You are on page 1of 224

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291792293

Analisa Real (untuk kuliah pengantar analisa


rela yang dilengkapi dengan program MATLAB)

Book · October 2013

CITATIONS READS

0 1,509

1 author:

Hanna Arini Parhusip


Universitas Kristen Satya Wacana
82 PUBLICATIONS 44 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pusnas 2015/2016 View project

All content following this page was uploaded by Hanna Arini Parhusip on 02 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


6 5
9 7 0
30
3 8
2 19 5
85 12946 9
6 57 08
0

3
3
3 19 5
385 1 2946
2
6 5

5 23
2
GRAFIKA
3
ANALISA REAL
Untuk kuliah (pengantar) analisa real
yang dilengkapi dengan program MATLAB

Dr. H.A. Parhusip

GRAFIKA
Penerbit Tisara Grafika
SALATIGA
2013
Katalog Dalam Terbitan

515.8
PAR Parhusip, H. A.
a Analisa real: untuk kuliah (pengantar) Analisa Real
yang dilengkapi dengan program MATLAB/ H. A. Parhusip. -
- Salatiga: Tisara Grafika, 2013.
ix, 214 hlm. ; 23 cm.

ISBN 979-602-9493-13-9

1. Function of real variables. 2. Functional analysis.


3. Mathematical analysis. 4. MATLAB. I. Title.

Cetakan pertama : Oktober 2013


ISBN : ISBN 979-602-9493-13-9
Hak Cipta : Pada Penulis
Disain Sampul : Tisara Grafika
Tata letak : Harrie Siswanto
Percetakan : Tisara Grafika
Penerbit : Tisara Grafika

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini
tanpa seijin penulis

Diterbitkan oleh:
JL. DIPONEGORO 98 D - SALATIGA 50714 - JAWA TENGAH
Telp.: 0298-321798 |Mobile: 081 228 598 985 | 0819 0488
3400, 0298-6138702
GRAFIKA Fax : 0298-321798
email: harisis_05@yahoo.com, harriesiswanto@gmail.com
Bank: BNI Cabang Salatiga No. Rek. 369 57809
Didedikasikan kepada mahasiswa dan pengajar
S1 Matematika dan Pendidikan Matematika pada umumnya
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm

KATA PENGANTAR

Analisa real merupakan salah satu mata kuliah wajib


pada aras S1 matematika dan S2 matematika maupun pen-
didikan matematika. Mata kuliah ini lebih menganalisa secara
formal tentang fungsi-fungsi yang dikenal di kalkulus khusus-
nya untuk fungsi 1 peubah. Karena sedikitnya beredar buku
analisa real dalam bahasa Indonesia, hal ini mendorong
penulis untuk menulis buku ini sehingga buku ini dapat
sebagai materi awal untuk memulai memahami analisa real.
Demikian pula cara penyajian mata kuliah ini sering-
kali tidak melibatkan komputer dalam memvisualisasikan
barisan bilangan real dan barisan fungsi, sehingga mahasiswa
kesulitan dalam memformalkan pemahaman yang diperoleh.
Dengan adanya penggunaan komputer dalam analisa real
sebagaimana disajikan pada buku ini, maka diharapkan maha-
siswa dapat dengan mudah mengikuti mata kuliah ini dan
mengembangkannya. Buku ini lebih banyak merupakan ter-
jemahan dari beberapa buku analisa real (lihat daftar pustaka).
Pada tahun 2005 penulis mulai terlibat langsung untuk
melatih olimpiade mahasiswa, dari keterlibatan ini penulis
menjadi belajar lebih banyak dan harus selalu belajar. Hal ini
juga menyadarkan, bahwa ternyata apa yang penulis pelajari
selama ini belum cukup bahkan masih sangat jauh.
Dengan melibatkan mahasiswa pada berbagai kegiatan
olimpiade terutama yang diselenggarakan oleh UGM, UI yang
bekerjasama dengan Pertamina, penulis dapat belajar mengukur
sejauh mana perkuliahan S1 di Program Studi Matematika
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya
Wacana.

v
Penulis juga menjumpai kesulitan untuk mencari buku
yang memberikan wawasan tipe soal olimpiade mahasiswa,
khususnya matematika bidang analisa real. Oleh karena itu
penulis sangat terbeban untuk menyusun buku ini. Paling
tidak, buku ini memberikan wawasan mula-mula bagi pemula
yang belum pernah mengikuti olimpiade dan juga memberi-
kan dasar-dasar teori yang diperlukan untuk tipe soal olimpiade
matematika tingkat mahasiswa.
Penulis sangat berharap mahasiswa semakin bersema-
ngat berkompetisi untuk menguji seberapa jauh kemampuan
bermain matematika. Kiranya buku ini menjadi awalnya.

Salatiga, Oktober 2013

Penulis

vi
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm

DAFTAR ISI

Hlm
KATA PENGGANTAR v
DAFTAR ISI vii
BAB I.
Bagian 1
Cara Menulis Bukti Barisan Bilangan real yang 1-28
konvergen dan divergen dengan ilustrasi MATLAB
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kesimpulan dan Saran 19
1.3. Latihan Soal dan Jawab Analisa Real 21
Latihan 1.1 21
Latihan 1.2 25
Bagian 2 29-64
2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real 29
2.2. Barisan Terbatas 33
2.3. Latihan Soal 1.3 39
Latihan Soal 1.4 41
Latihan Soal 1.5 47
2.4. Barisan Monoton 49
Latihan 1.6 56
2.5. Barisan Cauchy 57
Latihan soal 1.7 60
BAB II DERET BILANGAN REAL 65-94
2.1 2.1. Pendahuluan 65
2.2. Konvergen dan divergen deret 66
2.3. Uji Konvergensi untuk deret dengan suku-suku 68
taknegatif
2.3.1. Proposisi 3b 69
2.3.2 Tes Integral (untuk deret tak negatif) 69
2.3.3. Tes Akar 75

vii
Latihan soal 2.1 77
Latihan soal 2.2 79
2.4. Deret Ganti tanda (Alternating Series) 80
Latihan soal 2.3 84
2.5. Konvergen Bersyarat dan Konvergen Absolut 84
2.5.1. Tes Banding 87
Latihan soal 2.4 88
2.6. Penyusunan ulang Deret 90
Latihan soal 2.5 91
Latihan soal 2.6 92
BAB III. TOPOLOGI di R n 95-107
3.1 Ruang n dimensi 95
3.2 Pertidaksamaan Schwarz 96
3.3 Pertidaksamaan Segitiga 99
3.4 Konvergensian Completeness di R n 100
3.5 Subhimpunan tertutup dan terbuka 104
3.6 Compact set dan Teorema Heine Borel 106
Latihan soal 3 106
BAB IV. LIMIT FUNGSI, BARISAN, DAN 109-196
DERET FUNGSI
4.1 Limit fungsi dan fungsi kontinu 109
Latihan soal 4.1 117
4.2 Fungsi diskontinu 120
Latihan soal 4.2 128
4.3 Sifat-sifat fungsi kontinu 128
4.3.1 Compactness dan Nilai Ekstreem 131
4.4 Limit Barisan Fungsi 134
Latihan soal 4.3 142
4.5 Konvergensi seragam dan Kontinuitas 145
4.6 Teorema Kelengkapan untuk C ( K , R n ) 146
Latihan soal 4.4 148
4.7 Konvergensi seragam pada Integral 151
4.7.1 Aturan Leibniz 152

viii
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm

Latihan soal 4.5 155


4.8 Deret Fungsi-Fungsi 157
481.Tes deret fungsi 161
Latihan soal 4.6 168
4.9 Deret pangkat (power series) 170
Latihan soal 4.7 180
4.10 Lebih lanjut dengan deret, khususnya deret 183
Taylor
Latihan soal 4.8 190
4.10.1 Deret Taylor untuk turunan fungsi 194
BAB V. Ruang METRIK (metric space) 197-210
5.1 Pendahuluan 197
5.2 Definisi dan Beberapa Teorema 197
Latihan soal 5.1 202
Latihan soal 5.2 201
5.3 Homeomorphism 203
Latihan soal 5.3 209
BAB VI Contoh SOAL JAWAB OLIMPIADE 213-217
MAHASISWA Bidang ANALISA REAL
Bidang Analisis 211
Soal Olimpiade Mahasiswa Se Jawa-Bali Bidang 213
Analisis Real 15 Mei 2007

ix
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB I

Bagian 1

CARA MENULIS BUKTI BARISAN BILANGAN REAL YANG


KONVERGEN DAN DIVERGEN dengan ilustrasi MATLAB

1.1 Latar Belakang

Cara memahami dan menuliskan kembali bukti dalam


matematika merupakan masalah yang umum bagi siswa,
mahasiswa maupun pengajar. Selama ini seringkali siswa
diajar dengan teknik berhitung sedangkan cara menuangkan
alasan secara matematis sangat minim diajarkan. Demikian
pula mengkomunikasikan hasil hitungan secara formal dan
saintifik (mengikuti kaidah matematika) juga sangat mungkin
belum dialami siswa sehingga ketika menjadi mahasiswa
matematika hal itu menjadi kendala yang sangat besar.
Kemampuan mengungkapkan alasan dalam analisis
sangat diperlukan. Untuk itulah kemampuan ini perlu dikaji
dan dikembangkan. Terlebih lagi adanya penggunaan kom-
puter, maka analisis sangat terbantu untuk mengungkapkan
fenomena umum dari suatu kasus yang dipelajari.

ANALISA REAL | 1
Tulisan ini akan menginspirasi bagaimana menuliskan pem-
buktian secara formal dalam analisa real khususnya tentang
konvergensi atau divergensi suatu barisan bilangan real.
Kasus yang dipelajari sangat sederhana yaitu barisan

3n  1 n4
(a). a n  (b). a n 
n2 2n 2  1
en
(c). a n  n .
2

Dari ketiga kasus yang dipelajari sebagai contoh maka


diharapkan mahasiswa dapat mengolah soal jawab yang
terkait dengan pembuktian tersebut.

Kasus 1.

3n  1 3  1 / n . Untuk n   maka 1/n  0 dan 2/n  0 .


an  
n  2 1 2 / n

3  1/ n
Oleh karena itu lim a n  lim  3 / 1  3. Jelas barisan
n  n  1  2 / n

konvergen ke 3.

Biasanya mahasiswa menulis hanya berhenti sampai disini.


Secara formal matematis, maka perlu ditulis lebih ’elegant’.
Secara formal, suatu barisan bilangan real dikatakan kon-
vergen (punya limit) dengan definisi berikut.

2| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Definisi 1. (Goldberg,1976)

Suatu barisan bilangan real a n  dikatakan mempunyai limit

L, atau barisan tersebut konvergen ke L ditulis lim a n  L


n 

artinya untuk sembarang   0 , pertidaksamaan an  L  

harus dipenuhi untuk semua nilai n  N . Dengan kata lain


an  L   harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali

paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah pada n


=1,2,…,N-1.

Untuk memahami definisi tersebut kita akan membahas


3n  1
barisan an  dan akan membuktikan dengan menulis-
n2
kan secara formal bahwa

3  1/ n
lim a n  lim  3 / 1  3.
n  n  1 2/ n

Perlu dibuktikan bahwa lim a n  3 . Artinya untuk sem-


n 

barang   0 , pertidaksamaan an  3   harus dipenuhi

untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan


berhingga n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada
n=N berlaku dan N pada umumnya tergantung pada nilai  .
Kita dapat mempelajari hal ini dengan mendaftar sebagai
tahap observasi. Agar membuat daftar dengan mudah, kita

ANALISA REAL | 3
dapat menggunakan MATLAB sebagai alat bantu. Program
tentang ini dan hasil keluaran ditunjukkan pada Tabel 1 dan
Gambar 1.

Tabel 1a. Daftar Program untuk Tabel 1b. Daftar Program untuk
menggambar mendaftar

3n  1 3  1 / n 3n  1 3  1 / n
an   . an   untuk n
n  2 1 2 / n n  2 1 2 / n
_________________________ merupakan kelipatan 10 (buat sebagai
clear kelanjutan Tabel 1a
close all _________________________
n=[1:100]'; n=10;j=1;
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); while n<=100
an=a(n); gn=g(n);
figure(1) epsku=3-gn;
plot(n,an,'o'); Daftar=[n gn epsku]
epsku=3-an; Simpan(j,:)=Daftar
Daftar=[n an epsku] j=j+1
n=j*10;
end

Gambar 1 membantu intuisi kita untuk mendapatkan pema-


haman sifat konvergen barisan tersebut yaitu 3. Yang menjadi
masalah berapakah n = N sehingga kita dapat menjamin limit
barisan tersebut 3?. Apabila hasil Gambar 1 didaftar untuk
beberapa n (misalnya kelipatan 10) maka kita dapat
3n  1
mendaftar setiap n dan nilai an  serta  yang
n2
diperoleh. Kita dapat menambahkan perintah pada program
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1b.

4| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

3n  1 3  1 / n
Gambar 1. Visualisasi a n   untuk beberapa n
n  2 1 2 / n
Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai  untuk tiap n.

n an 
10 2.5833 0.4167
20 2.7727 0.2273
30 2.8438 0.1563
40 2.8810 0.1190
50 2.9038 0.0962
60 2.9194 0.0806
70 2.9306 0.0694
80 2.9390 0.0610
90 2.9457 0.0543
100 2.9510 0.0490

ANALISA REAL | 5
Secara analitik, umumnya kita tetapkan  , kemudian kita
dapat mendapatkan nilai n=N yang sesuai dengan  yang
dipilih. Dengan kata lain kita perlu memformulasikan untuk
suatu n=N yang umumnya tergantung pada  . Sedangkan
Tabel 2 diperoleh dengan menetapkan nilai n terlebih dahulu
sehingga nilai  diperoleh merupakan selisih nilai an dengan
3 (yang sudah kita klaim sebagai limit barisan). Secara
komputasi, maka nilai n lebih mudah ditetapkan terlebih
dahulu. Sedangkan prosedur analitik menjelaskan bahwa kita
tetapkan terlebih  . Kita dapat menetapkan misalkan 
sekitar 0.1 maka berdasarkan Tabel 2, kita dapat memperoleh
n=N sekitar 40. Nampaknya cara analitik lebih susah tetapi
hal itu diperlukan untuk proses pembuktian umum bahwa
barisan tersebut konvergen pada 3. Kita coba dengan proses
ini.
Dengan proses berikut ini ternyata salah. Kita akan
mencari batas N dengan cara mencari batas paling atas yaitu
 sehingga

an  3   atau -  < 3n  1  3 <  .


n2

Dengan menggunakan batas atas, sebutlah

3n  1
 3 =  atau 3n +1 -3n -6 =  n +2  .
n2

6| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

atau
  5  2 
-5-2  = n  atau n= N =   .
 
(*)
Notasi . menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih
kecil atau sama dengan argumen di dalamnya. Jelas bernilai
bulat negatif, padahal n harus positif bulat. Jika dipilih batas
bawah
 5  2 
-n  -2  = -5 atau n=N=  (**)
  

Dari kedua batas ini kita belum mendapatkan secara eksplisit


untuk nilai n terkecil yang diijinkan sehingga kita dapat
mengatakan bahwa dimulai dari n=N maka limit barisan
tersebut adalah 3. Cara menentukan n=N dapat lebih praktis
dengan cara sebagai berikut.

3n  1
Coba -  <  3 <  ditulis sebagai an  3   yaitu
n2
3n  1 3n  6 5
 <  atau <  . Karena  bilangan
n2 n2 n2
positif kecil dan n bilangan asli maka kita dapat memilih
5 5  2
<  atau 5 < n  +2  atau  n . Jadi kita dapat
n2 
5  2
memilih N > agar barisan konvergen pada 3.

ANALISA REAL | 7
Perhatikan bahwa dengan kondisi ini kita dapat memilih N
dengan menetapkan  terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan
pada Tabel 3. Jadi dengan cara ini kita dapat memperoleh
5  2
bukti bahwa an  3   untuk n  N dengan N  .

5  2
Perhatikan bahwa N bilangan asli (bulat), padahal

dapat tidak bulat. Untuk itu kita perlu menuliskan kondisi N
5  2  5  2 
 menjadi N   . Jadi dari tata cara menulis
   
an  3   sangat menentukan dalam mendapatkan kondisi

5  2
N  . Hal ini ditunjukkan pada program pada Tabel 3

serta ilustrasi untuk an , an   , dan a n   pada Gambar 2.

 5  2 
Sedangkan untuk data tiap n untuk n=N     .

an , an   , dan a n   dengan nilai  ditetapkan terlebih


dahulu ditunjukkan pada Tabel 4.

8| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

3n  1
Tabel 3. Program untuk an  dengan menetapkan 
n2
terlebih dahulu.
Clear
close all
epsku=[0.2 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 ];
n=round((5-2*epsku)./epsku);
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n');
an=a(n);
anminuseps=an-epsku;
anpluseps=an+epsku;
figure(1)
plot(n,an,'o',n,anminuseps,'*',n,anpluseps,'.-');
Daftar=[epsku' n' anminuseps' an' anpluseps']

Tabel 4. Daftar nilai berbagai an  3n  1 untuk berbagai  yang


n2
ditetapkan

 5  2  an   3n  1 an  
     N an 
pada n=N n2 pada n=N
0.2000 23 2.6000 2.8000 3.0000
0.1000 48 2.8000 2.9000 3.0000
0.0500 98 2.9000 2.9500 3.0000
0.0250 198 2.9500 2.9750 3.0000
0.0100 498 2.9800 2.9900 3.0000
0.0050 998 2.9900 2.9950 3.0000

ANALISA REAL | 9
3n  1 3  1 / n
Gambar 2. Visualisasi an   untuk beberapa n dengan
n  2 1 2 / n
menetapkan  terlebih dahulu.

n4
Kasus 2. Pelajari a n  . Bagaimana lim a n ?
2n 2  1 n 

Jawab: Barisan tersebut berbentuk fungsi rasional dalam n


dengan pembilang n + 4 dan penyebut bentuk kuadrat. Untuk
n yang membesar maka penyebut akan lebih cepat membesar
daripada pada bagian pembilang. Oleh karena itu kita dapat
menyimpulkan intuisi tersebut bahwa lim an =0. Untuk
n 

memberikan penjelasan yang lebih kreatif kita dapat mem-


visualisasikan barisan tersebut untuk berbagai n. Kita dapat
mengubah program pada Tabel 1 dengan menggantikan
definisi barisan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa untuk
n yang kecil (sekitar mulai dari n=10, maka barisan sudah
mendekati 0 sehingga kita tidak perlu menggunakan n yang

10| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

terlalu besar. Hasil keluaran pada Gambar 3 yang menunjuk-


kan bahwa untuk n membesar maka nilai barisan menuju ke 0.
Secara formal, kita perlu membuktikan bahwa untuk sem-
barang  >0, pertidaksamaan an  0   harus dipenuhi untuk

semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga


n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada n=N berlaku
dan N pada umumnya tergantung pada nilai  .

Tabel 5. Program untuk mengilustrasikan dan

mendaftar an  n 2 4
2n  1

clear
close all
n=[1:10]';
a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n');
an=a(n);
figure(1)
plot(n,an,'o');
epsku=abs(0-an);
Daftar=[n an epsku]

Dengan cara kasus 1, kita dapat menulis an  0   yaitu

n4 1 4/ n
  sebagai  .
2n  1
2
2n  1 / n

ANALISA REAL | 11
n4
Gambar 3. Visualisasi a n  untuk berbagai nilai n.
2n 2  1

Kita ambil batas atas sehingga berlaku


1 + 4/n < 2n  +  /n atau 1 + (4 -  )/n < 2n  .
Dalam bentuk ini kita belum mampu menyederhanakan
(mendapatkan kondisi n=N yang tergantung  . Kita ubah
dengan cara lain berikut ini. Jelas bahwa
4 n4 n4
   . (a1)
2n 2
2n  1
2
2n 2
Perhatikan bahwa pertidaksamaan tersebut dicari sedemikian
rupa sehingga kita mendapatkan suatu n=N yang hanya
tergantung  . Untuk mendapatkan urutan pertidaksamaan
yang benar kita dapat menggunakan program MATLAB
untuk membantu kita dalam menvisualisasikan.

12| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Tabel 6. Menggambar berbagai


barisan pada
pertidaksamaan (a1).
clear
close all
n=linspace(1,10,20);
an1=(n +4)./(2*n.^2+1);
an2=(n +4)./(2*n.^2); Gambar 4.
an3=4./(2*n.^2);
Visualisasi 4 (bertanda .),
plot(n,an1,’*’,n,an2,’o’,n,an3,’.’) 2n 2

n  4 (bertanda *) dan
2n 2  1

n  4 (bertanda o)
2n 2

untuk berbagai nilai n.


4 2
Jadi kita dapat menggunakan batas 2
 2 <  untuk
2n n
2
mencari N. Dengan menggunakan notasi n = N pada
n2
2
diperoleh 2 < N 2 atau  N . Marilah kita daftar untuk

berbagai nilai  yang kita tetapkan dengan mengambil nilai

2
N yang memenuhi  N dan menyelidiki nilai barisan

untuk setiap N yang dipilih. Kita dapat mendaftarnya dengan
2
MATLAB. Perhatikan bahwa tidak bulat maka kita

perlu membulatkan dengan fungsi floor pada MATLAB.
Program ditunjukkan pada Tabel 7 dan hasil keluaran

ANALISA REAL | 13
program ditunjukkan dengan daftar Tabel 8 agar kita dapat
melihat seberapa besar nilai barisan untuk tiap  dan N yang
dipilih.

Tabel 7. Program MATLAB untuk membuat daftar nilai  dan 2



serta nilai barisannya.

epsku=[0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.0025 0.001]
batasn=round(sqrt(2./epsku));
Daftar=[epsku’ batasn’];
siN=batasn + 1;
an=(siN +4)./(2*siN.^2+1);
Daftark=[epsku’ batasn’ siN’ an’]

Tabel 8. Daftar  yang ditetapkan dan nilai N dan barisan yang


diperoleh

 2
n=N n4
an 
   yang 2n 2  1
  dipilih pada N yang dipilih
0.2000 3 4 0.2424
0.1500 3 4 0.2424
0.1000 4 5 0.1765
0.0500 6 7 0.1111
0.0250 8 9 0.0798
0.0200 10 11 0.0617
0.0100 14 15 0.0421
0.0050 20 21 0.0283
0.0025 28 29 0.0196
0.0010 44 45 0.0121

14| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Bagaimana menuliskan bukti formal bahwa


n4
lim a n  lim  0? .
n  n  2n 2  1
Hal berikut ini ditunjukkan berdasarkan tahap observasi di
atas.
n4
lim a n  lim  0 artinya untuk setiap sembarang  >
n  n  2n 2  1
n4
0 maka perlu ditunjukkan  0   untuk n  N .
2n 2  1
4 n4 n4
Dengan mengetahui bahwa  2    kita
2n 2
2n  1 2n 2
4 2
dapat memilih 2
 2 <  untuk mencari N. Dengan
2n n
2
menggunakan notasi n = N pada 2
<  diperoleh 2 < N 2
n
2
atau N.

en
Kasus 3. Bagaimana dengan lim an  lim ?
n  n  2 n

Sebagaimana pada kasus 1 dan 2, untuk mendapat-


kan intuisi tentang sifat barisan untuk n membesar, maka kita
dapat membuat gambar atau mendaftar an untuk berbagai
nilai n. Karena pembilang dan penyebut membesar dengan
cepat untuk nilai n yang diberikan, kita menggunakan n yang
tidak terlalu besar. Kita hanya mengedit program Tabel 1

ANALISA REAL | 15
yang ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil keluaran ditunjuk-
kan pada Gambar 5.

Tabel 9. Program MATLAB Tabel 10. Daftar nilai n dan


untuk menggambar barisan en
2n
en
2n n
en
clear 2n
close all
1 1.3591
n=[1:10]'; 2 1.8473
3 2.5107
a=inline('exp(n)./(2.^n)','n');
4 3.4124
an=a(n); 5 4.6379
6 6.3036
figure(1)
7 8.5674
plot(n,an,'o'); 8 11.6444
9 15.8263
Daftar=[n an]
10 21.5102

en
Gambar 5. Ilustrasi barisan n
2

Daftar nilai n dan barisan terkait ditunjukkan pada Tabel 10.


Hasil grafik menunjukkan bahwa untuk n yang membesar
en
maka kita peroleh . Kita tidak dapat menyimpulkan:
2n
berapakah n=N sehingga untuk setiap n>N maka ada nilai

16| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

barisan berhingga yang dekat dengan nilai barisan pada n=N.


Barisan demikian kita sebut barisan divergen. Untuk itu kita
perlu membuktikan bahwa barisan tersebut divergen (tidak
ada suatu nilai berhingga yang dapat dipilih). Kita menuliskan
an   untuk n  
Secara formal ditulis suatu barisan dikatakan divergen dalam
definisi berikut.

Definisi 2 (barisan divergen) (Goldberg,1976)

Suatu barisan bilangan real an  mendekati tak hingga


(divergen) untuk n mendekati tak hingga jika untuk
sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif
bulat N sedemikian hingga berlaku
an  M , n  N  . (a2)

Ekspresi (a2) menjelaskan bahwa jika kita menetapkan


bahwa limit barisan adalah M , maka nilai barisan akan selalu
lebih besar dari M pada suatu n=N. Kita akan bahas pada
kasus 3.
n
en e
Diberikan suatu M > 0, n > M atau    M atau
2 2
e ln M ln M ln M
n ln    ln M atau n    .
2  e  ln e  ln 2 1  ln 2
ln  
2

ANALISA REAL | 17
Jadi dipilih
ln M
n (n  N ) . (b)
1  ln 2

ln M
Jadi jika dipilih N  maka (b) dipenuhi atau
1  ln 2
ln M
berarti barisan tersebut divergen. Ekspresi bisa tidak
1  ln 2
bulat sedangkan N harus bulat positif (karena sebagai indeks).
Maka kita dapat menuliskan (b) dengan
 ln M 
n , (n  N ) (c)
1  ln 2 

Kita dapat melakukan observasi menggunakan kondisi (c)


dengan menetapkan M dan memilih N, serta mendaftar nilai
barisan pada tiap N. Perintah untuk melakukan hal ini
ditunjukkan pada Tabel 11 dan keluarannya ditunjukkan pada
Tabel 12.

Tabel 11. Program MATLAB dengan input M dan mencari batas


(c) dan nilai barisan
clear
close all
M=[5 10 15 20 30 50 60 70 80];
batasN=log(M)./(1 -log(2))
Npilih=floor(batasN)+1;
aNpilih=exp(Npilih)./(2.^Npilih);
DaftarMNan=[M' batasN' Npilih' aNpilih']

18| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

ln M en
Tabel 12. Daftar M, , dan N serta nilai barisan n
1  ln 2 2

ln M N en
M
1  ln 2 yang dipilih 2n
100 13 16 136
200 17 18 250
300 19 19 340
400 20 20 463
500 20 21 629
600 21 31 629
700 21 33 855

Perhatikan bahwa pada kasus ini kita berharap bahwa ada


suatu limit sebutlah M sehingga untuk N yang dipilih maka
hasil nilai barisan akan cukup saling berdekatan atau berbeda
cukup kecil (kurang dari 1) untuk N yang berturutan.
Mungkin kita mencurigai hasil tersebut karena N masih kecil.
Kita dapat menguji program dengan menggunakan program
Tabel 8 untuk M yang jauh lebih besar.

1.2 Kesimpulan dan saran

Pada tulisan ini telah ditunjukkan bagaimana meng-


gantikan intuisi kita dalam menentukan barisan konvergen
atau divergen dalam bentuk grafik dengan bantuan program
MATLAB.

ANALISA REAL | 19
Saya harap kasus 1-3 dapat memberikan pemahaman barisan
konvergen dan divergen serta bagaimana menuliskan bukti
secara formal dengan tata bahasa matematika yang benar.

Referensi

Goldberg, R.R., 1976. Methods of Real Analysis, John Wiley


& Sons, Inc, Second Edition, New York.

20| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1.3 LATIHAN SOAL DAN JAWAB ANALISA REAL

Topik: Barisan konvergen dan barisan divergen

Latihan 1.1 (Ex 2.2 hal 32)

 Jika sn  n1 suatu barisan bilangan real, dan jika sn  M ,

n  I  dan jika lim sn  L , buktikan L  M .


n

Jawab :

Diketahui lim sn  L artinya lim sn  L . Artinya untuk


n n

sembarang   0 , pertidaksamaan sn  L   harus

dipenuhi untuk semua n  N .

Karena diketahui pula sn  M berlaku sebagai berikut:

lim sn  lim M Padahal lim sn  L dan lim M = M (limit


n n n n 

konstan tidak tergantung N) sehingga jelas bahwa


lim sn  L  lim M =M atau L  M .
n n 

 Jika L  R , M  R dan L  M   untuk setiap   0 ,


buktikan L  M .
Jawab:Diketahui L  M   artinya juga L    M . Jelas
pula bahwa L    L

ANALISA REAL | 21
Padahal L  M   sehingga L    L  M   . Jelas pula
bahwa M  M  

Sehingga L    L  M  M   . Atau L  M .

 (a) Tentukan N  I sedemikian hingga

2n 1
 2  , n  N  .
n3 5

2n 1 2n 2 n  6 1
Jawab: 2  ditulis sebagai  
n3 5 n3 n3 5

6 1
atau 
n3 5

6 1
Sehingga berlaku  atau 30  n  3 atau 27  n .
n3 5
2n 1
Jadi dapat dipilih 27  N sehingga berlaku 2  ,
n3 5
n  27 .
2n
(b) Buktikan bahwa lim  2.
n n  3

2n
Bukti: dari soal (a) kita dapat menuliskan lim 2
n n3
2n
menjadi  2   , n  N  . Dicari N yang memenuhi
n3
yaitu

22| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

2n 2n 2 n  6 6
2      
n3 n3 n3 n3

6  3
atau 6  n  3  6  3  n   n . Jadi dapat

2n
dibuktikan lim
2n
 2 artinya 2  , n  N 
n n  3 n3
6  3
dengan N  .

4. (a) Tentukan N  I sehingga 1/ n  1 < 0.03 ketika


nN .

(b) Buktikan bahwa lim 1 / n  1 =0.


n 

5. Jika  bilangan rasional, buktikan bahwa barisan


sin n! n1 punya limit.

6. Untuk setiap barisan berikut, buktikan apakah barisan


tersebut punya limit (konvergen) atau tidak punya limit.
 
 n2   3n 
(a).   (b)  1/ 2 
 n  5  n1  n  7n  n1


 3n 
(c)  2
.
 n  7n  n1

7. (a) Buktikan bahwa barisan 10 7 / n   


n 1 punya limit 0.

ANALISA REAL | 23

(b). Buktikan bahwa n / 107  
n 1 tidak punya limit.

Catatan: perhatikan bahwa beberapa suku-suku pertama


pada barisan (a) lebih besar daripada beberapa
suku pertama pada barisan (b). Hal ini mene-
kankan bahwa eksistensi dari suatu limit barisan
tidak tergantung pada beberapa suku pertama.

8. Buktikan bahwa n  1/ n n1 tidak mempunyai limit.

Bukti: perlu dibuktikan berdasarkan definisi suatu


barisan divergen yaitu : Suatu barisan bilangan real a n 
mendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak
hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat
suatu bilangan positif bulat N sedemikian hingga untuk
berlaku
a n  M , n  N  . (a)
Untuk kasus soal yaitu diberikan suatu M > 0 (sebagai
limit), maka n  1 / n > M. Kita tahu bahwa n  n  1/ n
sehingga n  1 / n > M berakibat n > M. Jadi jika kita
menetapkan mulai pada suatu n=N barisan punya limit M,
ternyata nilai barisan (yaitu n=N, kebetulan) selalu lebih
besar dari M. Jadi M bukan limit barisan. Jadi barisan
n  1/ nn1 tidak punya limit.

24| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

9. Jika sn  5n / n! , tunjukkan bahwa lim sn  5n / n!


n


(Petunjuk: buktikan bahwa sn  55 / 5! (5 / n) jika n >5. 
Latihan 1.2 (Ex 2.4)

1. Label setiap barisan dengan (A) jika konvergen dan (B)


jika divergen ke tak hingga dan (C) jika divergen ke –tak
hingga atau (D) jika berosilasi. (Gunakan intuisi anda dari
pemahaman anda dari calculus, tidak perlu dibuktikan).

Catatan: intuisi anda dapat digantikan dengan membuat


program kecil sebagaimana pada paper.
Definisi Barisan Jawab pelabelan

(a) sin(n / 2) n1


(b) sin(n ) n1
(c) e 
n 
n 1

(d) e 
1/ n 
n1

(e) n sin( / n) n1


(f) (1) n
tan( / 2  1)  
n1


 1 1 
(g) 1    ...  1 / n
 2 3  n1

(h)  n  2 
n1

ANALISA REAL | 25
Pengembangan lebih lanjut (personal study): jika anda
tertarik buktikanlah hasil anda dan dukunglah dengan
ilustrasi program.

2. Buktikan bahwa  n 
n 1 divergen ke tak hingga

3. Buktikan bahwa  n 1  n 
n 1 adalah konvergen.
Petunjuk: Ingat bagaimana menemukan dy/dx dengan

proses x ketika y  x .

4. Buktikan bahwa jika barisan bilangan real sn  n1


divergen ke tak hingga maka  sn  n1 divergen ke
negative tak hingga.

5. Anggap bahwa sn  n1 konvergen ke 0. Buktikan bahwa

(1) s 
n
n

n1 konvergen ke 0.

6. Anggap bahwa sn  n1 konvergen ke L  0 . Buktikan


bahwa (1) n sn  
n1 berosilasi.

7. Anggap bahwa sn  n1 divergen ke tak hingga. Buktikan


bahwa (1) n sn  
n1 berosilasi.

26| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

JAWAB (beberapa saja)

1. Diketahui sn  n1 konvergen ke 0 artinya lim sn  0 yaitu


n

diberikan sembarang bilangan positif kecil   0 berlaku


sn  0   , n  N1 . Ekspresi

sn  0   yaitu ekuivalen dengan sn   .

Perlu dibuktikan bahwa (1) n sn   


n1 konvergen ke 0.

Artinya yaitu diberikan sembarang bilangan positif kecil

 2  0 berlaku (1) n sn  0   2 , n  N 2 atau (1) n sn   2 ,

untuk n  N 2 .

Diketahui pula bahwa (1) n sn < sn   . Jadi jelas bahwa

(1) s 
n
n

n1 konvergen ke 0 untuk n = maks N1 , N 2 .
(catatan: Pemilihan n ini untuk menjamin bahwa keduanya
sudah konvergen ke 0).

2. Anggap bahwa sn  n1 konvergen ke L  0 . Buktikan bahwa

(1) s 
n
n

n1 berosilasi.

Bukti: Diketahui sn  n1 konvergen ke L  0 artinya diberi-

kan sembarang bilangan positif real kecil  1  0

berlaku sn  L   1 , n  N1 .
ANALISA REAL | 27

Perlu dibuktikan (1) n sn  
n1 berosilasi sbb :

Untuk n = genap atau n=2k maka (1) n  1 sehingga

(1) s 
n
n

n1 = sn  n1 yang konvergen ke L.

Untuk n = ganjil atau n=2k+1 maka (1) n  1 sehingga

(1) s 
n
n

n1 =  sn  n1 = - sn  n1 . Karena lim sn  L maka
n

lim  sn   lim sn   L .
n n


Jadi terbukti (1) n sn  
n1 berosilasi (ke L atau –L).

(dengan kata lain (1) n sn   


n1 tidak konvergen)

28| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB I

Bagian 2

2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real

Setiap teorema berikut tidak banyak dituliskan bukti untuk


menyingkat waktu. Untuk itu, penulisan bukti menjadi tugas
mahasiswa dengan menggunakan referensi yang masih dalam
bahasa Inggris (Goldberg, 1976) tetapi menuliskannya
kembali secara sederhana dan jelas dalam bahasa Indonesia
sebagai tugas kuliah.

Definisi 1a. batas atas terkecil dan batas bawah terbesar


(Lewin, 1993)

Diketahui A  R dan   R . Kita mengatakan 


merupakan batas atas A jika tidak ada anggota pada A yang
lebih besar dari  . Secara simbolik maka  dikatakan batas
atas ketika untuk setiap bilangan x  A berlaku x   . Batas
bawah didefinisikan sebaliknya. Jika tidak ada anggota A
yang lebih kecil dari  , maka  dikatakan batas bawah A.
Perhatikan bahwa jika  merupakan batas atas A,
maka setiap bilangan yang lebih besar dari  juga dikatakan
batas atas A. Demikian pula jika  batas bawah A, maka
setiap bilangan yang lebih kecil dari  dikatakan batas bawah A.

ANALISA REAL | 29
Jika  merupakan batas atas A, dan tidak ada bilang-
an yang lebih kecil dari  yang merupakan batas atas A,
maka  dikatakan batas atas terkecil A (least upper bound
(l.u.b).
Jika  merupakan batas bawah A, dan tidak ada
bilangan yang lebih besar dari  yang merupakan batas
bawah A, maka  dikatakan batas bawah terbesar A (greatest
lower bound (g.l.b)).
Batas atas terkecil dikatakan juga supremum A, ditulis
sup A; batas bawah terbesar A disebut pula infimum A, ditulis
inf A.

Contoh 1a.

(a) 6 adalah batas atas (0,1) dan -2 bukan.


(b) 1 merupakan batas atas [0,1) sedangkan 0 bukan.
(c) 1 merupakan batas atas dari [0,1], dan ¾ bukan.
(d) 11 merupakan batas atas {-3, 2, 5} dan 4 bukan.

Contoh 1b. sup (0,1) = 1 dan inf(0,1) = 0.

Definisi 1b. Misalkan A adalah himpunan bilangan real

(a) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas atas


A, maka A dikatakan terbatas ke atas.

(b) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas


bawah A, maka A dikatakan terbatas ke bawah

30| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(c) Jika A dikatakan terbatas ke atas dan ke bawah, maka A


dikatakan terbatas.

Teorema 1b. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari


R yang terbatas ke atas maka A mempunyai batas atas terkecil
(least upper bound) (l.u.b) dalam R.

Teorema 2. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari


R yang terbatas ke B bawah maka A mempunyai batas bawah
terbesar (greatest lower bound (g.l.b) dalam R.

Contoh 1c. Perhatikan barisan


1 3
  
B =  , ,..., 2 n  1 / 2 n ,... maka g.l.b (B) = 1/2 dan
2 4 

l.u.b (B) = 1. Perhatikan bahwa g.l b () adalah anggota B


tetapi l.u.b (B) bukan anggota B.

Contoh 2. Himpunan interval terbuka (3,4) tidak memuat


g.l.b (yaitu 3) maupun l.u.b (yaitu 4).

Catatan : mengapa ada istilah g.l.b an l.u.b?. Perhatikan bahwa


semua bilangan real yang lebih kecil dari 3 juga
merupakan batas bawah. Demikian pula semua
bilangan yang lebih besar dari 4 merupakan batas
atas dari himpunan terbuka (3,4).

Perhatikan bahwa kita dapat mengatakan barisan bilangan


real sn  n1 sebagai suatu fungsi dari I ke R, kita mengatakan

ANALISA REAL | 31
bahwa daerah hasil sn  n1 sebutlah s1 , s2 ,... sebagai suatu
himpunan bagian (subset) dari R.

Teorema 3. Jika sn  n1 barisan bilangan real, dan cR

dan jika lim sn  L maka lim cs n  cL .


n n 

Catatan : lim s n  L dikatakan pula sn  n1 konvergen ke L.


n 

Secara sama lim cs n  cL dikatakan pula cs n  n1 konvergen


n 

(punya limit) ke L.
Bukti : Diketahui ` artinya   0, sn  L   , n  N .

 
sn  L   c sn  L  c  cs n  cL   . n  N .
c c

Artinya lim cs n  cL .
n

Catatan: perhatikan bagaimana definisi limit untuk lim sn  L


n


menggunakan nilai epsilon dalam bentuk (tetap merupa-
c


kan bilangan positif kecil dengan syarat 0   1 yang
c

terjadi jika  < c .

32| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

2.2 Barisan Terbatas

Definisi 4.

Secara sama sn  n1 terbatas ke atas jika daerah hasil dari

sn  n1 terbatas keatas. Ditulis


sn  M (n  I ) .

Sehingga untuk suatu n I , himpunan {sn , sn1 , sn2 ,...} jelas


terbatas ke atas dan oleh karena itu berdasarkan Teorema 1a,
barisan tersebut mempunyai batas atas terkecil (l.u.b) yaitu
M n  l.u.bsn , sn1 , sn2 ,....

Lagipula jelas mudah diperoleh bahwa M n  M n1 karena

M n 1 = l.u.bsn1 , sn2 ,... adalah l.u.b yang merupakan

subhimpunan sn , sn1 , sn2 ,.... Jadi barisan M n  n1 tak naik
dan jadi jelas konvergen atau divergen ke tak hingga.

Definisi 5.

Secara sama kita mengatakan barisan sn  n1 terbatas ke

bawah jika daerah hasil dari sn  n1 terbatas ke bawah .

Jadi sn  n1 terbatas jika dan hanya jika ada suatu bilangan
M  R sedemikian hingga
sn  M (n  I ) .

ANALISA REAL | 33
Jika suatu barisan divergen ke tak hingga (atau negatif tak
hingga) barisan tersebut tak terbatas. Suatu barisan divergen
ke tak hingga pasti terbatas ke bawah.
Suatu barisan yang berosilasi bisa terbatas bisa juga tidak.
Barisan 1, -2, 3, -4,… berosilasi dan tidak terbatas ke bawah
juga tidak terbatas ke atas. Barisan -1, 1,-1,1,…berosilasi
terbatas. Barisan 1,2,1,3,1,4,… berosilasi dan terbatas ke
bawah tetapi tidak terbatas ke atas.

Teorema 6. Jika suatu barisan bilangan real sn  n1


konvergen, maka sn  n1 terbatas.
Bukti:

Diketahui barisan sn  n1 konvergen, artinya sn  n1 punya


limit, sebutlah L, artinya L  lim sn . Ambilah  =1 (kenapa,
n

bukankah perlunya positif kecil saja?). maka terdapat N  I


sedemikian hingga

sn  L  1 (n  N ) .

Hal ini berarti

sn  L  1 (n  N ) .

(Karena sn  L  (sn  L)  L  sn  L  sn  L ).

34| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Jika kita ambil M  max s1 , s2 ,..., s N 1  maka kita punya

sn  M  L  1 , (n  N ) ,

yang menunjukkan bahwa sn  n1 terbatas.

Catatan: seringkali untuk menyimbolkan sn  n1 terbatas


ditulis s n  M dengan M sebagai batasnya.

Teorema 7.

(a)  
Jika 0 < x < 1, maka x n 
n 1 konvergen ke 0.

(b) Jika 1< x<  maka x  n 


n 1 divergen ke tak hingga.

Teorema 8.

Jika sn n1 dan tn n1 barisan bilangan real dan jika

lim sn  L dan jika lim t n  M maka lim (sn  t n )  L  M .


n n n

Akibat 9. Jika sn n1 dan t n n1 barisan bilangan real yang
 

konvergen dan jika sn  t n n  I  dan jika lim sn  L dan


n

jika lim t n  M maka L  M .


n

Bukti : halaman 43.

ANALISA REAL | 35
Teorema 10.  sn n1 dan  t n n1 barisan bilangan real yang

konvergen dan jika lim sn  L dan lim t n  M


n n

maka lim s n t n  LM .
n 

Bukti:

Kita dapat menuliskan


sn t n  LM  sn t n  sn M  sn M  LM  sn t n  M   M sn  M 

Sehingga
sn t n  LM  sn t n  sn M  sn M  LM  sn t n  M   M sn  M 

sn t n  M   M sn  M   sn t n  M   M sn  M 

Diketahui lim sn  L , artinya terdapat bilangan asli N 1


n


sedemikian hingga untuk n  N1 berlaku s n  L  . Secara
2
sama diketahui lim t n  M , artinya terdapat bilangan asli N 2
n


sedemikian hingga untuk n  N 2 berlaku t n  M  .
2
Demikian pula karena lim s n  L berarti barisan konvergen
n 

~
sehingga terbatas, sebutlah s n  M .

Dipilih N = max N1 , N 2 sehingga berlaku

sn t n  M   M sn  M   sn t n  M  M sn  M 

36| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 M t n  M  M s n  M   M t n  M  M  s n  M 
~ ~

~ ~
 M  M  sn  M   M  M M  M .
2 2
~
 
Sampai di sini kita belum memperoleh ekspresi
sntn  LM  sntn  sn M  sn M  LM  sn tn  M   M sn  M    .

Untuk itu pada sketsa pembuktian perlu disyaratkan

M  M M  M   , diperoleh 0    M M  M   1 .
 
~ ~ ~
2 ~
 M
1  
 2 

~
M
Agar pertidaksamaan terjadi bernilai positif maka <1 atau
2
~
 M
~ ~

M <2 dan M M  M  1   .  
 2 

Lemma 11. Jika sn n1 barisan bilangan real yang konvergen

 
ke L maka sn2

n 1
konvergen ke L2 .
Bukti: gunakan teorema sebelumnya.

Lemma 12.  t n n1 barisan bilangan real yang konvergen

dan jika lim t n  M dan M  0 maka lim 1 / t n  1 / M .


n n

Bukti : halaman 45.

ANALISA REAL | 37
Teorema 13.  sn n1 dan  t n n1 barisan bilangan real yang

konvergen dan jika lim sn  L dan lim t n  M , M  0 maka


n n

lim sn / t n  L / M .
n

Bukti: halaman 45.

Catatan : jika dalam pembuktian menggunakan teorema


sebelumnya, maka tulislah teorema tersebut dan
hubungkan dengan baik dalam pembuktian anda.

Contoh 3. Tentu dapat dipahami bahwa berdasarkan definisi


limit maka
2n
lim  2.
n n  4n1 / 2

(anda perlu belajar kembali bagaimana membuktikan bukan ?).


3n 2  6n 3
Contoh 4. Buktikan bahwa lim  .
n 5n 2  4 5

3n 2  6n 3 6/ n
Bukti: Kita menulis soal menjadi lim  lim .
n 5n 2  4 n 5  4 / n 2

Diketahui pula bahwa lim 1/ n  0 . Oleh karena itu


n

lim 6 / n  6.0  0 (Berdasarkan Teorema 3).


n

Sehingga
lim 3  6 / n  lim 3  lim 6 / n  3  0  3 (berdasarkan
n n n

38| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Teorema 5). (1)


Karena lim 1/ n  0 , oleh karena itu
n

lim 1 / n 2  lim 1 / n. lim 1 / n  0.0  0 (Berdasarkan Teorema 8).


n  n  n 

(2)
Dari hasil (2) maka
lim 5  4 / n 2  lim 5  lim 4 / n 2  5  0  5 (Berdasarkan
n n n

Teorema 5).

Berdasarkan Teorema 10 maka

3n 2  6n 3 6/ n lim 3  6 / n
lim  lim  n
 3/ 5 .
n 5n 2  4 n 5  4 / n 2 lim 5  4 / n 2
n

2.3 Latihan soal 1.3 (ex.2.7 halaman 46)

1. Buktikan

2n 3  5n 1 n2
(a) lim  (b) lim 1
n 4n 3  n 2 2 n ( n  7) 2  6

2. Buktikan bahwa jika  sn n1 konvergen ke 1, maka

s 1/ 2 
n n 1
konvergen ke 1.

3. Hitung lim n
n
 n 1  n 

ANALISA REAL | 39
4. Anggap barisan  sn n1 suatu barisan bilangan positif dan
0  x 1. Jika sn1  xs n , (n  I ) buktikan lim sn  0 .
n

sn  1
5. Anggap bahwa lim  0 . Buktikan lim sn  1
n sn  1 n

sn  1
(petunjuk : Ambil  n  dan carilah s n )> Teorema
sn  1
apa yang anda gunakan pada bagian ini.

6. Buktikan bahwa lim 1  1 / n 


n1
 e . Juga buktikan bahwa
n

n 1
 1 
lim 1   e.
n
 n 1

Teorema apa yang anda gunakan ?.

 Menggunakan identitas 1 +2/n =[1 + 1/(2+n)](1 +1/n)


buktikan bahwa

n
 2
lim 1    e 2 .
n
 n

 Jika c > 1 buktikan bahwa lim c1/ n  1


n

(Petunjuk: Tulis c1/ n 1  sn dan ambil pangkat ke n pada

kedua ruas untuk menunjukkan bahwa nsn n1 terbatas.

Kemudian simpulkan bahwa sn  0 pada n   .

40| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 Diketahui s1  2 dan sn1  2 sn untuk n  1 .

(a) Buktikan berdasarkan induksi bahwa sn  2 untuk


semua n.
(b) Buktikan bahwa sn1  sn untuk semua n.

(c) Buktikan bahwa sn n1 konvergen.


(d) Buktikan bahwa lim sn  2 .


n

 Anggap bahwa s1  s2  0 , sn1 


1
sn  sn1  , n  2 .
2
(a). s1 , s3 , s5 ,... tak naik

(b) s2 , s4 , s6 ,... tidak turun

(c) sn n konvergen


 Jika rn  sn  t n untuk semua n I , dan jika keduanya

 rn n dan  tn n konvergen ke –s. Buktikan bahwa sn n


konvergen ke –s.

Latihan soal 1.4 (Ex.2.5, hal. 37)

1. Benar atau salah?. Jika suatu barisan bilangan positif tidak


terbatas, maka barisan tersebut divergen ke tak hingga.
2. Berikan suatu contoh barisan sn  n1 yang tak terbatas
sn
tetapi lim  0.
n  n

ANALISA REAL | 41
 L  0 , sn  n1 tak terbatas.
sn
3. Buktikan bahwa jika lim
n n
4. Jika sn  n1 barisan bilangan real terbatas, dan tn  n1
konvergen ke 0, buktikan bahwa sn t n  n1 konvergen ke 0.

5. Jika sn  n1 terbatas, buktikan bahwa untuk sembarang

  0 terdapat suatu interval tertutup J  R sebagai


panjang  sedemikian hingga sn  J untuk tak berhingga
banyak nilai n.

Definisi 14. Diketahui sn  n1 barisan bilangan real yang


terbatas ke atas dan diambil
M n  l.u.bsn , sn1 , sn2 ,...

(a) Jika M n  n1 konvergen, maka kita mendefinisikan

lim sup sn sebagai lim M n . Ditulis lim sup sn = lim M n .


n n n n

(b) Jika M n  n1 divergen ke negatif tak hingga, maka kita

menulis lim sup sn  


n

Catatan: apa itu lim sup sn (dibaca : limit supremum sn) dan
n

tentu ada lim inf sn (dibaca: limit infimum sn). Untuk


n

menjawab itu, sebenarnya kita perlu definisi berikut ini


terlebih dahulu.

42| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Definisi 15. Limit supremum dan limit infimum

Jika kita mengatakan barisan sn  n1 konvergen hal ini

mengatakan lim sn dengan kata lain “seberapa ukuran s n


n

ketika n besar”. Notasi lim sn terkait dengan barisan yang


n

konvergen. Sedangkan notasi limit supremum dan limit


infimum dapat diaplikasikan pada semua barisan. Notasi
limit supremum menyatakan ukuran “seberapa besar s n
ketika n besar”. Notasi limit infimum menyatakan ukuran
“seberapa kecil s n ketika n besar”.
Catatan : Notasi supremum dan infimum diberlakukan pada
barisan yang tidak diketahui konvergen.

Contoh 5. sn  (1) n (n  I ) . Maka sn  n1 terbatas ke

atas. Pada kasus ini M n  1 untuk setiap n  I dan oleh

karena itu lim M n  1 . Jadi lim M n  1 . Jadi lim sup(1) n  1 .


n n n

Contoh 6. Perhatikan barisan 1, -1, 1,-2,1,-3,1,-4,…


Jelas bahwa M n  1 (barisan batas atas)

Sehingga lim sup sn  1 .


n

Contoh 7.
Diberikan sn  n (n  I ) .

Maka M n  l.u.b {n,n  1,n  2,...}  n .

ANALISA REAL | 43
Oleh karena itu M n   pada n   , sehingga

lim sup sn  lim sup(n)   .


n n

Definisi 16. Jika sn  n1 suatu barisan bilangan real yang tak

terbatas ke atas maka lim sup sn   .


n

Contoh 8. Jelas bahwa jika sn  n1 n n1 maka

lim sup sn   .
n

Contoh 9. Perhatikan pernyataan berikut dan buktikan


(1) Jika sn  n1 suatu barisan bilangan real yang terbatas ke
atas dan mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke
bawah maka lim sup sn  A ;
n

(2) Jika sn  n1 suatu barisan bilangan real yang tidak
mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke bawah
maka lim sup sn   .
n

Perhatikan bahwa mengubah beberapa suku pada barisan


sn  n1 tidak mengubah lim sup sn .
n

Contoh 10. Limit supremum dari barisan 10100,1,1,1,1,1,1,1,...


adalah 1.

Teorema 17. Jika sn  n1 suatu barisan bilangan real yang

konvergen maka lim sup sn  lim sn .


n n

44| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Bukti: Karena sn  n1 suatu barisan bilangan real yang

konvergen sebutlah limitnya L, atau ditulis L  lim sn artinya


n

diberikan sembarang bilangan positif   0 sehingga terdapat


suatu N  I sedemikian hingga
sn  L   (n  N )

atau
L    sn  L   (n  N ) .

Jadi jika n  N maka L   adalah suatu batas atas untuk


sn , sn1 , sn2 ,... dan L   bukan batas atas .
Oleh karena itu
L    M n  l.u.bsn , sn1 , sn2 ,...  L   .
Dengan teorema 5,
L    lim M n  L   .
n

Tetapi lim M n  lim sup sn .


n n

Jadi L    lim sup sn  L   .


n

Karena  sembarang maka berakibat lim sup sn = L.


n 

(terbukti)
Sekarang kita akan mendefinisikan limit infimum.
Jika suatu barisan bilangan real sn  n1 terbatas ke

bawah, maka himpunan sn , sn1 , sn2 ,... mempunyai g. l. b


(greatest lower bound) . Jika diambil :
ANALISA REAL | 45
mn  g.l.b.sn , sn1 , sn2 ,...,

maka mn  n1 adalah suatu barisan tidak turun (buktikan)


dan bisa konvergen atau divergen ke tak hingga.
Definisi 18. Suatu barisan bilangan real sn  n1 dan terbatas
ke –bawah, dan ambil
mn  g.l.b.sn , sn1 , sn2 ,...,

(a) Jika mn  n1 konvergen, kita mendefinisikan

lim inf sn lim mn .


n n

(b) Jika mn  n1 divergen ke tak hingga , kita menulis

lim inf sn   .
n

Definisi 19. Jika barisan bilangan real sn  n1 yak tak

terbatas ke bawah, kita tulis lim inf sn   .


n

Contoh 11.
lim inf( 1) n  1, lim inf n   , lim inf( n)   .
n  n n

Barisan 1, -1, 1, -2, 1, -3, 1, -4,… jadi punya lim inf =   .


Teorema 18. Jika sn  n1 barisan real konvergen, maka

lim inf sn  lim sn .


n n

Ada beberapa teorema yang tidak dapat ditulis buktinya ,


kiranya dapat dipelajari siswa.

Teorema 19. Jika sn  n1 barisan real konvergen, maka

46| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

lim inf sn  lim sup sn .


n n

Bukti : hal.50-51.

Teorema 20. Jika sn  n1 barisan bilangan real dan jika

lim sup sn = lim inf sn  L dengan LR ,


n  n

maka sn  n1 konvergen dan lim sn  L .


n

Bukti : halaman 50.


Teorema 21. Jika sn  n1 barisan real konvergen dan jika

lim inf sn  lim sup sn   maka sn divergen


n n

ke tak hingga.
Bukti : hal. 51
Teorema 22. Jika sn  n1 barisan real konvergen dan jika
sn  t n n  I  , maka lim
n
sup sn  lim sup
n
tn

dan lim inf sn  lim inf tn .


n n

Bukti : hal. 52.

Teorema 23. Sebarang barisan bilangan real terbatas


mempunyai suatu subbarisan yang konvergen.

Bukti : hal. 53-54


Latihan soal 1.5 (ex. 2.9)
1. Tentukan limpit supremum dan limit infimum barisan
berikut ini.
(a) 1,2,3, 1,2,3,1,2,3,…

ANALISA REAL | 47
(b) sinn / 2 n1 ,
(c)  1  1/ ncos n  n1
(d) 1  1/ n 
n 
n 1

2. Jika lim sup dari barisan sn  n1 sama dengan M, buktikan

bahwa lim sup dari sembarang sub barisan sn  n1 adalah
M .
3. Jika sn  n1 barisan terbatas dan lim inf sn  m ,
n

buktikan terdapat suatu subbarisan sn  n1 yang


konvergen ke-m.
4. Jika sn  n1 barisan bilangan real yang divergen ke tak

hingga, maka lim sup sn    lim inf sn .


n n

5. Tulislah himpunan semua bilangan rasional dalam (0,1)


sebagai ri , r2 , r3 ,.... Hitung lim sup rn dan lim inf rn .
n n

6. Buktikan bahwa jika barisan sn  n1 tidak mempunyai

subbarisan yang konvergen, maka s 


n

n1 divergen ke

tak hingga.
7. Jika sn  n1 barisan bilangan real dan jika
s1  s2  ...  sn
n  , n  I 
n
Buktikan bahwa lim sup n  lim sup sn ,
n n

lim inf  n  lim inf sn .


n n

48| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

2.4 Barisan Monoton

Dari pembahasan selama ini, barisan yang terbatas


bisa jadi tidak konvergen (misal barisan -1, 1, -1,1,…). Pada
bagian ini kita akan membahas kondisi yang bersama dengak
kondisi terbatas maka dapat menjamin suatu barisan bisa
konvergen.

Definisi 24. Diketahui sn  n1 sebagai suatu barisan bilangan

real. Jika s1  s2  ...  sn  sn1  ..., maka sn  n1 dikatakan


tidak turun (nondecreasing). Secara sama jika
s1  s2  ...  sn  sn1  ..., maka sn  n1 dikatakan barisan
taknaik (nonincreasing). Suatu barisan monoton merupakan
barisan yang barisan tidak turun atau tak naik atau keduanya).

Contoh 12.

1 3 7
Barisan 1,1 ,1 ,1 ,... (yaitu
2 4 8
2 1/ 2  n1 
n1 adalah tidak

turun (dan terbatas)

Kita dapat mengiilustrasikan profile barisan dengan program


MATLAB yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan diilustrasikan
pada Gambar 1.

ANALISA REAL | 49
Contoh 13.

Barisan n n1 barisan tidak turun (dan tidak terbatas).

Dua contoh ini memberikan contoh pentingnya teorema


berikut.

Tabel 1. Program MATLAB untuk

menggambar 2 1/ 2 
n1 
n1

n=linspace(1,20,20);
an=2-1./(2.^(n-1));

plot(n,an,'o')

axis([1 20 -1 3])
Gambar 6. Ilustrasi 2 1/ 2 
n1 
n1

Teorema 25. Suatu barisan tidak turun (nondecresing) yang


terbatas ke atas adalah barisan yang konvergen.

Bukti : Diketahui barisan tidak turun (nondecresing) yang


terbatas ke atas sebutlah sn  n1 . Ambil himpunan

A  s1 , s2 ,... adalah subhimpunan dari R yang tidak kosong


yang terbatas ke atas. Berdasarkan informasi sebelum ini
bahwa barisan terbatas ke atas pasti mempunyai batas atas
terkecil (l.u.b). Sebutlah

M  l.u.bs1 , s2 ,...  l.u.b for A.

50| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Akan ditunjukkan bahwa sn  M untuk n   . Diberikan

  0 , maka M-  bukan suatu batas atas untuk A. Oleh


karena itu, untuk beberapa N  I , s N  M   . Tetapi karena

sn  n1 adalah tidak turun (nondecreasing) , hal ini berakibat

sn  M   (n  N ) . (1)

Sebaliknya, karena M adalah suatu batas atas untuk A


M  sn (n  N ) . (2)

Dari (1) dan (2) disimpulkan bahwa


sn  M   , (n  N ) .

Hal ini membuktikan bahwa lim sn  M . (terbukti)


n

Teorema tersebut merupakan contoh penting perlunya


batas atas terkecil. Teorema ini juga memampukan kita untuk
membuktikan suatu barisan konvergen tanpa harus menduga
limitnya terlebih dahulum Perhatikan contoh yang menarik ini.

ANALISA REAL | 51

Akibat 26. Barisan 1  1/ n
n
 
n 1 konvergen.
Bukti:

 sn  1  1 / n .
n
Diberikan Berdasarkan teorema
binomial maka
1 n(n  1) 1 n(n  1)...1 1
sn  1  n  2
 ...  . .
n 1.2 n 1.2...n n n

Untuk k =1,…,n maka (k+1) suku pertama pada ruas kanan


adalah
n(n  1)...(n  k  1) 1
. k .
1.2...n n

Juga
n(n  1)...(n  k  1) 1 1  1  2   k  1 
. k  1  1  ...1  .
1.2...n n 1.2...k  n  n   n 

Demikian pula jika kita menjabarkan s n1 diperoleh n +2


suku , sehingga untuk k=1,…,n, maka (k+1) suku pertama
adalah
1  1  2   k 1 
1  1  ...1  .
1.2...k  n  1  n  1   n  1 

Hal ini menunjukkan bahwa sn  sn1 (yaitu sn n1 tidak


turun. Tetapi juga
1 1 1
sn  1  1    ... 
1.2 1.2.3 1.2....n

52| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1 1 1
 11 1
 2  ...  n1
2 2 2

1  (1 / 2) n 1
 1  1 3
1 1/ 2 1 1/ 2

Jadi sn n1 terbatas ke atas oleh 3. Berdasarkan Teorema 1



maka barisan 1  1/ n
n
 
n 1 konvergen.

Dengan menggunakan MATLAB kita dapat mengilustrasikan


barisan ini dalam Gambar sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 2 untuk program yang digunakan dan Gambar 1
sebagai keluarannya.

Tabel 2. Program MATLAB untuk 1  1/ n  n 


n 1

Clear
close all
n=[1:200]';
g=inline('(1+1./n).^n','n');
gn=g(n);
figure(1)
plot(n,gn,'o');

ANALISA REAL | 53

Gambar 7. Ilustrasi 1  1/ n
n
 
n 1

Catatan : Perhatikan bahwa untuk menunjukkan n   ,


maka pada program digunakan n = 200 (boleh
lebih kecil dari 200) yang sudah menunjukkan
barisan menuju sekitar

2.7. Apakah berarti 2.7 limitnya ?. Jikalau kita tidak


lim s n  lim 1  1 / n   e ,
n
mengetahui bahwa
n n

maka kita bisa menetapkan 2.7 sebagai limitnya.

Sudah menjadi kebiasaan untuk mensimbolkan


lim sn  e Yaitu
n

lim sn  lim 1  1 / n  e .
n
n n

Telah diketahui bahwa barisan yang konvergen pasti


terbatas. Oleh karena itu kita tahu bahwa barisan tak terbatas
adalah divergen. Secara intuitif jelas bahwa barisan tidak
turun tidak berosilasi. Hal ini akan berakibat bahwa barisan

54| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

tidak turun yang tak terbatas pasti divergen ke tak hingga.


Oleh karena itu maka ada Teorema berikut.

Teorema 27. Suatu barisan tak turun tetapi tidak terbatas ke


atas divergen ke tak hingga.

Teorema 28. Suatu barisan tak naik yang terbatas ke bawah


konvergen. Suatu barisan tak naik yang tak terbatas ke bawah
akan divergen ke tak hingga.

Subbarisan

Jika diberikan suatu barisan, kita dapat membuat barisan baru


yang diambil dari beberapa anggota pada barisan tersebut.
Barisan yang terbentuk kita sebut subbarisan. Yang me-
ngejutkan adalah jika suatu barisan tidak konvergen, ternyata
dapat terjadi bahwa kita dapat membuat subbarisan yang
konvergen. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa jika barisan
mula-mula terbatas maka kita dapat membentuk subbarisan
yang konvergen (Davinson and Donsig, 2010, page 23-25).
Oleh karena itu muncullah Teorema berikut.

Teorema 29. Bolzano-Weierstrass

Setiap barisan bilangan real yang terbatas mempunyai


subbarisan yang konvergen.

Bukti : hal 23-24 (Davinson and Donsig, 2010, page 23-25).

ANALISA REAL | 55
Contoh 14.

Perhatikan barisan an n1  sign(sin n)n1 dimana tanda


sign berarti menyatakan nilai barisan hanya mengambil tanda
+1 atau -1 tergantung dari n kecuali pada sign (sin 0) = 0.
Tanpa mengetahui nilai barisan, kita dapat menyimpulkan
bahwa nilai barisan paling banyak ada 3 macam yaiu : -1, 0,
dan 1. Artinya barisan ini terbatas ke -1, 0 atau 1. Salah satu
pasti dapat diambil sangat banyak sehingga kita dapat
menyusun subbarisan yang bernilai konstan sehingga
subbarisan demikian konvergen.

Contoh 15. Ambil an n1  sign(sin x)n1 dengan n  k .


 

Kita dapat menyusun subbarisan yang


konvergen ke -1.

Latihan 1.6 (ex. 2.7, hal 27)

A. Apakah barisan an   cos log nn1 konvergen?.


Jelaskan.

bn   n  cos(n ) 

B. Apakah barisan n 2  1 n1 mempu-
nyai subbarisan yang konvergen.

C. Didefinisikan x1  2 dan xn 1 
1
xn  5 / xn  untuk
2
n  1.

56| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(i). Tentukan formula xn21  5 dalam bentuk xn2  5

(ii). Hitunglah lim xn .


n 

(iii) Hitunglah 10 suku pertama dengan bantuan program


(boleh MATLAB atau Excel, atau yang lain).
(iv) Tunjukkan bahwa suku ke-10 telah mendekati limit
hingga 600 digit (desimal).

D. Diketahui xn n1 suatu barisan bilangan real. Anggap


terdapat suatu bilangan real L sedemikian hingga
L  lim x3n1  lim x3n1  lim x3n . Tunjukkan bahwa
n n n

lim xn ada dan sama dengan L.


n 

Catatan : Bagaimana anda dapat memulai membuktikan jika


memang masih tidak bisa membuktikan dari soal-
soal di atas ?.

Teorema 30. Diberikan sn n1 barisan bilangan real. Maka S


mempunyai subbarisan monoton.

Hal. 40
Untuk beberapa hal penting lain yang terkait, untuk
sementara tidak saya bahas.

2.5 Barisan Cauchy


Definisi 31. Diketahui barisan sn  n1 suatu barisan

bilangan real. Maka sn  n1 dikatakan barisan Cauchy jika

ANALISA REAL | 57
untuk sembarang   0 terdapat suatu N  I sedemikian
hingga berlaku
sm  sn   , (m, n  N ) .

Secara kasar kita dapat pula mengatakan bahwa sn  n1


barisan Cauchy jika s m dan s n cukup dekat m dan n yang
cukup besar. Hal ini menjelaskan pula bahwa barisan yang
konvergen pasti merupakan barisan Cauchy.

Teorema 32. Jika suatu barisan bilangan real sn  n1


konvergen, maka sn  n1 merupakan barisan
Cauchy.

Bukti:

Diketahui sn  n1 konvergen sebutlah punya limit L sehingga

L  lim sn .Artinya terdapat bilangan positif kecil   0 ,


n

terdapat suatu indeks N  I sedemikian hingga



sk  L  (k  N ) .
2

Jadi jika m, n  N kita punya


 
sm  sn  sm  L   L  sn   sm  L  L  sn  
2 2

58| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Sedemikian hingga
sm  sn   m, n  N 

yang membuktikan bahwa barisan tersebut Cauchy.

Teorema 33. Jika sn  n1 Cauchy maka sn  n1 terbatas.

Bukti: Diberikan   1 (mengapa) dipilih N  I sedemikian


hingga sm  sn  1 , m, n  N  .

Maka
sm  s N  1 , m  N  . (1)

Oleh karena itu jika m  N , dipunyai


sm  sm  s N   s N  sm  s N  s N

dan juga dengan menggunakan (1)


sm  1  s N , m  N  .
Jika M  max  s1 ,..., s N 1  maka

sm  M  1  s N , m I  , sehingga sn  n1 terbatas.

Teorema 34. Jika sn  n1 barisan Cauchy maka sn  n1
konvergen.

Bukti : hal 55-56.

ANALISA REAL | 59
Latihan soal 1.7 : Ex.2.10

1. Jika sn  n1 barisan Cauchy bilangan real yang mem-


punyai subbarisan yang konvergen ke L, buktikan bahwa
sn  n1 konvergen ke L juga.
1 1 1
2. Untuk setiap n I , diketahui sn  1    ...  .
2 3 n
Dengan memperhatikan s2 n  sn buktikan bahwa sn  n1
tidak Cauchy.

3. Buktikan bahwa setiap subbarisan barisan Cauchy juga


barisan Cauchy.

4. Diketahui sn  n1 barisan bilangan real. Jika c  R,0  r  1

dan sn1  sn  cr n n  I 
Tunjukkan bahwa sn  n1 konvergen.

5. Tentukan suatu barisan interval tertutup dengan


ketentuan I1  I 2  ...  I n  ... yang titik-titik akhirnya
adalah bilangan rasional sedemikian hingga

 I n  e.
n 1

60| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

6. Diketahui  an  n1 barisan bilangan real, dan untuk setiap

n I , diketahui
sn  a1  a2  ...  an

t n  a1  a2  ...  an .

Buktikan bahwa jika  t n  n1 barisan Cauchy, maka demikian

pula  sn  n1 .

Jawaban: kita coba menjawab ya

4. Diketahui sn  n1 barisan bilangan real. Jika

c  R,0  r  1 dan

s n1  s n  cr n n  I 
Tunjukkan bahwa sn  n1 konvergen.

Jawab: Pernyataan sn1  sn menyatakan selisih antara 2

suku berturutan dalam barisan tersebut. Demikian pula untuk


0  r  1, maka selalu berlaku 0 < r n < 1.
Oleh karena itu diambil c < 1 sehingga berlaku cr n  1 . Hal
ini berakibat s n1  s n  cr n < 1. Sehingga sn  n1 merupakan

suatu barisan Cauchy (berdasarkan definisi barisan Cauchy).


Sehingga sn  n1 konvergen.

ANALISA REAL | 61
Teorema 35. Kelengkapan pada R (Completeness Theorem)

Setiap barisan Cauchy dari bilangan real merupakan barisan


yang konvergen. Oleh karena itu R dikatakan lengkap
(complete) .

Bukti : Anggaplah a n n 1 suatu barisan Cauchy. Dengan


teorema 2, maka barisan tersebut terbatas. Dengan teorema


Bolzano Weierstrass barisan tersebut mempunyai sub-barisan
yang konvergen, sebutlah
lim ank  L .
k 

Ambil suatu   0 . Dari definisi barisan Cauchy untuk  / 2


maka terdapat suatu bilangan bulat N sedemikian hingga
berlaku

am  an  untuk semua m, n  N .
2
Dengan menggunakan definisi limit untuk  / 2 , terdapat
suatu bilangan bulat K sehingga

a nk  L  untuk semua k  K .
2
Ambil sembarang k  K sedemikian hingga nk  N . Oleh

karena itu untuk setiap n  N


 
an  L  an  ank  ank  L    .
2 2

62| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Artinya lim an  L . Teorema ini tidak berlaku pada barisan


n

bilangan rasional.

Daftar Pustaka

Davidson, K.R dan Donsig, A. P, 2010. Real Analysis and


Applications, Theory and Practice, Springer Science
+ Business Media, LLC .
Goldberg, R.R., 1976. Methods of Real Analysis, John Wiley
& Sons, Inc, Second Edition, New York.

Lewin, J.,Lewin, M.,1993. An Introduction to Mathematical


Analysis, Second Edition, McGraw-Hill,Inc, New
York.

ANALISA REAL | 63
64| Analisa Real dengan MATLAB
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB II
DERET BILANGAN REAL

2.1 Pendahuluan

Pada bagian ini dibahas tentang deret bilangan real.


Sebagaimana pada barisan bilangan real, maka kata kunci
utama yang dibahas adalah tentang konvergensi dan divergensi.
Sebagian besar dari Bab II ini diambil dari (Davidson, dan
Donsig, 2010).
Deret yang pernah anda kenal misalkan deret
aritmatika dan deret geometri. Masih ingat tentang deret ini?.
Deret aritmatika dibentuk dari jumlah n suku pertama barisan
aritmatika (barisan untuk kedua suku berturutan mempunyai
beda yang sama) yaitu

a, a  b, a  2b, a  3b,...., a  (n  1)b .

Untuk deret geometri dibentuk dari jumlah parsial n suku


pertama barisan geometri yaitu
a, ar , ar 2 , ar 3 ,...., ar n1 .
Ingat barisan an n1 merupakan barisan geometri dengan
an1
rasio r jika r  untuk semua n  1 atau secara ekuivalen
an
kita dapat menuliskan an  ar n1 untuk semua

ANALISA REAL |65


Deret geometri akan konvergen jika |r|<1 dan

a
S n   ar n  .
n 0 1 r

Tentunya jika a  0 dan r  1 , maka suku-suku an  ar n1

tidak konvergen ke-0. Pada kasus ini deret tidak dapat


dijumlahkan (not summable).
Untuk deret bilangan real yang lebih bervariasi maka
diperlukan mencari jumlah parsialnya jika ada (berarti
berhingga).

2.2 Konvergen dan divergen deret



Definisi 1. Deret tak hingga a
n 1
n adalah jumlahan dari

barisan bilangan real  an  n1 . Sebutlah jumlahan parsialnya


adalah
sn  a1  a2  ...  an , n  I  .

Bilangan an dikatakan suku ke-n dari deret tersebut.


Seringkali indeks suatu deret dimulai dari n =0. Jadi

kita sering menulis deret dengan notasi a
n 0
n (dalam hal ini

kita mempunyai jumlah parsial yaitu sn  a0  a1  a2  ...  an .



Jadi deret 1  x  x  ... dapat ditulis sebagai
2
x
n 0
n
. Jadi kita

66| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

tidak perlu mempermasalahkan jika dalam penulisan teorema


  
kita menulis  an
n 1
ataupun  an
n 0
atau a
n p
n untuk

sembarang bilangan bulat p  0 .


Definisi konvergen atau divergen suatu deret
tergantung pada definisi konvergen atau divergen dari barisan
jumlahan parsial  sn  n1 .

Definisi 2. Diketahui deret bilangan real dengan jumlah


parsial sn  a1  ...  an n  I  . Jika barisan  sn  n1

konvergen ke A R , kita mengatakan a
n 1
n konvergen ke A.


Jika  sn  n1 divergen, kita mengatakan bahwa a n divergen.
n 1

Catatan: Perhatikan bahwa konvergensi barisan jumlah


parsial dapat diselidiki sebagaimana pada barisan
bilangan real.


Jika a
n 1
n konvergen ke A, kita sering menulis

 

a
n 1
n  A . Jadi an 1
n tidak hanya menyatakan suatu deret,

tetapi juga menyatakan jumlah parsialnya.

ANALISA REAL |67


 
Teorema 3a. Jika  an konvergen ke A, dan
n 1
b
n 1
n


konvergen ke B, maka deret  a
n 1
n  bn  konvergen ke A + B.


Juga jika c  R maka  ca
n 1
n konvergen ke cA.

 
Bukti : Diketahui a
n 1
n  A, b
n 1
n  B , maka

 a
n 1
n  bn  = a1  b1   a2  b2   a3  b3   ...  an  bn 

= a1 + a2 + a 3 +...+ an + b1 + b2 + b3 +... bn
 
  an  b n =A +B. (terbukti)
n 1 n 1

 

 ca
n 1
n = c a1 +c a2 +c a 3 + ...= c a n  cA . (terbukti).
n 1

Bagaimana menguji konvergensi atau divergensi suatu deret?.


Berikut ini terdapat beberapa uji yang terkenal dan sering
digunakan

2.3 Uji Konvergensi untuk deret dengan suku-suku


taknegatif

Terkadang untuk menyelidiki konvergensi suatu


deret, kita dapat mengujinya tanpa harus mengetahui

68| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

limitnya. Kita akan mulai dari deret dengan suku-sukunya


positif.
Jika setiap an  0 maka sn1  sn  an1  sn (jumlah
parsialnya naik monoton). Menurut Teorema Konvergensi
Monoton diperoleh bahwa sn  konvergen jika dan hanya
jika barisan tersebut terbatas ke atas. Kita akan memperoleh
proposisi berikut.
n
2.3.1 Proposisi 3b. Jika ak  0 untuk k  1 dan sn   ak
k 1

maka dapat terjadi salah satu di bawah ini



jika sn n1 terbatas ke-atas maka a

(1) n konvergen, atau
n 1

jika sn n1 takterbatas, maka a

(2) n divergen.
n 1

2.3.2 Tes Integral (untuk deret tak negatif)



Perhatikan suatu deret  an  A sedemikian hingga a n  0
n 1

dan an  an1 maka kita dapat menggambar n, a n  dengan a n

sebagai tingginya dan gunakan an  an1 , maka akan

diperoleh fungsi kontinu f(x) sedemikian rupa f (n)  an


sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

ANALISA REAL |69


Gambar 1.
Jelas bahwa berdasarkan integral Riemann maka jumlahan
luas atas yang diarsir
 

 f ( x)dx   a n
1 n 1

Demikian pula jumlahan luas persegi di bawah kurva berlaku


 

 f ( x)dx   a n .
1 n 1

Hal ini memberikan pengertian kepada kita untuk teorema


berikut ini.

Teorema 4a.

Diketahui f(x) fungsi kontinu yang menurun sedemikian


hingga f (n)  an
 
Maka a
n 1
n konvergen jika dan hanya jika  f ( x)dx konvergen.
1

70| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Akibat 4b. Diketahui f(x) fungsi kontinu yang menurun


sedemikian hingga f (n)  an
 
Maka a
n 1
n divergen jika dan hanya jika  f ( x)dx divergen
1


1
Contoh 1a. Perhatikan n
n 1
2

  M
1 1 1
Susun  2 dx diperoleh
1 x
1 x 2 dx  Mlim

   1.
x  x 1

1
Jadi n
n 1
2
konvergen. Berapakah limitnya?. Kita dapat

mengambil beberapa suku awal untuk dijumlah (jika deret


konvergen). Misalkan 1.635 .


1
Contoh 1b. Perhatikan n 1 n


 
1 1
x x
M
Susun 1/ 2
dx diperoleh 1/ 2
dx = lim  2 x x 1  .
M 
1 1


1
Jadi x
1
1/ 2
dx divergen. Kita tidak dapat mengambil beberapa

suku awal untuk dijumlah (jika deret divergen).


1
Teorema 4b. Test deret p yaitu n
n 1
p

ANALISA REAL |71


 
1 1 M
1 x p 1 x dx Mlim x  p 1
p
Susun dx =
  p  1 x 1

Integral ini konvergen jika –p +1 < 0 atau p > 1 dan divergen untuk
p<1.

1
Untuk p =1 , maka deret n
n 1
merupakan deret harmonik.


1
 x dx = lim ln x  .
M
Berdasarkan tes integral maka x 1
M 
1


1
Jadi n
n 1
p
konvergen untuk p >1 dan p  1 .

Jika setiap an  0 maka sn1  sn  an1  sn sehingga


jumlah parsialnya naik monoton. Menurut Teorema Konver-
gensi Monoton1 diperoleh bahwa sn  konvergen jika dan
hanya jika barisan tersebut terbatas ke atas. Kita akan
memperoleh proposisi berikut.
n
Proposisi 5. Jika ak  0 untuk k  1 dan sn   ak maka
k 1

dapat terjadi salah satu di bawah ini



jika sn n1 terbatas ke atas maka a

(1) n konvergen, atau
n 1

jika s  a

(2) n n 1 takterbatas, yang mana n divergen.
n 1

Teorema 6a. Jika deret a
n 1
n merupakan deret dengan suku-

suku tak negatif dengan sn  a1  ...  an n  I  maka

72| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.


(a) a n konvergen jika barisan sn  n1 terbatas.
n 1


(b) a n divergen jika sn  n1 tak terbatas.
n 1

Teorema 6b.

1
(a) Jika 0  x  1 , maka x
n 0
n
konvergen ke
1 x

(b) Jika x  1 maka x
n 0
n
divergen.

1 1
Perhatikan contoh berikut yaitu deret 1   ...   ... diketahui
2 n
sebagai deret harmonik.

Teorema 6c. Deret  1/ n (deret harmonik) divergen.
n 1

Bukti:
Kita mempelajari barisan deret parsial yaitu s1 , s2 , s4 , s8 ,..., s2n1 ,...

dari sn n1 artinya kita mempunyai sn  1  1/ 2  1/ 3  1/ 4  ...  1/ n .


Jadi kita mempunyai


s1  1 ,
s2  1  1 / 2  3 / 2 ,

s4  s2  1 / 3  1 / 4  3 / 2  1/ 4  1/ 4  2
s8  s4  1/ 5  1/ 6  1/ 7  1/ 8  2  1/ 8  1/ 8  1/ 8  1/ 8  25 / 2;

ANALISA REAL |73


Pada umumnya, dengan induksi dapat ditunjukkan bahwa
s2n  n  2 / 2 . Jadi sn n1 terdiri dari subbarisan yang

divergen. Jadi berdasarkan suatu teorema (yang mana?)



bahwa deret  1/ n (harmonik) divergen.
n 1


Kita akan membahas lagi deret harmonik bahwa a
n 1
n

divergen meskipun lim an  0 .


n


Jika a
n 1
n deret dengan suku-suku tak negatif yang


konvergen, terkadang kita menuliskan dengan cara a
n 1
n 


. Jika a
n 1
n deret divergen dengan suku-suku tak negatif,


maka kita dapat menulis dengan cara a
n 1
n  .

 n 
1 1
Jadi      ,
n 0  2 
n  .
n 0

Kita perlu pula mencatat bahwa tidak ada deret yang divergen
dengan cara selambat mungkin. Lebih tepatnya dijelaskan
berikut ini.

74| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.


Teorema 7. Jika a
n 1
n deret divergen dengan bilangan

positif maka terdapat suatu barisan  n  n1 (bilangan positif)



yang konvergen ke 0, tetapi 
n 1
n an masih divergen.

Bukti: hal 71-72.

2.3.3 Test akar

Anggap bahwa an  0 untuk semua n, dan ambil

l  lim sup n an ,

 
Jika l < 1 maka  an konvergen. Jika l > 1 , maka
n 1
a
n 1
n

divergen.
Catatan: Jika l  lim sup n an  1 , deret mungkin atau

mungkin tidak konvergen.

Bukti:
Anggap l  lim sup n an < 1. Untuk menunjukkan deret

konvergen, kita perlu menunjukkan bahwa jumlah barisan


parsialnya juga terbatas keatas. Ambilah bilangan r dengan l
< r < 1 dan sebut   r  l . Karena  > 0, kita dapat
menemukan bilangan bulat N > 0 sedemikian hingga

ANALISA REAL |75


a1n/ n  l    r untuk semua n  N .

Oleh karena itu an  r n untuk semua n  N . Perhatikan

barisan bn n1 yang diberikan oleh


bn  an , 1  n  N dan bn  r n untuk n  N .
Barisan ini dapat dijumlah. Lagi pula
 N 1  N 1
rN

n 1
bn  bn   bn  bn 
n 1 n N n 1 1 r
.

Karena an  bn untuk n  1. Dengan tes banding

menunjukkan bahwa an n1 summable.


Sebaliknya jika l  lim sup n an  1 dan sebutlah

sebut   r  l . Dari defininisi lim sup, terdapat subbarisan


n1  n2  ... sedemikian hingga

 l    1 untuk semua k  1 .
1 / nk
ank

Oleh karena itu suku-suku an tidak konvergen ke 0 sehingga


deret divergen.

Teorema 8. Jika deret a
n 1
n konvergen maka lim an  0 .
n

Catatan: Hati-hati, Teorema 8 tidak berarti sebaliknya. Deret


harmonik divergen tetapi lim an  0 . Jadi tidak boleh
n

membuktikan konvergensi deret dengan Teorema 8.

76| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.


Contoh 1c. Deret  1  n/1  2n harus divergen.
n 1

Disini an  1  n / 1  2n

sehingga lim an  lim 1  n  / 1  2n     0 .


1
n n 2

 n

Contoh 2.   1
n 1
pasti divergen karena lim an bahkan tidak
n

ada.
Catatan: Perhatikan bahwa pernyataan Teorema 8 sama
artinya dengan jika lim an  0 (atau bahkan tidak
n

ada) maka a
n 1
n divergen. Pernyataan inilah yang

sering digunakan.

Perhatikan pula bahwa lim an  0 bukan merupakan syarat


n


cukup untuk menjamin bahwa a
n 1
n konvergen . Kita akan

belajar tentang hal ini pada subbab berikutnya.

Latihan soal 2.1 : Ex. 3.1 hal. 69


1. Buktikan bahwa jika a1  a2  ... konvergen ke s, maka
a2  a3  ... konvergen ke s  a1 .

2. Buktikan bahwa deret  1 /( n(n  1)) konvergen
n 1

ANALISA REAL |77


1 1 1
Petunjuk:   dan hitung jumlah
n(n  1) n n  1
parsialnya.
3. Untuk setiap nilai x, apakah deret
1  x  ( x  x 2 )  x 2  x 3  ... konvergen ?.
4. Buktikan bahwa deret a1  a2   a2  a3   a3  a4   ...

konvergen jika dan hanya jika barisan an  n1


konvergen.

5. Apakah  log1  1/ n konvergen atau divergen ?.
n 1

6. Buktikan bahwa untuk sembarang a, b  R , maka deret


a  (a  b)  (a  2b)  (a  3b)  ... divergen ke-cuali jika a
= b =0.

7. Tunjukkan bahwa a
k 1
k konvergen jika dan hanya jika

  0 terdapat N  I sedemikian hingga


a k  , n  m  N  .
k  m 1

8. Buktikan bahwa jika a1  a2  a3  ... konvergen ke A,

maka
1
a1  a2   1 a2  a3   1 a3  a4   ... konvergen.
2 2 2

78| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 
9. Tunjukkan bahwa jika  ak konvergen dan
k 1
b
k 1
k


divergen, maka  a
k 1
n  bn  divergen.


10. Apakah  n  1/( n  2) konvergen atau divergen ?.
n 1


n 1
Apakah  10
n 1
10
(n  2)
konvergen atau divergen ?.

Catatan :

Jika a
n 1
n konvergen, maka sembarang deret yang dibentuk


dari deret a
n 1
n dengan menyisipinya

(misalnya a1  a2   a3  ...  a7   (...)... ) konver-gen


ke jumlah yang sama.

Latihan soal 2.2



Jika a
n 1
n deret bilangan positif yang konvergen dan jika

a 

ni

i 1 adalah suatu subbarisan dari a
i 1
ni konvergen.

1 1 1
1. Buktikan bahwa 1     ... konvergen.
2! 4! 6!

ANALISA REAL |79


2. Jika 0  an  1 , n  0 dan jika 0  x  1 , maka buktikan

bahwa a x
n 0
n
n
konvergen dan jika jumlahnya tidak lebih

besar daripada 1/(1-x).


3. Jika sn  n1 tak turun, dan sn  0 n  I  , buktikan bahwa

terdapat suatu deret a k dengan ak  0 , k  I  dan
n 0

sn  a1  a2  ...  an n  I  .
4. Butikan bahwa 1 +1/3 + 1/5 + 1/7 + … divergen.
5. Apakah untuk nilai x  R maka

1 x  1 x   1 x 
2 3

1      ... konvergen ?. Jika ya


1 x 1 x  1 x 
berapa limitnya ?.

2.4 Deret Ganti tanda (Alternating Series)

Deret ganti tanda adalah deret takhingga yang suku-sukunya


berganti tanda.

Contoh 3.

1-1/2 +1/4 -1/8 +…; 1-2 + 3-4 +…; 1-1/2 + 1/3 -1/4 +…
adalah merupakan contoh-contoh deret berganti tanda.

80| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

  1
n 1
Deret ganti tanda dapat ditulis an jika setiap
n 1

  1 a
n
sukunya positif atau n jika suku pertamanya negatif.
n 1

Kita akan membahas tentang konvergensi dan divergensi


deret ganti tanda.

Teorema 9. Jika an  n1 barisan bilangan positif sedemikian


hingga

(a) a1  a2  ...  an  an1  ... (yaitu bahwa an  n1 baris-an


tak naik) dan
(b) lim an  0
n

  1
n 1
maka deret ganti tanda an konvergen.
n 1

Catatan: perhatikan bahwa Teorema ini digunakan untuk


barisan ganti tanda dimana ganti tanda tidak
diperhatikan (semua positif) , tetapi kesimpulan

  1
n 1
konvergensi untuk deret an
n 1 .

  1
n 1
Akibat 10. Jika deret ganti tanda an memenuhi
n 1

hipotesa pada Teorema 9 artinya konvergen (sebutlah ke L


 R ) maka
sk  L  ak 1 , k  I  .

ANALISA REAL |81


  1
n 1
Jadi perbedaan antara jumlahan an dan sembarang
n 1

jumlahan parsial tidak akan lebih dari suku pertama tidak


termasuk dalam jumlah parsial.

Contoh 4.

Kita ketahui bahwa 1 / n
n 1
divergen. Akan tetapi karena

1 / n i1 barisan tak naik dan lim 1/ n  0 maka dari Teorema


n

  1
n 1
9 diperoleh 1 / n konvergen. Artinya, ada suatu
n 1

L  R sehingga
1 1 1 (1) n1
1     ...   ...  L .
2 3 4 n
Akan tetapi kita tidak tahu berapakah L. Untuk itu kita
menduganya dengan menggunakan Teorema 9, yaitu untuk
n  I dipunyai bahwa

 1 (1) n1  1
1   ...  L  .
 2 n  n 1

Jika kita ambil n = 9, diperoleh


1
0.7456  L 
10
Sedemikian hingga 0.6456  L  0.8456 (Pada kenyataan-
nya kita mengetahui bahwa s9  L , sehingga kita dapat

82| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

menyimpulkan 0.6456  L  0.7456 . Dapat ditunjukkan bahwa


L  log 2  0.6932... .
Jika 0 < x < 1, maka berdasarkan Teorema 9 diperoleh

1  x  x 2  ... =  (1)
n 0
n
xn

konvergen. Akibat 10 juga dapat digunakan bahwa



1
 (1)
n 0
n
x n = 1  x  x 2  ... 
1 x
, 0 < x < 1.

1
Hasil jumlahan diperoleh dari jumlahan deret geometri
1 x
dengan rasio
a n 1 (1) n 1 x n 1
r=   x
an (1) n x n
Contoh 5.
Perhatikan deret

 1n 1 1 1

n 0 n!
 1     ... .
1! 2! 3!
Berdasarkan Teorema 10 maka deret tersebut konvergen. Jika

L

 1n maka
n 0 n!

 1 1 1 1 1 1
1        L  .
 1! 2! 3! 4! 5!  6!
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
L  0.3666  0.0014 .

ANALISA REAL |83


Latihan soal 2.3

1. Untuk berapakah nilai p sehingga deret


1 1 1 1
p
 p  p  p  ... konvergen ?.
1 2 3 4
2. Jika x tidak bulat, buktikan bahwa
1 1 1
   ... konvergen.
x 1 x  2 x  3

3. Buktikan bahwa
(a) 2  21/ 2  21/ 3  21/ 4  ... divergen
(b) 1  2  (1  21/ 2 )  (1  21/ 3 )  (1  21/ 4 )  ...
konvergen
1 (1) n1
4. Tunjukkan bahwa jika an   maka
n n

  1
n 1
an divergen. (Disini an  0 dan lim an  0 ,
n
n 1

mengapa Teorema 9 tidak berlaku?).


  1
n 1
5. Tunjukkan bahwa n /( 2n  1) divergen.
n 1

2.5 Konvergen Bersyarat dan Konvergen Absolut

Kita ketahui dari studi yang lalu bahwa deret


1 1 1
1     ...
2 4 8

84| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1 1 1
dan juga deret 1     ...
2 3 4
keduanya konvergen.
Akan tetapi kedua deret berbeda. Jika kita ambil nilai
absolutnya dari deret pertama diperoleh
1 1 1
1    ... maka deret ini konvergen (deret geometri
2 4 8
r=1/2)
1 1 1
Sedangkan deret kedua diabsolutkan diperoleh 1     ...
2 3 4
menjadi deret yang divergen. Hal ini menjelaskan pada kita
tentang konvergensi deret menjadi 2 kelompok.

Definisi 11. Diberikan deret bilangan real.


 
(a) Jika  an konvergen, kita mengatakan bahwa
n 1
a
n 1
n

konvergen absolut.
 
(b) Jika  an konvergen tetapi
n 1
a
n 1
n divergen, kita


mengatakan bahwa a
n 1
n konvergen bersyarat

(converges conditionally).
 
Teorema 12. Jika  an konvergen absolut, maka
n 1
a
n 1
n

konvergen.

ANALISA REAL |85


Bukti: ingatlah tes banding.

Jika kita memecah suatu deret a
n 1
n menjadi deret

yang positif a n dan deret negatif a n , kita dapat menunjukkan


perbedaan penting antara konvergen absolut dan konvergen
bersyarat.

Persisnya, jika a
n 1
n suatu deret bilangan real, kita

ambil
pn  an jika an  0,

pn  0 jika an  0,

1 1 1
Jadi untuk deret 1    ... , p1  1 , p3  ,
2 3 3
1
p2 n1  ,
(2n  1)
Sedangkan p2  p4  ...  0 . Secara sama, kita sebut
qn  an jika an  0,

qn  0 jika an  0.

Oleh karena itu p n merupakan suku-suku positf dari a
n 1
n

(termasuk dengan adanya 0) sedangkan q n adalah suku-suku


negatif. Dapat dipelajari dengan mudah (?) bahwa
pn  max an ,0 dan qn  min an ,0 .

86| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Kita dapat menyusun (?)


2 pn  an  an dan 2qn  an  an .
Juga
an  p n  qn .

Tentu mudah membuktikan Teorema berikut.

Teorema 13.
 
(a) Jika  an konvegen absolut maka kedua
n 1
p
n 1
n dan

q
n 1
n juga konvergen.

 
(b) Jika  an konvergen bersyarat, maka kedua
n 1
p
n 1
n dan

q
n 1
n juga divergen.

  
(c) Jika kedua  pn dan
n 1
 qn konvergen, maka
n 1
a
n 1
n

konvergen absolut.

Bukti: hal.76.

2.5.1 Tes Banding

Perhatikan 2 barisan bilangan real an  dan bn  dengan


an  bn untuk semua n  1 . Jika bn  summable maka an 
summable dan

ANALISA REAL |87


 

 an   bn .
n 1 n 1

Jika an  tidak dapat dijumlahkan (unsummable) maka bn 


unsummable .
Catatan : Kita dapat memahami dengan mudah bahwa jika
deret dengan jumlah yang lebih besar konvergen
maka deret dengan jumlah yang lebih kecil juga
konvergen. Umumnya pada soal kita harus menguji

konvergensi deret a
n 1
n , kemudian kita mencari

deret lain yang jumlahnya lebih besar dan sudah


diketahui terlebih dahulu sifatnya.

Sumber lain (web1) mempresentasikan test banding dengan


berdasarkan rasio antara kedua deret sebagai berikut.

 
Diketahui  an dan
n 1
b
n 1
n merupakan 2 deret tak hingga.


an
Diketahui r  lim
n  b
ada dan 0  r   . Maka a
n 1
n
n


konvergen absolut jika dan hanya jika b
n 1
n konvergen

absolut.

Latihan soal 2.4 (Ex. 3.4 hal. 76)


1. Tentukan deret berikut: divergen, konvergen bersyarat
atau konvergen absolut:

88| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1 1 1
(a) 1     ...
1! 2! 3!
1 1 1
(b) 1     ...
3 5 7
1 2 3 4
(c)     ...
2 3 4 5
1 1 1 1
(d) 1  1    .  ...
2 2 3 3
1 1 1 1 1 1 1
(e) 1    2   3   4  ...
2 2 2 3 2 4 2
2. Dapatkah suatu deret tak negative konvergen bersyarat ?.
  
3. Buktikan bahwa jika  an   maka
n 1
 an   an .
n 1 n 1


4. Jika a
n 1
n konvergen absolut, dan jika  n  1 untuk


setiap n  I , buktikan bahwa 
n 1
a konvergen.
n n


5. Jika  n na konvergen untuk setiap barisan  n  n1
n 1

sedemikian hingga  n  1 untuk setiap n  I , buktikan



bahwa an 1
n konvergen absolut.

ANALISA REAL |89


2.6 Penyusunan ulang Deret

Yang dimaksudkan penyusunan ulang deret adalah menyusun


deret mula-mula menjadi deret lain dengan urutan berbeda.
Kita akan mempelajari bahwa penyusunan ulang deret
konvergen absolute tidak berpengaruh terhadap jumlahannya,
tetapi penyusunan ulang deret yang konvergen bersyarat
dapat berdampak drastis.
 n 1

Kita telah mengetahui bahwa deret   1


n 1
/n

konvergen bersyarat pada suatu L  R 9dimana kita telah


menyebutkan bahwa L = log 2). Lagipula kita tahu
0.6  L  0.8 sehingga L  0 . Kita punya
1 1 1 1 1 1 1
L  1         ... . (1)
2 3 4 5 6 7 8
Dengan teorema 3,
1 1 1 1 1 1 1
L        ... . (2)
2 2 4 6 8 10 12
Demikian pula
1 1 1 1 1
L  0   0   0   0   ... . (3)
2 2 4 6 8

Jika kita tambahkan (2) dengan (1) diperoleh lagi oleh


Teorema 3 bahwa

90| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

3 1 1 1 1 1
L  (1  0)  (  )  (  0)  (  )
2 2 2 3 4 4
1   1 1   1   1 1 
  0         0       ...
5   6 6 7   8 8 
Atau
3 1 1 1 1 1 1 1 1
L  1          ... (3)
2 3 2 5 7 4 9 11 6
Perhatikan bahwa deret pada persamaan (3) adalah penyusun-
an ulang deret pada ruas kanan persamaan (1) tetapi kedua-
nya konvergen pada limit yang berbeda.

Definisi 14. Ambil N = ni  i1 adalah barisan bilangan bulat


positif yang setiap bilangan bulat positif terjadi tepat sekali
diantara ni (Yaitu N adalah fungsi 1-1 dari I onto I). Jika

a
n 1
n deret bilangan real dan jika


bi  ani i  I  , maka b i dikatakan suatu penyusunan
i 1


ulang dari a
n 1
n .

Latihan soal 2.5

A. Tentukan apakah deret berikut ini konvergen absolut,


bersyarat, atau tidak sama sekali.

ANALISA REAL |91


1
( 1) n sin 
(b)  ( 1)


( 1) n n 
n
(a). 
n 1 n log( n  1) n 1 2  ( 1) n
n
(c) 
n 1 n

1
B. Hitunglah jumlah deret  n 2n  1 jika diberikan
n 1
2


1 2

n 1 n
2

6
.

1 4 1
Petunjuk : Gunakan   2 .
n 2n  1 2n(2n  1) n
2

 2n 
cos  
C. Tunjukkan bahwa   3 
konvergen absolut.
n 1 n2
Tentukan jumlahnya (berarti limit deret tersebut) dan
1 2 
diketahui bahwa  2  .
n 1 n 6

D. Diketahui bahwa a n 
 1k untuk k  1  n  k 2 dan
2

n
 
 1k
k  1. Pelajari apakah deret  an  
n 1 n 1 n
konvergen.

Latihan soal 2.6



1
A. Hitung jumlah deret  n(n  2)
n 1


12
B. Hitung deret  n(n  1)(n  3)(n  4)
n 1

92| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Petunjuk: Tunjukkan bahwa


12 1 2 2 1
    .
n(n  1)(n  3)(n  4) n n  1 n  3 n  4

C. Buktikan bahwa jika p  1 dan t
k 1
k deret yang

konvergen dengan suku-suku taknegatif maka t
k 1
k
p

konvergen.

D. Diberikan an n1 suatu barisan sedemikian hingga


lim an  0 . Buktikan bahwa terdapat suatu sub-barisan
n

an k  sedemikian hingga  an k
konvergen.
k 1


1
E. Hitung  (n  1)
n 1 n  n n 1
. Petunjuk: Kalikan suku

ke-n dengan
n 1  n
1= .
n 1  n
n
F. Diberikan |a|<1 dan bentuk Sn   a k dan
k 0
n
Tn   (k  1)a k .
k 0

(a) Tunjukkan bahwa S n2 


n n

 (k  1)a k   (n  1  k )a nk
k 0 k 1

n(n  1) n1
(b) Tunjukkan bahwa Tn  S n2  a .
2

ANALISA REAL |93


(c) Tunjukkan bahwa lim Tn  lim S n .
n

n

2


n 1
(d) Hitunglah 
k 0 3
n
.

G. Diberikan x0  1 dan xn1  xn  1/ xn .


(a) Tentukan lim xn .
n

(b) Diberikan y n  xn2  2n .Tentukan suatu formula


rekursi untuk y n1 yang hanya memuat y n saja.
(c) Tunjukkan bahwa yn monoton naik dan
y n  2  log n .
(d) Oleh karena itu tunjukkan bahwa lim xn  2n  0 .
n

1
Teorema Konvergensi Monoton: Suatu barisan monoton naik yang
terbatas ke atas, barisan tersebut konvergen. Suatu barisan monoton turun
yang terbatas ke bawah, barisan tersebut konvergen .

94| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB III
T O PO LOG I DI R n

Selama ini kita telah belajar tentang limit barisan


bilangan real dan limit deret dari bilangan real. Kita akan
mengembangkan pemahaman tentang konvergensi Rn .
Topology dari kata Greek τόπος, artinya tempat dan λόγος,
artinya belajar. Topologi merupakan topik utama pada
matematika yang berkaitan dengan sifat-sifat kontinuitas dari
deformasi suatu obyek. Pada himpunan dan geometri, maka
topologi mempelajari konsep ruang, dimensi dan trans-
formasi. Salah satu topiknya adalah tentang homorfisma
(homeomorphisms) yaitu pemetaan yang kontinu dan
inversnya yang kontinu. Pada bagian ini hanya akan dibahas
beberapa kata kunci yang muncul pada bahasan bagian ini .

3.1 Ruang n dimensi

Perhatikan bahwa vektor pada R n akan dipandang sebagai


titik. Salah satu ruang adalah ruang vektor yang pada
dasarnya memenuhi hukum penjumlahan dan perkalian
terhadap skalar. Notasi panjang vektor diberikan oleh norm
Euclide yaitu
1/ 2
  n 2
x  x1 , x 2 ,..., x n     x i  .
 i 1 

ANALISA REAL | 95
Sehingga jarak antara 2 titik akan mengikuti hukum
 
Pythagoras. Yaitu sebutlah 2 titik di R n adalah x dan y maka
jarak antara 2 titik tersebut adalah
1/ 2
   n 2
x  y    xi  yi  .
 i 1 
Sifat jarak yang penting adalah pertidaksamaan segitiga yang
ditunjukkan pada subbab 3.3.
Ada hubungan yang sangat dekat antar perkalian
dalam (inner product) dan perkalian titik (dot product) dari
  2
sifat identtas x , x  x kita dapat memperoleh sifat linear

(yaitu perkalian dalam mempunyai sifat tertutup terhadap


perkalian skalar dan penjumlahan, yaitu
         
rx  sy, z  r x, z  s y, z untuk semua x, y, z  R n dan
r, s  R
         
dan x, sy  tz  s x, y  t x, z untuk semua x, y, z  R n

dan s, t  R .

3.2 Pertidaksamaan Schwarz


 
Untuk semua x dan y dalam R n berlaku
   
x, y  x y

96| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 
Tanda sama berlaku jika dan hanya jika x dan y kolinear
(salah satu titik dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear
dari yang lain).
Bukti:
   
Untuk membuktikan kita perlu menunjukkan x y - x, y

 0 . Untuk menunjukkan (.)  0 umumnya dengan menyata-


kan bahwa (.) sebagai bentuk kuadrat. Selain itu maka dengan
2(.) juga tidak merubah makna. Artinya bukti berikut disusun
   
dengan membuktikan 2 x y  x , y  
2
 0 . Demikianlah

pembuktian disusun.
Untuk dapat memahami pembuktian lebih rinci maka berikut
ini dijabarkan untuk n =2. Untuk n = 2 maka

  
n n
 2
y = 2 xi y
2 2
= 2 x12  x22 y12  y22
2
2x j
i 1 j 1

     
= 2 x12 y12  y22  x22 y12  y22 = 2 x12 y12  x12 y22  x22 y12  x22 y22 
n n
= 2 x
j 1
2
1 y 2j  2 x22 y 2j (tanda sigma hanya berlaku untuk
j 1

indeks j.
n n n n
=2  xi2 y 2j =
i 1 j 1
 x
i 1 j 1
2
i y 2j + x 2j yi2 .

Demikian pula
2
  2  n 
2 x , y = 2  xi yi  (berdasarkan definisi)
 i 1 

ANALISA REAL | 97
Ambil n =2
2
 n 
2  xi yi  = 2x1 y1  x2 y2  = 2x12 y12  x22 y22  2 x1 y1 x2 y2 
2

 i 1 
= 2x12 y12  x22 y22  x1 y1 x2 y2  x1 y1 x2 y2 

= 2x12 y12  x1 y1 x2 y2  + 2x22 y22  x1 y1 x2 y2 

= 2 x1 y1 x1 y1  x2 y2  + 2 x2 y2 x2 y2  x1 y1 


= 2 x1 y1 x1 y1  x2 y2 + 2 x2 y2 x1 y1  x2 y2   
n n
= 2 x1 y1  x j y j  2 x2 y2  x j y j (tanda sigma hanya berlaku
j 1 j 1

untuk indeks j)
n n n n
=2 x y x
i 1
i i
j 1
j y j = 2 xi yi x j y j .
i 1 j 1

Secara sama kita dapat menggunakan penurunan tersebut


untuk sembarang n pada pembuktian sebagai berikut.
 
Sebutlah x  x1 , x 2 ,..., x n  dan y   y1 , y 2 ,..., y n 
Maka
2
 2   n n
 n 
= 2 xi y  2  xi yi 
2 2
y  2 x, y
2 2
2x j
i 1 j 1  i 1 
n n n n
=  xi2 y 2j + x 2j yi2 - 2 xi yi x j y j
i 1 j 1 i 1 j 1

n n
=  x
i 1 j 1
2
i y 2j  2 xi yi x j y j  x 2j yi2

98| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

=  xi y j  x j yi   0 . (Terbukti).
n n
2

i 1 j 1

3.3 Pertidaksamaan Segitiga

Pertidaksamaan segitiga berlaku juga untuk norm Euclid di


R n yaitu
     
x  y  x  y untuk semua x, y  R n .

   
Tanda sama berlaku jika dan hanya jika x  0 atau y  cx
dengan c  0 .
Bukti: Kembali kita melakukan bukti dengan mengkua-
dratkan kedua ruas yaitu kita perlu membuktikan bahwa

x y x  y  .
 2   2

Gunakan hubungan perkalian dalam (inner product) dan


norm untuk menghitung berikut :
 2            
x  y  x  y, x  y  x , x  x , y  y, x  y, y
       
 x , x  x , y  y, x  y, y

x  y .
2       
 x  x y  x y  y
2 2

 
Jika tanda sama dipenuhi, kita harus mempunyai x, y =
 
x y . Secara khusus pertidaksamaan Schwarz dipenuhi.
     
Jadi apakah x  0 atau y  cx . Substitusikan y  cx dalam

ANALISA REAL | 99
     
x , y = x y . Dengan c  y / x  0 .

Ketika kita menulis elemen dalam R n dalam notasi vektor,



kita menggunakan basis standard yaitu ei : 1  i  n dengan

ei sebagai vektor dengan nilai 1 pada posisi ke –i, sedangkan
 
0 pada koordinat yang lain. Suatu himpunan v1 ,..., vm  dalam
 
R n adalah ortonormal jika vi , v j   ij untuk i  i, j  m

dengan  ij  0 ketika i  j dan  ij  1 . Jika berlaku pula


   
bahwa v1 ,..., vm  merentang R n maka e1 ,..., en  dikatakan n
 
basis ortonormal . Secara khusus, e1 ,..., en merupakan basis

ortonormal untuk R n .

3.4 Konvergensi dan kelengkapan (completeness) di R n

Perhatikan bahwa selama ini kita membicarakan


konvergensi pada himpunan bilangan real R. Kita akan
memperluas definisi konvergen pada himpunan bilangan R
pada R n . Analoginya adalah bahwa tanda absolut berubah
menjadi tanda Euclidean norm.


Definisi 1. Suatu barisan titik pada R n ditulis sebagai xk 

konvergen ke suatu titik a jika untuk setiap   0 terdapat
suatu bilangan asli N  N ( ) sedemikian hingga
 
xk  a   untuk semua k  N .

100| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 
Dalam ini , kita tulis lim xk  a .
k 

Perhatikan bahwa kita dapat menurunkan definisi yang


serupa pada himpunan bilangan real tetapi harus lebih hati-
hati dalam menuliskan karena berlaku pada himpunan
bilangan R n .

Lemma 2.

Sebutlah xk  merupakan suatu barisan dalam R n . Maka
    
lim xk  a jika dan hanya jika lim xk  a  0 .
k  k 

Lemma 3. Suatu barisan xk  xk ,1 ,..., xk ,n  di R n konvergen



ke suatu titik a  a1 , a2 ,..., an  jika hanya jika setiap
 
koefisien konvergen. Ditulis lim xk  a jika hanya jika
k 

lim xk ,i  ai untuk setiap 1  i  n .


k 

Bukti : (pembuktikan pada arah ' ' )


 
Diketahui lim xk  a . Artinya diberikan   0 , diperoleh
k 

 
bilangan bulat N sedemikian hingga xk  a   untuk semua

k  N . Akibatnya untuk setiap 1  i  n dan semua k  N ,


berlaku
1/ 2
 n   
 ai    xk , j  a j
2
xk ,i   xk  a   .

 j 1 

ANALISA REAL | 101


Oleh karena itu lim xk ,i  ai untuk semua 1  i  n .
k 

(pembuktikan pada arah ' ' )


Diketahui bahwa setiap barisan koordinat berlaku
lim xk ,i  ai , setiap 1  i  n . Oleh karena itu diberikan
k 

  0 , gunakan  / n dalam definisi limit dan pilih N i


sedemikian besar sehingga berlaku

xk ,i  ai  untuk semua k  Ni .
n
Dengan menggunakan N  maxN i : 1  i  n untuk semua

n pertidaksamaan ini valid untuk k  N .


Oleh karena itu
1/ 2
   n 2
1/ 2
 n   2 
xk  a    xk ,i  ai      .
 i 1   i 1  n  
 
 
Jadi lim xk  a .
k 

Sebagaimana pada barisan bilangan real, kita akan mende-


finisikan barisan Cauchy dan completeness pada dimensi
yang lebih tinggi yaitu di R n

Definisi 4. Suatu barisan xk di R n merupakan barisan Cauchy

jika setiap   0 terdapat suatu bilangan bulat N sedemikian


hingga
 
xk  xl   untuk semua k , l  N .

102| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Suatu himpunan S  R n disebut lengkap (complete) jika


setiap barisan Cauchy sebagai titik-titik pada S konvergen ke
suatu titik di S.

Teorema 5. kelengkapan di R n (completeness theorem in R n )


Setiap barisan Cauchy di R n konvergen. Jadi R n lengkap
(complete).
Bukti :

Sebutlah xk di R n merupakan barisan Cauchy. Untuk
membuktikan, kita perlu membuktikan tiap komponen

barisan pada xk konvergen. Marilah kita tuliskan tiap elemen

xk yaitu xk = xk ,1 , xk , 2 ,..., xk ,n . Akan ditunjukkan tiap barisan


 

x  
k ,i k 1 merupakan barisan Cauchy untuk setiap 1  i  n .

Diketahui barisan Cauchy di R n konvergen. Artinya jika


diberikan   0 , kita memilih N sedemikian besar sehingga
 
xk  xl   untuk semua k , l  N .

Sehingga
 
xk ,i  xl ,i  xk  xl   untuk semua k , l  N .

Jadi x  
k ,i k 1 untuk 1  i  n . Karena sifat completeness

theorem berlaku, berarti setiap barisan tersebut punya limit


sebutlah lim xk ,i  ai untuk 1  i  n . Kemudian kita
k 

ANALISA REAL | 103


 
definisikan vektor a  R n oleh a  a1 ,..., an  . Dengan
Lemma 2, kita dapat memperoleh yang dikehendaki.

3.5 Subhimpunan tertutup dan terbuka


Perhatikan bahwa kata tertutup dan terbuka tidak
bermaksud seperti tertutup dan terbuka pintu. Himpunan
tertutup merupakan himpunan yang mempunyai semua titik
limit. Kita akan lihat definisi formal terlebih dahulu barulah
dengan contoh.


Definisi 6. Suatu titik x dikatakan titik limit dari suatu
 
subhimpunan A di R n jika suatu barisan a n n 1 dengan
  
an  A sedemikian hingga x  lim an . Suatu himpunan
n 

A  R n tertutup jika memuat semua titik limitnya.

Contoh 1.

(1) a, b  x  R : a  x  b merupakan himpunan tertutup.

(2)  dan R n keduanya tertutup.


(3) [0,) merupakan himpunan tertutup.
(4) 0,1 dan 0,1 bukan himpunan tertutup.

 

(5) x  R n : x  1 merupakan himpunan tertutup.

(6) x  R  1 tidak tertutup.


 n 
: x

104| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 
(7) ( x, y )  R 2 : xy  1 juga tertutup.
(8). Himpunan berhingga dari bilangan real tertutup di R.
Karena suatu himpunan tertutup mempunyai sifat yang sangat
berguna yaitu memuat semua titik limit-titik limitnya, maka
kita ingin mengkonstruksi himpunan tertutup dari himpunan
yang lain yang bersifat sedikit kurang bagus dari himpunan
tertutup yang ditunjukkan pada definisi berikut.

Definisi 7. Jika A  R n maka closure A yang disimbolkan A


yang memuat semua titik limit dalam A.

Membingungkan bukan?. Bagaimana dengan himpun-


an tertutup dan closure A ?. Perhatikan proposisi berikut.
Proposisi 8. Diketahui A  R n . Maka A sebagai himpunan

terkecil yang tertutup yang memuat A. Khususnya A  A .


(Catatan: pernyataan tersebut semakin membingungkan
bukan ?).

Bukti: Perhatikan untuk setiap a  A

Bagaimana tentang himpunan terbuka ?. Berikut contoh-


contohnya.

Contoh 2.

(1) a, b  x  R : a  x  b merupakan himpunan terbuka.

(2) Q dan R n keduanya terbuka.


(3) (0,) merupakan himpunan tertutup.

ANALISA REAL | 105


(4) 0,1 dan 0,1 tidak terbuka.
(5) Br (a ) terbuka.

  

(7) Br (a )  x  R n : x  a  r tidak terbuka.

 
(8) ( x, y )  R 2 : xy  1 terbuka.

(9). ( x,0)  R 2
: 0  x  1 tidak terbuka.

3.6 Compact Set dan Teorema Heine Borel

Definisi 9. Suatu subhimpunan A R n disebut kompak


 
(compact) jika setiap barisan titik (disimbolkan ak k 1 ) titik

pada A mempunyai suatu subbarisan yang konvergen a ki i1


 
artinya punya limit sebutlah lim aki  a di A.
i 

Dengan definisi ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa


setiap subbarisan di R yang tertutup dan terbatas merupakan
himpunan compact.

Latihan soal 3

Dari himpunan berikut ini manakah yang compact ?.


(a) x, y  R : 2 x  y  1
2 2 2

(b) x  R : 2  x  4
 n 

(c) (e cos x, e sin x) : x  0 ( x,0) : 0  x  1


x x

(d) (e cos  , e sin  ) : x  0, 0    2 


x x

106| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Daftar Pustaka

Davidson, K.R dan Donsig, A. P, 2010. Real Analysis and


Applications, Theory and Practice, Springer Science
+ Business Media, LLC 2010, Chapter 4.

ANALISA REAL | 107


108| Analisa Real dengan MATLAB
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB IV

LIMIT FUNGSI, BARISAN DAN DERET FUNGSI

4.1 Limit fungsi dan Fungsi kontinu

Sebagaimana yang dibicarakan pada Bab-bab


sebelum ini, maka kita sekarang akan membicarakan
tentang barisan fungsi dan deret fungsi.

Definisi 1. Definisi Limit fungsi (Davidson, dan Donsig,


2010)

Diketahui S  R n dan f suatu fungsi dari S into R m . Jika


a suatu titik limit dari S\{ a } (dibaca: himpunan S yang
tidak memuat himpunan yang beranggotakan a), maka
suatu titik v  R m adalah limit dari f pada a jika untuk
setiap   0 , terdapat suatu r > 0 sedemikian hingga

f (x)  v   bilamana 0  x  a  r dan x  S .

Ditulis lim f (x)  v .


x a

Catatan: Karena f memetakan S  R n ke R m maka hasil


m
pemetaan dapat berupa vektor di R .

ANALISA REAL |109


Secara geometris hal ini diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Limit untuk fungsi f : R  R

Perhatikan bahwa f(a) tidak perlu terdefinisi. Mengatakan

lim f (x)  v tidak menjelaskan apa-apa tentang f(a). Ingat


x a

kasus suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu interval


(a,b) dan c  (a, b) . Maka

lim f ( x)  L yang berarti untuk setiap   0 terdapat suatu


x c

r > 0 sedemikian hingga


|f(x)-L| <  untuk semua 0 < |x-  | < r.

110| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Definisi 2. Diketahui S  R n dan f suatu fungsi dari S


into R m . Kita mengatakan bahwa f kontinu pada suatu a
 S jika untuk setiap   0 , terdapat suatu r > 0
sedemikian hingga untuk setiap x  S dengan x  a  r

berlaku f (x)  f (a)   . Lebih jelas lagi, f kontinu pada S jika

f kontinu pada setiap titik a  S .


Jika f tidak kontinu pada a, kita mengatakan bahwa f
diskontinu pada a.
Kontinuitas dapat digambarkan kadang-kadang de-
ngan limit. Jika a bukan titik isolasi yaitu a suatu titik
limit dari S\{a} , maka masuk akal dan f kontinu
lim
x a
f (x)

pada a jika dan hanya jika lim f (x)  f (a) . Perhatikan


x a

bahwa jika a. suatu titik isolasi S, maka f selalu kontinu


pada a.

Contoh 1.

1
Diberikan f : R n \ {0}  R dalam bentuk f (x)  . Mari
x

kita tunjukkan bahwa fungsi ini kontinu pada domain yang


diberikan. Perhatikan untuk n=1 dan n=2 maka f (x) 
1
x

maka diilustrasikan pada Gambar 2a-2b.

ANALISA REAL |111


Gambar 2b. Ilustrasi
1 1 untuk
f (x)  
x x  y2
2

Gambar 2a. Ilustrasi f ( x)  1 x  R 2 \ {0}


|x|

untuk x  R \ {0} .

Untuk menunjukkan fungsi ini kontinu pada domain yang


diberikan, tetapkan terlebih dahulu suatu a  R n . Maka
Tanda norm pada
definisi diganti . | f (x)  f (a) | 1  1  a  x (a)
x a x a
dengan tanda absolut
disini karena hasil
pemetaan f di R

Tujuan kita adalah membuat selisih ini kecil dengan


mengontrol jarak x  a . Untuk mengestimasi bagian

pembilang , kita gunakan pertidaksamaan segitiga yaitu

112| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

x  a  x - a dan a  x  x - a . (b)

Persamaan (b) dikurangkan dan diabsolutkan , diperoleh

x  a  a  x - a  x  x - a   x - a . (c)

Kita perhatikan bagian pembilang x a . Karena a

adalah bilangan konstan positif maka tidak menjadi


masalah. Akan tetapi x harus dijaga jauh dari 0 . Dipilih

a  x  a / 2 maka x  a  a  x  a / 2 .

Hasil-hasil di atas digabung dan dengan memilih


r  a / 2 dan perhatikan sembarang x sedemikian hingga

x - a  r . Maka

a  x x-a 2r
| f (x)  f (a) |  2
 2
.
x a a /2 a

Untuk membuat pertidaksamaan tersebut lebih kecil dari

 , kita perlu r   a / 2 . Oleh karena itu | f (x)  f (a) |  ,


2

yang disertai dengan x - a  r  min a / 2,  a / 2 .  2



Hal ini menunjukkan bahwa f suatu fungsi kontinu.
Perhatikan bahwa fungsi menuju tak hingga untuk x
mendekati 0.

ANALISA REAL |113


1
Catatan: Perhatikan f (x)  untuk x  R \ {0} maka f
x

1
bermakna f ( x )  , Jika digambarkan kita mendapat-
|x|
1
kan Gambar 2a. Jika f (x)  untuk x  R 2 \ {0} maka f
x

1 1
bermakna f (x)   yang diilustrasikan
x x2  y2
pada Gambar 2b.

Contoh 2.

Suatu fungsi tidak perlu analitik (terdefinisi pada suatu


titik) agar kontinu. Akan tetapi perlu kehati-hatian dalam
 0 jika x  0
kasus berikut ini yaitu f ( x)   1 / x yang
 e jika x  0.
diilustrasikan pada Gambar 3.

0 jika x  0
Gambar 3. Ilustrasi f ( x)   1/ x
 e jika x  0.

114| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Untuk a < 0 dan   0 kita dapat menggunakan r  a .

Jika x  a  a maka x < 0 dan f ( x)  f (a) | 0  0 | 0   .

Oleh karena itu f kontinu di a.


Jika a > 0, r harus dicari dengan tepat untuk setiap 
sebagaimana pada contoh sebelum ini. Ekspresi e 1/ x
adalah fungsi komposisi dari g ( x)  e x dan h( x)  1 / x
sehinga f(x) =g(h(x)). Kita akan pelajari bahwa fungsi
komposisi dari fungsi kontinu merupakan fungsi kontinu .
Sekarang kita perhatikan untuk a = 0 secara
terpisah karena f punya beda definisi pada sebelah kiri 0
dan sebelah kanan 0. Kita tetapkan suatu   0.
Perhatikan bahwa e x merupakan fungsi naik sehingga
lim e x  0 . Oleh karena itu ada bilangan besar -N
x 

sedemikian hingga e  N   . Oleh karena itu jika


0 < x < 1/N berlaku -1/x < -N
sehingga
0  f ( x)  e 1 / x  e  N   .

Dengan mengambil r =1/N diperoleh

 0 jika  r  x  0
f ( x)  f (0)   1 / x
e jika 0  x  r.

ANALISA REAL |115


Karena 0 dan e 1/ x lebih kecil dari  , maka f kontinu di 0.
Sekarang kita akan membahas fungsi-fungsi yang secara
otomatis kontinu.

Definisi 3. Suatu fungsi f dari S  R n into R m dikatakan


fungsi Lipschitz jika terdapat suatu konstan C
sehingga berlaku

f (x)  f (y)  C x - y untuk semua x,y  S .

Konstan Lipschitz f adalah bilangan terkecil C sehingga


kondisi tersebut dipenuhi.

Proposisi 4. Setiap fungsi Lipschitz adalah fungsi kontinu.

Bukti: Diketahui f fungsi Lipschitz dengan konstan C.


Diberi   0 dan r =  / C . Maka jika x  y  r ,

f (x)  f (y)  C x - y  Cr   .

Oleh karena itu f fungsi kontinu.

Akibat 5. Setiap pemetaan linear A dari R n ke R m adalah


Lipschitz dan oleh karena itu kontinu.

Bukti: Ingat transformasi linear diberikan oleh suatu


 
matriks m x n sebutlah sebagai A = aij sehingga

116| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

T
n n 
Ax=  a1 j x j ,...,  a mj x j  .
 j 1 j 1 

Diketahui x  x1 , x2 ,..., xn  dan y   y1 , y 2 ,..., y n  , kita


T T

hitung
1/ 2
 m  n  
2

Ax  Ay  A(x  y)     aij x j  y j 


 .
 i 1 j 1 
   

Dengan menggunakan pertidaksamaan Schwarz diperoleh


2 2

 aij x j  y j    aij
n n n n

   aij
2 2
xj  yj xy .
2

j 1 j 1 j 1 j 1

1/ 2
 m n 
Dengan mendefinisikan C    aij
2
 diperoleh

 i 1 j 1 
1/ 2
 m n 2

Ax  Ay  A(x  y)    aij  xy .
 i 1 j 1 
 

Oleh karena pemetaan linear adalah Lipschitz, maka


kontinu.

Latihan soal 4.1

A. Gunakan definisi untuk membuktikan bahwa


lim x 2  4 .
x 2

ANALISA REAL |117


B. Diketahui f ( x)  x / sin x untuk 0 | x |  / 2 dan
f(0) =1. Tunjukkan bahwa f kontinu pada 0. Temu-
kan suatu r > 0 sehingga berlaku f ( x)  1  10 6

untuk semua |x|< r. petunjuk: gunakan pertidak-


samaan pada contoh-contoh.

C. Tunjukkan bahwa fungsi f berikut kontinu yaitu


 x  2n 2n  x  2n  1, n  Z
f ( x)  
2n  x 2n  1  x  2n, n  Z .

D. Buktikan bahwa f kontinu pada 0, y 0  dimana f

didefinisikan pada R 2 sebagai

1  xy 1 / x jika x  0
f ( x, y )  
 e y jika x  0.

E. Perhatikan suatu fungsi f didefinisikan pada R 2


yang didefinisikan sebagai
0 jika y  0 atau jika y  x 2

f ( x, y )    y 
 sin 2  jika 0  y  x 2 .
  x 
(a) Tunjukkan bahwa f tidak kontinu di titik pusat.
(b) Tunjukkan bahwa dengan membatasi f hanya
pada suatu garis lurus yang melalui 0 akan
kontinu.

118| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

F. Anggaplah bahwa f : Rn  R kontinu. Jika

terdapat x  R n dan C  R sehingga f(x) < C.


Kemudian buktikan bahwa terdapat r > 0 sedemikian
hingga untuk semua y  Br (x) , sehingga f(x) < C.

G. Anggap fungsi f, g, h merupakan pemetaan S  R n


into R memenuhi f (x)  g (x)  h(x) untuk x  S .
Anggap c adalah titik limit di S dan
lim f (x)  lim h(x)  L . Buktikan bahwa
xc xc

lim g (x)  L .
x c

H. Perhatikan suatu transformasi lineat A pada R 4 yang


1 1 1 1 
 
1 1  1 1  1
diberikan oleh matriks A 
2 1 1  1  1
 
1  1  1 1 

(a). Hitung konstan Lipschitz yang didefinisikan


pada Akibat 5.

(b). Tunjukkan bahwa Ax  x untuk setiap

x  R 4 . Hasilkan kesimpulan bahwa konstan


Lipschitz C yang optimal adalah 1. Petunjuk:

ANALISA REAL |119


kolom-kolom A membentuk basis ortonormal
untuk R 4 .

4.2 Fungsi diskontinu

Contoh 3.

Kita pernah mendefinsikan f pada R yaitu f(0) =1 dan f(x)


= 0 untuk semua x  0. Fungsi ini tidak kontinu
(diskontinu) pada 0 karena lim f ( x)  0  1  f (0) . Fungsi
x0

ini merupakan fungsi diskontinu paling sederhana. Kita


dapat membuang f(0) agar fungsi tersebut kontinu.

Contoh 4a.
Perhatikan fungsi Heaviside yang banyak digunakan di
teknik. Didefinisikan H pada R dengan H(x) = 0 untuk
semua x < 0 dan H(x) =1 untuk semua x  0 . Kita dapat
mengklaim bahwa lim H ( x) tidak ada. Anggap bahwa
x0

lim H ( x)  L . Artinya untuk sembarang   0 , tentu ada


x 0

r > 0 sedemikian hingga |H(x)-L|<  bilamana |x – 0| < r.


Definisikan   1 / 2 dan r sembarang bilangan positif.
Dengan menggunakan pertidaksamaan segitiga diperoleh
|H(r/2) – L | + |H(-r/2) – L|  |H(r/2) – H(-r/2) | = 1.

120| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1
Oleh karena itu max{ |H(r/2) – L |, |H(-r/2) – L| }  =.
2
Oleh karena itu limit tidak ada. Pada contoh ini kita tidak
dapat membuat suatu diskontinuitas seperti pada contoh 1.
Oleh karena itu kita cukup mendefinisikan suatu
limit f pada suatu kanan x atau juga limit f pada suatu kiri x.

Definisi 6. Limit f untuk x mendekati a dari kanan ada


dan sama dengan L jika untuk setiap   0 , terdapat suatu
r > 0 sehingga berlaku

|f(x) – L | <  untuk semua a < x < a + r.

Ditulis lim f ( x)  L . Limit dari kiri juga dapat didefinisikan


x a

secara serupa dan ditulis sebagai lim f ( x)  L .


x a

Ketika suatu fungsi f pada R mempunyai limit


yang berbeda dari kiri dan dari kanan a, kita mengatakan f
mempunyai diskontinuitas lompatan (jump discontinuity)
pada a. Suatu fungsi pada suatu interval dikatakan kontinu
sepotong (piecewise continuous) jika pada setiap subinterval
berhingga fungsi ini hanya mempunyai titik-titik berhingga
yang diskontinu (semuanya jump discon-tinuities).
Pembatasan H pada (  ,0 ) dan (0,  ) konstan
dan oleh karena itu kontinu. Apa yang terjadi pada a = 0

ANALISA REAL |121


adalah bahwa lim H ( x)  L  1  H (0) dan lim H ( x)  0 .
x 0 x 0

Jadi H menjadi piecewise continuous dengan jump


discontinuity pada 0.
Adanya definisi kontinu sepotong mengijinkan kita
pada definisi kontinu sepotong untuk tak hingga banyak
jump discontinuities. Tetapi kita tidak membicarakan hal
ini lebih lanjut.

Definisi 7. Limit suatu fungsi f(x) untuk x mendekati a


adalah   jika untuk setiap bilangan bulat positif N,
terdapat r > 0 sehingga

f(x) > N untuk semua 0 < |x – a| < r.

Ditulis lim f ( x)   . Kita mendefinisikan limit


x a

lim f ( x)   secara sama.


x a

Contoh 4b.
Kita ingat kembali Contoh 1 , diberikan f : R n \ {0}  R
1
dalam bentuk f (x)  . Didefinisikan f(0) = 0
x

1
menyebabkan f (x)  kontinu pada R n \ {0} . Akan
x

tetapi lim f (x)   .


xa

122| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Perhatikan, untuk setiap bilangan positif bulat N, dan


ambil r =1/N. Maka dengan mengambil 0  x  1 / N ,

kita mempunyai f (x) > N sebagaimana dikehendaki.


Pendefinisian f(0) = 0 tidak menyebabkan f kontinu.

Contoh 4c.

Perhatikan fungsi pada R 2 yang didefinisikan sebagai

 x2
 jika ( x, y )  (0,0)
f ( x, y )   x 2  y 2

 0 jika ( x, y )  (0,0).

Anda dapat mudah melihat bahwa f kontinu pada R 2 \(0,0) .


Akan tetapi pada titik pusat f bersifat buruk. Untuk
memahami hal ini, kita mengkonversi f pada koordinat
polar.
Perhatikan vektor (x,y)  (0,0) yang ditentukan

oleh panjang r  x 2  y 2 dan sudut  yang membuat

sumbu positif dan merupakan kelipatan 2 yaitu


x  r cos  dan y  r sin  . Sehingga

x2 r 2 cos 2 
f ( x, y)  2   cos 2  .
x y 2
r 2

ANALISA REAL |123


Perhatikan bahwa fungsi ini jika diilustrasikan merupakan
panah-panah dari titik pusat) pada suatu sudut tetap.
Sekalipun fungsi ini tetap terbatas, tetapi nilai f(x,y)
berosilasi diantara 0 dan 1 untuk (x,y) berputar pada
lingkaran. Jadi untuk setiap (r . 0) dan seriap bilangan L
 [0,1] terdapat (x,y)  Br ((0,0)) dengan f(x,y) = L.
Dengan mengubah nilai r, maka hasil tersebut tidak
berubah. Artinya tetap tidak ada limit f pada (0,0).

Contoh 5.
Fenomena yang sama dapat dilihat pada fungsi-fungsi
pada bilangan real, misalkan

 1
sin jika x  0
f ( x)   x

 0 jika x  0.

yang diilustrasikan pada


Gambar 4.

Gambar 4.

Jelas bahwa f(-x) = -f(x) . Untuk x   maka 1/x akan


secara monoton menuju 0. Karena sin    untuk nilai –
nilai kecil  . Fungsi kita merupakan kurva secara

124| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

asimtotik mendekat y=1/x untuk x mendekati   , yang


berarti lim | f ( x)  1 / x |  0 .
x 

Sebaliknya, untuk x menuju 0  , 1/x menuju   .


Perhatikan pula nilai fungsi bernilai dari 2k ke
1 1
2(k  1) untuk x mulai dari ke . Oleh
2k 2(k  1)
karena itu fungsi sin bernilai dari 0 hingga 1 turun menuju
-1 dan kembali ke 0. Hal ini terjadi tak berhingga banyak
kali ketika x mendekati 0. Oleh karena itu kurva berosilasi
sangat cepat naik dan turun diantara -1 dan 1. Oleh karena
itu tidak ada limit yang mungkin. Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 4.
Dengan penjelasan umum fungsi ini kontinu pada
R\{0} akan tetapi mempunyai sifat diskontinuitas yang
buruk pada 0. Kita perhatikan setiap nilai pada [-1, 1] ada
nilai limit pada beberapa subbarisan. Perhatikan bilangan t
= sin  . Sehingga

1
f ( x)  t jika dan hanya jika sin  sin 
x
1
jika dan hanya jika    2k atau ( -  )  2k , k  Z
x
1 1
jika dan hanya jika x  atau , k  Z.
  2k (   )  2k

ANALISA REAL |125


 1 
Khususnya, lim f    sin   t . Hal ini menun-
k 
   2k 
jukkan bahwa setiap titik (0,t) untuk t  1 berada pada

closure grafik f. Membingungkan bukan ?. Kita perlu


definisi closure (belum dituliskan sejauh ini).

Contoh 6.

Untuk sembarang subhimpunan A  R n , fungsi karak-


teristik A didefinisikan sebagai

 1 jika x  A
 A ( x)  
0 jika x  A .

Sifat  A (x) tergantung dari sifat himpunan A.

Kita ambil A adalah himpunan bilangan rasional


(disimbolkan Q) pada R. Fungsi  Q akan bernilai 0 dan 1

pada setiap interval buka, betapapun kecilnya, karena


himpunan-himpunan antara bilangan rasional dan tak
rasional keduanya padat (dense) pada garis. Istilah ini
mungkin perlu dipahami dari bahasa Inggris:

“That a set B is dense in a set A means that B  A and


that the smallest closed subset of A that contain B is A.

126| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Jadi untuk setiap a  R dan r > 0 terdapat suatu titik x


dengan |x –a| < r sedemikian hingga |f(x) –f(a) | = 1.
Fungsi ini tidak kontinu pada titik manapun.
Contoh berikut ini adalah contoh yang paling aneh.
Contoh 7.
 0 jika x Q

f ( x)   1 p .
jika x dengan FPB( p, q)  1 dan q  0

q q

Akan ditunjukkan bahwa fungsi ini akan kontinu pada


setiap bilangan irasional dan diskontinu pada setiap
bilangan rasional.
Akan ditunjukkan bahwa lim f ( x)  0 untuk setiap a  R .
x a

Diberikan   0 dan kita tetapkan M > |a| . Terdapat suatu


bilangan bulat N yang cukup besar 1/N <  .
Himpunan
p 
S   : 1  q  N , Mq  p  Mq \ {a}
q 
adalah berhingga dan oleh karena itu tertutup. Karena S '
terbuka dan a  S ' maka terdapat bilangan real r > 0,

sedemikian hingga Br (a)  S ' M , M  . Sekarang jika

x   M , M  tidak dalam S, maka x bisa bilangan

ANALISA REAL |127


irrasional sehingga f(x) = 0 atau x bilangan rasional p/q
dengan q > N sehingga f(x) <1/N <  . Oleh karena itu
|f(x) – 0 | = |f(x)| <  untuk |x – a | <  .
Hal ini menunjukkan bahwa lim f ( x)  0 .
x a

Untuk suatu bilangan irasional, lim f ( x)  0  f (a)


x a

dan juga f kontinu pada a. Untuk a merupakan suatu


bilangan rasional, sebutlah a = p/q (FPB(p,q)=1) maka
lim f ( x)  0  1 / q  f (a) sehingga titik singular f pada a
x a

dapat dibuang agar f kontinu. Yang mengejutkan adalah


bahwa f mempunyai titik limit pada setiap titik pada R,
oleh karena itu diskontinu pada himpunan yang padat
(dense).

Latihan soal 4.2


A. Tunjukkan bahwa f ( x)  x log x 2 untuk x  R \ {0}
mempunyai titik singular pada x = 0 yang dapat
dihapus.

4.3 Sifat-sifat Fungsi-fungsi kontinu

Kita akan memperkenalkan notasi topologi untuk


suatu fungsi yang didefinisikan pada suatu subhimpunan
di R n . Suatu subhimpunan V  S  R n terbuka di S atau

128| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

terbuka relatif (terhadap S) jika terdapat suatu himpunan


buka U pada R n sehingga U  S  V . Dengan kata lain a,
V terbuka di S jika untuk setiap v  V terdapat suatu   0
sehingga berlaku B (v)  S  V .

Teorema 8. Untuk setiap pemetaan f memetakan S  R n


into R m pernyataan berikut ekuivalen :
(1) f kontinu pada S.

(2) Untuk setiap barisan konvergen xk 1 dengan

lim x k  a dalam S, lim f (x k )  f (a) (sequential


x x

characterization of continuity)
(3) Untuk setiap himpunan terbuka U pada Rm .
Himpunan f 1 (U )  x  S : f (x)  U  terbuka dalam
S (topological characterization of continuity) .

Bukti: lihat referensi pada hal 77.

Teorema 9. Jika f dan g fungsi-fungsi yang mempunyai


domain yang sama S  R n into R m dan a sedemikian
hingga lim f (x)  u dan lim g (x)  v , maka
x a x a

(1) lim f (x)  lim g (x)  u  v


x a x a

(2) lim f (x)   u untuk setiap   R .


x a

ANALISA REAL |129


Jika daerah hasil pemetaan adalah R, katakanlah
lim f (x)  u dan lim g (x)  v maka
x a x a

(3) lim f (x) g (x)  uv dan


x a

f ( x) u
(4) lim  , dengan v  0 .
x a g ( x) v

Teorema 10. Jika f dan g fungsi-fungsi dengan domain


yang sama S  R n into R m yang kontinu di a  S dan
  R maka
(1) f + g kontinu di a
(2)  f kontinu di a
dan jika daerah hasil adalah R
(3) f g kontinu di a dan
(4) f/g kontinu di a dengan g(a)  0

Contoh 8. Diberikan fungsi f(x) = x kontinu pada a  R


karena lim f ( x)  lim x  a . Dari Teorema 10 no.2 ,
x a x a

perkalian fungsi ini kontinu. Demikian pula g ( x)  x 2 ,

h( x)  x 3 dan secara umum fungsi k ( x)  x n untuk


merupakan fungsi kontinu untuk setiap bilangan positif n .
Jika f adalah fungsi rasional yaitu f(x) = p(x)/q(x)
maka p dan q polinomial sehingga f kontinu untuk semua

130| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

a  R dengan q(a)  0 . Hal ini sesuai dengan Teorema 10


no. 4.
Berikut ini diperlukan pada subbab lebih lanjut.

4.3.1 Compactness dan Nilai Ekstrem

Istilah Compactness dari kata dasar compact.


Suatu himpunan dikatakan compact jika dan hanya jika
himpunan tersebut tertutup dan terbatas. Pada himpunan
bilangan R, misalkan I=(a,b) adalah suatu interval (himpunan)
titik-titik pada R dengan batas bawah a dan batas atas b.
Interval ini tidak tertutup. Jadi I tidak compact. Jelas
bahwa I=[a,b] merupakan himpunan compact pada R.
Pada kalkulus seringkali kita mendapat tugas untuk
mencari maksimum atau minimum atau jenis titik kritis
(ekstrem). Sekalipun fungsi tidak mempunyai differensial
dapat pula mempunyai nilai maksimum. Kita akan
perhatikan contoh berikut.

Contoh 9. Perhatikan f (x)  1 / 1  x  2


 untuk semua
x  R n . Fungsi ini terbatas ke atas sehingga supremum 0
= lim f (x) tidak pernah dicapai. Sedangkan fungsi
x 

g (x)  x tak terbatas dan jadi tidak dapat mencapai

ANALISA REAL |131


supremumnya. Hal ini dapat terjadi jika domain fungsi tak
terbatas.

Contoh 10.
Perhatikan fungsi f(x) =-x untuk x  (0,1]. Fungsi ini
terbatas ke-atas akan tetapi tidak mencapai supremumnya;
yaitu 0 = lim f ( x) karena titik limit (yaitu x=0) tidak
x 0

berada pada domain.


1
Secara sama, fungsi f ( x)  untuk x  (0,1] adalah tak
x
terbatas; jadi tidak mencapai supremumnya.
Kesulitan demikian dapat dihindari jika domain
compact sehingga sifat compact ini sangat bermanfaat.

Teorema 11.
Anggap C adalah subhimpunan compact di R n dan f
merupakan fungsi kontinu dari C into R m . Maka hasil
pemetaan f(C) juga compact.

Bukti: Diambil y k k 1 adalah barisan f(C). Kita harus


menemukan subbarisan konvergen ke suatu titik pada hasil


pemetaan. Pilih titik x k dalam C sehingga y k  f (x k ) .

Sekarang x k k 1 adalah barisan pada himpunan compact


C. Oleh karena itu terdapat subbarisan x  yang


ki

132| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

konvergen ke suatu titik c di C. Dengan menggunakan


sifat kontinu f diperoleh

i  i 

lim y k i  lim f (x k i )  f lim x k i  f (c) .
i 

Jadi y  konvergen ke f (c)  f (C) yang menunjukkan
ki

bahwa f (C ) compact.

Teorema 12. Teorema Nilai Ekstrem


Diberikan C adalah subhimpunan compact di R n
dan diambil f adalah fungsi kontinu dari C ke R. Oleh
karena itu terdapat suatu titik a dan b dalam C dimana
fungsi f bernilai maksimum dan minimum di C. Yaitu
f (a)  f (x)  f (b) untuk semua x  C .
Bukti: Karena C compact, menurut Teorema A maka f(C)
compact. Oleh karena itu C tertutup dan terbatas pada R.
Sifat terbatas ini menunjukkan bahwa
m  inf f (x) dan M  sup f (x)
xC xC

yang keduanya berhingga. Dari definisi supremum, M


merupakan titik limit f(C) Jadi f(C) tertutup dan
M  f (C ) . Hal ini berarti bahwa ada suatu titik b  C
sehingga f (b)  M . Secara saa, minimum dicapai pada
suatu titik a  C .

ANALISA REAL |133


Kita tidak akan bahas hal ini lebih lanjut karena yang lebih
kita bahas adalah limit dari barisan fungsi.

4.4 Limit Barisan fungsi (referensi, bab 8)

Definisi 13. Diberikan f k  barisan fungsi-fungsi dari

S  R n into R m . Barisan konvergen titik converges


pointwise (c.p) ke suatu fungsi f jika

lim f k ( x)  f ( x) untuk semua x  S .


k 

Contoh 11.

Didefinisikan fungsi kontinu linear sepotong-sepotong


(piecewise linear continuous functions f k pada [0,1] yang

1  2 
menghubungkan dari titik (0,0),  , k  ,  ,0  dan (1,0)
k  k 
dengan garis lurus, sebutlah
 1
 k x
2
untuk 0 x
k

2  1 2
f k ( x)  k 2   x  untuk x
 k  k k
 0 untuk
2
 x  1.
 k

134| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Untuk selanjutnya, kita akan menggunakan singkatan (c.p)


untuk menyebutkan konvergen titik (converges pointwise).
Barisan pada contoh tersebut adalah c.p ke fungsi 0 , yaitu
lim f k ( x)  0 untuk semua 0  x  1 .
k 

Gambar 5. Ilustrasi f k dan f k 1 .

Perhatikan bahwa pada x = 0 maka kita juga mempunyai


f k ( x)  0 untuk k  1 ; dan jika x > 0, maka terdapat

bilangan bulat N sehingga x  2 / N . Jadi dengan memilih


k  N dipunyai f k ( x)  0 . Oleh karena itu pada setiap
titik, nilai fungsi konstan. Perhatikan bahwa untuk x yang
semakin mendekati 0, maka haruslah semakin besar
pemilihan N .
Hasil limit adalah fungsi kontinu. Akan tetapi limit
dari barisan fungsi yang diintegralkan tidak sama dengan
integral dari hasil limit.

ANALISA REAL |135


Artinya :
1 1 1
lim  f k ( x)dx  1  0   lim f k ( x) dx   0 dx .
k  k 
0 0 0

Perhatikan bahwa menghitung intergral pada ruas kiri


adalah menghitung luas yang dibatasi oleh segitiga dengan
alas 2/k dan tinggi k sehingga luasnya adalah 1 untuk
semua k.
Notasi konvergen yang lain adalah konvergen sera-
gam (uniform convergence). Artinya konvergen pada selu-
ruh domain S. Untuk mendefinsikan hal ini kita perlu meng-
gunakan notasi konvergen c.p pada semua titik pada S.
Suatu barisan  f k  c.p ke f jika jika untuk setiap x  S

dan   0 terdapat suatu bilangan bulat N sehingga

f k (x)  f (x)   untuk semua k  N .

Pada kasus ini, N tergantung pada kedua nilai  dan pada


nilai x (Perhatikan bagaimana kita memilih N yang
berbeda untuk x yang berbeda x  0,1 pada contoh 10).
Konvergen seragam (untuk selanjutnya disingkat c.u)
menuntut bahwa pemilihan ini tergantung hanya  ; yang
berarti memerlukan N yang sama untuk semua nilai x
dalam S.

136| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Definisi 14. Diberikan  f k  adalah suatu barisan fungsi


dari S  R n into R m . Barisan ini konvergen seragam pada
suatu fungsi f jika untuk setiap   0 , terdapat suatu
bilangan bulat N sedemikian hingga

f k (x)  f (x)   untuk semua x  S dan k  N .

Jelas bahwa fungsi yang konvergen seragam akan


konvergen uniform tetapi tidak sebaliknya.
Kita akan melihat dari contoh bahwa ketika K
merupakan subhimpunan yang compact R n kita dapat
mendefinisikan suatu norm pada ruang C(K) (dibaca:
ruang fungsi-fungsi real yang kontinu pada domain K)
adalah
f 
 sup f (x) .
xK

Hal ini terdefinsi karena teorema nilai ekstrem bahwa


supremum ini berhingga.
Ketika S merupakan subhimpunan R n yang tidak
compact terdapat fungsi-fungsi takterbatas kontinu di S.
Kita akan membatas pembicaraan kita pada subruang
Cb (S ) yang terdiri dari semua fungsi-fungsi kontinu yang
terbatas dari S ke R. Sehingga dengan cara yang sama,
supremum menjadi suatu norm. Secara sama, kita dapat

ANALISA REAL |137


menyatakan fungsi-fungsi kontinu terbatas dengan nilai
ada di R m . Ruang ini disimbolkan oleh Cb ( S , R m ) dan
mempunyai norm
f 
 sup f (x) ,
xK 2

dimana . 2 adalah norm Eulide di R m . Sekarang kita

mempunyai teorema berikut.

Teorema 15. Diberikan S  R n dan suatu barisan fungsi


f k  
dalam C S , R m  , f  k konvergen seragam ke-f

jikadan hanya jika f k  f  Cb (S , R m ) untuk semua k


cukup besar dan
lim f k  f 
 0.
k 

Perhatikan bahwa diskusi sebelum ini dapat membantu


memahami pernyataan tersebut. Pernyataan f k (x)  f (x)  

untuk semua x  S ekuivalen dengan mengatakan bahwa


fk  f terbatas dan fk  f 
  . Sebagaimana pada

contoh 10, maksimum f k terjadi pada 1/k dengan f k ( 1k )  k

sehingga fk  f 
 k . Hal ini tidak konvergen ke 0.

Oleh karena itu f k tidak konvergen seragam ke fungsi 0


(atau fungsi terbatas yang lain).

138| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Contoh 12a. Perhatikan f k ( x)  x k untuk x  0,1. Akan


mudah dicek bahwa

0 untuk 0  x  1
lim f k ( x)  lim x k  
k  k 
 1 untuk x  1.

Limitnya adalah c.p yaitu fungsi karakterisitik  [1] . Fungsi

f k m erupakan fungsi polinomial dan oleh karena itu tidak


hanya kontinu tetapi juga halus (smooth: artinya mempunyai
derivatif) sedangkan limit fungsi mempunyai diskonti-
nuitas pada titik x =1.
Untuk setiap k  1, kita punyai f k (1)  1 , sehingga

f k   [1]  sup x k  0  1.
0 x 1

Jadi f k tidak konvergen seragam dalam norm. Jelas hal


ini kontradiksi dengan definisi. Dengan mengambil
  1 / 2 , untuk setiap k, ambilah xk  2 1 / 2k . Maka

f k xk    [1] xk  


1
 .
2

Oleh karena itu tidak ada bilangan bulat N yang


memenuhi.

ANALISA REAL |139


Contoh 12b.

Perhatikan fungsi f n pada 0,   yang diberikan oleh

1
f n ( x)  sin nx .
n

Kita dapat mengilustrasikan f n untuk beberapa n yang


ditunjukkan pada Gambar 6. Kita akan menyelidiki
bagaimana dengan barisan derivatifnya.

1
Gambar 6. Ilustrasi f n ( x)  sin nx untuk n=1, n=4, dan n =13.
n

140| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

1
Lagipula f n 
 sup sin nx  . Jadi barisan ini c.u ke 0.
0 x  n
Jika   0 kita dapat memilih N cukup besar sehingga
1
  . Jadi untuk sembarang n  N ,
N
1 1
f n ( x)  0  sin nx    untuk semua 0  x   .
n N
Barisan ini tidak bersifat baik untuk derivatifnya (sekalipun
derivatif ada sehingga f dikatakan smooth), yaitu
f n' ( x)  cos nx .

Oleh karena itu lim f n' (0)  lim 1  1  0  f ' (0) dan
n n

lim f 'n ( )  lim (1) n tidak ada.


n n

Jelas bahwa limit fungsi ini tidak ada pada titik manapun
di 0,   kecuali di 0.
Contoh tersebut memberikan penjelasan untuk
fungasi yang halus (smooth) yang berosilasi naik dan turun
dengan cepat akan konvergen pada fungsi yang bagus
tetapi derivative tidak ada.

ANALISA REAL |141


Latihan soal 4.3
(catatan: c.p: convergent pointwise, c.u: convergent
uniform)
A. Diberikan f n ( x)  xne  n x untuk semua x  0 dan

n  1 . Tunjukkan bahwa  f n  c.p ke 0 pada interval


[0, ) tetapi tidak c.u.


B. Diberikan f n ( x)  nx 1  x 2 
n
pada [0,1] untuk n  1 .

Tentukan lim f n ( x) . Apakah c.u ? Petunjuk: ingat


n 

h
bahwa lim (1  ) n  e h .
n  n

C. Untuk barisan fungsi pada latihan A dan B banding-


kan antara limit dari integral-integral dan integral dari
limit. Apa penjelasan anda.
x
D. Apakah barisan f n ( x)  merupakan c.u di R ?.
1  nx 2

arctan(nx)
E. Tunjukkan bahwa f n ( x)  , n  1 merupa-
n
kan c.u di R.

F. Tunjukkan bahwa f n ( x)  n sin( x / n) c.u pada [-M,M]


untuk sembarang bilangan berhingga M tetapi tidak
c.u di semua R.

142| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

x 2n
G. Tentukan semua interval sehingga f n ( x)  ,
n  x 2n
n  1 merupakan barisan c.u.

H. Anggap bahwa f n : [0,1]  R adalah barisan fungsi-

fungsi C 1 (fungsi-fungsi dengan derivative yang


kontinu) yang konvergen c.p ke suatu fungsi f. Jika

terdapat suatu konstan M sehingga f n'  M untuk


semua n maka buktikan bahwa  f n  c.u ke f.

I. Buktikan teorema Dini : Jika f dan f n fungsi-fungsi

kontinu pada [a,b] sehingga f n  f n1 untuk semua

n  1 dan  f n  c.p ke f, maka  f n  c.u ke f.

Petunjuk: Bekerjalah dengan gn  f  fn yang


menurun ke 0. Tunjukkan bahwa untuk sembarang
titik x 0 dan  > 0, terdapat suatu bilangan bulat N dan

suatu bilangan positif r > 0 sehingga g N (x)   pada

 x0  r , x0  r  . Jika konvergensi tidak seragam ,

sebutlah gn 
 d  0 dan temukan x n sehingga

lim g n ( xn )  d . Perolehlah kontradiksi,

ANALISA REAL |143


J. (a) Tunjukkan bahwa f : R  R adalah konvergen
seragam. Diberikan f n ( x)  f ( x  1 / n) . Buktikan

bahwa f n (x) c.u ke f di R.


(b) Apakah hal ini juga akan tetap benar jika f hanya
kontinu?. Buktikan atau perlu contoh penyang-
kalan.

x
xx
K. Untuk nilai x  1 yang mana sehingga ekspresi x
bermakna ?.

Petunjuk : Definisikan f1 ( x)  x dan f n1 ( x)  x f n ( x )

untuk n  1 . Maka

(a) Tunjukkan bahwa f n1 ( x)  f n ( x) untuk semua

n 1 .

(b) Jika L( x)  lim f n ( x) ada, tentukan batas atas


n 

optimal untuk x dan L.

(c) Dengan nilai–nilai x ini, tunjukkan dengan


induksi bahwa f n (x) terbatas ke-atas oleh e

untuk semua n  1 . Apa yang dapat anda


simpulkan ?.

(d) Apa yang terjadi jika x besar ?.

144| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

4.5 Konvergen seragam dan Kontinuitas

Hal positif yang dapat kita simpulkan ialah bahwa


konvergen seragam menjamin kontinuitas dan juga hampir
selalu merupakan notasi yang benar untuk konvergensi
fungsi-fungsi kotinu.

Teorema 16. Diambil f k  adalah barisan fungsi-fungsi

kontinu yang memetakkan suatu subhimpunan S  R n


into R m yang c.u ke f. Maka f kontinu.
Bukti: Tetapkan suatu a  S dan   0 . Kita harus
mengatur f (x)  f (a) hanya dengan mengatur batas

untuk x  a . Untuk tiba pada hal ini, kita menggunakan

pendekatan dari sifat  f k  kontinu dan hitung

f (x)  f (a)  f (x)  f k (x)  f k (x)  f k (a)  f k (a)  f (a)


 f (x)  f k (x)  f k (x)  f k (a)  f k (a)  f (a) . (*)

Perhatikan bahwa suku pertama dan suku ketiga


dapat diatur dengan
f (x)  f k (x)  f k  f 
untuk semua x  S termasuk

x  a . Suku kedua (tengah pada persamaan (*)) dapat


diatur dengan menggunakan sifat kontinuitas f k . Persisnya
adalah bahwa pilih dulu N sedemikian besar sehingga

ANALISA REAL |145



fN  f 
 .
3

Dengan menggunakan kontinuitas fN pada a, pilih


bilangan positif r > 0, sehingga


f N (x)  f N (a)  untuk semua x  a  r .
3

Jadi untuk semua x  S dengan x  a  r diperoleh

f (x)  f (a)

 f (x)  f N (x)  f N (x)  f N (a)  f N (a)  f (a)

  
< + + =.
3 3 3

Jadi f kontinu.

4.6 . Teorema Kelengkapan untuk C ( K , R m )


(Completeness Theorem)
Jika K  Rn merupakan himpunan compact, ruang
C ( K , R m ) (dibaca ruang untuk semua fungsi kontinu di

R m dengan domain K) dengan sup norm adalah lengkap


(complete).

146| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Catatan: ingat bahwa notasi complete artinya barisan di


dalamnya mempunyai limit (atau barisan itu barisan
Cauchy).
Bukti: Suatu barisan  f k  dalam C ( K , R m ) dalam barisan

Cauchy untuk sup norm jika untuk setiap   0 terdapat


suatu bilangan bulat N sehingga
f k  f l   untuk semua k , l  N .

Kita harus menunjukkan bahwa setiap barisan Cauchy


mempunyai limit(c.u) di C ( K , R m ) .
Pertama-tama perhatikan bahwa sembarang titik
x  K . Dengan menggunakan . sebagai norm Euclid di

R m dipunyai
fk  fl  fk  fl    untuk semua k , l  N .

Oleh karena itu barisan  f k x k 1 barisan Cauchy dari


bilangan real. Karena R m lengkap(complete) (lihat bab


topologi) maka barisan ini juga c.p yaitu sebutlah
f ( x) : lim f n x .
n

Hal ini perlu ditunjukkan c.u. Dengan menggunakan 


dan N, diperoleh
f (x)  f m (x)  lim f n  f m (x)    untuk semua m  N .
n

ANALISA REAL |147


Karena hal ini memenuhi untuk semua x  K , maka dapat
disimpulkan
f  fn   .

Oleh karena itu c.u.


Dari teorema 11, maka barisan fngsi fungsi yang
c.u ke f maka f juga kontinu. Artinya juga f anggota
 
C K , R m . Hal ini dapat disimpulkan sehingga C K , R m  
complete (jelasnya: C K , R m   memuat barisan Cauchy
yang kontinu yang konvergen ke suatu fungsi kontinu ).
Kita telah menggunakan sifat K compact secara
implicit (tidak langsung) karena kita telah mengasumsikan
bahwa f n  f m (x)  ada/terdefinisi.

Latihan soal 4.4

1. Tentukan limit dari barisan fungsi berikut. Tentukan


interval konvergensi dimana barisan menjadi c.u dan
pada interval lain yang tidak c.u. Jelaskan.
n n
 x 1 nx
(a). f n ( x)       (b). g n ( x)  .
2  x 2  5nx

n x
2. Tunjukkan bahwa hn ( x)  c.u pada [0, N]
4n  x
untuk sembarang N   tetapi tidak c.u di [0,  ).

148| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

3. Perhatikan suatu barisan fungsi kontinu f n : (0,1)  R .

Anggap terdapat suatu fungsi f : (0,1)  R sehingga

pada 0 < a < b < 1 , f n c.u ke f pada [a,b]. Buktikan


bahwa f kontinu pada (0,1).

4. Diberikan bahwa  f n  dan g n  barisan fungsi-fungsi

kontinu pada [a,b]. Anggap bahwa f n  c.u ke f dan

g n  c.u ke g pada [a,b]. Buktikan bahwa  f n g n  c.u


kef g pada [a,b].

5. Anggap bahwa  f k  c.u ke f pada suatu sbuhimpunan


compact K di R n dan g k  c.u ke g yang kontinu di K

sehingga g(x)  0 untuk semua x  K . Buktikan bahwa


f k ( x) / g k ( x) terdefinisi dimana-mana untuk k yang
besar dan c.u ke f/g di K.

6. Diberikan f n ( x)  arctan(nx) / n

(a) Tentukan f ( x)  lim f n ( x) dan tunjukkan bahwa


n 

 f n c.u ke f di R.
(b) Hitung lim f n' ( x) dan bandingkan dengan f ‟(x) .
n 

(c) Kemanakah f n' ( x) c.u (apakah titik limit c.u dari

f n' ( x) ) ?.

ANALISA REAL |149


7. Anggap bahwa fungsi f k terdefinisi di R n c.u ke f.

Anggap bahwa setiap f k terbatas, sebutlah oleh Ak

(artinya : f n  Ak ). Buktikan bahwa f terbatas.

8. Anggap bahwa f n di C[0,1] yang mempnyai konstan

Lipschitz L. Tunjukkan bahwa jika f n (x) c.p ke f maka

f n (x) juga c.u dan f adalah Lipschitz dengan konstan


juga L.

9. Berikan contoh suatu barisan fungsi diskontinu f n yang


c.u ke suatu fungsi kontinu.

10. Diberikan suatu ruang norm vektor yang complete.

(a) Sebut f n  barisan Cauchy dlam C([a,b], V).

Tunjukan bahwa untuk setiap x  a, b,  f n (x)


adalah Cauchy dan sehingga definsikan limit c.p-
nya yaitu f ( x)  lim f n ( x) .
n 

(b) Buktikan bahwa  f n (x) c.u. Petunjuk: gunakan


criteria Cauchy untuk memperoleh batas untuk
f n ( x)  f ( x) yang tidak tergantung x.

(c). Buktikan bahwa f kontinu dan peroleh kesimpulan


bahwa C([a,b], V) complete.

150| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

4.7 Konvergen seragam pada Integral

Teorema 17. Konvergensi integral

Diberikan f n  suatu barisan fungsi-fungsi kontinu pada

interval tertutup [a,b] c.u ke f dan suatu c  [a, b] . Maka


fungsi-fungsi
x
Fn ( x)   f n (t )dt untuk n  1
c

x
c.u di [a,b] pada suatu fungsi F ( x)   f (t )dt .
c

Bukti :
x
Fn ( x)  F ( x)  f
c
n (t )  f (t ) dt

x x
  f n (t )  f (t ) dt   f n  f  dt
c c

 x  c fn  f   (b  a) f n  f  .

Batas atas tidak tergantung pada x. Oleh karena itu


Fn  F 
 (b  a) f n  f  .

Karena  f n  c.u ke f , maka

lim Fn  F 
 (b  a) f n  f   0.
n

ANALISA REAL |151


Beberapa penjelasan pada buku refrensi tidak penulis tulis
untuk mempersingkat waktu. Penulis hanya mengambil
beberapa yang dianggap lebih perlu pada pembahasan
lebih lanjut.

4.7.1 Aturan Leibniz



Anggap bahwa f(x,t) dan f ( x, t ) fungsi-fungsi kontinu
x
pada [a,b] x[c,d]. Maka fungsi F(x) pada [a,b] diberikan
d
oleh F ( x)   f ( x, t )dt terdifferensial dan
c


d
F ' ( x)   f ( x, t )dt .
c
x

Bukti: hal 152

Penulis tertarik pada contoh berikut karena penulis pernah


melihat tipe soal ini dalam suatu olimpiade matematika
mahasiswa.

Contoh 13.


 e dx 
x
2
Kita tunjukkan bahwa integral tak tentu .
0
2
u
Diketahui bahwa g (u )   e  x dx tidak dapat diekspresikan
2

dalam bentuk tertutup (bentuk standart dalam menuliskan

152| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

hasil integral). Akan tetapi bentuk integral tentu dapat


dihitung dengan berbagai cara. Kita akan menggunakan
aturan Leibniz. Beberapa langkah awal akan sangat
mengganggu tapi selanjutnya dapat diikuti. Sebelum mulai
menghitung, perhatikan bahwa e  x fungsi positif dan
2

g(u) fungsi monoton naik. Untuk membuktikan limit ada


untuk u menuju   , cukup menunjukkan bahwa g
terbatas. Selain itu jelas bahwa e  x  1 untuk semua x
2

dan e  x  e  x untuk x  1 . Sehingga


2

u 1 u
g (u )   e  x dx   1 ds   e  s ds  1  (e  e u )  1  e.
2

0 0 1

e
 x2
Sebagai konsekuensi, dx terdefinisi dan berhingga.
0

e  x (1t )
1 2

Perhatikan F ( x)   dt dan
0 1 t
2

1
1 
F (0)   dt  arctan t 0  .
1

0 1 t
2
4

e  x (1t )
2

Fungsi yang diintegral (integrand) f ( x, t ) 


1 t 2
merupakan fungsi kontinu pada [0,  ] x[0,1]. Kita
definisikan f x (t )  f ( x, t ) dan perhatikan bahwa
0  f x (t )  e  x . Oleh karena itu f x c.u ke 0 di [0,1] untuk
x   . Dengan teorema konvergensi integral (Teo.12)
disimpulkan

ANALISA REAL |153


1 1
lim f ( x)   lim f x (t ) dt   0 dt  0 .
x  x 
0 0

Dengan menggunakan aturan Leibniz untuk menghitung

  e  x (1t ) 
1 2

F ' ( x)    dt 
0
x  1  t 2 

1 2

e  x (1t )  (1  t 2 )  1

0 dt  e  x  e  xt dt .
2

1 t 2
0

Dengan membuat substitusi variabel s  xt (dengan x


dijaga tetap/sebagai parameter) untuk memperoleh

ex ex
 x .
x 2


x
F ' ( x )  e ds   g
0 x x

Kita akan menghubungkan F(0) pada integral tak tentu


untuk menghitung

 ex
 x  dx .
n n
 lim F (0)  F (n)  lim   F ' ( x)dx  lim  g
4 n  n  n 
0 0 x

Substitusikan s  x . Dengan Teorema Fundamental

Calculus bagian 1, maka g ' ( s)  e  x . Oleh karena itu


2

2
 n n
 2  n
 lim  2e  x2
g ( s)ds  lim  2 g ' ( s) g ( s)ds  lim g ( s)    e  x dx 
2
n  n  n 
4 0 0
0
0 

Dengan mengakarkan maka terbukti yang dikehendaki.

154| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Latihan soal 4.5

 
1
A. Untuk x   1,1
1 / 2
ambil F ( x)   x 1  x 2 y 2 dy .
0

Tunjukkan bahwa F ' ( x)  1  x 2  1 / 2


dan tunjukkan
bahwa F ( x)  arcsin( x).

B. Untuk n  1 didefinisikan fungsi f n pada [0,  ) oleh

 e  x untuk 0  x  n,

f n ( x)  e 2 n (e n  n  x) untuk n  x  n  en
 0 untuk x  n  e n .

(a) Tentukan limit titik (c.p) f dari  f n . Tunjukkan


bahwa konvergensinya juga c.u pada [0,  ).

 
(b) Hitung  f ( x)dx
0
dan lim  f n ( x)dx .
n 
0

(c) Mengapa hal ini tidak kontradiksi dengan Teorema


12 ?.

C. Anggap bahwa g  C[0,1] dan  f n  suatu barisan di


C[0,1] yang c.u ke f. Buktikan bahwa
1 1
lim  f n ( x) g ( x)dx   f ( x) g ( x)dx.
n 
0 0

ANALISA REAL |155



sin nx
D. Carilah lim  dx . Petunjuk : tentukan limit dari
n  nx
0

intergral pada interval  ,   dan tentukan pula


limitnya pada interval selain itu.


sin xt
E. Didefinisikan f ( x)   dt
0
t

(a) Buktikan bahwa integral ini terdefinisi.


(b) Hitung f „(x) secara eksplisit .
(c) Buktikan bahwa f „ juga kontinu pada x = 0 .
F. Didefinisikan fungsi Bessel J 0 oleh
1
1 cos( xt )
J0 
 
1 1 t 2
dt . Buktikan bahwa J 0 memenuhi

persamaan diferensial y” + y‟/x + y = 0, yaitu


J 0' '  J 0' / x  J 0 = 0.

G. Anggap bahwa f  C 2 [0,1] sedemikian hingga

f ' ' ( x)  bf ' ( x)  cf ( x)  0 , f(0) = 0 dan f ‟(0) =1.


Ambil d(x) fngsi kontinu pada [0,1] dan definisikan
x
g ( x)   f ( x  t )d (t ) dt . Buktikan bahwa g(0) =
0

g‟(0) = 0 dan g ' ' ( x)  bg ' ( x)  cg ( x)  d ( x) .

156| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

4.8 Deret fungsi-fungsi

Materi ini juga sangat sering muncul dalam soal-


soal olimpiade mahasiswa. Oleh karena itu penulis
menuliskan dasar teori dan beberapa contoh tentang hal
itu. Sebagaimana pada barisan, kita akan menyelidiki
bagaimana deret fungsi konvergen dan bagaimana
mendapatkan hasil limitnya jika ada.
Kita mendefinisikan deret fungsi-fungsi yang ditulis

dalam bentuk f
n 1
n ( x) . Untuk mencari konvergensinya,

kita hanya perlu mempelajari jumlah parsialnya yaitu


k 


n 1
f n ( x) . Jadi kita mengatakan f
n 1
n ( x) konvergen titik

(c.p) (atau c.u) jika jumlah parsialnya adalah c.p (atau c.u).

sin(nx)
Contoh 14. Perhatikan deret fungsi n 1 n2
. Untuk

melihat bahwa jumlah parsialnya konvergen, perhatikan


bahwa jika k  1, maka
k l k k
1
 f n ( x)   f n ( x) 
n 1 n 1

n l 1
f n ( x)  
n l 1 n
2
.


1
Karena n
n 1
2
merupakan deret bilangan yang konvergen

(dengan test banding) maka kita dapat menyimpulkan

ANALISA REAL |157


deret sebelah kiri konvergen (deret yang lebih kecil. Akan
tetapi dapat pula dengan menggunakan kriteria Cauchy
menunjukkan bahwa untuk sembarang   0 terdapat

1
suatu bilangan bulat N sehingga l , k  N maka n
n 1
2
 .

Jadi untuk l , k  N
k l

 f n ( x)   f n ( x)   .
n 1 n 1

Contoh 15. Sebaliknya, barisan f n pada interval [0,1]

dengan f n   ( 0,1 / n ) . Untuk sembarang x dalam [1/(n + 1),

1/n) , nilai-nilai f n1 ( x) , f n 2 ( x) ,… semuanya 0 dan nilai-

nilai f1 ( x),..., f n ( x) semuanya bernilai 1 . Oleh karena itu


k
1 1
f
k 0
k ( x)  n untuk
n 1
x .
n

k
Jadi deret f
k 0
k ( x) konvergen pada setiap titik pada [0,1]

tetapi tidak c.u, karena untuk setiap k > l (bukan satu


tetapi „el‟), kita mempunyai
k l

 f n ( x)   f n ( x)  f l 1 ( x)  1 untuk semua
n 1 n 1

x  0,1 /(l  1) .

158| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Contoh 16.
Deret fungsi yang paling sering muncul adalah deret
pangkat. Deret ini berbentuk:

a x
n 1
n
n
 a0  a1 x  a2 x 2  a3 x3  ... .

Kita akan memperhatikan dengan detail deret ini. Untuk



permulaan, perhatikan deret x
n 0
n
/ n ! . Untuk setiap

bilangan x  R dapat digunakan tes rasio yaitu


u n1 x n1 /( n  1)! x
lim  lim  lim  0.
n  u n  n
x / n! n  n  1
n

Sehingga deret mula-mula c.p untuk x  R . Pada teorema


lebih lanjut akan ditunjukkkan bahwa deret tersebut juga
akan c.u pada setiap interval [-A,A].

Teorema 17. Diketahui  f k  suatu barisan fungsi-fungsi



kontinu pada himpunan S  R n into R m . Jika f
n 0
k ( x)

c.u maka limitnya kontinu.

Definisi 18. Diberikan S  R n . Kita mengatakan bahwa


suatu deret fungsi f k  dari S ke R m adalah Cauchy

seragam (C.u) jika untuk setiap  > 0, terdapat suatu


bilangan N > 0, sedemikian hingga

ANALISA REAL |159


l

 f ( x)
i  k 1
i   ketika x  S dan l  k  N .

Ingat bahwa pada barisan bilangan real konvergen jika dan


hanya jika barisan tersebut Cauchy. Hal ini dapat
dimodifikasi untuk deret fungsi berkut ini.

Teorema 19. Deret fungsi c.u jka dan hanya jika C.u
(Cauchy uniformly)

Bukti : Sebutlah f k adalah julah yang ke-k. Jika f k c.u ke

f, maka untuk setiap  > 0, terdapat suatu N  N


(himpunan bilangan asli) sedemikian hingga f k  f   / 2

untuk semua k  N . Jika l  k  N ,

 
fk  fl  fk  f  f  fl   .
2 2

Jadi terbukti c.u. .

Terdapat beberapa tes konvergensi yang sangat


berguna untk menguji konvergensi suatu deret fungsi.

4.8.1 Tes deret fungsi

Teorema 20. TesWeierstrass M (disingkat M-test)


Anggap bahwa a k (x) adalah deret fungsi-fungsi

pada S  R n into R m . M k  adalah barisan bilangan real

160| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

dan terdapat suatu N sehingga untuk semua k  N dan


untuk semua x  S ,

ak 
 sup ak ( x)  M k .
xS

 
Jika  M k konvergen, maka terdapat deret
k 1
a
k 1
k ( x)

konvergen seragam pada S.

Bukti:
Untuk setiap x  S , barisan ak (x) adalah barisan
bilangan real yang konvergen absolut, karena

  N 

 k 1
a k ( x)   a k
k 1
  ak
k 1

 M
k  N 1
k  .


Jadi jumlahannya ada. Definisikan f ( x)   a k ( x) , maka
k 1

untuk setiap x  S ,
l    
f ( x)   a k ( x)   a k ( x)   a k ( x)   ak 
 M k
k 1 k l 1 k l 1 k l 1 k l 1

Untuk semua l („ini‟el‟ lho) dengan l  N . Batas ini tidak


tergantung pada x. Jadi

ANALISA REAL |161


l 
lim f   a k  lim M k  0.
l  l 
k 1  k l 1

Jadi deret c.u ke f.



Contoh 17. Perhatikan deret geometri  ( x
n 0
2 n
) . Rasio

suku-suku yang berturutan pada deret ini pada suatu titik x


adalah
u n 1 ( x 2 ) n 1
   x 2 . Jadi untuk x  1 , deret ii
un ( x )
2 n

konvergen, tetapi divergen untuk x  1 . Kita perlu


menyelidiki (PR) bahwa deret ini juga divergen pada x =
 1 . Untuk setiap x dalam (-1,1) , kita dapat memperoleh
 x 2 n  1 2  1 2 .


n 0 1  ( x ) 1  x

Pada interval konvergensi (-1,1), konvergensi tidak


seragam (tida c.u). Perhatikan bahwa untuk sembarang N
dengan mengambil a  2 1 / 2 N dan catat bahwa suku ke-N

yaitu  a 
2 N

1
2
merupakan bilangan besar. Bagai-

manapun pada interval [-r,r] untuk sembarang r < 1, kita


mempunyai


sup  x 2 n
 r 2n .
x r

162| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.


1
Karena r
n 0
2n

1 r2
  , dengan M-tes menunjukkan

1
bahwa deret c.u ke suatu f ( x)  pada [-r,r] .
1 x2
Perhatikan fungsi-fungsi

(1) k 2 k 1
 
x n n
Fn ( x)     t 2 dt  
k
x .
0 k 0 k  0 2k  1

Dengan menggunakan Teorema konvergensi integral kita


dapat melihat bahwa Fn c.u pada [-r,r] pada fungsi
x
1
F ( x)    arctan( x) .
0 1  t 2
dt

Hal ini menghasilkan deret Taylor untuk arctan sekitar 0,


(belum dibahas disini) bahwa

(1) n 2 n 1
arctan(x) = 
n  0 2n  1
x .

Radius konvergensi deret ini adalah 1. Deret ini juga


konvergen pada x   1 juga karena merupakan deret
ganti tanda (alternate) untuk setiap x  R . Suku-suknya
konvergen monoton ke 0, persisnya pada x  1 . Untuk

melihat hal ini, kita perlu melihat batas error untuk deret
ganti tanda. Karena suku-suku menurun dalam nilai
absolute, error tidak pernah lebih besar dari suku
berikutnya. Oleh karena itu error berada diantara jumlah

ANALISA REAL |163


parsial yang ke-n (jumlahan dari suku pertama hingga
suku ke-n) dan limit tidak akan lebih besar dari

(1) n 2 n1 1
sup x  .
x 1 2n  1 2n  1

Karena hal ini menuju ke-0, deret ini c.u pada [-1,1] ke
arctan(x). Ilustrasi antara arctan(x) dan deretnya ditunjuk-
kan pada Gambar 7 dengan MATLAB program yang
digunakan untuk mengambar juga dituliskan agar pembaca
dapat menguji untuk berbagai nilai x.
Tabel 1. Program MATLAB
untuk menggambar
===================
clear
close all
x=linspace(-2,2,100);

bn=5;
jum=0;
fx=atan(x);
for n=0:bn
atanku=((-
1)^n*x.^(2*n+1))./(2*n+1);
jum=jum+atanku; Gambar 7. Ilustrasi grafik arctan(x)
end dan deretnya untuk jumlahan hingga
bn=11; ke n=5 dan n=11.
jum2=0;
for n=0:bn
atanku2=((-
1)^n*x.^(2*n+1))./(2*n+1);
jum2=jum2+atanku2;
end
figure(1)
plot(x,fx,'-',x,jum,'-
*',x,jum2,'.-')
axis([min(x) max(x) -2 2])
==================

164| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Contoh 18.
Kita selama ini belum membahas tentang bagaimana
derivatif dari barisan apakah c.u atau tidak. Kita akan
mempelajari bahwa ada fungsi-fungsi yang kontinu yang
tidak terdifferensial di mana-mana (nowhere differentiable
functions).
Diberikan

f ( x)   2 k cos 10 k  x .  
k 1

Dibentuk 
f k ( x)  2  k cos 10 k  x . Maka  f k    2 k  1
k 1 k 1

konvergen. Jadi dengan teset Weierstrass –M (M test) deret c.u pada


seluruh garis bilangan real pada suatu fungsi kontinu. Pada Gambar 8
dengan program pada Tabel 2.
Tabel 2. Program MATLAB untuk
menggambar

clear
close all
x=linspace(-0.1,1,100);
n=1;
cosku=(2^(-n)*cos(10^n*pi*x));
jum=jum+cosku;
bn=2;
jum2=0;
for n=1:bn
Gambar 8a.
cosku2=(2^(-n)*cos(10^n*pi*x));

end
jum2=jum2+cosku2; 
f k ( x)  2  k cos 10 k  x , k=1 
figure(1)
plot(x,jum,'-*')

ANALISA REAL |165


axis([min(x) max(x) -1/2 1/2])
figure(2)
plot(x,jum2,'.-')
axis([min(x) max(x) -1/2 1/2])

Gambar 8b.


f ( x)   2 k cos 10 k  x 
k 1
dengan 2 suku.
Gambar 8 menggambarkan 2 macam fungsi dengan k=1
dan dengan 2 suku pertama saja (Gambar 8b) . Osilasi
yang sangat cepat terjadi pada Gambar 8b yang menjelas-
kan bagaimana limit fungsi gagal untuk terdifferensial.
Perhatikan bahwa setiap jumlahan parsialnya dapat
terdifferensial tak hingga kali dan sebagai kombinasi
linear dari takhingga banyak fungsi-fungsi yang ter-
differensial. Hal inilah yang aneh (kesimpulan: jumlahan
fungsi terdifferensial belum tentu limitnya terdiferensial
juga).
Perhatikan titik sembarang x di R , sebutlah
x  x0 . x1 x3 ... . Kita akan katakan bahwa f tidak terdiffe-

rensial pada x dengan mengkonstruksi suatu barisan z n

166| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

yang konvergen ke x sehingga ekspresi selisih


f ( z n )  f ( x) / z n  x menuju   .

Tetapkan n  1 , Ambil y0  x0 . x1 x3 ...xn dan

y1  y0  10  n . Maka y0  x  y1 . Marilah kita tentukan

f ( y0 )  f ( y1 ) . Karena 10 n  y 0 dan 10 n  y1 adalah

bilangan bulat kelipatan  , kita punya


f n ( y0 )  (1) xn 2  n dan f n ( y1 )  (1) xn 1 2  n .

Oleh karena itu f n ( y0 )  f n ( y1 )  21n . Untuk k > n,

10 k yi  adalah suatu bilangan bulat kelipatan 2  . Oleh

karena itu f k ( y0 )  f k ( y1 )  2  k . Untuk 1 k  n,


Berdasarkan teorema nilai rata-rata dari kalkulus1
diperoleh :

f k ( y0 )  f k ( y1 )  f k'

 
y0  y1  2  k10 k  10  n  2  n  5k n .

Kita gabungkan semua hasil yang telah diperoleh tadi


sehingga diperoleh

1
Teorema Nilai rata-rata : Anggap f fungsi kontinu pada[a,b] adan
terdifferensial pada (a,b). Maka terdapat suatu titik c  (a, b)
f (b)  f (a)
sedemikian hingga f ' (c )  .
ba

ANALISA REAL |167


f ( y 0 )  f ( y1 )  f n ( y 0 )  f n ( y1 )   f k ( y 0 )  f k ( y1 )
k n

n 1
 21n   2 n  5 k n
k 1

 
 2 n  2    2 n .
 4

Satu dari nilai-nilai ini sangat jauh dari f(x) karena

f ( y0 )  f ( x)  f ( x)  f ( y1 )  f ( y0 )  f ( y1 )  2  n .

Pilih i = 0 atau 1 sehingga f ( yi )  f ( x)  2  n1 dan

bentuk z n  yi . Jelaslah bahwa z n  x  y1  y0  10  n .

Oleh karena itu

f ( z n )  f ( x) 2  n1
 n
 5n / 2 . (a)
zn  x 10

Untuk n menuju tak hingga, jelas bahwa barisan z n 


konvergen ke x sedangkan ekspresi differensial (persamaan a)
meledak. Oleh karena itu f tidak terdifferensial di x.

Latihan soal 4.6 (Referensi hal 160-161)



A. (a) Tunjukkan bahwa x
n 1
n
e  nx c.u pda [0,A] untuk

setiap A > 0.

168| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(b) Apakah deret tersebut juga c.u pada [0,  ).


1
B. Apakah x
n 1
2
 n2
c.u pada seluruh bilangan real ?.

 
C. Tunjukkan jika a
n 1
n   maka a
n 1
n cos nx c.u pada R.

x2
D. (a) Diberikan f n ( x)  untuk x  R , hitung
1  x  2 n


jumlahan S ( x)   f n( x) .
n 0

(b) Apakah c.u ?. Untuk nilai-nilai a < b yang mana


sehingga deret c.u pada [a,b]?.

 x7
 n

E. Tentukan jumlahan   
n 0  x  1 
untuk x  1.

Dimanakah deret c.u ?.

F. Anggap bahwa a k (x) fungsi kontinu pada [0,1] dan


n
tentukan s n ( x)   a k ( x) . Tunjukkan bahwa jika s n 
k 1

c.u pada [0,1] maka a n  c.u ke 0.


G. Buktikan deret yang memenuhi versi Teorema Dini :

Jika g n fungsi tak negatif pada [a,b] dan g
n 1
n c.p ke

ANALISA REAL |169


suatu fungsi kontinu pada [a,b] maka deret tersebut
c.u.
H. Diberikan f n  barisan fungsi-fungsi yang dide-

finisikan pada N (himpunan bilangan asli) sedemi-


kian hingga lim f n (k )  Ln ada untuk setiap n  0 .
k 


Anggap f n 
 M n dimana M
n 0
n   . Definisikan


suatu fungsi F (k )   f n (k ) . Buktikan bahwa
n 0


lim F (k )   Ln .
k 
n 0

Petunjuk: Pikirkan f n sebagai suatu fungsi g n pada

1 
 : k  1  0. Bagaimana anda mendefinisikan g n (0) ?.
k 
n
 k  x 
I.Aplikasikan soal H untuk fungsi f n(k )    
 n  k 
untuk n  0 dan k  1. Oleh karena itu tunjukkan bahwa
k
 x
lim 1    e x .
k 
 k

4.9 Deret Pangkat (power series)

Sebagaimana disebutkan sebelum ini , suatu deret


pangkat merupakan deret dari fungsi-fungsi berbentuk

170| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

a
n 0
n x n  a0  a1 x  a 2 x 2  a3 x 3  ...

Secara formal, deret dalam x dan kita juga dapat menentu-


kan deret dalam x  x0 , sebutlah

 a (x  x )
n 0
n 0
n
 a0  a1 ( x  x0 )  a2 ( x  x0 ) 2  a3 ( x  x0 ) 3  ... .

Kita dapat menuliskan deret kedua dalam y = x  x0


sehingga seperti deret mula-mula.
Jelaslah bahwa deret pangkat konvergen ke-0. Kita
akan menggunakan teorema di bawah ini untuk membahas
pertanyaan apakah deret pangkat konvergen.

Teorema 20. Diberikan suatu deret a x
n 0
n
n
, terdapat

suatu r dalam [0,+  ) {+  } sehngga deret konvergen


untuk setiap bilangan x dengan |x|< r dan divergen untuk
semua x dengan |x| > r. Lagipula deret c.u pada interval
tutup [a,b] yang termuat dalam (-r,r). Akhirnya, jika

  lim sup an
1/ n
maka
n


   jika   0

r 0 jika   
1
 jika   (0,).

ANALISA REAL |171


Kita menyebut r sebagai radius konvergensi dari deret
pangkat.
Bukti: Tetapkan x  R dan aplikasikan tes akar pada

a
n 0
n x n , diperoleh

1/ n
 x lim sup an  x .
1/ n
lim sup an x n

Jika  =0 maka |x|  < 1 untuk semua pilihan x, dan juga


deret a selalu konvergen. Jika  = +  , maka |x|  >1
untuk semua x  0 , sehingga deret divergen untuk x tak
nol. Sebaliknya |x|  < 1 jika dan hanya jika |x|< r , dan |x|
 > 1 jika dan hanya jika |x|> r. Dengan tes akar lagi, kita
mempunyai interval konvergensi pada interval yang
diperlukan.
Kita tinggal menunjukkan c.u pada setiap interval
[a,b] yang dilanjutkan pada (-r,r). Terdapat suatu c
sedemikian hingga [a,b]  [-c,c] untuk suatu c < r.

Perhatikan untuk x  [c, c] , an x n  an c n . Karena c < R



maka kita dapat mengetahui bahwa a
n 0
n c n konvergen.


Dengan tes-M, diperoleh a c
n 0
n
n
c.u pada [-c,c] yang

berarti juga c.u pada [a,b] (karena [a,b]  [-c,c]).

172| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Catatan :
a n 1
Dari latihan soal dapat diketahui jika lim terdefinisi,
n  a
n

a n 1
 lim
1/ n
maka lim a n . Jadi seringkali kita meng-
n  n  a
n

gunakan rasio sebagai pengganti akar untuk menghitung


radius konvergensi.

Contoh 19. Pada Teorema Hadamard tidak memuat


informasi apa yang terjadi jika |x| = r. Untuk hal ini, kita
menggunakan tes rasio dan tes akar untuk deret bilangan
apakah deret tersebut konvergen atau divergen pada titik-
titik yang diberikan. Kita akan mempelajari 3 contoh
untuk kasus ini yaitu
  
xn xn x 2n
 n 2
n 1 2 n
,  n ,
n 1 2 n
 n 2
n 1 2 n
.

Untuk deret yang pertama, dengan limit untuk rasio antara


2 koefisien yang berturutan adalah
2n n2 n2 1
lim n1  lim  .
n  2 (n  1) 2 n   2(n  1) 2
2

Oleh karena itu radius konvergensinya 2. Secara sama


untuk deret kedua juga mempunyai radius konvergensi 2.

ANALISA REAL |173


Sekarang kita pelajari bagaimana sifat deret per-
 
tama pada x  2 . Diperoleh 1 / n 2 dan  (1) n / n 2
n 1 n 1

keduanya konvergen. Untuk deret kedua pada x  2 ,


 
diperoleh 1 / n
n 1
dan  (1)
n 1
n
/ n yang divergen dan

konvergen berturut-turut (x=2 deret divergen, pada x = -2


deret konvergen). Jadi deret pertama punya interval
konvergensi [-2,2], sedangkan deret kedua mempunyai
interval konvergensi [-2,2).
Pada deret ketiga kita perlu lebih hati-hati menggu-
nakan teorema Hadamard. Untuk menuliskan deret ini

dalam bentuk a n 1
n x n , kita tidak dapat mendefinsikan

an  1 /( 2 n n) , tetapi lebih menuliskan dalam bentuk

a2 k 1  0 dan a2 k  2  k / k untuk k  0 . Dengan meng-

gunakan formula ini untuk a n dan hanya suku yang genap


yang berkontribusi, diperoleh
1/ 2k
1
1/ 2k
1 1 1
 lim  
1/ n
lim sup a n lim   .
2 k   k 
k  k
n  2 k 2

174| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Oleh karena itu deret mempunyai radius konvergensi 2.



1
Pada x   2 deret ini adalah n
n 1
yang divergen. Oleh

karena itu interval konvergensinya adalah (- 2 , 2 ).


Nampaknya sangat wajar jika kita berharap mendi-
ferensialkan dan mengintegralkan suatu deret pangkat dari

f ( x)   a n x n suku demi suku. Derivatifnya adalah
n 0

jumlahan suku-suku dari na n x n1 dan integral tak tentunya

adalah jumlahan suku-demi suku dari an x n1 /( n  1) .


Akan tetapi ternyata harapan tersebut tidak selalu benar
untuk sembarang fungsi. Teorema berikut data mem-
benarkan bahwa jika suatu deret pangkat punyai radius
konvergensi r > 0, maka deret tersebut juga tak berhingga
terdifferensial pada (-r,r).

Teorema 21. Operasi suku demi suku pada deret


Jika f ( x)   a n x n punya radius konvergensi r > 0 maka
n 0


f ( x)   na n x n 1 punya radius konvergensi r, dan f(x)
n 0

terdiferensial pada (-r,r) dan untuk x  (-r,r) ,

ANALISA REAL |175



f ' ( x)   na n x n 1 .
n 1


an
Selain itu  n  1x
n 0
n 1
mempunyai radius konvergensi r

dan untuk x  (r , r )


x 
a n n 1
 f (t )dt   x .
0 n 0 n  1

Bukti: hal 164.

Contoh 20.
xn
Kita kembali mempelajari f ( x)   . Dengan tes M,
n0 n!
dapat ditunjukkan bahwa deret ini mempunyai radius
konvergensi tak hingga dan c.u pada [-A,A] untuk sem-
barang bilangan berhingga A. Dengan diferensial suku
demi suku kita peroleh

x n1 
xk
f ' ( x)     f ( x) .
n 1 ( n  1)! k 0 k!

Persamaan f ' ( x)  f ( x) dapat ditulis sebagai

 log f  ' ( x) .
f ' ( x)
1
f ( x)
Dengan mengintegralkan dari 0 ke t, diperoleh
t t
t   1 dx   (log f ) ' ( x)dx  log f (t )  log f (0) .
0 0

176| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Jelas bahwa f(0) = 1 dan oleh karena itu, sehingga log f(t)
= t, f(t) = e t .

Contoh 21.
(n  1) 2
Perhatikan deret pangkat  n 2 x n . Karena lim
n 1
n  n2
 1,

maka dengan tes rasio mengatakan bahwa radius konver-


gensi adalah 1. Untuk |x| =1 , suku-suku tidak menuju 0,

oleh karena itu deret divergen. Jadi n


n 1
2
x n terdefinisi

dengan baik pada x  (1,1) .

Mari kita perhatikan sekarang fungsi g ( x)   x n


n0

yang mempunyai radius konvergensi 1. Karena g terde-


1
finisi sebagai deret geometri, kita punya g ( x) 
1 x
untuk |x| < 1. Dengan teorema 17, diperoleh
1
g ' ( x)   nx n1  .
n 1 (1  x) 2
Sehingga
x
 nx
n 1
n

(1  x) 2
.

Dengan menggunakan Teorema 17 lagi diperoleh

ANALISA REAL |177


'
 x  1 x
n 2
x n 1
    .
 (1  x)  (1  x)
2 3
n 1

Dengan mengalikannya dengan x memberikan


x(1  x)
f(x) = n
n 1
2
xn 
(1  x) 3
.

n2
Khususnya, pada x =1/2 maka 
n 1 2
n
 f (1 / 2)  6 .

Contoh 22.
Pada bagian ini kita peroleh teorema Binomial yang sering
muncul pada soal olimpiade matematika SMA maupun
mahasiswa untuk deret pangkat pecahan. Kita mengguna-
kan deret pangkat untuk ekspansi (1  x) untuk   R .

Jika g ( x)  (1  x) maka g ' ( x)   (1  x) 1 sehingga g


memenuhi persamaan diferensial
(1  x) g ' ( x)   g ( x) , g(0) =1.

Anggap terdapat deret pangkat f ( x)   a n x n yang
n 0

memenuhi persamaan diferensial ini. Jadi kita punya


 
(1  x) na n x n1    a n x n .
n 0 n 0

Dengan mengumpulkan suku-suku yang punya pangkat


yang sama diperoleh

178| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

 

 nan  (n  1)an1 x n   an x n .
n 0 n 0

Oleh karena itu kita punya nan  (n  1)an1 =  an

 n
sehingga a n 1  a n ; Karena a0  f (0)  1 kita
n 1
 (  1)  (  1)(  2)
punya a1   , a 2  , a3  dan
2 6
seterusnya. Secara umum, kita memperoleh koefisien
binomial pecahan yaitu
 (  1)(  2)...(  n  2)(  n  1)  
an     .
n! n
Kita tinggal menunjukkan bahwa deret ini mempunyai
radius konvergensi positif dan juga konvergen ke (1  x) .

Jika  bilangan bulat taknegatif, maka a n pada


akhirnya 0 dan sehingga deret ini menjadi Teorema
Binomial biasa. Pada kasus ini radius konvergensi deret
adalah takhingga. Sebaliknya untuk a n  0 untuk semua
n, dan kita dapat mengaplikasikan tes rasio untuk
memperoleh
a n 1  n
lim  lim  1.
n  a n  n  1
n

Oleh karena itu deret punya radius konvergensi 1.

ANALISA REAL |179


Untuk menunjukkan bahwa f ( x)  (1  x) , kita
perhatikan rasio
f ( x) /(1  x) . Dengan mendiferensialkan rasio tersebut
terhadap x maka diperoleh
(1  x) f ' ( x)   (1  x) 1 f ( x)
 (1  x)  f ' ( x)   (1  x)  1 f ( x)
(1  x) 2

dan karena kita telah menunjukkan bahwa (1  x) f ' ( x)   f ( x) ,


maka diperoleh bahwa derivative atau ekspresi (*) adalah
0. Akan tetapi dengan menetapkan x =0 dalam
f ( x) /(1  x) memberikan 1/1=1. Oleh karena itu rasio

f ( x) /(1  x) menjadi konstan ke 1 yang menunjukkan

bahwa f ( x)  (1  x) .
Jadi untuk |x| < 1 dan sembarang bilangan real
 
 
(1  x)    x n .
n 0  n 

Latihan soal 4.7

A. Tentukan interval konvergensi dari deret pangkat


berikut :

(a) n
n 0
3
xn

180| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.


(1) n x n
(b) 
n 1 n2

n2 n
(c) 
n 0 2
n
x


(d) 
n 0
nxn


x 2n
(e)  (1) n
n 0 (2n)!


n2 n
(f) 
n 0 2
n
x


n!
(g) n
n 1
n
xn


(n!) 2 n
(h) 
n 0 ( 2n)!
x


1
(i)  nx
n 0
n


B. Tentukan suatu deret pangkat a
n 0
n x n yang mem-


punyai beda interval konvergensi dengan a
n 0
n x n 1 .

ANALISA REAL |181


an
C. Anggap bahwa lim  L ada. Tentukan radius
n  a
n 1


konvergensi dari deret pangkat a n 0
n xn .

D. Gunakan contoh 22 untuk menunjukkan jika



f ( x)   a n x n memenuhi persamaan diferensial f
n 0


‟(x) =f(x) dan f(0) =1, maka f ( x)   x n / n!.
n 0

E. Ulangi latihan di atas untuk kondisi f ” (x) =-f(x),


dengan f adalah fungsi ganjik dan f(0) = 0.

F. Buktikan bahwa jika ada takhingga banyak a n


bilangan bulat tak nol, maka radius konvergensi dari

f ( x)   an x n paling besar 1.
n 1


G. (a) Hitung f ( x)   x n / n .
n 1


(b) Hitung 2
n 1
n
/(n5 n ) .


H. (a) Hitung f ( x)   (n  1) x n
n 0


(b) Hitung f ( x)   n / 3 n . Jelaskan metode anda.
n 0

182| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(c) Apakah substitusi x =-1 juga berlaku ?.


I . (a) Hitung g ( x)   (n 2  n) x n
n 0


(b) Hitung g ( x)   (n 2  n) / 2 n
n 0

J. Gunakan deret binomial untuk (1  x) 1 / 2 dan formula


 /2
1.3.5...(2n  1)
 sin t dt 
2n
,
0
2.4...(2n)2

Tunjukkan bahwa untuk x  (0,1) maka integral


 /2

 (1   sin 2 t ) 1 / 2 dt sama dengan


2

  
2 2 2
 1  2  1.3  4  1.3.5  6
1            ... .
2   2   2.4   2.4.6  

4.10 Lebih Lanjut dengan deret, khususnya Deret


Taylor

Referensi: Davidson, K.R dan Donsig, A. P, 2010. Real


Analysis and Applications, Theory and Practice, Springer
Science + Business Media, LLC, Chapter 10.
Pada kalkulus, metode numerik dan beberapa mata kuliah
lain seringkali menggunakan deret Taylor untuk menyata-

ANALISA REAL |183


kan suatu fungsi dengan deret pangkat. Pada buku ini
deret Taylor didiskusikan secara detail tetapi kita akan
cukup meringkasnya saja.

Definisi 21. Jika f mempunyai n derivatif pada suatu titik


a [ A, B] , deret polynomial pada derejat n untuk f pada x
= a adalah
f " (a) f ( n ) (a)
Pn ( x)  f (a)  f ' (a)( x  a)  ( x  a) 2  ...  ( x  a) n
2 n!
n
f (k )
= 
k 0 k!
( x  a) k .

Lemma 22. Diberikan f(x) merupakan fungsi C n [ A, B]


(yaitu: f mempunyai derivatif hingga order-n yang
kontinu) dan sebutlah a [ A, B] . Polinomial Pn (x) ber-
derajat n untuk f pada a adalah suatu polinomial tunggal
p(x) dengan derajat paling tinggi n sedemikian hingga
p ( k ) (a)  f ( k ) (a) untuk 0  k  n .

Bukti:
Untuk setiap polinomial berderajat paling tinggi n mempunyai
n
bentuk p( x)   a j ( x  a) j . Kita dapat mendifferensial-
j 0

kan sebanyak k-kali untuk memperoleh

184| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

n
p ( k ) ( x)   j ( j  1)...( j  1  k )( x  a) j k .
j k

Dengan mensubstitusikan x = a diperoleh p ( k ) (a)  k!ak .


Oleh karena itu kita harus memilih koefisien
ak  f ( k ) (a) / k! yang menghasilkan polynomial Taylor

Pn (x) .

Teorema 23. Diberikan f(x) merupakan fungsi C n [ A, B]

dan lebih lanjut lagi diasumsikan bahwa f ( n1) terdefinisi

dan f ( n1) ( x)  M untuk x  [ A, B] . Ambil a [ A, B] ,

dan anggaplah Pn (x) merupakan polinomial Taylor

derajat n untuk f pada x=a . Maka untuk x  [ A, B] ,


pendekatan error untuk Rn ( x)  f ( x)  Pn ( x) memenuhi
n 1
M xa
Rn ( x)  .
(n  1)!
Bukti : Perhatikan bahwa untuk 0  k  n ,
Rn( k ) ( x)  f ( k ) (a)  Pn( k ) (a)  0 .

Karena Pn suatu polinomial berderajat paling tinggi


adalah n,
Rn( n1) ( x)  f ( n1) ( x)  Pn( n1) ( x)  f ( n1) ( x) .

ANALISA REAL |185


Aplikasikan teorema nilai rata-rata untuk Rn( n ) ( x)
memberikan

Rn( n ) ( x)  Rn( n) ( x)  Rn( n ) (a)  M x  a .

Anggap untuk beberapa k, 0  k  n ,


k 1
( nk ) M xa
R ( x)  .
(k  1)!
n

Diintegralkan, diperoleh
x
Rn( nk 1) ( x)  Rn( nk 1) (a)   Rn( nk ) (t )dt
a

x M | t  a |k 1 M | x  a |k  2
 0  dt  .
a (k  1)! (k  2)!

Kita dapat menyusun untuk k = 0 dan sehingga dengan


induksi step ini dipenuhi. Demikian pula untuk k = n,
maka
M | x  a |n1
Rn (x)  .
(n  1)!

Untuk f C  , deret Taylor f di sekitar x= a adalah



f ( k ) (a)

k 0 k!
( x  a) k . Jadi ini merupakan deret pangkat

sehingga kita perlu memperhatikan konvergensinya.

186| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Contoh 21.

Perhatikan f ( x)  e x . Fungsi ini mempunyai sifat yang

sangat bagus yaitu f ’=f. Jadi f ( n ) ( x)  e x untuk semua


n  0 . Ekspansikan semuanya pada sekitar a = 0, kita
n
xk
peroleh polinomial Taylor Pn ( x)   . Perhatikan
k  0 k!

bahwa f ( n1) (t )  et  max 1, et   jika t diantara 0 dan x.


Jadi teorema Taylor untuk interval [0,x] atau untuk [x,0]
mengatakan bahwa batas error yaitu

| x |n1
xk
 
n
ex    max 1, e x .
k 0 k! (n  1)!

Sekalipun untuk nilai-nilai n yang kecil, Pn (x) mendekati

e x di sekitar titik pusat. Kita dapat mengilustrasikan


pendekatan dan fungsi eksponen pada gambar 1 dan
program diberikan pada Tabel 1.

ANALISA REAL |187


Tabel 1a. Menyusun fungsi
factorial untuk
polinomial Taylor
-------------------------------------
function y=myfactorial(n)
kali=1;
for k=1:n
kali=kali*k;
end
y=kali;
x=linspace(-2,2,100)
n=1;
f1=exp(x);
plot(x,f1,'.-'); Gambar 1. Ilustrasi
hold on
n=4;
f ( x )  e x dan
jm=0; n
xk
%define function factorial Pn ( x)   untuk n =4
for k=0:n k  0 k!
y=myfactorial(k);
ex=x.^k/y;
jm=jm + ex;
end
figure(1)
plot(x,f1,'-',x,jm,'.-')
axis([-2 2 -0.5 7])

n 1
x
Dari test rasio menunjukkan bahwa lim  0 untuk
n (n  1)!
setiap x  R . Jadi deret Taylor konvergen ke e x pada
seluruh bilangan real. Selain itu deret ini konvergen
seragam pada sembarang interval [-A,A]. Perhatikan
bahwa batas error pada sembarang x   A, A terbesar
pada x =A. Oleh karena itu

188| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

n
xk e A A n 1!
sup e x    .
x A k 0 k! (n  1)!

Untuk menghitung e, ktia dapat menggunakan formula


untuk menghitung
n
1 e 3
e   .
k  0 k! (n  1)! (n  1)!
Untuk mendapatkan bilangan e dengan 10 bilangan angka
dibelakang koma, kita perlu

 0.510 atau (n + 1)! > 610 .


3 10 10

(n  1)!
Kita dapat menghitung bahwa dengan batas tersebut n
=13.
Kita dapat meningkatkan laju konvergensi dengan
menggunakan nilai x yang lebih kecil. Contohnya, dipilih
x =1/16 untuk menghitung e1 / 16 .
Kita dapat menggunakan 10 suku pertama , diperoleh
10
1 e1 / 16
e 1 / 16
 k
 11
 1.6(10) 21 .
k 0 (16) k! (16) (11)!

xn
Perhatikan deret pangkat  . Dengan tes Rasio
n 0 n!

menunjukkan bahwa
n 1
x /( n  1)! x
lim  lim 0
n  n
x / n! n  n 1

ANALISA REAL |189


untuk setiap bilangan real x. Jadi deret pangkat untuk

xn
ex   mempunyai radius konvergensi tak hingga.
n 0 n!
Karena berlaku pada semua bilangan real x maka deret ini
konvergen seragam. Situasi yang sama juga terjadi untuk
deret sin x dan cos x.

Latihan soal 4.8

A. Tentukan polinomial Taylor derajat 3 untuk setiap


fungsi-fungsi berikut pada titik a yang diberikan dan
carilah error pada titik b.
(a) f ( x)  tan x sekitar a =  / 4 dan b = 0.75 .

(b) g ( x)  1  x 2 sekitar a = 0 dan b = 0.1

(c) h( x)  x 4 sekitar a =1 dan b = 0.99


(d) k(x) = sinh x sekitar a=0 dan b = 0.003.
B. Diberikan a  [ A, B] , f  C 2 [ A, B] dan diberikan

P1 ( x)  f (a)  f ' (a)( x  a) merupakan polinomial

Taylor order 1. Tetapkan suatu titik x 0 dalam [A,B] ,

(a) Didefinisikan h(t)=f(t) + f‟‟(t)( x 0 -t) + f‟‟(t)( x 0

-t) 2 . Tentukan D sehingga h(a) =h( x 0 ) .

190| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(b) Tentukan c diantara a dan x 0 sehingga

1
f ( x0 )  P1 ( x0 )  f " (c)( x0  a) 2 .
2
(c) Tentukan suatu konstan M sehingga
f ( x)  f (a)  M x  a  untuk semua
2

x  [ A, B] .
C. Diberikan f memenuhi hipotesis teorema Taylor
pada x = a.
f ( x)  Pn ( x)
(a) Tunjukkan bahwa dalam lim  0.
x a ( x  a) n

f ( x)  Q( x)
(b) Jika Q( x)  Pn dan lim  0,
x a ( x  a) n

buktikan bahwa Q = Pn (x) .

D. (a) Tentukan deret Taylor untuk sin x sekitar x =0


dan buktikan bahwa deret ini c.u ke sin x pada
sembarang interval tertutup [-N,N].
(b) Tentukan deret Taylor sin x sekitar x =  / 6 .
Oleh karena itu tunjukkan bagaimana mendekati
sin(310 ) hingga 10 angka dibelakang koma.
E. Diberikan f(x) = log x.
(a) Tentukan deret Taylor f di sekitar x = 1.
(b) Apakah radius konvergensinya ?.

ANALISA REAL |191


(c) Apa yang terjadi pada batas-batas interval
konvergensi?. Oleh karena itu carilah suatu
deret yang konvergen ke log 2.
(d) Dengan mengobservasi bahwa log 2 = log 4/3 –
log 2/3, tentukan deret lain yang konvergen ke
klog 2. Mengapa deret ini lebih bermanfaat ?.
81
(e) Tunjukkan bahwa log 3 = 3 log 0.96 + 5 -11
80
log 0.9. Tentukan suatu ekspresi berhingga
yang tidak memuat logs yang mendekati lo3
hingga 50 angka di belakang koma.
F. Anggap f, g  C n1 a   , a    dan f ( k ) (a)  g ( k ) (a)  0

untuk 0k n dan g ( n ) (a)  0 . Gunakan


polinomial Taylor untuk menunjukkan bahwa
f ( x) f ( n ) (a )
lim  .
x a g ( x) g ( n ) (a )

G. Diberikan f ( x)  1  x 
1 / 2
.

(a) Tentukan formula untuk f ( k ) ( x) . Selanjutnya


tunjukkan bahwa

  1 / 2   12 (.)... 12  1  k  (1) k (2k )!   1   2k  .


k

f ( k ) (0)    :  2k    
 k  k! 2 (k!) 2  4  k

192| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(b) Tunjukkan bahwa deret Taylor untuk f sekitar x

 2k   x 
 k

= 0 adalah     dan hitung radius


k  0  k  4 

konvergensinya.
(c) Tunjukkan bahwa 2  1.4 f (0.02) . Oleh

karena itu hitung 2 pada 8 angka di belakang


koma.

(d) Nyatakan 2  1.415 f ( ) dengan  sebagai


pecahan rasional paling sederhana. Gunakan ini

untuk memperoleh deret ganti tanda untuk 2.


Berapa suku diperlukan untuk mendekati 2
hingga 100 angka di belakang koma ?.

H. Sebutlah a adalah bilangan dengan 198 angka 1


( a  11
...
11 ). Tentukan a hingga 500
198

angka di belakang koma.


2

Petunjuk: a   10 
 
99
 1  10 198 . Ekspresi decimal
 3 
haruslah diakhiri dengan 97916.

ANALISA REAL |193


4.10.1 Deret Taylor untuk turunan fungsi?.

Karena deret Taylor menggunakan informasi hanya


pada satu titik, maka deret Taylor tidak bisa diharapkan
selalu bagus untuk seluruh interval. Hal ini agak mem-
bingungkan bukan ?.
Hal ini khususnya untuk menentukan turunan
fungsi. Karena konvegensi ditentukan oleh interval yang
digunakan, maka kesalahan kecil akan menyebabkan
kesalahan yang besar pda derivatifnya.

Contoh 23.
1
f n ( x)  x  sin nx untuk    x   .
n
Kita dapat membuktikan bahwa f n (x) c.u pada interval

[   ,  ] pada fungsi f(x) = x. Oleh karena itu


1 1
f  fn 
 max sin nx  untuk n  1 .
  x  n n
Akan tetapi f „(x) =1 dimana-mana, sedangkan

f 'n ( x)  1  n cos nx . Oleh karena itu

f ' f '
n   max n cos nx  n untuk n  1 .
  x 

Perhatikan bahwa ketika f n (x) mendekati f, maka mereka

sangat berosilasi. Oleh karena itu derivative f n (x) akan


sangat jauh dari derivatif f.

194| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Jadi hati-hatilah menggunakan pendekatan deri-


vatif fungsi yang dinyataan dengan polinomial Taylor.

Daftar Pustaka

Davidson, K.R dan Donsig, A. P, 2010. Real Analysis


and Applications, Theory and Practice, Springer
Science + Business Media, LLC 2010, Chapter 5.

ANALISA REAL |195


196| Analisa Real dengan MATLAB
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB V

RUANG METRIK

HAP: bagaikan sebuah model baju yang hanya untuk pameran dan
keindahan dunia fashion, demikianlah juga beberapa bagian dari
matematika “ it may be only for its own beauty”
( 16 Agustus 2011).

5.1 Pendahuluan

Pada ruang norm, jarak antara elemen ditentukan oleh


beda norm antara keduanya. Jarak fungsi juga dapat dide-
finisikan dengan ide metric (awas, bukan matrik ya). Hampir
semua hal yang didiskusikan pada ruang norm juga akan
menjadi pembahasan pada ruang metric dengan sedikit per-
bedaan. Hal yang paling utama yang menunjukkan per-
bedaan antara ruang norm dan ruang metric adalah bahwa
kita tidak bekerja pada ruang vektor sehingga tidak ada sifat
penjumlahan dan perkalian skalar. Dengan kata lain ruang
norm merupakan salah satu ruang metrik.

5.2 Definisi dan beberapa Teorema

Definisi 1. Misalkan X suatu himpunan. Suatu metric pada


himpunan X adalah suatu fungsi  yang didefinisikan pada X
x X yang bernilai [0, ) dengan sifat sebagai berikut
(1) Positif tegas (positive definiteness) :  x, y   0

ANALISA REAL |197


(2)  x, y   0 jika hanya jika x =y.
(3) Simetri :  x, y     y, x  , untuk semua x, y  X
(4) Ketaksamaan segitiga:  x, y    x, y     y, z  , untuk
semua x, y, z  X .
Ruang metric adalah suatu himpunan X dengan suatu metric
 yang disimbolkan sebagai  X ,   . Terkadang juga ditulis
hanya X saja pada bab ini. Akan tetapi perlu ditekankan
bahwa ruang metric bukanlah X merupakan himpunan titik-
titik tetapi harus berpasangan dengan metric  . Contohnya
himpunan titik-titik dengan setiap titik mempunyai n bilangan
real dapat didefinisikan suatu ruang metric dengan suatu
metric yang didefinisikan sebagai
 * ( x, y)  x1  y1  ...  xn  y n ,

dan ini bukan ruang metric R n (jika n > 1).


Jika kita punya 2 ruang metric (X,  ) dan (Y,  ) kita
dapat membentuk ruang metric baru yang disebut perkalian
Cartesian (Cartesian product) X x Y yang merupakan
himpunan titik-titik XxY = ( x, y) : x  X , y  Y  yang metricnya
didefinisikan sebagai

 (( x1 , y1 ), ( x2 , y 2 ))   ( x1 , x2 ) 2   ( y1 , y 2 ) 2  .
1/ 2

Untuk menunjukkan bahwa  memenuhi sifat metric (1-4) .


Beberapa contoh lebih lanjut dituliskan berikut ini.

198| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Contoh 1.

a. Ruang metric yang paling sederhana adalah himpunan


bilangan real R dengan  ( x, y)  x  y .

b. Contoh berikutnya adalah ruang Euclide n-dimensi R n


yang titik-titiknya merupakan n bilangan real yaitu x =


( x1 , x2 ,..., xn ) dan  ( x, y)  x1  y1   ...  xn  y n 
2 2 2
.
Sifat (4) untuk X adalah R n berarti bahwa jumlah
panjang suatu sisi segitiga lebih kecil dari jumlah pan-
jang dari dua sisi yang lain. Hal inilah yang menyebab-
kan sifat (4) dikatakan ketaksaman segitiga.

c. Jika X adalah subruang dari ruang norm V, maka dapat


didefinisikan  ( x, y)  x  y . Sehingga sifat (4) dapat

ditulis dalam bentuk

x y  x  y .

d. Bentuklah suatu metric pada permukaan suatu bola


dengan mendefinisikan  ( x, y) adalah panjang lintasan
terpendek dari x ke y (dikenal sebagai suatu geodesic).
Lintasan terpendek ini merupakan kurva kelengkungan
terpendek dari suatu lingkaran yang melalui x dan y.

ANALISA REAL |199


Contoh 2. Metric diskrit pada suatu himpunan X didefi-
nisikan sebagai
0 jika x  y
d ( x, y )  
 1 jikax  y

Contoh 3. Didefinisikan suatu metric pada Z oleh


 2 (n, n)  0 dan  2 (m, n)  2 d dimana d adalah pangkat
tertinggi 2 yang jika dibagi oleh m-n tidak nol. Perhatikan
bagaimana membuktikan sifat ini.
Jika  2 (l , m)  2 d dan  2 (m, n)  2 e , maka

2 min d ,e  max  2 (l , m),  2 (m, n).

Metrik demikian dikenal sebagai (2-adic metric). Dengan


menggantikan 2 dengan bilangan prima p kita juga dapat
mempunyai p-adic metric.

Latihan soal 5.1 (Royden,1987)

1. Tunjukkan bahwa himpunan semua titik dengan tiap


titik memuat n bilangan real menjadi suatu ruang
metric dengan definisi metric sebagai berikut :
(a)  * ( x, y)  x1  y1  ...  xn  y n

(b)   ( x, y)  x1  y1 ,..., xn  y n .

200| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

2. Untuk soal 1 dengan n =2 dan n =3 , gambarkan


himpunan x :  ( x, y)  1, x :  *
( x, y)  1  dan

x :  
( x, y)  1 . 
Latihan soal 5.2
(Davidson, dan Donsig, 2010, page 128, Ex. 9.1 )

1. Tunjukkan bahwa  / x, y )  e x  e y adalah suatu

metric pada R.
Perhatikan 2-adic metric pada Contoh. Kembangkan Q
dengan mendefinisikan  2 (a / b, a / b)  0 dan jika
a / b  c / d maka  2 a / b, c / d   2  e dimana e adalah
suatu bilangan bulat tunggal sedemikian hingga a/b – c/d
= 2 e  f / g  dengan f dan g keduanya merupakan
bilangan bulat ganjil.
(a) Buktikan bahwa  2 adalah suatu metrik Q.
(b) Tunjukkan bahwa barisan bilangan bulat
a n  1  ( 2) n  / 3 konvergen dalam Q,  2  .

n!
(c) Tentukan limit dari pada metric ini.
n!1

Definisi 2. Bola Br (x ) dengan jari –jari r > 0 di sekitar titik x


didefinisikan sebagai y  X :  ( x, y)  r. Suatu subhim-
punan U dikatakan terbuka jika untuk setiap x U , terdapat

ANALISA REAL |201


suatu r > 0 sehingga Br (x ) termuat dalam U dan titik dalam
dari suatu himpunan A.
Barisan xn  dikatakan konvergen ke x jika

lim  ( x, xn )  0 . Himpunan C dikatakan tertutup jika terdiri


n

C memuat semua titik limit dari barisan titik-titik dalam C.


Demikian pula closure dari himpunan A ditulis ( A ) adalah
himpunan semua titik limit A.

Definisi 3. Suatu barisan xn n 1 adalah suatu ruang metrik


( X ,  ) adalah barisan Cauchy jika untuk setiap   0 ,

terdapat suatu bilangan bulat N sehingga  ( xi , x j )   untuk

semua i, j  N .
Suatu ruang metric X dikatakan complete jika setiap
barisan Cauchy konvergen dalam (X).

Contoh 4.

(a) Setiap barisan konvergen adalah Cauchy


(b) Jika X adalah metric diskrit: satu-satunya cara suatu
barisan bisa konvergen ke x jika barisan pada akhirnya
konstan (yaitu xn  x untuk semua n  N ). Hal ini

karena B1 / 2 ( x) sama dengan x. Oleh karena itu untuk


setiap subhimpunan X bersifat terbuka juga tertutup.
Juga X complete.

202| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

(c) Jika X  R n tertutup, ruang metric (K(X), d H ) lengkap


(complete) .

Definisi 4. Suatu fungsi f dari ruang metric (X,  ) into ruang


metric (X,  ) adalah kontinu jika untuk setiap x0  X dan

  0 , terdapat suatu  > 0, sehingga  ( f ( x), f ( x0 ))  


pada  ( x, x0 )   .

Catatan: Perhatikan bahwa definisi ini bersifat lebih umum.


Jika X= V  R 2 adalah ruang norm (Euclide) untuk f: V  R
dengan V  R 2 , maka definisi f kontinu sebagai berikut:
untuk setiap x0  ( x10 , x20 ) dan   0 terdapat suatu  >0

sehingga  ( f ( x), f ( x0 ))  f ( x)  f ( x0 )   dengan

 ( x, x0 )  x  x0  ( x1  x01 ) 2  ( x2  x02 ) 2 .

Bagi pemula, maka definisi-definisi berikut ini agak


membosankan. Keperluan definisi-definisi berikut lebih
menajamkan sifat fungsi kontinu f pada antara 2 ruang
metric.

5.3 Homomorfisma (Homomorphism)


Kata homomorphism dari kata Greek (omo) menyerupai
dan (morphosis), artinya membentuk. Untuk me-
mahami homorfisma maka kita kembali pada beberapa
definisi pada fungsi (onto, into).
ANALISA REAL |203
Suatu fungsi f dari A ke B dikatakan onto jika untuk semua
anggota b dalam B terdapat suatu a dalam A sehingga berlaku
f(a)=b. Semua elemen dalam B digunakan. Ketika kita
bekerja pada bidang koordinat, maka himpunan A dan B
keduanya dapat merupakan himpunan bilangan real, atau
ditulis f : R  R .

ONTO Tidak ONTO

Gambar 1. Contoh pemetaan onto dan tidak onto

Contoh 5. Misalkan -7x + 4y = 6 dapat merupakan fungsi


dalam x yang ditulis dalam bentuk y  f ( x)  6  7 x  / 4 .
Fungsi f pada contoh 5 merupakan onto f : R  R , bahkan
setiap nilai x menentukan dengan tunggal nilai y. Hal ini
dikatakan f juga pemetaan 1-1 (injective)

204| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Gambar 2. Fungsi y  f ( x)  6  7 x  / 4

Contoh 6. Apakah g ( x)  x 2  4 merupakan onto dengan


g:RR?

Gambar 3. Ilustrasi g ( x)  x 2  4

Fungsi ini tidak onto. Tidak semua nilai pada y yang


digunakan. Selain itu parabola ini mempunyai nilai-nilai y

ANALISA REAL |205


yang berpasangan dengan lebih dari 1 nilai x. Misalkan (3,5)
dan (-3,5). Oleh karena itu fungsi ini juga tidak 1-1.

Contoh 7. Akan tetapi g ( x)  x 2  4 merupakan pemetaan


onto dimana g : R  [4, ) karena semua nilai y digunakan.

Suatu fungsi f dari A ke B dikatakan 1-1 jika bilamana


f(a)=f(b) maka a=b. Tidak ada anggota B yang merupakan
hasil pemetaan lebih dari 1 anggota A.

1-1 ONTO, tidak 1-1

Gambar 4. Pemetaan 1-1 dan tidak 1-1

Pada fungsi 1-1, diberikan sebarang nilai y maka terdapat


hanya satu nilai x yang dapat dipasangkan dengan y yang
diberikan. Fungsi demikian dikatakan injective

206| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Gambar 5. Fungsi g ( x)  x  2

Contoh 8. g ( x)  x  2 tidak 1-1 pada g : R  R karena ada

1 nilai y untuk 2 macam x yang berbeda. Misalkan (0,2) dan


(4,2).

Fungsi dapat memenuhi 1-1 dan onto. Fungsi yang demikian


dikatakan bijective.

Pemetaan 1-1 f dari X onto Y dinamakan homoemorphism


1
antara X dan Y jika f kontinu dan pementaan invers f juga
kontinu. Ruang X dan Y dikatakan homeophorphic jika
terdapat suatu homeomorphism ada diantara keduanya. Studi
topologi pada esensinya merupakan studi tentang sifat-sifat
ini yang tidak berubah karena ada homeomorphism sehingga
dikatakan sifat topologi.

ANALISA REAL |207


Tidak semua sifat dari ruang metric terjamin oleh
homeomorphism, tetapi dapat berubah. Contohnya adalah
jarak antara 2 titik yang biasanya berubah oleh suatu
homeomorphism. Jika ada homeomorphism yang menye-
babkan jarak tidak berubah, yaitu jika

 h( x1 ), h( x2 )   ( x1 , x2 ) (*)

untuk semua x1 dan x 2 di X dikatakan suatu isometric


diantara X dan Y. Ruang X dan Y dikatakan isometric jika
terdapat isometric diantara keduanya. Definisi ini seringkali
diterjemahkan dalam ekuivalensi antara 2 metrik. Dua metrik
dikatakan ekuvalen jika terdapat pemetaan homeomorphism
diantara ( X ,  ) dan ( X ,  ) .
Masih banyak penjelasan yang berkaitan dengan hal
ini, tetapi saya hanya membatasi hingga di sini.

208| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

Latihan soal 5.3 (Royden, page 145)

1. Tunjukkan bahwa fungsi h pada [0,1) diberikan oleh


h(x)=x/(1-x) adalah homeophorphism antara [0,1) dan [0,
 ).

2. Misalkan E suatu himpunan dan x suatu titik pada ruang


metric. Didefinisikan  ( x, E )  inf  ( x, y) .
yE

(a) Tunjukkan bahwa untuk suatu E yang ditetapkan


fungsi f yang diberikan oleh f ( x)   ( x, E ) adalah
kontinu.
(b) Tunjukkan bahwa x :  ( x, E )  0  E .

3. (a). Buktikan bahwa 2 metric pada suatu himpunan X


ekuivalen jika dan hanya jika diberikan x  X dan
  0 terdapat suatu   0 sehingga untuk semua
y X
 ( x, y)     ( x, y)  
dan
 ( x, y)     ( x, y)   .

(b). Tunjukkan bahwa himpunan metric berikut yang


merupakan himpunan yang terdiri dari n bilangan
real adalah ekuivalen:

ANALISA REAL |209



 ( x, y)  x1  y1 2  ...  xn  y n 2 
1/ 2

 * ( x, y)  x1  y1  ...  xn  y n

 * ( x, y)  maxx1  y1 ,..., xn  y n .

Daftar Pustaka

Davidson, K.R dan Donsig, A. P, 2010. Real Analysis and


Applications, Theory and Practice, Springer
Science + Business Media, LLC 2010, Chapter 9.

Royden, H.L.,1987. Real Analysis, Third Edition, Prentice


Hall, Englewood Cliffs, Chapter 7.

210| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

BAB VI
Contoh SOAL JAWAB OLIMPIADE MAHASISWA
Bidang ANALISA REAL BIDANG ANALISIS

Bidang Analisis

1. Tunjukkan bahwa deret berikut konvergen seragam dan


absolute pada interval yang diberikan

1
a. n
n 1
2
 x2
untuk 0  x


sin nx
b. 
n 1 n
3/ 2
untuk semua x.


c. x
n 1
n
e  nx pada interval terbatas 0  x  C

Jawaban :
Shakarchi, R., 1998. Problems and Solutions for Under-
graduate Analysis, Springer, Inc, hal. 150.
1 1
(a). Karena  2 dan deret ruas kanan adalah deret-
n x 22
n
p dengan p=2 yang konvergen
Oleh karena itu dengan test banding deret konvergen
seragam untuk 0  x .

ANALISA REAL |211


(b). Karena sin nx / n 3 / 2  1 / n 3 / 2 dan diketahui  1/ n 3/ 2


(deret p dengan p >1). Jadi deret yang ditanyakan


konvergen absolute untuk semua x.
(c). Untuk semua 0  x , berlaku
x / e x  1/ e .
Pangkatkan dengan n ruas kiri dan kanan diperoleh:
( x / e x ) n  (1 / e) n .

212| Analisa Real dengan MATLAB


Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.

SOAL OLIMPIADE MAHASISWA SEJAWA-BALI


BIDANG ANALISIS REAL 15 MEI 2007

Bagian Pertama
Soal
Diberikan barisan ( y n ) dengan y1  1 ,
1 3
y n 1 
4
 y n 1  y n2   1 .Tentukan lim( yn ) .

Jawab :
Kita dapat menyusun nilai y untuk beberapa n, Untuk lebih
mudah, maka ditulis dengan program MATLAB dan hasil
ilustrasi untuk n = 1,...,12 ditunjukkan pada Gambar 1.
Karena tidak ada pertanyaan untuk mem-buktikan, dengan
membuat daftar tersebut, akan diperoleh lim( yn ) =-1.
Program
MATLAB
y(1)=1;
n=1;
m=20;
for n=1:m
y(n+1)=0.25*(y(n)^3
+y(n)^2)- 1
end
vn=[1:m+1]
figure(1)
Gambar 1. Ilustrasi perilaku barisan
plot(vn,y,'*')

ANALISA REAL |213


Bagian Kedua

1. Soal
Diberikan barisan ( xn ) dengan x1 = 1 dan xn1  xn2  xn
untuk n = 1,2,3,...
n
1
Didefinisikan barisan y n  . Jumlah S n   y k
1  xn k 1
n
dan hasil kali Pn   y k untuk n suku pertama dari
k 1

( y n ) . Tentukan S n + Pn untuk n = 1,2,3,...

Jawab :

Kita akan menyelidiki pada prinsipnya seperti pada no.


2. Untuk mempermudah, pada tulisan diberikan program
kecil dalam MATLAB untuk mendaftar barisan ( xn ) dan
( yn ) .
Soal hanya meminta untuk mendaftar bilangan S n + Pn .
Jadi berikut ini hanya diberikan beberapa nilainya untuk
beberapa n.
S =-0.2249 -2.2249 -1.0249 -1.2298 -1.2249
-1.2249 -1.2249 -1.2249 -1.2249 -1.2249 -1.2249
-1.2249
P = -1.0000 0.2000 -0.0049 0.0000 (selanjutnya 0)

214| Analisa Real dengan MATLAB


View publication stats

You might also like