You are on page 1of 44

The 2

nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
611
PELATIHAN
SIAGA SEHAT JIWA
TERHADAP
PENINGKATAN
PENGETAHUAN KADER
DI RW 0
6
DAN RW 0
7
DESA ROWOSARI
KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
Eni Hidayati
1)
,
Khoiriyah
2
)
,
Muhammad Fatkul Mubin
3)
1
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
Email:
eni.hidayati@unimus.co.id
2
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
Email :
khoiriyah@unimus.co.id
3
Fakultas Il
mu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Email :
fatkul.mubin@unimus.co.id
ABSTRACT
Mental health programs in the area of
Semarang is still less than optimal health centers in
empowerment, mental health problems have the iceberg.
Seeing the development of the current era,
it is possible the number of people with mental disorders will increase
and more diverse kind.
Mental health problems have iceberg. Seeing the development of the
current era, it is possible the
number of people wi
th mental disorders will increase and more diverse kind. Development of
mental health in the Village District Tembalang Rowosari Semarang City
has not run optimally.
Health cadres in RW 06 and RW 07, said that only limited Posyandu
activities posyandu in i
nfants.
This causes no detection of mental health in terms of mental disorders,
psychosocial and mental
health risks, the main objective the establishment of mental health
cadres is to improve the quality
of life of every citizen to a healthy soul in RW 06
and RW 07 Rowosari Village District Tembalang
Semarang. Plan includes training activities carried prongram standby
RW healthy soul, detection
training healthy family life, families with mental disorders, families with
psychosocial risk, families
with ment
al health, mental health counseling, therapeutic group activities, home
visit. The
approach taken is with intensive discussions, simulation / demonstration
skills, role play and visit
the house. Evaluation is done by comparing the pre and post test results
on any ongoing training.
Knowledge and skills of cadres increased in eight training organized
team.
Keywords
: Cadre
, RW , alert mental
health
ABSTRAK
Pr
ogram k
esehatan
iiwa di wilayah Puskesmas
Semarang
masih kurang optimal dalam
pemberdayaannya
,
Masalah kesehatan jiwa mempunyai fenomena gunung es. Melihat
perkembangan jaman saat ini, dimungkinkan jumlah penderita
gangguan jiwa akan meningkatkan
dan jenisnya semakin beragam. Masalah kesehatan jiwa mempunyai
fenomena gunung es. Melihat
perkembangan
jaman saat ini, dimungkinkan jumlah penderita gangguan jiwa akan
meningkat dan
jenisnya semakin beragam
.
P
embinaan
kesehtana jiwa
di Desa Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang
belum berjalan secara o
ptimal. Kader kesehatan di RW 06 dan RW 07
mengatakan
bahwa kegiatan posyandu hanya sebatas
posyandu pada balita
. Hal ini menyebabkan tidak
terdet
eksinya kesehatan jiwa dilihat dari segi gangguan jiwa, resiko
psikososial dan sehat jiwa
,
Tujuan utama pembentukan
Kader Kesehatan jiwa
adalah meningka
tkan kualitas
hidup setiap
warga untuk sehat jiwa
di RW 0
6 dan RW 07
Desa Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Rencana kegiatan yang
dilakukan
meliputi pelatihan
prongram RW siaga sehat jiwa,
pelatihan deteksi keluarga sehat jiwa, keluarga dengan ga
ngguan jiwa, keluarga dengan risiko
psikososial, keluarga dengan sehat jiwa, penyuluhan kesehatan jiwa,
terapi aktifitas kelompok,
kunjungan rumah
. Metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan diskusi intensif,
simula
si/demonstrasi keterampilan,
role pla
y
dan kunjungan rumah
.
Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan hasil pre dan post test pada setiap pelatihan yang
berlangsung. Pengetahuan dan
keterampilan kad
er mengalami peningkatan di
delapan
pelatihan yang diselenggarakan
Tim
.
Kata Kunci :
Kader, RW,
siaga sehat jiwa
The 2
nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
612
1.
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kegiatan
program
CMHN merupakan
serangkaian kegiatan yang dimulai dari
proses recruitmen
perawat
CMHN yang
akan mengikuti pelatihan, pertemuan
persiapan yang melibatkan beberapa sector
yang terkait seperti Dinas Kesehatan dan
pemerintah daerah setempat dalam rangka
memper
oleh dukungan pelaksanan CMHN,
kegiatan BC
-
CMHN berupa pemberian
pengetahuan dan keterampilan bagi perawat
Puskesmas, sehingga memiliki kompetensi
melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien gangguan jiwa, selanjutnya
implementasinya di masyarakat dan ke
giatan
supervisi.
K
e
s
e
h
a
tan
j
i
wa bu
k
a
n
s
e
k
e
d
a
r
te
r
b
e
b
a
s
d
a
ri
g
a
n
g
g
u
a
n
j
i
w
a
,
a
k
a
n
t
e
tapi me
r
up
a
k
a
n
suatu
h
a
l
y
a
ng dibu
t
uhk
a
n
oleh
s
e
mua
o
ra
n
g
.
K
e
s
e
h
a
tan
j
i
wa
a
d
a
lah p
e
r
a
s
a
a
n
s
e
h
a
t
d
a
n
b
a
h
a
g
ia
s
e
rta
mampu
meng
a
tasi
m
a
s
a
lah k
e
hidupan,
d
a
p
a
t
men
e
r
i
ma
o
ra
ng lain
s
e
b
a
g
a
i
ma
na
a
d
a
n
y
a
,
s
e
rta
memp
un
y
a
i sikap posi
t
if te
r
h
a
d
a
p di
r
i
sendiri d
a
n or
a
n
g
lain
(
H
a
w
a
ri, 2006).
Departemen
K
e
s
e
h
a
tan
me
n
y
e
butkan
ju
m
lah p
e
nd
e
rita
g
a
n
g
g
u
a
n
j
i
wa b
e
r
a
t
s
e
b
e
s
a
r
2,5
J
uta j
i
w
a
,
y
a
n
g diambil
d
a
ri
d
a
ta
R
S
J
s
e
-
I
ndo
n
e
s
i
a.
S
e
ment
a
ra i
t
u
10%
d
a
r
i
populasi
meng
a
lami
mas
a
lah
k
e
s
e
h
a
tan
j
i
w
a
maka h
a
rus mend
a
p
a
tkan p
e
r
h
a
t
i
a
n
k
a
r
e
na t
e
rm
a
suk
raw
a
n
k
e
s
e
h
a
t
a
n
j
i
w
a
.
Di
J
a
wa T
e
ng
a
h
s
e
ndiri
te
r
d
a
p
a
t
3
o
ra
ng
p
e
r
s
e
ribu
p
e
nduduk
y
a
n
g me
n
g
a
l
a
mi
g
a
n
g
g
u
a
n
j
i
wa
d
a
n5
0
%
a
d
a
l
a
h
a
ki
b
a
t
d
a
ri
k
e
hi
l
a
ng
a
n
p
e
k
e
rj
a
a
n.
D
e
n
g
a
n
d
e
m
i
kian
d
a
ri
32.952.040
p
e
nduduk
J
a
wa
T
e
n
g
a
h
t
e
rd
a
p
a
t
s
e
ki
t
a
r
98
.
856
o
ra
n
g
y
a
n
g
me
n
g
a
lami
g
a
ng
g
u
a
n
j
i
w
a
.
S
e
jal
a
n
d
e
ng
a
n
p
a
r
a
d
i
g
ma
s
e
h
a
t
y
a
n
g dic
a
n
a
n
g
k
a
n
d
e
p
a
r
t
e
men
kesehatan
y
a
n
g lebih
men
e
k
a
nk
a
n
u
p
a
y
a
p
roakt
i
f mel
a
kuk
a
n
p
e
n
ce
g
a
h
a
n
d
a
rip
a
da menu
n
g
g
u
di
rum
a
h
s
a
ki
t
,
kini o
r
ient
a
s up
a
y
a
k
e
s
e
h
a
tan
j
i
w
a
lebih
p
a
da
p
e
n
c
e
g
a
h
a
n
(p
re
v
e
nt
i
f) d
a
n
p
r
o
m
ot
i
f.
B
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
K
e
l
i
a
t
(
2006)
di
t
e
mukan
b
a
hwa
a
n
g
ka k
e
k
a
mbuhan
p
a
da
kl
i
e
n
tanpa
terapi
k
e
lua
r
g
a
s
e
b
e
s
a
r
25
-
50%
s
e
d
a
n
g
k
a
n
a
n
g
k
a
k
e
k
a
mbu
h
a
n
p
a
da
kl
i
e
n
y
a
n
g dibe
r
i
k
a
n
te
ra
pi
k
e
lu
a
r
g
a
5
-
1
0%.
K
e
lua
r
g
as
e
b
a
g
a
i

p
e
raw
a
t
utam
a
”d
a
ri
kl
i
e
n
mem
e
rluk
a
n
tr
ea
t
m
e
nt
u
ntuk menin
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
tah
u
a
n
d
a
n
k
e
tr
a
mp
i
lan
d
a
l
a
m
me
ra
w
a
t
kl
i
e
n
.
Pelaksanaan posbindu kesehatan jiwa di
kedua RW tersebut selama ini belum bisa
berjalan dengan baik dan maksimal, hal ini
disebabkan karena tidak semua kader bisa
hadir dalam pelaksanaan posyandu
kesehatan jiwa, pada setiap pertemuan rata
-
rata tingkat keh
adiran kader sekitar 3 sampai
dengan 4 orang, sehingga pelaksanaan
posbindu kesehatan tersebut seringkali
mengalami kendala yang pada akhirnya
berdampak pada pelayanan para kesehatan
jiwa menjadi kurang memuaskan.
Kurangnya jumlah kader dikarenakan masih
banyak masyarakat kurang percaya diri dan
merasa tidak mempunyai kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada
kesehatan jiwa di posbindu. Disamping itu
pembinaan terhadap kader posbindu lansia
oleh pihak puskesmas Rowosari dirasakan
juga masih sang
at kurang, hal ini disebabkan
keterbatasan sumber daya manusia yang ada
untuk dapat menangani masalah posbindu
kesehatan jiwa yang ada di wilayah kerja
puskesmas tersebut. Permasalah tersebut
apabila tidak segera diatasi akan berdampak
pada keberlangsungan
posbindu kesehatan
jiwa tersebut, yang secara langsung juga
berakibat pada kesejahteraan para kesehatan
jiwa yang berada di wilayah RW 06 dan RW
07 Kelurahan Rowosari, khususnya
berkaitan dengan masalah kesehatan. Selain
keterbatasan jumlah kader yang akt
if, para
kader tidak mempunyai kemampuan untuk
memanfaatkan sumber manusia yang berada
disekitarnya.
Di lihat dari kegiatan yang telah
dilakukan oleh kedua posbindu selama ini
telah memberikan dampak positif bagi
kesehatan jiwa khususnya kesehatan jiwa
kel
uarga, kesehatan jiwa mulai bisa
mengenal masalah kesehatan yang ada
disekitarnya dan mungkin berdampak pada
dirinya, mereka telah melakukan upaya
pencegahan terhadap penyakit yaitu dengan
melakukan diskusi kelompok atau bertukar
pengalaman tentang pengelo
laan kesehatan
dan cara perawatan yang selama ini telah
dilakukan dengan bimbingan dari kader
kesehatan dan petugas kesehatan setiap kali
ada kegiatan posyandu keseh
a
tan jiwa.
Bagi kesehatan jiwa yang terkena
penyakit degeneratif sudah mulai merasakan
The 2
nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
613
man
faatnya karena keluhan
-
keluhan yang
dirasakan selama ini sudah mulai banyak
berkurang, kader kesehatan jiwa dapat
memeriksakan kesehatannya di posyandu
ljiwa secara gratis, sehingga mengurangi
beban biaya berobat dan transportasi
sehingga mereka sudah bisa
bekerja seperti
dahulu lagi, tidak merasa menjadi beban
bagi keluarganya serta meningkatkan
kemampuan untuk hidup mandiri, mampu
menghimpun dana sehat guna menghidupi
kegiatan
-
kegiatan yang bermanfaat bagi jiwa
dalam upaya pemeliharaan dan pengendalian
ke
sehatannya secara mandiri, walaupun
masih sangat minim, serta membantu
pemerintah dalam hal ini Puskesmas dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan para
kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas
khususnya di RW 06 dan RW 07 Kelurahan
Rowosari.
2.
KAJIAN
PE
RMASALAHAN
Permasalahan yang dialami oleh mitra
adalah sebagai berikut :
a.
Pelayanan kesehatan jiwa hamper tidak
terdektsioleh pelayanan kesehatan. Ada
pelayanan posyandu namun hanya
sebatas pemeriksaan pada balita saja.
b.
Kader kesehatan
jiwa belum terbentuk
dan kader kesehatan yang ada
belum
mampu melakukan deteksi dini dan
intervensi dini
pada kesehatan atau
gangguan jiwa
. Hal ini menyeb
abkan
risiko psikososial semakin berkembang
dan mengarah ke gangguan jiwa
.
c.
Masyarakat belum mampu mela
kukan
stimulasi
secara dini pemeriksaan pada
kesehatan jiwa
d.
Kurangnya penget
ahuan masyarakat
tentang kesehatan jiwa baik gangguan,
risiko spikosoaial dan sehat.
3.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan rancangan
penelitian yang disusun sedemikian
sehingga dapa
t menuntun peneliti untuk
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian. Rangcangan
yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ”
Deskriptif

dengan
pelatihan kader siaga sehat jiwa
.
Penelitian
ini
dilakukan untuk mengetahui
perbed
aan
kemampuan kader
pada
pelatihan
siaga sehat jiwa.
Dengan jumlah sampel 30
kader siaga sehat jiwa. Dengan metode
penggambaran pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut:
Metode Pelaksanaan Kegiatan
1.
Pelatihan Program RW
sehat jiwa
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul p
elatihan
Program RW
sehat jiwa
(2)
Persiapan atau
pengadaan peralatan
pendukung yang dibutuhkan dalam
pelatihan
(3)
Melakukan seleksi kader kesehatan,
dalam hal ini akan dipilih kader
yang aktif dalam posyandu
dan
penunjukkan kader yang baru
(4)
Melaksanakan pelatihan
dengan
meto
de pendekatan diskusi, simulasi
atau
demonstrasi, dan role play
2.
P
elatiha
n deteksi keluarga RW
sehat
jiwa
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul pelatihan
deteksi
keluarga RW
sehat jiwa
(2)
Persiapan atau
pengadaan peralatan
pendukung yang dibutuhkan
dalam
pelatihan
(3)
Melakukan seleksi kader kesehatan,
dalam hal ini akan dipilih kader
yang aktif dalam posyandu
dan
penunjukkan kader baru kesehatan
jiwa.
(4)
Melaksanakan pelatihan dengan
metode pe
ndekatan diskusi, simulasi
atau
demonstrasi, dan role play
3.
Pelatihan deteksi dini gangguan jiwa
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul pelatihan deteksi
dini gangguan jiwa
(2)
Pengadaan
dan persiapan
yang
mendukung dalam kegiatan
pelatihan
(3)
Seleksi kader kesehatan
(4)
Melaksanakan kegiatan
pemeriksaan
dini gangguan jiwa
dengan m
etode
diskusi, stimulasi, demostrasi dan
role play
4.
P
elatihan
deteksi dini risiko psikososial
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul deteksi dini
risiko psikososial
(2)
Pengadaan dan persiapan yang
mendukung dalam kegiatan
pelatihan
(3)
Melaksanakan kegiatan
pemeriksaan
r
isiko psikososial
dengan metode
The 2
nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
614
ceramah, diskusi,
simulasi/
demonstrasi, dan role play.
5.
P
elatihan deteksi dini sehat jiwa untuk
kader
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul deteksi dini
sehat jiwa
(2)
Persiapan peralatan pe
ndukung
pelatihan pemeriksaan dini sehat
j
iwa
(3)
Melaksanakan pelatihan perawatan
bayi untuk kader kesehatan
6.
Pelatihan tentang
penyuluhan kesehatan
jiwa
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modu
l tentang
penyuluhan kesehtan jiwa
(2)
Persiapan peralatan pendukung
pelatihan
penyuluhan kesehatan jiwa
(3)
Melaksanakan pelatihan
penyuluhan
kesehatan jiwa
dengan metode
ceramah, diskusi, dan simulasi
atau
demonstrasi
7.
Pelatihan tentang kegiatan
terapi
aktifitas kelompok
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul terapi aktifitas
kelompok bagi kader
(2)
Persiapan peralatan pen
dukung
untuk kegiatan terapi aktifitas
kelompok untuk kader
(3)
Pengadaan peralatan yang
dibutuhkan
untuk terapi aktifitas
kelompok
8.
Pelatihan kunjungan rumah
Prosedur Kerja
(1)
Penyusunan modul kegiatan
kunjungan rumah
(2)
Persiapan peralatan untuk kegiatan
kunjungan
rumah
(3)
Melaksanakan kegiatan kunjungan
rumah
4.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil
Dari penelitian yang dilakukan dalam
kegiatan pelatihan kader RW siaga sehat
jiwa di RW 6 dan RW 7, Kelurahan
Rowosari dengan jumlah Responden
sebanyak 30 Kader kesehatan adalah
sebagai berikut :
Tabel
4.1
: Pengetahuan Kader RW
Siaga Sehat Jiwa, Di Kelurahan
Rowosari 2015 (N:30)
Pre
-
Test
Post
-
Test
N
Min
Max
N
Min
Max
30
30
80
30
10
90
b.
Pembahasan
Sebelum pelatihan diselenggarakan, tim
pengabdian masyarakat melakukan beberapa
kegiatan persiapan, antara lain adalah: rapat
koordinasi tim pengabdian kepada
masyarakat untuk menyusun
planning of
action
(POA), rapat koordinasi antara tim
pengabdian masyar
akat dan tim kader inti
Desa Rowosari, penyusunan modul
pembelajaran, diskusi untuk finalisasi
modul, pembuatan rancangan media
pembelajaran dan persiapan peralatan
pendukung yang berkaitan dengan kesehatan
jiwa di masyarakat.
Kegiatan pelatihan diselengg
arakan
pada bulan Mei
-
Juni 2015, dengan empat
tahapan waktu. Waktu ini disepakati oleh
tim pengabdian masyarakat dan kader
kesehatan yang akan dilatih. Pertama,
pelatihan Program RW Siaga Sehat Jiwa,
pada tanggal 22 Mei 2015. Kedua, pelatihan
Gangguan Jiwa
dan risiko masalah
psikososial, pada tanggal 29 Mei 2015.
Ketiga, sehat jiwa dan penyuluhan kesehatan
jiwa, pada tanggal 6 Juni 2015. Keempat,
Terapi aktifitas kelompok (TAK) dan
Kunjunan ke klien, pada tanggal 12 Juni
2015. Evaluasi pengetahuan (kognitif
)
dilakukan setelah peserta mengikuti
pelatihan. Evaluasi keterampilan (
skill
atau
psikomotor) dilakukan setelah pelatihan
dengan membentuk kelompok kecil yang
melibatkan peran fasilitator untuk
mengevaluasi keterampilan kader kesehatan
jiwa. Evaluasi ini
dilaksanakan untuk
memastikan kader kesehatan jiwa mampu
melakukan keterampilan sesuai dengan yang
telah ditargetkan. Laporan hasil masing
-
masing kegiatan akan ditulis secara rinci
sebagai berikut.
Luaran yang dicapai dalam kegiatan ini
adalah sebagai beri
kut:
The 2
nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
615
1.
Pelatihan
program RW sehat jiwa
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kader tentang
program RW sehat
jiwa
b.
Tersedianya
program
-
program RW
sehat jiwa
c.
Pengetahuan kader tentang
program
Rw sehat jiwa
berada pada kategori
baik (
8
0% kader memiliki skor lebih
dari rata
-
rata; rata
-
rata skor
pengetahuan
kader
tentang program
RW s
ehat jiwa
adalah 8)
d.
Kader mampu melakukan
mnjalankan program
-
program RW
sehat jiwa
:
2.
Pelatihan deteksi
keluarga sehat jiwa
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kader tentang deteksi
keluarga
sehat
jiwa
b.
Terse
dianya
peralatan untuk deteksi
keluarga sehat jiwa
c.
Pengetahuan kader te
ntang deteksi
dini
keluarga sehat jiwa
berada pada
kategori baik (
9
0% kader memiliki
skor lebih dari rata
-
rata; rata
-
rata
skor pengetahuan kader adalah 8)
d.
Kader mampu
mendemonstrasikan
dalam pemeriksaan dini pada
keluarga tentang keluarga sehat
e.
Kader mampu
menginterpretasikan
hasil skrining berdasarkan
latihan
soal yang diberikan pada saat latihan
3.
Pelatihan
deteksi dini gangguan jiwa
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kad
er tentang
gangguan jiwa
b.
Tersedia
nya set peralatan
pemeriksan gangguan jiwa
c.
Pengetah
uan kader tentang
gangguan jiwa
berada pada kategori
baik (
8
0
% kader memiliki skor lebih
dari rata
-
rata; rata
-
rata skor
pengetahua
n kader adalah
8
,
50
)
d.
Kader mampu mendemon
strasikan
kembali
cara perawatan
deteksi dini
gangguan jiwa
4.
Pelatihan
deteksi dini risiko psikososial
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kader tentang
deteksi dini risiko
psikososial
b.
Tersedianya
media
penyuluhan
untuk risiko psikososial
c.
Pengetahuan kader tentang
deteksi
dini gangguan jiwa
ber
ada pada
kategori baik (
8
5% kader memiliki
skor lebih dari rata
-
rata; rata
-
rata
sk
or pengetahuan kader adalah 9,
40
)
d.
Kader mampu mendemonstrasikan
kembali cara
pemeriksaan dini risiko
psikososial
5.
Pelat
ihan
deteksi dini sehat jiwa
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kader tentang
deteksi dini sehat
jiwa
b.
Pengetahuan kader tentang stimulasi
perkembangan anak dengan APE
berada pada kategori baik (80%
kader memiliki skor lebih dari rata
-
rata; rata
-
rata skor pen
getahuan
kader
tentang deteksi dini sehat jiwa
adalah 8)
c.
Kader mampu mendemonstrasikan
kembali cara stimulasi
pemeriksan
sehat jiwa
6.
Pelatihan
penyuluhan kesehatan jiwa
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kader tentang
penyuluhan kesehatan
jiwa
b.
Tersedianya set
peralatan untuk
melakukan
penyuluhan kesehatan
jiwa
c.
Pengetahuan kader tentang
penyuluhan kesehatan jiwa
berada
pada kategori baik (
80
% kader
memiliki skor lebih dari rata
-
rata;
rata
-
rata sk
or pengetahuan kader
adalah 9,
05
)
d.
Kader mampu mendemonstrasikan
kem
bali
penyuluhan kesehatan jiwa
7.
Pelatihan kegiatan terapi aktifitas
kelompok
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kegiatan terapi aktifitas kelompok
b.
Tersedianya peralatan untuk
melakukan terapi aktifitas kelompok
pemula untuk kader
c.
Pengetahuan kader tentang
kegiatan
terapi aktifitas kelompok berada
pada kategori baik (80% kader
memiliki skor lebih dari rata
-
rata;
rata
-
rata skor pengetahuan kader
adalah 8.50)
d.
Kader mampu mendemo
nstrasikan
kembali tentang role
play kegiatan
terapi aktifitas kelompok
The 2
nd
University Research Coloquium 2015
ISSN 2407
-
9189
616
8.
P
e
latihan
kunjungan rumah
a.
Tersusunnya modul pembelajaran
kegiatan kunjungan rumah
b.
Tersedianya perala
tan untuk
melakukan kunjungan rumah
c.
Pengetahuan kader tentang
kunjungan rumah berada pada
kategori baik (80% kader memiliki
skor lebih dari rata
-
rata; rata
-
rata
skor
pengetahuan kader adalah 8.35)
d.
Kader mampu mendemonstrasikan
kembali tentang kunjungan rumah
.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
a.
Kesimpulan
1.
Pelatihan kader kesehatan
Jiwa
yang
telah diselenggarakan mampu
meningkatkan pengetahuan kader
tentang:
a.
Program RW siaga
sehat jiwa
b.
Deteksi keluarga di RW siaga
sehat jiwa
c.
Gangguan jiwa
d.
Risiko masalah psikososial
e.
Sehat jiwa
f.
Penyuluhan kesehatan jiwa
g.
Terapi aktifitas kelompok
h.
Kunjungan rumah
2.
Pelatihan kader kesehatan
jiwa
yang
telah diselenggarakan mampu
meningkatkan
keterampilan kader
dalam melakukan:
a.
Pemriksaan deteksi dini
kesehatanjiwa pada keluarga
b.
Deteksi dini kunjungan rumah
pada keluarga sehat
c.
Deteksi dini pada keluarga
risiko
d.
Deteksi dini pada keluarga
gangguan
e.
Pemeriksaan fisik pada keluarga
f.
Terapi aktifitas
kelompok /
TAK
3.
Tersedianya sarana dan prasarana
untuk mendukung pelaksanaan
kegia
tan posyandu kesehatan jiwa
b.
Saran
1.
Kader perlu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang
telah didapatkan selama pelatihan
kader kesehatan jiwa (KKJ)
.
2.
Tim pengabdian masyarakat perlu
memberikan pendampingan dan
evaluasi secara berkala terkait
pemanfaatan
adanya kader
kesehatan jiwa (KKJ)
.
c.
Ucapan terimakasih
Tim pengabdian kepada masyarakat
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ditjen dikti yang telah memberi
kan dana
penelitian
2.
Dr. Dra. Sri Darmawati, M.Si yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi
selama pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat
3.
Kepala Desa dan s
eluruh jajaran tata
pamong di Desa Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang
4.
Kader kesehatan
di Desa Rowosari
Kecamatan Tembalang Kota Semarang
5.
Dinas kesehatan Kota Semarang
6.
Puskesmas Rowosari
7.
Rekan
-
rekan sejawat yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini
6.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna., dkk. (2006).
Modul
intermediete course

manajemen
kasus gangguan jiwa dalam
keperawatan kesehatan jiwa
komunitas
. Jakarta: Tim
pengembang CMHN.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan,
2006,
Kebijakan
Pengembangan
Desa Siaga
, Dep.Kes RI,
Jakarta.
Bengtson, Vern L, 2000,
The Social
Psychology on
Aging
, Bobbs
Merril Co, New York.

You might also like