Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291792293
CITATIONS READS
0 1,509
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hanna Arini Parhusip on 02 February 2016.
3
3
3 19 5
385 1 2946
2
6 5
5 23
2
GRAFIKA
3
ANALISA REAL
Untuk kuliah (pengantar) analisa real
yang dilengkapi dengan program MATLAB
GRAFIKA
Penerbit Tisara Grafika
SALATIGA
2013
Katalog Dalam Terbitan
515.8
PAR Parhusip, H. A.
a Analisa real: untuk kuliah (pengantar) Analisa Real
yang dilengkapi dengan program MATLAB/ H. A. Parhusip. -
- Salatiga: Tisara Grafika, 2013.
ix, 214 hlm. ; 23 cm.
ISBN 979-602-9493-13-9
Diterbitkan oleh:
JL. DIPONEGORO 98 D - SALATIGA 50714 - JAWA TENGAH
Telp.: 0298-321798 |Mobile: 081 228 598 985 | 0819 0488
3400, 0298-6138702
GRAFIKA Fax : 0298-321798
email: harisis_05@yahoo.com, harriesiswanto@gmail.com
Bank: BNI Cabang Salatiga No. Rek. 369 57809
Didedikasikan kepada mahasiswa dan pengajar
S1 Matematika dan Pendidikan Matematika pada umumnya
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm
KATA PENGANTAR
v
Penulis juga menjumpai kesulitan untuk mencari buku
yang memberikan wawasan tipe soal olimpiade mahasiswa,
khususnya matematika bidang analisa real. Oleh karena itu
penulis sangat terbeban untuk menyusun buku ini. Paling
tidak, buku ini memberikan wawasan mula-mula bagi pemula
yang belum pernah mengikuti olimpiade dan juga memberi-
kan dasar-dasar teori yang diperlukan untuk tipe soal olimpiade
matematika tingkat mahasiswa.
Penulis sangat berharap mahasiswa semakin bersema-
ngat berkompetisi untuk menguji seberapa jauh kemampuan
bermain matematika. Kiranya buku ini menjadi awalnya.
Penulis
vi
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGGANTAR v
DAFTAR ISI vii
BAB I.
Bagian 1
Cara Menulis Bukti Barisan Bilangan real yang 1-28
konvergen dan divergen dengan ilustrasi MATLAB
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kesimpulan dan Saran 19
1.3. Latihan Soal dan Jawab Analisa Real 21
Latihan 1.1 21
Latihan 1.2 25
Bagian 2 29-64
2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real 29
2.2. Barisan Terbatas 33
2.3. Latihan Soal 1.3 39
Latihan Soal 1.4 41
Latihan Soal 1.5 47
2.4. Barisan Monoton 49
Latihan 1.6 56
2.5. Barisan Cauchy 57
Latihan soal 1.7 60
BAB II DERET BILANGAN REAL 65-94
2.1 2.1. Pendahuluan 65
2.2. Konvergen dan divergen deret 66
2.3. Uji Konvergensi untuk deret dengan suku-suku 68
taknegatif
2.3.1. Proposisi 3b 69
2.3.2 Tes Integral (untuk deret tak negatif) 69
2.3.3. Tes Akar 75
vii
Latihan soal 2.1 77
Latihan soal 2.2 79
2.4. Deret Ganti tanda (Alternating Series) 80
Latihan soal 2.3 84
2.5. Konvergen Bersyarat dan Konvergen Absolut 84
2.5.1. Tes Banding 87
Latihan soal 2.4 88
2.6. Penyusunan ulang Deret 90
Latihan soal 2.5 91
Latihan soal 2.6 92
BAB III. TOPOLOGI di R n 95-107
3.1 Ruang n dimensi 95
3.2 Pertidaksamaan Schwarz 96
3.3 Pertidaksamaan Segitiga 99
3.4 Konvergensian Completeness di R n 100
3.5 Subhimpunan tertutup dan terbuka 104
3.6 Compact set dan Teorema Heine Borel 106
Latihan soal 3 106
BAB IV. LIMIT FUNGSI, BARISAN, DAN 109-196
DERET FUNGSI
4.1 Limit fungsi dan fungsi kontinu 109
Latihan soal 4.1 117
4.2 Fungsi diskontinu 120
Latihan soal 4.2 128
4.3 Sifat-sifat fungsi kontinu 128
4.3.1 Compactness dan Nilai Ekstreem 131
4.4 Limit Barisan Fungsi 134
Latihan soal 4.3 142
4.5 Konvergensi seragam dan Kontinuitas 145
4.6 Teorema Kelengkapan untuk C ( K , R n ) 146
Latihan soal 4.4 148
4.7 Konvergensi seragam pada Integral 151
4.7.1 Aturan Leibniz 152
viii
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga,
ISBN 979-602-9,214 hlm
ix
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.
BAB I
Bagian 1
ANALISA REAL | 1
Tulisan ini akan menginspirasi bagaimana menuliskan pem-
buktian secara formal dalam analisa real khususnya tentang
konvergensi atau divergensi suatu barisan bilangan real.
Kasus yang dipelajari sangat sederhana yaitu barisan
3n 1 n4
(a). a n (b). a n
n2 2n 2 1
en
(c). a n n .
2
Kasus 1.
3 1/ n
Oleh karena itu lim a n lim 3 / 1 3. Jelas barisan
n n 1 2 / n
konvergen ke 3.
Definisi 1. (Goldberg,1976)
3 1/ n
lim a n lim 3 / 1 3.
n n 1 2/ n
ANALISA REAL | 3
dapat menggunakan MATLAB sebagai alat bantu. Program
tentang ini dan hasil keluaran ditunjukkan pada Tabel 1 dan
Gambar 1.
Tabel 1a. Daftar Program untuk Tabel 1b. Daftar Program untuk
menggambar mendaftar
3n 1 3 1 / n 3n 1 3 1 / n
an . an untuk n
n 2 1 2 / n n 2 1 2 / n
_________________________ merupakan kelipatan 10 (buat sebagai
clear kelanjutan Tabel 1a
close all _________________________
n=[1:100]'; n=10;j=1;
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); while n<=100
an=a(n); gn=g(n);
figure(1) epsku=3-gn;
plot(n,an,'o'); Daftar=[n gn epsku]
epsku=3-an; Simpan(j,:)=Daftar
Daftar=[n an epsku] j=j+1
n=j*10;
end
3n 1 3 1 / n
Gambar 1. Visualisasi a n untuk beberapa n
n 2 1 2 / n
Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai untuk tiap n.
n an
10 2.5833 0.4167
20 2.7727 0.2273
30 2.8438 0.1563
40 2.8810 0.1190
50 2.9038 0.0962
60 2.9194 0.0806
70 2.9306 0.0694
80 2.9390 0.0610
90 2.9457 0.0543
100 2.9510 0.0490
ANALISA REAL | 5
Secara analitik, umumnya kita tetapkan , kemudian kita
dapat mendapatkan nilai n=N yang sesuai dengan yang
dipilih. Dengan kata lain kita perlu memformulasikan untuk
suatu n=N yang umumnya tergantung pada . Sedangkan
Tabel 2 diperoleh dengan menetapkan nilai n terlebih dahulu
sehingga nilai diperoleh merupakan selisih nilai an dengan
3 (yang sudah kita klaim sebagai limit barisan). Secara
komputasi, maka nilai n lebih mudah ditetapkan terlebih
dahulu. Sedangkan prosedur analitik menjelaskan bahwa kita
tetapkan terlebih . Kita dapat menetapkan misalkan
sekitar 0.1 maka berdasarkan Tabel 2, kita dapat memperoleh
n=N sekitar 40. Nampaknya cara analitik lebih susah tetapi
hal itu diperlukan untuk proses pembuktian umum bahwa
barisan tersebut konvergen pada 3. Kita coba dengan proses
ini.
Dengan proses berikut ini ternyata salah. Kita akan
mencari batas N dengan cara mencari batas paling atas yaitu
sehingga
3n 1
3 = atau 3n +1 -3n -6 = n +2 .
n2
atau
5 2
-5-2 = n atau n= N = .
(*)
Notasi . menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih
kecil atau sama dengan argumen di dalamnya. Jelas bernilai
bulat negatif, padahal n harus positif bulat. Jika dipilih batas
bawah
5 2
-n -2 = -5 atau n=N= (**)
3n 1
Coba - < 3 < ditulis sebagai an 3 yaitu
n2
3n 1 3n 6 5
< atau < . Karena bilangan
n2 n2 n2
positif kecil dan n bilangan asli maka kita dapat memilih
5 5 2
< atau 5 < n +2 atau n . Jadi kita dapat
n2
5 2
memilih N > agar barisan konvergen pada 3.
ANALISA REAL | 7
Perhatikan bahwa dengan kondisi ini kita dapat memilih N
dengan menetapkan terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan
pada Tabel 3. Jadi dengan cara ini kita dapat memperoleh
5 2
bukti bahwa an 3 untuk n N dengan N .
5 2
Perhatikan bahwa N bilangan asli (bulat), padahal
dapat tidak bulat. Untuk itu kita perlu menuliskan kondisi N
5 2 5 2
menjadi N . Jadi dari tata cara menulis
an 3 sangat menentukan dalam mendapatkan kondisi
5 2
N . Hal ini ditunjukkan pada program pada Tabel 3
serta ilustrasi untuk an , an , dan a n pada Gambar 2.
5 2
Sedangkan untuk data tiap n untuk n=N .
3n 1
Tabel 3. Program untuk an dengan menetapkan
n2
terlebih dahulu.
Clear
close all
epsku=[0.2 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 ];
n=round((5-2*epsku)./epsku);
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n');
an=a(n);
anminuseps=an-epsku;
anpluseps=an+epsku;
figure(1)
plot(n,an,'o',n,anminuseps,'*',n,anpluseps,'.-');
Daftar=[epsku' n' anminuseps' an' anpluseps']
5 2 an 3n 1 an
N an
pada n=N n2 pada n=N
0.2000 23 2.6000 2.8000 3.0000
0.1000 48 2.8000 2.9000 3.0000
0.0500 98 2.9000 2.9500 3.0000
0.0250 198 2.9500 2.9750 3.0000
0.0100 498 2.9800 2.9900 3.0000
0.0050 998 2.9900 2.9950 3.0000
ANALISA REAL | 9
3n 1 3 1 / n
Gambar 2. Visualisasi an untuk beberapa n dengan
n 2 1 2 / n
menetapkan terlebih dahulu.
n4
Kasus 2. Pelajari a n . Bagaimana lim a n ?
2n 2 1 n
mendaftar an n 2 4
2n 1
clear
close all
n=[1:10]';
a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n');
an=a(n);
figure(1)
plot(n,an,'o');
epsku=abs(0-an);
Daftar=[n an epsku]
n4 1 4/ n
sebagai .
2n 1
2
2n 1 / n
ANALISA REAL | 11
n4
Gambar 3. Visualisasi a n untuk berbagai nilai n.
2n 2 1
n 4 (bertanda *) dan
2n 2 1
n 4 (bertanda o)
2n 2
2
N yang memenuhi N dan menyelidiki nilai barisan
untuk setiap N yang dipilih. Kita dapat mendaftarnya dengan
2
MATLAB. Perhatikan bahwa tidak bulat maka kita
perlu membulatkan dengan fungsi floor pada MATLAB.
Program ditunjukkan pada Tabel 7 dan hasil keluaran
ANALISA REAL | 13
program ditunjukkan dengan daftar Tabel 8 agar kita dapat
melihat seberapa besar nilai barisan untuk tiap dan N yang
dipilih.
epsku=[0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.0025 0.001]
batasn=round(sqrt(2./epsku));
Daftar=[epsku’ batasn’];
siN=batasn + 1;
an=(siN +4)./(2*siN.^2+1);
Daftark=[epsku’ batasn’ siN’ an’]
2
n=N n4
an
yang 2n 2 1
dipilih pada N yang dipilih
0.2000 3 4 0.2424
0.1500 3 4 0.2424
0.1000 4 5 0.1765
0.0500 6 7 0.1111
0.0250 8 9 0.0798
0.0200 10 11 0.0617
0.0100 14 15 0.0421
0.0050 20 21 0.0283
0.0025 28 29 0.0196
0.0010 44 45 0.0121
ANALISA REAL | 15
yang ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil keluaran ditunjuk-
kan pada Gambar 5.
en
Gambar 5. Ilustrasi barisan n
2
ANALISA REAL | 17
Jadi dipilih
ln M
n (n N ) . (b)
1 ln 2
ln M
Jadi jika dipilih N maka (b) dipenuhi atau
1 ln 2
ln M
berarti barisan tersebut divergen. Ekspresi bisa tidak
1 ln 2
bulat sedangkan N harus bulat positif (karena sebagai indeks).
Maka kita dapat menuliskan (b) dengan
ln M
n , (n N ) (c)
1 ln 2
ln M en
Tabel 12. Daftar M, , dan N serta nilai barisan n
1 ln 2 2
ln M N en
M
1 ln 2 yang dipilih 2n
100 13 16 136
200 17 18 250
300 19 19 340
400 20 20 463
500 20 21 629
600 21 31 629
700 21 33 855
ANALISA REAL | 19
Saya harap kasus 1-3 dapat memberikan pemahaman barisan
konvergen dan divergen serta bagaimana menuliskan bukti
secara formal dengan tata bahasa matematika yang benar.
Referensi
Jawab :
ANALISA REAL | 21
Padahal L M sehingga L L M . Jelas pula
bahwa M M
Sehingga L L M M . Atau L M .
2n 1
2 , n N .
n3 5
2n 1 2n 2 n 6 1
Jawab: 2 ditulis sebagai
n3 5 n3 n3 5
6 1
atau
n3 5
6 1
Sehingga berlaku atau 30 n 3 atau 27 n .
n3 5
2n 1
Jadi dapat dipilih 27 N sehingga berlaku 2 ,
n3 5
n 27 .
2n
(b) Buktikan bahwa lim 2.
n n 3
2n
Bukti: dari soal (a) kita dapat menuliskan lim 2
n n3
2n
menjadi 2 , n N . Dicari N yang memenuhi
n3
yaitu
2n 2n 2 n 6 6
2
n3 n3 n3 n3
6 3
atau 6 n 3 6 3 n n . Jadi dapat
2n
dibuktikan lim
2n
2 artinya 2 , n N
n n 3 n3
6 3
dengan N .
3n
(c) 2
.
n 7n n1
ANALISA REAL | 23
(b). Buktikan bahwa n / 107
n 1 tidak punya limit.
(Petunjuk: buktikan bahwa sn 55 / 5! (5 / n) jika n >5.
Latihan 1.2 (Ex 2.4)
(d) e
1/ n
n1
1 1
(g) 1 ... 1 / n
2 3 n1
(h) n 2
n1
ANALISA REAL | 25
Pengembangan lebih lanjut (personal study): jika anda
tertarik buktikanlah hasil anda dan dukunglah dengan
ilustrasi program.
2. Buktikan bahwa n
n 1 divergen ke tak hingga
3. Buktikan bahwa n 1 n
n 1 adalah konvergen.
Petunjuk: Ingat bagaimana menemukan dy/dx dengan
proses x ketika y x .
(1) s
n
n
n1 konvergen ke 0.
bahwa (1) n sn
n1 berosilasi.
bahwa (1) n sn
n1 berosilasi.
untuk n N 2 .
(1) s
n
n
n1 konvergen ke 0 untuk n = maks N1 , N 2 .
(catatan: Pemilihan n ini untuk menjamin bahwa keduanya
sudah konvergen ke 0).
(1) s
n
n
n1 berosilasi.
berlaku sn L 1 , n N1 .
ANALISA REAL | 27
Perlu dibuktikan (1) n sn
n1 berosilasi sbb :
(1) s
n
n
n1 = sn n1 yang konvergen ke L.
(1) s
n
n
n1 = sn n1 = - sn n1 . Karena lim sn L maka
n
lim sn lim sn L .
n n
Jadi terbukti (1) n sn
n1 berosilasi (ke L atau –L).
BAB I
Bagian 2
ANALISA REAL | 29
Jika merupakan batas atas A, dan tidak ada bilang-
an yang lebih kecil dari yang merupakan batas atas A,
maka dikatakan batas atas terkecil A (least upper bound
(l.u.b).
Jika merupakan batas bawah A, dan tidak ada
bilangan yang lebih besar dari yang merupakan batas
bawah A, maka dikatakan batas bawah terbesar A (greatest
lower bound (g.l.b)).
Batas atas terkecil dikatakan juga supremum A, ditulis
sup A; batas bawah terbesar A disebut pula infimum A, ditulis
inf A.
Contoh 1a.
ANALISA REAL | 31
bahwa daerah hasil sn n1 sebutlah s1 , s2 ,... sebagai suatu
himpunan bagian (subset) dari R.
(punya limit) ke L.
Bukti : Diketahui ` artinya 0, sn L , n N .
sn L c sn L c cs n cL . n N .
c c
Artinya lim cs n cL .
n
menggunakan nilai epsilon dalam bentuk (tetap merupa-
c
kan bilangan positif kecil dengan syarat 0 1 yang
c
Definisi 4.
Secara sama sn n1 terbatas ke atas jika daerah hasil dari
subhimpunan sn , sn1 , sn2 ,.... Jadi barisan M n n1 tak naik
dan jadi jelas konvergen atau divergen ke tak hingga.
Definisi 5.
Jadi sn n1 terbatas jika dan hanya jika ada suatu bilangan
M R sedemikian hingga
sn M (n I ) .
ANALISA REAL | 33
Jika suatu barisan divergen ke tak hingga (atau negatif tak
hingga) barisan tersebut tak terbatas. Suatu barisan divergen
ke tak hingga pasti terbatas ke bawah.
Suatu barisan yang berosilasi bisa terbatas bisa juga tidak.
Barisan 1, -2, 3, -4,… berosilasi dan tidak terbatas ke bawah
juga tidak terbatas ke atas. Barisan -1, 1,-1,1,…berosilasi
terbatas. Barisan 1,2,1,3,1,4,… berosilasi dan terbatas ke
bawah tetapi tidak terbatas ke atas.
sn L 1 (n N ) .
sn L 1 (n N ) .
(Karena sn L (sn L) L sn L sn L ).
sn M L 1 , (n N ) ,
Teorema 7.
(a)
Jika 0 < x < 1, maka x n
n 1 konvergen ke 0.
Teorema 8.
Jika sn n1 dan tn n1 barisan bilangan real dan jika
Akibat 9. Jika sn n1 dan t n n1 barisan bilangan real yang
ANALISA REAL | 35
Teorema 10. sn n1 dan t n n1 barisan bilangan real yang
maka lim s n t n LM .
n
Bukti:
Sehingga
sn t n LM sn t n sn M sn M LM sn t n M M sn M
sn t n M M sn M sn t n M M sn M
sedemikian hingga untuk n N1 berlaku s n L . Secara
2
sama diketahui lim t n M , artinya terdapat bilangan asli N 2
n
sedemikian hingga untuk n N 2 berlaku t n M .
2
Demikian pula karena lim s n L berarti barisan konvergen
n
~
sehingga terbatas, sebutlah s n M .
sn t n M M sn M sn t n M M sn M
M t n M M s n M M t n M M s n M
~ ~
~ ~
M M sn M M M M M .
2 2
~
Sampai di sini kita belum memperoleh ekspresi
sntn LM sntn sn M sn M LM sn tn M M sn M .
M M M M , diperoleh 0 M M M 1 .
~ ~ ~
2 ~
M
1
2
~
M
Agar pertidaksamaan terjadi bernilai positif maka <1 atau
2
~
M
~ ~
M <2 dan M M M 1 .
2
Lemma 11. Jika sn n1 barisan bilangan real yang konvergen
ke L maka sn2
n 1
konvergen ke L2 .
Bukti: gunakan teorema sebelumnya.
ANALISA REAL | 37
Teorema 13. sn n1 dan t n n1 barisan bilangan real yang
lim sn / t n L / M .
n
3n 2 6n 3 6/ n
Bukti: Kita menulis soal menjadi lim lim .
n 5n 2 4 n 5 4 / n 2
Sehingga
lim 3 6 / n lim 3 lim 6 / n 3 0 3 (berdasarkan
n n n
(2)
Dari hasil (2) maka
lim 5 4 / n 2 lim 5 lim 4 / n 2 5 0 5 (Berdasarkan
n n n
Teorema 5).
3n 2 6n 3 6/ n lim 3 6 / n
lim lim n
3/ 5 .
n 5n 2 4 n 5 4 / n 2 lim 5 4 / n 2
n
1. Buktikan
2n 3 5n 1 n2
(a) lim (b) lim 1
n 4n 3 n 2 2 n ( n 7) 2 6
s 1/ 2
n n 1
konvergen ke 1.
3. Hitung lim n
n
n 1 n
ANALISA REAL | 39
4. Anggap barisan sn n1 suatu barisan bilangan positif dan
0 x 1. Jika sn1 xs n , (n I ) buktikan lim sn 0 .
n
sn 1
5. Anggap bahwa lim 0 . Buktikan lim sn 1
n sn 1 n
sn 1
(petunjuk : Ambil n dan carilah s n )> Teorema
sn 1
apa yang anda gunakan pada bagian ini.
n 1
1
lim 1 e.
n
n 1
n
2
lim 1 e 2 .
n
n
konvergen ke –s.
ANALISA REAL | 41
L 0 , sn n1 tak terbatas.
sn
3. Buktikan bahwa jika lim
n n
4. Jika sn n1 barisan bilangan real terbatas, dan tn n1
konvergen ke 0, buktikan bahwa sn t n n1 konvergen ke 0.
Catatan: apa itu lim sup sn (dibaca : limit supremum sn) dan
n
Contoh 7.
Diberikan sn n (n I ) .
ANALISA REAL | 43
Oleh karena itu M n pada n , sehingga
Definisi 16. Jika sn n1 suatu barisan bilangan real yang tak
lim sup sn .
n
(2) Jika sn n1 suatu barisan bilangan real yang tidak
mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke bawah
maka lim sup sn .
n
Teorema 17. Jika sn n1 suatu barisan bilangan real yang
atau
L sn L (n N ) .
(terbukti)
Sekarang kita akan mendefinisikan limit infimum.
Jika suatu barisan bilangan real sn n1 terbatas ke
lim inf sn .
n
Definisi 19. Jika barisan bilangan real sn n1 yak tak
Contoh 11.
lim inf( 1) n 1, lim inf n , lim inf( n) .
n n n
Bukti : hal.50-51.
Teorema 20. Jika sn n1 barisan bilangan real dan jika
ke tak hingga.
Bukti : hal. 51
Teorema 22. Jika sn n1 barisan real konvergen dan jika
sn t n n I , maka lim
n
sup sn lim sup
n
tn
ANALISA REAL | 47
(b) sinn / 2 n1 ,
(c) 1 1/ ncos n n1
(d) 1 1/ n
n
n 1
2. Jika lim sup dari barisan sn n1 sama dengan M, buktikan
bahwa lim sup dari sembarang sub barisan sn n1 adalah
M .
3. Jika sn n1 barisan terbatas dan lim inf sn m ,
n
tak hingga.
7. Jika sn n1 barisan bilangan real dan jika
s1 s2 ... sn
n , n I
n
Buktikan bahwa lim sup n lim sup sn ,
n n
Contoh 12.
1 3 7
Barisan 1,1 ,1 ,1 ,... (yaitu
2 4 8
2 1/ 2 n1
n1 adalah tidak
ANALISA REAL | 49
Contoh 13.
menggambar 2 1/ 2
n1
n1
n=linspace(1,20,20);
an=2-1./(2.^(n-1));
plot(n,an,'o')
axis([1 20 -1 3])
Gambar 6. Ilustrasi 2 1/ 2
n1
n1
sn M (n N ) . (1)
ANALISA REAL | 51
Akibat 26. Barisan 1 1/ n
n
n 1 konvergen.
Bukti:
sn 1 1 / n .
n
Diberikan Berdasarkan teorema
binomial maka
1 n(n 1) 1 n(n 1)...1 1
sn 1 n 2
... . .
n 1.2 n 1.2...n n n
Juga
n(n 1)...(n k 1) 1 1 1 2 k 1
. k 1 1 ...1 .
1.2...n n 1.2...k n n n
1 1 1
11 1
2 ... n1
2 2 2
1 (1 / 2) n 1
1 1 3
1 1/ 2 1 1/ 2
maka barisan 1 1/ n
n
n 1 konvergen.
Clear
close all
n=[1:200]';
g=inline('(1+1./n).^n','n');
gn=g(n);
figure(1)
plot(n,gn,'o');
ANALISA REAL | 53
Gambar 7. Ilustrasi 1 1/ n
n
n 1
lim sn lim 1 1 / n e .
n
n n
Subbarisan
ANALISA REAL | 55
Contoh 14.
bn n cos(n )
B. Apakah barisan n 2 1 n1 mempu-
nyai subbarisan yang konvergen.
C. Didefinisikan x1 2 dan xn 1
1
xn 5 / xn untuk
2
n 1.
Hal. 40
Untuk beberapa hal penting lain yang terkait, untuk
sementara tidak saya bahas.
ANALISA REAL | 57
untuk sembarang 0 terdapat suatu N I sedemikian
hingga berlaku
sm sn , (m, n N ) .
Bukti:
Sedemikian hingga
sm sn m, n N
Teorema 33. Jika sn n1 Cauchy maka sn n1 terbatas.
Maka
sm s N 1 , m N . (1)
Teorema 34. Jika sn n1 barisan Cauchy maka sn n1
konvergen.
ANALISA REAL | 59
Latihan soal 1.7 : Ex.2.10
dan sn1 sn cr n n I
Tunjukkan bahwa sn n1 konvergen.
n I , diketahui
sn a1 a2 ... an
t n a1 a2 ... an .
pula sn n1 .
c R,0 r 1 dan
s n1 s n cr n n I
Tunjukkan bahwa sn n1 konvergen.
ANALISA REAL | 61
Teorema 35. Kelengkapan pada R (Completeness Theorem)
bilangan rasional.
Daftar Pustaka
ANALISA REAL | 63
64| Analisa Real dengan MATLAB
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm.
BAB II
DERET BILANGAN REAL
2.1 Pendahuluan
Jika sn n1 divergen, kita mengatakan bahwa a n divergen.
n 1
Jika a
n 1
n konvergen ke A, kita sering menulis
a
n 1
n A . Jadi an 1
n tidak hanya menyatakan suatu deret,
konvergen ke B, maka deret a
n 1
n bn konvergen ke A + B.
Juga jika c R maka ca
n 1
n konvergen ke cA.
Bukti : Diketahui a
n 1
n A, b
n 1
n B , maka
a
n 1
n bn = a1 b1 a2 b2 a3 b3 ... an bn
= a1 + a2 + a 3 +...+ an + b1 + b2 + b3 +... bn
an b n =A +B. (terbukti)
n 1 n 1
ca
n 1
n = c a1 +c a2 +c a 3 + ...= c a n cA . (terbukti).
n 1
f ( x)dx a n
1 n 1
f ( x)dx a n .
1 n 1
Teorema 4a.
1
Contoh 1a. Perhatikan n
n 1
2
M
1 1 1
Susun 2 dx diperoleh
1 x
1 x 2 dx Mlim
1.
x x 1
1
Jadi n
n 1
2
konvergen. Berapakah limitnya?. Kita dapat
1
Contoh 1b. Perhatikan n 1 n
1 1
x x
M
Susun 1/ 2
dx diperoleh 1/ 2
dx = lim 2 x x 1 .
M
1 1
1
Jadi x
1
1/ 2
dx divergen. Kita tidak dapat mengambil beberapa
1
Teorema 4b. Test deret p yaitu n
n 1
p
Integral ini konvergen jika –p +1 < 0 atau p > 1 dan divergen untuk
p<1.
1
Untuk p =1 , maka deret n
n 1
merupakan deret harmonik.
1
x dx = lim ln x .
M
Berdasarkan tes integral maka x 1
M
1
1
Jadi n
n 1
p
konvergen untuk p >1 dan p 1 .
(a) a n konvergen jika barisan sn n1 terbatas.
n 1
(b) a n divergen jika sn n1 tak terbatas.
n 1
Teorema 6b.
1
(a) Jika 0 x 1 , maka x
n 0
n
konvergen ke
1 x
(b) Jika x 1 maka x
n 0
n
divergen.
1 1
Perhatikan contoh berikut yaitu deret 1 ... ... diketahui
2 n
sebagai deret harmonik.
Teorema 6c. Deret 1/ n (deret harmonik) divergen.
n 1
Bukti:
Kita mempelajari barisan deret parsial yaitu s1 , s2 , s4 , s8 ,..., s2n1 ,...
s4 s2 1 / 3 1 / 4 3 / 2 1/ 4 1/ 4 2
s8 s4 1/ 5 1/ 6 1/ 7 1/ 8 2 1/ 8 1/ 8 1/ 8 1/ 8 25 / 2;
Kita akan membahas lagi deret harmonik bahwa a
n 1
n
Jika a
n 1
n deret dengan suku-suku tak negatif yang
konvergen, terkadang kita menuliskan dengan cara a
n 1
n
. Jika a
n 1
n deret divergen dengan suku-suku tak negatif,
maka kita dapat menulis dengan cara a
n 1
n .
n
1 1
Jadi ,
n 0 2
n .
n 0
Kita perlu pula mencatat bahwa tidak ada deret yang divergen
dengan cara selambat mungkin. Lebih tepatnya dijelaskan
berikut ini.
Teorema 7. Jika a
n 1
n deret divergen dengan bilangan
l lim sup n an ,
Jika l < 1 maka an konvergen. Jika l > 1 , maka
n 1
a
n 1
n
divergen.
Catatan: Jika l lim sup n an 1 , deret mungkin atau
Bukti:
Anggap l lim sup n an < 1. Untuk menunjukkan deret
bn an , 1 n N dan bn r n untuk n N .
Barisan ini dapat dijumlah. Lagi pula
N 1 N 1
rN
n 1
bn bn bn bn
n 1 n N n 1 1 r
.
l 1 untuk semua k 1 .
1 / nk
ank
Contoh 1c. Deret 1 n/1 2n harus divergen.
n 1
Disini an 1 n / 1 2n
n
Contoh 2. 1
n 1
pasti divergen karena lim an bahkan tidak
n
ada.
Catatan: Perhatikan bahwa pernyataan Teorema 8 sama
artinya dengan jika lim an 0 (atau bahkan tidak
n
ada) maka a
n 1
n divergen. Pernyataan inilah yang
sering digunakan.
cukup untuk menjamin bahwa a
n 1
n konvergen . Kita akan
a k , n m N .
k m 1
maka
1
a1 a2 1 a2 a3 1 a3 a4 ... konvergen.
2 2 2
9. Tunjukkan bahwa jika ak konvergen dan
k 1
b
k 1
k
divergen, maka a
k 1
n bn divergen.
10. Apakah n 1/( n 2) konvergen atau divergen ?.
n 1
n 1
Apakah 10
n 1
10
(n 2)
konvergen atau divergen ?.
Catatan :
Jika a
n 1
n konvergen, maka sembarang deret yang dibentuk
dari deret a
n 1
n dengan menyisipinya
a
ni
i 1 adalah suatu subbarisan dari a
i 1
ni konvergen.
1 1 1
1. Buktikan bahwa 1 ... konvergen.
2! 4! 6!
sn a1 a2 ... an n I .
4. Butikan bahwa 1 +1/3 + 1/5 + 1/7 + … divergen.
5. Apakah untuk nilai x R maka
1 x 1 x 1 x
2 3
Contoh 3.
1-1/2 +1/4 -1/8 +…; 1-2 + 3-4 +…; 1-1/2 + 1/3 -1/4 +…
adalah merupakan contoh-contoh deret berganti tanda.
1
n 1
Deret ganti tanda dapat ditulis an jika setiap
n 1
1 a
n
sukunya positif atau n jika suku pertamanya negatif.
n 1
1
n 1
maka deret ganti tanda an konvergen.
n 1
1
n 1
konvergensi untuk deret an
n 1 .
1
n 1
Akibat 10. Jika deret ganti tanda an memenuhi
n 1
1
n 1
Jadi perbedaan antara jumlahan an dan sembarang
n 1
Contoh 4.
Kita ketahui bahwa 1 / n
n 1
divergen. Akan tetapi karena
1
n 1
9 diperoleh 1 / n konvergen. Artinya, ada suatu
n 1
L R sehingga
1 1 1 (1) n1
1 ... ... L .
2 3 4 n
Akan tetapi kita tidak tahu berapakah L. Untuk itu kita
menduganya dengan menggunakan Teorema 9, yaitu untuk
n I dipunyai bahwa
1 (1) n1 1
1 ... L .
2 n n 1
1
Hasil jumlahan diperoleh dari jumlahan deret geometri
1 x
dengan rasio
a n 1 (1) n 1 x n 1
r= x
an (1) n x n
Contoh 5.
Perhatikan deret
1n 1 1 1
n 0 n!
1 ... .
1! 2! 3!
Berdasarkan Teorema 10 maka deret tersebut konvergen. Jika
L
1n maka
n 0 n!
1 1 1 1 1 1
1 L .
1! 2! 3! 4! 5! 6!
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
L 0.3666 0.0014 .
3. Buktikan bahwa
(a) 2 21/ 2 21/ 3 21/ 4 ... divergen
(b) 1 2 (1 21/ 2 ) (1 21/ 3 ) (1 21/ 4 ) ...
konvergen
1 (1) n1
4. Tunjukkan bahwa jika an maka
n n
1
n 1
an divergen. (Disini an 0 dan lim an 0 ,
n
n 1
1
n 1
5. Tunjukkan bahwa n /( 2n 1) divergen.
n 1
1 1 1
dan juga deret 1 ...
2 3 4
keduanya konvergen.
Akan tetapi kedua deret berbeda. Jika kita ambil nilai
absolutnya dari deret pertama diperoleh
1 1 1
1 ... maka deret ini konvergen (deret geometri
2 4 8
r=1/2)
1 1 1
Sedangkan deret kedua diabsolutkan diperoleh 1 ...
2 3 4
menjadi deret yang divergen. Hal ini menjelaskan pada kita
tentang konvergensi deret menjadi 2 kelompok.
konvergen absolut.
(b) Jika an konvergen tetapi
n 1
a
n 1
n divergen, kita
mengatakan bahwa a
n 1
n konvergen bersyarat
(converges conditionally).
Teorema 12. Jika an konvergen absolut, maka
n 1
a
n 1
n
konvergen.
ambil
pn an jika an 0,
pn 0 jika an 0,
1 1 1
Jadi untuk deret 1 ... , p1 1 , p3 ,
2 3 3
1
p2 n1 ,
(2n 1)
Sedangkan p2 p4 ... 0 . Secara sama, kita sebut
qn an jika an 0,
qn 0 jika an 0.
Oleh karena itu p n merupakan suku-suku positf dari a
n 1
n
Teorema 13.
(a) Jika an konvegen absolut maka kedua
n 1
p
n 1
n dan
q
n 1
n juga konvergen.
(b) Jika an konvergen bersyarat, maka kedua
n 1
p
n 1
n dan
q
n 1
n juga divergen.
(c) Jika kedua pn dan
n 1
qn konvergen, maka
n 1
a
n 1
n
konvergen absolut.
Bukti: hal.76.
an bn .
n 1 n 1
Diketahui an dan
n 1
b
n 1
n merupakan 2 deret tak hingga.
an
Diketahui r lim
n b
ada dan 0 r . Maka a
n 1
n
n
konvergen absolut jika dan hanya jika b
n 1
n konvergen
absolut.
1 1 1
(a) 1 ...
1! 2! 3!
1 1 1
(b) 1 ...
3 5 7
1 2 3 4
(c) ...
2 3 4 5
1 1 1 1
(d) 1 1 . ...
2 2 3 3
1 1 1 1 1 1 1
(e) 1 2 3 4 ...
2 2 2 3 2 4 2
2. Dapatkah suatu deret tak negative konvergen bersyarat ?.
3. Buktikan bahwa jika an maka
n 1
an an .
n 1 n 1
4. Jika a
n 1
n konvergen absolut, dan jika n 1 untuk
setiap n I , buktikan bahwa
n 1
a konvergen.
n n
5. Jika n na konvergen untuk setiap barisan n n1
n 1
3 1 1 1 1 1
L (1 0) ( ) ( 0) ( )
2 2 2 3 4 4
1 1 1 1 1 1
0 0 ...
5 6 6 7 8 8
Atau
3 1 1 1 1 1 1 1 1
L 1 ... (3)
2 3 2 5 7 4 9 11 6
Perhatikan bahwa deret pada persamaan (3) adalah penyusun-
an ulang deret pada ruas kanan persamaan (1) tetapi kedua-
nya konvergen pada limit yang berbeda.
a
n 1
n deret bilangan real dan jika
bi ani i I , maka b i dikatakan suatu penyusunan
i 1
ulang dari a
n 1
n .
1 2
n 1 n
2
6
.
1 4 1
Petunjuk : Gunakan 2 .
n 2n 1 2n(2n 1) n
2
2n
cos
C. Tunjukkan bahwa 3
konvergen absolut.
n 1 n2
Tentukan jumlahnya (berarti limit deret tersebut) dan
1 2
diketahui bahwa 2 .
n 1 n 6
D. Diketahui bahwa a n
1k untuk k 1 n k 2 dan
2
n
1k
k 1. Pelajari apakah deret an
n 1 n 1 n
konvergen.
12
B. Hitung deret n(n 1)(n 3)(n 4)
n 1
konvergen.
1
E. Hitung (n 1)
n 1 n n n 1
. Petunjuk: Kalikan suku
ke-n dengan
n 1 n
1= .
n 1 n
n
F. Diberikan |a|<1 dan bentuk Sn a k dan
k 0
n
Tn (k 1)a k .
k 0
(k 1)a k (n 1 k )a nk
k 0 k 1
n(n 1) n1
(b) Tunjukkan bahwa Tn S n2 a .
2
n 1
(d) Hitunglah
k 0 3
n
.
1
Teorema Konvergensi Monoton: Suatu barisan monoton naik yang
terbatas ke atas, barisan tersebut konvergen. Suatu barisan monoton turun
yang terbatas ke bawah, barisan tersebut konvergen .
BAB III
T O PO LOG I DI R n
ANALISA REAL | 95
Sehingga jarak antara 2 titik akan mengikuti hukum
Pythagoras. Yaitu sebutlah 2 titik di R n adalah x dan y maka
jarak antara 2 titik tersebut adalah
1/ 2
n 2
x y xi yi .
i 1
Sifat jarak yang penting adalah pertidaksamaan segitiga yang
ditunjukkan pada subbab 3.3.
Ada hubungan yang sangat dekat antar perkalian
dalam (inner product) dan perkalian titik (dot product) dari
2
sifat identtas x , x x kita dapat memperoleh sifat linear
dan s, t R .
Tanda sama berlaku jika dan hanya jika x dan y kolinear
(salah satu titik dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear
dari yang lain).
Bukti:
Untuk membuktikan kita perlu menunjukkan x y - x, y
pembuktian disusun.
Untuk dapat memahami pembuktian lebih rinci maka berikut
ini dijabarkan untuk n =2. Untuk n = 2 maka
n n
2
y = 2 xi y
2 2
= 2 x12 x22 y12 y22
2
2x j
i 1 j 1
= 2 x12 y12 y22 x22 y12 y22 = 2 x12 y12 x12 y22 x22 y12 x22 y22
n n
= 2 x
j 1
2
1 y 2j 2 x22 y 2j (tanda sigma hanya berlaku untuk
j 1
indeks j.
n n n n
=2 xi2 y 2j =
i 1 j 1
x
i 1 j 1
2
i y 2j + x 2j yi2 .
Demikian pula
2
2 n
2 x , y = 2 xi yi (berdasarkan definisi)
i 1
ANALISA REAL | 97
Ambil n =2
2
n
2 xi yi = 2x1 y1 x2 y2 = 2x12 y12 x22 y22 2 x1 y1 x2 y2
2
i 1
= 2x12 y12 x22 y22 x1 y1 x2 y2 x1 y1 x2 y2
= 2 x1 y1 x1 y1 x2 y2 + 2 x2 y2 x2 y2 x1 y1
= 2 x1 y1 x1 y1 x2 y2 + 2 x2 y2 x1 y1 x2 y2
n n
= 2 x1 y1 x j y j 2 x2 y2 x j y j (tanda sigma hanya berlaku
j 1 j 1
untuk indeks j)
n n n n
=2 x y x
i 1
i i
j 1
j y j = 2 xi yi x j y j .
i 1 j 1
n n
= x
i 1 j 1
2
i y 2j 2 xi yi x j y j x 2j yi2
= xi y j x j yi 0 . (Terbukti).
n n
2
i 1 j 1
Tanda sama berlaku jika dan hanya jika x 0 atau y cx
dengan c 0 .
Bukti: Kembali kita melakukan bukti dengan mengkua-
dratkan kedua ruas yaitu kita perlu membuktikan bahwa
x y x y .
2 2
x y .
2
x x y x y y
2 2
Jika tanda sama dipenuhi, kita harus mempunyai x, y =
x y . Secara khusus pertidaksamaan Schwarz dipenuhi.
Jadi apakah x 0 atau y cx . Substitusikan y cx dalam
ANALISA REAL | 99
x , y = x y . Dengan c y / x 0 .
ortonormal untuk R n .
Definisi 1. Suatu barisan titik pada R n ditulis sebagai xk
konvergen ke suatu titik a jika untuk setiap 0 terdapat
suatu bilangan asli N N ( ) sedemikian hingga
xk a untuk semua k N .
Dalam ini , kita tulis lim xk a .
k
Lemma 2.
Sebutlah xk merupakan suatu barisan dalam R n . Maka
lim xk a jika dan hanya jika lim xk a 0 .
k k
ke suatu titik a a1 , a2 ,..., an jika hanya jika setiap
koefisien konvergen. Ditulis lim xk a jika hanya jika
k
bilangan bulat N sedemikian hingga xk a untuk semua
x
k ,i k 1 merupakan barisan Cauchy untuk setiap 1 i n .
Sehingga
xk ,i xl ,i xk xl untuk semua k , l N .
Jadi x
k ,i k 1 untuk 1 i n . Karena sifat completeness
Definisi 6. Suatu titik x dikatakan titik limit dari suatu
subhimpunan A di R n jika suatu barisan a n n 1 dengan
an A sedemikian hingga x lim an . Suatu himpunan
n
Contoh 1.
(5) x R n : x 1 merupakan himpunan tertutup.
(7) ( x, y ) R 2 : xy 1 juga tertutup.
(8). Himpunan berhingga dari bilangan real tertutup di R.
Karena suatu himpunan tertutup mempunyai sifat yang sangat
berguna yaitu memuat semua titik limit-titik limitnya, maka
kita ingin mengkonstruksi himpunan tertutup dari himpunan
yang lain yang bersifat sedikit kurang bagus dari himpunan
tertutup yang ditunjukkan pada definisi berikut.
Contoh 2.
(8) ( x, y ) R 2 : xy 1 terbuka.
(9). ( x,0) R 2
: 0 x 1 tidak terbuka.
artinya punya limit sebutlah lim aki a di A.
i
Latihan soal 3
(b) x R : 2 x 4
n
Daftar Pustaka
BAB IV
Contoh 1.
1
Diberikan f : R n \ {0} R dalam bentuk f (x) . Mari
x
untuk x R \ {0} .
x a x - a dan a x x - a . (b)
x a a x - a x x - a x - a . (c)
a x a / 2 maka x a a x a / 2 .
x - a r . Maka
a x x-a 2r
| f (x) f (a) | 2
2
.
x a a /2 a
1
bermakna f ( x ) , Jika digambarkan kita mendapat-
|x|
1
kan Gambar 2a. Jika f (x) untuk x R 2 \ {0} maka f
x
1 1
bermakna f (x) yang diilustrasikan
x x2 y2
pada Gambar 2b.
Contoh 2.
0 jika x 0
Gambar 3. Ilustrasi f ( x) 1/ x
e jika x 0.
0 jika r x 0
f ( x) f (0) 1 / x
e jika 0 x r.
f (x) f (y) C x - y Cr .
T
n n
Ax= a1 j x j ,..., a mj x j .
j 1 j 1
hitung
1/ 2
m n
2
aij x j y j aij
n n n n
aij
2 2
xj yj xy .
2
j 1 j 1 j 1 j 1
1/ 2
m n
Dengan mendefinisikan C aij
2
diperoleh
i 1 j 1
1/ 2
m n 2
Ax Ay A(x y) aij xy .
i 1 j 1
1 xy 1 / x jika x 0
f ( x, y )
e y jika x 0.
lim g (x) L .
x c
Contoh 3.
Contoh 4a.
Perhatikan fungsi Heaviside yang banyak digunakan di
teknik. Didefinisikan H pada R dengan H(x) = 0 untuk
semua x < 0 dan H(x) =1 untuk semua x 0 . Kita dapat
mengklaim bahwa lim H ( x) tidak ada. Anggap bahwa
x0
1
Oleh karena itu max{ |H(r/2) – L |, |H(-r/2) – L| } =.
2
Oleh karena itu limit tidak ada. Pada contoh ini kita tidak
dapat membuat suatu diskontinuitas seperti pada contoh 1.
Oleh karena itu kita cukup mendefinisikan suatu
limit f pada suatu kanan x atau juga limit f pada suatu kiri x.
Contoh 4b.
Kita ingat kembali Contoh 1 , diberikan f : R n \ {0} R
1
dalam bentuk f (x) . Didefinisikan f(0) = 0
x
1
menyebabkan f (x) kontinu pada R n \ {0} . Akan
x
Contoh 4c.
x2
jika ( x, y ) (0,0)
f ( x, y ) x 2 y 2
0 jika ( x, y ) (0,0).
x2 r 2 cos 2
f ( x, y) 2 cos 2 .
x y 2
r 2
Contoh 5.
Fenomena yang sama dapat dilihat pada fungsi-fungsi
pada bilangan real, misalkan
1
sin jika x 0
f ( x) x
0 jika x 0.
Gambar 4.
1
f ( x) t jika dan hanya jika sin sin
x
1
jika dan hanya jika 2k atau ( - ) 2k , k Z
x
1 1
jika dan hanya jika x atau , k Z.
2k ( ) 2k
Contoh 6.
1 jika x A
A ( x)
0 jika x A .
characterization of continuity)
(3) Untuk setiap himpunan terbuka U pada Rm .
Himpunan f 1 (U ) x S : f (x) U terbuka dalam
S (topological characterization of continuity) .
f ( x) u
(4) lim , dengan v 0 .
x a g ( x) v
Contoh 10.
Perhatikan fungsi f(x) =-x untuk x (0,1]. Fungsi ini
terbatas ke-atas akan tetapi tidak mencapai supremumnya;
yaitu 0 = lim f ( x) karena titik limit (yaitu x=0) tidak
x 0
Teorema 11.
Anggap C adalah subhimpunan compact di R n dan f
merupakan fungsi kontinu dari C into R m . Maka hasil
pemetaan f(C) juga compact.
i i
lim y k i lim f (x k i ) f lim x k i f (c) .
i
Jadi y konvergen ke f (c) f (C) yang menunjukkan
ki
bahwa f (C ) compact.
Contoh 11.
1 2
menghubungkan dari titik (0,0), , k , ,0 dan (1,0)
k k
dengan garis lurus, sebutlah
1
k x
2
untuk 0 x
k
2 1 2
f k ( x) k 2 x untuk x
k k k
0 untuk
2
x 1.
k
sehingga fk f
k . Hal ini tidak konvergen ke 0.
0 untuk 0 x 1
lim f k ( x) lim x k
k k
1 untuk x 1.
f k [1] sup x k 0 1.
0 x 1
1
f n ( x) sin nx .
n
1
Gambar 6. Ilustrasi f n ( x) sin nx untuk n=1, n=4, dan n =13.
n
1
Lagipula f n
sup sin nx . Jadi barisan ini c.u ke 0.
0 x n
Jika 0 kita dapat memilih N cukup besar sehingga
1
. Jadi untuk sembarang n N ,
N
1 1
f n ( x) 0 sin nx untuk semua 0 x .
n N
Barisan ini tidak bersifat baik untuk derivatifnya (sekalipun
derivatif ada sehingga f dikatakan smooth), yaitu
f n' ( x) cos nx .
Oleh karena itu lim f n' (0) lim 1 1 0 f ' (0) dan
n n
Jelas bahwa limit fungsi ini tidak ada pada titik manapun
di 0, kecuali di 0.
Contoh tersebut memberikan penjelasan untuk
fungasi yang halus (smooth) yang berosilasi naik dan turun
dengan cepat akan konvergen pada fungsi yang bagus
tetapi derivative tidak ada.
B. Diberikan f n ( x) nx 1 x 2
n
pada [0,1] untuk n 1 .
h
bahwa lim (1 ) n e h .
n n
arctan(nx)
E. Tunjukkan bahwa f n ( x) , n 1 merupa-
n
kan c.u di R.
x 2n
G. Tentukan semua interval sehingga f n ( x) ,
n x 2n
n 1 merupakan barisan c.u.
sebutlah gn
d 0 dan temukan x n sehingga
x
xx
K. Untuk nilai x 1 yang mana sehingga ekspresi x
bermakna ?.
untuk n 1 . Maka
n 1 .
f N (x) f N (a) untuk semua x a r .
3
f (x) f (a)
< + + =.
3 3 3
Jadi f kontinu.
R m dipunyai
fk fl fk fl untuk semua k , l N .
n x
2. Tunjukkan bahwa hn ( x) c.u pada [0, N]
4n x
untuk sembarang N tetapi tidak c.u di [0, ).
6. Diberikan f n ( x) arctan(nx) / n
f n c.u ke f di R.
(b) Hitung lim f n' ( x) dan bandingkan dengan f ‟(x) .
n
f n' ( x) ) ?.
x
c.u di [a,b] pada suatu fungsi F ( x) f (t )dt .
c
Bukti :
x
Fn ( x) F ( x) f
c
n (t ) f (t ) dt
x x
f n (t ) f (t ) dt f n f dt
c c
x c fn f (b a) f n f .
lim Fn F
(b a) f n f 0.
n
d
F ' ( x) f ( x, t )dt .
c
x
Contoh 13.
e dx
x
2
Kita tunjukkan bahwa integral tak tentu .
0
2
u
Diketahui bahwa g (u ) e x dx tidak dapat diekspresikan
2
u 1 u
g (u ) e x dx 1 ds e s ds 1 (e e u ) 1 e.
2
0 0 1
e
x2
Sebagai konsekuensi, dx terdefinisi dan berhingga.
0
e x (1t )
1 2
Perhatikan F ( x) dt dan
0 1 t
2
1
1
F (0) dt arctan t 0 .
1
0 1 t
2
4
e x (1t )
2
e x (1t )
1 2
F ' ( x) dt
0
x 1 t 2
1 2
e x (1t ) (1 t 2 ) 1
0 dt e x e xt dt .
2
1 t 2
0
ex ex
x .
x 2
x
F ' ( x ) e ds g
0 x x
ex
x dx .
n n
lim F (0) F (n) lim F ' ( x)dx lim g
4 n n n
0 0 x
2
n n
2 n
lim 2e x2
g ( s)ds lim 2 g ' ( s) g ( s)ds lim g ( s) e x dx
2
n n n
4 0 0
0
0
1
A. Untuk x 1,1
1 / 2
ambil F ( x) x 1 x 2 y 2 dy .
0
e x untuk 0 x n,
f n ( x) e 2 n (e n n x) untuk n x n en
0 untuk x n e n .
(b) Hitung f ( x)dx
0
dan lim f n ( x)dx .
n
0
sin xt
E. Didefinisikan f ( x) dt
0
t
n 1
f n ( x) . Jadi kita mengatakan f
n 1
n ( x) konvergen titik
(c.p) (atau c.u) jika jumlah parsialnya adalah c.p (atau c.u).
sin(nx)
Contoh 14. Perhatikan deret fungsi n 1 n2
. Untuk
1
Karena n
n 1
2
merupakan deret bilangan yang konvergen
Jadi untuk l , k N
k l
f n ( x) f n ( x) .
n 1 n 1
k
Jadi deret f
k 0
k ( x) konvergen pada setiap titik pada [0,1]
f n ( x) f n ( x) f l 1 ( x) 1 untuk semua
n 1 n 1
Contoh 16.
Deret fungsi yang paling sering muncul adalah deret
pangkat. Deret ini berbentuk:
a x
n 1
n
n
a0 a1 x a2 x 2 a3 x3 ... .
f ( x)
i k 1
i ketika x S dan l k N .
Teorema 19. Deret fungsi c.u jka dan hanya jika C.u
(Cauchy uniformly)
fk fl fk f f fl .
2 2
ak
sup ak ( x) M k .
xS
Jika M k konvergen, maka terdapat deret
k 1
a
k 1
k ( x)
Bukti:
Untuk setiap x S , barisan ak (x) adalah barisan
bilangan real yang konvergen absolut, karena
N
k 1
a k ( x) a k
k 1
ak
k 1
M
k N 1
k .
Jadi jumlahannya ada. Definisikan f ( x) a k ( x) , maka
k 1
untuk setiap x S ,
l
f ( x) a k ( x) a k ( x) a k ( x) ak
M k
k 1 k l 1 k l 1 k l 1 k l 1
n 0 1 ( x ) 1 x
yaitu a
2 N
1
2
merupakan bilangan besar. Bagai-
sup x 2 n
r 2n .
x r
1
Karena r
n 0
2n
1 r2
, dengan M-tes menunjukkan
1
bahwa deret c.u ke suatu f ( x) pada [-r,r] .
1 x2
Perhatikan fungsi-fungsi
(1) k 2 k 1
x n n
Fn ( x) t 2 dt
k
x .
0 k 0 k 0 2k 1
melihat hal ini, kita perlu melihat batas error untuk deret
ganti tanda. Karena suku-suku menurun dalam nilai
absolute, error tidak pernah lebih besar dari suku
berikutnya. Oleh karena itu error berada diantara jumlah
(1) n 2 n1 1
sup x .
x 1 2n 1 2n 1
Karena hal ini menuju ke-0, deret ini c.u pada [-1,1] ke
arctan(x). Ilustrasi antara arctan(x) dan deretnya ditunjuk-
kan pada Gambar 7 dengan MATLAB program yang
digunakan untuk mengambar juga dituliskan agar pembaca
dapat menguji untuk berbagai nilai x.
Tabel 1. Program MATLAB
untuk menggambar
===================
clear
close all
x=linspace(-2,2,100);
bn=5;
jum=0;
fx=atan(x);
for n=0:bn
atanku=((-
1)^n*x.^(2*n+1))./(2*n+1);
jum=jum+atanku; Gambar 7. Ilustrasi grafik arctan(x)
end dan deretnya untuk jumlahan hingga
bn=11; ke n=5 dan n=11.
jum2=0;
for n=0:bn
atanku2=((-
1)^n*x.^(2*n+1))./(2*n+1);
jum2=jum2+atanku2;
end
figure(1)
plot(x,fx,'-',x,jum,'-
*',x,jum2,'.-')
axis([min(x) max(x) -2 2])
==================
Contoh 18.
Kita selama ini belum membahas tentang bagaimana
derivatif dari barisan apakah c.u atau tidak. Kita akan
mempelajari bahwa ada fungsi-fungsi yang kontinu yang
tidak terdifferensial di mana-mana (nowhere differentiable
functions).
Diberikan
f ( x) 2 k cos 10 k x .
k 1
Dibentuk
f k ( x) 2 k cos 10 k x . Maka f k 2 k 1
k 1 k 1
clear
close all
x=linspace(-0.1,1,100);
n=1;
cosku=(2^(-n)*cos(10^n*pi*x));
jum=jum+cosku;
bn=2;
jum2=0;
for n=1:bn
Gambar 8a.
cosku2=(2^(-n)*cos(10^n*pi*x));
end
jum2=jum2+cosku2;
f k ( x) 2 k cos 10 k x , k=1
figure(1)
plot(x,jum,'-*')
Gambar 8b.
f ( x) 2 k cos 10 k x
k 1
dengan 2 suku.
Gambar 8 menggambarkan 2 macam fungsi dengan k=1
dan dengan 2 suku pertama saja (Gambar 8b) . Osilasi
yang sangat cepat terjadi pada Gambar 8b yang menjelas-
kan bagaimana limit fungsi gagal untuk terdifferensial.
Perhatikan bahwa setiap jumlahan parsialnya dapat
terdifferensial tak hingga kali dan sebagai kombinasi
linear dari takhingga banyak fungsi-fungsi yang ter-
differensial. Hal inilah yang aneh (kesimpulan: jumlahan
fungsi terdifferensial belum tentu limitnya terdiferensial
juga).
Perhatikan titik sembarang x di R , sebutlah
x x0 . x1 x3 ... . Kita akan katakan bahwa f tidak terdiffe-
f k ( y0 ) f k ( y1 ) f k'
y0 y1 2 k10 k 10 n 2 n 5k n .
1
Teorema Nilai rata-rata : Anggap f fungsi kontinu pada[a,b] adan
terdifferensial pada (a,b). Maka terdapat suatu titik c (a, b)
f (b) f (a)
sedemikian hingga f ' (c ) .
ba
n 1
21n 2 n 5 k n
k 1
2 n 2 2 n .
4
f ( y0 ) f ( x) f ( x) f ( y1 ) f ( y0 ) f ( y1 ) 2 n .
f ( z n ) f ( x) 2 n1
n
5n / 2 . (a)
zn x 10
setiap A > 0.
1
B. Apakah x
n 1
2
n2
c.u pada seluruh bilangan real ?.
C. Tunjukkan jika a
n 1
n maka a
n 1
n cos nx c.u pada R.
x2
D. (a) Diberikan f n ( x) untuk x R , hitung
1 x 2 n
jumlahan S ( x) f n( x) .
n 0
x7
n
E. Tentukan jumlahan
n 0 x 1
untuk x 1.
Anggap f n
M n dimana M
n 0
n . Definisikan
suatu fungsi F (k ) f n (k ) . Buktikan bahwa
n 0
lim F (k ) Ln .
k
n 0
1
: k 1 0. Bagaimana anda mendefinisikan g n (0) ?.
k
n
k x
I.Aplikasikan soal H untuk fungsi f n(k )
n k
untuk n 0 dan k 1. Oleh karena itu tunjukkan bahwa
k
x
lim 1 e x .
k
k
a
n 0
n x n a0 a1 x a 2 x 2 a3 x 3 ...
a (x x )
n 0
n 0
n
a0 a1 ( x x0 ) a2 ( x x0 ) 2 a3 ( x x0 ) 3 ... .
lim sup an
1/ n
maka
n
jika 0
r 0 jika
1
jika (0,).
a
n 0
n x n , diperoleh
1/ n
x lim sup an x .
1/ n
lim sup an x n
Dengan tes-M, diperoleh a c
n 0
n
n
c.u pada [-c,c] yang
Catatan :
a n 1
Dari latihan soal dapat diketahui jika lim terdefinisi,
n a
n
a n 1
lim
1/ n
maka lim a n . Jadi seringkali kita meng-
n n a
n
Jika f ( x) a n x n punya radius konvergensi r > 0 maka
n 0
f ( x) na n x n 1 punya radius konvergensi r, dan f(x)
n 0
an
Selain itu n 1x
n 0
n 1
mempunyai radius konvergensi r
Contoh 20.
xn
Kita kembali mempelajari f ( x) . Dengan tes M,
n0 n!
dapat ditunjukkan bahwa deret ini mempunyai radius
konvergensi tak hingga dan c.u pada [-A,A] untuk sem-
barang bilangan berhingga A. Dengan diferensial suku
demi suku kita peroleh
x n1
xk
f ' ( x) f ( x) .
n 1 ( n 1)! k 0 k!
log f ' ( x) .
f ' ( x)
1
f ( x)
Dengan mengintegralkan dari 0 ke t, diperoleh
t t
t 1 dx (log f ) ' ( x)dx log f (t ) log f (0) .
0 0
Jelas bahwa f(0) = 1 dan oleh karena itu, sehingga log f(t)
= t, f(t) = e t .
Contoh 21.
(n 1) 2
Perhatikan deret pangkat n 2 x n . Karena lim
n 1
n n2
1,
n2
Khususnya, pada x =1/2 maka
n 1 2
n
f (1 / 2) 6 .
Contoh 22.
Pada bagian ini kita peroleh teorema Binomial yang sering
muncul pada soal olimpiade matematika SMA maupun
mahasiswa untuk deret pangkat pecahan. Kita mengguna-
kan deret pangkat untuk ekspansi (1 x) untuk R .
nan (n 1)an1 x n an x n .
n 0 n 0
n
sehingga a n 1 a n ; Karena a0 f (0) 1 kita
n 1
( 1) ( 1)( 2)
punya a1 , a 2 , a3 dan
2 6
seterusnya. Secara umum, kita memperoleh koefisien
binomial pecahan yaitu
( 1)( 2)...( n 2)( n 1)
an .
n! n
Kita tinggal menunjukkan bahwa deret ini mempunyai
radius konvergensi positif dan juga konvergen ke (1 x) .
bahwa f ( x) (1 x) .
Jadi untuk |x| < 1 dan sembarang bilangan real
(1 x) x n .
n 0 n
(1) n x n
(b)
n 1 n2
n2 n
(c)
n 0 2
n
x
(d)
n 0
nxn
x 2n
(e) (1) n
n 0 (2n)!
n2 n
(f)
n 0 2
n
x
n!
(g) n
n 1
n
xn
(n!) 2 n
(h)
n 0 ( 2n)!
x
1
(i) nx
n 0
n
B. Tentukan suatu deret pangkat a
n 0
n x n yang mem-
punyai beda interval konvergensi dengan a
n 0
n x n 1 .
konvergensi dari deret pangkat a n 0
n xn .
‟(x) =f(x) dan f(0) =1, maka f ( x) x n / n!.
n 0
G. (a) Hitung f ( x) x n / n .
n 1
(b) Hitung 2
n 1
n
/(n5 n ) .
H. (a) Hitung f ( x) (n 1) x n
n 0
(b) Hitung f ( x) n / 3 n . Jelaskan metode anda.
n 0
I . (a) Hitung g ( x) (n 2 n) x n
n 0
(b) Hitung g ( x) (n 2 n) / 2 n
n 0
2 2 2
1 2 1.3 4 1.3.5 6
1 ... .
2 2 2.4 2.4.6
Bukti:
Untuk setiap polinomial berderajat paling tinggi n mempunyai
n
bentuk p( x) a j ( x a) j . Kita dapat mendifferensial-
j 0
n
p ( k ) ( x) j ( j 1)...( j 1 k )( x a) j k .
j k
Pn (x) .
Diintegralkan, diperoleh
x
Rn( nk 1) ( x) Rn( nk 1) (a) Rn( nk ) (t )dt
a
x M | t a |k 1 M | x a |k 2
0 dt .
a (k 1)! (k 2)!
Contoh 21.
| x |n1
xk
n
ex max 1, e x .
k 0 k! (n 1)!
n 1
x
Dari test rasio menunjukkan bahwa lim 0 untuk
n (n 1)!
setiap x R . Jadi deret Taylor konvergen ke e x pada
seluruh bilangan real. Selain itu deret ini konvergen
seragam pada sembarang interval [-A,A]. Perhatikan
bahwa batas error pada sembarang x A, A terbesar
pada x =A. Oleh karena itu
n
xk e A A n 1!
sup e x .
x A k 0 k! (n 1)!
(n 1)!
Kita dapat menghitung bahwa dengan batas tersebut n
=13.
Kita dapat meningkatkan laju konvergensi dengan
menggunakan nilai x yang lebih kecil. Contohnya, dipilih
x =1/16 untuk menghitung e1 / 16 .
Kita dapat menggunakan 10 suku pertama , diperoleh
10
1 e1 / 16
e 1 / 16
k
11
1.6(10) 21 .
k 0 (16) k! (16) (11)!
xn
Perhatikan deret pangkat . Dengan tes Rasio
n 0 n!
menunjukkan bahwa
n 1
x /( n 1)! x
lim lim 0
n n
x / n! n n 1
1
f ( x0 ) P1 ( x0 ) f " (c)( x0 a) 2 .
2
(c) Tentukan suatu konstan M sehingga
f ( x) f (a) M x a untuk semua
2
x [ A, B] .
C. Diberikan f memenuhi hipotesis teorema Taylor
pada x = a.
f ( x) Pn ( x)
(a) Tunjukkan bahwa dalam lim 0.
x a ( x a) n
f ( x) Q( x)
(b) Jika Q( x) Pn dan lim 0,
x a ( x a) n
G. Diberikan f ( x) 1 x
1 / 2
.
f ( k ) (0) : 2k
k k! 2 (k!) 2 4 k
2k x
k
konvergensinya.
(c) Tunjukkan bahwa 2 1.4 f (0.02) . Oleh
Petunjuk: a 10
99
1 10 198 . Ekspresi decimal
3
haruslah diakhiri dengan 97916.
Contoh 23.
1
f n ( x) x sin nx untuk x .
n
Kita dapat membuktikan bahwa f n (x) c.u pada interval
f ' f '
n max n cos nx n untuk n 1 .
x
Daftar Pustaka
BAB V
RUANG METRIK
HAP: bagaikan sebuah model baju yang hanya untuk pameran dan
keindahan dunia fashion, demikianlah juga beberapa bagian dari
matematika “ it may be only for its own beauty”
( 16 Agustus 2011).
5.1 Pendahuluan
(( x1 , y1 ), ( x2 , y 2 )) ( x1 , x2 ) 2 ( y1 , y 2 ) 2 .
1/ 2
Contoh 1.
( x1 , x2 ,..., xn ) dan ( x, y) x1 y1 ... xn y n
2 2 2
.
Sifat (4) untuk X adalah R n berarti bahwa jumlah
panjang suatu sisi segitiga lebih kecil dari jumlah pan-
jang dari dua sisi yang lain. Hal inilah yang menyebab-
kan sifat (4) dikatakan ketaksaman segitiga.
x y x y .
x :
( x, y) 1 .
Latihan soal 5.2
(Davidson, dan Donsig, 2010, page 128, Ex. 9.1 )
metric pada R.
Perhatikan 2-adic metric pada Contoh. Kembangkan Q
dengan mendefinisikan 2 (a / b, a / b) 0 dan jika
a / b c / d maka 2 a / b, c / d 2 e dimana e adalah
suatu bilangan bulat tunggal sedemikian hingga a/b – c/d
= 2 e f / g dengan f dan g keduanya merupakan
bilangan bulat ganjil.
(a) Buktikan bahwa 2 adalah suatu metrik Q.
(b) Tunjukkan bahwa barisan bilangan bulat
a n 1 ( 2) n / 3 konvergen dalam Q, 2 .
n!
(c) Tentukan limit dari pada metric ini.
n!1
semua i, j N .
Suatu ruang metric X dikatakan complete jika setiap
barisan Cauchy konvergen dalam (X).
Contoh 4.
( x, x0 ) x x0 ( x1 x01 ) 2 ( x2 x02 ) 2 .
Gambar 2. Fungsi y f ( x) 6 7 x / 4
Gambar 3. Ilustrasi g ( x) x 2 4
Gambar 5. Fungsi g ( x) x 2
h( x1 ), h( x2 ) ( x1 , x2 ) (*)
* ( x, y) x1 y1 ... xn y n
* ( x, y) maxx1 y1 ,..., xn y n .
Daftar Pustaka
BAB VI
Contoh SOAL JAWAB OLIMPIADE MAHASISWA
Bidang ANALISA REAL BIDANG ANALISIS
Bidang Analisis
sin nx
b.
n 1 n
3/ 2
untuk semua x.
c. x
n 1
n
e nx pada interval terbatas 0 x C
Jawaban :
Shakarchi, R., 1998. Problems and Solutions for Under-
graduate Analysis, Springer, Inc, hal. 150.
1 1
(a). Karena 2 dan deret ruas kanan adalah deret-
n x 22
n
p dengan p=2 yang konvergen
Oleh karena itu dengan test banding deret konvergen
seragam untuk 0 x .
Bagian Pertama
Soal
Diberikan barisan ( y n ) dengan y1 1 ,
1 3
y n 1
4
y n 1 y n2 1 .Tentukan lim( yn ) .
Jawab :
Kita dapat menyusun nilai y untuk beberapa n, Untuk lebih
mudah, maka ditulis dengan program MATLAB dan hasil
ilustrasi untuk n = 1,...,12 ditunjukkan pada Gambar 1.
Karena tidak ada pertanyaan untuk mem-buktikan, dengan
membuat daftar tersebut, akan diperoleh lim( yn ) =-1.
Program
MATLAB
y(1)=1;
n=1;
m=20;
for n=1:m
y(n+1)=0.25*(y(n)^3
+y(n)^2)- 1
end
vn=[1:m+1]
figure(1)
Gambar 1. Ilustrasi perilaku barisan
plot(vn,y,'*')
1. Soal
Diberikan barisan ( xn ) dengan x1 = 1 dan xn1 xn2 xn
untuk n = 1,2,3,...
n
1
Didefinisikan barisan y n . Jumlah S n y k
1 xn k 1
n
dan hasil kali Pn y k untuk n suku pertama dari
k 1
Jawab :