You are on page 1of 6

Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
hlm. 53 - 58
Info Artikel:
Diterima 01/01/2013
Direvisi 12/01/2013
Dipublikasikan 01/03/2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MENARCHE


DENGAN KECEMASAN SISWI

Yolanda1, Taufik2 & Nurfarhanah3

Abstract
There are still many students who experience anxiety in the face of menarche.
Anxiety often leads to wrong behavior customize. Anxiety occurs presumably because
they lack knowledge about menarche. Target or Research: The first is to describe the
student knowledge about menarche, and student anxiety. Second, to see relation with
knowledge of student about menarche and dread of students. Quantitative research
study was shaped by the kind of descriptive co relational. The population is student
of class VII Junior High School Tanjung Gadang Sijunjung. The sampling technique
used is proportional random sampling, totaling 61 students. Data were collecting
using a questionnaire in the form of a graduated scale based on the Likert Scale.
Data analysis techniques using Pearson Product Moment formula and processing
data using the program Statistical Product and Service Solution for windows release
15.0. The research findings revealed that (1) knowledge of student about menarche
are in the good category, (2) anxiety students are in the low category, (3) there is
significant relationship between student knowledge about menarche with anxiety
students with a correlation of -0,724 and a significance level of 0,000with a strong
relationship level. Thus, it is suggested that BK teacher/School counselors can
provide students with a complete knowledge of menarche. Such service like
information service, content control services, service of counseling individual, and
group counseling services.
Keyword: Knowledge of menarche, Anxienty.

PENDAHULUAN perkembangan tersebut adalah periode remaja.


Sepanjang rentang kehidupan manusia, Piaget (dalam Hurlock, 1993: 226) menyatakan
mulai dari janin sampai pada periode dewasa bahwa secara psikologis, periode remaja adalah
akhir, individu mengalami perkembangan, baik usia dimana individu berinteraksi dengan
perkembangan fisik maupun perkembangan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
psikis. Perkembangan fisik misalnya badan merasa di bawah tingkat orang-orang yang sama,
bertambah tinggi atau tungkai bertambah sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
panjang. Sedangkan perkembangan psikis Masa remaja adalah masa peralihan dari
misalnya muncul perasaan suka pada lawan jenis anak ke dewasa baik secara jasmani maupun
atau berkembangnya kemampuan pikir anak dari rohani. Tahapan ini sangat menentukan bagi
sederhana kepada yang lebih kompleks. pribadi remaja dimana terjadi perubahan besar
Dalam proses perkembangan terdapat dan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,
beberapa periode perkembangan yang secara kognitif dan psikososial/ tingkah laku.
umum dilalui individu salah satunya periode Perubahan fisik meliputi perubahan berat badan,

1
Yolanda1, Jurusan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang , email : yolandaadelia@yahoo.com
2
Taufik2, Jurusan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
3
Nurfarhanah3, Jurusan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
53
©2012oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
54

ukuran anggota badan dan sebagainya. remaja akan semakin bertambah karena adanya
Perubahan psikis seperti tingkat kecerdasan, perubahan pada bentuk fisik.
tingkah laku, perasaan/moral yang berlangsung Berdasarkan hasil studi awal dengan
secara bertahap sesuai dengan umurnya. mewawancarai enam orang siswi pada 7
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, November 2011 SMP Negeri 25 Taratak Baru
yaitu saat terjadinya perubahan-perubahan fisik Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten
(meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh Sijunjung diperoleh informasi bahwa mereka
dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis kurang mendapatkan pengetahuan tentang
(kematangan organ-organ seksual). Perubahan menarche dan merasa cemas ketika menarche
fisik yang terjadi pada masa pubertas ini tersebut datang.
merupakan peristiwa yang paling penting, Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan
berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan yaitu mereka cemas dengan perubahan fisik
terjadi pada sistem reproduksi. Hormon-hormon seperti timbulnya jerawat, tubuh menjadi gemuk,
mulai diproduksi dan mempengaruhi organ dan sakitnya payudara. Mereka juga mengalami
reproduksi untuk memulai siklus reproduksi kecemasan terhadap terjadinya pendarahan dan
serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. cemas apabila prestasi belajar menurun
Perubahan tubuh ini disertai dengan dikarenakan sakit. Orang tua kurang
perkembangan bertahap dari karakteristik memberikan pengetahuan yang jelas mengenai
seksual primer dan seksual sekunder menarche sehingga siswi tidak tahu bagaimana
(Prawiroharjo,2005:55) cara menghadapi menarche.
Masa reproduksi adalah masa yang penting Hal tersebut juga disampaikan oleh guru
bagi seluruh organisme dipermukaan bumi ini yang mengajar di kelas yang menjadi subjek
untuk meneruskan keturunannya. Seperti halnya penelitian, siswa putri yang mengalami
makhluk lain, manusia juga menjalankan menarche menjadi malas belajar dan mengalami
perannya dalam meneruskan keturunan, dan ketakutan yang berlebihan.
wanita memiliki peranannya yang cukup besar. Berdasarkan permasalahan yang telah
Ciri khas kedewasan seorang perempuan adalah dikemukakan maka fokus dalam penelitian ini
adanya perubahan siklus pada alat adalah 1) Mendeskripsikan pengetahuan siswi
kandungannya sebagai persiapan untuk tentang menarche, 2) Mendeskripsikan
kehamilan yaitu berupa datangnya haid pertama. kecemasan siswi, dan 3) Hubungan antara
Haid atau menstruasi adalah proses keluarnya pengetahuan tentang menarche dengan
darah yang terjadi secara periodik atau siklus kecemasan siswi.
emdomestrium. Keluarnya darah dari vagina
disebabkan luruhnya lapisan dalam rahim yang METODOLOGI PENELITIAN
banyak mengandung pembuluh darah dan sel Penelitian ini berbentuk penelitian
telur yang tidak dibuahi. kuantitatif dengan pendekatan analisis
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis deskriptif korelasional yang bertujuan untuk
remaja ialah datangnya haid yang pertama kali, mendeskripsikan dan mengetahui hubungan
yang biasanya terjadi sekitar umur 10 sampai 16 antar variabel penelitian. Penelitian ini terdiri
tahun. Saat haid yang pertama ini datang dari dua variabel, yaitu; pengetahuan tentang
dinamakan menarche. Di daerah pedesaan menarche (X) merupakan variabel bebas dan
menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, kecemasan siswi (Y) merupakan variabel
dan gadis yang mengalami menarche dianggap terikat.
sudah masanya melakukan tugas-tugas sebagai Populasi penelitian ini adalah siswi SMP
wanita lainnya. Menarche merupakan puncak Se-Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten
dari serangkaian perubahan yang terjadi pada Sijunjung yang berjumlah 155 orang dan jumlah
seorang gadis yang sedang menginjak dewasa sampel sebanyak 61 orang dengan menggunakan
(Llewellyn,2005:37). teknik proportional random sampling. Alat
Menarche pada gadis remaja akan membuat pengumpul data berbentuk angket. Prosedur
mereka merasa terkejut, cemas bahkan trauma. yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah
Selama masa penyesuaian seorang gadis remaja dengan mengadministrasikan angket kepada
akan bersikap irasional, mudah tersinggung dan sampel penelitian. Data yang telah terkumpul
sulit dimengerti. Kecemasan seorang gadis akan dianalisis dengan menggunakan teknik

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


55

persentase dan korelasi product moment, dengan Hasil uji hipotesis dimaksudkan untuk
menggunakan program computer SPSS mengetahui hubungan pengetahuan tentang
(statistical Product and Service Solution ) relase menarche dengan kecemasan siswi di SMP Se-
15.0 for windows. Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten
Sijunjung. Analisis dengan menggunakan rumus
HASIL PENELITIAN Pearson Product Moment menunjukkan
seberapa besar hubungan antara perlakuan
Berdasarkan temuan penelitian tentang
orangtua dengan penyesuaian dirimelalui r
pengetahuan tentang menarche dan kecemasan
hitung = -0,724 dengan sig =0.000 (sig<0,01,
siswi maka diperoleh hasil seperti berikut:
dan r table sebesar 0,295, artinya r hitung lebih
Tabel 1. Gambaran pengetahuan tentang besar dari r table sehingga dapat ditafsirkan
menarche dan kecemasan siswi bahwa terdapat korelasi negatif antara
Pengetahuan tentang menarche Kecemasan Siswi pengetahuan tentang menarche dengan
Kateg Skor F % Kateg Sko f %
kecemasan siswi. Artinya makin tinggi
ori ori r pengetahuan siswi maka makni rendah
Sanga ≥ 112 12 19,67 Sanga ≥ 84 12 19,67 kecemasan mereka. Hasil tersebut membuktikan
t Baik t
tinggi hipotesis adanya hubungan antara pengetahuan
tentang menarche dengan kecemasan siswi di
Baik 96-111 24 39,34 Tinggi 68–83 14 22,96
SMP Se-Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten
Kuran 80 –95 18 29,51 Renda 52–67 26 42,62 Sijunjung dapat diterima.
g h
PEMBAHASAN
Kuran < 70 7 11,48 Renda 51 9 14,76
g h
Pembahasan ini dilakukan
Sekali sekali berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu
begaimana pengetahuan tentang menarche.
Total 61 100 Total 61 100
Bagaimana kecemasan siswi. Apakah terdapat
hubungan antara pengetahuan tentang
menarche dengan kecemasan siswi.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
1. Pengetahuan siswi Tentang Menarche
39,34% memiliki pengetahuan tentang menarche
berada pada kategori baik dan 42,62% memiliki Temuan penelitian menunjukkan bahwa
kecemasan yang berada pada kategori rendah. pada umumnya siswa memiliki tingkat
Selanjutnya untuk melihat hubungan antara pengetahuan tentang menarche dengan baik.
pengetahuan tentang menarche dengan Sebanyak 32,78 % siswi sudah memiliki
kecemasan siswi di SMP Se-Kecamatan Tanjung pengetahuan tentang menarche dalam aspek
Gadang Kabupaten Sijunjung, digunakan memahami tentang menarche, namun masih
analisis Pearson Product Moment dengan banyak siswi yang merasa kurang memiliki
perhitungan menggunakan bantuan computer pengetahuan tentang menarche yaitu sebanyak
program SPSS versi 15.00, hasil uji hipotesis 18,03%.
dapat dilihat pada tabel berikut:
Temuan ini menunjukkan bahwa siswi
memiliki pengetahuan tentang menarche masih
Tabel 2. Hubungan antara pengetahuan dalam kategori baik. Selain itu, masih ada siswi
tentang menarche dengan Kecemasan siswi. yang kurang memiliki pengetahuan tentang
Hubungan r r signifikansi menarche dalam aspek pemahaman tentang
Variabel hitung tabel menarche, padahal siswi perlu mengetahui
Pengetahuan - 0,295 signifikan dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari
tentang 0,724 pengetahuan sangat penting agar tidak salah
menarche dalam memaknai sesuatu, dan dalam bertindak.
dengan Menurut Notoadmodjo (2003:12) Pengetahuan
kecemasan merupakan hasil dari apa yang diketahui, dan ini
siswi terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Jadi pengetahuan

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


56

yang baik tentang menarche sangat diperlukan Berdasarkan temuan penelitian mengenai
agar siswi tidak salah mengartikan tentang pengetahuan tentang menarche secara
menarche. keseluruhan maka pengetahuan di SMP Se-
Kecamatan Tanjung Gadang masih perlu
Pengetahuan tentang menarche terdiri dari diberikan layanan yang terkait dengan hal
berapa lama siklus menarche tersebut, dan apa tersebut agar menjadi lebih baik, terutama pada
saja yang dialami seorang wanita ketika siswi yang berada pada kategori kurang.
mengalami menarche. Dengan demikian agar
siswi memiliki pengetahuan tentang hal-hal 2. Kecemasan siswi menghadapi
tersebut perlu diberikan layanan dan bimbingan menarche
terkait dengan pentingnya pengetahuan tentang Temuan penelitian menunjukkan bahwa
menarche terkait dengan tahu tentang menarche. pada umumnya siswi (34,42%) memiliki
Untuk melihat sikap siswi, temuan kecemasan yang tinggi terkait dengan suasana
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,26 hati, namun masih banyak siswi (14,76%) yang
% siswi memiliki pengetahuan tentang memiliki kecemasan rendah. Temuan ini
menarche terkait mengetahui cara bersikap, membuktikan bahwa persentase siswi yang
namun masih banyak juga siswi yang cukup dan memiliki kecemasan terkait suasana hati berada
kurang pengetahuan tentang menarche yaitu pada kategori tinggi, artinya untuk siswi yang
26,22% siswi cukup memiliki pengetahuan kecemasannya berada pada kategori tinggi perlu
tentang menarche dan 14,76% siswi kurang dilakukan pembinaan dan juga pada siswi yang
memiliki pengetahuan tentang cara bersikap. berada pada kategori rendah, agar mereka dapat
Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswi mengontrol suasana hati pada saat menarche.
memiliki pengetahuan tentang cara bersikap, Temuan penelitian dari aspek pikiran
namun dapat dilihat juga bahwa masih ada siswi menunjukkan bahwa lebih banyak siswi yang
yang kurang memiliki pengetahuan tentang memiliki kecemasan tinggi yaitu sebanyak 40,98
menarche terkait aspek tahu cara bersikap. Siswi %, namun masih banyak dari siswi yang
harus tahu bagaimana cara menyikapi. Apabila memiliki kecemasan yang rendah dari aspek
menarche datang, sikap siswi sangat pikiran sebesar 13,12 %. Pada kondisi tersebut
menentukan apa saja yang akan dilakukan siswi perlu diberikan layanan yang sesuai agar
selama menarche. Menurut Abu Ahmadi (2006: kecemasannya dapat berkurang, sehingga lebih
162) kesadaran individu yang menentukan mampu berfikir yang positif terhadap datangnya
perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang menarche. Temuan penelitian ini mendukung
mungkin akan terjadi itulah yang dinamakan pendapat Burn (1998 dalam Triantoro Safaria,
sikap. Dapat disimpulkan bahwa tahu tentang 2009: 50) yang menyatakan bahwa ” emosi
cara bersikap juga sangat penting dalam ataupun rasa cemas yang kita rasakan
pengetahuan tentang menarche. disebabkan oleh adanya dialog internal dalam
Selanjutnya untuk pengetahuan tentang pikiran individu yang mengalami kecemasan
dalam merespon menarche. Temuan penelitian atau perasaan cemas. Pikiran yang positif akan
menunjukkan pada umumnya siswi memiliki membawa siswi pada kecemasan yang biasa
pengetahuan yang baik tentang cara bertindak saja, tapi apabila siswi menganggap menarche
yaitu 39,34 % siswi memiliki pengetahuan adalah suatu hal yang menakutkan atau
tentang cara bertindak dalam merespon berpikiran negatif maka akan membuat
menarche, namun masih banyak siswi yang kecemasan siswi semakin tinggi.
merasa kurang memiliki pengetahuan tentang Temuan penelitian terkait dengan aspek
cara bertindak menarche yaitu 11,47 %. Ini motivasi menunjukkan pada umumnya siswi
membuktikan bahwa pengetahuan tentang (37,71 %) memiliki kecemasan yang tinggi,
merespon menarche yang terkait dengan tahu namun masih ada siswi (9,83%) yang memiliki
cara bertindak berada pada kategori baik, namun kecemasan yang rendah. Siswi yang tingkat
masih ada siswi yang kurang memiliki kecemasannya berada pada kategori tinggi perlu
pengetahuan cara bertindak. Seharusnya siswi dilakukan pembinaan agar dapat mengatasi
tahu cara bertindak menghadapi menarche, kecemasannya, baik oleh orangtua, guru BK/
karena tindakan tersebut sangat penting. konselor sekolah, wali kelas maupun semua
pihak yang berada di lingkungan sekolah dan

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


57

keluarga. Di samping itu, siswi yang berada siswi tentang menarche memiliki hubungan
pada kategori rendah agar terus dapat mengatasi yang signifikan dengan kecemasan siswi.
kecemasannya sehingga kecemasannya bisa Sumbangan variabel pengetahuan siswi tentang
hilang atau berkurang. menarche terhadap kecemasan siswi kelas VII di
Untuk perilaku gelisah, temuan penelitian SMP Se-Kecamatan Tanjung Gadang Kabupten
menunjukkan bahwa siswi yang mengalami Sijunjung adalah sebesar 52,4 %. Sementara itu
kecemasan tinggi dan cukup tinggi yaitu 47,6 % lainnya kecemasan dipengaruhi oleh
sebanyak 32,78 % dan 32,79 %, namun masih faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian
ada juga siswi yang memiliki kecemasan yang ini.
rendah sebanyak 14,76 %. Sebagaimana Sebagaimana pendapat Ramaiah (2011) ada
pendapat Atkinson dan Hillgard (dalam empat faktor yang mempengaruhi
Triantoro Safaria, 2009:54)” gangguan kecemasan yaitu:
kecemasan akan menjadikan individu a. Lingkungan yaitu tempat tinggal, cara
mengalami ketegangan yang berlebihan dalam berfikir tentang diri sendiri dan orang lain.
menghadapi stress, disertai kekhawatiran yang Kecemasan dapat timbul jika ada merasa
terus-menerus terhadap segala macam masalah tidak aman terhadap lingkungan.
yang mungkin terjadi”. Dengan demikian b. Emosi yang ditekan,yaitu biasanya
perilaku gelisah siswi pada umumnya berada terjadi jika orang tidak mampu menemukan
pada kategori tinggi dan cukup tinggi, ini jalan keluar untuk perasaan dalam
diperlukan pembinaan oleh orangtua dan guru, hubungan personal.
dan pemberian layanan yang sesuai dengan Sebab-sebab fisik, yaitu kondisi tubuh
kondisi mereka. senantiasa berinteraksi dan dapat
Selanjutnya pada gejala biologis, temuan menyebabkan timbulnya kecemasan.
penelitian menunjukkan lebih banyak siswi Biasanya terlihat dalam kondisi menghadapi
(36,06 %)yang memiliki kecemasan yang cukup menstruasi, kehamilan, semasa remaja dan
tinggi , namun masih ada juga siswi yang pulih dari penyakit. Selama kondisi ini,
memiliki kecemasan yang rendah (14,76%). perubahan-perubahan lazim muncul dan ini
Siswi yang berada pada kategori cukup tinggi dapat menimbulkan kecemasan.
perlu perhatian dari orangtua agar kecemasan d. Keturunan, yaitu gangguan emosi ada
tersebut dapat diatasi dan juga perlu pembinaan yang ditemukan pada keluarga-keluarga
dari guru BK/konselor sekolah agar dapat tertentu, ini bukan penyebab penting dari
diberikan layanan yang sesuai dengan hal kecemasan.
tersebut. Dari pendapat diatas dapat terlihat bahwa
Temuan penelitian kecemasan siswi di SMP selain faktor pengetahuan masih banyak faktor
Se-Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten yang dapat mempengaruhi kecemasan siswi.
Sijunjung secara keseluruhan menunjukkan Kemudian berdasarkan analisis regresi
lebih banyak siswi yang memiliki kecemasan maka diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa
cukup tinggi yaitu sebanyak 42,62 % sehingga semakin besar pengetahuan siswi tentang
perlu pembinaan untuk mengatasi menarche maka kecemasan siswi makin
kecemasannya, dan juga masih banyak siswi berkurang karena nilai koefisien Variabel X
yang memiliki kecemasan rendah yaitu sebanyak negative yaitu 0,719 dari hasil penelitian ini
14,76 %. Oleh karena itu kecemasan siswi di terlihat bahwa semakin rendah pengetahuan
SMP Se-Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten siswi tentang menarche maka akan semakin
Sijunjung secara keseluruhan perlu pembinaan tinggi pula kecemasan siswi.
dan pengentasan, serta perlu pemahaman siswi Temuan ini mendukung pendapat Blackburn
agar bisa mengatasi kecemasannya sendiri. dan Davidson (dalam Triantoro Safaria,2009:51)
apabila pengetahuan subjek terhadap situasi
3. Hubungan Pengetahuan Siswi yang mengancam tersebut tidak memadai,
tentang Menarche dan Kecemasan siswi Kelas tentunya individu tersebut akan mengalami
VII di SMP Se-Kecamatan Tanjung Gadang kecemasan. Pengetahuan siswi tentang
Kabupaten Sijunjung
menarche akan mempengaruhi bagaimana
Berdasarkan analisis korelasi yang
suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku, gejala
dilakukan maka diketahui bahwa pengetahuan
biologis siswi tersebut. Jadi pengetahuan yang

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


58

baik tentang menarche mendukung bagaimana mengungkapkan pengetahuan siswi.


kecemasan siswi dalam menghadapi hal Selanjutnya peneliti merekomendasikan
tersebut. perlu adanya penelitian lanjutan yang
melihat hubungan kecemasan siswi
SIMPULAN menghadapi menarche dengan faktor lain,
Berdasarkan hasil penelitian, maka misalnya dari faktor lingkungan dan faktor
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: keluarga.
(1) Tingkat Pengetahuan siswi tentang menarche
dapat dikategorikan baik, (2) tingkat Kecemasan DAFTAR RUJUKAN
siswi dapat dikategorikan rendah, (3) Terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan.
pengetahuan tentang menarche dengan Alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti dan
Drs. Soedjarwo, Msc. Jakarta:
kecemasan siswi, dengan korelasi sebesar -0,724
Erlangga.
dan signifikansi 0,000, atau dengan tingkat
kepercayaan 100% dengan tingkat hubungan Liewellyn, Derek, 2005. Panduan Terlengkap
kuat. Tentang Kesehatan, Kebidanan dan
Kandungan. Jakarta : PT. Delapratasa
SARAN Publishing.
1. Kepada guru BK/Konselor Sekolah, dapat
mengembangkan program BK yang sesuai Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi
dengan kebutuhan siswa tersebut. Hal ini Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
bisa dilakukan seperti memberikan layanan
informasi, misalnya informasi mengenai Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan,
cara meningkatkan pengetahuan mengenai Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
menarche, cara bersikap ketika menarche
datang, dan hal-hal mengenai reproduksi Ramaiah. 2011. Faktor yang Mempengaruhi
wanita. Layanan bimbingan kelompok dapat Kecemasan. (online) : http://tedi-
hendro.com/?pg=articles&article=2287,
juga diberikan kepada siswa dengan topik
23. 11 November 2011, pukul 09.45
tugas seperti masalah-masalah yang dialami WIB.
jika menarche datang. Sedangkan untuk
mengatasi siswi yag masih mengalami Triantoro Safaria. 2009. Manajemen Emosi (
kecemasan ketika menarche, layanan yang Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana
Mengolola Emosi Positif dalam Hidup).
dapat diberikan adalah layanan konseling
Jakarta: Bumi Aksara.
perorangan.
2. Penelitian ini terbatas mengungkapkan satu
aspek yaitu pengetahuan untuk

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013

You might also like