option=com. http://idanputri.blogspot.com/2010/04/sanit
asi-hak-dasar-warga.html.
Alimul Hidayat., & Aziz. 2009. Metode
Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Jakarta : Depkes
Andreas, Horhorruw. 2014. Faktor -Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Keluarga Mubarak, W.I., & Chayatin, Nurul, (2010).
Dalam Menggunakan Jamban Di Desa Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Tawin Kecamatan Teluk Kota Ambon. Tesis. Aplikasinya. Jakarta: Lemba Medika.
Universitas Diponegoro.
Murwati. (2012). Faktor Host Dan
Anonimous. 2010. Sanitasi Bersih Seksi Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Buang AirBesar Sembarangan/ (Open
Provinsi Jawa Tengah. Diperoleh tanggal 12 Defecation). Semarang: Universitas
Maret 2017 dari Diponegoro

11
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta Pruverawati, (2012), Kesehatan Lingkungan.
Water And Sanitation Program East Asia
Notoadmojo, S (2010), Ilmu Kesehatan And The Pacifik, 15-16.
Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), PT
Rineka Cipta, Jakarta. WHO/UNICEF. (2010). Progress on
Sanitation and Drinking-water.
Permemkes RI. (2016). Pedoman Geneva:WHO 2010.
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Yayuk, Farida,. (2004). Pengantar Pangan
Permenkes dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

12

You might also like