You are on page 1of 14

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/320531962

PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN INOVASI


DI ORGANISASI

Conference Paper · June 2013

CITATIONS READS

0 100

2 authors, including:

Idha Rahayuningsih
Universitas Muhammadiyah Gresik
10 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Leadership trainning View project

MOTIVATION View project

All content following this page was uploaded by Idha Rahayuningsih on 20 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN INOVASI DI ORGANISASI

Idha Rahayuningsih
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Gresik
Email : idha.rahayu77@yahoo.com

Abstrak

Suatu organisasi agar bisa bersaing dengan perusahaan lain maka perlu melalukan inovasi
secara terus-menerus dalam berbagai aspek, baik produk, layanan, proses kerja, metode
maupun lainnya. Salah satu modal untuk melakukan inovasi adalah adanya kreativitas.
Keterkaitan antara keduanya yaitu kreativitas merupakan pengembangan ide-ide baru
sedangkan inovasi adalah proses penerapan ide-ide tersebut secara aktual ke dalam praktek.
Kreativitas merupakan interaksi antara potensi individu dengan lingkungan. Agar kreativitas
berkembang di organisasi maka ada beberapa upaya yang dilakukan yaitu curah pendapat
di dalam tim/kelompok kerja, gaya kepemimpinan yang mendorong kreativitas meliputi
pengampilan keputusan partisipati, kepemimpinan transformasional, high exchange dan
mengmbangkan kultur kreatif.

Kata Kunci :Kreativitas, Inovasi dan Organisasi

PENDAHULUAN
Fontana,A.(2011:1) menjelaskan inovasi adalah keberhasilan sosial dan ekonomi
berkat diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-
cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil
menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat,
setidaknya yang dipersepsikan oleh konsumen dan/atau pengguna) dan nilai moneter atau
harga. Perekonomian yang berdaya inovasi mampu menghasilkan nilai tambah yang unik dan
substansial bagi masyarakat dan pada gilirannya berimbas positif kepada pelaku-pelaku
perekonomian dan seluruh perekonomian. Dewasa ini, dengan sistem perekonomian yang
sangat terbuka maka dampak daya-daya inovasi dan keberhasilan inovasi suatu perekonomian
akan berimbas pada perekonomian lain.
Fontana,A.(2011:2) menjelaskan terdapat beberapa hal penting dalam artikel-artikel
terbaru Harvard Business Review (October 2008). Pertama, pentingnya inovasi pada dunia
dewasa ini dan masa mendatang; proses penciptaan nilai seharusnya dilakukan dengan lebih
banyak melibatkan konsumen/pengguna sebagai kontributor.Kedua, kreativitas harus menjadi
preokupasi manajemen puncak dalam memimpin bisnis dewasa ini dan masa mendatang serta
organisasi membutuhkan pergeseran gaya memimpin dan mengelola (inovasi dibangun
dengan kreativitas sebagai salah satu pilar).Ketiga, praktis manajemen perlu dirancang
sebagai praktik profesional dengan kode etik yang menunjang profesi manajer dalam proses
penciptaan nilai tidak saja bagi organisasi tetapi juga bagi masyarakat.
Menurut Munroe, inovasi adalah konsep yang luas . Ada inovasi dengan huruf “i”
kecil dan inovasi dengan huruf “I” besar. Inovasi dengan “I” besar melibatkan hal-hal seperti
membangun internet , internal combustion engine dan bar code. Pada sisi lain inovasi juga
mencakup perbaikan kecil dan terus menerus yang membantu untuk menjalani hidup dengan
lebih baik (Gallo,C.,2011:xii).
Kecenderungan meningkatnya praktek-praktek inovasi pada organisasi-organisasi
dewasa ini dan pada masa mendatang banyak dipicu utamanya perubahan kondisi lingkungan
eksternal, mulai perubahan kondisi lingkungan umum dan global ( demografi, sosial budaya,
ekonomi, politik-hukum, teknologi, iklim bumi) hingga perubahan lingkungan persaingan
bisnis (Fontana,2011:6).
Picuan eksternal saja tidak cukup untuk membuat organisasi dan individu berinovasi.
Organisasi dan individu perlu memperlengkapi diri dengan perangkat-perangkat penunjang
inovasi, baik yang berwujud maupun yang nirwujud. Pemimpin dan kepemimpinan menjadi
faktor penting, tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan. Selain itu, kreativitas dari dalam
organisasi menjadi faktor pemicu keduanya munculnya inovasi. Kreativitas menjadi salah
satu faktor yang memungkinkan ditemukannya ide baru, pengembangan baru hingga cara
baru diseminasi barang atau jasa yang dihasilkan (Fontana,2011:7).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat keterkaitan yang erat antara kreativitas
dengan inovasi. Sebagaimana yang dijelaskan West, M.A.(2004:16) bahwa kreativitas
merupakan pengembangan ide-ide baru sedangkan inovasi adalah proses penerapan ide-ide
tersebut secara aktual ke dalam praktek. Hal tersebut berarti adanya inovasi harus dimulai
terlebih dahulu dari kreativitas. Oleh karena itu dalam tulisan ini berusaha memaparkan
beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan kreatifitas dalam
organisasi.
INOVASI
Pengertian Inovasi
Inovasi bisa didenifisikan sebagai ”proses” tertentu seorang dengan melalui
pendayagunaan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulant dan individu yang
mengelilinginya yang berusaha meghasilkan produk baru, baik bagi dirinnya sendiri atau pun
bagi lingkungannya.”Terdapat beberapa syarat inovasi sebagaimana yang diuraikan di bawah
ini. Pertama, produk baru ini harus bermanfaat bagi masyarakat lingkungannya. Kedua, sifat
baru pada produk ini merupakan sesuatu yang relatif, sehingga produk yang dihasilkan itu
bisa jadi merupakan sesuatu yang baru bagi seseorang meski tidak baru bagi yang lain, dan
bisa jadi produk yang dihasilkan itu merupakan sesuatu yang baru baik bagi dirinnya maupun
bagi orang lain. Pada kedua kondisi ini, produk baru ini bisa dikategorikan sebagai suatu
inovasi. Ketiga, di samping harus memiliki sifat baru, produk ini juga harus memiliki fungsi
dan manfaat yang bisa menutupi kebutuhan tertentu yang dirasakan oleh individu atau pun
kelompok (Jawwad,AA, 2004:1).

Jawwad,AA.(2004:2) juga memaparkan adanya pendapat lain yang mengatakan


bahwa inovasi adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Yakni
pendayagunaan kemampuan dan keahlian dalam melakukan atau pun mengembangkan karya
tertentu. Inovasi ini menuntut adannya kekuatan imajinasi dalam mengantisipasi berbagai
situasi. Berpikir inovatif adalah proses yang melahirkan solusi atau gagasan di luar bingkai
pengetahuan yang sudah dimaklumi bersama (bingkai konservatif),baik ditinjau dari
pengetahuan individu yang berpikir atau dari pengetahuan yang dominan di lingkungannya.
Berpikir inovatif ini bertujuan memunculkan gagasan–gagasan baru yang dalam prosesnya
harus terpenuhi empat aspek fundamental, yaitu: 1) sensivitas yang tinggi terhadap berbagai
permasalahan yang mungkin saja tidak sampai mengusik sensivitas kebanyakan orang biasa;
2) Produktivitas yang tinggi, yakni kemampuan untuk menghasilkan jawaban sebanyak
mungkin untuk satu pertanyaan; 3) Elasitivitas yang tinggi, yakni kemampuan menghasilkan
pemikiran variatif sebanyak mungkin; 4) Orisinalitas yang tinggi, yakni kemampuan
menghasilkan gagasan yang unik dan baru yang belum pernah dikenalnya.
Jenis-Jenis Inovasi
Ancok,D.(2012:36-40) memaparkan beberapa jenis inovasi. Keunggulan sebuah
organisasi terletak pada kemampuan untuk mengahasilkan produk dengan kualitas tinggi
(quality), harga yang murah (price) dan penyampaian produk yang cepat kepada pengguna.
Inovasi bukan hanya menyangkut penciptaan suatu produk, melainkan inovasi dapat
dilakukan pada berbagai aspek yaitu proses, metode, struktur organisasi, hubungan, strategi,
pola pikir, dan pelayanan. Beberapa jenis inovasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1) Inovasi Proses : inovasi proses dilakukan dalam rangka menyederhanakan proses kerja
agar efisien atau menemukan proses yang baru sehingga meninggalkan proses lama demi
membuat loncatan pencapaian kinerja organisasi.
2) Inovasi Metode : contoh dari inovasi metode antara lain metode pengajaran (Teacher-
based learning) berubah menjadi pembelajaran berbasis mahasiswa (student based
learning).
3) Inovasi Struktur Organisasi : inovasi dapat dilakukan dengan mengubah struktur
organisasi. Sebagai contoh perubahan dari struktur organisasi yang birokratis menjadi
struktur oragisasi yang lintas fungsi dan organisasi jaringan sehingga pola kerja dan pola
komunikasi lebih fleksibel dan cepat
4) Inonasi Hubungan : hubungan dalam bisnis yang semula mengabaikan peran para
pelanggan dan pemasok membuat biaya bisnis lebih mahal.Sehingga perlu dikembangkan
hubungan kemitraan dengan organisasi lain dalam wujud membantu pengembangan mitra
bisnis atau dalam bentuk aliansi bisnis. Sebagai contoh kerjasama antara perusahaan
penerbangan dengan bank melalui kartu kredit dengan label kedua perusahaan tersebut.
5) Inovasi Strategi : mengubah orientasi strategi yang semula lebih berorientasi internal
menjadi berorientasi eksternal. Contoh strategi yang dilakukan Jepang pada awalnya
tertutup dan sangat fanatik dengan budayanya setelah restorasi meiji Jepang menjadi
Negara terbuka yang belajar banyak hal-hal yang baik dari negara-negara lain.
6) Inovasi Pola Pikir : Pola pikir menentukan tindakan yang diambil dalam menghadapi
masalah.Sebagai contoh pola pikir manajemen lama yang mengasumsikan karyawan
adalah orang yang malas, tidak bertanggungjawab, hanya mau menerima upah dengan
kerja seadanya.Pola pikir tersebut perlu dirubah menjadi asumsi yang positif terhadap
karyawan.
7) Inovasi Produk : inovasi produk perlu dilakukan karena konsumen mengiginkan produk
yang multiguna. Selain itu konsumen juga menginginkan produk murah, kuat, sedehana
dalam pengoperasian dan penggunaannya.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah produk
yang dipakai seseorang menjadi bagian dari kepribadiannya sehingga desain produk,
tampilan perlu disesuaikan dengan karakteristik pengguna.
8) Inovasi Pelayanan : pelayanan bagian yang sangat penting dari pemasarann sebuah
produk dan jasa. Pelayanan meyangkut emosi. Orang akan meninggalkan produk atau
jasa bila pemberi layanan lambat bekerja, tidak ramah, marah-marah, cemberut dan
menunggu lama. Sebagai contoh agen perjalanan eksekutif memberikan pelayanan
lengkap.
Prinsip-Prinsip Inovasi
Steve Jobs adalah CEO Apple. Pada Januari tahun 2010, Harvard Business Review
menobatkan Steve Jobs sebagai CEO terbaik di dunia karena telah mengahsilkan keuntungan
industri terbesar yaitu 34% setiap tahun. Kepemimpinan Steve Jobs di perusahaan Apple
telah mengembangkan beberapa produk inovatif di dunia seperti iMac, MacBook, iPhone,
iPod, dan iPad. Apple dibawah kepemimpinan Steve Jobs juga telah berkontribusi dalam
mempercepat perubahan industri musik, film, dan televisi dan ponsel (Gallo C. 2011:5)
Berdasarkan pengalaman keberhasilan dalam kehidupan pribadi maupun organisasi.
Steve Jobs tersebut maka Gallo C. (2011:10) memaparkan memaparkan tujuh prinsip inovasi
sebagai berikut : 1) Melakukan sesuatu aktifitas yang kita sukai; 2) Berusaha menjalin
kerjasama dengan orang-orang yang punya pemikiran dan pandangan yang sama, dan
membantu untuk merealisasikan ide-ide menjadi inovasi-inovasi; 3) Senantiasa
mengembangkan kreativitas dengan memahami pengalaman; 4) Menciptakan produk-produk
yang dapat memenuhi harapan, impian dan ambisi konsumen; 5) Menciptakan produk yang
sederhana, mudah cara pemakaiannya tetapi memiliki banyak fungsi.; 6) Memberikan
pelayanan yang baik sehingga menorehkan kesan positif dan hubungan yang mendalam
dengan konsumen; 7) Mampu mengenalkan produk /hal baru kepada konsumen secara efektif
sehingga mereka memiliki perhatian dan antusiasme terhapa produk tersebut.
KREATIVITAS
Pengertian Kreativitas
Jawwad,AA.(2004:3) menjelaskan arti kreativitas secara etimologis adalah
memunculkan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Suatu produk yang
dikategorikan kreatif akan memenuhi sifat-sifat baru dan unik pada formasi finalnya, meski
unsur-unsur dasar memang sudah ada sebelumnya. Para pakar lain mendefinisikan bahwa
kreativitas adalah proses yang menghasilkan karya baru serta memungkinkan diaplikasikan
baik dalam bidang keilmuan, keseniaan, kesusastraan maupun bidang lainnya.
Munandar,U.(1992) mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan
untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kreativitas sebagai
keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan tempat
individu berinteraksi dapat mendukung berkembangnya kreativitas tetapi juga menghambat
dapat menghambat berkembangnya kreativitas. Kreativitas yang ada pada individu digunakan
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan
lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai
penyesuaian diri secara adekuat (Asrori,M.,2008:62).
Torrance (1981) menjelaskan kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk
memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan
hipotesis-hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya serta sedapat mungkin
memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Agar dapat melakukan
semua itu memerlukan dorongan-dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi-
potensi kreatif yang telah dimiliki sehingga dapat mempercepat berkembangnya kreativitas
pada individu (Asrori,M.,2008:65).
Karakteristik Kognitif Untuk Berpikir Kreatif
Bowd, McDougall dan Yewchuck (1994) menjelaskan ciri-ciri aspek kognitif yang
diperlukan untuk menghasilkan pemikiran kreatif yang meliputi : (1) Fluency : kelancaran
menjawab pertanyaan; (2) Flexibility:mampu menghasilkan gagasan yg tdk biasa; (3)
Originality : mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda dan mampu menghasilkan
gagasan yang original; (4) Elaboration:mampu mengelaborasi konsep dan
mengimplementasikan;(5) Visualization : mampu berimajinasi dan memvisualisasikan
konsep; (6) Transformation : mampu mengubah suatu benda/gagasan pada benda/obyek lain
dan melihat makna & manfaat dgn cara baru; (7) Intuition : kemampuan melihat hub./kaitan
suatu hal dgn hal lain dalam kondisi informasi terbatas dan (8) Synthesis : kemampuan
mengkombinasikan bagian-bagian ke dalam keseluruhan yang kompak dan logis
(Ancok,D,2012:68).
Ciri-Ciri Pribadi Yang Kreatif
West,M.A.(2000:36-39) memaparkan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan
kreatifitas adalah mengembangkan sejumlah kualitas pribadi yang telah diidentifikasikan
berulang-ulang sebagai ciri-ciri orang yang secara konsisten kreatif, meliputi:(1) ketertarikan
pada kegiatan yang bernilai intelektual dan artistik;(2) ketertarikan untuk memahami masalah
yang kompleks untuk menemukan solusi; (3) memiliki kepedulian pada proses dan
pencapaian hasil kerja yang sebaik-baiknya; (4) menunjukkan ketekunan dalam pencapaian
tujuan;(5) memiliki pemikiran yang mandiri; (6) menunjukkan toleransi terhadap
situasi/masalah yang ambigu; (7) memiliki kebutuhan otonom/kebebasan;(8) memiliki
kepercayaan diri; (8) memiliki kesiapan mengambil resiko.
Menghasilkan Kreativitas Berbasis Potensi Diri
Musrofi, M. (2007:1) menjelaskan bahwa setiap manusia diberi karunia potensi atau
bakat. Manusia seharusnya bersyukur terhadap karunia potensi/bakat yang telah diberikan
Sang Pencipta Allah SWT. kepada dirinya. Hakikat bersyukur menurut Quraish Shihab
adalah menampakkan nikmat sesuai kehendak pemberi, juga menyebut-nyebut dengan
baik.Cara mensyukuri nikmat bakat atau potensi diri yaitu : (1) merenungi dan mengenali
potensi diri atau bakat yang sesungguhnya ada dalam diri kita; (2) memfokuskan diri pada
bakat tersebut dengan secara terus-menerus melatih dan memanfaatkan bakat itu sebagai
realisasi tugas kekhalifahan dimuka bumi (Musrofi, M., 2007:3-4).
Musrofi (2007) dalam bukunya Lima Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan
Potensi Diri dengan Cara Membiasakan Berkarya memaparkan lima langkah untuk berkarya
yang bersumber pada potensi diri. Lima langkah tersebut meliputi : (1) memahami arti
penting potensi diri atau bakat; (2) mengenal potensi diri; (3) mengungkap ide-ide karya dari
potensi diri; (4) membuat prioritas ide karya; (5) merencanakan dan berkarya. Tiap-tiap
langkah diuraikan sebagai berikut.
Pertama, memahami arti penting potensi diri atau bakat. Bakat /potensi merupakan
fasilitas Allah Swt. agar manusia dapat berperan sebagai khalifah di muka bumi.Hal tersebut
harus disyukuri dengan cara mengaktualisasikan dan mengoptimalkan bakat/potensi untuk
kepentingan sesama. Kedua, mengenal potensi diri. Beberapa cara untuk mengenal potensi
diri antara lain yaitu a) mengenali kegiatan yang disukai dan menyenangkan bagi diri sendiri.
Aktifitas yang disukai kemungkinan merupakan cermin potensi diri; b)mengenali aktifitas
yang mengasikkan, sehingga tidak merasa telah melakukan aktifitas tersebut berjam-
jam.Ketika sedang mengungkapkan potensi diri, kita cenderung masuk ke dalam kondisi
mengalir;c) mengenali aktifitas yang biasanya mudah dan cemerlang dilakukan; d) mengenali
aktifitas impian atau imajinasi yang belum terealisasi; e) menanyakan kepada orang terdekat
mengenai bakat/potensi yang kita miliki; f) mengenali aktifitas yang mudah dan cepat untuk
dipelajari. Beberapa cara tersebut diharapkan dapat memberikan informasi dan kesimpulan
mengenai potensi diri seseorang.

Ketiga, mengungkap ide-ide karya dari potensi diri. Pada tahap ini seseorang diminta
untuk mengeluarkan ide-ide karya dari potensinya sebanyak-banyaknya secara kuantitas.
Tony Buzan menjelaskan bahwa otak manusia tidak seperti komputer yang berpikir runtut
dan linier, tetapi otak manusia berpikir memancar dan eksplotif. Mind Map yang dikenalkan
Tony Buzan meniru cara kerja otak tersebut. Mind Map dapat digunakan untuk menggali ide
sebanyak-banyaknya.

Keempat,membuat prioritas ide karya. Banyaknya ide-ide yang telah diungkapkan


tentunya tidak semua dapat direalisasikan,sehingga perlu menentukan prioritas ide. Kriteria
membuat prioritas ide dapat didasarkan pada keunikan ide; kesegeraan untuk dapat
diwujudkan; atau yang paling banyak dimanfaatkan orang lain. Selanjutnya dilakukan : (1)
Menentukan dasar kriteria dan kriteria dikelompokkan menjadi tiga, misal banyak
dimanfaatkan (kategori A), cukup dimanfaatkan (kategori B), kurang dimanfaatkan (kategori
C);( 2) Mengelompokkan ide-ide sesuai dengan kategori yang telah dibuat; (3) Mendaftar
ide-ide yang termasuk dalam kelompok A , misal kategori ide yang banyak dimanfaatkan;(4)
Ide-ide dalam kelompok A dapat dirinci lagi untuk dipilih sebagai prioritas ide karya.

Kelima, merencanakan dan berkarya. Apabila sudah ditentukan prioritas ide karya
maka perlu membuat rencana. Inti rencana berisi edua hal, yaitu tujuan dan cara
mencapainya.Beberapa hal yang direncanakan meliputi : (1) merumuskan tujuan, yakni ide
karya yang akan diwujudkan; (2) merumuskan target waktu penyelesaian; (3) merumuskan
langkah-langkah yang dilakukan agar ide karya terselesaikan; (4) menemukan tokoh anutan
dan pembimbing dan (5) menentukan tempat berkarya dan menuliskan alat atau fasilitas yang
diperlukan. Selanjutnya rencana yang telah dirumuskan hendaknya dilakukan karena rencana
sebagus apa pun tanpa disertai tindakan tidak ada artinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan
agar rencana dapat direalisasikan yaitu (1) menyisihkan waktu dua jam dalam sehari untuk
berkarya;(2) Selalu mengingat Allah Swt. dalam setiap mengawali suatu kegiatan yang
bermanfaat dengan bacaan basmalah “Bismillahirrohmaanirrohiim”; (3) bersungguh-sungguh
dan mengerahkan seluruh kemampuan dalam berkarya; (4) dalam berkarya membutuhkan
orang lain sehingga diperlukan usaha memperluas jaringan kerja; (5) melakukan segala
sesuatu dengan baik; (6) menyikapi kegagalan secara positif dengan terus berupaya tanpa
mengenal lelah dan putus asa; (7) bersikap rendah hati, menunjukkan sikap terbuka terhadap
kritik dan saran dari pihak lain; (8) secara terus menerus senantiasa melakukan upaya
memperbaiki sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik.

CURAH PENDAPAT SEBAGAI CARA MENGEMBANGKAN IDE-IDE DALAM


KELOMPOK KERJA.

Kelly, T. (2002:73) memaparkan bahwa curah pendapat merupakan mesin ide bagi
suatu tim atau kelompok kerja. Kesempatan bagi tim untuk melontarkan ide pada awal
sebuah proyek atau untuk memecahkan masalah rumit yang tiba-tiba muncul.Semakin
produktif sebuah kelompok, semakin dapat bercurah pendapat secara teratur dan efektif.
Beberapa teknik curah pendapat yang lebih baik diuraikan dibawah ini.

Pertama, mempertajam fokus, curah pendapat yang baik dimulai dengan menyatakan
masalah dengan jelas, berupa pertanyaan yang sederhana dan spesifik. Kedua, membuat
aturan-aturan curah pendapat yang menyenangkan untuk mendorong orang mengeluarkan
ide/gagasan secara bebas, bukan aturan yang menghambat dan mengkritik ide-ide. Aturan-
aturan tersebut dibuat dan ditempelkan supaya dapat terbaca oleh orang yang melakukan
curah pendapat. Ketiga, memberikan nomer untuk ide-ide yang telah disampaikan. Hal
tersebut memberi manfaat untuk memotivasi anggota kelompok mengungkapkan gagasan/ide
sebanyak-banyaknya dan untuk mengetahui catatan jejak urutan ide-ide yang disampaikan.
Munculnya ide-ide yang secara kuantitas banyak memberikan peluang untuk memilih ide-ide
yang lebih berkualitas diantara ide-ide lainnya.Keempat, Fasilitator curah pendapat
memahami momen untuk membangun dan melompat.Fasilitator terbaik dapat
mengembangkan percakapan yang muncul dengan sentuhan lembut pada fase awal dan
membiarkan ide-ide mengalir pada bagian menanjak dari kurva penyampaian ide.Sebaliknya
ketika energi melemah maka fasilitator perlu melakukan lompatan-lompatan ide mundur
(membahas ide-ide yang sebelumnya sudah disampaikan) maupun maju (menawarkan ide-ide
baru). Kelima, membuat ruang ide. Mempersiapkan ruang curah pendapat dengan cara
menempeli dinding dengan kertas-kertas putih sehingga setiap ide yang muncul dapat segera
ditulis dengan spidol pada kertas yang menempel pada dinding tersebut. Keenam,melakukan
relaksasi mental sebelum melakukan curah pendapat.Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan permainan (game) yang dapat mencairkan suasana baik pikiran maupun hubungan
dalam kelompok. Ketujuh,melakukan secara fisik. Curah pendapat yang bagus adalah dengan
memvisualisasikan. Sehingga dalam curah pendapat dapat langsung dilakukan membuat
sketsa, memetakan pikiran, menggambar diagram dan menempel gambar (Kelly, T. (2002:73-
80). Pengaruh curah pendapat pada aspek psikologis yaitu memberikan perasaan yang
fantastis, dan merasakan sensasi memiliki banyak pengalaman. Selain itu, memunculkan
semangat dalam tim serta antusiasme untuk membicarakan ide-ide yang muncul pada saat
curah pendapat (Kelly, T. (2002:81).

GAYA KEPEMIMPINAN YANG MENDORONG KREATIFITAS


Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam sebuah organisasi sangat menentukan
banyaknya inovasi yang dihasilkan.Inovasi pada dasarnya sangat ditentukan oleh kemampuan
pemimpin perusahaan untuk memotivasi karyawan mengaktualisasikan seluruh potensi yang
dimiliki. Pemimpin mulai dari puncak sampai pada yang pemimpin unit kerja operasional
pada lini paling bawah dalam struktur organisasi berperan dalam inovasi. de Jong dan Hartog
(2007) menunjukkan bahwa teori kepemimpinan yang diduga mempunyai keterkaitan yang
erat dengan inovasi di perusahaan yaitu kepemimpinan transformasional, kepemimpinan
partisipatif dan Leader-Member Exchange (LMX) (Ancok,D.,2012:121-122).
Pertama, Kepemimpinan partisipatif. Gaya pengambilan keputusan berurutan dari sisi
kewenangan yang diberikan kepada bawahan yaitu mulai dari tanpa wewenang apapun
(otokratis) sampai pada pemberian wewenang yang paling besar kepada bawahan (delegasi).
Proses pengambilan keputusan yang bergerak semakin kearah delegasi maka semakin
meningkatkan semangat berinovasi. Seorang yang bergaya kepemimpinan partisipatif adalah
pemimpin yang memberikan peluang kepada karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan dan mempengaruhi keputusan yang dibuat pemimpin.Gaya
kepemimpinan tersebut memberikan peluang kepada bawahan untuk menentukan arah dan
merancang tugas yang diinginkan. Hal itu dapat membuka peluang untuk mengembangkan
kreativitas karyawan dalam menghasilkan inovasi (Ancok,D.,2012:127).
Kedua, Leader-Member Exchange (LMX). Ancok,D.(,2012:12) menjelaskan pada
kondisi high exchange, hubungan pemimpin dengan orang yang dipimpin relatif akrab dan
mereka merasa sebagai bagian hubungan pertukaran yang tinggi apabila pemimpin memiliki
kepercayaan pada bawahannya. Kepercayaan ini tumbuh karena bawahan memiliki integritas
dan kompetensi.baik dari aspek teknis pekerjaan maupun dalam hubungan sosial dengan
orang lain. Pada kondisi high exchange, pemimpin berbagi informasi, mendelegasikan
pekerjaan, melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, memberikan pekerjaan yang
menarik dan memberikan banyak kemudahan kepada bawahannya seperti gaji tinggi, tempat
kerja yang lebih luas, dan jadwal kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan
yang high exchange akan lebih besar pengaruhnya pada semangat inovasi para karyawan, dan
munculnya karya inovatif dalam perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi karena karyawan
merasa bebas menyampaikan idenya, pada sisi lain pemimpin lebih mau mendengarkan
gagasan mereka.
Ketiga, Gaya Kepemimpinan Transformasional. Ciri-ciri kepemimpinan
transformasional meliputi :1) Idealized Influence : sifat-sifat keteladanan (role model) yang
ditunjukkan kepada pengikut dan sifat-sifat yang dikagumi pengikut dari pemimpinnya.
Perwujudan sifat keteladanan antara lain lebih mengutamakan kepentingan karyawan
daripada kepentingan diri sendiri; bersedia menanggung resiko dari keputusan yang diambil
karyawan; 2) Intellectual Stimulation : mengembangkan kompetensi pengikutnya dengan
cara memberikan tantangan dan pertanyaan agar pengikutnya berolah pikir mencari cara baru
dalam melakukan suatu pekerjaan; 3) Individual Consideration:ciri pemimpin yang
memperhatikan kebutuhan karyawan dan membantu karyawan agar mereka bisa maju dan
berkembang dalam karir dan kehidupan mereka; 4) Inspirational Motivation : sifat pemimpin
yang memberikan inspirasi dalam bekerja, mengajak karyawan untuk mewujudkan sebuah
cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. Bekerja bukan hanya
sarana untuk mendapatkan uang, melainkan juga sebuah wahana untuk menemukan
kebermaknaan dalam hidup Ancok,D (.2012:131).
Ancok,D.(2012:130) menjelaskan gaya kepemimpinan transformasional lebih mampu
mendorong inovasi baik pada level individual maupun kelompok. Hal tersebut dapat terjadi
disebabkan pemimpin transformasional memandang karyawan sebagai orang yang
bertanggungjawab, memiliki kesadaran internal untuk bekerja dan bangga pada pekerjaannya.
Pemimpin transformasional mampu menghargai bawahan dan mendorong bawahan untuk
mengaktualisasi potensi insani yang dimiliki secara maksimal. Pemimpin transformasional
juga mampu mengembangkan pemimpin-pemimpin baru dilingkungan kerjanya, menciptakan
lingkungan kerja yang apresiatif sehingga dapat menggugah gairah dan semangat berinovasi
dan belajar bersama, menjadikan dirinya sebagai model integritas bagi anggotanya.

PENGEMBANGAN KULTUR KREATIF


Sloane,P.(2007) memaparkan sebelas cara yang dapat dilakukan pemimpin dalam
membangun kultur kreatif di tempat kerja yang meliputi membiasakan untuk pertanyaaan;
memuji para innovator; memfokuskan pada hal-hal yang berjalan baik; menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan; menerima kegagalan; merasa takut pada kesuksesan; menyusun
teka-teki; menggunakan bahasa yang tepat; mengasumsikan produk/layanan bisnis
kuno;membangun kepercayaan dan memberdayakan para pegawai. Dibawah ini akan
diuraikan mengenai cara-cara untuk membangun budaya kreatif tersebut.
Pertama, pemimpin inovatif adalah pemimpin yang memiliki keingintahuan tak
terbatas, sehingga tak pernah berhenti bertanya. Mereka juga berupaya untuk menanamkan
hal yang sama kepada segenap stafnya (Sloane,P.,2007:178). Para pemimpin pada setiap
jenjang kepemimpinan harus mendorong setiap stafnya bertanya, termasuk di dalamnya
menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul (Sloane,P.,2007:180). Kedua, memberikan
pujian kepada bawahan/karyawan yang telah mencoba hal-hal baru meskipun belum berhasil.
Pujian yang diberikan pada saat belum berhasil lebih bermakna bagi individu daripada pujian
pada saat kesuksesan. Hal tersebut dapat mendorong bawahan/karyawan untuk terus
berinovasi (Sloane,P.,2007:182).Ketiga, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang sudah
berjalan baik. Hal tersebut dilakukan agar dapat melihat dan mengembangkan keunggulan
yang dimiliki serta lebih cermat dalam melihat berbagai peluang (Sloane,P.,2007:182).
Keempat, menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja. Suasana yang
menyenangkan merupakan hal penting untuk menumbuhkan kreativitas karena kreativitas
berhubungan erat dengan hal-hal yang menyenangkan seperti humor, permainan dan kegiatan
yang merangsang ide-ide secara spontan dan mencairkan suasana (Sloane,P.,2007:185).
Kelima, menerima kegagalan. Pada umumnya cara terbaik menguji ide adalah dengan
mencoba ide tersebut. Banyak contoh perusahaan yang pada awalnya mengalami beberapa
kali kegagalan sehingga mereka menemukan sesuatu yang baru sebagai sumber
kesuksesan.Jenis kegagalan yang patut mendapat pujian adalah kegagalan yang didasarkan
pada upaya yang tulus untuk menciptakan sesuatu yang baru/berbeda (Sloane,P.,2007:187).
Keenam, menanamkan pikiran dan sikap untuk lebih berhati-hati pada kesuksesan.
Hal tersebut perlu dilakukan pemimpin karena keberhasilan cenderung membuat seseorang
maupun organisasi menjadi terlena dan berpuas diri, bahkan menghambat munculnya ide-ide
baru (Sloane,P.,2007:191). Ketujuh, merangsang sudut pandang yang beragam dari masalah
dengan membuat teka-teki. Setiap masalah bisnis adalah teka-teki sehingga salah satu cara
yang dapat digunakan untuk merangsang ide-ide kreatif adalah membuat teka-teki pemikiran
lateral/teka-teki situasi. Cara tersebut adalah metode untuk mengembangkan kemampuan
bertanya, mendengarkan, kerjasama tim dan imajinasi dalam organisasi (Sloane,P.,2007:193).
Kedelapan, menggunakan bahasa yang tepat. Kata-kata adalah hal yang penting,
karena akan membentuk sikap dan perilaku orang yang mendengarnya. Kata-kata yang dapat
dipersepsi sebagai desakan, perintah dan seolah menyiratkan ancaman sebaiknya dihindari,
misalnya “Kita harus memenangkan tender,lakukan apapun untuk memenangkannya.
Sebaliknya disarankan untuk menggunakan kata-kata yang bersifat terbuka (inklusif),
mendorong pendekatan positif dan kreatif,misalnya “Mari kita bekerja sama dan mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan”(Sloane,P.,2007:195).
Kesembilan, mengasumsikan produk/layanan bisnis kuno. Hal tersebut bertujuan agar
terpacu menemukan sesuatu yang baru secara terus-menerus (Sloane,P.,2007:197).
Kesepuluh, membangun kepercayaan dan memberdayakan segenap staf/bawahan.Caranya
mengajak diskusi karyawan mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam pe kerjaaan;
memberikan kebebasan menentukan tindakan/cara terbaik untuk mencapainya; menunjukkan
dukungan terhadap tindakannya meskipun belum meminta persetujuan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Suatu organisasi agar bisa bersaing dengan perusahaan lain maka perlu melalukan
inovasi secara terus-menerus dalam berbagai aspek, baik produk, layanan, proses kerja,
metode maupun lainnya. Salah satu modal untuk melakukan inovasi adalah adanya
kreativitas. Keterkaitan antara keduanya yaitu kreativitas merupakan pengembangan ide-ide
baru sedangkan inovasi adalah proses penerapan ide-ide tersebut secara aktual ke dalam
praktek. Kreativitas merupakan interaksi antara potensi individu dengan lingkungan. Agar
kreativitas berkembang di organisasi maka ada beberapa upaya yang dilakukan yaitu curah
pendapat di dalam tim/kelompok kerja, gaya kepemimpinan yang mendorong kreativitas dan
mengmbangkan kultur kreaetif.
Saran
Bagi individu hendaknya melatih diri untuk mengembangkan kreativitas berdasarkan potensi
diri. Bagi kelompok kerja untuk membiasakan curah pendapat dengan lebih baik. Bagi
pemimpin hendaknya dapat mengubah gaya kepemimpinan memungkinkan berkembangnya.
kreatifitas dan mengembangkan kultur/budaya kreatif.

Daftar Pustaka
Ancok, D. (2012). Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Penerbit : Erlangga Jakarta
Asrori,M.(2008). Psikologi Pembelajran. Penerbit :CV. Wacana Prima Bandung
Goleman,D., Haufman,P.,dan Ray,M.(2005) : The Creative Spirit : Nyalakan Jiwa Kreatifmu
di Sekolah, Tempat Kerja dan Komunitas.Penerbit : MLC Bandung
Gallo,C. (2010). Rahasia Inovasi Steve Jobs : Prinsip Berbeda Untuk Melakukan Terobosan.
Edisi Terjemahan (2011). Penerbit : Erlangga Jakarta
Jawwad,MAA.(2004). Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas Berpikir Pada Diri dan
Organisasi.Penerbit : PT. Syaamil Cipta Media Bandung
Kelly,T., dan Littman,J. (2001). The Art of Innovation : Pelajaran Kreativitas dari IDEO,
Perusahaan Desain Terkemuka di Amerika. Edisi Terjemahan.Penerbit: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Musrofi,M. (2007).5 Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan Potensi Diri dengan Cara
Membiasakan Berkarya.Penerbit : Hikmah (PT.Mizan Publika)
Sloane, P. (2007). The Innovative Leader : 90 + Kiat Jitu untuk Memicu dan Memacu
Kreativitas Tim Anda. Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer Jakarta
West,MA. (2000).Mengembangkan Kreativitas Dalam Organisasi.Edisi Terjemahan. Penerbit
: PT. Kanisius Yogyakarta

View publication stats

You might also like