You are on page 1of 8

JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.

2089-7669

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI


DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA
SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI DANGKEL
PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Tulus Puji Hastuti 1, Sri Widatiningsih 2, Anisatun Afifah3


e-mail: hastutituluspuji@yahoo.co.id.

ABSTRACT

Adolescence or puberty is a period in which the human body is undergoing


changes that include growth and development. The most important events in
puberty girls are the symptoms of menstruation or menstrual be a biomarker of
sexual maturity. Knowledge and a good attitude about the physical and
psychological changes associated menarche indispensable. Young women will
have difficulty in dealing with menarche if not previously been aware of or
discuss either with peers or with their mother.
The purpose of this study was to determine the relationship of the level of
knowledge about menstruation with preparedness menarche in grade V and VI in
Dangkel Parakan Waterford Elementary School. Respondents in this study
consisted of 34 respondents who have not experienced menarche. The scale used
in this study are nominal and ordinal scale statistical test used is the Kolmogorov-
Smirnov.
From the results of the 34 respondents, good knowledge of students who
were 21 (61.8%) have been prepared for menarche. Respondents with sufficient
knowledge and are ready to face menarche 4 (11.8%). This study used a statistical
test of Kolmogorov-spirnov with the result p value = 0.015 (p <0.05), so that Ho
is rejected Ha accepted, meaning that there is a correlation with the level of
knowledge about menstruation menarche preparedness.
The suggestions in this study were more active for health centers to
provide health education on reproductive health to elementary school student who
was working in the region.

Keywords: knowledge about menstruation, readiness, menarche


1 ,2, dosen Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
3, Mahasiswa Prodi kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang.

Masa remaja atau masa puber- memungkinkan untuk bereproduksi.


tas merupakan masa dimana tubuh (Proverawati,2009). Masa remaja me-
manusia mengalami berbagai perubah- rupakan masa peralihan antara masa
an yang meliputi pertumbuhan dan kanak-kanak dan masa dewasa, yang
perkembangan. Saat itu mereka tidak dimulai pada saat terjadinya kema-
hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan tangan seksual yaitu antara usia 11 atau
lebih besar, tetapi juga terjadi peru- 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu
bahan-perubahan di dalam tubuh yang menjelang masa dewasa muda (Soetji-

16
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

ningsih, 2010). Pertumbuhan dan per- kurang. Ada anggapan bahwa hal ini
kebangan masa remaja sangat pesat ini meru-pakan hal yang tabu untuk
berlangsung pada usia 10-15 tahun diperbin-cangkan dan menganggap
pada perempuan dan dipengaruhi oleh bahwa anak akan tahu dengan
hormon seksual. (Proverawati, 2009). sendirinya. (Prove-rawati, 2009).
Peristiwa paling penting pada Remaja putri membutuhkan in-
masa pubertas anak gadis adalah gejala formasi tentang proses menstruasi dan
menstruasi atau haid yang menjadi kesehatan selama menstruasi. Remaja
pertanda biologis dari kematangan sek- putri akan mengalami kesulitan dalam
sual, sehingga terjadi bermacam-ma- menghadapi menstruasi yang pertama
cam peristiwa yaitu reaksi hormon, sekali terjadi jika sebelumnya ia belum
reaksi biologis dan reaksi psikis yang pernah mengetahui atau membicarakan
berlangsung secara siklik dan terjadi baik dengan teman sebaya atau dengan
pengulangan secara periodik peristiwa ibu mereka. Umumnya, gadis remaja
menstruasi. Normalnya menstruasi ber- belajar tentang haid dari ibunya, tetapi
langsung kurang lebih pada usia 11-16 tidak semua ibu memberikan informasi
tahun dan cepat atau lambatnya kema- yang membicarakan secara terbuka
tangan seksual ini selain diten-tukan kepada siapa saja sampai anak gadis-
oleh kondisi fisik individu juga di- nya mengalami haid pertama (Jones,
pengaruhi oleh faktor ras, atau suku 2005).
bangsa, faktor iklim dan kebiasaan Berdasarkan hasil studi penda-
hidup. Badan yang lemah atau penyakit huluan yang penulis lakukan pada
yang mendera seorang anak gadis dapat tanggal 14 Februari 2014 di SD Negeri
memperlambat tibanya menstruasi (Wi- Dangkel didapatkan data jumlah siswi
dyasih, 2007). kelas V dan VI sebanyak 44 siswi
Pengetahuan tentang menstruasi dengan kriteria umur 10-13 tahun yang
sangat dibutuhkan oleh remaja putri. belum mengalami menarche. Penulis
Pengetahuan dan sikap yang cukup melakukan diskusi dengan tanya jawab
baik tentang perubahan-perubahan fisik dan pengisian kuosioner pada 10 orang
dan psikologi terkait menarche sangat siswi dan didapatkan hasil masih cukup
diperlukan. Perasaan bingung, gelisah, banyak siswi yang pengetahuan ten-
tidak nyaman selalu menyelimuti pera- tang menstruasi kurang (60%) dan ku-
saan seorang wanita yang mengalami rang siap menghadapi menarche (40%).
menstruasi untuk pertama kali (menar- Berdasarkan uraian diatas, pe-
che). nulis tertarik untuk mengadakan pene-
Gejala lain menjelang menstru- litian dengan judul Hubungan Tingkat
asi terjadi hampir diseluruh bagian tu- Pengetahuan Tentang Menstruasi De-
buh, seperti sakit pinggang, pegal linu, ngan Kesiapan Menghadapi Menarche
muncul jerawat dan lain sebagainya. Pada Siswi Kelas V dan VIdi SD Ne-
Menstruasi pertama atau menarche ada- geri Dangkel Kecamatan Parakan Te-
lah hal yang wajar yang pasti dialami manggung Tahun 2014.
oleh setiap wanita normal dan tidak Tujuannya ingin mengetahui
perlu digelisahkan. Namun hal ini akan hubungan tingkat pengetahuan tentang
semakin parah apabila pengetahuan re- menstruasi pada siswi kelas V dan VI
maja mengenai menstruasi kurang dan di SD Negeri Dangkel.
pendidikan dari orang tua yang

17
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

METODE PENELITIAN responden dan juga mudah diolah


Jenis penelitian ini merupakan (ditabulasi). Kuesioner untuk variabel
penelitian kuantitatif dengan metode bebas tentang tingkat pengetahuan
survey analitik. Studi yang digunakan mengenai menstruasi dan kuesioner
adalah correlation study/studi korelasi untuk variabel terikat tentang kesiapan
yaitu merupakan penelitian atau pene- siswi dalam menghadapi menarche.
laahan hubungan antara dua variabel
pada suatu situasi atau sekelompok su- Uji Validitas dan Reabilitas
bjek. Hal ini dilakukan untuk melihat Peneliti menggunakan penguji-
hubungan antara gejala satu dengan an validitas konstruk yaitu uji validitas
gejala yang lain, atau variabel satu berdasarkan pendapat para ahli (judg-
dengan variabel yang lain (Noto- ment experts). Instrumen penelitian
atmodjo, 2010). akan diukur dengan berlandaskan teori
Populasi dalam penelitian ini tertentu, selanjutnya dikonsultasikan
adalah seluruh siswi kelas V dan VI SD dengan ahli, para ahli diminta pen-
Negeri Dangkel yang belum menga- dapatnya tentang instrumen yang telah
lami menarche yaitu sejumlah 34 siswi. disusun.
Kelas V berjumlah 24 siswi, dan kelas Analisa Data
VI berjumlah 10 siswi. Dalam penelitian ini, analisa uni-
Teknik sampling dalam pene- variat dilakukan untuk menghasilkan
litian ini menggunakan non probability distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
sampling dengan cara total sampling tentang menstruasi pada siswi kelas V
(sampling jenuh) yaitu menggunakan dan VI di SD Negeri Dangkel, Distribusi
seluruh anggota populasi sebagai sam- frekuensi kesiapan dalam menghadapi
pel dengan jumlah 34 responden siswi menarche pada siswi kelas V dan VI di
kelas V dan VI yang belum menarche. SD Negeri Dangkel.
menentukan responden penelitiPeneliti Analisis bivariat yang digunakan
an dengan kriteria sebagai berikut : untuk mengetahui hubungan tingkat
Pengambilan data dalam peneli- pengetahuan tentang menstruasi dengan
tian ini dilakukan dengan mengguna- kesiapan menghadapi menarche adalah
kan kuesioner, responden diminta men- menggunakan metode analisa data non
jawab pertanyaan-pertanyaan dalam parametric untuk distribusi data dengan
kuesioner. uji ststistik yang digunakan Chi Square
Data sekunder dalam penelitian dengan derajat kemaknaan 5% atau 0.05
ini adalah data kesiswaan yang diambil (Sugiyono, 2007).
dari guru pengampu siswi kelas V dan
kelas VI SD Negeri Dangkel dengan HASIL PENELITIAN.
metode dokumentasi. Penulis akan menyajikan hasil
Alat Pengumpul Data atau Instrumen penelitian tentang hubungan tingkat
Penelitian pengetahuan siswi kelas V dan VI ten-
Instrumen yang digunakan da- tang mentruasi dengan kesiapan meng-
lam penelitian ini adalah kuosioner hadapi menarche di SD Negeri Dang-
dengan bentuk pertanyannya tertutup kel Parakan Temanggung tahun 2014.
(closes ended) yang mempunyai keun- Penelitian ini dilakukan dengan
tungan mudah mengarahkan jawaban cara pengisian kuosioner oleh res-
ponden yaitu seluruh siswi kelas V dan
18
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

VI di SD Negeri Dangkel yang belumP PEMBAHASAN.


mengalami menarche pada tanggal 30 Pengetahuan Siswi Kelas V dan
April 2014, responden berjumlah 34 VI SD Negeri Dangkel tentang Mens-
siswi. Data yang terkumpul disajikan truasi. Hasil penelitian menunjukan
dalam bentuk narasi dan tabel, baik pengetahuan siswi kelas V dan VI di
analisa univariat maupun bivariat. SD Negeri Dangkel tentang menstruasi
yang masuk kategori baik sebanyak 21
Analisa Univariat
siswi (61,8%), cukup ada 10 siswi
Kesiapan menghadapi menar-
(29,4%), dan kurang sebanyak 3 siswi
che di SD Negeri Dangkel Parakan
(8,8%).
Temanggung. Pengetahuan baik pre-
Pengetahuan merupakan hasil tahu
sentase paling banyak 21 siswi
dan ini terjadi setelah orang melakukan
(61,77%), pengetahuan cukup 10 siswi
pengindraan terhadap suatu objek ter-
(29,41% ), dan kurang sebanyak 3
tentu. Pengetahuan manusia sebagian
siswi (8,82%).
besar diperolah melalui mata dan te-
Kesiapan Menghadapi Menarche. linga. Ada beberapa hal yang mem-
Responden siap menghadapi pengaruhi pengetahuan seseorang se-
menarche presentase lebih banyak perti tingkat pendidikan, pengalaman,
(73,52%) dibandingkan yang tidak siap informasi, social/budaya, ekonomi.
menghadapi menarche. (Notoatmojo, 2007).
Pengetahuan siswi tentang men-
Analisa Bivariat struasi bisa didapat dari media cetak,
Responden yang pengetahuan media elektronik, ataupun keluarga
baik, semua siap menghadapi menarche (orang tua), tenaga kesehatan (bidan,
(61,8%). Responden yang pengetahuan dokter, perawat). Tingkat pendidikan
cukup dan tidak siap menghadapi mempengaruhi sejauh mana pengeta-
menarche lebih banyak presentasenya huan seseorang. Pendidikan diperlukan
(17,6%) dibanding dengan yang siap untuk mendapatkan informasi misalnya
(11,8%). Responden yang berpengeta- hal-hal yang menunjang kesehatan
huan kurang, semua tidak siap meng- sehingga dapat meningkatkan kualitas
hadapi menarche (8,8%) hidup (Wawan, 2011).
Dari hasil analisa chi square di- Menurut YB Mantra yang dikutip
dapatkan nilai p=0,000. Nilai 0,000 Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat
<.0,05. Dikarenakan sel yang kurang mempengaruhi seseorang termasuk ju-
dari 5 lebih dari 50% maka uji square ga perilaku seseorang akan pola hidup
tidak memenuhi syarat, dan dipakai uji terutama dalam memotivasi untuk si-
alternatif yaitu uji kolmogorov- kap berperan serta dalam
smirnov. Hasil uji statistik pembangunan, pada umumnya makin
menggunakan kolmogorov - smirnov tinggi pendi-dikan seseorang makin
didapatkan Asymp. sign 0.015. Nilai mudah mene-rima informasi.
0.015<0.05 sehingga ada hubungan Diharapkan dengan pendidikan
antara tingkat pengetahuan tentang formalnya tinggi, maka pengetahuan
menstruasi de-ngan kesiapan tentang kesehatan pun lebih baik
menghadapi menarche khususnya dalam hal ini pengetahuan
tentang menstruasi.

19
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

Budaya berpengaruh terhadap bangan, selain itu juga ada faktor ke-
pengetahuan seseorang karena infor- cerdasan (daya pikir) merupakan salah
masi-informasi yang baru akan disaring satu penentu keberhasilan seseorang
sesuai dengan budaya yang ada dan dalam melaksanakan peerjaan. Sese-
kepercayaan yang dianut. Kebudayaan orang yang memiliki kecerdasan nor-
dimana kita hidup dan dibesarkan mal atau diatas normal akan lebih siap
mempunyai pengaruh besar terhadap menghadapi dan mengatasi masa-lah
pembentukan sikap kita. Tanpa disadari masalah yang dihadapi dibanding orang
kebudayaan telah menanamkan garis yang kecerdasannya dibawah normal.
pengarah sikap kita terhadap berbagai Faktor yang mempengaruhi ke-
masalah karena kebudayaan memberi siapan remaja dalam menghadapi me-
corak pengalaman individu-individu narche (haid pertama) yang berasal dari
yang menjadi anggota kelompok mas- luar (eksternal) diantaranya sumber
yarakat asuhannya. (Azwar, 2011). informasi, peran ibu dan keluarga, me-
Hal yang mempengaruhi pengeta- dia massa, dan media elektronik. (Pro-
huan selanjutnya adalah pengalaman verawati, 2009)
siswi baik secara langsung maupun1. Hubungan Tingkat Penge-
tidak langsung. Pengalaman bisa dida- tahuan Tentang Menstruasi Dengan
pat dari kejadian yang dialami sendiri Kesiapan Menghadapi Menarche
maupun orang lain, (teman sebaya, Hasil analisis pada tabel 4.3
orang tua, keluarga). Pada penelitian menunjukan bahwa siswi kelas V dan
yang penulis lakukan didapatkan res- VI SD Negeri Dangkel yang memliliki
ponden kurang bisa menjawab per- tingkat pengetahuan baik dan telah siap
tanyaan nomer 5 pada kuesioner me- mengahadapi menarche sebanyak 21
ngenai umur waktu terjadinya men- siswi. Siswi yang memililiki tingkat
struasi pertama (menarche). pengetahuan cukup ada 10 siswa, 4
siswa telah siap mengahadapi menar-
Kesiapan Menghadapi Menarche che dan 6 siswa tidak siap menghadapi
Hasil penelitian seperti yang ter- menarche. Siswi yang memliliki pe-
cantum pada tabel 4.3 diatas menun- ngetahuan kurang ada 3 siswi semu-
jukan dari 34 siswi yang menjadi anya tidak siap menghadapi menarche.
responden ada 25 siswi yang telah siap Hasil analisa tersebut menunjuk
menghadapi menarche dan 9 siswi yg kan jika pengetahuan siswi tentang
tidak siap menghadapi menarche. menstruasi baik, hal tersebut berhu-
Kesiapan merupakan keseluruh an bungan dengan kesiapan siswi tersebut
kondisi seseorang yang mem buatnya dalam menghadapi menarche dengan
siap untuk memberi respon /jawaban dibuktikan ada 25 siswi dari 34 res-
didalam cara tertentu terhadap suatu ponden. Disisi lain didapatkan respon-
situasi, dimana kesiapan ini dipenga- den paling banyak menjawab salah pa-
ruhi oleh kondisi fisik, mental, da pertanyaan nomer 5 dikuesioner
emosional. (Slameto, 2010). yang berisi pernyataan mengenai wak-
Faktor internal yang mempenga- tu/umur terjadinya menarche. Siswi ku-
ruhi kesiapan antara lain kematangan rang tahu mengenai umur terjadinya
yaitu suatu kondisi yang dapat menim- menarche bisa dikarenakan berbagi ma-
bulkan perubahan tingkah laku sebagai cam faktor-faktor yang kompleks, se-
akibat dari pertumbuhan dan perkem-

20
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

perti keluarga/orang tua, peran ibu, kurangnya akses informasi mengenai


media masa/elektronik. kesehatan reproduksi, sehingga siswi
Faktor keluarga mempengaruhi ke- kurang tau kapan waktu terjadinya
siapan siswi dalam menghadapi menar- menarche/umur datangnya menarche.
cahe. Keluarga adalah pemberi an pen- Informasi yang mereka peroleh seputar
didikan seks pertama bagi remaja serta menarche hanya dari pelajaran IPA
memliki pengaruh terkuat (disamping yang diajarkan disekolah, dan kebanya-
teman sebaya dan media) dalam kan siswi jarang yang mencari infor-
mengembangkan nilai-nilai seksual dan masi diinternet. Oleh karena itu penge-
pemahaman seks anak - anak remaja tahuan tentang menstruasi kurang. Pada
(Proverawati, 2009). Jika dalam keluar- penelitian yang penulis lakukan siswi
ga tersebut menganggap hal yang berpengetahuan baik dan siap meng-
berkaitan dengan kesehatan reproduksi hadapi menarche, mereka mendapat-
adalah hal yang tabu maka anak kesu- kan pengetahuan seputar menstruasi
litan mendapat informasi seputar ke- selain dari pelajaran sekolah juga dari
sehatan reproduksi dan menjadi kan internet, jadi internet sebagai media
anak tidak siap dalam meng hadapi massa sangat berperan bagi kesiapan
menstruasi pertama. siswi menghadapi menarche karena
Peran ibu sebagai orang tua sangat dengan internet siswi bisa mendapatkan
berguna bagi kesiapan remaja putri informasi seputar menstruasi lebih
menghadapi menarche, ibu harus mem- banyak.
berikan edukasi seksual dengan meng- Pendidikan tentang kesehatan re-
gunakan gaya bahasa dan cara produksi merupakan masalah penting
penyampaian yang disesuaikan dengan yang perlu mendapatkan perhatian dari
usia anak agar anak tidak merasa takut semua pihak. Remaja putri yang kelak
dan malu ketika ingin bertanya seputar akan menikah dan menjadi orang tua
reproduksi. Pada penelitian yang sebaiknya mempunyai kesehatan repro-
dilakukan penulis hasil dari jawaban duksi yang baik sehingga menghasilkan
kuesioner menunjukkan masih ada generasi yang sehat (Proverawati, 2009).
siswi yang malu bertanya mengenai Pada siswi yang memiliki pe-
menstruasi kepada orang tua, disinalah ngetahuan cukup tetapi belum siap
peran orangtua/ibu diperlukan. Jika ibu menghadapi menarche hal tersebut di-
tidak terbuka tentang kesehatan karenakan faktor lingkungan setem-pat
reproduksi maka anak juga akan malu contohnya kebiasaan atau adat yang
bertanya, jadi ibu sebagai orang tua menganggap menstruasi hal yang tabu
seharusnya memberi informasi kepada untuk diketahui anak, jadi siswi men-
anak, agar anak siap menghadapi dapatkan informasi tentang men-struasi
menstruasi pertamanya. hanya sebatas dari pelajaran saja, se-
Faktor selanjutnya yang mempe- hingga kesiapan dalam psikis mereka
ngaruhi adalah media masa/elektronik. kurang.
Media masa sangat efektif untuk Sedangkan pada siswi dengan
menyampaikan informasi terutama juga tingkat pengetahuan kurang (4 siswi),
untuk mempromosikan hal-hal yang dikarenakan kurangnya informasi ten-
berkaitan dengan kesehatan reproduksi tang menstruasi yang mereka peroleh,
(Soetjiningsih, 2010). Ketidaktahuan sehingga banyak yang belum mereka
siswi mengenai menarche dikarenakan

21
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

ketahui sehingga belum siap dalam mempunyai pengetahuan tentang men-


menghadapi menstruasi pertama. struasi cukup sebanyak 10 siswi (29,4%)
Menarche adalah hal yang wajar Siswi yang berpengetahuan
dan pasti dialami oleh setiap wanita cukup dan telah siap menghadapi
normal dan tidak perlu digelisahkan. menarche sebanyak 6 siswi, dan yang
Hal ini akan semakin parah apabila tidak siap mengahadapi menarche 4
pengetahuan remaja mengenai men- siswi.
truasi ini sangat kurang dan pendidikan Siswi yang mempunyai penge-
dari orang tua yang kurang (Prove- tahuan tentang menstruasi kurang
rawati, 2009). Remaja putri yang tidak sebanyak 3 siswi (8,8% ) dan tidak
memiliki persiapan sebelumnya terha- siap menghadapi menarche.
dap menstruasi pertama cenderung Ada hubungan tingkat pengeta-
memperlihatkan sikap negatif diban- huan tentang menstruasi dengan kesi-
dingkan yang sudah mempersiapkan apan menghadapi menarche pada siswi
terlebih dahulu. kelas V dan VI di SD Negeri Parakan
Berdasarkan teori perilaku yang Temanggung tahun 2014.
dikemukakan Lawrence Green, perila-
ku dipengaruhi 3 faktor utama salah SARAN
satunya faktor presdiposisi yang dida- Berdasarkan hasil penelitian di-
lamnya mencakup pengetahuan dan atas maka diberikan saran sebagai
sikap masyarakat terhadap kesehatan , berikut :
dimana pengetahuan akan berpengaruh 1. Bagi Bidan
pada sikap seseorang. Pada penelitian Bagi bidan untuk lebih aktif
ini didapatkan hasil responden dengan memberikan pendidikan kesehatan ten-
pengetahuan baik, telah siap meng- tang kesehatan reproduksi kepada sis-
hadapi menarche presentase lebih besar wisi SD yang berada diwilayah kerja-
(61,8%) dibanding responden dengan nya khususnya tentang menstruasi fo-
pengetahuan kurang dan tidak siap kus pada subtopik kapan waktu/umur
menghadapi menarche (8,8%). Berarti terjadinya menarche, fisiologi mens-
ada kesesuaian teori dengan penelitian truasi.
yang telah dilakukan 2. Bagi SD Negeri Dangkel
Bagi SD Negeri Dangkel khu-
SIMPULAN. susnya guru untuk menyediakan wa-
Berdasarkan hasil penelitian hu- dah/sarana bagi siswa-sisiwinya untuk
bungan tingkat pengetahuan tentang belajar mengenai kesehatan khususnya
menstruasi dengan kesiapan mengaha- kesehatan reporoduksi melalui kerja-
dapi menarche pada siswi kelas V dan sama dengan Puskesmas di wilayah
VI di SD Negeri Dangkel Parakan tersebut agar para siswi mengetahui
Temanggung tahun 2014 maka peneliti seputar reproduksi dan kejadian seperti
menyimpulkan : seks bebas,pernikahan dini dll dapat
Siswi yang mempunyai penge- dicegah secara dini dan siswi lebih tahu
tahuan tentang menstruasi baik, se- tentang reproduksi.
banyak 21 siswi ( 61,8%) 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Siswi yang berpengetahuan Agar melakukan penelitian le-
baik dan telah siap menghadapi menar- bih lanjut dengan cakupan sampel dan
che sebanyak 21 siswi, Siswi yang faktor-faktor yang lebih banyak agar

22
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 7 Oktober 2014 ISSN.2089-7669

didapatkan hasil penelitian yang baru


lagi.
Suryani, Eko dan Hesty Widyasih.
2010. Psikologi Ibu Dan Anak.
DAFTAR PUSTAKA. Yogyakarta: CFitramaya.
Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kan-
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur dungan. Jakarta: Yayasan Bina
Penelitian Suatu Pendekatan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Yanti.(2011). Buku Ajar Kesehatan
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Reproduksi Untuk Mahasiswa
Faktor Yang Mempengaruhinya. Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ri hama.
Jones, D.L. 2005. Setiap Wanita. Ja-
karta: PT. Delaprasta Publishing.
Kartono, K. 2007. Psikologi Anak
Psikologi Perkembangan. Ban-
dung: Mandar Maju.
Kusmiran, Kusmiran. 2013. Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Wanita.
Jakarta: Salemba Medika.
M DewidanA Wawan. 2011. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia.-Yogya-
karta: NuhaMedika.
Manuaba, Ida A.C.,dkk. (2009). Mema-
hami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: Arcan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Meto-
dologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Saryono. 2010. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press.
Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Pene-
litian. Bandung : Alfabeta.

23

You might also like