You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK, MASA KERJA, USIA,


DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT KELELAHAN KERJA
PADA PEKERJA BAGIAN PEMBUATAN KULIT LUMPIA
DI KELURAHAN KRANGGAN KECAMATAN SEMARANG TENGAH

Wahyu Kusgiyanto, Suroto, Ekawati


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: wahyukus40@gmail.com

Abstract :.Indonesia has determined that the maximum length of working time is
8 hours and need take a rest for workers. Prolonged working time more than that
can decrease of work efficiency, increase fatigue, accidents and occupational
diseases. In the home industry of making lumpia’s wrappers have risk factor for
the occurrence of occupational fatigue where the workload in the informal
industry determined from the workers themselves. The purpose of this research
was to analyze the correlation between physical workload, work periods, age and
gender with the level of occupational fatigue. This was quantitative research with
analytic survey using cross sectional design. The dependent variable of this
research was occupational fatigue and independent variables were physical
workload, work periods, age and gender. Population of this research were
workers part of making lumpia’s wrappers with the total of 31 people and
sampling method was using total sampling. Data of occupational fatigue collected
using reaction timer measurement, work pulse measurement using pulsemeter
and other data based on interview of respondent data sheet. Data analyzed using
Pearson Product Moment correlation test for normal data and Rank Spearman for
abnormal data with α = 0,05. Statistical results test showed that there were
correlation between physical workload (sig = 0,002) and age (sig = 0,008) and
there were no correlation between work periods (sig = 0,967) and gender (sig =
0.233) with the level of occupational fatigue.

Keywords : occupational fatigue, physical workload, work periods

PENDAHULUAN mempengaruhi kesehatan tenaga


Di Indonesia telah ditetapkan kerja dan dapat menurunkan
lamanya waktu bekerja sehari produktivitas kerja dimana kelelahan
maksimum adalah 8 jam kerja dan dapat memberikan kontribusi yang
dibutuhkan juga waktu istirahat signifikan terhadap kecelakaan
untuk pekerja. Memperpanjang kerja.(1)
waktu kerja lebih dari itu hanya akan Setiap melakukan aktivitas
menurunkan efisiensi kerja, kerja, maka mengakibatkan
meningkatkan kelelahan, kecelakaan perubahan fungsi faal pada organ
kerja dan penyakit akibat kerja. tubuh, diantaranya adalah konsumsi
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi oksigen atau kebutuhan oksigen,
melemahnya kegiatan, movivasi, laju detak jantung, peredaran udara
dan kelelahan fisik untuk melakukan atau ventilasi paruparu, temperature
kerja.Menurut beberapa peneliti, tubuh, konsentrasi asam laktat
kelelahan secara nyata dapat dalam darah, komposisi kimia dalam

413
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

darah dan jumlah air seni, tingkat didapatkan hasil sebagian besar
penguapan melalui keringat, dan pekerja mengalami gejala kelelahan
lain-lain. (2) kerja yang ditandai dengan nyeri
Survei di negara maju punggung, bahu, kaki dan leher
melaporkan bahwa 10-50% serta berkurangnya konsentrasi
penduduk mengalami selama bekerja. Kegiatan
kelelahan.Prevalensi kelelahan pencetakkan kulit lumpia memakan
sekitar 20% diantara pasien yang waktu antara 3-6 jam untuk satu
datang membutuhkan pelayanan ember adonan, disesuaikan pada
kesehatan.Data dari ILO jumlah dan kapasitas adonan yang
menyebutkan hampir setiap tahun dibuat dan keahlian
sebanyak dua juta pekerja pekerjanya.Tidak sedikit pula
meninggal dunia karena kecelakaan pekerja yang melakukan aktivitas
kerja yang disebabkan oleh faktor pembuatan kulit lumpia dalam
kelelahan. Penelitian tersebut jumlah besar antara 2-3 ember
menyatakan dari 58115 sampel, adonan dengan durasi waktu kerja
32,8% diantaranya atau 18828 hingga lebih dari 8 jam.
sampel menderita kelelahan.(3) Dengan karakteristik individu
Usaha sektor informal yang berbeda-beda dari masing-
merupakan salah satu usaha yang masing pekerja seperti jenis kelamin,
memiliki resiko kesehatan yang usia dan kondisi fisik pekerja serta
sangat tinggi terutama dalam hal karakteristik pekerjaan seperti beban
kelelahan kerja, akan tetapi usaha di kerja, masa kerja serta durasi
sektor ini belum tersentuh oleh pekerjaan memungkinkan terjadinya
kepedulian pemilik usaha maupun kelelahan kerja pada tingkat
pemerintah terhadap kesehatan kelelahan yang berbeda-beda.
pekerjanya.(4)Diperkirakanjumlah Risiko kelelahan kerja ini terjadi
angkatan kerja yang bekerja pada akibat berbagai faktor, antara lain
sektor industri pemerintah dan posisi kerja duduk dan statis dalam
swasta, baik sektor formalmaupun waktu lama, gerakan berulang
informal dimana sebagaian besar selama bekerja, perbandingan waktu
(lebih kurang 80 %) berada pada kerja dan waktu istirahat yang tidak
sektor informal.(5) seimbang serta pengambilan beban
Semarang merupakan ibu kerja yang ditentukan berdasarkan
kota provinsi Jawa Tengah yang kemauan individu pekerja.
dikenal dengan salah satu Tujuan dari penelitian ini
julukannya sebagai Kota Lumpia. adalah menganalisis hubungan
Salah satu bahan terpenting dalam antara beban kerja fisik, masa kerja,
pembuatan lumpia yakni kulit usia dan jenis kelamin terhadap
lumpia.Dari sekian pengrajin tingkat kelelahan kerja pada pekerja
pembuat kulit lumpia, salah satunya pembuatan kulit lumpia di Kelurahan
adalah pekerja home industry yang Kranggan Kecamatan Semarang
terletak di Kelurahan Kranggan, Tengah.
Kecamatan Semarang Tengah.
Dari hasil survei awal pada METODE PENELITIAN
bulan Maret 2017 yang dilakukan Metode penelitian yang
peneliti dengan observasi dan digunakan dalam penelitian ini
wawancara terhadap 6 pekerja dari adalahjenis penelitian kuantitatif
30 pekerja di Kelurahan Kranggan dengan survei analitik menggunakan
Kecamatan Semarang Tengah, pendekatan cross sectional yaitu

414
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

jenis penelitian untuk mempelajari bivariat dilakukan dengan uji statistik


dinamika korelasi antara faktor- yang digunakan untuk mengetahui
faktor risiko dengan efek dengan hubungan dengan skala Interval dan
cara pendekatan, observasi, atau Rasio serta data distribusi normal
pengumpulan data sekaligus pada adalah menggunakan korelasi
suatu saat.(6) pearson Product Moment.
Variabel terikat penelitian ini Sedangkan apabila data
adalah kelelahan kerja dan variabel berdistribusi tidak normal maka
bebas yang diteliti antara lain beban menggunakan uji alternatif yaitu
kerja fisik, masa kerja, usia dan jenis Spearman( dengan α = 5%).
kelamin. Populasi dari penelitian ini
adalah pekerja bagian pembuatan HASIL DAN PEMBAHASAN
kulit lumpia di Kelurahan Kranggan A. Karakteristik Responden
sebanyak 31 orang pekerja, Industri informal pada
sehingga penentuan sampel yang pekerjaan pembuatan kulit lumpia
diteliti dilakukan menggunakan dilaksanakan oleh warga Kelurahan
dengan metode total sampling yaitu Kranggan yang tergabung dalam
berjumlah 31 orang. penguyuban kelompok pengrajin
Dalam penelitian ini, kulit lumpia.Pekerjaan ini dilakukan
responden dilakukan pengukuran baik oleh warga laki-laki maupun
tingkat kelelahan kerja dan nadi perempuan dengan berbagai usia,
kerja setelah menyelesaikan satu mulai dari usia muda hingga orang
periode pekerjaan yaitu apabila tua. Sebagian besar pekerja telah
pekerja telah menghabiskan satu bekerja sebagai pengrajin kulit
volume wadah adonan dalam waktu lumpia dengan masa kerja lama
4 jam bekerja. Pengukuran hingga 20 tahun tahun, namun ada
dilakukan pada saat responden pula pekerja yang memiliki masa
selesai bekerja namun sebelum kerja 1-5 tahun.
melakukan istirahat. Kegiatan pencetakkan kulit
Pengambilan data kelelahan lumpia memakan waktu antara 3-6
kerja dilakukan menggunakan jam untuk satu ember adonan,
metode pengukuran reaction timer disesuaikan pada jumlah dan
menggunakan aplikasi Deary- kapasitas adonan yang dibuat dan
Liewald Reaction Timer Tester, keahlian dari pekerjanya. Rata-rata
sedangkan pengukuran nadi kerja pekerja akan menggunakan ember/
diukur menggunakan alat Pulse baskom adonan dengan kapasitas
Oxymeter serta data lain volume kurang lebih 25 – 30 liter
berdasarkan wawancara lembar untuk satu kali periode pekerjaan.
data responden. Tidak jarang mereka harus bangun
Data yang terkumpul lebih pagi dari jam 04.00 untuk
kemudian dioleh menggunakan memulai pembuatan adonan serta
aplikasi pengolah data dengan memulai pekerjaan membuat kulit
langkah-langkah editing, coding, lumpia hingga seluruh adonan habis.
entry dantabulating. Analisis Beberapa pekerja dengan jumlah
univariat dilakukan untuk pesanan yang tinggi akan
memperoleh gambaran distrubusi melakukan aktivitas pembuatan kulit
frekuensi dan presentase variabel lumpia dalam jumlah lebih besar 3
yang diamati yang kemudian ember/baskom adonan dengan
disajikan dalam bentuk tabel durasi waktu kerja hingga lebih dari
maupun grafik.Sedangkan analisis 8 jam.

415
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

B. Gambaran Umum Pekerjaan sementara. Dalam memanfaatkan


Proses pekerjaan dilakukan waktu istirahat, pekerja seringkali
mulai dari pembelian bahan baku, melakukan aktivitas lainnya seperti
pembuatan adonan, pencetakkan mencuci, makan, duduk ataupun
kulit lumpia dan pengepakkan. Pada tidur tanpa melakukan peregangan
proses pembuatan adonan kulit otot setelah bekerja dalam waktu
lumpia, seluruh bahan yang lama.Hal ini memungkinkan belum
digunakan seperti tepung terigu, optimalnya kondisi otot pada saat
garam, putih telur, minyak sayur dan tubuh kembali digunakan untuk
air akan dicampur menjadi satu ke bekerja.
dalam sebuah wadah/ baskom
kemudian diaduk menggunakan C. Analisis Univariat
tangan dan diulenin selama kurang 1. Beban Kerja Fisik
lebih 15 menit hingga membentuk Tabel 1.Distribusi Frekuensi
adonan yang merata. Setelah Beban Kerja Berdasarkan
adonan jadi, maka akan didiamkan Nadi Kerja.
selama 40 menit sebelum akhirnya Beban Kerja Jumlah
siap digunakan untuk membuat kulit No berdasarkan
f (%)
lumpia. Nadi Kerja
Aktivitas kerja pada 1 Ringan 19 61,3
pekerjaan pencetakan kulit lumpia 2 Agak Berat 12 38,7
dilakukan dengan posisi duduk Total 31 100
jongkok. Pekerja duduk di atas
bangku kecil dengan badan Tabel 1 menggambarkan
menghadap ke wajan dan kompor. beban kerja berdasarkan nadi
Dalam proses pencetakan kulit kerja pada pekerja pembuatan
lumpia, para pekerja hanya kulit lumpia di Kelurahan
memanfaatkan alat bantu sederhana Kranggan Kecamatan Semarang
berupa pisau atau peralatan Tengah tahun 2017 didapatkan
tradisional yang terbuat dari besi. hasil bahwa terdapat 19 pekerja
Alat bantu ini biasanya digunakan (61,3%) dengan beban kerja
pekerja pada tangan kiri yang ringan yaitu nadi kerja 75 - 100
berfungsi untuk membantu dalam denyut/menit dan 12 pekerja
mengambil hasil cetakan kulit lumpia (38,7%) dengan beban kerja agak
dari wajan. berat yaitu nadi kerja >100-125
Tempat kerja yang denyut/menit.
digunakan sebagai area pembuatan 2. Masa Kerja
kulit lumpia rata-rata memiliki luas Tabel 2. Distribusi Frekuensi
1,5 m2. Luas daerah kerja yang tidak Masa Kerja
terlalu lebar untuk bergerak bebas Jumlah
selama bekerja memaksa pekerja No Masa Kerja
f (%)
untuk menyesuaikan posisi tubuh 1 Baru 8 25,8
dengan lingkungan kerja yang 2 Lama 23 74,2
ada.gunamempermudah pekerja Total 31 100
dalam pembuatan kulit lumpia.
Istirahat yang dilakukan oleh Tabel 2 menggambarkan
pekerja merupakan istirahat yang masa kerja pada pekerja
ditentukan oleh pekerja itu sendiri. pembuatan kulit lumpia di
Apabila mereka merasa lelah maka Kelurahan Kranggan Kecamatan
pekerjaan akan dihentikan Semarang Tengah tahun 2017

416
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

didapatkan hasil bahwa terdapat 5. Kelelahan Kerja


8 pekerja (25,8%) dengan masa Tabel 5. Distribusi Frekuensi
kerja baru ≤5 tahun dan 23 Tingkat Kelelahan Kerja
pekerja (74,2%) dengan masa Kelelahan Jumlah
No
kerja lama yaitu >5 tahun. Kerja f (%)
3. Usia 1 Ringan 11 35,48
Tabel 3. Distribusi Frekuensi 2 Sedang 17 54,84
Usia 3 Berat 3 9,68
Jumlah Total 31 100
No Usia
f (%)
1 Muda 26 83,87 Tabel 5 menggambarkan
2 Tua 5 16,13 tingkat kelelahan kerja pada
Total 31 100 pekerja pembuatan kulit lumpia di
Kelurahan Kranggan Kecamatan
Tabel 3 menggambarkan Semarang Tengah tahun 2017
usia pada pekerja pembuatan didapatkan hasil bahwa terdapat
kulit lumpia di Kelurahan 11 pekerja (35,48%) dengan
Kranggan Kecamatan Semarang tingkat kelelahan kerja ringan
Tengah tahun 2017 didapatkan yaitu waktu reaksi 241-410
hasil bahwa terdapat 26 pekerja milidetik, 17 pekerja (54,84%)
(83,87%) dengan usia muda yaitu dengan tingkat kelelahan kerja
berusia ≤45 tahun dan 5 pekerja sedang yaitu waktu reaksi 411-
(16,13%) dengan usia tua yaitu 580 milidetik serta 3 pekerja
berusia diatas 45 tahun. (9,68%) dengan tingkat kelelahan
4. Jenis Kelamin kerja berat yaitu waktu reaksi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi >580 milidetik
Jenis Kelamin
Jumlah
No Jenis Kelamin
f (%) D. Analisis Bivariat
1 Laki-Laki 11 35,48 1. Hubungan Antara Beban
2 Perempuan 20 64,52 Kerja Fisik dengan Kelelahan
Total 31 100 Kerja
Tabel 6. Hubungan Beban
Tabel 4 menggambarkan Kerja Fisik dengan Kelelahan
jenis kelamin pada pekerja Kerja
pembuatan kulit lumpia di Beban Tingkat Kelelahan
Kelurahan Kranggan Kecamatan Kerja Kerja
Σ%
Semarang Tengah tahun 2017 Fisik KKB KKS KKR
didapatkan hasil bahwa terdapat % % %
11 pekerja (35,48%) berjenis Agak 9,7 25,8 3,2 38,7
kelamin laki-laki serta 20 pekerja Berat
(64,52%) berjenis kelamin Ringan 0 29,0 32,3 61,3
perempuan. Total 9,7 54,8 35,5 100
α = 5% p value = 0,002 H0 =
ditolak

Hasil analisis menggunakan


uji korelasi pearson, diperoleh p-
value dengan nilai signifikansi
0,002 (α = 5%) yang berarti

417
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bahwa ada hubungan antara paparan pekerjaan monoton


beban kerja fisik dengan tingkat dalam waktu yang lama.
kelelahan kerja pada pekerja Memperpanjang waktu kerja lebih
bagian pembuatan kulit lumpia di dari kemampuan pekerja akan
Kelurahan Kranggan Kecamatan timbul penurunan kualitas dan
Semarang Tengah. hasil kerja serta melakukan
Hasil penelitian ini juga pekerjaan dengan waktu yang
sejalan dengan beberapa berkepanjangan timbul
penelitian sebelumnya mengenai kecenderungan untuk terjadinya
beban kerja fisik dengan kelelahan lebih tinggi, gangguan
kelelahan kerja yaitu penelitian kesehatan, penyakit kerja dan
yang dilakukan pada pekerja batik kecelakaan serta ketidakpuasan
di Sragen dengan hasil bahwa hasil kerja.(9)
terdapat hubungan antara beban
kerja dengan kelelahan kerja 2. Hubungan Antara Masa Kerja
pada pekerja batik Brotoseno dengan Kelelahan Kerja
Marasan Sragen.(7)Selain itu Tabel 7. Hubungan Masa
penelitian yang dilakukan pada Kerja dengan Kelelahan
pekerjaaan informal lain yakni Kerja
dihasilkan bahwa ada hubungan Tingkat Kelelahan
yang signifikan antara beban Masa Kerja
Σ%
kerja dengan kelelahan kerja Kerja KKB KKS KKR
pada pekerja industri keripik % % %
melinjo di Desa Benda Lama 9,7 35,5 29,1 74,3
Indramayu.(8) Baru 0 19,3 6,4 25,7
Selama proses kerja yang Total 9,7 54,8 35,5 100
melibatkan aktifitas fisik, nadi
α = 5% p value = 0,967 H0 =
kerja akan terus meningkat
sejalan dengan semakin tingginya diterima
beban kerja fisik yang dikerjalan
oleh seorang pekerja. Nadi kerja Hasil analisis menggunakan
akan mendukung seseorang uji korelasi pearson, diperoleh p-
untuk menyelesaikan value dengan nilai signifikansi
pekerjaannya dengan baik 0,967 (α = 5%) yang berarti
sehingga apabila denyut nadi bahwa tidak ada hubungan antara
pekerja meningkat maka masa kerja dengan tingkat
kemungkinan tingkat kelelahan kelelahan kerja pada pekerja
akan semakin tinggi sehingga bagian pembuatan kulit lumpia di
hasil pekerjaan yang melibatkan Kelurahan Kranggan Kecamatan
aktivitas fisik akan ikut menurun. Semarang Tengah.
Untuk memulihkan nadi kerja Hasil ini belum dapat
supaya kembali optimal untuk membuktikan teori bahwa masa
dapat melaksanakan pekerjaan kerja menjadi salah satu faktor
periode berikutnya, diperlukan yang dapat mempengaruhi
istirahat dan peregangan yang terjadinya kelelahan kerja. Namun
cukup. Dikarenakan satu periode penelitian lain juga
pekerjaan diselesaikan selama 4 menyimpulkan hasil yang sama
jam bekerja, maka perlu istirahat yaitu tidak terdapat hubungan
yang cukup minimal 30 menit yang bermakna antara masa
untuk mengatasi kelelahan akibat kerja terhadap kelelahan kerja
yang dilakukan pada pekerja

418
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

operator SPBU.(10) Hasil yang kerja seseorang maka semakin


sama didapatkan pada penelitian tinggi tingkat adaptasi tubuh
yang menyebutkan tidak terdapat terhadap kelelahan. Hal ini
hubungan yang signifikan antara disebabkan oleh karena semakin
masa kerja dengan kelelahan lama seseorang bekerja maka
kerja. Hal ini bisa terjadi, karena perasaan terbiasa dengan
masa kerja menggambarkan lama pekerjaan yang dilakukan akan
kerja yang telah dilewati selama berpengaruh terhadap tingkat
bertahun-tahun.(11) daya tahan tubuhnya terhadap
Hasil penelitian menunjukkan kelelahan yang dialaminya.
bahwa tingkat kelelahan kerja Pengalaman kerja juga akan
justru lebih banyak dialami oleh dapat membedakan pengaruh
pekerja dengan masa kerja kondisi kerja terhadap dampak
lama.Dalam kasus ini, masa kerja yang mungkin timbul terhadap
dapat mempengaruhi pekerja baik dirinya sendiri.(12)
pengaruh positif maupun negatif.
Pengaruh positif terjadi bila 3. Hubungan Antara Usia
semakin lama seorang pekerja dengan Kelelahan Kerja
bekerja maka akan Tabel 8. Hubungan Usia
berpengalaman dalam melakukan dengan Kelelahan Kerja
pekerjaannya. Sebaliknya Tingkat Kelelahan
pengaruh negatif terjadi bila Kerja
semakin lama seorang pekerja Usia Σ%
KKB KKS KKR
bekerja akan menimbulkan % % %
kelelahan dan kebosanan, Tua 6,5 9,7 0 16,2
terlebih dengan aktivitas Muda 3,2 45,1 35,5 83,8
pekerjaan yang monoton dan Total 9,7 54,8 35,5 100
berulang-ulang.
α = 5% p value = 0,008 H0 =
Hal ini dikarenakan pada
pekerjaan pembuatan kulit lumpia ditolak
bukan merupakan jenis pekerjaan
yang membutuhkan kemampuan Hasil analisis menggunakan
khusus dalam pelaksanaannya uji korelasi pearson, diperoleh p-
sehingga baik pekerja dengan value dengan nilai signifikansi
masa kerja baru maupun pekerja 0,008 (α = 5%) yang berarti
dengan masa kerja lama, bahwa ada hubungan antara usia
keduanya sama-sama mampu dengan tingkat kelelahan kerja
melaksanakan pekerjaan dengan pada pekerja bagian pembuatan
baik sehingga tingkat kelelahan kulit lumpia di Kelurahan
yang dialamipun relatif sama jika Kranggan Kecamatan Semarang
diukur dengan beban kerja dan Tengah.
waktu kerja yang sama. Hasil ini juga sejalan dengan
Pada pekerjaan ini, seluruh penelitian yang telah dilakukan
responden telah melaksanakan pada industri informal lainnya
pekerjaan pembuatan kulit lumpia yaitu ada pengaruh antara umur
dengan masa kerja tahunan terhadap kelelahan kerja pada
sehingga kemungkinan tubuh pembuat tahu di wilayah
sudah beradaptasi dengan Kecamatan Ciputat dan Ciputat
kondisi kerja yang Timur.(13) Selain itu penelitian
dihadapinya.Semakin lama masa terbaru yang dilakukan di
Semarang juga memiliki

419
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kesimpulan yang sama yaitu ada α = 5% p value = 0,233 H0 =


hubungan antara usia dengan diterima
kelelahan kerja pada tenaga kerja
bongkar muat bagian pemanggul Hasil analisis menggunakan
pupuk di pelabuhan Tanjung Mas uji korelasi rank spearman,
Semarang.(14) diperoleh nilaip-value dengan nilai
Pengaruh umur terhadap signifikansi 0,233 (α = 5%) yang
kelelahan kerja terjadi karena berarti bahwa tidak ada hubungan
fungsi faal tubuh yang dapat antara jenis kelamin dengan
berubah karena faktor tingkat kelelahan kerja pada
usiamempengaruhi ketahanan pekerja bagian pembuatan kulit
tubuh dan kapasitas kerja lumpia di Kelurahan Kranggan
seseorang. Seseorangyang Kecamatan Semarang Tengah.
berumur muda sanggup Hasil penelitian ini sejalan
melakukan pekerjaan berat dan dengan penelitian pada
sebaliknyajika seseorang berusia sebelumnya yang menyimpulkan
lanjut maka kemampuan untuk hasil yang sama yaitu tidak
melakukanpekerjaan berat akan terdapat hubungan yang
menurun karena merasa cepat bermakna antara jenis kelamin
lelah dan tidakbergerak dengan terhadap kelelahan kerja pada
gesit ketika melaksanakan pekerja operator SPBU.(10)
tugasnya sehinggamempengaruhi Penelitian lain tentang hubungan
kinerjanya.(1) antara jenis kelamin dengan
Pada rentang usia tua, kelelahan yang dilakukan pada
penelitian lain menyebutkan perawat menunjukkan hasil yang
bahwa presentase individu pada sejalan pula yaitu tidak ada
usia diatas 45 tahun sebanyak hubungan antara jenis kelamin
57,6% lebih mudah mengalami responden dengan kelelahan.
kelelahan dibandingkan dengan Tidak adanya hubungan ini
individu pada usia dibawah 45 memiliki arti bahwa banyak faktor
tahun. Maka dalam penelitian yang mempengaruhi kelelahan
tersebut disimpulkan bahwa dan faktor jenis kelamin bukan
seseorang pada usia dibawah 45 merupakan faktor yang
tahun dianggap usia muda yang berhubungan secara langsung
mampu melakukan pekerjaan dengan terjadinya kelelahan. (16)
dengan beban lebih berat Pada pekerja pembuatan
dibandingkan dengan usia tua.(15) kulit lumpia baik laki-laki maupun
4. Hubungan Antara Jenis perempuan memiliki waktu jeda
Kelamin dengan Kelelahan untuk istirahat yang cukup untuk
Kerja beristirahat dikarenakan
Tabel 8. Hubungan Jenis pengambilan waktu istirahat
Kelamin dengan Kelelahan dapat dilakukan sesuai keinginan
Kerja individu pekerja untuk
Tingkat Kelelahan mengurangi tingkat kelelahan
Jenis
Kerja yang dirasakan. Selain itu
Kela- Σ%
KKB KKS KKR meskipun dengan jenis kelamin
min
% % % yang berbeda, namun dalam
Pr 9,7 35,5 19,4 64,5 pelaksanaan pekerjaan juga
Lk-Lk 0 19,3 16,1 35,5 dipengaruhi oleh faktor usia dan
Total 9,7 54,8 35,5 100 waktu kerja serta pengaruh

420
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

adabtasi tubuh pekerja pekerja (74,2%) dengan


berdasarkan masa kerja yang masa kerja lama.
telah bertahun-tahun sehingga c. Berdasarkan usia
dalam hal ini, jenis kelamin responden, didapatkan
kemungkinan tidak memberikan hasil bahwa terdapat 26
dampak berarti pada terjadinya pekerja (83,87%) dengan
perbedaan tingkat kelelahan usia muda dan 5 pekerja
kerja. (16,13%) dengan usia
tua.
E. Keterbatasan Penelitian d. Berdasarkan jenis
Dalam pelaksanaan kelamin responden,
penelitian, peneliti memiliki beberapa didapatkan hasil bahwa
keterbatasan yang dijumpai selama terdapat 11 pekerja
kegiatan pengambilan data di (35,48%) berjenis
lapangan antara lain : kelamin laki-laki serta 20
1. Peneliti tidak dapat pekerja (64,52%)
mencegah responden berjenis kelamin
melakukan kegiatan lain perempuan.
selama melaksanakan 2. Berdasarkan hasil
pekerjaan seperti mengambil pengukuran waktu reaksi,
barang dan membersihkan terdapat 11 pekerja (35,48%)
peralatan kerja. dengan tingkat kelelahan
2. Peneliti tidak melakukan kerja ringan, 17 pekerja
pengukuran iklim kerja yang (54,84%) dengan tingkat
memungkinkan dapat kelelahan kerja sedang serta
berpengaruh terhadap hasil 3 pekerja (9,68%) dengan
kelelahan kerja responden tingkat kelelahan kerja berat.
3. Ada hubungan antara beban
KESIMPULAN kerja fisik dengan tingkat
Berdasarkan uraian hasil kelelahan kerja pada pekerja
penelitian dan pembahasan di atas, bagian pembuatan kulit
maka dapat disimpulkan sebagai lumpia di Kelurahan
berikut : Kranggan Kecamatan
Semarang Tengah, dengan p
value = 0,002 (α = 5%)
4. Tidak ada hubungan antara
1. Gambaran umum variabel : masa kerja dengan tingkat
a. Berdasarkan beban kelelahan kerja pada pekerja
kerja, didapatkan hasil bagian pembuatan kulit
bahwa terdapat 19 lumpia di Kelurahan
pekerja (61,3%) dengan Kranggan Kecamatan
beban kerja ringan dan Semarang Tengah, dengan p
12 pekerja (38,7%) value = 0,967 (α = 5%).
dengan beban kerja 5. Ada hubungan antara usia
agak berat. dengan tingkat kelelahan
b. Berdasarkan masa kerja, kerja pada pekerja bagian
didapatkan hasil bahwa pembuatan kulit lumpia di
terdapat 8 pekerja Kelurahan Kranggan
(25,8%) dengan masa Kecamatan Semarang
kerja baru dan 23

421
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tengah, dengan p value = Surakarta: Uiversitas Negeri


0,008 (α = 5%). Sebelas Maret , 2016 .
6. Tidak ada hubungan antara 8. Ahmad, Sudibyo & Atun
jenis kelamin dengan tingkat Amanatun. “Hubungan Beban
kelelahan kerja pada pekerja Kerja dengan Kelelahan Kerja
bagian pembuatan kulit pada Pekerja Industri Keripik
lumpia di Kelurahan Melinjo di Desa Benda
Kranggan Kecamatan Indramayu” .Jurnal Kesehatan
Semarang Tengah, dengan p Masyarakat, Fakultas
value = 0,233 (α = 5%). Kesehatan Masyarakat
Universitas Wiralodra, Vol.1,
DAFTAR PUSTAKA No.3 Desember 2015
1. Suma’mur. Higiene Perusahaan 9. Ridley John. Kesehatan dan
dan Kesehatan Kerja Keselamatan Kerja (Ikhtisar).
(Hiperkes).Jakarta: CV Sagung Jakarta: Erlangga, 2008.
Seto, 2014. 10. Faiz, Nurli.“Faktor - Faktor yang
2. Tarwaka. Ergonomi Industri: Berhubungan dengan
Dasar-dasarPengetahuan KelelahanKerja pada Pekerja
Ergonomi dan Aplikasi di Bagian Operator SPBU di
Tempat Kerja. Solo: Harapan KecamatanCiputat Tahun 2014”.
Press, 2014. [Skripsi] Jakarta:Universitas
3. Baiduri. Kaidah Dasar Islam Negeri Syarif
Penerapan Kesehatan dan Hidayatullah, 2014.
Keselamatan Kerja. Jakarta: 11. Mauludi, M N. “Faktor-faktor
Universitas Indonesia Press, Yang Berhubungan Dengan
2008. Kelelahan PadaPekerja di
4. Astuti SEB. “Gambaran Faktor Proses Produksi Kantong
Resiko Pekerjaan dan Keluhan Semen PBD (Paper Bag
Gejala Musculoskletal Disorder Division) PT.Iindocement
pada Tubuh Bagian Atas Tunggal Prakarsa TBK
Pekerja di Sektor Informal Butik Citeureup Bogor”. [Skripsi]
Lamode Depok Lama Tahun Jakarta : Universitas Islam
2009”. [Skripsi] Jakarta: Negeri Syarif Hidayatullah,
Universitas Indonesia, 2009. 2010.
5. Dinkes. “Upaya Kesehatan 12. Munandar, Ashar S. Psikologi
Kerja Bagi Perajin (Kulit, Mebel, Industry dan Organisasi,
Aki Bekas, Tahu & Tempe, Jakarta: UI Press, 2001.
Batik)”, http://dinkes- 13. Dirgayudha, Dhi. “Faktor-Faktor
sulsel.go.id.pdf. (diakses pada yang Berpengaruh terhadap
tanggal 24 April 2017) Kelelahan Kerja pada Pembuat
6. Wignjosoebroto S. Ergonomi Tahu di Wilayah Kecamatan
Studi Gerak dan Waktu. Ciputat dan Ciputat Timur
Surabaya: Institut Teknologi Tahun 2014”. [Skripsi] Jakarta:
Surabaya. Penerbit Guna Universitas Islam Negeri Syarif
Widya, 2003. Hidayatullah, 2014.
7. Stevianingrum, Andhika. 14. Medianto, Dwi. “Faktor - Faktor
“Hubungan Status Gizi dan yang Berhubungan dengan
Beban Kerja terhadap Kelelahan Kelelahan Kerja pada Tenaga
Kerja pada Pekerja Batik Kerja Bongkar Muat (Tkbm) di
Brotoseno Marasan Sragen”. Pelabuhan Tanjung Mas

422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Semarang. [Skripsi] Semarang:


Universitas Muhammadiyah
Semarang, 2017.
15. Mentari. A, Kalsum & Umi
Salmah . “Hubungan
Karakteristik Pekerja dan Cara
Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Pada Permanen Kelapa Sawit
Di PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Usaha Adolina.
[Jurnal Kesehatan] Medan:
Universitas Sumatera Utara,
2012.
16. Perwitasari, Dita & A.R.
Tualeka. “Faktor yang
Berhubungan dengan Kelelahan
Kerja Subyektif pada Perawat di
RSUD dr. Mohamad
Soewandhie Surabaya”. [jurnal]
Surabaya: Universitas
Airlangga, Vol. 1, No.1, 2014.

423

You might also like