You are on page 1of 9

Jurnal Psikologi Vol. 16 No.

2 Oktober 2017, 138-146

HARGA DIRI DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DENGAN


CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENJALANI HEMODIALISIS
Kurniasih Ayu Archentari, Vista Gasela, Nadya Ariyani Hasanah Nuriyyatiningrum,
Aulia Iskandarsyah
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Indonesia 45363

aarchentari@yahoo.com

Abstract

Patients with a chronic kidney disease encounter medical as well as psychological problems. They have to adjust
to the daily changes in life as consequences of the required treatment. The need to take medication regularly,
hemodialysis treatment, and reduce mobility because of limitation of physical abilities may cause distress and
often impact on their self-esteem. This study aimed to investigate the correlation of self-esteem to quality of life
on patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis. The study population is patients who join
Komunitas Hidup Ginjal Muda, a community of young people with kidney disease in the social media
(Facebook) which has 371 members. The incidental sampling technique was applied and resulted in 34 patients
joined the study as study participants. The Rosenberg Self-Esteem Scale and the Kidney Disease Quality of Life
Short Form (version 1.3) were used to collect data. The results of product moment correlation analysis showed
that there was a positive and significant correlation between self-esteem and quality of life among chronic
kidney disease patients who undergo hemodialysis (r = .417; p = .014).

Keywords: self-esteem; hemodialysis; chronic kidney disease; quality of life; community

Abstrak

Pasien yang mengalami chronic kidney disease (CKD) tidak hanya mengalami masalah kesehatan, melainkan
juga masalah psikologis. Pasien yang mengalami sakit ginjal kronis harus menyesuaikan diri dengan perubahan
rutinitas dalam hidupnya karena kewajiban akan pengobatannya. Keharusan untuk meminum obat secara rutin,
terapi hemodialisis, dan mobilitas yang berkurang karena terbatasnya kemampuan fisik membuat mereka
terkadang mengalami stres dan pada akhirnya mempengaruhi harga diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pada pasien chronic kidney disease yang menjalani
hemodialisis. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis
yang terdaftar sebagai anggota Komunitas Hidup Ginjal Muda, sebuah komunitas ginjal di media sosial
Facebook, dengan jumlah 371 pasien. Mempertimbangkan besarnya jumlah pasien yang ada dan kesediaan
pasien, maka peneliti menggunakan teknik sampling insidental dan mendapatkan sejumlah 34 orang sampel
penelitian. Harga diri diukur menggunakan Skala Self-Esteem Rosenberg dan kualitas hidup diungkap dengan
Skala Kidney Disease Quality of Life Short Form, versi 1.3. Uji hipotesis korelasi menggunakan analisis korelasi
Pearson. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara harga diri dengan kualitas hidup pada pasien CKD yang
menjalani hemodialisis (r = 0,417; p = 0,014).

Kata kunci: harga diri; kualitas hidup; chronic kidney disease; hemodialisis; komunitas

PENDAHULUAN CKD didefinisikan sebagai laju filtrasi


glomerulus (GFR) di bawah 60 ml / menit
Chronic kidney disease (CKD) adalah per 1,73 m2 selama 3 bulan atau lebih.
keadaan penurunan fungsi ginjal secara CKD biasanya berawal dari adanya
progresif serta permanen yang dapat penurunan yang mantap dalam fungsi
diakibatkan oleh berbagai macam penyakit ginjal, seperti yang ditemukan dalam
(Putri & Yadi, 2014). Ahmed & Lowder hubungan timbal balik dari kadar serum
(dalam Gooz, 2012) menyebutkan bahwa kreatinin dan waktu. Guna menangani

138
Harga diri dan kualitas hidup pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis 139

keadaaan tersebut, salah satu bentuk daripada perempuan yaitu 0,3% dan
intervensi medis yang dilakukan adalah perempuan 0,2%. Masyarakat pedesaan
hemodialisis. Hemodialisis (Gooz, 2012) memiliki prevalensi 0,3%, tidak bersekolah
adalah sebuah proses pemindahan cairan 0,4%, wiraswasta dan
dan mengatasinya melalui sebuah nelayan/buruh/petani 0,3%. Berdasarkan
membran semi permeabel dalam dialisat hal tersebut maka, dapat dilihat bahwa
dengan melewati darah melalui ginjal CKD cukup banyak diderita oleh
buatan. Hemodialisis paling sering masyarakat Indonesia.
dilakukan pada pasien tiga kali seminggu
dalam jangka waktu 3 hingga 4 jam Pasien dengan CKD tidak hanya
(Conventional Hemodialysis - CHD), mengalami masalah fisik, melainkan juga
tetapi juga dapat dilakukan secara lebih psikologis. Para pasien dengan CKD
pelan dalam sehari atau semalam mengalami penyakit ini secara menahun.
(Nocturnal Hemodialysis - NHD). Pasien mengalami gangguan berkemih,
keletihan berlebihan, sulit tidur, nafsu
Data yang didapat dari Indonesian Renal makan menurun, bengkak pada kaki, kram
Registry (IRR) (2014), suatu program dari otot, maupun disfungsi ereksi (Alam &
Perkumpulan Nefrologi Indonesia Hadibroto, 2007). Walaupun demikian,
(PERNEFRI), menunjukkan bahwa adanya efek dari pengobatan yang bertahun-tahun
peningkatan pada jumlah pasien, terutama tersebut tidak hanya menimbulkan banyak
pasien aktif selama tahun 2007 hingga efek fisik namun juga psikologis.
2014. Dalam kurun waktu tersebut,
terdapat peningkatan lebih dari 6 kali lipat Pasien dengan CKD rentan mengalami
dari jumlah awalnya. berbagai macam masalah psikologis yang
pada akhirnya menurunkan kualitas
hidupnya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Lew & Piraino (2005),
pasien dengan CKD merasa tidak memiliki
harapan, cemas, khawatir masalah
keuangan, kehilangan fungsi seksual,
beban keluarga, dan kehilangan
kemandirian. Sebanyak 25% dari sampel
Gambar 1. Tabulasi pasien baru dan pasien pasien dengan CKD yang menjalani
aktif CKD yang menjalani Hemodialisis di hemodialisis ternyata juga mengalami
Indonesia tahun 2007-2014 depresi karena kesulitan dalam
menyesuaikan rutinitas dan kehidupan baru
Berdasarkan data Riskedas (Riset setelah harus menjalani kewajiban
Kesehatan Dasar) tahun 2013, pasien yang hemodialisis.
memiliki CKD di Indonesia sebesar 0,2%.
Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki Sebagai pasien dengan penyakit kronis,
persentase pasien ginjal kronis sebesar pasien dengan CKD mengalami banyak hal
0,3%. Prevalensi pasien ginjal kronis dalam dirinya. Babatunde & Forsyth
meningkat pada usia dewasa madya. Pada (2015) menemukan bahwa orientasi
usia 35-44 tahun sebesar 0,3%, umur 45-54 kesehatan pasien memiliki hubungan yang
tahun sebesar 0,4%, umur 55-74 tahun penting dengan kualitas hidup. Kualitas
sebesar 0,5%, dan paling tinggi pada hidup merupakan salah satu tema penting
kelompok umur di atas 75 tahun yaitu dalam kehidupan individu dengan gagal
0,6%. Terdapat perbedaan jenis kelamin ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
dalam menentukan prevalensi pasien ginjal Dipaparkan bahwa tema kualitas hidup
kronis. Laki-laki lebih tinggi prevalensinya banyak dibahas karena dalam kondisi sakit

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


140 Archentari, Gasela, Nuriyyatiningrum, & Iskandarsyah

tersebut, pasien mengalami perubahan BREF (WHOQL-BREF, 1996) adalah


yang dramatis dalam hidupnya, banyak komponen dalam diri manusia yang
pembatasan yang harus ditaati, kesulitan bersifat abstrak, dan tidak terlihat
untuk beraktivitas atau melakukan wujudnya, namun keberadaan psikologis
pekerjaan rumah tangga. Hal tersebut ini tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Shdaifat & Manaf (2012)
oleh Mardianingsih (2014) bahwa pasien menunjukkan bahwa kualitas hidup adalah
mengalami perasaan-perasaan negatif salah satu aspek penting yang
seperti sedih, putus asa, menyesal, kecewa, menyumbang bagaimana individu dengan
dan malu. Pada akhirnya, perasaan- penyakit kronis menilai beban dalam
perasaan negatif tersebut bisa hidupnya.
menyebabkan depresi serta kecemasan.
Penelitian yang dilakukan oleh William Mengingat berbagai pengalaman yang
(dalam Farida, 2010) mengungkapkan dimiliki oleh pasien dengan CKD yang
bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh bukan hanya berpengaruh pada keadaan
faktor psikologis seperti perasaan-perasaan fisik namun juga psikis, Poorgholami,
negatif dan kecemasan. Javadpour, Saadatmand, & Jahromi (2015)
memaparkan bahwa banyak penelitian
Cruz, Andrade, Urrutia, Draibe, Martins, & yang menyebutkan pasien hemodialisis
Sessol, (2011) menemukan bahwa kualitas memiliki self-esteem yang lebih rendah
hidup pada pasien yang menderita sakit dari yang sewajarnya dimiliki individu.
ginjal mengalami penurunan. Penurunan Menurut James (dalam Baron & Byrne,
tersebut mencakup fungsi fisik, peran fisik, 2004) harga diri merupakan evaluasi
dan komponen fisik yang dapat terjadi terhadap diri sendiri. Harga diri merujuk
secara progresif pada setiap tingkat sakit dari sikap individu pada diri sendiri dalam
ginjal terlebih pada tingkat awal. Padahal jangka positif hingga negatif. Selain itu,
fakta yang diungkapkan oleh WHO (1997) dijelaskan pula oleh Demo (dalam
menunjukkan bahwa kualitas hidup Guindon, 2010) bahwa harga diri
berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan dipengaruhi oleh perubahan peran,
psikologis, tingkat kebebasan, hubungan harapan, penampilan, respon dari orang
sosial, keyakinan pribadi, dan hubungan lain, dan karakter situasional lain.
mereka dengan lingkungan sekitar. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kualitas Individu yang mengalami gagal ginjal
hidup merupakan variabel yang esensial kronis dan telah diwajibkan menjalani
untuk lebih mendalami bagaimana kondisi hemodialisis akan mengalami banyak
pasien dengan CKD. perubahan dalam hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut, termasuk penyesuaian
World Health Organization atau WHO diri terhadap keterbatasan mobilitas, peran
(1997) menjelaskan bahwa kualitas hidup dalam masyarakat yang berkurang, dan
adalah suatu persepsi individu yang produktivitas yang menurun, akan
memiliki sifat subjektif terhadap mempengaruhi kondisi psikologisnya.
lingkungan dalam kehidupannya yang Selain itu, berbagai macam perubahan
mencakup konteks nilai-nilai budaya, dalam hidup tersebut juga dapat
sosial, nilai sistem tempat tinggal mereka berdampak pada persepsi individu
dan yang berhubungan dengan tujuan mengenai hidupnya sekarang termasuk
mereka. Salah satu komponen yang ada kualitas hidupnya dan persepsi tentang
pada variabel kualitas hidup adalah dirinya termasuk harga diri. Oleh sebab itu,
komponen psikologis. Komponen peneliti menyimpulkan bahwa penting
psikologis menurut World Health untuk dapat melihat bagaimana harga diri
Organization Quality of Life Instrument - dan kualitas hidup pada pasien dengan

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


Harga diri dan kualitas hidup pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis 141

CKD. Untuk itu, penelitian ini bertujuan Hidup Ginjal Muda tahun 2016, terdapat
untuk mencari hubungan antara harga diri 34 pasien yang bersedia menjadi sampel
dengan kualitas hidup pada pasien dengan penelitian dengan cara mengisi skala
CKD yang menjalani hemodialisis. secara online.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode Berdasarkan 34 sampel yang mengikuti


kuantitatif dan melibatkan dua variabel. penelitian ini, maka paparan demografi
Variabel prediktor yaitu harga diri akan terdapat pada Tabel 1.
diuji dengan menggunakan uji korelasi
untuk menemukan hubungannya dengan Tabel 1.
variabel outcome yaitu kualitas hidup. Data Demografi Subjek
Guna mengukur variabel harga diri, No Jenis Identitas Interval Jumlah
peneliti menggunakan skala Self-Esteem Sampel
oleh Rosenberg (1965) yang telah 1 Jenis Kelamin Laki-Laki 14
diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Perempuan 20
Sedangkan guna mengukur variabel 2 Usia 20 1
kualitas hidup, peneliti menggunakan skala 21-25 tahun 2
Kidney Disease Quality of Life Short 26-30 tahun 11
31-35 tahun 9
Form, versi 1.3 oleh Hays dkk. (2000)
36-40 tahun 5
yang telah diterjemahkan oleh peneliti ke
41-45 tahun 2
dalam bahasa Indonesia. 46-50 tahun 2
51-55 tahun 0
Penelitian menggunakan analisis korelasi 56-60 tahun 2
Pearson untuk menguji hubungan antara Belum 11
variabel prediktor (harga diri) dengan 3. Status
Menikah
variabel outcome (kualitas hidup. Uji Menikah 22
korelasi akan diproses dalam program Janda / Duda 1
Statistical Package for Social Science Cerai
(SPSS) versi 21. Populasi dalam penelitian 4. Frekuensi 1 1
ini adalah pasien chronic kidney disease Hemodialisis / 2 29
yang menjalani hemodialisis yang terdaftar Minggu 3 4
sebagai anggota Komunitas Hidup Ginjal 5. Rata-rata Tidak 1
Muda, sebuah komunitas ginjal di media penghasilan Diketahui
sosial Facebook, dengan jumlah 371 keluarga / < 1 juta 1
bulan 1-3 juta 12
anggota (data hingga tahun 2016).
Mempertimbangkan besarnya jumlah 3-5 juta 4
pasien yang ada dan kesediaan pasien, 5-7 juta 6
maka peneliti tidak dapat mengambil 7-9 juta 5
semua orang yang ada di dalam populasi. 9 juta 5
Kriteria sampel yang dipilih dalam 6. Kerutinan Rutin 34
Hemodialisis Tidak rutin 0
penelitian ini adalah 1) mengalami chronic
kidney disease yang sudah dinyatakan oleh
hasil pemeriksaan dokter; 2) menjalani Sebelum dilakukan uji hipotesis, Skala
hemodialisis; 3) berusia di atas 20 tahun; Harga Diri diuji reliabilitas konsistensi
4) Warga Negara Indonesia; dan 5) internal menggunakan Cronbachs Alpha
bersedia terlibat dalam penelitian. Peneliti ( = 0,743; rit = -0,077 - 0,595) begitu pula
memilih teknik sampling insidental. Dari dengan Skala Kualitas Hidup ( = 0,961;
371 anggota yang terdaftar di Komunitas rit = 0,048 - 0,907). Berdasarkan hasil yang

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


142 Archentari, Gasela, Nuriyyatiningrum, & Iskandarsyah

didapat, skor harga diri subjek dapat dibagi korelasi antara variabel harga diri dengan
dalam empat kategori, yang dipaparkan kualitas hidup pada pasien CKD yang
dalam Tabel 2. Sedangkan skor kualitas menjalani hemodialisis. Koefisien korelasi
hidup subjek yang didapat, dapat dibagi pearson sebesar 0,417 menunjukkan
dalam empat kategori, yang terdapat dalam adanya korelasi positif moderate. Dengan
Tabel 3. demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
kenaikan tingkat harga diri pada pasien
Berdasarkan hasil analisa statistik CKD yang menjalani hemodialisis akan
menggunakan Kolmogorov Smirnov meningkatkan kualitas hidupnya.
terlihat bahwa sebaran data variabel harga
diri memenuhi asumsi normalitas dengan Berdasarkan hasil penelitian, maka
hasil signifikansi 0,804. Sedangkan didapatkan hasil bahwa harga diri
variabel kualitas hidup pun memenuhi berkorelasi moderat dengan kualitas hidup
asumsi normalitas dengan hasil pada pasien CKD yang menjalani
signifikansi 0,05. Uji normalitas yang hemodialisis. Hal ini didukung oleh
terpenuhi membuat hipotesis penelitian penelitian yang dilakukan oleh Farshi,
diukur dengan menggunakan uji statistik Sharifi, dan Rad (2013) juga membuktikan
parametrik menggunakan korelasi bahwa adanya hubungan yang signifikan
Pearson. antara harga diri dan kualitas hidup.
Tabel 2. Gerogianni dan Babatsikou (2014) dalam
Kategorisasi Harga Diri penelitiannya juga menjelaskan bahwa
Kategori Jumlah
pasien CKD memiliki harga diri yang
Sampel rendah terkait dengan kualitas hidupnya.
Hal tersebut dijelaskan bahwa pasien CKD
Kategori Sangat Rendah (Skor 10-20) 0 yang mengalami hemodialisis mengalami
Kategori Rendah (Skor 20-30) 8
keterbatasan fisik yang membuat mereka
menjadi kurang produktif, misalnya dalam
Kategori Tinggi (Skor 30-40) 20 melakukan aktivitas sehari-hari sampai
dengan hubungan seksual.
Kategori Sangat Tinggi (Skor 40-50) 6

Berdasarkan teori self-determination,


Tabel 3. autonomy (kemandirian) adalah kebutuhan
Kategorisasi Kualitas Hidup paling mendasar dari seseorang yang akan
Kategori Jumlah berpengaruh pada kesejahteraan hidup
Sampel sehari-hari dan psychological well being.
Kategori Sangat Rendah 3 Saat kebutuhan autonomy tidak terpenuhi,
(Skor 36 - 68,75)
Kategori Rendah (Skor 68,75 - 101,5) 2
maka akan menyebabkan rendahnya harga
Kategori Tinggi (Skor 101,5 - 134,25) 14 diri dan kondisi psikologis yang buruk
Kategori Sangat Tinggi 15 (Ryan, Brown, Paradise Kernis dalam
(Skor 134,25 - 167) Gerogianni & Babatsikou, 2014). Hal
tersebut dikarenakan tidak jarang pasien
Berdasarkan statistik deskriptif didapatkan yang mengalami CKD tidak dapat
bahwa skor harga diri rata-rata subjek melakukan aktivitas sehari-harinya karena
berada pada kategori tinggi dengan kondisi kesehatan mereka. Namun pada
kualitas hidup pada kategori sangat tinggi. pasien CKD yang dapat mengelola dan
Uji korelasi menggunakan pearson meningkatkan perawatan diri mereka dapat
correlation, diketahui bahwa nilai korelasi membuat kehidupan mereka semakin
pearson = 0,417 dan signifikansi 0,014. berharga, sehingga dapat dikatakan pula
Nilai signifikansi sebesar 0,014 atau lebih bahwa hal tersebut adalah salah satu dari
kecil dari 0,05 menandakan bahwa terdapat hal-hal yang paling dibutuhkan pada

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


Harga diri dan kualitas hidup pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis 143

pasien CKD (Jansen, Rijken, Heijmans, yang menentukan kualitas hidup adalah
Kaptein, & Groenewegen. 2012). Dilihat kesehatan fisik. Hal tersebut juga diperkuat
dari data demografi, usia rata-rata subjek dalam penelitian ini yang menemukan
26-30 dimana berada pada masa produktif sebanyak 38,1% subjek menilai
namun telah menjadi pasien CKD yang kesehatannya dalam kondisi yang baik,
diwajibkan untuk hemodialisis, sehingga 38,1% biasa saja, 19% buruk, dan 4,8%
menjadi membatasi produktivitas mereka. sangat baik. Kondisi kesehatan fisik yang
Hal ini terkait dengan autonomy yang baik akan membuat kualitas hidup pada
semakin berkurang di saat usia mereka pasien CKD meningkat. Berdasarkan hasil
masih produktif. penelitian terdapat 69% subjek yang tidak
mengalami depresi atau cemas yang dapat
Korelasi positif antara harga diri dengan mengganggu kegiatan sehari-harinya.
kualitas hidup dapat dijelaskan pula bahwa Selain itu juga ditemukan terdapat 76,2%
kualitas hidup juga dikarakteristikkan subjek yang tidak mengalami depresi atau
dengan kondisi psikologis yang stabil cemas yang mengakibatkan tidak mampu
termasuk harga diri (WHOQL-BREF, bekerja.
1996). Selain itu, kualitas hidup juga dapat
dipengaruhi oleh aspek psikologis atau Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
emosi, sehingga adanya pengaruh negatif harga diri pasien berada pada kategori
dari kondisi fisik yang menurun terdapat tinggi, bahkan kualitas hidup pasein
berupa emosi yang tidak stabil. Pada mayoritas pada kategori sangat tinggi. Hal
akhirnya emosi-emosi negatif dapat tersebut berbeda dengan penelitian
semakin mempengaruhi harga diri Gerogianni dan Babatsikou (2014) yang
(Fallowfield, 2009). Korelasi yang hanya menjelaskan bahwa pasien CKD kurang
berada dalam taraf sedang dapat memiliki harga diri karena adanya
disebabkan karena kualitas hidup tidak kesulitan untuk menjalankan aktivitas
hanya ditentukan oleh kondisi psikologis seperti sehari-hari atau aktivitas sosial lain
seperti harga diri, namun juga kualitas dan tidak terpenuhinya kebutuhan otonomi
kesehatan fisik, hubungan sosial, dan yang dimiliki. Berbeda pula dengan hasil
lingkungan (WHOQL-BREF, 1996). penelitian Mailani (2015) yang
menyebutkan bahwa kualitas hidup pasien
CKD yang menjalani hemodialisis lebih
Berdasarkan data demografi, dapat dilihat buruk dibandingkan dengan individu pada
bahwa subjek memiliki kualitas hidup umumnya.
yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh frekuensi rata-rata subjek
menjalani hemodialisis rutin sesuai anjuran Temuan yang berbeda dalam penelitian ini
dokter dalam seminggu 2 kali. Berdasarkan dapat dipengaruhi oleh keikutsertaan
penelitian oleh Septiwi (2010) menemukan mereka sebagai anggota dalam suatu
bahwa pasien yang mencapai adekuasi komunitas yakni HGM (Hidup Ginjal
hemodialisis (terapi hemodialisis berhasil Muda), sehingga mendapatkan social
dan mencapai dosis yang diharapkan) support dari sesama pasien maupun
memiliki peluang untuk mendapatkan caregiver. Schoon (2006) menjelaskan
kualitas hidup yang baik. Selain itu, harga bahwa konteks sosial yang lebih luas dapat
diri yang tinggi dapat dipengaruhi oleh menghasilkan sumber utama dukungan.
kondisi kualitas kesehatan yang baik Terdapat bukti yang menjelaskan mengenai
sebagai hasil dari adekuasi hemodialisis, pentingnya kekuatan komunitas yang
sehingga tidak terlalu mengganggu positif, seperti bentuk dukungan atau
produktivitas sehari-hari. Menurut kohesi dan sense of belonging pada
WHOQL-BREF (1996) salah satu domain komunitas tertentu. Salah satu aspek yang
diungkapkan oleh Maslow (dalam Alwisol,

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


144 Archentari, Gasela, Nuriyyatiningrum, & Iskandarsyah

2009) adalah respect from others, yang hubungan sosial. Saran bagi penelitian
berarti adanya aspek penerimaan, apresiasi selanjutnya adalah menjadikan hasil
atau sekedar dikenal baik oleh orang lain, penelitian ini untuk pilot study sebagai
telah dapat menyumbang tingkat harga diri bahan untuk membuat intervensi bagi
individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
keikutsertaan pasien CKD dalam suatu Selain itu, bisa dilakukan penelitian
komunitas berkontribusi pada harga diri lanjutan untuk mengukur faktor-faktor
maupun kualitas hidupnya. lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas
hidup agar mendapatkan gambaran
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian keseluruhan mengenai kondisi psikologis
yang dilakukan oleh Petra & Ronald pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
(2003) pada pasien ginjal kronis dimana
social support berkorelasi positif dengan DAFTAR PUSTAKA
harga diri yang lebih tinggi dan
meningkatkan optimisme serta mampu Alam, S. & Hadibroto, I. (2007). Gagal
menurunkan depresi. Lebih lanjut, ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
dijelaskan bahwa belonging support dapat Utama.
meningkatkan optimisme dan menurunkan
depresi pada pasien CKD. Hasil penelitian Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian.
tersebut juga sejalan dengan penelitian Malang: UMM Press.
yang dilakukan oleh Silva, Braido,
Babatunde, O., & Forsyth, J. (2015).
Ottaviani, Gesualdo, Zazzetta, Orlandi Lifestyle exercises for bone health
(2016) pada pasien CKD yang menjalani and health-related quality of life
hemodialisis bahwa social support dapat among premenopausal women: A
meningkatkan kepuasan pasien pada randomised controlled trial. Global
perawatan hemodialisis yang dijalaninya Health Promotion, 23(3), 63-71,
serta meningkatkan kualitas hidup doi:10.1177/1757975914568901.
terutama terkait dengan fisiknya. Oleh
sebab itu, hasil penelitian yang Badan penelitian dan pengembangan
menunjukkan bahwa pasien memiliki kesehatan kementerian kesehatan RI.
harga diri yang berada pada kategori tinggi (2013). Riset kesehatan dasar.
dan kualitas hidup yang mayoritas pada Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
kategori sangat tinggi dapat dipengaruhi
oleh adanya social support yang baik, Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Social
sehingga pasien merasa hidupnya tetap psychology. Jakarta: Erlangga.
positif meskipun mengalami sakit.
Cruz, M. C., Andrade, C., Urrutia, M.,
SIMPULAN Draibe, S., Martins, L. A. N., &
Sessol, R. D. C. C. (2011). Quality of
Kesimpulan dari penelitian ini adalah life in patients with chronic kidney
terdapat hubungan positif antara harga diri disease. Journal of Clinics, 66(6),
dengan kualitas hidup pada pasien CKD 991-5.
yang menjalani hemodialisis (r =0,417; p = Fallowfield, L. (2009). What is quality of
0,014). Walaupun demikian, hubungan life? Susex: Hayward Medical
antara harga diri dan kualitas hidup berada Communication.
pada kategori moderate karena terdapat
faktor-faktor lain yang dapat Farshi, M. G., Sharifi, H. P., & Rad, M. A.
mempengaruhi kualitas hidup. Faktor- (2013). The relationship between
faktor lain bisa disebabkan oleh kualitas self-esteem, mental health and
kondisi kesehatan, lingkungan, dan quality of life in patients with skin

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


Harga diri dan kualitas hidup pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis 145

diseases. Asian Journal of Medical life and psychological issues in


and Pharmaceutical Researches, peritoneal dialysis patients. Journal
3(2), 50-54. of Seminars in Dialysis, 18(2), 119-
123. doi: 10.1111/j.1525-
Farida, A. (2010). Pengalaman klien 139X.2005.18215.x.
hemodialisis terhadap kualitas hidup
dalam konteks asuhan keperawatan Mailani, F. (2015). Kualitas hidup pasien
di RSUP Fatmawati Jakarta (Tesis penyakit ginjal kronik yang
tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu menjalani hemodialisis: Systematic
Keperawatan Universitas Indonesia, review. Ners Jurnal Keperawatan,
Depok, Indonesia. 11(1), 1-8.
Gerogianni, S. K., & Babatsikou, F. P. Mardyaningsih, D.P. (2014). Kualitas
(2014). Psychological aspects in hidup pada penderita gagal ginjal
chronic renal failure. Health Science kronik yang menjalani terapi
Journal, 8(2), 205-210. hemodialisis di RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Kabupaten
Gooz, M. (2012). Chronic kidney disease. Wonogiri (Skripsi tidak
Croatia: Intech. dipublikasikan). Fakultas Ilmu
Keperawatan STIKES Kusuma
Guindon, M.H. (2010). Self-esteem across
Husada, Surakarta, Indonesia.
the lifespan. New York: Taylor and
Francis Group, LCC. Petra, S., & Ronald, F. (2003). The
influence of social support and
Hays, R. D., Kallich, J. D., Mapes, D. L.,
problematic support on optimism and
Coons, S. J., Amin, N., Carter, W. B.,
depression in chronic illness: A
dkk. (1997). Kidney Disease Quality
prospective study evaluating self-
of Life Short Form (KDQOL-
esteem as a mediator. Journal of
SFTM), Version 1.3: A Manual for
Health Psychology, 22(2), 123-129.
Use and Scoring. RAND.
doi:10.1037/0278-6133.22.2.123.
Jansen, D. L., Rijken, M., Heijmans, M. J.
Putri, Y. S., & Yadi, D. F. (2014). Blok
W. M., & Groenewegen, P. P.
aksilar pada pasien pseudoaneurisma
(2012). Psychological and social
pada antebrakii sinistra yang disertai
aspects of living with chronic kidney
gagal ginjal terminal. Jurnal Anestesi
disease, chronic kidney disease and
Perioperatif, 2(1), 79-84.
renal transplatation. Prof. Manisha
Sahay (Ed.), InTech, DOI: Poorgholami, F., Javadpour, S.,
10.5772/25992. Diunduh dari Saadatmand, V., & Jahromi, M. K.
http://www.intechopen.com/books/ch (2015). Effectiveness of self-care
ronic-kidney-disease-and-renal- education on the enhancement of the
transplatation/psychological-and- self-esteem of patients undergoing
social-aspects-of-living-with- hemodialysis. Global Journal of
chronic-kidney-disease. Health Science, 8(2), 132136, doi:
10.5539/gjhs.v8n2p132.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi
kesehatan jantung. Jakarta: Perkumpulan Nefrologi Indobnesia
Kementrian Kesehatan RI. (PENEFRI). (2014). 7th report of
Indonesian renal registry. Bandung:
Lew, S.Q., & Piraino, B. (2005).
PENEFRI.
Psychosocial factors in patients with
chronic kidney disease: Quality of

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146


146 Archentari, Gasela, Nuriyyatiningrum, & Iskandarsyah

Rosenberg. (1965). The Self-Esteem Scale. Silva, S. M. D., Braido, N. F., Ottaviani, A.
C., Gesualdo, G. D., Zazzetta, M. S.,
Schoon, I. (2006). Risk and resilience & Orlandi, F. D. S. (2016). Social
adaptation in changing times. New support of adults and elderly with
York: Cambrige University Press. chronic kidney disease on dialysis.
Journal of evista Latino-Americana
Septiwi, C. (2010). Hubungan antara
de Enfermagem, 24. doi:
adekuasi hemodialisis dengan
10.1590/1518-8345.0411.2752.
kualitas hidup pasien hemodialisis di
unit hemodialisis RS Prof. dr. WHOQOL Group. (1997). The world
Margono Soekarjo Purwokerto health organization quality of life
(Tesis tidak dipublikasikan). Fakultas instruments.
Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok, Indonesia.
Shdaifat, E. A., & Manaf, M. R. A. (2012).
Quality of life of caregiver and
patients undergoing haemodialysis at
ministry of health, Jordan.
International Journal of Applied
Science and Technology, 2(3), 75-85.

Jurnal Psikologi Vol. 16 No. 2 Oktober 2017, 138-146

You might also like