You are on page 1of 13

ANALISIS PEMASARAN DAN SIKAP KOSUMEN TERHADAP

PEMBELIAN IKAN PATIN SALAI UMKM BINAAN INKUBATOR


AGRIBISNIS UR
ANALYSIS OF MARKETING AND CONSUMER ATTITUDES TOWARD
THE PURCHASE OF SMALL-HOLLER ENTERPRISES SMOKED
CATFISH ASSISTED BY AGRIBUSINESS INCUBATOR UNIVERSITY OF
RIAU

Juliati Samosir1, Ahmad Rifai2, Fajar Restuhadi2


Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jln. HR. Subrantas KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28294
E-mail: Juliati_samosir@yahoo.com

ABSTRACT

The fisheries sector(which is madeup of capturefisheries and aquaculture) is one of


the most important household economics in Kabupaten Kampar, both from economic and
social standpoints. The fisheries, particularly catfish, have also significant role in supplying
community’s consumption for animal protein in the area, increasing fishermen revenue, and
providing employment opportunities. Given the nature of the fishery products as a perishable
product, the most common method to preserve the fish is by smoking the fish. The smoked
fisheries industry further supports almost 12 % of households (directly and indirectly), and
contributes to the livelihood, employment, and household food security, especially
forcommunities live along the Kampar’s Delta. Currently, several fisheries small-holder’s
enterprises were assisted by The Agribusiness Incubator, University of Riau, in terms of
processing, packaging, and marketing techniques. This research was aimed to study
marketing and behavioural analysis of smoked catfish produced by the enterprises.
Most of the respondents are at productive age (15-54 years), with a high school
education or equivalent level, and the average amount of revenue per month ranged between
Rp. 2,600,000 to Rp. 5,000,000. The respondent’s family members are in the category of
small (2-3 people). The respondents mostly purchase the smoked catfish directly to the
Wholesale/Dealer/Collector. The respondent’s purchasing decision is mostly affected by the
following product attributes: packaging, point of sale location, and service offered by the
seller. Plotting the product’s attributes in the Cartessian diagram shows that the first
quadrant is filled by the following attributes: product’s aroma, brand, price, and smoked fish
color. The second quadrant is described by hygienic properties, weight per pack, taste, and
saltiness property. Meanwhile, for the third quadrant is positioned by the products’s nutrition
information and labeling; as well as for the fourth quadrant is the location of sales, service
sales, and forms of packaging. Based on the analysis of Fishbein’s Multiatributes, the
respondent’s attitude is considered as fairly-good on the multiattributes categorical
approach.
Keywords: Smoked Catfish, Consumer’s Behaviour, Fishbein’s Multiatribute, Cartessian
Coordinate Analysis
1
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
2
Dosen Pembimbing Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


PENDAHULUAN
Salah satu produk perikanan yang Kampar.Berdasarkan keterangan diatas
dihasilkan pengolah adalah ikan patin maka tujuan dari penelitian adalah
salai atau ikan asap. Ikan patin salai bagaimana pola produksi ikan patin salai,
dilakukan di daerah-daerah pedesaan, bagaimana saluran pemasaran ikan
yang hasil dari produksinya dikumpul patin salai, bagaimana margin,
oleh pedagang pengumpul dan keuntungan, dan efisiensi pemasaran
selanjutnya di distribusikan ke daerah- ikan patin salai, bagaimana sikap
daerah pemasaran.Salah satu desa konsumen terhadap pembelian produk
penghasil ikan patin salai adalah Desa ikan patin salai.
Koto Mesjid di Kecamatan XIII Koto

METODE PENELITIAN Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan
Tempat dan Waktu Penelitian metode survey, pengambilan data
Penelitian ini dilaksanakan di primer dilakukan dengan kuisioner dan
Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII wawancara terstruktur. Kuisioner
Koto Kampar yang dipilih berdasarkan berisi daftar pertanyaan yang relevan
pertimbangan bahwa tempat tersebut dengan peubah yang diteliti.Data
merupakan kawasan pengolahan ikan sekunder diperoleh dari studi pustaka,
salai. Penelitian dilaksanakan pada internet, maupun dari pihak-pihak lain
bulan Maret 2014 – Mei 2014. yang terkait dengan pemasaran ikan
patin salai.

Metode Pengambilan Sampel memilih siapa yang kebetulan


Sampel dalam penelitian ini ada/dijumpai dan diwawancarai
adalah produsen, pedagang, dan langsung dengan berpedoman kepada
konsumen ikan patin salai. Metode kuisioner yang berisi daftar pertanyaan
pengambilan sampel dilakukan dengan yang relevan dengan peubah yang
caraaccidental random sampling yaitu diteliti.

Analisis Data
Analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah:
1. Pola Produksi
Analisis pola produksi yang
dilakukan adalah mengidentifikasi
pola produksi ikan patin salai per
minggu, per bulan, dan per tahun.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


2. Menganalisis Sistem Pemasaran Saluran C digunakan baik
Ikan Patin Salai grosir ataupun pengecer dan biasanya
a. Identifikasi Saluran dengan harga rendah, item-item yang
Pemasaran sering dibeli dan didistribusikan secara
Menurut Boy dan Harper W luas melalui sejumlah besar pengecer.
(1997), Terdapat empat desain saluran Saluran D, di mana seorang
yang umumnya digunakan untuk agen menjual kepada grosir yang
mendistribusikan produk dan jasa selanjutnya menjual kepada pengecer,
konsumen.Saluran A meliputi umumnya dipakai apabila perusahaan
distribusi langsung produk atau jasa manufaktur terlalu kecil atau jalur
dari produsen kepada konsumen. produknya relative terlalu sempit
Saluran B meliputi produsen untuk membenarkan pembentukan
yang langsung menjual kepada armada penjualan perusahaan.
pengecer dalam jumlah yang cukup
besar untuk menjalankan fungsi grosir.

b. Margin Pemasaran rumus yang digunakan dalam


Analisis margin pemasaran menghitung margin pemasaran adalah
ikan patin salai dengan menghitung sebagai berikut:
harga yang diterima produsen. Adapun
M= Margin pemasaran (Rp/kg)
M=Hk-Hp Hk= Harga Konsumen (Rp/kg)
Dimana : Hp= Harga produsen (Rp/kg)

c. Keuntungan Pemasaran pemasaran dengan biaya pemasaran


Keuntungan pemasaran atau dirumuskan sebagai berikut :
merupakan selisih antara margin
M= Marjin pemasaran (Rp/kg)
Π=M-B B= Biaya pemasaran (Rp/kg)
Dimana :
Π= Keuntungan pemasaran (Rp/kg)
d. Efisiensi Pemasaran Untuk menghitung efisiensi
Efisiensi pemasaran adalah analisis pemasaran digunakan rumus menurut
yang digunakan untuk melihat (Soekartawi, 2002) yaitu:
penampilan pasar, semakin efisiensi
berarti semakin baik penampilan pasar
tersebut.
EP= TBP/TNP X 100% e. Tingkat Kepuasan
Dimana : Konsumen Ikan Patin Salai
EP= Efisiensi Pemasaran (Rp/kg)
TBP= Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) Tingkat kepuasan konsumen
TNP= Total Nilai Produk yaitu harga dihitung pada masing-masing atribut
beli pada konsumen akhir (Rp/Kg) yang ditanyakan. Rata-rata tingkat
kepuasan dihitung dengan
menjumlahkan tingkat

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


kepuasanmasing-masing atribut dan konsumen tersebut dapat dirumuskan
membaginya dengan jumlah atribut seperti berikut ini:
yang ditanyakan.Adapun untuk Ao=∑ni=1 bi 𝑒𝑖
mempermudah perhitungan dapat
dilihat rumus seperti dibawah ini:
∑5𝑖=1 𝑄 𝑅 Dimana :
𝑖 𝑞𝑖
Y21 = , dimana: Ao = Sikap terhadap produk
𝑛
Y21 : Tingkat Kepuasan bi = Tingkat kepuasan konsumen
Qi : Nilai jawaban (i = 1,2,3,4,5) bahwa objek memiliki
Rqi : Responden yang menjawab Qi atribut i
N : jumlah seluruh responden ei = Evaluasi konsumen terhadap
atribut i
f. Tingkat Kepentingan Atribut n = Jumlah atribut yang dimiliki
Ikan Patin Salai objek
Tingkat kepentingan atribut
pada ikan patin salai dihitung dengan
cara mengalikan jumlah responden 4. Model Bisnis Canvas
yang memilih suatu skala penilaian Model bisnis canvas mendeskripsikan
dengan nilai skala penilaian tersebut seberapa rasional sebuah organisasi
dan dibagi dengan jumlah responden. membuat, mengirimkan nilai dari
dengan skala penilaian berupa konsep bisnis yang mereka jalankan.
persetujuan terdiri dari 5 kategori,
yaitu sangat penting (5), penting (4), HASIL DAN PEMBAHASAN
cukup penting (3), tidak penting (2),
dan sangat tidak penting (1). Pola Produksi Ikan Patin Salai Per
∑5𝑝 =1 𝑄𝑝 𝑅 𝑞𝑝 Hari
Y22= , Pengelola ikan patin salai
𝑛
Dimana merupakan pihak yang tampak secara
Y22 = Tingkat kepentingan langsung terlibat dalam kegiatan
Qp = Nilai jawaban (p=1,2,…5) proses produksi untuk
Rqp = Responden yang menjawab mengoptimalkan pemanfaatan
Qp sumberdaya yang terbatas melalui
N = Jumlah seluruh responden pengalokasian tenaga kerja secara
efisien.
3. Metode Multiatribut Fishbein
Menurut Engel dalam Armaidah
(2012), Fishbein untuk mengetahui
sejauh mana sikap konsumen terhadap
masing-masing atribut yang dimiliki
suatu produk.Sikap terbentuk dari
keyakinan seseorang konsumen
terhadap atribut dan evaluasi atribut.
Maka secara matematis sikap

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 1: Pola Kegiatan Produksi Ikan Patin Salai per Hari
Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Senin Selasa Volume
Kegiatan (kg)
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Menangkap Ikan Patin di
Kolam
3.000
Menyalai Ikan Patin
Buang Lemak Ikan
Packing
875
Jual
Ket: 1) Pagi; 2) Siang
sumber : Data Diolah, 2014

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa penyalaian sebanyak dua kali dengan
pengolahan ikan patin salai dilakukan berat ikan patin 1500 kg dan akan
empat kali dalam seminggu. Dalam dihasilkan ikan patin salai seberat
satu minggu berat ikan patin yang 437,5 kg dan proses pemasaran ikan
diolah 3000 kg, dan hasil yang patin salai dilakukan dua kali dalam
diperoleh dari proses penyalaian seminggu dengan berat sekali
adalah 875 kg. untuk pembuangan penjualan 437,5 kg.
lemak dilakukan setelah melakukan

Siklus Produksi Per Bulan


Tabel 2 : Siklus Produksi Ikan Patin Salai/Bulan
Ikan Patin Volume
Ikan Basah/Bulan Penjualan
Sampel Salai/Bulan Simpan
(Ton) (Ton)
(Ton) (Rp)
Mustakim 12 3,5 3,5 0
Jabarulloh 12 3,5 3,5 0
Jumlah 24 7,0 7,0 0
Sumber : Data Diolah, 2014
Pada Tabel 2 terlihat bahwa
jumlah produksi ikan patin salai yang
diproduksi pada setiap bulannya akan
dijual habis, produsen tidak melakukan
adanya peyimpanan barang jadi,
sehingga mereka tidak mengeluarkan
biaya simpan dan biaya lembur.
Produsen hanya melakukan proses
produksi sesuai dengan permintaan
pasar.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Siklus Produksi/Tahun
Tabel 3: Pola Produksi Ikan Patin Salai/Tahun
Volume
Volume Bahan Volume Volume
Produksi Ikan
Bulan Baku Ikan Basah Penjualan Simpan
Patin Salai
(Ton) (Ton) (Ton)
(Ton)
Januari 12,5 3,7 3,7 0
Februari 12 3,5 3,5 0
Maret 12 3,5 3,5 0
April 11,5 3 3 0
Mei 12 3,5 3,5 0
Juni 12,5 3,7 3,7 0
Juli 11,5 3 3 0
Agustus 12 3,5 3,5 0
September 13 4 4 0
Oktober 12 3,5 3,5 0
November 12 3,5 3,5 0
Desember 11 3 3 0
Jumlah 144 41,4 41,4
Rata-rata 12,00 3,5 3,5
Sumber: Data Produsen, 2013

Pada Tabel 3 terlihat bahwa


proses produksi ikan patin salai di
Desa Koto Mesjid dari bulan ke bulan
adalah sama atau relatif sama atau bisa
disebut dengan pola produksi
konstan(horizontal), akibat dari
produksi yang seperti ini adalah
apabila terdapat kenaikan jumlah
penjualan pada bulan tertentu maka
kenaikan ini akan diambilkan dari
persediaan bahan jadi yang ada,
sehingga persediaan barang jadi
berkurang.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Saluran Pemasaran Ikan Patin Salai

Pedagang pengumpul
LuarDaerah
Pengecer Pasar
Produsen Pedagang Arengka
Pengumpul
Arengka Pengecer Pasir
konsumen
Putih
Pedagang Pengumpul
Pasar Bawah Pengecer Pasar
Bawah

Gambar 1. Diagram Saluran Pemasaran Ikan Patin Salai di Desa Koto Mesjid

Berdasarkan Gambar 1 diatas Total margin pemasaran ikan patin


dapat dilihat saluran pemasaran salai adalah sebesar Rp. 10.000 (lihat
tersebut menerangkan bahwa sentra Tabel 4).
pengolahan ikan patin salai di Desa
Koto Mesjid dalam menyalurkan ikan Keuntungan Pemasaran
patin salainya menggunakan lembaga- Keuntungan yang diperoleh
lembaga penyaluran pemasaran, tiap-tiap lembaga pemasaran ikan patin
sehingga ikan patin salai sampai salai berbeda. Keuntungan yang
kepada konsumen akhir. diperoleh produsen adalah Rp. 57.800
atau (85,88%) yang merupakan
Biaya Pemasaran keuntungan terbesar dalam pemasaran
Biaya yang dikeluarkan oleh ikan patin salai, sedangkan pada
masing-masing lembaga pemasaran pedagang Grosir adalah Rp. 2.750 atau
berbeda. Produsen mengeluarkan biaya (4,09%) sedangkan pedagang pengecer
sebesar Rp. 2.200 (81,48%) dari total memperoleh keuntungan Rp.6.750
biaya pemasaran. Grosir mengeluarkan atau (10,03%) (lihat Tabel 4).
biaya Rp. 250 (9,26%) dan pada
pedagang pengecer sebesar 250 Efisiensi Pemasaran
(9,26%) (lihat Tabel 4). Pada pemasaran ikan patin
salai nilai efisiensi pemasaran adalah
Margin Pemasaran senilai 3,86% artinya persentase
Pemasaran ikan patin salai di perbedaan biaya pemasaran ikan patin
Desa Koto Mesjid yang melibatkan 3 salai dengan total nilai produk sebesar
lembaga pemasaran terdapat 2 margin 3,86%. Dengan efisiensi sebesar
yakni di tingkat grosir dan pengecer. 3,86%. Efisiensi pemasaran dapat
Margin pada grosir adalah sebesar Rp. tercapai apabila biaya dapat
3.000 (30,00%), sedangkan pada diminimumkan sedangkan nilai produk
pedagang pengecer Rp.7000 (70,00). ditingkatkan (lihat Tabel 4).

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 4.Rata-rata Biaya, Margin, Keuntungan, dan Efisiensisi Pemasaran
Saluran Pemasaran
No Uraian
Rp %
1 Produsen (ikan patin salai/Kg)

a. Harga jual (Rp/kg) 60.000

b. Biaya pemasaran (Rp/Kg) 2.200 81,48


1. Transportasi 2.000
2.Kardus 200
c. Keuntungan (Rp/Kg) 55.900 85,88
2 Pedagang Pengumpul
a. Harga beli (Rp/Kg) 60.000
b. Harga Jual (Rp/Kg) 63.000
c. Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 250 9,26
1. Pengangkutan ke pasar 250
d. Keuntungan (Rp/Kg) 2.750 4,09
e. Margin pemasaran 3.000 30,00
3 Pengecer
a. Harga Beli(Rp/Kg) 63.000
b. Harga Jual (Rp/Kg) 70.000
c. Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 250 9,26
1. Plastik 250
d. Keuntungan (Rp/Kg) 6.750 10,03
e. Margin pemasaran 7.000 70,00
4 Konsumen
a. harga beli (Rp/Kg) 70.000
b. Transportasi (Rp/Kg) 30
Bagian Yang di terima (Rp/Kg) 70.030
5 a. Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 2.700 100,00
b. Total Margin (Rp/Kg) 10.000 100,00
c. Total Keuntungan Pemasaran
(Rp/Kg) 67.300 100,00
d. Efisiensi Pemasaran (Rp/Kg) 3,86
Sumber : Data Diolah, 2014

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Analisis sikap Konsumen kuadran kedua, kuadran ketiga dan
kuadran keempat, dimana dengan nilai
Analisis Diagram Kartesius pembagi area untuk masing-masing
Terhadap Atribut Ikan Patin Salai sumbu kartesius adalah rata-rata
Analisis diagram kartesius tingkat kepentingan (4,17) dan tingkat
menggabungkan tingkat kepentingan kepuasan (3,22). Untuk lebih jelas
dan kepuasan setiap atribut yang akan mengenai sebaran atribut produk pada
menempatkan setiap atribut berada diagram kartesius telah disajikan pada
pada empat area yaitu kuadran satu, gambar berikut:

Gambar 2: Sebaran Atribut Pada Diagram kartesius

Dari diagram kartesius diatas Untuk kuadran 4 yaitu kuadran


terlihat beberapa perbedaan tingkat dimana atribut-atributnya
kepentingan dan kepuasan atribut- mendapatkan tingkat kepentingan
atribut produk tersebut, dimana pada rendah dan tingkat kepuasan rendah
kuadran 1 yang harus ditingkatkan terhadap produk yaitu bentuk
adalah tingkat kepuasan konsumen kemasan, pelayanan, dan lokasi
terhadap produk yaitu label, dan penjualan.
kualitas. Penjelasan diatas menunjukkan bahwa
Untuk kuadran 2 yaitu atribut masih banyak hal yang harus
yang harus dipertahankan prestasinya diperhatikan oleh produsen ikan patin
oleh produsen yaitu kehigienisan, berat salai, Oleh sebab itu produsen harus
per bungkus, rasa dan kegurihan. meningkatkan ketertarikan
Untuk kuadran 3 yang harus konsumennya untuk dapat terus
ditingkatkan adalah tingkat mengkonsumsi ikan patin salai yang
kepentingan terhadap konsumennya mereka produksi.
yaitu aroma, merek, harga, dan warna.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Sikap Konsumen Terhadap konsumen ikan patin salai berada pada
Pembelian Ikan Patin Salai kategori sangat baik, baik, netral, tidak
Sikap konsumen ikan patin baik, sangat tidak baik maka nilai total
salai diketahui dengan menggunakan evaluasi (Ʃ ei) dikalikan dengan
rumus Multiatribut Fishbein. Nilai masing-masing skala yang digunakan
sikap konsumen pada penelitian pada kuisioner. Masing-masing skala
karakteristik konsumen ikan patin salai pengukuran yang digunakan (dari 5
mempengaruhi sikapnya dalam sampai 1) memiliki nilai yang dimuat
memilih suatu produk didapatkan pada Tabel berikut ini:
174,37. Untuk mengetahui nilai sikap
Tabel 5. Nilai Skala Pengukuran Sesuai Konsep Multiatribut Fishbein
5 4 3 2 1
Sangat Baik Baik Netral Tidak Baik Sangat Tidak Baik
270,95 216,76 162,57 108,38 54,19
Sumber: Data diolah, 2014
penelitian ini termasuk dalam kategori
Berdasarkan nilai skala diatas,
mendekati netral.
nilai sikap 174,37 terletak diantara
skala pengukuran netral (3) dan baik
(4), maka sikap konsumen dalam

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Model Bisnis Sentra Ikan Patin
Juliati Samosir Agust-14
Canvas Salai

Value Customer
Key Partners Key Activities Customer Segments
Propositions Relationships

1. Produksi: Beli
Media Sosial : 1. Pedagang
bahan, olah, packing.
Facebook, Twitter Pengumpul Pasar Pagi
2. Distribusi
1. Jasa pengangkutan 1. Melayani Pesanan Langganan Arengka
3. Promosi
2. Lembaga 2. Kualitas Ikan Patin 2. Pedagang
pemasaran Salai Pengumpul Pasar
3. Tenaga Kerja Key Resources 3. Harga yang Channels Pusat/Pasar Bawah
4. Produsen Ikan Sarana Produksi : terjangkau 3. Aceh
Patin SDM, Pabrik, kantor, 1. Sosial Media : 4.Medan
Kolam ikan. Facebook, Twitter 5. Batam
Marketing : Telp, 2. Lembaga pemasaran 6. Palembang
Laptop 3. Rumah salai.com
Transport : Mobil
Cost Structure Revenue Streams
Produksi : Bahan
baku ikan patin salai, BOP : Kayu bakar,
Gaji Pegawai Jualan Ikan Salai Patin
pengolahan, Packing, Tampi, Telepon.
Kirim.
Gambar 9: Model Bisnis Canvas Ikan Patin Salai Desa Koto Mesjid

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


KESIMPULAN DAN SARAN netral (3) dan baik (4), maka sikap
Kesimpulan konsumen dalam penelitian ini
1. Desa Koto Mesjid memiliki pola termasuk dalam kategori
produksi yang sama setiap mendekati netral.
minggunya atau relatif sama 5. Atribut ikan salai patin yang
(Horizontal), mereka melakukan memiliki tingkat kepuasan diatas
kegiatan proses penyalaian ikan rata-rata adalah harga, aroma,
patin selama 2 hari, pada hari warna, rasa, kegurihan,
berikutnya mereka melakukan kehigienisan, berat per bungkus,
penangkapan dan pembuangan dan merek produk. Sedangkan
kadar minyak, hasil dari proses atribut ikan salai patin yang
produksi ikan patin salai ini akan memiliki tingkat kepentingan
dijual dan dihantarkan langsung diatas rata-rata yaitu kehigienisan,
oleh produsen kepada pedagang kualitas, berat per bungkus, label
pengumpul yang ada di kemasan, rasa, dan kegurihan.
Pekanbaru. Atribut yang berada pada tingkat
2. Saluran pemasaran ikan patin salai kepentingannya diatas rata-rata
yang ada di Desa Koto Mesjid (tinggi) akan tetapi tingkat
adalah saluran tingkat dua yang kepuasannya dibawah rata-rata
terdiri dari dua perantara dalam (rendah) adalah label dan kualitas.
pasar, yaitu pedagang pengumpul Sedangkan atribut yang
dan pengecer. mempunyai tingkat kepuasan dan
3. Dilihat dari biaya, margin, kepentingan diatas rata-rata
keuntungan dan efisiensi (tinggi) yaitu kehigienisan, berat
pemasaran ikan patin salai. Dari per bungkus, rasa dan Kegurihan.
segi biaya masing masing lembaga Untuk atribut yang mempunyai
pemasaran mengeluarkan biaya tingkat kepentingan dibawah rata-
yang berbeda-beda, biaya yang rata (rendah) akan tetapi tingkat
paling besar dikeluarkan oleh kepuasan diatas rata-rata (tinggi)
produsen yaitu sebesar Rp. 2.200. yaitu aroma, merek produk, harga,
Total margin pada pemasaran ikan dan warna. Untuk atribut yang
patin salai adalah Rp.10.000. dan mempunyai tingkat kepuasan dan
total keuntungan pemasaran yang tingkat kepentingan dibawah rata-
diperoleh adalah Rp. 67.300. rata (rendah) adalah bentuk
sedangkan efisiensis pemasaran kemasan, lokasi penjualan dan
ikan patin salai adalah sebesar pelayanan penjualan.
3,86%. Artinya persentase Saran
perbedaan biaya pemasaran ikan Atribut produk merupakan hal
patin salai dengan total nilai yang penting dan harusdiperhatikan
produk sebesar 3,86%. oleh seorang produsen, karena untuk
4. Nilai sikap konsumen terhadap menjadi seorang produsen yang baik
produk ikan patin salai dalam harusmemiliki kelebihan serta
penelitian ini adalah 174,37 keunggulan agar menarik perhatian
terletak diantara skala pengukuran para konsumen untuk

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


tetapmembelihasil olahannya serta
berlanggan dengan produsen yang DAFTAR PUSTAKA
sama.Bentuk kemasan,Pelayanan Armaidah.2012. Atribut Produk dan
dalam pembelian, lokasi penjualan Karakteristik Konsumen yang
juga merupakan faktor yang harus Mempengaruhi Sikap
mendapat perhatian dari produsen, Konsumen Dalam Pembelian
Grosir, dan pengecer agar konsumen Buah Naga.Skripsi pada
tetap membeli hasil olahan ikan salai Program Sarjana, UR,
patin . Selain itufaktor yang harus Pekanbaru.
dipertahankan produsen, yaitu Boyd dan Harper, W.
kehigienisan,berat per bungkus, dan 1997.Manajemen Pemasaran
rasa. Suatu Pendekatan
Sebaiknya dilakukan penyebaran StrategisDengan Orientasi
informasi tentang keberadaan ikan Global. Edisi Kedua. PT Gelora
salai patin sehingga masyarakat secara Aksara Pratama. Jakarta.
luas dapat mengetahui dan mengenal Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar
ikan salai patin. Penyebaran informasi Manajemen Pemasaran Hasil-
dapat dilakukan melalui radio, televise, hasil Pertanian. PT. Raja
internet maupun media cetak. Grafindo. Jakarta.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015

You might also like