You are on page 1of 10

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PEMILIHAN JAJANAN

SEHAT MENGGUNAKAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA

Lila Oktania Saputri*, Kristiawati*, Ilya Krisnana*


* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115
Telp. (031) 5913752, E-mail : lhafloat_indciltaz@yahoo.com

ABSTRACT
Introduction: Healthy snacks is nutritious snacks, which is not containing harmful
substance that was bought by children in the school and house area. Children need enough
knowledge and positive attitude in choosing snacks. Snake and ladder educative game is
one of the ways in a small group to improve the knowledge of healthy snacks. The objective
of this study is to analyze the influence of health education using snake and ladder
educative game toward the knowledge and the attitude of choosing healthy snacks of fourth
graders in SDN Sawotratap III Gedangan Sidoarjo. Method: This study used pre
experimental (one group pre-post test design). The population was all of fourth graders in
SDN Sawotratap III Gedangan Sidoarjo. The sampling technique was total sampling.
Thirty students participated in this study. The independent variable was health education
using snake and ladder educative game. The dependent variable was the knowledge and
the attitude in choosing healthy snacks. The data were collected by using questionnaire
and analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test with significant level of = 0,05. Result:
The result showed that health education using snake and ladder educative game had
significant influence to improve the knowledge (p= 0,000) and attitude (p= 0,000) in
choosing healthy snacks of fourth graders in SDN Sawotratap III Gedangan Sidoarjo.
Discussion: It can be concluded that health education using snake and ladder educative
game is effective to improve the knowledge and the attitude in choosing healthy snacks of
fourth graders. The next research are expected to analyze demography factor of student
related to the knowledge and attitude of choosing healthy snacks.
Keywords: attitude, health education, healthy snacks, knowledge, snake and ladder
educative game

PENDAHULUAN

Anak sekolah belum mengerti 2009). Kebiasaan jajan ini dipengaruhi


cara memilih jajanan yang sehat sehingga oleh faktor terkait makanan, karakteristik
berakibat buruk pada kesehatannya personal (pengetahuan tentang jajanan,
sendiri (Suci, 2009). Anak membeli jajan kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan
menurut kesukaan mereka sendiri tanpa faktor lingkungan (Ariandani, 2011).
memikirkan bahan-bahan yang Permasalahan kebiasaan jajan yang tidak
terkandung didalamnya (Judarwanto, sehat pada siswa harus ditangani agar
2008). Anak sekolah biasanya dapat terhindar dari berbagai macam
mempunyai lebih banyak perhatian, resiko penyakit (Evy, 2008). Anak usia
aktivitas di luar rumah, dan sering sekolah pada umur 7-11 tahun berada
melupakan waktu makan sehingga pada tahap perkembangan konkret
mereka membeli jajanan di sekolah untuk operasional yang ditandai pikiran yang
sekedar mengganjal perut (Rakhmawati, logis dan terarah serta mampu berfikir

1
dari sudut pandang orang lain membuat Studi pendahuluan pada siswa
anak usia sekolah sangat peka menerima kelas IV di SDN Sawotratap III
perubahan dan pembaharuan (Wong, Gedangan Sidoarjo, diketahui bahwa
2003). pengetahuan siswa kelas IV masih
Pendidikan kesehatan berperan kurang. Hal ini dibuktikan dari hasil
mengubah perilaku kesehatan seseorang pengisian kuesioner tentang jajanan sehat
sebagai hasil pengalaman belajar dari 10 siswa, didapatkan 60%
(Herijulianti, 2002). Upaya pihak SDN berpengetahuan kurang (hanya bisa
Sawotratap III Gedangan Sidoarjo dalam menjawab 4 dari 10 pertanyaaan yang
pemilihan jajanan sehat adalah dengan diberikan), 30% berpengetahuan sedang
menyediakan kantin sehat dan (menjawab 6-7 pertanyaan dengan
menempelkan poster tentang jajanan benar), dan 10% berpengetahuan baik
sehat. Pendidikan kesehatan yang perlu (menjawab 9 pertanyaan dengan benar).
diberikan salah satunya melalui media Selain itu, 70% siswa memiliki sikap
permainan yang edukatif dan menarik. negatif dan 30% siswa memiliki sikap
Permainan ular tangga ini sesuai positif dalam memilih jajanan sehat.
tumbuh kembang anak sekolah Anak sekolah dasar sering
khususnya usia 9-10 tahun karena pada membeli jajanan di sekolah. Anak
usia ini anak dapat diberikan stimulus cenderung untuk membeli jajanan yang
untuk mengembangkan perasaan, pikiran, tersedia paling dekat dengan
dan sikapnya (Fauzi, 2008). Namun keberadaannya (Peilin, 2004). Jajanan
pendidikan kesehatan dengan alat anak sekolah yang kurang terjamin
permainan edukatif ular tangga tentang kesehatannya dapat berpotensi
jajanan sehat belum pernah dilakukan menyebabkan keracunan, gangguan
penelitian sebelumnya sehingga pencernaan dan jika berlangsung lama
pengaruhnya terhadap pengetahuan dan akan menyebabkan status gizi yang buruk
sikap dalam pemilihan jajanan sehat pada (Suci, 2009). Selain itu, jajanan tidak
siswa sekolah dasar kelas IV belum dapat sehat dapat menyebabkan prestasi anak di
dijelaskan. sekolah juga terganggu. Upaya mengatasi
Data surveilan KLB keracunan permasalahan tersebut tidak cukup hanya
pangan tahun 2010 terdapat 163 kejadian. melalui teori yang disampaikan tetapi
Berdasarkan jenis pangannya, jajanan diperlukan media edukatif yang berperan
berkontribusi terhadap kasus keracunan penting untuk membuat anak lebih
sebesar 13,5%. Menurut data Badan memahami cara memilih jajanan sehat
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam kehidupan sehari-hari.
pada 2010, sekolah menempati urutan Alat Permainan Edukatif (APE)
kedua (26,9 %) setelah tempat tinggal ular tangga adalah permainan papan yang
(56,52%) kasus keracunan pangan di dibagi dalam kotak-kotak kecil yang
Indonesia. Data BPOM tahun 2010 didalamnya terdapat informasi dan
menunjukkan adanya jajanan yang tidak gambar tentang jajanan sehat sehingga
memenuhi syarat dengan ditemukannya informasi yang akan disampaikan lebih
dari 2.984 sampel yang diuji, 45% tidak mudah dipahami dalam suasana yang
memenuhi syarat karena mengandung menyenangkan. Permainan ular tangga
boraks, formalin, rhodamin B. Hasil merupakan salah satu cooperative play
penelitian tersebut menunjukkan dan termasuk permainan tradisional yang
rendahnya perlindungan pada anak murah, mudah dibuat, dan biasa
sekolah, padahal mengonsumsi jajanan dilakukan oleh anak-anak dengan bentuk
saat bersekolah sudah jadi aktivitas rutin strategi pembelajaran yang efektif
mereka (Permata, 2010). melalui pendekatan aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan bagi para siswa

2
(Augustyn, 2004). Alat Permainan intervensi. Kuesioner untuk pengetahuan
Edukatif (APE) ular tangga dapat terdiri dari pertanyaan multiple choice
diberikan kepada anak sekolah dasar yang bila dijawab dengan benar maka
karena permainan ini mudah dimainkan, skor 1 dan bila salah skor 0. Untuk
anak belajar untuk bekerja sama dan mengukur sikap, diukur dengan
berkompetisi yang sehat (fairplay), menggunakan skala Likert. Peneliti
bersosialisasi dengan teman sebaya, serta menggunakan lembar kuesioner yang
bermain sambil belajar. Dari uraian didapatkan peneliti dari konsep yang
diatas, penulis tertarik untuk melakukan sudah ada dan sedikit modifikasi dari
penelitian mengenai pendidikan konsep yang sudah ada. Data yang
kesehatan dengan alat permainan edukatif diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
ular tangga terhadap pengetahuan dan menggunakan teknik statistik Wilcoxon
sikap dalam pemilihan jajanan sehat pada Signed Rank Test untuk mengetahui
siswa kelas IV di SDN Sawotratap III pengaruh variabel independen
Gedangan Sidoarjo. (pendidikan kesehatan dengan alat
permainan edukatif ular tangga) terhadap
BAHAN DAN METODE variabel dependen (pengetahuan dan
sikap dalam pemilihan jajanan sehat)
Penelitian ini dilakukan dengan dengan tingkat kemaknaan 0,05.
menggunakan rancangan penelitian pre
experimental (one group pre-post test HASIL PENELITIAN
design) yaitu kelompok subjek
diobservasi sebelum intervensi dengan Hasil penelitian ini menunjukkan
pre test dan setelah intervensi dengan bahwa ada peningkatan pengetahuan
post test. Populasi dalam penelitian ini dalam pemilihan jajanan sehat sebelum
adalah semua siswa kelas IV A di SDN dan sesudah intervensi (Tabel 1).
Sawotratap III berjumlah 30 anak. Besar Sebelum diberikan intervensi ada 19 anak
sampel pada penelitian ini didapatkan 30 (63,3%) yang memiliki pengetahuan
siswa dilakukan dengan menggunakan kurang. Setelah diberikan intervensi anak
dengan metode total sampling yang memiliki pengetahuan baik
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. meningkat menjadi 21 anak (70%). Siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal mengalami peningkatan pengetahuan
16-26 Mei 2012. dalam pemilihan jajanan sehat dimana
Variabel independen dalam pada pre test (rerata 54; standar deviasi
penelitian ini adalah pendidikan 12,48) menjadi post test (rerata 81;
kesehatan dengan alat permainan edukatif standar deviasi 11,25).
ular tangga. Variabel dependen dalam Pada Tabel.1 dapat dilihat bahwa
penelitian ini adalah pengetahuan dan pendidikan kesehatan dengan alat
sikap dalam pemilihan jajanan sehat. permainan edukatif (APE) ular tangga
Instrumen yang digunakan untuk mempunyai pengaruh yang signifikan
pengumpulan data pada penelitian ini terhadap pengetahuan anak dalam
dengan menggunakan kuesioner. Dalam pemilihan jajanan sehat. Hal ini
penelitian ini untuk mengetahui ditunjukkan dengan hasil analisis statistik
pengetahuan dan sikap siswa dalam Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan
pemilihan jajanan sehat, peneliti nilai signifikansi p=0,000.
menggunakan instrumen SAK pendidikan Hasil penelitian ini menunjukkan
kesehatan dengan alat permainan edukatif bahwa ada perubahan sikap dalam
ular tangga. Peneliti menggunakan pemilihan jajanan sehat sebelum dan
kuesioner untuk mengetahui pengetahuan sesudah intervensi (Tabel 2). Sebelum
dan sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi ada 25 anak (83,3%)

3
yang memiliki sikap negatif. Setelah Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
diberikan intervensi anak yang memiliki pendidikan kesehatan dengan alat
sikap positif berubah menjadi 22 anak permainan edukatif ular tangga
(73,3%). Siswa mengalami perubahan mempunyai pengaruh yang signifikan
sikap dalam pemilihan jajanan sehat terhadap sikap anak dalam pemilihan
dimana pada pre test (rerata 25,2; standar jajanan sehat. Hal ini ditunjukkan dengan
deviasi 2,59) menjadi post test (rerata 36; hasil analisis statistik Wilcoxon Signed
standar deviasi 2,69). Rank Test didapatkan nilai signifikansi
p=0,000.

Tabel 1. Pengetahuan dalam pemilihan jajanan sehat pada responden sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan alat permainan edukatif ular tangga

Pengetahuan Pre Intervensi Post Intervensi


% %
Baik 2 6,7 21 70
Cukup 9 30 9 30
Kurang 19 63,3 0 0
Total 30 100 30 100
Mean 54 81
Standar Deviasi 12.4845 11.2495

Uji Statistik p = 0.000


Wilcoxon Signed Rank Test
p < 0.05

Tabel 2. Sikap dalam pemilihan jajanan sehat pada responden sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan alat permainan edukatif ular tangga

Sikap Pre Intervensi Post Intervensi


% %
Positif 5 16,7 22 73,3
Negatif 25 83,3 8 26,7
Total 30 100 30 100
Mean 25.2 36
Standar Deviasi 2.5918 2.6910
p = 0.000
Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test
p < 0.05

PEMBAHASAN

4
Berdasarkan hasil penelitian, anak untuk memanfaatkannya secara
pendidikan kesehatan dengan alat bebas. Pemberian uang saku
permainan edukatif ular tangga memiliki mempengaruhi kebiasaan jajan pada anak
pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap usia sekolah (Laksmi, 2008). Status
dalam pemilihan jajanan sehat. ekonomi yang tinggi sering diikuti
Berdasarkan identifikasi nilai dengan uang saku anak yang tinggi juga.
pengetahuan siswa dari hasil penelitian Anak dengan uang saku banyak
terdapat pengaruh terhadap pengetahuan cenderung memilih jajanan yang rasanya
dalam pemilihan jajanan sehat. Hal ini enak sesuai dengan keinginannya sendiri
dapat dilihat dari peningkatan rerata tanpa memikirkan baik untuk kesehatan
pengetahuan setelah diberikan pendidikan atau tidak.
kesehatan dengan alat permainan edukatif Sosio demografi dalam hal ini
ular tangga. Setelah dilakukan intervensi, jumlah saudara yang dimiliki responden
responden telah mengetahui definisi rata-rata dalam keadaan yang seimbang
jajanan sehat, jenis jajanan, ciri-ciri antara tidak memiliki saudara, 1 saudara,
jajanan yang aman dan sehat, pengaruh dan 2 saudara yaitu sebanyak 9
positif dan negatif jajanan, sanitasi dan responden (30%). Jumlah saudara yang
keamanan jajanan, penyakit bawaan dimiliki responden dapat mempengaruhi
makanan. Peningkatan pengetahuan pengetahuan. Responden yang memiliki
terlihat dari jawaban responden. Saat pre jumlah saudara cukup banyak dapat
test sebanyak 2 orang masuk kriteria baik bertukar informasi dan berdiskusi
dan meningkat menjadi 21 orang saat sehingga anak dapat memilih jajanan
post test. yang sehat (Ariandani, 2011).
Berdasarkan teori Green (1999) Berdasarkan hal tersebut dan data
dalam Notoatmodjo (2005) pengetahuan demografi serta hasil pre test yang
dipengaruhi oleh faktor predisposisi, diperoleh peneliti didapatkan bahwa anak
yaitu umur, jenis kelamin, status yang memiliki jumlah saudara banyak
ekonomi, dan susunan dalam keluarga. mendapat skor pengetahuan yang cukup
Berdasarkan teori tersebut dan data baik dibandingkan dengan anak tunggal.
demografi, faktor yang mempengaruhi Mayoritas responden yaitu
skor responden yang tidak mengalami sebanyak 20 orang (71%) pernah
peningkatan adalah jenis kelamin, status mendapatkan informasi dalam pemilihan
ekonomi, dan susunan dalam keluarga. jajanan sehat dari guru sewaktu pelajaran
Hal ini didukung dengan fakta yang di sekolah. Adanya informasi baru
terjadi pada saat intervensi, responden mengenai jajanan sehat memberikan
laki-laki cenderung lebih sulit untuk landasan kognitif baru bagi terbentuknya
diam, ramai, kurang memperhatikan dan pengetahuan dalam pemilihan jajanan
kurang fokus terhadap intervensi yang sehat (Ariandani, 2011). Berdasarkan
diberikan oleh peneliti. teori tersebut dan data demografi, anak
Status ekonomi orang tua yang pernah memperoleh informasi
mayoritas dalam keadaan mampu. Hal ini mengenai jajanan sehat sebelumnya dari
berkaitan dengan uang saku yang guru memiliki pengetahuan yang baik
diberikan pada anak mayoritas yaitu lebih dibandingkan dengan anak yang belum
dari Rp 3000. Uang saku yang rutin pernah memperoleh informasi sama
diberikan pada anak dapat membentuk sekali.
persepsi anak bahwa uang saku adalah Pengetahuan merupakan hasil dari
hak mereka dan mereka bisa tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
menuntutnya. Kurangnya nasehat dan melakukan penginderaan terhadap suatu
arahan dari orang tua tentang objek tertentu. Penginderaan terjadi
pemanfaatan uang saku akan mendorong melalui pancaindera manusia, yakni

5
indera penglihatan, pendengaran, Penerimaan dan pemahaman
penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan suatu materi yang diberikan akan
atau kognitif merupakan domain penting bergantung dari individu yang
untuk terbentuknya tindakan seseorang. menerimanya. Walaupun karakteristik
Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh demografinya sama tetapi hanya
proses pembelajaran (Notoatmodjo, responden yang mengerti dan memahami
2007). informasi tersebut yang bisa meningkat
Pendidikan kesehatan merupakan pengetahuannya. Hal ini dikarenakan
pendidikan yang tidak lepas dari proses kesadaran dan ketertarikan siswa akan
belajar karena proses belajar itu ada pentingnya alat permainan edukatif ular
dalam rangka mencapai tujuan tangga tentang jajanan sehat, materi yang
pendidikan. Seseorang akan mempunyai diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa,
persepsi terhadap apa yang akan dan metode penyampaian informasi yang
dijalaninya sehingga menimbulkan jelas.
persepsi yang berhubungan dengan Pada pertemuan pertama, hanya
tingkat pengetahuan yang diperoleh dari ada beberapa siswa yang antusias untuk
informasi, sehingga bila informasi yang menjawab pertanyaan dari peneliti
diterima kurang jelas, hasil pembelajaran sebagai evaluasi. Jawaban yang diberikan
yang didapat juga tidak optimal oleh siswa belum tepat sesuai dengan
(Notoatmodjo, 2007). Perubahan informasi yang sudah diberikan dalam
pengetahuan yang diperoleh merupakan permainan ular tangga tersebut. Pada
hasil dari pendidikan kesehatan dengan pertemuan kedua, semua siswa sudah
alat permainan edukatif ular tangga. mulai antusias untuk menjawab dan
Permainan ular tangga ini sudah jawaban yang diberikan sudah sesuai
dimodifikasi berisi informasi dan gambar dengan informasi yang diberikan. Siswa
tentang jajanan sehat sehingga anak yang memiliki pengetahuan tetap setelah
mengalami ketertarikan untuk bermain. diberikan intervensi ada 5 siswa yaitu
Pemberian informasi dengan permainan responden no.9, 11, 14, 18, 28. Kelima
ular tangga yang menarik dan suasana siswa tersebut merupakan anak pertama
yang menyenangkan dapat membuat sehingga kemungkinan tidak ada role
responden lebih mudah menerima model yang bisa ditiru. Siswa tersebut
informasi yang diberikan. Permainan ini memiliki saudara (adik) yang mungkin
cukup menyenangkan sesuai dengan mengakibatkan perhatian orang tua
tahap perkembangan kognitif anak usia terbagi untuk anak yang lainnya. Faktor
sekolah yang mayoritas respondennya tersebut kemungkinan saling berkaitan
berumur 10 tahun berada dalam tahap satu sama lain sehingga mengakibatkan
operasional konkrit artinya aktivitas pengetahuan siswa tidak mengalami
mental yang difokuskan pada objek peningkatan.
objek peristiwa nyata atau konkrit. Sebelum diberikan pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2007), kesehatan dengan alat permainan edukatif
pengetahuan sebagian besar diperoleh ular tangga mayoritas responden
melalui indera penglihatan (30%) dan memiliki sikap negatif. Responden belum
indera pendengaran (10%). Permainan ini memiliki sikap yang positif dalam
dapat meningkatkan perhatian, memilih jajanan sehat, sikap siswa
konsentrasi dan imajinasi anak kemudian tentang ciri-ciri jajanan sehat, sikap siswa
anak tersebut diharapkan mulai belajar tentang pengaruh positif dan negatif
menerapkan hal yang dipelajari sehingga jajanan, sikap siswa tentang sanitasi dan
akhirnya dapat membentuk pengetahuan keamanan jajanan, sikap siswa tentang
dan sikap yang baik dalam pemilihan penyakit bawaan makanan. Setelah
jajanan sehat. diberikan pendidikan kesehatan dengan

6
alat permainan edukatif ular tangga, Dukungan orang tua untuk membentuk
terjadi perubahan sikap sehingga sikap anak yang positif sangat kurang.
mayoritas responden memiliki sikap Pengaruh orang lain yang dianggap
positif. Data ini diperkuat oleh hasil penting dapat mengubah sikap seseorang
analisis statisik menggunakan Wilcoxon yang awalnya negatif menjadi sikap yang
Signed Rank Test yang menunjukkan positif (Azwar, 2008). Anak usia sekolah
adanya perbedaan yang signifikan dengan biasanya akan meniru sikap orang tuanya.
nilai p=0,000 yang artinya ada pengaruh Apabila sikap orang tuanya dalam
pendidikan kesehatan dengan alat pemilihan jajanan cukup selektif atau
permainan edukatif ular tangga terhadap disiplin dengan mementingkan
sikap dalam pemilihan jajanan sehat. kesehatannya maka anak akan meniru
Penilaian sikap diperoleh dengan sikap orang tuanya tersebut dalam
menghitung nilai dari pernyataan memilih jajanan di sekolah.
responden berdasarkan skoring Azwar Media massa dan lembaga
(2003), kemudian dibandingkan dengan T pendidikan juga mempunyai pengaruh
mean data. Nilai sikap rata-rata besar dalam pembentukan sikap
responden mmengalami peningkatan. seseorang. Berdasarkan data demografi
Namun ada 4 responden yang nilainya yang diperoleh, sebagian besar responden
tetap. Salah satu hal yang mempengaruhi (71%) memperoleh informasi mengenai
adalah responden berusia 9 tahun. Usia jajanan sehat dari guru atau lembaga
sangat mempengaruhi perilaku seseorang pendidikan dimana responden
juga bisa mempengaruhi terhadap daya bersekolah. Informasi yang didapatkan
tangkap dan pola pikir seseorang. melalui guru belum maksimal karena
Semakin bertambah usia akan semakin guru hanya memberikan informasi sesuai
berkembang pula daya tangkap dan pola dengan kurikulum yang ada. Informasi
pikirnya. Sikap merupakan reaksi yang baru yang didapatkan dari media massa
masih tertutup dari seseorang terhadap dan lembaga pendidikan dapat
stimulus atau objek. Sikap adalah mengarahkan pendapat seseorang
pandangan, pendapat, tanggapan ataupun sehingga dapat memberikan landasan
penilaian dan juga perasaan seseorang kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap stimulus atau objek yang yang positif (Tampubolon, 2009). Media
disertai dengan kecenderungan untuk massa dapat membawa pesan-pesan yang
bertindak (Notoatmodjo, 2003). Hal itu sugesti yang dapat mengarahkan opini
lah yang mendukung terjadi perubahan seseorang. Apabila pesan-pesan yang
sikap dari negatif menjadi positif pada sugestif itu cukup kuat maka akan
sebagian besar responden. Nilai sikap memberi dasar afektif dalam menilai
responden setelah diberikan pendidikan sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap.
kesehatan mayoritas menjadi meningkat Lembaga pendidikan dapat memberikan
dikarenakan responden sudah bisa pemahaman akan sikap yang baik dan
menangkap seluruh hal positif yang buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
mereka dapatkan dari intervensi. Setelah boleh dan tidak boleh dilakukan.
pengetahuan mereka cukup, emosional Penelitian Rogers (1983) dalam
mereka bereaksi dengan stimulus yang Hafni (2011) mengungkapkan bahwa
ada. keputusan tentang inovasi yaitu:
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan, persuasi, keputusan,
pembentukan sikap adalah pengaruh pelaksanaan, dan konfirmasi. Melalui
orang lain yang dianggap penting, dalam pendidikan kesehatan dengan alat
hal ini orang tua. Berdasarkan data permainan edukatif ular tangga dapat
demografi yang diperoleh, sebagian besar meningkatkan pengetahuan dimana
orang tua responden adalah bekerja. responden diarahkan untuk memahami

7
eksistensi. Pada tahap ini, responden Siswa yang mengalami perubahan
diberikan informasi mengenai jajanan sikap positif menjadi negatif ada 4 siswa
sehat agar pengetahuannya dapat yaitu responden no. 9, 11, 18, 28. Hal ini
meningkat. Kemudian tahap persuasi bisa disebabkan karena interpretasi
(persuasion) responden mulai tertarik mereka dengan pernyataan sikap yang
untuk mengetahui lebih lanjut manfaat kurang tepat. Seseorang akan mengubah
mengonsumsi jajanan sehat. Responden sikapnya jika orang tersebut mampu
dapat membentuk sikap baik atau tidak mengubah kognitifnya terlebih dahulu
baik. Hal ini juga didukung dari (Azwar, 2008). Keempat siswa yang
pengetahuan yang dimiliki oleh mengalami perubahan sikap menjadi
responden. negatif itu memiliki pengetahuan yang
Sikap siswa yang sebagian besar tetap dari hasil pre test ke post test.
negatif dipengaruhi oleh komponen Responden merupakan anak pertama
kognitif atau pengetahuan siswa yang sehingga kemungkinan tidak ada role
kurang sehingga mempengaruhi persepsi model yang bisa ditiru dalam merubah
siswa mengenai jajanan sehat. Persepsi sikapnya dan hanya memiliki adik
yang negatif akan mempengaruhi sehingga kemungkinan dukungan dari
komponen sikap selanjutnya yaitu keluarga kurang maksimal.
komponen afektif (komponen
emosional). Siswa merasakan tidak SIMPULAN DAN SARAN
senang membeli jajan di kantin sekolah.
Rasa tidak senang ini akan Simpulan
mempengaruhi kecenderungan responden Pengetahuan dalam pemilihan
bertindak (komponen konatif) dalam jajanan sehat pada siswa kelas IV di SDN
pemilihan jajanan sehat. Sehingga sikap Sawotratap III Gedangan Sidoarjo
yang ditunjukkan siswa adalah sikap mengalami peningkatan setelah diberikan
yang negatif dalam pemilihan jajanan pendidikan kesehatan dengan alat
sehat. permainan edukatif ular tangga. Sikap
Responden yang bersikap negatif dalam pemilihan jajanan sehat pada siswa
mampu mengubah sikapnya menjadi kelas IV di SDN Sawotratap III
positif setelah diberikan intervensi Gedangan Sidoarjo mengalami perubahan
dipengaruhi oleh pemberian informasi setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang jajanan sehat yang disampaikan dengan alat permainan edukatif ular
dengan jelas, sehingga mampu tangga. Pendidikan kesehatan dengan alat
mempengaruhi emosional responden. permainan edukatif ular tangga
Selain itu, pernyataan sikap yang meningkatkan pengetahuan dalam
diberikan peneliti kepada responden juga pemilihan jajanan sehat pada siswa kelas
harus mampu menstimulasi kepercayaan IV di SDN Sawotratap III Gedangan
responden. Sidoarjo. Pendidikan kesehatan dengan
Seseorang yang berpengetahuan alat permainan edukatif ular tangga
baik tidak menjamin akan mempunyai merubah sikap dalam pemilihan jajanan
sikap yang positif. Karena seseorang sehat pada siswa kelas IV di SDN
dalam menentukan sikap yang utuh selain Sawotratap III Gedangan Sidoarjo.
ditentukan oleh pengetahuan, juga
dipengaruhi oleh pikiran, keyakinan dan Saran
emosi yang memegang peranan penting
(Notoatmojo, 2010). Individu yang Dari hasil penelitian ini, peneliti
bersangkutan harus mampu menyerap, menyarankan 1) Bagi perawat anak dan
mengolah dan memahami informasi yang komunitas, mampu memberikan promosi
diterima sebagai stimulus. kesehatan dengan media alat permainan

8
edukatif ular tangga yang dimodifikasi <http://luthfis.wordpress.com/2008/
untuk mensosialisasikan jajanan sehat 04/20/perkembangan-kognitif-
pada masyarakat, khususnya anak usia dalam-perspektif-piaget>.
sekolah. 2) Bagi sekolah, alat permainan Hafni, Z 2011, Pengaruh karakteristik
edukatif ular tangga yang dimodifikasi inovasi dan sistem sosial terhadap
dapat digunakan sebagai media adopsi inovasi program Bina
pembelajaran bagi siswa khususnya Keluarga Balita (BKB) di
mengenai jajanan sehat sehingga dapat kelurahan Kwala Bingai kecamatan
meningkatkan pengetahuan dan merubah Stabat kabupaten Langkat, diakses
sikap siswa dalam pemilihan jajanan 23 April 2012 pukul 19.05,
sehat. 3) Bagi guru sekolah, dapat http://repository.usu.ac.id/bitstream/
memberikan informasi kepada siswa 123456789/30598/3/Chapter
dengan media alat permainan edukatif %20II.pdf
ular tangga yang dimodifikasi sehingga Herijulianti E 2002, Pendidikan
siswa dapat memilih jajanan yang sehat kesehatan gigi, EGC, Jakarta, hal.
sesuai dengan informasi yang telah 35-39.
diperoleh. 4) Bagi penelitian selanjutnya, Judarwanto, W 2008, Perilaku makan
dapat menganalisis faktor demografi anak anak sekolah, diakses 30 November
usia sekolah yang berhubungan dengan 2011 pukul 22.29,
pengetahuan dan sikap dalam pemilihan <http://gizi.depkes.go.id/makalah/d
jajanan sehat. ownload/perilaku%20makan
%20anak%20sekolah.pdf>.
KEPUSTAKAAN Notoatmodjo, S 2003, Ilmu kesehatan
masyarakat prinsip-prinsip dasar,
Ariandani, B 2011, Faktor yang PT.Rineka Cipta, Jakarta, hal. 205.
berhubungan dengan pemilihan Notoatmodjo, S 2003, Pendidikan dan
makanan jajanan pada anak perilaku kesehatan, PT.Rineka
sekolah dasar, diakses 9 Maret Cipta, Jakarta, hal. 56-72.
2012 pukul 18.57, Notoatmodjo, S 2005, Metodologi
<http://eprints.undip.ac.id/32606/1/ penelitian kesehatan edisi revisi,
403_Bondika_Ariandani_aprillia_G PT.Rineka Cipta, Jakarta, hal. 109.
2C007016.pdf>. Notoatmodjo, S 2007, Promosi kesehatan
Augustyn, F 2004, Dictionary of toys and dan ilmu perilaku, PT.Rineka Cipta,
games in American popular culture, Jakarta, hal. 19, 133-148.
diakses 6 Maret 2012 pukul 11.30, Peilin, H 2004, Factors influencing
<http://en.wikipedia.org/wiki/Snake students decisions to choose healthy
s_and_ladders>. or unhealthy snacks at the
Azwar 2008, Sikap manusia: teori dan University of Newcastle, Australia.
pengukurannya Edisi 2, Pustaka Journal of Nursing Research, vol.
Pelajar, Yogyakarta, hal. 30-38. 12, no. 2, hal. 83-91.
Evy, 2008, Keamanan pangan di sekolah Permata 2010, Jajanan anak sekolah
rendah, diakses 7 Maret 2012 pukul berbahaya, diakses 7 Maret 2012
10.27, pukul 09.57,
<http://www.penapendidikan.com/k <http://insanpermata.com>.
eamanan-pangan-di-sekolah- Rakhmawati, L 2009, Kontribusi
rendah/>. makanan di sekolah dan tingkat
Fauzi, Lutfi Seli 2008, Perkembangan kecukupan energi dan zat gizi pada
kognitif dalam perspektif Piaget, anak usia sekolah dasar di kota
diakses 8 Maret 2012 pukul 17.00, Bogor, diakses 30 November 2011
pukul 22.48,

9
<http://repository.ipb.ac.id/bitstrea <http://repository.usu.ac.id/handle/1
m/handle/123456789/12270/I09lra. 23456789/25162?
pdf?sequence=2>. mode=full&submit_simple=Show+
Suci, Euinike Sri Tyas 2009, Gambaran full+item+record>
perilaku jajan murid sekolah dasar Wong, D.L 2003, Pedoman klinis
di Jakarta, Psikobuana, Jakarta, keperawatan pediatrik, Penerbit
Vol. 1, No. 1, 29-38. Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
Tampubolon, F 2009, Pengaruh media hal. 196-198.
visual poster dan leaflet makanan
sehat terhadap perilaku konsumsi
makanan jajanan pelajar kelas
khusus SMAN 1
PanyabunganMandailing Natal,
diakses 7 Maret 2012 pukul 21.39,

10

You might also like