You are on page 1of 8

ISSN 2303-1433

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TANDA-TANDA


VITAL PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR
YANG MENGALAMI NYERI

(The Effect Of Music Therapy On Changes Vital Signs In Patients Postoperative


Fracture Whit Experienced Of Pain)

Maksimilianus Lopes*, Moh Alimansur**, Edi Santoso**


*, **Stikes Ganesa Husada Kediri
*Akper Dharma Husada Kediri, Email; ali.mansur75@yahoo.co.id

ABSTRACT
One of the factors that affect the frequency of the pulse is the emotion caused by
acute pain and anxiety to increase sympathetic stimulation, it is can increase the frequency
of the pulse, respiration rate, tension of blood. The purpose of this study was to determine
the effect of music therapy on changes vital signs in patients postoperative fracture who
experienced of pain in RSUD dr. Harjono Ponorogo. Design research is a one group pre -
post test with Pre Experimental approach. The population studied were all patients
postoperative fracture in dr. Harjono Ponorogo, by using a sampling technique accidental
obtained sample was 26 respondents. The instrument used was observation. The results
were analyzed using the Wilcoxon test ( = 0.05). The results showed Effects of music
therapy on blood pressure with a significan p-value (0.002), pulse rate with p-Value
(0.025), Respiratory with p-value (0.014), and that no significant is the body temperature
p-value (0.180). This is because the music therapy can stimulate the production of
serotonin that can stabilize vital signs. The conclusion of this study is blood pressure, pulse
and respiration can be affected by music therapy..Advice for nurses is expected to provide
music therapy to patients by giving the impression that the music is relaxing and beautiful
so as to bring the patient to a state of relaxation.

Keyword : Music Therapy, Vital Signs


Pendahuluan perpanjangan masa penyembuhan luka
Terjadinya fraktur akan berpengaruh (Smeltzer, 2006).
besar terhadap aktifitas penderita Menurut WHO (2010), angka
khususnya yang berhubungan dengan kejadian fraktur akibat trauma mencapai
gerak dan fungsi anggota yang mengalami 67 juta kasus. Secara nasional angka
cedera akibat fraktur. Berbagai tingkat kejadian fraktur akibat trauma pada tahun
gangguan akan terjadi sebagai suatu 2011 mencapai 1,25 juta kasus.
dampak dari jaringan yang cedera, baik Sedangkan di Propinsi Jawa Timur pada
yang disebabkan karena patah tulangnya tahun 2011 tercatat 67.076 ribu kasus
maupun dikarenakan kerusakan jaringan (Haryadi, 2012). Angka kejadian fraktur
lunak disekitar fraktur atau karena luka di Indonesia yang mendapatkan
bekas infeksi saat dilakukan pembedahan penanganan dengan cara fiksasi internal
(Long, 2006). Penyebab terjadinya pada tahun 2011 diperkirakan sebanyak
pematasan aktifitas pasien yang 167.000 tindakan. Sedangkan di Propinsi
mengalami faktur adalah munculnya rasa Jawa Timur pada tahun 2010 jumlah
nyeri yang sangat tajam dan penanganan fraktur dengan fiksasi
menyebabkan pasien malas bergerak, internal sebanyak 16.101 tindakan. Hasil
padahal hal ini menyebabkan terjadinya studi pendahuluan di RSUD dr. Harjono
dekubitus, kelemahan otot dan Ponorogo menunjukkan bahwa dari 12
orang pasien post operasi fraktur

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 12


ISSN 2303-1433

semuanya menyatakan nyeri, antara nyeri instrumental yang dapat mendorong rasa
sedang sampai dengan berat. damai pada pasien (Muttaqin, 2008).
Nyeri dapat mempengaruhi tanda- Berdasarkan uraian diatas maka
tanda vital. Tanda-tanda vital meliputi peneliti tertarik untuk melaksanakan
temperatur / suhu tubuh, denyut nadi, laju penelitian dengan judul Pengaruh Terapi
pernafasan / respirasi, dan tekanan darah. Musik terhadap Perubahan Tanda-Tanda
Pengukuran tanda-tanda vital memberikan Vital pada Pasien Post Operasi Fraktur
informasi yang berharga terutama yang Mengalami Nyeri di RSUD dr.
mengenai status kesehatan pasien secara Harjono Ponorogo. Tujuan penelitian ini
umum (Jones, 2008). Ada beberapa hal untuk menganalisa pengaruh terapi musik
yang dapat mempengaruhi tekanan darah, terhadap perubahan tanda-tanda vital pada
frekuensi pernapasan dan frekuensi pasien post operasi fraktur yang
denyut nadi. Faktor yang dapat mengalami nyeri di RSUD dr. Harjono
mempengaruhi tekanan darah salah Ponorogo.
satunya adalah nyeri yang mengakibatkan
stimulasi simpatik, yang meningkatkan Metode Penelitian
frekuensi darah, curah jantung dan Penelitian yang dilakukan
tahanan vaskular perifer. Efek stimulasi menggunakan pendekatan Pra
simpatik meningkatkan tekanan darah. eksperimental dengan desain one group
Faktor yang dapat mempengaruhi pre post test design yaitu penelitian
frekuensi pernapasan adalah nyeri, hal ini eksperimental yang proses pemberian
dapat meningkatkan frekuensi dan perlakuannya tidak dilakukan pembatasan
kedalaman pernapasan sebagai akibat gangguan dari faktor lain yang tidak
stimulasi simpatik. Kemudian salah satu diteliti (Notoatmodjo, 2005). Desain pre
faktor yang mempengaruhi frekuensi post test bertujuan untuk membandingkan
denyut nadi adalah emosi yang antara kondisi tanda-tanda vital sebelum
diakibatkan oleh nyeri akut, dan dan setelah pemberian terapi musik.
kecemasan meningkatkan stimulasi Populasi dalam penelitian ini adalah
simpatik, dapat meningkatkan frekuensi seluruh pasien post operasi fraktur di
nadi sedangkan nyeri berat yang tidak RSUD dr. Harjono Ponorogo. Teknik
hilang meningkatkan stimulasi analisa data yang digunakan untuk
parasimpatik, dapat menurunkan menguji hubungan dua variabel
frekuensi denyut nadi (Guyton, 2010). menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
Berbagai upaya asuhan keperawatan test.
dikembangkan untuk membantu
memperbaiki tanda vital pasien, antara Hasil Penelitian
lain: oksigenasi, pengaturan posisi kepala, Data Umum
stimulasi dengan pendekatan komunikasi Karakteristik Responden Berdasarkan
baik verbal maupun non verbal serta Usia
terapi musik. Terapi musik akan 1
memberikan efek relaksasi dan 17 - 25 tahun
24% 2
meningkatkan produksi hormon 8% 8% 26 - 35 tahun
norepinephrin sehingga mendorong 11 36 - 45 tahun
10
terhadap normalisasi denyut nadi, 38% 42%
46 - 55 tahun
menstabilkan tekanan darah dan
56 - 65 tahun
meningkatkan keteraturan napas
responden. Jenis musik yang dapat
Diagram 1 Karakteristik Responden
mendorong proses normalisasi tanda-
Berdasarkan Usia Pada Pasien Post
tanda vital adalah jenis musik
Operasi Fraktur Yang Mengalami Nyeri
Di RSUD dr. Harjono Ponorogo
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 13
ISSN 2303-1433

mendapatkan pemberian terapi musik


Berdasarkan diagram 1 diketahui memiliki tekanan darah dalam kategori
bahwa hampir setengah dari responden pre hipertensi, yaitu 14 responden
berusia 26 35 tahun, yaitu 11 responden (53,8%) dan setelah pemberian terapi
(42%). musik setengah dari responden memiliki
tekanan darah dalam kategori normal
Karakteristik Responden Berdasarkan yaitu 13 responden (50,0%). Hasil analisis
Jenis Kelamin data dengan menggunakan uji wilcoxon
signed rank test didapatkan p-value =
0,002 lebih kecil dari pada ( = 0,05)
6 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
23% Laki-Laki
berarti ada pengaruh pemberian terapi
20 Perempuan musik terhadap tekanan darah pada pasien
77% post operasi fraktur yang mengalami nyeri
di RSUD dr. Harjono Ponorogo.
Diagram 2 Karakteristik Responden
2. Pengaruh pemberian terapi musik
Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pasien
terhadap denyut nadi pada pasien post
Post Operasi Fraktur Yang Mengalami
operasi fraktur yang mengalami nyeri
Nyeri Di RSUD dr. Harjono Ponorogo
Berdasarkan diagram 2 diketahui
Tabel 2 Pengaruh Pemberian
bahwa sebagian besar responden memiliki
Terapi Musik Terhadap Denyut Nadi pada
jenis kelamin laki-laki, yaitu 20
Pasien Post Operasi Fraktur yang
responden (77%).
Mengalami Nyeri di RSUD dr. Harjono
Ponorogo
Data Khusus
1. Pengaruh pemberian terapi musik No Denyut Pre Test Post Test
terhadap tekanan darah pada pasien . Nadi % %
post operasi fraktur yang mengalami 1 Bradikardia 3 11,5 3 11,5
nyeri 2 Normal 15 57,7 20 76,9
3 Takikardia 8 30,8 3 11,5
Tabel 1 Pengaruh pemberian terapi Jumlah 26 100 26 100
musik terhadap tekanan darah pada pasien p-value=0,025 =0,05
post operasi fraktur yang mengalami Sumber : Hasil Analisa data penelitian
nyeri di RSUD dr. Harjono Ponorogo
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Tekanan Pre Post sebagian besar responden sebelum
No.
Darah % % mendapatkan pemberian terapi musik
1 Normal 5 19,2 13 50,0 memiliki denyut nadi dalam kategori
2 Pre hipertensi 14 53,8 10 38,5 normal, yaitu 15 responden (57,7%) dan
Hipertensi setelah pemberian terapi musik sebagian
3 ringan 6 23,1 3 11,5 besar responden memiliki tekanan darah
Hipertensi dalam kategori normal yaitu 20 responden
4 sedang 1 3,8 0 0,0 (76,9%). Hasil analisis data dengan
Hipertensi
menggunakan uji wilcoxon signed rank
5 berat 0 0,0 0 0,0
test didapatkan p-value = 0,025 lebih
Jumlah 26 100 26 100
kecil dari pada ( = 0,05) maka H0
p-value=0,000 =0,05
ditolak yang berarti ada pengaruh
pemberian terapi musik terhadap denyut
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa nadi pada pasien post operasi fraktur yang
sebagian besar responden sebelum
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 14
ISSN 2303-1433

mengalami nyeri di RSUD dr. Harjono 3 Tinggi 13 50.0 11 42.3


Ponorogo. Jumlah 26 100 26 100
p-value=0,180 =0,05
3. Pengaruh pemberian terapi musik Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
terhadap pernafasan pada pasien post sebagian besar responden sebelum
operasi fraktur yang mengalami nyeri mendapatkan pemberian terapi musik
memiliki suhu tubuh dalam kategori
Tabel 3 Pengaruh pemberian terapi tinggi, yaitu 13 responden (50,0%) dan
musik terhadap pernafasan pada pasien setelah pemberian terapi musik sebagian
post operasi fraktur yang mengalami nyeri besar responden memiliki suhu tubuh
di RSUD dr. Harjono Ponorogo dalam kategori normal yaitu 12 responden
No Pernafasa Pre Test Post Test (46,2%). Hasil analisis data dengan
. n % % menggunakan uji wilcoxon signed rank
1 Lambat 2 7,7 3 11,5 test didapatkan p-value = 0,180 lebih
2 Normal 14 53,8 18 69,2 besar dari pada ( = 0,05) maka H0
3 Cepat 10 38,5 5 19,2 diterima artinya tidak ada pengaruh
Jumlah 26 100 26 100 pemberian terapi musik terhadap suhu
p-value=0,014 =0,05 tubuh pada pasien post operasi fraktur
yang mengalami nyeri di RSUD dr.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa Harjono Ponorogo.
sebagian besar responden sebelum
mendapatkan pemberian terapi musik Pembahasan
memiliki irama pernafasan dalam kategori 1. Pengaruh Terapi Musik Terhadap
normal, yaitu 14 responden (53,8%) dan Perubahan Tekanan Darah Pada
setelah pemberian terapi musik sebagian Pasien Post Operasi Fraktur Yang
besar responden memiliki irama Mengalami Nyeri Di RSUD dr.
pernafasan dalam kategori normal yaitu Harjono Ponorogo
18 responden (69,2%). Hasil analisis data
dengan menggunakan uji wilcoxon signed Terapi musik yang dilakukan di
rank test didapatkan p-value = 0,014 lebih College of Notre Dame, Belmont,
kecil dari pada ( = 0,05) maka H0 California menggunakan stimulus suara
ditolak artinya ada pengaruh pemberian (bunyi, musik) untuk mengetahui dampak
terapi musik terhadap pernafasan pada suara terhadap kondisi stres dan rileks
pasien post operasi fraktur yang yang dialami seseorang, sekarang sudah
mengalami nyeri di RSUD dr. Harjono mendunia (Satiadarma, 2008). Namun
Ponorogo penerapan terapi musik ini masih jarang
. ditemukan, karena masih merupakan hal
4. Pengaruh pemberian terapi musik yang baru, khususnya dalam keperawatan.
terhadap suhu tubuh pada pasien post Terapi musik dapat berdampak positif
operasi fraktur yang mengalami nyeri untuk mengatasi stress. Terapi musik
Tabel 4 Pengaruh pemberian terapi musik merupakan teknik yang sangat mudah
terhadap suhu tubuh pada pasien post dilakukan dan terjangkau, tetapi efeknya
operasi fraktur yang mengalami nyeri di menunjukkan betapa besar dan musik
RSUD dr. Harjono Ponorogo dalam mempengaruhi ketegangan atau
kondisi rileks pada diri seseorang, karena
No Suhu Pre Test Post Test dapat merangsang pengeluaran
. Tubuh % % endorphine dan serotonin, yaitu sejenis
1 Rendah 2 7.7 3 11.5 morfin alami tubuh dan juga metanonin
2 Normal 11 42.3 12 46.2 sehingga kita bisa merasa lebih relaks

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 15


ISSN 2303-1433

pada tubuh seseorang yang mengalami rasa yang menyenangkan. Terapi musik
stres (Mucci, 2009). bermanfaat untuk memberikan rasa
Hasil penelitian yang dilakukan nyaman, menurunkan stres, kecemasan
menunjukkan bahwa terapi musik dan kegelisahan, melepaskan tekanan
memiliki pengaruh yang signifikan untuk emosional yang dialami, meningkatkan
menstabilkan tekanan darah pasien post kontrol diri dan perasaan berharga klien.
operasi fraktur. Kondisi ini disebabkan Tujuan tersebut dapat dicapai melalui
karena dengan mendengarkan musik yang berbagai kegiatan yang dapat dilakukan
disukai oleh responden maka responden dalam terapi musik, seperti menyanyi,
akan mendapat efek relaksasi karena bermain musik, mendengarkan musik,
dapat merangsang pengeluaran menyaksikan video musik, menulis lagu
endorphine dan serotonin. Kedua hormon atau aransemen musik, dan berdiskusi
ini memiliki pengaruh pada kerja jantung tentang musik (Lindberg, 2007).
karena dapat membatasi produksi Penelitian ini menunjukkan bahwa
aldosteron yang merupakan hormon yang setelah mendapatkan terapi musik
dapat meningkatkan tekanan darah. Saat responden dapat memberikan rasa
produksi aldosteron normal maka jantung nyaman sehingga detak jantung responden
dapat bekerja secara normal dan tekanan menjadi teratur dengan jumlah detak per
darah menjadi normal. Terapi musik menit dalam kategori normal. Di samping
memberikan rasa nyaman dan rasa tenang musik dapat menyelaraskan iklim
kepada pasien sehingga membawa kondisi emosional seseorang dengan cara
yang lebih baik pada pasien karena fungsi mempengaruhi suasana hati, pikiran,
tubuh menjadi lebih baik dan emosi dan perilaku seseorang.
mempercepat proses penyembuhan. Penyelarasan yang dimaksud adalah
menyelaraskan tipe musik dengan
2. Pengaruh Terapi Musik Terhadap keadaan batin seseorang, kemudian secara
Perubahan Denyut Nadi Pada berangsur-angsur menggeser musik
Pasien Post Operasi Fraktur Yang tersebut untuk mencerminkan suasana
Mengalami Nyeri Di RSUD dr. emosional yang dikehendaki atau
Harjono Ponorogo diharapkan. Musik dan suara menyentuh
Hasil analisis data menunjukkan manusia dengan cara merambat melalui
adanya pengaruh pemberian terapi musik udara sebagai penghantar. Perambatan
terhadap denyut nadi pada pasien post musik memiliki potensi untuk; meresonan
operasi fraktur yang mengalami nyeri di perasaan pendengar dengan perubahan
RSUD dr. Harjono Ponorogo. dari negatif ke positif dan meningkatkan
Musik adalah suara yang keluar dari kondisi kegembiraan dan ketenangan.
dalam jiwa manusia, mampu Pada usia SMA maka responden
mengekspresikan emosi atau gairah yang dapat memahami setiap permasalahan
jauh lebih naik daripada kata kata hal ini dengan lebih baik sehingga responden
tidak dapat ditawar lagi (Frohnmayer memiliki pemahaman terhadap perubahan
dalam Kirkland, 2007). Dengan musik, yang dialaminya dalam menghadapi
remaja dapat bernyanyi, menari, menulis perubahan kondisi tubus pasca operasi
syair sambil mendengarkan musik. Musik fraktur. Kondisi ini menyebabkan
menyentuh emosi yang mendalam di responden lebih tenang, sehingga ketika
dalam jiwa (Satiadarma, 2008). Musik diberikan terapi musik, maka responden
memiliki elemen elemen berupa ; ritme, dapat menikmatinya dan terbawa dalam
irama nada, melodi, timbre, tempo, pitch, keselarasan nada yang didengarkannya
dan dinamika yang dapat menstimulasi sehingga jantung responden turut berdetak
seseorang untuk berekspresi, berkreasi normal.
dalam suatu interaksi sosial dengan penuh

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 16


ISSN 2303-1433

Bekerja sebagai karyawan swasta ia akan lebih mudah mengatasi stres,


berarti responden dalam menjalani operasi ketegangan, rasa sakit, dan berbagai
fraktur tidak perlu memikirkan gangguan atau gejolak emosi negatif yang
pekerjaannya, sebagai pegawai swasta dialaminya. Selain itu musik melalui
banyak kawan responden yang dapat suaranya dapat mengubah frekuensi yang
membantu pekerjaannya, berbeda dengan tidak harmonis tersebut kembali ke
wisraswasta yang harus mengerjakan vibrasi yang normal, sehat, dan dengan
segala sesuatunya sendiri. Kondisi ini demikian memulihkan kembali keadaan
meberikan dampak pada munculnya rasa yang normal (Merrit, 2008).
tenang pada responden sehingga detak Nafas seseorang dipengaruhi
jantung responden adalah normal. efektifitas transportasi oksigen kedalam
paru-paru dan kemudian jantung, semakin
3. Pengaruh Terapi Musik Terhadap efektif transportasi oksigen maka semakin
Perubahan Pernafasan Pada tenang napas seseorang. Hasil penelitian
Pasien Post Operasi Fraktur Yang menunjukkan seseorang yang sedang
Mengalami Nyeri Di RSUD dr. mendengarkan musik dapat lebih tenang
Harjono Ponorogo sehingga proses pertukaran oksigen dapat
Hasil analisis data menunjukkan ada berjalan dengan lancar dan nafas memiliki
pengaruh pemberian terapi musik ritme dan irama yang stabil.
terhadap pernafasan pada pasien post Pada usia ini responden terhitung
operasi fraktur yang mengalami nyeri di masih cukup muda, dan permaslahan
RSUD dr. Harjono Ponorogo. fraktur yang dialaminya setelah menjalani
Kondisi ini ditunjang oleh kondisi operasi relatif lebih lancar dan tidak
usia responden dimana hampir setengah menimbulkan permasalahan yang berarti
dari responden berusia 26 35 tahun, sehingga responden dapat beradaptasi
yaitu 11 responden (11%). dengan kondisi dengan lebih baik. Hal ini
Musik juga dapat mempengaruhi semakin baik ketika responden
pernafasan, denyut jantung, denyut nadi, mendapatkan perlakuan dengan
tekanan darah, mengurangi ketegangan mendengarkan musik sehingga responden
otot dan memperbaiki gerak dan kordinasi dapat lebih tenang dan pola nafasnya
tubuh, dan memperkuat ingatan, berjalan lebih baik.
meningkatkan produktivitas suhu tubuh,
serta mengatur hormon-hormon yang 4. Pengaruh Terapi Musik Terhadap
berkaitan dengan stres. Sedangkan secara Perubahan Suhu Tubuh Pada
psikologis, musik dapat membuat Pasien Post Operasi Fraktur Yang
seseorang menjadi lebih rileks, Mengalami Nyeri Di RSUD dr.
mengurangi stres, efektif, efisien, dapat Harjono Ponorogo
meningkatkan asmara dan seksualitas, Hasil analisis data menunjukkan
menimbulkan rasa amandan sejahtera, tidak ada pengaruh pemberian terapi
melepas rasa gembira dan sedih, musik terhadap suhu tubuh pada pasien
menegaskan kemanusiaan bersama, dan post operasi fraktur yang mengalami nyeri
membantu serta melepaskan rasa sakit. di RSUD dr. Harjono Ponorogo.
(Satiadarma, 2007). Selain itu, melalui International Union of Physiological
musik juga seseorang dapat berusaha Sciences Commission for Thermal
untuk menemukan harmoni internal (inner Physiology mendefinisikan demam
harmony). Jadi, musik adalah alat yang sebagai suatu keadaan peningkatan suhu
bermanfaat bagi seseorang untuk inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya)
menemukan harmoni di dalam dirinya. merupakan bagian dari respons
Hal ini dirasakan perlu, karena dengan pertahanan organisme multiselular (host)
adanya harmoni di dalam diri seseorang, terhadap invasi mikroorganisme atau

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 17


ISSN 2303-1433

benda mati yang patogenik atau dianggap operasi fraktur yang mengalami nyeri
asing oleh host. Suhu tubuh dipengaruhi di RSUD dr. Harjono Ponorogo.
oleh faktor individu dan lingkungan, 4. Pemberian terapi musik tidak
meliputi usia, jenis kelamin, aktivitas fisik berpengaruh terhadap suhu tubuh
dan suhu udara ambien. Oleh karena itu, pada pasien post operasi fraktur yang
tidak ada nilai tunggal untuk suhu tubuh mengalami nyeri di RSUD dr.
normal (Rahdi, 2008). Harjono Ponorogo.
Termoregulasi adalah proses fisiologis
yang merupakan kegiatan integrasi dan
koordinasi yang digunakan secara aktif Saran
untuk mempertahankan suhu inti tubuh.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh 1. Bagi Pasien
merupakan penggabungan fungsi dari Diharapkan dapat mendengarkan
organ-organ tubuh yang saling musik yang digemarinya untuk
berhubungan. didalam pengaturan suhu menjaga kondisi tanda-tanda vitalnya
tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor tetap normal dan rileks sehingga
pengatur suhu, yautu sensor panas dan dapat mencegah terjadinya penyulit.
sensor dingin yang berbeda tempat pada
jaringan sekeliling (penerima di luar) dan 2. Bagi Perawat
jaringan inti (penerima di dalam) dari Diharapkan dapat memberikan terapi
tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat musik kepada pasien dengan
yang diterima langsung dikirimkan ke
memberikan musik yang memiliki
sistem saraf pusat dan kemudian dikirim
ke syaraf motorik yang mengatur kesan santai dan indah sehingga
pengeluaran panas. Hasil penelitian dapat membawa pasien pada kondisi
menunjukkan bahwa terapi musik yang relaksasi.
diberikan tidak berpengaruh terhadap
suhu tubuh, hal ini disebabkan karena 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
suhu tubuh pasien lebih banyak Diharapkan dapat mengembangkan
dipengaruhi oleh upaya untuk penelitian ini dengan meneliti faktor
mempertahankan suhu tetap normal dan lainnya yang berpengaruh terhadap
tidak tergantung dengan upaya pemberian TTV pasien post operasi fraktur
kondisi relaks pada pasien.
sehingga dapat dijadikan sebagai
masukan bagi pihak rumah sakit
Kesimpulan dalam pengambilan kebijakan

1. Pemberian terapi musik berpengaruh Daftar Pustaka


terhadap tekanan darah pada pasien
post operasi fraktur yang mengalami Alimul, A. H. 2008. Metode penelitian
nyeri di RSUD dr. Harjono keperawatan dan teknik analisa
Ponorogo. data,Jakarta: Salemba Medika.
2. Pemberian terapi musik berpengaruh
terhadap denyut nadi pada pasien Carpenito, L.J. 2009. Diagnosa
post operasi fraktur yang mengalami Keperawatan: Aplikasi Pada
nyeri di RSUD dr. Harjono Pasien Klinis. Jakarta : EGC.
Ponorogo.
3. Pemberian terapi musik berpengaruh Djohan. 2006. Terapi Musik: Teori dan
terhadap pernafasan pada pasien post
Aplikasi. Yogyakarta :
Galangpress.
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 18
ISSN 2303-1433

Erika, Jenny. 2011. Pengukuran Tanda- Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi


Tanda Vital. http://jannyerika- penelitian kesehatan. Jakarta:
mkes.blogspot.com/2011/06/pen PT. Rineka Cipta
gukuran-tanda-tanda-vital.html
[Diakses tanggal 6 Nopember Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
2013] Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Guyton, A.C, dan Hall, J.E. 2008. Buku Salemba Medika
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11. Jakarta: EGC Potter, P.A & Perry, A.G. 2005. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
Jones, J. Christoper. 2008. Design : Konsep, Proses, dan Praktik.
Methods : Seeds of Human Jakarta : EGC.
Futures, dalam Cross, Nigel,
Developments in Design Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan
Methodology. New York : John Proses Keperawatan Nyeri.
Wiley & Sons. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Judha, Mohamad, dkk. (2012). Teori Smeltzer, S. 2004. Buku Ajar


Pengukuran Nyeri & Nyeri Keperawatan Medikal Bedah
Persalinan. Yogyakarta : Nuha Brunner Suddarth. Volume 2
Medika. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Kurniawan, Tomy. 2011. Teknologi EM- Surilena. 2008. Pengaruh Musik Klasik
4. Jakarta : Custom Community Pada Kecerdasan Anak.
Diperoleh dari
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed, www.pdfqueen.com/pdf/hu/hubu
2007. Pemeriksaan Tanda Vital. ngan-memori-dan-visual/
Purwokerto : Modul SkillabA- [Diakses tanggal 5 Nopember
Jilid I. 2013]

Long, Barbara C. 2009. Perawatan Young. C & Cyndie Koopsen. 2007.


Medikal Bedah, suatu Spirituality, Health and Healing.
pendekatan proses keperawatan. United State : Bartlett Publisher.
Bandung : Yayasan IAPK.

Muttaqin, arif. 2008. Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta :
EGC

Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan :


Pengantar Untuk Perawat &
Profesional Kesehatan Lain.
Jakarta: EGC.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 2 Mei 2014 19

You might also like