Professional Documents
Culture Documents
IRIGASI PERTANIAN
Abstrak
Undershot water wheel is appropriate technologies that raise the water level elevation of the
river which was originally low for irrigation purposes with low cost. The water wheel is
generally used in agricultural areas that do not get technical irrigation network. Water capacity
capable be appointed the waterwheel is relatively low when compared with technical irrigation
but the capacity could be increased if the factors affecting debits lifter of water can be
optimized. These factors are the blades, the debit of flow, the position of box, the amount and
type of box. The purpose of the research determines the dimensions of blade effective and debit
of flow optimum which produces a maximum of debits lifter water. Research conducted in the
laboratory to do the testing on the model undershot waterwheel. Model waterwheel was created
in such a manner resembling a waterwheel in the field without scale models. Testing is done by
varying the dimensions of the blade is the blade size of 6 cm × 4.5 cm, 6 cm × 6 cm and 6 cm
× 7.5 cm, and then the flow rate is 3.07 l / sec, 3.8 l / sec and 5,99 l / sec and amount of box is
6, 12, 18, 24, 30 and 36 as well as the type of box that is type 1 (small size), type 2 (medium
size) and type 3 (large size). The results showed the number of boxes 36 with a box type 3 in
spoon size of 6 cm × 6 cm to debit of flow 5,99 l / sec produce maximum of debits lifter water
that is equal to 38,17 ml /sec. It can be concluded dimention of spoon effective is the size of 6
cm × 6 cm and debit of flow that optimum is 5,99 l / sec.
A. PENDAHULUAN
Kincir air irigasi merupakan suatu didistribusikan mengandalkan gaya
teknologi tepat guna yang mekanismenya gravitasi ke daerah yang akan dialiri
menaikan muka air dari elevasi yang semula (Balitbang PU, 2006).
rendah dalam upaya mengairi daerah Air yang mampu diangkat oleh
pertanian. Pada umumnya kapasitas kincir kincir dalam persatuan waktu setiap kincir
air untuk menaikan air sangat rendah bila berbeda beda. Hal ini disebabkan debit air
dibandingkan dengan irigasi teknis. yang mampu dinaikkan oleh kincir
Meskipun kapasitasnya yang rendah, kincir dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
air ini digunakan pada daerah yang tidak faktor yang mempengaruhi inilah bila
terjangkau sistem irigasi teknis dari dioptimalkan akan meningkatkan air yang
bendungan atau waduk. mampu diangkat. Upaya mengoptimalkan
Prinsip kerja kincir air undershot faktor-faktor tersebutlah yang menjadi latar
adalah kincir berputar pada sumbunya belakang penelitian ini yaitu dimensi sudu,
karena adanya gaya momentum massa air debit aliran, posisi kotak, jumlah dan tipe
yang cukup menghantam sudu-sudu. kotak. Berdasarkan faktor-faktor tersebut
Seiring dengan berputarnya, kincir maka akan dilakukan penelitian pengaruh
mengambil air dari sungai dan modifikasi dimensi sudu-sudu pada model
menumpahkannya ke talang air. kincir air dengan variasi debit aliran.
Selanjutnya air dari talang tersebut
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2011
Tujuan dari penelitian ini adalah 2. Kincir Undershot
menentukan dimensi sudu-sudu yang Kincir air undershot bekerja saat air
efektif pada model kincir air undershot dan yang mengalir, menghantam sudu-sudu
menentukan debit aliran yang optimum yang terletak pada bagian bawah dari kincir.
untuk memperoleh debit pengangkatan air
yang paling besar. Keuntungan:
a. Konstruksi yang sederhana.
B. TINJAUAN PUSTAKA b. Lebih ekonomis.
Pengertian Kincir c. Mudah untuk dipindahkan.
Kincir air untuk irigasi adalah
sebuah alat yang dipasang pada pinggir Kerugian:
sungai yang berbentuk roda yang a. Efisiensi kecil.
bergunakan untuk menaikkan air dari b. Daya yang dihasilkan relatif kecil.
sungai ke areal yang akan dialiri
disekitarnya. Kincir air ini dalam kerjanya 3. Kincir Breastshot
memanfaatkan air permukaan. Air Kincir air breast-shot merupakan
permukaaan dibentuk sedemikian rupa perpaduan dari tipe overshot dan undershot
sehingga bias menggerakkan kincir tersebut dilihat dari energi yang diterimanya.
(Purnama Dewi, 2011).
Keuntungan:
Jenis Kincir Air a. Tipe ini lebih efisiensi dari tipe
Jenis kincir air berdasarkan sistem undershot.
aliran airnya terdiri dari 4 jenis, yaitu: b. Dibandingkan tipe overshot tinggi
jatuhnya lebih pendek.
1. Kincir Overshot c. Dapat diaplikasikan pada sumber air
Kincir air Overshot bekerja saat air aliran datar.
yang mengalir jatuh ke bagian atas sudu-
sudu dan karena gaya berat air tersebutlah Kerugian:
roda kincir berputar. a. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti
tipe undershot (lebih rumit),
Keuntungan: b. Diperlukan dam apda arus aliran datar.
a. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat c. Efisiensi lebih kecil dari pada tipe
mencapai 85%. overshot.
b. Tidak membutuhkan aliran yang deras.
c. Konstruksi yang sederhana. 4. Kincir Air Tub
d. Mudah dalam perawatan. Kincir air tub merupakan kincir air
e. Teknologi yang sederhana mudah yang diletakkan secara horizontal dan sudu-
diterapkan di daerah yang terisolir. sudunya miring terhadap garis vertikal dan
tipe ini dapat dibuat lebih kecil dari pada
Kerugian: tipe overshot maupun tipe undershot.
a. Karena aliran air berasal dari atas maka
biasanya reservoir air atau bendungan Keuntungan:
air, sehingga memerlukan investasi yang a. Memiliki konstruksi yang lebih ringkas.
lebih banyak. b. Kecepatan putarnya lebih cepat.
b. Tidak dapat diterapkan untuk mesin
putaran tunggi. Kerugian:
c. Membutuhkan ruang yang lebih luas a. Tidak menghasilkan daya yang besar.
untuk penempatan. b. Karena komponennya lebih kecil
d. Daya yang dihasilkan relatif kecil. membutuhkan tingkat ketelitian yang
lebih teliti.
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2012
gravitasi(Panggabean, 2013). Untuk
Mekanisme Perputaran Kincir dari jelasnya rumus tersebut adalah:
Sudut Pandang Hidrolika
Tiap jenis kincir air memiliki A V 3
mekanisme perputaran yang berbeda beda. P ...........(2.1)
2 g
Proses perputaran kincir ini mempunyai 3
(tiga) macam bahkan lebih posisi massa air
yang menumbuk sudu-sudu (kipas). Posisi dimana :
massa air sangat bergantung pada kerapatan P = Daya air yang menggerakkan
susunan jari-jari kincir dan diameter kincir kincir
seperti terlihat pada Gambar 1 di bawah ini: (Watt)
ρ = Berat jenis air (kg/m³)
sumbu kincir A = Luas penampang sudu-sudu kincir
s
(m²)
V = Kecepatan aliran air (m/dtk)
permukaan air
g = Gaya gravitasi (m/dtk²)
d c b a
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2013
Qefektif digunakan dan diperoleh data-data
100% .........(2.3) pengukurannya, selanjutnya dimodifikasi
Qteoritis
dimensi sudu-sudunya. Sudu-sudu tersebut
dengan :
nantinya diperpendek dan diperpanjang
η = Efisiensi debit (%)
sebesar 1,5 cm dari dimensi semula.
Q efektif = Debit yang diangkat kincir
(cm³/dtk)
3. Persiapan flume / saluran terbuka
Q teoritis = Debit bedasarkan kapasitas
3.1. Perakitan flume
tabung dan rpm (cm³/dtk)
Tahap selanjutnya yaitu perakitan
flume. Perakitan flume telah dilakukan pada
C. METODOLOGI PENELITIAN penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang
Tempat Penelitian dilakukan oleh Muhammad Taufiq Vicky.
Penelitian ini dilakukan di
Flume ini terdiri dari dua yaitu flume utama
Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik
(telah ada di laboratorium) dan flume
Universitas Riau, Jalan Soebrantas Km 12,5
rakitan (dibuat dari bahan kayu) yang
Simpang Panam, Pekanbaru.
dikombinasikan sehingga membentuk
model sungai.
Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan untuk
3.2. Persiapan pengaliran air
melakukan penelitian ini adalah:
Tahapan selanjutnya adalah
1. Model fisik kincir air.
persiapan pengaliran air yang meliputi:
2. Flume sebagai model sungai.
a. Persiapan pompa
3. Pompa Submersible sebanyak 3 buah.
Persiapan pompa meliputi
4. Hydraulic Bench.
pengecekan pompa dan pemasangan
5. Tachometer.
pompa dengan selang.
6. Seng pelat.
7. Talang air dan bak penampugan.
b. Persiapan selang air
8. Kotak pengangkat air.
Persiapan selang air yaitu
9. Point gauge.
pengecekan kondisi selang air dimana
10. Gelas ukur.
selang tidak boleh bocor sama sekali.
11. Stopwatch.
12. Alat dan Material Pertukangan
c. Persiapan pipa
13. Kamera untuk alat dokumentasi.
Persiapan pipa ini meliputi:
14. Kertas, printer dan lain-lain, sebagai
Pemotongan pipa sesuai dengan
perangkat pendukung dalam penelitian
rencana, Pemasangan selang dari
ini.
pompa dengan pipa, Pemasangan pipa
dengan stopkran dan Pemasangan pipa
Prosedur Penelitian yang telah dihubungkan dengan
1. Studi literatur dan studi pendahuluan
stopkran dengan selang air untuk
Studi literatur dan studi
selanjutnya diarahkan ke flume.
pendahuluan adalah tahap mempelajari dan
memahami yang berkaitan dengan kincir air
4. Persiapan model
baik dari buku, literatur dan jurnal.
a. Pemasangan kincir air pada flume.
b. Pemasangan kotak pada kincir air.
2. Perakitan model kincir air dan
c. Pemasangan talang dan bak
modifikasi sudu-sudu kincir
penampung air.
Pada penelitian ini menggunakan
d. Pemasangan dan kalibrasi point
kincir telah ada di laboratorium yang telah
gauge pada flume rakitan.
dirakit pada penelitian sebelumnya yaitu
e. Pemasangan stiker spotlight pada
Akhiar Junaidi. Setelah kincir air selasai
poros kincir.
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2014
5. Uji dan Running model Pengukuran ini mengunakan alat
5.1. Pengujian Model yaitu Tachometer. Pengukuran
a. Menghidupkan mesin Pompa. dilakukan dengan menekan tombol
Sebelum mesin pompa submersible pada Tachometer dan mengarahkan
dihidupkan, terlebih dahulu dilakukan alat ke spotlight pada poros kincir.
pengecekan posisi pompa agar pompa Tachometer akan mengeluarkan
dapat menghisap air lebih maksimal. cahaya merah sebagai sensor untuk
membaca putaran kincir.
b. Stabilitas Perputaran Kincir.
d. Pengukuran debit pengangkatan air
Pengecekan stabilitas perputaran
yang dihasilkan kincir
kincir ini bertujuan untuk memastikan
Cara pengukuran debit
kincir berputar secara stabil tanpa
pengangkatan air ini sama seperti yang
mengalami perlambat sehingga hasil
dilakukan pada pengukuran debit
running lebih akurat.
aliran namun yang berbeda yaitu waktu
yang ditentukan, bukan volume.
c. Pengecekan Posisi Talang dan Bak
Kemudian dilakukan pengukuran
penampung air.
volume pengangkatan air dari waktu
Pengecekan posisi talang dilakukan
yang ditentukan. Hasil volume
bertujuan untuk memastikan air yang
pengangkatan air diukur menggunakan
dituangkan kotak pengangkat air tepat
gelas ukur.
mengarah ke talang dan selanjutnya ke
bak penampungan.
e. Skema pengujian
Seluruh pengukuran tersebut
5.2. Running
haruslah sesuai skema pengujian yang
a. Pengukuran debit aliran pada
akan dilakukan. Berikut skema
Hydarulic Bench
pengujian yang dapat dilihat pada
Pengukuran debit aliran
𝑣 Gambar 2.
menggunakan rumus 𝑄 = 𝑡 yang Jumlah 6
Buah
Sudu III
tersebut. Variasi
Variasi
Tipe Variasi
Kotak Jumlah
Debit
Variasi Kotak
Aliran
Sudu
b. Pengukuran elevasi muka air pada
flume menggunakan point gauge Gambar 2. Skema penelitian
Pengukuran dilakukan dengan cara
mengatur jarum pada Point Gauge. D. HASIL DAN PEMBAHASAN
jarum dibiarkan menyentuh dasar Pengujian Awal
saluran dan dikalibrasi pada 0 (nol). 1. Pengujian Pompa
Selanjutnya jarum diatur sehingga Pengujian pompa dilakukan untuk
jarum menyentuh permukaan aliran mengetahui debit aliran pada saat mengaliri
kemudian mencatat angka pada Point saluran (flume). Jumlah pompa yang
Gauge. digunakan 3 buah. Meskipun jumlah pompa
3 buah tapi dalam penggunaannya tetap 2
c. Pengukuran kecepatan putaran kincir buah yaitu dengan cara memvariasikan
menggunakan Tachometer penggunaan pompa, Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2015
Data tinggi muka air di hulu dan
Tabel 4.1 Variasi penggunaan pompa hilir saluran yang telah diketahui tentunya
Variasi penggunaan pompa Debit aliran(liter/detik) akan membantu untuk mengatahui tinggi
Pompa 1 Debit aliran 1 muka air yang menghantam sudu kincir
Pompa 1 dan pompa 2 Debit aliran 2 menggunakan rumus perbandingan
Pompa 1 dan pompa 3 Debit aliran 3 segitiga. Tinggi muka air yang menghantam
sudu yang dimaksud adalah ketika sudu
Debit 2 ini merupakan debit yang tegak lurus dengan dasar saluran atau
digunakan pada penelitian terdahulu berada pada posisi 2 (Gambar 1). Berikut
sehingga bisa diperoleh datanya tanpa hasil perhitungan dan kondisi tinggi muka
melakukan pengujian dan besaran nilai air menghantam sudu kincir.
debit 2 adalah 3,8 liter/detik. Setelah
dilakukan pengukuran debit aliran Tabel 4. Kondisi sudu ketika dihantam air
Debit Ukuran Hms Hks Hsd Hstd Hmas
diperoleh besaran debit 1 dan debit 2. aliran sudu (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
(l/dtk) (mm×mm)
Berikut data debit aliran 1, 2 dan 3. 60 × 45 21,4 23,6 -
3,07 60 × 60 46,4 21,4 38,6 -
60 × 75 21,4 53,6 -
Tabel 2. Data debit aliran dan elevasi muka 60 × 45 29,5 15,5 -
air 3,8 60 × 60 54,5 25 29,5 30,5 -
60 × 75 29,5 45,5 -
Debit aliran Debit total Elevasi muka 60 × 45 45 - 18,6
(l/dtk) (l/dtk) air rata-rata 5,99 60 × 60 88,6 60 - 3,6
(mm) 60 × 75 63,6 11,4 -
Ket:
Hulu Hilir
Hms = Tinggi air menghantam sudu
Debit aliran 1 3,07 48,5 42,6
Hks = Tinggi kincir dari dasar saluran
Debit aliran 2 3,8 58,7 47,2
Hsd = Tinggi sudu dihantam air
Debit aliran 3 5,99 101 66,7
Hstd = Tinggi sudu yang tidak dihantam
air
2. Data Kincir Hmas = Tinggi air melewati bagian atas
Kincir dibuat dari pelat besi yang sudu
dikombinasikan dengan jari-jari sepeda dan
tromol sepeda. Dengan spesifikasi diameter Mekanisme Perputaran Kincir
55 cm, lebar 6 cm, panjang dan lebar sudu 6 Mekanisme perputaran kincir yaitu
cm sebanyak 18 buah dan berat kincir 1,76 massa air yang menumbuk sudu sudu kincir
kg. Pada sudu-sudu, dilakukan modifikasi sehingga berputar telah dijelaskan tetapi
dimensi yaitu dengan memperpanjang dan besaran daya yang memutar kincir belum
memperpendek 1,5 cm dari ukuran sudu diketahui. Besaran daya yang memutar
semula sehingga ada 3 model ukuran sudu. kincir dapat diketahui menggunakan rumus
Ketiga model ukuran dimensi sudu-sudu 2.1. Berikut hasil perhitungan.
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 5. Besaran daya memutar kincir
Tabel 3. Model ukuran dimensi sudu-sudu Ukuran Qa bagian yang A Hms Apb V P
Sudu (l/dt) terendam air (m²) (cm) (m²) (m/dt) (mW)
kincir (cm×cm) l t
Sudu-sudu Ukuran (cm) (cm)
3,07 6 2,14 0,0013 4,64 0,0068 0,45 6,04
Sudu-sudu yang diperpendek 1,5 cm 6 cm × 4,5 cm
6 × 4,5 3,8 6 2,95 0,0018 5,45 0,008 0,48 10,15
Sudu-sudu ukuran semula 6 cm × 6 cm 5,99 6 4,5 0,0027 8,86 0,0129 0,46 13,39
Sudu-sudu yang dipanjangkan 1,5 cm 7,5 cm × 6 cm 3,07 6 2,14 0,0013 4,64 0,0068 0,45 6,04
6 ×6 3,8 6 2,95 0,0018 5,45 0,008 0,48 10,15
5,99 6 6 0,0036 8,86 0,0129 0,46 17,86
Tinggi muka air yang menghantam sudu 3,07 6 2,14 0,0013 4,64 0,0068 0,45 6,04
kincir 6 × 7,5 3,8 6 2,95 0,0018 5,45 0,008 0,48 10,15
5,99 6 6,36 0,0038 8,86 0,0129 0,46 18,85
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016
Ket: 2. Hubungan Putaran Kincir dan Debit
Qa = Debit aliran Pengangkatan air dari Kincir
l = Lebar Berikut contoh grafik hubungan
t = Tinggi putaran kincir dan debit pengangkatan air
A = Luas sudu dari kincir.
Hms = Tinggi air menghantam sudu
Apb = Luas penampang basah 12
V = Kecepatan aliran sudu 3 (d1)
sudu 1 (d1)
mW = miliWatt 6
debit 3,8 l/dtk sudu 3 (d2)
4
sudu 2 (d2)
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa debit 3,07 l/dtk
2
sudu 1 (d2)
daya memutar kincir semakin meningkat 0
sudu 1 (d3)
seiring meningkatnya debit aliran dan luas 0 5 10 15 20
Kecepatan putaran kincir (RPM) sudu 2 (d3)
sudu yang dihantam air.
Gambar 4. Grafik hubungan kecepatan
Hasil Penelitian dan Pengolahan Data
putaran kincir dengan debit
1. Hubungan Kecepatan Aliran dan
pengangkatan air untuk
Kecepatan Putaran Kincir
jumlah kotak 6 (tipe kotak 1, 2
Berikut contoh grafik hubungan
dan 3)
kecepatan aliran dan kecepatan putaran
kincir.
Berdasarkan Gambar 4 terlihat
bahwa besarnya debit pengangkatan air dari
8.0
kincir tidak di saat kincir berputar dengan
Kecepatan putaran kincir (RPM)
7.5
7.0
cepat. Hal ini disebabkan saat kincir
6.5 berputar cepat menyebabkan kotak tidak
6.0 V1 terisi penuh ketika kotak berada di bawah
5.5 V2 dan kotak juga tidak menuangkan seluruh
5.0
air ke talang ketika kotak berada di atas.
4.5
35 37 39 41 43 45 47 49
Kecepatan aliran (cm/dtk) 3. Hubungan Debit Aliran dan Kecepatan
Putaran Kincir
Gambar 3. Grafik hubungan kecepatan Berikut contoh grafik hubungan
aliran dan putaran kincir pada debit aliran dan kecepatan putaran kincir.
debit aliran 3,07 l/dtk untuk
16
ukuran sudu 6 cm × 4,5 cm
Kecepatan putaran kincir (RPM)
2
mempengaruhi kecepatan putara kincir. 0 Debit aliran 5,99
Kecepatan aliran di hilir kincir relatif lebih 6 12 18 24 30 36
l/dtk, sudu 6cm ×
6cm
besar dibandingkan dengan kecepatan Jumlah tabung
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2017
Grafik tersebut terlihat bahwa sudu ukuran 6 cm × 6 cm yang tipis
seiring meningkatnya debit aliran maka sehingga hasilnya tidak terlalu terlihat.
kecepatan putaran kincir pun meningkat Kemudian pada sudu ukuran 6 cm × 7,5 cm
sehingga hubungan keduanya berbanding memiliki tinggi sudu yang tidak dihantam
lurus. kemudian semakin kecil debit aliran air sebesar 1,14 cm sehingga daya
yang mengalir maka potensi kincir tidak memutarnya menurun karena tinggi sudu
berputar semakin besar karena gaya dorong yang tidak dihantam air tersebut menambah
yang lemah. berat kincir sedangkan sudu ukuran 6 cm ×
Selain itu, kesimpulan lain yang 6 cm tidak memiliki tinggi sudu yang tidak
didapat dari grafik tersebut yaitu semakin dihantam air tetapi memiliki tinggi air yang
banyak jumlah kotak yang dipasang pada melewati bagian atas sudu sebesar 0,36 cm.
kincir semakin rendah nilai kecepatan Selanjutnya yaitu kincir yang berputar yang
putaran kincir karena semakin banyak kurang stabil akan mempengaruhi hasil
jumlah kotak terpasang menambah berat running.
kincir sehingga kincir berputar menjadi
lambat. 5. Hubungan Debit Aliran dan Debit
Pengangkatan Air dari Kincir
4. Hubungan Dimensi Sudu Kincir dan Berikut contoh grafik hubungan
Kecepatan Putaran Kincir debit aliran dan debit pengangkatan air dari
Berikut contoh grafik hubungan kincir.
dimensi sudu kincir dan kecepatan putaran
kincir. 43
Debit pengangkatan air dari kincir
33
23
16
Kecepatan putaran kincir (RPM)
15 13
(ml/dtk)
14 3
13 6 12 18 24 30 36
Sudu 6cm × 4,5cm
12 Jumlah tabung
11 Sudu 6cm × 6cm
10 Sudu 7,5cm × 6cm Debit aliran 3,07 l/dtk, Sudu 6cm × 4,5cm
9
Debit aliran 3,8 l/dtk, Sudu 6cm × 4,5cm
6 12 18 24 30 36
Jumlah tabung Debit aliran 5,99 l/dtk, Sudu 7,5cm × 6cm
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2019
langsung dari bak tampung air sedangkan volume kotak ketika penuh. Berikut hasil
volume pengangkatan air seharusnya perhitungan efisiensi kotak pengangkat air.
didapat menggunakan rumus yaitu volume
total kotak dalam satu putaran dikali Tabel 8. Efisiensi kotak pengangkat air
kecepatan putaran kincir dikali dengan Tipe Volume 1 Volume 1 Efsiensi
Kotak kotak kotak Tabung
waktu (sama dengan waktu pengukuran (ml) ketika (%)
volume). Berikut contoh hasil perhitungan kincir
berputar
efisiensi talang air. (ml)
1 6,5 4,5 69,23
Tabel 7. Efisiensi talang air untuk ukuran 2 10 5 50
3 12 7 58,33
sudu 6 cm × 4,5 cm pada debit
aliran 3,07 l/dtk (tipe tabung 1)
Jumlah Vkkb Vkt RPM Vks Vakt Efisiensi Berdasarkan Tabel 8 dapat lihat
tabung (ml) (ml) (ml) (ml) talang
(%)
bahwa tipe kotak merupakan tipe kotak
yang efisiensi paling maksimum yaitu
6 30 7,63 686,7 293,33 42,72
69,23%.
12 60 6,43 1157 455 39,31
18
5
90 5,4 1458 650 44,58 E. KESIMPULAN
24 120 0 0 0 0 Berikut kesimpulan dari hasil dari
30 150 0 0 0 0 penelitian ini:
36 180 0 0 0 0 1. Kecepatan aliran di hilir kincir relatif
Ket: lebih besar dibandingkan dengan
Vkkb = Volume satu kotak ketika kincir kecepatan aliran di hulu kincir.
berputar 2. Debit pengangkatan air dari kincir tidak
Vkt = Volume kotak total dipengaruhi kecepatan putaran kincir
Vks = Volume tampungan seharusnya tetapi dipengaruhi oleh jenis dan jumlah
Vakt = Volume aktual (per 3 menit) kotak pengangkat air yang dipasang.
3. Hubungan kecepatan putaran kincir
Hasil analisa keseluruhan terlihat berbanding lurus dengan debit aliran
efisiensi talang air yang maksimum terjadi dan berbanding terbalik dengan jumlah
pada pemasangan kotak tipe 3 pada debit kotak yang dipasang, yaitu semakin
aliran 3,8 l/dtk dan sudu ukuran 6 cm × 6 besar debit aliran yang mengalir maka
cm untuk jumlah kotak 30 dengan nilai semakin besar pula kecepatan putaran
efesiensi sebesar 96,63%. Selain itu, kincir begitu juga sebaliknya.
efisiensi talang air nilainya berbeda-beda Sedangkan semakin banyak kotak yang
tiap variasi hal ini disebabkan saat running dipasang maka semakin lambat putaran
kurang memperhatikan posisi talang kincir begitu juga sebaliknya.
sehingga ada juga air yang tidak tertampung 4. Debit aliran dan jumlah kotak yang
(terbuang) selain karena kecepatan putaran dipasang juga mempengaruhi debit
yang tinggi. pengangkatan air dari kincir, yaitu
semakin besar debit aliran yang
Efisiensi Kotak Pengangkat Air mengalir maka semakin besar debit
Efisiensi tabung adalah pengangkatan air yang dihasilkan begitu
perbandingan antara volume satu kotak juga sebaliknya. Kemudian semakin
ketika kincir berputar dengan volume 1 banyak jumlah kotak yang dipasang
kotak penuh. Volume satu kotak ketika maka semakin besar debit pengangkatan
kincir berputar ini diperoleh dari air yang dihasilkan begitu juga
pengukuran volume kotak ketika kincir sebaliknya.
sedang berputar. Kemudian volume 1 kotak 5. Debit aliran yang optimum adalah debit
penuh diperoleh dengan cara mengukur aliran sebesar 5,99 l/dtk karena
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 20110
menghasilkan debit pengangkatan air Skripsi, Fakultas Teknik. Universitas
sebesar 38,17 ml/dtk. Riau.
6. Sudu kincir yang efektif adalah sudu Oktaviana, G. 2016. Irigasi Sawah
ukuran 6 cm × 6 cm karena Menggunakan Kincir Air di Daerah
menghasilkan debit pengangkatan air Tanjung Pati. Jurnal Teknologi
sebesar 38,17 ml/dtk. Pertanian pada Politeknik Pertanian
7. Kotak tipe 1 memiliki nilai efisiensi Negeri Payakumbuh.
debit pengangkatan air maksimum yatu Panggabean, D. 2003. Meningkatkan Debit
sebesar 63,04%. Angkatan Kincir Air Dengan Perilaku
8. Efisiensi talang air yang maksimum Luas Sudu-sudu. Jurnal Tata Air
terjadi pada pemasangan kotak tipe 3 Pertanian pada Politeknik Pertanian
pada debit aliran 3,8 l/dtk dan sudu Negeri Payakumbuh.
ukuran 6 cm × 6 cm untuk jumlah kotak Purnama Dewi, E. 2011. Analisis
30 dengan nilai efesiensi sebesar Sumbangan Nilai Ekonomi Air pada
96,63%. kincir Air Irigasi Terhadap
9. Efisiensi kotak pengangkat air yang Pendapatan Petani dan Masyarakat
maksimum adalah kotak tipe 1 yaitu Tani. Jurnal Teknologi Pertanian pada
69,23%. Universitas Andalas.
Slideshare, 2013. Turbin Air Mesin Fluida
F. SARAN Ajar. Tersedia:
Dari hasil pengamatan kemiringan Http://www.slideshare.net/khairul_fad
dalam pemasangan kotak pada kincir akan li/turbin-air-mesin-fluida-ajar.
mempengaruhi efsiensi debit pengangkatan (Diakses: Hari Kamis, 19 Mei 2016).
air selain itu kemiringan sudu-sudu kincir Sukasah Henry, O., Daud, A., & Hakki, H.
akan mempengaruhi daya memutar kincir. 2013. Analisis Perubahan Dimensi
Untuk penelitian selanjutnya dapat Kincir Air Terhadap Kecepatan Aliran
dilakukan variasi kemiringan dalam Air (Studi Kasus Desa Pandan Enim).
pemasangan kotak dan variasi kemiringan Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
sudu-sudu kincir. pada Universitas Sriwijaya.
Sule, L. 2013. Perilaku Aliran Roda Air
G. DAFTAR PUSTAKA Arus Bawah Plat Bengkok dengan
Variasi Jumlah Sudu. Jurnal Teknik
Andeska Putra, R. 2016. Model Mesin pada Universitas Hasanuddin.
laboratorium kincir air untuk irigasi Taufiq Vicky, M. 2015. Model Fisik Kincir
pertanian. Jurnal Teknik Sipil pada Air Untuk irigasi Pertanian. Skripsi,
Universitas Riau. Fakultas Teknik. Universitas Riau.
Balitbang (Badan Penelitian dan
Pengembangan) Kementerian
Pekerjaan Umum (PU), 2006.
Teknologi Tepat Guna Kincir Air
Pengambilan Air untuk Berbagai
Keperluan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air,
Bandung.
Darwin, 2010. Pembangkit Listrik Tenaga
Air Mikro Hidro. Tersedia:
Https://darwin1797.wordpress.com/.
(Diakses: Hari Senin, 23 Mei 2016).
Junaidi, Akhiar. 2014. Model Fisik Kincir
Air Sebagai Pembangkit Listrik.
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 20111