You are on page 1of 92

BUDIDAYA TEBU (Saccharum officinarum L.

) LAHAN
KERING DI PG MADUKISMO PT MADUBARU
YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PEMUPUKAN
BEBERAPA KATEGORI TANAMAN TEBU LAHAN KERING

DINI ROSDIANINGSIH
A24080042

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Abstrack

The internship was conducted at PG Madukismo PG Madubaru Yogyakarta


beginning 14 February 2012 to 15 Mei 2012. The special purpose is study fertilization of
some category of upland sugarcane at PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta.
Fertilization in PG Madukismo is important because one in order to achieve high
productivity is a good fertilizer. Most of the fields in the PG Madukismo was upland.
There are two types of cultivated sugar cane that is PC (Plant Cane) and RC (Ratoon
Cane) Fertilizer used in PG Madukismo is the dose recommended by the P3GI and
considered by PG Madukismo and farmers. Parties responsible for the extraction of
manure from the barn to the application to sugarcane was foreman and field assistant.
Dosage fertilizer for PC (Plant Cane) are 11 ku/ha Madros, 5 ku/ha ZA and 5 ku/ha
Phonska while for RC (Ratoon Cane) are 5 ku/ha ZA and 5 ku/ha Phonska. The data
obtained were analyzed using t-test. From the results obtained for plants PC or RC I
obtained the best productivity of sugarcane grown on land that has a typology mild soil
type, irrigation well (pump) and the current drainage there are Kledokan field in
Magelang which have productivity 598 ku /ha and Sikendal field in Temanggung which
have productivity 693 ku/ha.

Keywords : Dosage, Fertilization, Sugarcane.


RINGKASAN

DINI ROSDIANINGSIH. Budidaya Tebu (Saccharum officinarum


L.) Lahan Kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta
dengan Aspek Khusus Pemupukan Beberapa Kategori Tanaman
Tebu Lahan Kering. Dibimbing oleh PURWONO.

Pabrik gula Madukismo merupakan perusahaan swasta dengan status


berbentuk perseroan terbatas (PT) yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955. Pabrik
Gula Madukismo dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. PG Madukismo
didirikan di lokasi bekas PG Padokan, 5 km di sebelah selatan Yogyakarta,
tepatnya di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Wilayah kerja PG Madukismo terbagi menjadi
empat rayon terbesar pada delapan Kabupaten di Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Rayonisasi dibagi berdasarkan posisi afdeling dari PG Madukismo. Empat rayon
tersebut adalah Rayon Bantul dan Gunung Kidul, Rayon Sleman, Rayon Kulon
Progo, Magelang dan Temanggung, Rayon Purworejo dan Kebumen. Areal kebun
di wilayah kerja PG Madukismo adalah Tebu Rakyat (TR), adapun lahan sewa
adalah lahan yang digunakan untuk kebun bibit. Total luas kebun bibit sekitar 200
hektar yang terdiri dari tiga hektar merupakan lahan milik pabrik sendiri yaitu
Kebun Bibit Kembaran yang digunakan untuk membudidayakan bibit pokok, bibit
nenek dan bibit induk dan sisanya dalah kerjasama dengan petani tebu rakyat.
Total luasan KTG Tebu Rakyat Kerjasama yang terdapat di wilayah kerja PG
Madukismo tahun 2011/2012 yaitu 2 533.98 ha.
Kegiatan magang dilaksanakan di PG Madukismo PT Madubaru
Yogyakarta, pada tanggal 14 Februari sampai dengan 15 Mei 2012. Kegiatan
magang ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman kerja dan
keterampilan teknis serta manajerial di lapangan dan memperluas pengetahuan
serta teori mahasiswa dalam budidaya tebu lahan kering, tujuan khususnya yaitu
mengetahui pemupukan pada beberapa kategori tanaman tebu lahan kering di PG
Madukismo PT Madubaru Yogyakarta. Pelaksanaan magang dilakukan dengan
menggunakan metode secara langsung dan tidak langsung. Metode secara
ii

langsung dilakukan dengan mengikuti kegiatan di lapangan yang terdiri dari aspek
teknis, aspek manajerial dan aspek khusus. Selama bekerja langsung di kebun,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu sesuai dengan jadwal yang telah tersusun
oleh pihak kebun, sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data sekunder PG Madukismo beserta studi pustakanya.
Berdasarkan pengamatan kegiatan yang dilakukan di lapangan, diperoleh
data produktivitas tebu dan dosis pupuk yang digunakan untuk setiap kategori
tanaman tebu. Pemupukan di PG Madukismo dilakukan sebanyak dua kali untuk
tanaman keprasan yaitu pemupukan I dan pemupukan II. Pada tanaman pertama
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar, pemupukan I dan
pemupukan II. Dosis pupuk PG Madukismo direkomendasikan oleh P3GI
(Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula Indonesia). Dosis pupuk tanaman
pertama dan tanaman keprasan umumnya sama, yaitu 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha
Phonska namun untuk tanaman pertama diaplikasikan pupuk Madros sebagai
pupuk dasar yaitu pupuk organik yang berbahan baku dari blotong tebu yang
biasanya diaplikasikan secara bersamaan dengan kegiatan penanaman.
Produktivitas terbaik diperoleh pada tanaman tebu yang ditanam di lahan yang
mempunyai tipologi RPL (jenis tanah ringan, pengairan lancar (pompa) dan
drainase lancar) yaitu Kebun Kledokan di Kabupaten Magelang dengan
produktivitas 598 ku/ha dan Kebun Sikendal di Kabupaten Temanggung dengan
produktivitas 693 ku/ha.
BUDIDAYA TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN
KERING DI PG MADUKISMO PT MADUBARU
YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PEMUPUKAN
BEBERAPA KATEGORI TANAMAN TEBU LAHAN KERING

Skripsi sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DINI ROSDIANINGSIH
A24080042

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Judul : BUDIDAYA TEBU (Saccharum officinarum L.)
LAHAN KERING DI PG MADUKISMO PT
MADUBARU YOGYAKARTA DENGAN ASPEK
KHUSUS PEMUPUKAN BEBERAPA KATEGORI
TEBU LAHAN KERING
Nama : DINI ROSDIANINGSIH
NIM : A24080042

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Purwono, MS.


NIP : 19580922 198203 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr


NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 27


Agustus 1990. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari
pasangan Bapak Didin Rosidin dan Ibu Penti.
Tahun 2002 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri
Rajawetan kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Pancalang selanjutnya penulis lulus dari
SMA Negeri 1 Mandirancan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di
IPB melalui jalur USMI. Selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Kuningan yaitu HIMARIKA (Himpunan Mahasiswa Arya Kemuning).
Penulis juga pernah mengikuti beberapa kegiatan kampus diantaranya yaitu
kegiatan IPB Go field pada tahun 2009 dan menjadi panitia kegiatan pelatihan
Kader Petani Muda (KATIMU) yang dilaksanakan oleh kerjasama antara
KODAM III Siliwangi dan IPB.
ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini dengan baik.
Karya Ilmiah ini berjudul “Budidaya Tebu (Saccharum officinarum L.)
Lahan Kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan Aspek
Khusus Pemupukan Beberapa Kategori Tanaman Tebu Lahan Kering”.
Selama kegiatan magang dan penyelesaian karya ilmiah ini penulis telah banyak
dibantu oleh berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Mama, Bapak, Pa olot, A ae, Teh Ika, Teh Lis, Dani, Anto (Amedt) dan
semua keluarga besar Barsa yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan baik moril maupun
materil.
2. Dr. Ir. Purwono, MS. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis, memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi.
3. Ir. Endang Sjamsudin, MSc, Agr. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam urusan akademik.
4. Dr. Dwi Guntoro SP. MSi dan Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS. selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan skripsi.
5. Pak Nugroho, Pak Syaiful Anam, Pak Nooryanto, Pak Kelik, Pak Teguh, Pak
Budi, Mas Padi dan Mas Arianto, dan karyawan bagian giling contoh yang
telah memberikan bimbingan selama magang di PG. Madukismo.
6. Bapak dan Ibu Ponido (Bapak Ibu Kost) yang telah mengijinkan kami untuk
tinggal di rumah Beliau selama magang.
7. Sahabat Indigenous 45, rusun 215, OMDA HIMARIKA serta semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Bogor, April 2013

Dini Rosdianingsih
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
Botani dan Morfologi Tanaman Tebu ................................................. 3
Syarat Tumbuh Tanaman Tebu ........................................................... 3
Budidaya Tebu Lahan Kering.............................................................. 5
Pemupukan .......................................................................................... 6
METODE MAGANG ....................................................................................... 8
Tempat danWaktu................................................................................ 8
Metode Pelaksanaan ............................................................................ 8
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ............................................................. 10
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................................. 10
Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 12
Lokasi dan Luas Areal Perusahaan ...................................................... 12
Kondisi Iklim dan Tanah ..................................................................... 13
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ........................ 14
Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................... 19
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG .................................................... 21
Aspek Teknis ....................................................................................... 21
Aspek Manajerial ................................................................................. 42
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 44
Pola Kemitraan Pabrik Gula Madukismo dengan Petani .................... 44
Sumber Daya Manusia (SDM) ............................................................ 46
Dosis Pupuk PG. Madukismo .............................................................. 47
Pelaksanaan Pemupukan PG. Madukismo .......................................... 47
Kondisi Umum Kebun Contoh ............................................................ 49
Produktivitas Tebu Kebun Contoh ...................................................... 50
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 53
Kesimpulan .......................................................................................... 53
Saran .................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55
LAMPIRAN ...................................................................................................... 57
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Daftar Luas Areal Tebu Rakyat Kerjasama Binaan Di PG Madukismo.... 13


2. Daftar Luas Areal Tebu Rakyat Kerjasama Di PG Madukismo ................ 13
3. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor (Mandor riet teller, Laboratorium,
NPP, Tobong, Gamping, Pemurnian, Penguapan dan Masakan)............... 17
4. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor dan Tenaga (Mandor dan Tenaga
Putaran Gudang Gula) ................................................................................ 18
5. Jadwal Jam Kerja Karyawan non-Pabrikasi............................................... 18
6. Produksi tebu, rendemen dan produksi hablur PG Madukismo selama
lima tahun terakhir ..................................................................................... 19
7. Varietas yang dikembangkan di PG Madukismo ....................................... 20
8. KesesuaianVarietas Tebu terhadap Tipologi Wilayah ............................... 25
9. Data Gulma Dominan di Wilayah PG Madukismo ................................... 32
10. Aplikasi Jenis dan Dosis Herbisida MusimTanam 2011/2012 .................. 33
11. Dosis Rekomendasi Pemupukan Tebu di PG Madukismo ......................... 47
12. Realisasi Pemupukan Tebu pada Kebun Contoh di Kabupaten Magelang
dan Temanggung ........................................................................................ 48
13. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Salam dan Kebun
Kledokan .................................................................................................... 51
14. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Tembarak B dan
Kebun Sikendal .......................................................................................... 52
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Lahan setelah dilakukan Pengolahan Tanah ............................................... 22


2. Pola Tanam Bibit ........................................................................................ 25
3. Tebang Bibit ................................................................................................ 26
4. Angkut Bibit ................................................................................................ 26
5. Pembersihan Bibit ....................................................................................... 27
6. Seleksi Bibit ................................................................................................ 27
7. Pemotongan Bibit ........................................................................................ 28
8. Pengeceran Bibit ......................................................................................... 29
9. Penutupan Bibit ........................................................................................... 29
10. Bibit Tebu Dederan ..................................................................................... 30
11. Pemupukan .................................................................................................. 31
12. Penggerek Pucuk (Triporyza vinella F.) ..................................................... 33
13. Penggerek Batang (Chilo auricillius D.)..................................................... 34
14. Aplikasi Pias ............................................................................................... 35
15. Hama Uret (Lepidiota stigma F.) ................................................................ 35
16. Tikus Sawah (Rattus argentiventer R.) ....................................................... 36
17. Kutu Bulu Putih (Saccharicoccus sacchari C.) .......................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PG Madukismo PT Madubaru ............. 58


2. Data Curah Hujan PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta .................... 66
3. Struktur Organisasi PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta.................. 67
4. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Sleman ........... 68
5. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Bantul ............. 69
6. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Kulon Progo ... 70
7. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Purworejo ....... 71
8. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Magelang ....... 72
9. Analisis Usaha Tani Tanaman Tebu Pertama (PC)...................................... 73
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tebu (Saccharum officanarum L.) merupakan salah satu komoditas


penting penghasil gula. Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok
(sembako) kebutuhan pangan yang sangat penting bagi masyarakat indonesia baik
dalam rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik yang berskala
besar maupun yang kecil. Mengingat Indonesia merupakan posisi yang strategis
maka pemerintah berkewajiban menyediakan gula dalam jumlah yang cukup pada
tingkat harga yang terjangkau di masyarakat (Prawiro, 2011).
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan perkapita per
tahun serta industri makanan dan minuman, kebutuhan gula akan terus meningkat.
Rata-rata konsumsi gula pasir penduduk Indonesia sekitar 12 kg per kapita per
tahun. Produksi gula dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan total
konsumsi domestik, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.
Kementerian Perdagangan RI mengeluarkan kebijakan impor sebagai solusi, tentu
dengan tetap hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan riil yang terjadi (Direktorat
Jendral Perdagangan dalam Negeri, 2012). Tidak tercukupinya kebutuhan gula di
Indonesia dikarenakan efisiensi perkebunan tebu di Indonesia tergolong rendah,
rendahnya efisiensi perkebunan tebu disebabkan karena diabaikannya kaidah
dasar budidaya tebu oleh petani, dalam hal pemakaian bibit, pemeliharaan,
pemanenan yang tidak memperhatikan teknik dan umur panen yang tepat dan
manajemen transportasi (sistem tebang, muat, angkut) yang tidak baik (Syarif,
2010).
Tahun 2014 konsumsi gula diperkirakan mencapai 5.7 juta ton yang terdiri
dari 2.96 juta ton untuk konsumsi langsung masyarakat dan 2.74 juta ton untuk
keperluan industri. Target pencapaian swasembada gula nasional pada tahun 2014
mengharuskan pemerintah untuk meningkatkan produksi tebu (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2010). Upaya untuk meningkatkan produksi tebu pada tahun 2014
adalah dengan cara peningkatan produktivitas tebu (menggunakan bibit unggul
dan melaksanakan teknik budidaya yang baik), perluasan area, merevitalisasi
perusahaan gula yang sudah ada, mengaktifkan kembali perusahaan gula yang
2

masih mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, membangun perusahaan gula baru
(Manggabarani, 2008).
Penggunaan pupuk sangatlah penting karena selain dapat membantu
menyuburkan tanah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Pemupukan yang efektif dan efisien
akan tercapai apabila diketahui terlebih dulu kondisi kesuburan lahan dan jenis
tanaman, kemudian dibuatkan susunan hara (formula) berdasar kepentingan
spesifik lokasi kebun tertentu (Hakim dan Djakasutami, 2009).
Pemupukan sebagai salah satu usaha peningkatan kesuburan tanah, pada
jumlah dan kombinasi tertentu dapat menaikkan produksi tebu dan gula.
Rekomendasi pemberian macam dan jenis pupuk harus didasarkan pada
kebutuhan optimum dan terjadinya unsur hara dalam tanah disertai dengan
pelaksanaan pemupukan yang efisien yaitu waktu pemberian dan cara pemberian.
Kombinasi jenis dan jumlah pupuk yang digunakan berkaitan erat dengan
rendemen tebu dan tingkat produktivitas (Sutardjo, 1996).

Tujuan

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah memperoleh pengalaman kerja


dan keterampilan teknis serta manajerial di lapangan dan memperluas
pengetahuan serta teori mahasiswa dalam budidaya tebu lahan kering. Tujuan
khusus kegiatan magang ini yaitu mengetahui pemupukan beberapa kategori pada
tebu lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru, Yogyakarta.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani dan Morfologi Tanaman Tebu

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk kedalam kelas


Monocotyledoneae, ordo Glumaceae, famili Gramineae, subfamili
Andropogoneae dan genus Saccharum. Pemilihan Saccharum officinarum L.
sebagai spesies yang banyak dibudidayakan karena mempunyai kandungan
sukrosa yang tinggi dan kandungan serat yang rendah. Daun Saccharum
officinarum L. lebih luas dibanding yang lain dalam genus Saccharum, berbatang
besarserta berdaya tunas baik jika tanah dan iklimnya cocok (Sudiatso, 1999).
Bagian utama tanaman tebu adalah akar, batang, daun dan bunga.
Tanaman tebu berakar serabut yang memiliki fungsi melekatkan tanaman,
menyerap air dan garam mineral serta sebagai organ penyimpan (Hidayat, 1995).
Batang tebu terdiri dari beberapa ruas yang disekat oleh buku-buku. Panjang satu
ruas berkisar 15-25 cm. Ruas yang terbentuk pada awal pertumbuhan pendek,
semakin dewasa ruasnya semakin panjang, selanjutnya semakin mendekati pucuk
panjang ruasnya semakin berkurang. Potensi bobot batang tebu 2-3 kg dengan
tinggi batang 3-5 meter (Soeprapto, 1989). Daun tebu mempunyai struktur yang
tipis dan mudah robek. Posisi daun tebu melekat pada batang dan tumbuh pada
pangkal node. Setiap daun terdiri dari bagian yang melekat dan bagian yang tidak
melekat. Bagian yang melekat berbentuk seperti pipa yang menyelimuti batang
dengan panjang dari bawah sampai atas batang. Ketika tebu sudah mulai
memasuki masa panen, daun tebu tumbuh sebagai lamina dengan panjang daun
berdasarkan pengukuran di lapangan berkisar 120 – 160 cm dan lebar daun 3.5 – 6
cm. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk malai. Pembungaan
terjadi pada perubahan dari fase vegetatif ke fase reproduktif. Bunga tebu tumbuh
di ujung batang tebu dengan pajang 70-90 cm (James, 2004).

Syarat Tumbuh Tanaman Tebu

Tanaman tebu dapat tumbuh di daerah beriklim panas dan sedang (daerah
tropik dan subtropik) dengan daerah penyebaran yang sangat luas yaitu antara
4

35ºLS dan 39º LU. Unsur – unsur iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman
tebu adalah tanah, curah hujan, sinar matahari, angin dan suhu. Syarat tumbuh
tanaman tebu menurut Indrawanto et al. (2010) adalah sebagai berikut :
Tanah
Struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur
sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna. Tanaman tebu dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6–7.5, akan tetapi masih
toleran pada pH tidak lebih tinggi dari 8.5 atau tidak lebih rendah dari 4.5. Pada
pH yang tinggi ketersediaan unsur hara menjadi terbatas. Sedangkan pada pH
kurang dari 5 akan menyebabkan keracunan Fe dan Al pada tanaman, oleh karena
itu perlu dilakukan pemberian kapur (CaCO3) agar unsur Fe dan Al dapat
dikurangi.
Curah hujan
Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah dengan curah hujan
berkisar antara 1 000 – 1 300 mm pertahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan
kering. Distribusi curah hujan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah pada
periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan yang tinggi (200 mm per
bulan) selama 5-6 bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curah hujan
125 mm dan 4-5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75 mm/bulan yang
merupakan periode kering. Periode ini merupakan periode pertumbuhan generatif
dan pemasakan tebu.
Suhu
Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrisa pada tebu
cukup tinggi. Suhu ideal bagi tanaman tebu berkisar antara 24ºC–34ºC dengan
perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10ºC. Pembentukan
sukrosa terjadi pada siang hari dan akan berjalan lebih optimal pada suhu 30ºC.
Sukrosa yang terbentuk akan disimpan pada batang dimulai dari ruas paling
bawah. Proses penyimpanan ini paling efektif dan optimal pada suhu 15ºC.
Sinar matahari
Tanaman tebu membutuhkan penyinaran 12–14 jam setiap harinya. Proses
asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman memperoleh radiasi
penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang berawan pada siang hari
5

akan mempengaruhi intensitas penyinaran dan berakibat pada menurunnya proses


fotosintesa sehingga pertumbuhan terhambat.
Angin
Kecepatan angin sangat berperan dalam mengatur keseimbangan
kelembaban udara dan kadar CO2 di sekitar tajuk yang mempengaruhi proses
fotosintesa. Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam di siang hari
berdampak positif bagi pertumbuhan tebu, sedangkan angin dengan kecepatan
melebihi 10 km/jam akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu bahkan
tanaman tebu dapat patah dan roboh.

Budidaya Tebu Lahan Kering

Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian
dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan suplai
dari curah hujan (Setiawan, 2009). Beda pokok lahan kering dan lahan basah
adalah cara penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman. Pada lahan pertanian
basah kebutuhan air tersedia kurang lebih tetap secara alamiah, dapat dicukupi
dari air permukaan, misalnya rawa, mata air dan sungai. Sementara pada pertanian
lahan kering tanaman hanya memperoleh air dari air hujan (tadah hujan).
Penanaman tebu di lahan kering memerlukan perhatian yang lebih seksama.
Kondisi krisis yang sering dijumpai di lahan kering, seperti miskin hara, jumlah
air terbatas, rawan erosi, gulma dan hama. Tanpa unsur hara/makanan dan air
yang cukup tebu tidak mungkin tumbuh normal (Susilowati, 2008).
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam upaya meningkatkan
produksi gula adalah areal tebu lahan basah yang semakin sempit. Oleh karena itu
tidak ada pilihan lain bagi perindustrian gula selain berupaya mengelola dan
meningkatkan produktivitas tebu di lahan kering (Ismail, et. al, 1990). Budidaya
tebu lahan kering merupakan pilihan yang sangat menjanjikan untuk mempercepat
proses pencapaian kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi gula menuju
kemandirian gula nasional. Produktivitas tebu lahan kering tidak kalah dengan
tebu lahan sawah jika masalah bibit dan penyediaan air menurut ruang dan waktu
dapat dilakukan dengan baik. Titik kritis dari pengelolaan tebu lahan kering yaitu
kondisi kekeringan yang kelak akan berdampak terhadap penurunan produksi tebu
6

per hektar, terutama pada fase pembentukan gula maupun fase pematangan
(Irianto, 2003).

Pemupukan

Menurut Garsoni (2006) pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan


pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Sri Setyati (1996)
menyatakan untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan nutrisi atau hara
mineral yang berasal dari media tumbuh dan dari pupuk.
Menurut Hakim dan Djakasutami (2009) pemupukan adalah salah satu
usaha peningkatan kesuburan tanah. Pemupukan yang efektif dan efisien akan
tercapai apabila diketahui terlebih dulu kondisi kesuburan lahan dan jenis
tanaman, kemudian dibuatkan susunan hara berdasarkan kepentingan spesifik
lokasi kebun tertentu. Pemupukan sebagai salah satu usaha peningkatan kesuburan
tanah pada jumlah dan kombinasi tertentu dapat menaikkan produksi tebu dan
gula. Rekomendasi pemberian jenis pupuk harus didasarkan pada kebutuhan
optimum dan terjadinya unsur hara dalam tanah disertai dengan pelaksanaan
pemupukan yang efisien yaitu waktu dan cara pemberian. Kombinasi jenis dan
jumlah pupuk yang digunakan berkaitan erat dengan rendemen tebu dan tingkat
produktivitas. Produktivitas tanaman tebu tidak hanya dipengaruhi oleh berbagai
faktor tipe lahan (sawah/tegalan) tetapi juga penggunaan sarana produksi dan
teknik budidayanya.
Pemupukan akan sangat besar perannnya terhadap hasil panen
(produktivitas) bila dilaksanakan dengan tepat cara, tepat dosis dan tepat harga
(Djojosoewardho, 1988). Pemupukan pada tanaman tebu sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan dan rendemen. Pemupukan dilakukan (2–3)
kali/periode panen, baik untuk pertanaman baru atau tebu keprasan. Hingga saat
ini penggunaan pupuk organik masih jarang dilakukan akibatnya kualitas lahan
menurun dan rendemen rendah. Penggunaan pupuk organik secara terus menerus
tanpa dibantu oleh pemberian pupuk buatan mempunyai kecenderungan
produktivitasnya menjadi rendah juga. Namun penggunaan keduanya akan
menghasilkan sinergi positif yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman
7

(Hakim dan Djakasutami, 2009). Terdapat kelebihan pupuk organik dan


anorganik diantaranya yaitu menambah kandungan hara tanah, menyediakan
semua unsur hara dalam jumlah yang seimbang. Pupuk organik dapat
meningkatkan KTK tanah dan dapat meningkatkan unsurhara sehingga kehilangan
hara dapat dicegah (Susanto, 2002).
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman pada dasarnya telah tersedia dalam
tanah. Seiring pertumbuhan tanaman, ketersediaan unsur hara tersebut akan
berkurang karena terserap oleh tanaman. Oleh karena itu pemupukan yang teratur
diperlukan agar tanaman memperoleh hara dari tanah dalam jumlah lengkap dan
cukup. Nitrogen, posfor dan kalium merupakan hara makro yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak. Akan tetapi kecenderungan pemupukan yang
berlebihan terutama nitrogen dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan. Oleh sebab itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya tanaman
memerlukan keseimbangan hara yang tepat (Poerwanto, 2003).
Nitrogen merupakan unsur penting yang dapat disediakan oleh manusia
melalui pemupukan. Nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan
bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Unsur ini berperan
penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses
fotosintesis (Leiwakabessy et al., 2004).
Fosfor merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat penting dalam
pertumbuhan tanaman. Fosfor memiliki pengaruh yang sangat menguntungkan
bagi tanaman, diantaranya yaitu tanaman tahan terhadap penyakit, berperan dalam
pembentukan bunga, buah dan biji, berperan dalam perkembangan akar halus dan
akar rambut serta berperan dalam pembelahan sel (Soepardi, 1983).
Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada
semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Secara umum fungsi kalium bagi
tanaman antara lain membentuk dan mengangkut karbohidrat, mengatur kegiatan
berbagai unsur mineral, mengatur pergerakan stomata dan memperkuat tegaknya
batang sehingga tanaman tidak mudah roboh (Leiwakabessy et al., 2004).
METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2012 sampai


dengan 15 Mei 2012 di PG Madukismo, PT Madubaru, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilakukan dengan menggunakan metode secara


langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan mengikuti
kegiatan di lapangan yang terdiri dari aspek teknis, aspek manajerial, dan aspek
khusus. Selama bekerja langsung di kebun, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
yaitu sesuai dengan jadwal yang telah tersusun oleh pihak perkebunan.
Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan cara mengumpulkan data-
data sekunder PG Madukismo beserta studi pustakanya.

Aspek teknis
Pada aspek teknis mahasiswa bekerja sebagai karyawan harian lepas
(KHL) selama 3 minggu. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan (pengendalian organisme pengganggu
tanaman, klentek, pemupukan), pemanenan dan pengolahan hasil.

Aspek manajerial
Pada aspek menejerial mahasiswa bekerja sebagai :
a. Pendamping mandor kebun yang dilakukan selama 3 minggu. Kegiatan yang
dilakukan adalah membantu mengawasi pekerjaan di kebun dan membuat
jurnal harian dari hasil kegiatan di kebun.
b. Pendamping Sinder Kebun Wilayah (SKW) yang dilakukan selama 6 minggu,
kegiatan yang dilakukan adalah membantu mengelola dan mengawasi
pekerjaan karyawan, melakukan kegiatan kontrol lapang, mengamati dan
membantu penyusunan laporan serta mempelajari dan menganalisis kegiatan
administrasi kebun.
9

Aspek khusus
Aspek khusus yang dilakukan yaitu mempelajari pemupukan di PG
Madukismo. Data primer diperoleh dengan melakukan kegiatan, melakukan
pengamatan, melakukan wawancara langsung dengan petani serta pengambilan
data dari bagian gudang pupuk dan bagian tanaman.

a. Pengamatan dan pengumpulan data


Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer didapat ketika melakukan pengamatan langsung di
lapang terhadap semua kegiatan yang berlangsung di kebun dan melakukan
wawancara langsung dengan petani. Data primer yang didapat meliputi jenis
pupuk yang digunakan, sumber pupuk, dosis pupuk yang digunakan, waktu
pemupukan dan cara pemupukan. Data sekunder yang dikumpulkan adalah
data yang mendukung pelaksanaan teknis di lapangan, yang meliputi letak
geografis kebun, kondisi iklim, kondisi lahan, kondisi areal dan tanaman,
organisasi dan manajemen perusahaan serta tingkat produktivitas perusahaan.
Data primer diperoleh dari 2 wilayah yang berbeda yaitu Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Temanggung, dari setiap wilayah diambil 2 kebun contoh. Pada
kebun contoh dilakukan taksasi maret untuk mengetahui produktivitas tanaman
tebu. Kegiatan wawancara dilakukan kepada petani sebanyak 10 orang petani
yaitu 5 orang dari Kabupaten Magelang dan 5 orang dari Kabupaten
Temanggung. Selain data primer, dilakukan juga pengumpulan data sekunder
yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geografis dan
topografi, keadaan iklim, kondisi lahan, kondisi tanaman, organisasi dan
manajemen perusahaan.

b. Analisis data dan informasi


Data dari kegiatan magang dianalisis dengan menggunakan perhitungan
matematis sederhana yang meliputi nilai rata-rata dan persentase. Selain itu
data dianalisis dengan menggunakan uji t-student degan taraf 5 %.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di sekitar DIY terdapat kurang


lebih 17 pabrik gula antara lain : PG Padokan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG
Kedaton, PG Cebongan dan PG Medari. Pengelolaan Pabrik Gula tersebut
dilakukan oleh pemerintah Belanda karena pada saat itu kekuasaan Pemerintahan
Hindia Belanda sangat dominan baik dalam dunia usaha (bisnis) maupun dalam
dunia politik (pemerintahan) tetapi pengelolaan ini tidak berlangsung lama karena
tentara Jepang menduduki wilayah RI pada tahun 1992 pabrik-pabrik tersebut
diambil alih oleh Jepang.
Perkembangan pabrik-pabrik gula pada masa kepemilikan pemerintah
jepang mengalami kemunduran yang parah karena areal penanaman tebu
dialihfungsikan untuk menanam palawija dan padi demi keperluan tentara Jepang.
Keadaan ini berlangsung hingga diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.
Sejak itu pemerintah RI merekrut semua pabrik gula tersebut dari tangan Jepang
dan dibumihanguskan. Hingga sampai tahun 1950 seluruh pabrik gula hanya
tinggal sisa dan puing-puingnya saja. Setelah pemerintahan berjalan dengan
normal dan keamanan pulih kembali, Sri Sultan Hamengkubuwono IX
memprakarsai didirikannya pabrik gula yang kemudian lebih dikenal dengan
nama PG/PS Madukismo.
Peresmian PT Madubaru PG Madukismo dilaksanakan pada tanggal 28
Mei 1958 oleh Presiden RI pada waktu itu adalah Ir. Soekarno. Awal berdirinya
status perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang berdiri pada tanggal 14
Juni 1955 dengan diberi nama “PT Madubaru PG/PS Madukismo”. PT Madubaru
PG/PS Madukismo memiliki dua pabrik yaitu pabrik gula Madukismo (PG
Madukismo) dan Pabrik Spiritus (PS Madukismo).
Pada tahun 1962 Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan
perkebunan yang ada di Indonesia, baik milik asing, swasta maupun semi swasta.
Sejak saat itu status PT Madubaru PG/PS Madukismo berubah menjadi
Perusahaan Negara (PN) di bawah BPUPPN (Badan Pemimpin Umum
Perusahaan Perkebunan Negara). Serah terima PT Madubaru PG/PS Madukismo
11

kepada Pemerintah RI dilakukan tanggal 11 Maret 1962 oleh Sri Sultan


Hamengkubuwono IX selaku Presiden Direktur PT Madubaru PG/PS Madukismo
pada waktu itu. Tahun 1966 BPUPPN dibubarkan, sehingga PT Madubaru PG/PS
Madukismo diberi kebebasan untuk memilih tetap sebagai perusahaan Negara
atau ingin menjadi perusahaan swasta. PT Madubaru PG/PS Madukismo memilih
menjadi Perusahaan Swasta sehingga statusnya kembali menjadi PT (Perserosan
Terbatas) Madubaru PG/PS Madukismo dengan susunan Direktur yang dipilih
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Presiden Direkturnya.
Pada tanggal 4 Maret 1984 PT Madubaru PG/PS Madukismo mengadakan
kontrak pengelolaan manajemen dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
RNI merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah
Departemen Keuangan RI. Kontrak Pengelolaan manajemen antar PT Madubaru
PG/PS Madukismo dengan PT Rajawali Indonesia (RNI) ini berlaku dalam jangka
waktu 10 tahun dan kemudian pada tanggal 1 April diperbaharui kembali kontrak
pengelolaan manajeman sampai 31 Maret 2004.
PT Madubaru terdiri dari dua kepemilikan saham, yaitu 65% milik Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan 35% milik Pemerintahan RI yang dikuasakan
kepada Departemen Kuangan RI. Adanya perubahan kepemilikan saham pada
tanggal 10 Maret 1997, yaitu 65% milik Keraton Yogyakarta dan 35% untuk
pemerintah RI.
Pada awal berdirinya PG Madukismo didesain pada kapasitas 1 500 TTH
(ton tebu per hari) kemudian secara bertahap kapasitas pabrik ditingkatkan
menjadi 2 500 TTH pada tahun 1976 dan 3 300 pada tahun 1993 setelah PT
Madubaru mengadakan kontrak manajemen dengan PT Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI). Saat ini kapasitas produksi PG Madukismo telah meningkat
kembali menjadi 3 500 TTH sedangkan kapasitas untuk produksi gula SHS (Super
High Sugar) I yang merupakan produk utama mencapai sekitar 40 000 ton
pertahunnya. Produksi alkohol sebesar kurang lebih 2 500 juta liter/tahun dan
spiritus kurang lebih 24 000 liter/hari sedangkan pupuk yang dihasilkan kurang
lebih 30 ton pertahun. Jumlah produksi ini tergantung pada jumlah tebu yang
diolah di pabrik.
12

Visi dan Misi Perusahaan

Dalam menjalankan usahanya PT Madubaru selalu menjaga hubungan


baik dengan petani sebagai mitra sejatinya. PT Madubaru juga mempunyai visi,
misi dan tujuan yang diinginkan guna memajukan perusahaan. Visi misi PT
Madubaru adalah sebagai berikut:
a. Visi PT Madubaru PG Madukismo
PT Madubaru menjadi perusahaan agroindustri yang unggul di Indonesia
dengan petani sebagai mitra sejati.
b. Misi PT Madubaru PG Madukismo
1) Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri gula di Indonesia.
2) Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan, dikeloka secara profesional dan inovatif, memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan, serta mengutamakan komitmen
dengan petani.
3) Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4) Menempatkan karyawan dan stake holder lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaian stake holder values.

Lokasi dan Luas Perkebunan Tebu

PG Madukismo didirikan di lokasi bekas PG Padokan, 5 km di sebelah


selatan Yogyakarta, tepatnya di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo,
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. PG Madukismo berada
pada ketinggian 84 m diatas permukaan laut dengan curah hujan 2 000 mm/th
dengan sinar matahari cukup dan kecepatan angin kurang dari 10 km/jam.
Wilayah kerja PG Madukismo terbagi menjadi empat rayon yang tersebar
di delapan Kabupaten di Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Setiap afdeling dipimpin
oleh Sinder Kebun Wilayah (SKW). Rayonisasi dibagi berdasarkan posisi
afdeling dari PG Madukismo. Empat rayon tersebut adalah Rayon Bantul dan
Gunung Kidul, Rayon Sleman, Rayon Kulon Progo Magelang dan Temanggung,
Rayon Purworejo dan Kebumen.
13

Luasan lahan wilayah kerja PG Madukismo rata-rata adalah lahan Tebu


Rakyat (TR). Total luas kebun bibit sekitar 200 hektar yang terdiri dari tiga hektar
merupakan lahan milik pabrik sendiri yaitu kebun bibit kembaran yang digunakan
untuk membudidayakan bibit pokok, bibit nenek serta bibit induk dan dan sisanya
adalah kerjasama dengan petani tebu rakyat. Keseluruhan areal KTG yang
terdapat di wilayah PG Madukismo tahun 2011/2012 merupakan Tebu Rakyat
(TR) kerjasama yaitu seluas 2 533.98 ha yang dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Luas Areal Tebu Rakyat Kerjasama Binaan di PG Madukismo

Rayon Luas (ha)


Bantul dan Gunung Kidul (BGK) 1 103.20
Sleman 494.52
Kulon Progo, Magelang dan Temanggung (KMT) 784.43
Purworejo dan Kebumen (PKB) 151.83
Jumlah 2 533.98
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Kondisi Iklim dan Tanah

Wilayah kerja PG Madukismo memiliki keadaan iklim yang menurut


Oldeman termasuk dalam Zone C atau beriklim agak basah. PG Madukismo PT
Madubaru ini berada pada curah hujan rata-rata 2 000 mm/tahun dan BK (Bulan
Kering) pada bulan Juni - September serta BB (Bulan Basah) antara November -
Maret. Adapun jika dilihat berdasarkan kondisi tanahnya PG Madukismo
memiliki topografi yang beragam dari datar hingga berbukit dengan kemiringan
3–8 derajat. Keadaan lahan tersebut sebagian besar merupakan tanah berat
berpengairan lancar dengan luas 1 122.46 ha, yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Luas Areal Tebu Rakyat Kerjasama di PG Madukismo

Keterangan Luas (Hektar)


Tanah Berat Pengairan lancar (TBPL) 1 122.46
Tanah Berat Pengaian Tidak Lancar (TBPTL) 109.40
Tanah Ringan Pengairan Lancar (TRPL) 631.67
Tanah Ringan Pengairan Tidak Lancar (TRPTL) -
Tanah Sedang Pengairan Lancar (TSPL) 631.70
Tanah Sedang Pengairan Tidak Lancar (TSPTL) 38.75
Jumlah 2 533.98
Sumber : Bina Sarana Tani PT Madubaru PG Madukismo, Bantul (2012)
14

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi PG Madukismo

PT Madubaru dipimpin seorang Direktur yang dalam menjalankan


tugasnya dibantu oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kepala Bagian Tanaman,
Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian
SDM dan Umum dan Kepala Bagian Pabrik Spiritus. Setiap perangkat perusahaan
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Berikut adalah tugas dan
tanggung jawab masing-masing :
a. Direktur
Direktur memiliki fungsi sebagai pengelola perusahaan untuk
melaksanakan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berikut ini
adalah tugas Direktur :
1) Merumuskan tujuan perusahaan
2) Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan
3) Menyusun rencana jangka panjang
4) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman penyusunan
anggaran tahunan.
5) Menetapkan rancangan Rapat Umum Pemegang saham
6) Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk
keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi.
7) Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi.
8) Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya.
b. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
1) Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi dan
pembinaan terhadap semua kegiatan dan fungsi organisasi.
2) Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan
perusahaan atas persetujuan Direktur.
3) Melakukan audit investigasi terhadap aspek penuh dan bebas
keseluruhan fungsi, catatan, dokumen, aset dan karyawan.
4) Melakukan penugasan memiliki aspek penuh dan bebas keseluruhan
fungsi, catatan, dokumen, aset dan karyawan.
15

5) Mengalokasikan sumberdaya dan menentukan lingkup kerja serta


menerapkan teknik-teknik audit.
6) Memperoleh bantuan kerjasama dari personil di unit-unit perusahaan
pada saat melakukan pengawasan juga jasa-jasa khusus lainnya dari
dalam maupun luar perusahaan.
7) Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan
tugasnya.
c. Kepala Bagian Tanaman
Kepala Bagian Tanaman memiliki fungsi untuk membantu General
Manager dalam melaksanakan kebijakan Direksi dalam bidang-bidang berikut:
1) Penanaman dan penyediaan bibit tebu
2) Pemasukan areal Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI)
3) Penyuluhan teknis penanaman tebu
4) Rencana tebang dan angkutan tebu
5) Kegiatan lahan yang menyangkut penyediaan supply bahan baku
berupa tebu
6) Memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya guna mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
d. Kepala Bagian Instalasi
Kepala Bagian Instalasi memiliki tugas sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang instalasi atau mesin.
2) Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi.
3) Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses.
e. Kepala Bagian Pabrikasi
1) Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang pabrikasi.
2) Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang pabrikasi.
3) Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk (gula).
f. Kepala Bagian Pemasaran
1) Menyusun strategi pemasaran.
2) Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT
Madubaru.
3) Mengadakan perbaikan sistem pemasaran.
16

4) Menilai prestasi kerja staf pemasaran.


5) Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses
penagihan.
g. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
1) Bertanggung jawab di bagian tata usaha, keuangan dan pengadaan
barang perusahaan.
2) Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran,
biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan.
3) Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu.
4) Mengawasi hasil produksi di gudang gula.
h. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum
1) Bertanggung jawab di bagian tata uasaha dan personalia.
2) Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengolahan tenaga kerja dan
kesehatan karyawan.
3) Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan.
4) Bertanggung jawab pada kegiatan-kegiatan umum seperti pengaturan
dan penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan.
i. Kepala Bagian Pabrik Spiritus/Alkohol
1) Mengkoordinir kegiatan produksi spiritus dan alkohol.
2) Melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spiritus dan alkohol yang
diinginkan pasar.

Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan


proses produksi di suatu perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja
para karyawan maka perusahaan harus memiliki manajemen pengendalian yang
baik terhadap tenaga kerjanya sehingga produksi perusahaan yang ditingkatkan
minimal dipertahankan sama dengan produksi periode sebelumnya.
Tenaga kerja di PT Madubaru dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam waktu
yang tidak tentu dan saat dimulai hubungan kerja diawali dengan masa
17

percobaan selama 3 bulan. Karyawan tetap bekerja sepanjang tahun selama


musim giling ataupun tidak. Tenaga kerja tetap dibedakan atas staf dan non
staf.
b. Tenaga kerja PKWT (Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu)
Tenaga kerja PKWT ialah tenaga yang dipekerjakan untuk jangka waktu
tertentu dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa masa percobaan
kerja. Karyawan jenis ini biasanya akan melamar pada musim giling dan
bekerja dengan sistem kontrak hanya selama musim giling saja. Karyawan
tidak tetap dapat dibedakan lagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Karyawan PKWT dalam
Karyawan PKWT dalam bekerja pada bagian yang terlibat langsung
dalam proses produksi seperti karyawan penimbangan tebu, karyawan unit
gilingan dan karyawan unit masakan. Masa kerjanya adalah satu kali masa
gilingan.
2) Karyawan PKWT Luar
Karyawan musiman bekerja pada bagian sekitar amplasemen namun
tidak terlibat langsung dengan bagian proses produksi. Karyawan yang
termasuk jenis ini antara lain pekerja lintasan rel, pekerja derek tebu, supir
dan pembantu supir traktor, juru tulis gudang dan pekerja pengambil
contoh tebu untuk analisa laboratorium. Masa bekerjanya sama dengan
karyawan PKWT dalam yaitu satu kali masa gilingan. Pada musim giling,
PG Madukismo beroperasi selama 24 jam dengan pembagian tiga shift
kerja untuk karyawan bagian pabrikasi. Tabel di bawah adalah pembagian
jam kerja untuk tiap shift (Tabel 3 dan Tabel 4).

Tabel 3. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor (Mandor Riet Teller, Laboratorium,
NPP, Tobong, Gamping, Pemurnian, Penguapan dan Masakan)
Shift Jam Mulai Jam Selesai
Pagi 05.30 WIB 13.30 WIB
Siang 13.30 WIB 21.30 WIB
Malam 21.30 WIB 05.30 WIB
Sumber : Bagian Pabrikasi PG Madukismo, Bantul (2012)
18

Tabel 4. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor dan Tenaga (Mandor dan Tenaga
Putaran Gudang Gula)
Shift Jam Mulai Jam Selesai
Pagi 06.30 WIB 14.30 WIB
Siang 14.30 WIB 22.30 WIB
Malam 22.30 WIB 06.30 WIB
Sumber : Bagian Pabrikasi PG Madukismo, Bantul (2012)

Berbeda dengan karyawan pabrikasi, karyawan yang tidak terlibat


langsung dalam proses produksi memiliki jam kerja tersendiri yang berlaku baik
dalam masa giling maupun diluar masa giling tebu. Bagi karyawan yang tidak
terikat langsung dengan proses produksi, berlaku ketentuan jam kerja diluar
musim giling sedangkan karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi
menggunakan ketentuan jam kerja pada musim giling. Pembagian jam kerja
tersebut ditampilkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jadwal Jam Kerja Karyawan non-Pabrikasi


Hari Jam Mulai Jam Selesai
Senin-Kamis 06.30 WIB 15.00 WIB
Jumat-Sabtu 06.30 WIB 11.30 WIB
Sumber : Bagian SDM PG Madukismo, Bantul (2012)

Kesehatan para pekerja di PG Madukismo sangat diperhatikan oleh


perusahaan yaitu dengan pemberian pelayanan kesehatan di klinik bagi karyawan
tetap dan tidak tetap. Pengobatan diberikan secara gratis jika sakit pada waktu
menjalankan tugas maka pengobatan diberikan secara gratis secara opname di
rumah sakit. Jaminan kesejahteraan lainnya adalah cuti tahunan, cuti panjang, cuti
bekerja berat/bahaya, pinjaman upah kerja dan beberapa jaminan sosial bagi
tenaga kerja. Fasilitas lain yang telah tersedia adalah perumahan, koperasi
karyawan, tempat ibadah, tempat olahraga dan sarana transportasi. Selain itu
perusahaan memberikan beberapa program untuk menjamin para karyawannya,
diantaranya program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), hak pensiun,
untuk karyawan tetap (pimpinan dan pelaksana) dan program TASKHAT
(Tabungan Asuransi Kesehatan Hari Tua).
19

Keadaan Tanaman dan Produksi

Produksi unggulan Pabrik Madukismo tidak hanya gula saja tetapi juga
spiritus oleh karena itu pabrik tersebut dinamakan PT Madubaru PG/PS
Madukismo. Disamping produk unggulan, PG Madukismo pun mempunyai
produk sampingan yaitu berupa blotong, tetes dan ampas tebu. Blotong ini biasa
digunakan sebagai pupuk organik yang biasa diaplikasikan saat pemeliharaan
tanaman tebu di lahan. Tetes digunakan sebagai bahan baku industri alkohol dan
spirtus. Ampas tebu biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan pabrik
tersebut. Sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan PG Madukismo terdapat data
hasil produksi lima tahun terakhir yang merupakan suatu kinerja PG Madukismo.
Berikut adalah data hasil produksi lima tahun terakhir yang merupakan kinerja PG
Madukismo dengan hasil yang berfluktuatif (Tabel 6).

Tabel 6. Produksi Tebu, Rendemen dan Produksi Hablur PG Madukismo selama


Lima Tahun Terakhir
Tahun Tebu Ren Hablur
Ku Ku/ha demen Ku Ku/ha
(%)
2007 5 600 107 800 6.80 381 068.24 54.44
2008 4 585 734 750 7.37 337 968.32 55.28
2009 4 780 076 716 6.80 325 042.75 48.68
2010 5 234 137 793 5.66 296 398.10 44.92
2011 4 152 391 621 6.73 279 456.20 41.82
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Terdapat dua jenis kebun di PG Madukismo yaitu Kebun Bibit dan Kebun
Tebu Giling. Pengelolaan kebun bibit dilakukan secara bertahap yaitu Kebun
Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) dan
Kebun Bibit Datar (KBD). Varietas yang dibudidayakan di PG Madukismo adalah
varietas yang berasal dari P3GI dan pabrik gula lainnya. PG Madukismo
menggunakan varietas bibit unggul untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi tanaman tebu. Varietas yang digunakan berdasarkan fase kemasakan
tanaman tebu yaitu fase masak awal, masak tengah dan masak akhir. Varietas
yang dikembangkan PG Madukismo ditunjukkan pada Tabel 7.
20

Tabel 7. Varietas yang dikembangkan di PG Madukismo


Masa Tanam Varietas
Masak Awal PSCO 90-2411
Masak Awal Tengah PS-862
Masak Tengah PS-851, PS-921, PA 198
Masak Tengah Lambat PS-864
Masak Lambat BL, PS-951
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Tanaman tebu yang dibudidayakan terbagi menjadi dua kategori yaitu


tanaman pertama (Plant Cane/PC) dan tanaman keprasan (Ratoon Cane/RC).
Tanaman pertama merupakan tanaman yang ditanam di areal yang telah dilakukan
pengolahan tanah dan dari bibit yang berasal dari Kebun Bibit Datar (KBD)
sedangkan tanaman keprasan merupakan tanaman yang tumbuh dan berproduksi
kembali dari hasil tebangan tanaman pertama. Pada umumnya di wilayah kerja PG
Madukismo dilakukan pengeprasan sebanyak 3-5 kali.
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah yang dilakukan di PG Madukismo yaitu pembajakan,
rotafasi (penggaruan) dan pengkairan.
Pembajakan
Pembajakan merupakan kegiatan menghancurkan dan membalikkan tanah
dengan tujuan menghancurkan gulma dan tunggul tebu dengan membalikannya ke
dalam tanah sehingga sirkulasi udara dan pertumbuhan akar lebih baik.
Pembajakan hanya dilakukan satu kali. Kedalaman pembajakan yaitu sekitar 40 –
50 cm. Kegiatan pembajakan dilakukan dengan menggunakan traktor 80 HP 4
WD atau 110 HP 4 WD dengan implemen bajak piring ( HD Disc Plough ) 4
piringan atau menggunakan 110 HP 4 WD dengan implemen bajak piring 5
piringan.
Rotafasi (Penggaruan)
Rotafasi dilakukan setelah pembajakan dengan tujuan untuk meremahkan
tanah, menghancurkan bongkahan tanah hasil pembajakan, meratakan tanah,
mencacah dan mematikan tunggul dan tunas tebu yang masih tersisa dalam kebun.
Kegiatan rotafasi dapat dilaksanakan bersamaan dengan pembajakan dalam waktu
yang sama. Rotafasi memiliki arah tegak lurus terhadap arah pembajakan. Traktor
yang digunakan untuk melakukan kegiatan rotafasi sama dengan traktor yang
digunakan untuk melakukan pembajakan.
Pengkairan
Pengkairan merupakan kegiatan pembuatan alur tanam (juringan) sebagai
tempat bibit bagal ditanam. Pembuatan juringan dilakukan setelah rotafaktor.
Kedalaman kairan yaitu sekitar sekitar 40 cmdengan panjang juringan 10 m per
juring sedangkan jarak dari pusat ke pusat (PKP) adalah 1 m, sehingga dalam 1 ha
terdapat 1 000 juringan. Dalam pembuatan kairan harus memperhatikan pola
kontur lahan agar jumlah juringan yang dibuat pada lahan yang bentuknya bukan
persegi dapat sesuai harapan. Traktor yang digunakan adalah traktor 4 WD 110
22

HP. Setelah dilakukan pengkairan terkadang di lahan terdapat daerah head land
yaitu bagian tanah yang tidak dapat dijangkau oleh traktor, pengerjaan ini akan
dilaksanakan secara manual dengan menggunakan cangkul.

Gambar 1. Lahan setelah dilakukan pengolahan tanah

2. Pembuatan got
Pembuatan got dilakukan dengan tujuan agar proses pengairan berjalan
dengan baik dan lancar. Pembuatan got pada lahan kering biasanya dilakukan
dengan mekanisasi kecuali pembuatan got keliling. Terdapat tiga jenis got yang
dibuat di kebun PG Madukismo yaitu got malang, got mujur dan got keliling.
Pekerjaan pembuatan got diawali dengan pembuatan got keliling kemudian got
mujur dan yang terakhir adalah got malang. Got dibuat lebih dalam dari pada
juringan agar tebu yang ditanam tidak busuk karena terendam air terutama pada
lahan sawah kedalaman got sangat dipelukan.
Got mujur adalah saluran air yang searah atau sejajar dengan juringan.
Got mujur dibuat dengan kedalaman 70 cm dengan lebar 50 cm sedangkan got
malang adalah got yang tegak lurus terhadap got mujur dan juringan. Got malang
dibuat dengan kedalaman 60 cm dengan lebar 50 cm. Got keliling dibuat lebih
dalam dari pada got mujur dan got malang karena dalam hal ini got keliling
berfungsi untuk membuang kelebihan air ke dalam saluran buangan besar secara
cepat dan efektif. Got keliling dibuat dengan kedalaman 80 cm dengan lebar 50
cm.
23

3. Persiapan bahan tanam


Bahan tanam dalam budidaya tebu adalah bibit berupa bagal. Bibit yang
ditanam di kebun PG Madukismo berasal dari P3GI (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gula Indonesia) Pasuruan. Terdapat empat jenjang bibit yang
disediakan oleh PG Mdukismo yaitu KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun
Bibit Nenek), KBI (Kebun Bibit Induk) dan KBD (Kebun Bibit Datar). Bibit yang
ditanam pada KTG ( Kebun Tebu Giling ) berasal dari KBD (Kebun Bibit Datar)
yang dikelola oleh PG bagian Bina Sarana Tani (BST) atau dikelola oleh petani
dengan membuat suatu perjanjian dengan pihak PG yang biasa disebut dengan
KBD kerjasama.
Bibit yang diserahkan oleh P3GI kepada PG adalah kebun bibit pokok
utama. Selanjutnya kebun bibit pokok akan ditebang dan ditanam kembali
menjadi KBN (Kebun Bibit Nenek) dengan proporsi 1 : 7 artinya satu hektar bibit
pokok dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk tujuh hektar lahan kebun bibit
nenek. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang berikutnya ke kebun bibit
induk (KBI) dan selanjutnya ke kebun bibit datar (KBD).
Maksud dan tujuan penyelenggaraan kebun bibit adalah menyediakan bibit
tebu yang memenuhi syarat-syarat diantaranya jumlah yang memadai dengan
kebutuhan kebun tebu yang memerlukan bibit tersebut, tepat saat dibutuhkan,
mutu yang baik dengan ciri-ciri bebas hama dan penyakit, mata yang sehat,
kandungan air yang cukup dan ruas-ruas yang normal (tidak stagnasi) dan cocok
untuk ditanam pada daerah yang bersangkutan .
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan kebun bibit
yaitu Sapta Usaha Tani Pembibitan yang terdiri dari pengolahan tanah dan masa
tanam yang tepat waktu, pemeliharaan tanam yang baik dan tertib, pemberian air
yang cukup pada saat dibutuhkan, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan
penyakit yang tertib, penebangan yang tepat dan tertib, pendistribusian dan
pemakaian bibit yang tertib serta penetapan lokasi yang tepat.
Pabrik Gula Madukismo mempunyai standar mutu kebun bibit yaitu
kemurnian varietas KBPU/KBP harus bebas dari campuran varietas lain serta
kesehatan tanaman yang antara lain serangan penggerek pucuk kurang dari 5 %,
24

serangan penggerek batang kurang dari 2 %, serangan penyakit noda daun (karat
daun, daun hangus, noda kuning) kurang dari 10 %.
Bibit yang siap tebang adalah bibit yang berumur 6 – 8 bulan. Proporsi
kebutuhan bahan tanam dari KTG untuk KBD adalah 1 : 9 artinya satu hektar
kebun bibit datar (KBD) dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk sembilan hektar
Kebun Tebu Giling (KTG). Pemeliharaan KBD pada dasarnya sama dengan
pemeliharaan KTG namun pada KBD tidak dilakukan pengelentekan, hal ini
bertujuan agar mata tunas terlindungi dan tidak rusak.
Pemupukan di kebun bibit datar dilakukan dua dua kali yaitu pemupukan
pertama dengan mengaplikasikan 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska.
Pemupukan pertama dilakukan sebelum tanaman berumur dua minggu dan
pemupukan kedua dilakukan dua bulan setelah tanam (BST) dengan
mengaplikasikan 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska. Sebelum melaksanakan
pemupukan pertama, terlebih dahulu dilakukan pemupukan dasar yaitu pupuk
madros yang terbuat dari blotong tebu dengan dosis 1.1 ton per hektar yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu.

4. Penanaman
Penanaman adalah kegiatan menanam bibit tebu berupa bagal tebu yang
ditanam di dalam juringan. Penanaman dilakukan 1 - 2 hari setelah kegiatan
pengolahan tanah selesai. Dalam setiap juringan, tebu yang ditanam berjumlah
sekitar 80 mata tunas. Dalam satu bagal terdiri dari 2 mata tunas sehingga rata-
rata bagal yang ditanam per juring yaitu sekitar 40 bagal. Sistem penanaman yang
digunakan adalah over lapping. Sistem penanaman over lapping yaitu menanam
tebu dengan cara menyimpan bagal ke dalam juringan secara zigzag, bagian
ujungnya ditambahkan lagi satu bibit sejajar dengan bibit yang sebelumnya (Bibit
Sumpingan). Penggunaan sistem penanaman ini bertujuan untuk meminimalkan
penyulaman.
25

(A) (B)
Gambar 2. Pola Tanam Bibit : A. Over Lapping; B. Bibit Sumpingan

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, perlu dilakukan pemilihan jenis


atau varietas tebu yang memenuhi kriteria kesesuaian dengan lahan yang akan
ditanami dan tahan terhadap serngan hama dan penyakit. Tipologi wilayah,
varietas dan masa tanam dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kesesuaian Varietas Tebu terhadap Tipologi Wilayah


Tipologi Wilayah Pola Tanam Varietas
Jenis Status Status Musim Kemarau Awal Musim
Tanah Pengairan Drainase Penghujan
(Pola I) (Pola II)
B P L PS 851; PS863; PS864; -
PS 921; PS951
B P J PS 864; PS 921; PS951 -
B H L - PS 864; PS 951
B H J - PS 864; PS 921
R P L PS 851; PS 862; BL -
R P J PS 864; PS 921 -
R H L - PS 851; PS 864
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Keterangan :
 B (berat dengan kadar lempung tinggi)
 R (ringan dengan kadar lempung rendah-sedang)
 P (tersedia air cukup dari irigasi/pompa)
 R (tadah hujan dan atau ada pengairan yang tidak memadai)
 L (drainase lancar pada musim hujan), J (drainase kurang baik pada musim penghujan)

Penanaman tebu terdiri dari tebang bibit, angkut bibit, pembersihan bibit,
seleksi bibit dan klentek bibit, pemotongan bibit, pengeceran, penutupan bibit
serta penyiraman.
26

a. Tebang bibit
Tebang bibit merupakan kegiatan menebang bibit pada kebun yang telah
ditentukan dan memenuhi kriteria untuk ditebang yaitu umur sekitar 6-7 bulan.
Tebang bibit dilakukan satu hari sebelum penanaman. Tebang bibit dilakukan
dengan menggunakan golok tebang dengan cara menebang tebu sampai mepet
tanah dan memotong tebu bagian pucuk pada titik tumbuh.

Gambar 3. Tebang bibit

b. Angkut bibit
Angkut bibit merupakan kegiatan membawa bibit dari kebun bibit ke
kebun tanam. Bibit tebu diangkut dengan menggunakan truk berkapasitas
sekitar 5-6 ton, pengangkutan bibit dilakukan sehari sebelum tanam.

Gambar 4. Angkut bibit

c. Pembersihan bibit
Pembersihan bibit merupakan kegiatan membersihkan bibit tebu yang
telah tersedia di kebun tanam. Bibit tebu dibersihkan dari daun-daun (klaras).
27

Pembersihan bibit tebu dilakukan dengan menggunakan tangan (manual), hal


ini bertujuan agar mata tunas pada tanaman tebu tidak rusak. Pembersihan
dilakukan di lokasi penanaman dan setelah dibersihkan bibit tersebut langsung
di tanam agar tunas tidak terlalu lama tersinari matahari.

Gambar 5. Pembersihan bibit

d. Seleksi bibit
Seleksi bibit dilakukan setelah batang tebu bersih dari daun-daunnya.
Seleksi bibit dilakukan dengan tujuan memisahkan bibit yang layak tanam
dengan yang tidak layak tanam. Seleksi bibit dilakukan dengan cara mengamati
keadaan fisik batang tebu.

Gambar 6. Seleksi bibit

Bibit yang layak ditanam yaitu bibit yang segar (tidak mengkerut dan tidak
kering), bermata tunas sehat (tidak cacat), tidak terserang hama dan penyakit
dan tidak tercampur dengan varietas lain. Bibit yang tidak layak tanam
dipisahkan dan dibakar. Untuk mendapatkan bibit yang baik, PG Madukismo
28

memiliki standar mutu kebun bibit yaitu KBPU/KBP harus bebas dari
campuran varietas lain, serangan penggerek pucuk kurang dari 5 %, Serangan
penggerek batang kurang dari 2 % dan seerangan penyakit noda daun (karat
daun, daun hangus, noda kuning) kurang dari 10 %.

e. Pemotongan bibit
Pemotongan bibit tebu dilakukan dengan menggunakan golok atau pisau
tajam. Adapun tujuan dari pemotongan bibit adalah untuk menyeragamkan
perkecambahan tebu yang ditanam. Golok atau pisau yang digunakan untuk
memotong bibit dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air dengan
campuran Lisol dengan takaran 300 ml lisol dicampur dengan 10 liter air.
Penggunaan larutan Lisol ini bertujuan agar golok yang digunakan steril dan
tidak menyebabkan bagal tebu terkontaminasi. Pada saat pemotongan bibit
tebu, batang tebu diposisikan miring ke arah membelakangi mata tunas agar
mata tunas tidak rusak sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik. Panjang bibit
bagal sekitar 30 – 35 cm dengan jumlah mata tunas sekitar 2 mata tunas.

Gambar 7. Pemotongan bibit

f. Pengeceran bibit
Pengeceran bibit merupakan kegiatan menyimpanan bibit ke dalam
juringan. Jumlah mata tunas per meter adalah 8 mata tunas sehingga dalam satu
juringan ditanam sekitar 80 mata tunas.
29

Gambar 8. Pengeceran bibit

g. Penutupan bibit
Penutupan bibit dilakukan setelah bagal tebu berada dalam juringan. Bagal
tebu ditutup oleh tanah hingga bagal tertutup semua secara merata. Tujuan dari
penutupan bibit adalah untuk menjaga kelembaban bibit dan mengurangi
terjadinya penguapan.

Gambar 9. Penutupan bibit

h. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setelah bibit ditanam. Pada saat musim hujan,
penyiraman dilakukan dengan mengandalkan air hujan sedangkan pada saat
musim kemarau tanaman disiram air sungai yang diambil dengan menggunaan
pompa dari sumber airnya. Kegiatan pengairan bertujuan untuk menjaga
kelembaban tanah, merangsang pertumbuhan, menyediakan kebutuhan air bagi
tanaman sehingga tanaman tetap tumbuh dan tidak kekurangan air.
30

5. Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan di PG Madukismo adalah
penyulaman, pemupukan, pembumbunan (urug tanah), pengendalian hama,
pengendalian gulma (dangir) dan klentek.

a. Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan menanam bibit tambahan pada suatu
kebun yang terdapat beberapa bibit yang tidak tumbuh. Kegiatan penyulaman
ini dilakukan untuk mencapai populasi tanaman yang optimal. Kegiatan
penyulaman dilakukan oleh tenaga kerja borongan. Penyulaman pada tanaman
tebu pertama (PC) dilakukan pada saat 3 minggu setelah tanam bibit sedangkan
penyulaman pada tanaman keprasan dilakukan satu seminggu setelah tebang
atau setelah kebun bersih. Bibit sulaman diletakkan di pinggir petak sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan. Bibit yang digunakan sebagai bahan sulam
adalah bibit dederan berumur sekitar 3 minggu. Penyulaman juga dapat
dilakukan dengan memecah rumpun atau memindahkan rumpun.

Gambar 10. Bibit tebu dederan

b. Pemupukan
Pemupukan adalah salah satu usaha peningkatan kesuburan tanah.
Pemupukan yang efektif dan efisien akan tercapai apabila diketahui terlebih
dulu kondisi kesuburan lahan dan jenis tanaman, kemudian dibuatkan susunan
hara (formula) berdasar kepentingan spesifik lokasi kebun tertentu (Hakim,
2009). Pemupukan di PG Madukismo dilakukan sebanyak dua kali untuk
tanaman keprasan yaitu pemupukan I dan pemupukan II sedangkan untuk
31

tanaman pertama dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar,


pemupukan I dan pemupukan II. Dosis pupuk tanaman pertama dan tanaman
keprasan umumnya sama, yaitu 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska. Untuk
tanaman pertama diaplikasikan pupuk madros sebagai pupuk dasar (pupuk
organik yang berbahan baku blotong tebu). Pupuk dasar diaplikasikan secara
bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu dengan dosis 11 ku/ha.
Pemupukan dilakukan secara manual, disebar secara merata ke dalam juringan
kemudian pupuk ditutupi tanah. Aplikasi pupuk I dilakukan pada saat tanaman
tebu berumur 1-2 minggu dengan dosis setengah dari dosis total yaitu 2.5 ku/ha
ZA dan 2.5 ku/ha Phonska. Pemupukan II dilakukan pada saat tebu berumur 6-
8 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan II sama dengan dosis pemupukan I
yaitu 25 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska.

(A) (B)
Gambar 11. Pemupukan : A. Aplikasi pupuk I (ZA dan Phonska);
B. Aplikasi pupuk dasar (madros)

c. Pembumbunan
Pembumbunan atau urug tanah adalah kegiatan meninggikan tanah pada
barisan tanaman dengan cara menimbun pangkal tebu dengan tanah.
Pembumbunan ini dilakukan dengan tujuan agar unsur hara yang ada di dalam
tanah dapat terserap oleh tanaman secara optimal, pertumbuhan anakan teratur,
memberikan tambahan kekuatan bagi tegaknya tanaman dan memperbaiki
aerasi. Dalam satu musim tanam pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali.
Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1.5 – 2
BST (bulan setelah tanam) sedangkan pembumbunan kedua dilakukan satu
bulan setelah pembumbunan pertama (2.5 – 3 BST).
32

d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma yaitu kegiatan mengurangi populasi tumbuhan yang
ada disekitar tanaman yang ditanam (tumbuhan selain tanaman utama).
Pengendalian gulma ini bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam
memperoleh unsur hara antara tanaman tebu dengan gulma. Beberapa jenis
gulma dominan di kebun wilayah kerja PG Madukismo ditunjukkan pada
Tabel 9.

Tabel 9. Data Gulma Dominan di Wilayah PG Madukismo


Jenis Gulma Nama Gulma
Berdaun Sempit Cynodon dactilon L.
Berdaun Lebar Portulaca oleracea L.
Teki-tekian Cyperus rotundus L.
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Gulma yang terdapat di PG Madukismo yaitu gulma berdaun sempit,


berdaun lebar dan teki. Gulma berdaun sempit yang paling dominan adalah
Cynodon dactylon L., gulma berdaun lebar yang paling dominan adalah
Portulaca oleracea L. dan gulma jenis teki yang paling dominan pada tanaman
tebu adalah Cyperus rotundus L. Cara pengendalian gulma yang dilakukan
oleh PG Madukismo adalah manual, mekanik dan kimia.
Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh buruh harian lepas
dengan menggunakan alat sederhana yaitu kored atau sabit. Pengendalian
gulma secara manual dilakukan jika gulma yang ada di kebun tebu tidak merata
dan jumlahnya sedikit sehingga masih bisa dijangkau jika dilakukan secara
manual. Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan dengan menggunakan
hand tractor. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan
menggunakan herbisida. Jenis dan dosis herbisida yang diaplikasikan di kebun
wilayah kerja PG Madukismo dapat dilihat Tabel 10.

Tabel 10. Aplikasi Jenis dan Dosis Herbisida Musim Tanam 2011/2012
Kategori Jenis Dosis (l/Ha)
Tanaman Pertama Amigras 1 – 1.5
Damin 1 – 1.5
Tanaman Keprasan Amigras 1 – 1.5
Damin 1 – 1.5
Sumber : Bina sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)
33

Dosis campuran yang diaplikasikan dalam pengendalian gulma adalah 2.5


l/ha. Jika lahan didominasi oleh gulma berdaun sempit maka digunakan 1.5
liter amigras dan 1 liter damin sedangkan jika lahan didominasi oleh gulma
berdaun lebar maka digunakan 1.5 liter damin dan 1 liter amigras.
e. Pengendalian hama
Pengendalian hama merupakan upaya untuk menurunkan kehilangan hasil
dengan metode yang secara ekonomis menguntungkan dan tidak mencemarkan
lingkungan. Pengendalian hama secara umum dapat dilakukan secara mekanik,
biologis dan kimiawi. Hama penting yang menyerang tanaman tebu di PG
Madukismo diantaranya adalah penggerek batang, penggerek pucuk, uret, tikus
sawah, ulat grayak dan kutu bulu putih. Hama yang paling dominan yang
menyerang tanaman tebu di PG Madukismo yaitu uret dan tikus terutama di
daearah Purworejo.
Penggerek pucuk (Triporyza vinella F.) menyerang helaian daun dengan
menggerek sehingga terdapat deretan lubang pada helaian daun tersebut. Ulat
penggerek pucuk berwarna putih kekuningan menyerang tanaman tebu muda
dan menyebabkan mati puser. Pada tebu beruas larva menggerek disekitar mata
atau gelang akar tetapi hanya di permukaan batang, tidak masuk hingga ke
ruas/batang. Serangan penggerek ini menyebabkan pertumbuhan batang tebu
terhambat atau mati. Tanaman yang terkena serangan penggerek pucuk
ditandai dengan mati puser pada tanaman muda dan tua, terdapat deretan
lubang melintang helaian daun, lorong gerek di ibu tulang daun, terdapat
lubang keluar ngengat dengan lorong gerek lurus ke atas.

Gambar 12. Penggerek pucuk (Triporyza vinella F.)


34

Penggerek batang (Chilo auricillius D.) hama yang menyerang tanaman


tebu yang berwujud ulat dengan lima garis longitudinal berwarna gelap di
sepanjang tubuh. Tanaman yang terkena serangan penggerek batang ditandai
dengan mati puser pada tanaman muda, bercak-bercak transparan pada daun,
lubang-lubang pada ruas yang berhubungan dengan lorong gerek tidak
beraturan di dalam batang dan lubang keluar ngengat hampir bulat.
Pengendalian secara hayati dilakukan dengan menggunakan parasitoid
Trichogramma sp. sebagai parasit telur penggerek pucuk. PG Madukismo
mengembangbiakkan Trichogramma sp. dan mengaplikasikan pada kebun tebu
dengan cara pias ditempelkan pada kertas persegi panjang dengan ukuran 3x10
cm.

Gambar 13. Penggerek batang (Chilo auricillius D.)

Pemasangan pias sebanyak 20 lembar pias per hektar dan disebar secara
merata. Pengendalian secara manual dilakukan dengan cara memotong pucuk
tebu sekitar 2 cm. Pengendalian secara manual ini dilakukan pada saat tebu
berumur 1.5 – 2 bulan.
35

(A) (B)
Gambar 14. Aplikasi pias : A. pias yang siap diaplikasikan di kebun tebu;
B. Pemasangan pias pada daun tebu

Uret (Lepidiota stigma F.) adalah hama tanaman tebu yang menyerang
akar tanaman. Uret menyerang tanaman tersebut dengan cara memakan akar
tanaman sehingga tanaman mudah roboh. Hama uret juga kadang-kadang
menyerang bagian bawah batang di dalam tanah dengan cara menggerek.
Hama uret ini adalah hama yang paling utama menyerang kebun tebu PG
Madukismo, terutama kebun yang berada di daerah Kabupaten Purworejo.
Pengendalian hama uret secara hayati yaitu dengan mengaplikasikan jamur
Metorhizium onisapliae A. yang dapat menyerang uret. Pengendalian secara
mekanis yaitu dengan melakukan manipulasi waktu tanam dan tebang,
pengolahan tanah diikuti secara intensif yang dilakukan oleh pekerja untuk
mengambil larva secara manual, pengumpulan serangga dewasa saat musim
penebangan di awal musim hujan dan pergiliran tanaman.

Gambar 15. Hama Uret (Lepidiota stigma F.)


36

Tikus sawah (Rattus argentiventer R.) menyerang tebu pada saat musim
panen padi dan banjir. Tanaman tebu yang banyak diserang tikus adalah
tanaman yang berada didekat persawahan. Serangan yang dilakukan oleh hama
tikus terhadap tanaman tebu yaitu dengan cara menggigit tunas pada bagal
sehingga menyebabkan tanaman mati. Tanaman yang terkena serangan hama
tikus ditandai dengan layunya daun hingga mengering. Hama tikus
dikendalikan dengan menggunakan rokus (roti tikus) jika serangan hama tikus
sangat tinggi maka digunakan rodentisida untuk mengendalikannya.

Gambar 16. Tikus sawah (Rattus argentiventer R.)

Kutu bulu putih (Saccharicoccus sacchari C.) menyerang tanaman tebu


pada bagian daun. Kutu berkelompok di permukaan daun sebelah bawah dan
menghisap cairan daun. Serangan berat kutu bulu putih terjadi di awal atau di
akhir musim hujan. Serangan berat kutu bulu putih dapat menurunkan
rendemen.

Gambar 17. Kutu bulu putih (Saccharicoccus sacchari C.)


37

f. Klentek
Klentek adalah kegiatan melepas daun kering pada batang tebu hingga
bersih. Tujuan dari pengelentekan adalah agar tebu dapat mencapai BSM
(bersih, manis, segar) dan dapat mempermudah kegiatan tebang angkut. Selain
itu juga agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan sinar matahari
dapat masuk kebun serta dapat menyinari batang-batang tebu sehingga tebu
tidak mudah roboh. Di PG Madukismo pengelentekan dilakukan sebanyak tiga
kali dalam satu musim tanam.

6. Panen
Panen merupakan kegiatan terakhir dari budidaya tanaman tebu. Kegiatan
akhir dari panen tebu yaitu tebang dan angkut. Sebelum melaksanakan kegiatan
tebang angkut, terdapat beberapa tahapan kegiatan panen yang dilaksanakan
sebelumnya yaitu taksasi produksi dan analisis pendahuluan.
Taksasi produksi adalah kegiatan melakukan perkiraan besarnya produksi
yang akan dicapai. Taksasi produksi dilakukan oleh PG Madukismo sebanyak dua
kali yaitu Taksasi Desember dan Taksasi Maret. Kegiatan Taksasi Desember
yaitu hanya menghitung jumlah batang saja karena tanaman belum tumbuh
optimal. Biasanya taksasi Desember tidak dapat dijadikan perkiraan produksi.
Kegiatan yang dilakukan pada taksasi Maret adalah menghitung rata-rata jumlah
batang per meter juring, rata-rata tinggi batang, rata-rata bobot batang permeter
dan jumlah juring per hektar (faktor lubangan), dengan data yang diperoleh
tersebut dapat diketahui hasil produktivitas tebu perhektar yang dihitung dengan
rumus :
Hasil/ha = rata-rata jumlah batang/meter juring x rata-rata tinggi batang x
rata-rata bobot batang/meter x jumlah juringan (faktor lubangan)

Jumlah batang per meter adalah jumlah batang yang dihitung dari juringan
yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak. Tinggi batang adalah panjang
batang yang diukur dari pangkal batang tebu hingga ujung batang bagian cincin
buku tebu teratas. Bobot batang permeter adalah bobot batang yang diperkirakan
dapat dicapai pada waktu tebang dibagi tinggi batang.
38

Analisis pendahuluan adalah kegiatan untuk mengetahui perkembangan


tingkat kemasakan tebu di setiap KTG diseluruh rayon, dengan dilakukannya
analisis pendahuluan akan diketahui tanaman tebu mana yang harus ditebang
terlebih dahulu karena tingkat kemasakan telah diketahui. Dari hasil analisis
pendahuluan ini dapat disusun jadwal tebang sesuai dengan tingkat kemasakan
tanaman tebu.
Analisis pendahuluan di PG Madukismo dilakukan selama delapan ronde
dengan interval 15 hari tiap rondenya, dibedakan bulan muda (tanggal 1-15) dan
bulan tua (tanggal 16-30). Kegiatan yang pertama dilakukan dalam analisis
pendahuluan adalah menghitung jumlah batang tebu contoh dari kebun yang
dibawa ke laboratorium analisis kemasakan kemudian dihitung bobot rata-rata
tiap batang (kg/batang) dan panjang rata-rata tiap batang contoh (meter/batang)
lalu tiap batang dipotong menjadi tiga bagian yang sama panjangnya yaitu bagian
bawah, atas dan tengah. Bobot masing-masing bagian bawah, tengah dan atas
ditimbang lagi lalu batang yang dipotong-potong tersebut dibelah untuk melihat
serangan penggerek dan mempermudah penggilingan contoh. Batang tebu bagian
bawah, tengah dan atas digiling kemudian masing-masing niranya dianalisis.
Penggilingan dalam gilingan contoh diatur sehingga sama dengan gilingan besar
(gilingan sesungguhnya), yaitu dengan persentase perah sebesar 70 %, yang
diambil persentase perah yaitu :

Persentase perah= x 100 % = ± 70 %

Terdapat tiga faktor analisis pendahuluan yaitu faktor kemasakan, kuosien


peningkatran dan kuosien daya tahan.
Faktor kemasakan (FK) menggambarkan keadaan antara tingkat
kemasakan dari rendemen batang bagian bawah (B) dan rendemen batang bagian
atas (A). Faktor ini menunjukkan perbedaan antara rendemen-rendemen bawah
(B) dan atas (A) dihitung dalam % dari rendemen (B), dengan rumus :

FK = x 100 %

Di Pabrik Gula Madukismo tebu dianggap matang dan siap tebang jika
FK < 25 %, idealnya FK = 0 dimana Rendemen atas = Rendemen bawah.
39

Kuosien peningkatan (KP) adalah suatu besaran yang menunjukkan


tingkat rendemen yang sudah dicapai oleh tanaman tebu. Kuosien peningkatan
menggambarkan apakah tingkat rendemen masih akan bertambah jika tanaman
tebu ditahan tidak ditebang. Rumus Kuosien Peningkatan :

KP = x 100 %

Keterangan : Rendemen n = Rendemen pada ronde ke-n


Rendemen n – 2 = Rendemen pada 2 ronde sebelum ronde ke-n
a. KP > 100 (Tebu bisa ditahan)
Bila KP berada diatas 100 maka dengan menahan tebu diharapkan rendemen
masih bisa meningkat.
b. KP = 100 artinya bahwa rendemen pada saat ini dan 2 periode yang lalu adalah
sama, artinya tidak ada kenaikan rendemen selama 2 periode tersebut. Hal ini
berarti peningkatan rendemen sudah statis, tidak ada kenaikan. Pada periode ini
sebaiknya tanaman tebu ditebang.
c. KP < 100 (tebu mulai mati)
Bila KP dibawah 100, artinya bahwa rendemen pada saat sekarang
dibanding dengan rendemen 2 periode yang lalu sudah menurun, ini berarti
bahwa tebu sudah mulai mati dan rendemen tidak naik tetapi akan menurun.
Bila KP < 100 maka tanaman tebu harus segera ditebang.
Harkat Kemurnian (HK) adalah derajat perbandingan persen pol dengan
persen brix, dimana pol adalah nilai kandungan gula dalam larutan nira. Nilai pol
akan menurun bila tebu telah melewati kemasakan optimal. Brix adalah
kandungan padatan gula dan bukan gula yang terdapat dalam larutan nira.

Rumus HK = x 100 %

Kuosien Daya Tahan (KDT) menggambarkan daya tahan dari tanaman


tebu. Kuosien daya tahan didapat dengan menghitung HK (Hasil Kemurnian)
bagian bawah dari analisis terakhir (a.a) dalam proses dari HK bagian bawah dari
analisis kedua sebelumnya (a.a - 2)

Rumus KDT = x 100 %


40

Daya tahan ini didapat dengan perbandingan dengan 2 periode yang lalu.
Adapun dasar penilaian KDT adalah sebagai berikut :
a. KDT > 100 (Tebu bisa ditahan)
Bila KDT diatas angka 100, berarti tebu tersebut masih kuat ditahan.
b. KDT = 100 (Tebu minta ditebang)
Bila KDT sama dengan 100 maka tebu tersebut sudah mencapai optimal,
sebentar lagi akan turun maka tebu sudah saatnya ditebang.
c. KDT < 100 (tebu harus segera ditebang)
Bila KDT dibawah angka 100, berarti daya tahan tebu sudah mulai
menurun maka tebu tersebut harus segera ditebang.

Tebang angkut merupakan kegiatan akhir dari proses pemanenan tebu.


Tebang angkut adalah rangkaian kegiatan melakukan penebangan tanaman tebu di
kebun dan pengangkutan ke pabrik untuk digiling menjadi gula. Tujuan utama
dari tebang angkut adalah memenuhi kapasitas giling pabrik dengan memberikan
tebu yang BSM (bersih, segar, manis) kepada pabrik. Bersih artinya tebu yang
dibawa ke pabrik tidak tercampur dengan benda selain tebu kemudian pucuk
dipotong satu ruas dari titik tumbuh, segar artinya tebu yang ditebang dan dibawa
ke pabrik harus langsung digiling dan tidak boleh lebih dari 36 jam, manis artinya
umur 10-16 bulan tebu sudah masak dan layak untuk ditebang.
Tebangan dilakukan dengan sistem tebu ikat (bundle cane) dimana
lonjoran tebu dibuang pucuknya lalu diikat dengan menggunakan pucuk atau kulit
tebu. Alat yang digunakan untuk menebang tebu adalah golok tebang dan sabit.
Tebang diusahakan tebang mepet tanah (TMT). Alat yang digunakan untuk
mengangkut tebu ikat dari kebun tebu ke pabrik yaitu truk dengan bak terbuka
dengan kapasitas angkut 6–8 ton. Kegiatan tebang angkut dilakukan oleh tenagan
kerja musiman dari berbagai daerah. Kegiatan tebang dan angkut pengawasannya
dilakukan oleh mandor tebang dan sinder tebang.

7. Pengolahan hasil tebu


Pengolahan tebu menjadi gula di PG Madukismo dilakukan melalui proses
sulfitasi. Tahapan proses pengolahan tebu menjadi gula yaitu pemerahan nira,
pemurnian nira, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, penyelesaian dan
gudang gula.
41

a. Pemerahan nira
Tebu setelah ditebang dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi). Untuk
dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung
gula (nira mentah) melalui alat-alat berupa unigrator mark IV digabung dengan
5 gilingan. Ampas yang diperoleh sekitar 30 % tebu untuk bahan bakar tebu
distasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke stasiun
pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena
bakteri dilakukan sanitasi distasiun gilingan.
b. Pemurnian nira
Pemurnian nira di PG Madukismo menggunakan sistem sulfitasi. Nira
mentah ditimbang, dipanaskan 70ºC-75ºC, direaksikan dengan susu kapur
dalam defecator dan diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi sampai pH 7 kemudian
dipanaskan lagi sampai suhu 100ºC-105ºC. Kotoran yang dihasilkan
diendapkan dalam peti pengendap (dorr clarifier) dan disaring menggunakan
rotary vacum filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya (blotong)
digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam blotong ini dibawah 2 %.
Nira jernihnya dikirim ke satasiun penguapan.
c. Penguapan nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan yang disusun secara
interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan
padatan terlarut 16 % dapat dinaikkan menjadi 64 % dan disebut nira kental
yang siap dikristalkan di stasiun kristalisasi/stasiun masakan. Nira kental yang
berwarna gelap ini diberi gas SO2 sebagai bleaching/pemucatan dan siap untuk
dikristalkan.
d. Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi
sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD,
dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed),
serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap
dengan tekanan vacum sebesar 65 CmHg sehingga suhu didihnya hanya 65ºC,
jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil masakan merupakan
42

campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun


putaran, gula terlebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin (kultrog).
e. Putaran gula ( Centripuge )
Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya (stroop) dengan
gaya sentrifugal. Pada stasiun ini nira kental dijenuhkan sehingga
menghasilkan kristal-kristal gula agar mudah dipisahkan.
f. Penyelesaian dan gudang gula
Gula halus, gula kasar dan gula normal dari putaran SHS dipisahkan
dengan alat penyaring gula kemudian dikirim ke gudang gula dan dikemas
dalam karung dengan kapasitas 50 kg netto. Produksi gula per hari tergantung
dari rendemen gulanya, jika rendemen 8 % maka pada kapasitas 3 000 TTH
(ton tebu per hari) diperoleh gula 2 400 ku atau 4 800 sak.

Aspek Manajerial

Mandor lapangan

Mandor lapangan adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab


terhadap kegiatan budidaya di lapangan. Pada setiap jenis kegiatan terdapat
khusus masing-masing mandor. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
pekerjaan dalam suatu wilayah kebun PG Madukismo. Di PG Madukismo
terdapat beberapa mandor lapang yang terdiri dari mandor kebun, mandor bibit,
mandor pupuk dan mandor tebang angkut.
Mandor kebun adalah orang yang dipercaya SKW (Sinder Kebun
Wilayah) untuk bertanggung jawab dalam kegiatan budidaya di lapangan. Tugas
mandor yaitu melaksanakan semua kegiatan yang telah dijadwalkan oleh SKW
yang berhubungan dengan teknik budidaya. Selain itu mandor bertanggung jawab
mengurusi pengadaan tenaga kerja, mengawasi dan memonitoring hasil pekerjaan
buruh serta mencatat setiap kegiatan yang telah dilakukan untuk dibuat laporan.
Mandor bibit sama seperti halnya mandor kebun tetapi dalam hal ini
mandor bibit mengurusi tanaman yang akan dijadikan bibit, bukan tanaman yang
akan digiling. Mandor bibit bertugas dalam melaksanakan kegiatan pembibitan
tanaman tebu.
43

Mandor tebang angkut adalah orang yang dipercaya SKW untuk


melaksanakan pengawasan dalam kegiatan tebang dan angkut. Dengan
pengawasannya mandor tebang angkut berperan penting dalam mencapai tebu
yang BSM (bersih, segar, manis).
Mandor pupuk bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
pemupukan baik secara manual maupun secara mekanis. Kegiatan pemupukan ini
berpedoman pada jadwal kegiatan yang telah ditentukan oleh SKW. Jenis dan
dosis pupuk yang akan digunakan berdasarkan rekomendasi pemupukan yang
terlebih dahulu dilakukan evaluasi mengenai jumlah luasan yang akan dipupuk
dan juga persediaan pupuk yang ada. Tahapan kegiatan pemupukan yaitu dimulai
dari pengambilan pupuk di gudang, pengangkutan pupuk sekaligus tenaga kerja
ke kebun dan aplikasi pupuk di kebun. Setiap pupuk yang keluar dan masuk
dalam gudang pupuk dicatat oleh mandor pupuk dan dilaporkan pada pihak
administrasi.

Sinder kebun wilayah (SKW)

Sinder Kebun Wilayah (SKW) adalah orang yang memegang,


mengendalikan serta bertanggung jawab terhadap satu wilayah kebun dengan luas
sekitar 150 – 200 ha. Dalam mengerjakan tugasnya, seorang sinder dibantu oleh
beberapa mandor lapang. Seorang SKW dapat memberikan peringatan kepada
mandor lapangan apabila terjadi kesalahan dalam pekerjaannya. Dalam
mempertanggungjawabkan tugasnya, seorang sinder harus membuat laporan
mingguan mengenai kelancaran dan hambatan di kebun ataupun mengenai
administrasi. Laporan yang dikerjakan oleh seorang sinder akan dievaluasi oleh
Sinder Kepala Kebun (SKK).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Kemitraan Pabrik Gula Madukismo dengan Petani

Kemitraan adalah suatu ikatan yang terjalin atas kerjasama kedua belah
pihak atau lebih dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan dalam hal ini dilakukan oleh
Pabrik Gula Madukismo dan petani tebu rakyat. Pabrik gula membutuhkan tebu
yang dihasilkan oleh petani tebu rakyat untuk memenuhi pasokan bahan baku tebu
sedangkan petani tebu membutuhkan permodalan yang cukup tinggi yang dapat
diperoleh melalui kredit dengan Pabrik Gula. Kemitraan antara pabrik gula dan
petani juga melibatkan bank sebagai pemilik modal.
Kewajiban utama Pabrik Gula adalah membantu petani dalam perencanaan
produksi, permodalan, pengolahan, jaminan pendapatan dan memperoleh kredit.
Kewajiban utama petani adalah memproduksi tebu untuk diolah di Pabrik Gula.
Prosedur menanam, menebang dan mengangkut tebu dilakukan sesuai dengan
standar yang telah disepakati. Selanjutnya petani berkewajiban mengembalikan
semua pinjaman ketika mereka mendapat penerimaan dari penjualan gula mereka.
Kemitraan yang saling menguntungkan akan mamacu semangat petani untuk terus
menekuni usaha budi daya tebu. Adapun bentukbentuk kerja sama yang diberikan
PG Madukismo kepada para petani tebu yaitu :
a. Tebu Rakyat Mandiri
Tebu berasal dari petani, para petani secara perorangan menggilingkan
tebunya dengan sistem bagi hasil dimana petani mendapatkan 66 % gula yang
dihasilkan dari tebu mereka dan 34 % gula untuk PG Madukismo. Selain itu
petani juga mendapatkan hak atas tetes gula. Pabrik Gula menyediakan
pinjaman biaya garap & saprodi apabila dibutuhkan petani.
b. Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha
Bentuk kemitraan ini dikhususkan untuk lahan sawah berpengairan teknis.
Petani secara berkelompok menanam tebu dengan fasilitas Kredit Ketahanan
Pangan Tebu Rakyat (KKPTR) atau bisa juga dikoordinasi melalui KUD.
Petani memperoleh Jaminan Pendapatan Minimal Petani (JPMP) agar petani
45

tidak mendapatkan kerugian dalam menanam tebu. Pada kemitraan KSU petani
memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha).
c. Tebu Rakyat Kemitraan
Sistem pembagian hasil pada klasifikasi tebu ini hampir sama dengan
Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha yaitu petani mendapatkan Jaminan Pendapatan
Minimal Petani (JPMP) tetapi jika pada sistem Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha
petani mengerjakan tebunya sendiri sedangkan pada Tebu Rakyat Kemitraan
dari pihak PG ikut turut serta dalam penanaman tebu sebagai pembimbing
teknis. Selain itu, kelebihan produksi kristal dari sasaran sebesar 20 %
dikembalikan ke petani (sasaran untuk lahan tegal sebesar 60 ku/ha dan lahan
sawah sebesar 80 ku/ha).
Keuntungan bagi petani dalam membentuk kemitraan dengan PG
Madukismo adalah sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh sarana produksi
a. Pinjaman Alat – alat Mekanisasi (Traktor & Hand Traktor)
b. Jaminan Bibit dari PG Madukismo
c. Jatah pupuk bersubsidi langsung diperoleh dari KPTR
2. Kemudahan dalam memperoleh Permodalan
a. Pinjaman Biaya Garap dari PG Madukismo
b. Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (Dana Akselerasi)
c. Dana Kredit Ketahanan Pangan & Energi (KKP-E)
3. Kelembagaan yang baik dan kuat
a. Pembinaan dan pengarahan intensif dari Dinas Perkebunan dan PG
Madukismo
b. Adanya wadah petani melalui APTRI & KPTR

Kemitraan yang terjadi antara Pabrik Gula dan petani tebu rakyat juga
secara tidak langsung membantu dalam memberdayakan masyarakat di sekitar
Pabrik Gula, khususnya para petani baik dalam hal memperbaiki tingkat
perekonomian masyarakat maupun dalam hal mengurangi jumlah pengangguran.
Bahkan saat panen, petani tebu sampai mengambil tenaga kerja dari daerah lain
karena banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan.
46

Sumber Daya Manusia (SDM)

Kualitas sumber daya manusia PG Madukismo sangat berperan penting


dalam menetukan baik buruknya pabrik tersebut, baik dalam hal teknik budidaya,
prosesing di dalam pabrik maupun proses pemasarannya. Tenaga kerja merupakan
faktor penting dalam melaksanakan proses produksi di suatu perusahaan sehingga
sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Karyawan
PG. Madukismo dituntut untuk bersikap disiplin terhadap ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pihak pabrik, guna tercapainya visi dan misi perusahaan.
Pembagian waktu kerja di PG Madukismo dibedakan berdasarkan musim
giling, yaitu dalam musim giling dan luar musim giling. Pada musim giling, PG
Madukismo beroperasi selama 24 jam dengan pembagian tiga shift kerja untuk
karyawan bagian pabrikasi. Ketiga shift tersebut yaitu shift pagi, siang dan
malam. Berbeda dengan waktu kerja di luar musim giling, untuk hari senin hingga
kamis kerja berlangsung selama 8.5 jam, dimulai pukul 06.30 – 15.00 WIB
dengan jam istirahat pukul 11.30 – 12.30 WIB dan untuk hari jumat hingga sabtu
kerja berlangsung hanya setengah hari dimulai pukul 06.30 – 11.30 WIB.
Dalam pencarian tenaga kerja harian maupun musiman PG Madukismo
tidak kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Sebagian besar tenaga kerja
merupakan penduduk sekitar pabrik dan penduduk sekitar kebun, selain itu tenaga
kerja berasal dari daerah Jawa Timur yang biasanya sudah menjadi langganan
sebagai pekerja musiman jika musim giling tiba. Dari beberapa orang tenaga kerja
kebun biasanya dipilih salah satu unduk dijadikan kepala kerja. Tenaga kerja
kebun melaksanakan tugasnya apabila sudah diberi intruksi oleh mandor. Sebelum
mengintruksikan kepada para pekerja, mandor terlebih dahulu menyusun rencana
kegiatan harian yang akan diajukan kepada SKW untuk dievaluasi. Setelah itu,
oleh SKW diajukan kepada Kepala Rayon untuk dievaluasi dan disetujui. Setelah
disetujui oleh Kepala Rayon dan SKW kemudian mandor mengintruksikan
kegiatan lapang tersebut kepada para pekerja untuk segera dilaksanakan.
47

Dosis Pupuk PG Madukismo

Dosis pupuk PG Madukismo direkomendasikan oleh P3GI (Penelitian


Perusahaan Perkebunan Gula Indonesia). Dosis pupuk yang direkomendasikan
oleh P3GI kepada PG Madukismo dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Dosis Rekomendasi Pemupukan Tebu di PG Madukismo


Kategori Pemupukan I Pemupukan II
tanaman ZA Phonska Madros ZA Phonska Madros
(ku/ha) (ku/ha) (ku/ha) (ku/ha) (ku/ha) (ku/ha)
PC 2.5 2.5 11 2.5 2.5 -
RC 2.5 2.5 - 2.5 2.5 -
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Berdasarkan informasi yang didapat dari Bina Sarana Tani PG


Madukismo, penentuan dosis pupuk yang digunakan di PG Madukismo tidak
hanya rekomendasi dari P3GI saja tetapi pihak PG Madukismo juga melibatkan
petani dalam menentukan dosis pupuk yang digunakan. Pupuk yang diaplikasikan
di kebun PG Madukismo dosisnya sama, hal ini sudah menjadi pertimbangan dan
perhitungan biaya yang dilakukan oleh pihak PG dan petani.

Pelaksanaan Pemupukan di PG Madukismo

Pemupukan di PG Madukismo dilakukan sebanyak dua kali untuk


tanaman keprasan yaitu pemupukan I dan pemupukan II. Pada tanaman pertama
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar, pemupukan I dan
pemupukan II. Dosis pupuk tanaman pertama dan tanaman keprasan umumnya
samayaitu 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska namun untuk tanaman pertama
diaplikasikan pupuk Madros sebagai pupuk dasar yaitu pupuk organik yang
berbahan baku dari blotong tebu.
Pupuk dasar (Madros) diaplikasikan secara bersamaan dengan kegiatan
penanaman tebu dengan dosis 11 ku/ha. Pemupukan dilakukan secara manual,
disebar secara merata ke dalam juringan kemudian pupuk ditutupi tanah. Aplikasi
pupuk I dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1-2 minggu dengan dosis
setengah dari dosis total yaitu 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska. Pemupukan II
dilakukan pada saat tebu berumur 6 - 8 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan
II sama dengan dosis pemupukan I yaitu 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska.
48

Pemupukan diaplikasikan dua kali dengan tujuan agar pelaksanaan pemupukan


dapat efisien, tanaman dapat menyerap pupuk yang diaplikasikan sesuai
kebutuhannya dan tidak hilang terbawa air (tercuci).
Setiap pupuk yang akan diaplikasikan di kebun PG Madukismo ditampung
dan disimpan terlebih dahulu di gudang pemupukan. Pupuk yang masuk dan
keluar gudang didata dan direkapitulasi oleh pihak pabrik gula. Penggunaan
pupuk dimulai dengan pengambilan pupuk dari gudang hingga dibawa dan
diaplikasikan ke kebun. Pengambilan pupuk ke gudang harus disertai surat dan
bon barang keluar. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengambilan pupuk
dari gudang pupuk yaitu SKW (Sinder Kebun Wilayah) dan mandor. Pupuk dapat
diakses dengan sistem kredit dengan KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat)
dengan cara petani mengajukan surat melalui mandor dan diajukan ke KPTR
untuk ditandatangani. Hasil wawancara terhadap petani mengenai realisasi
pemupukan pada kebun tebunya ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Realisasi Pemupukan Tebu pada Kebun Contoh di Kabupaten Magelang
dan Temanggung
Nama Kebun KategoriLuas Pupuk Aplikasi Produktvitas
Petani Tanaman Lahan ZA Phonska Madros (ku/ha)
(ha) (ku/ha) (ku/ha) (ku/ha)
KABUPATEN TEMANGGUNG
Slamet Tembarak B PC 1.69 5.03 5.03 11.24 513
Sodik Sikendal PC 2.41 5.18 5.18 11.20 693
Slamet Tembarak A PC 1.6 5.00 5.00 11.25 696
Suramin Lembah Madu RC I 2.15 5.11 5.11 - 560
Slamet D. Kedunguling RC I 0.6 5.00 5.00 - 659
Rata-rata 624.2
KABUPATEN MAGELANG
Mandar Gandek RC I 1.19 5.04 5.04 - 700
Mujiyono Kledokan RC I 1.73 5.20 5.20 - 598
Subandi Bromo RC I 2.69 5.01 5.01 - 675
Moh Bakir Salam RC I 2.13 5.16 5.16 - 569
Asrofi Gaten RC I 2.96 5.07 5.07 - 650
Rata-rata 638.4
Sumber : Hasil Wawancara Lapangan (Maret, 2012)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada 10 orang petani,


seluruh petani yang diwawancarai berpedoman dan mengacu kepada dosis yang
telah direkomendasikan oleh P3GI dan disepakati oleh PG dan petani. Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa dosis yang telah direkomendasikan oleh P3GI
kepada PG Madukismo adalah 5 ku/ha ZA, 5 ku/ha Phonska dan 11 ku/ha madros
49

untuk tanaman pertama serta 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska untuk tanaman
keprasan. Namun dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa jika dihitung berdasarkan
kemasan pupuk yang digunakan yaitu 50 kg per karung, maka tidak semua pupuk
diaplikasikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Dosis rekomendasi
tersebut hanya acuan atau patokan saja, karena pada dasarnya aplikasi pupuk juga
disesuaikan dengan luas lahan dan kemasan pupuk yang ada.

Kondisi Umum Kebun Contoh

a. Kondisi umum kebun Salam dan kebun Kledokan


Kebun Salam merupakan salah satu kebun PG Madukismo yang ditanami
tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman RC I. Kebun Salam terletak di Desa
Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Kebun Salam merupakan kebun
lahan tegalan dengan jenis tanah ringan, drainse lancar tetapi dalam kegiatan
pengairannya hanya mengandalkan hujan (tadah hujan). Hal ini menjadi masalah
bagi kebun Salam karena pada saat awal penanaman lahan harus menunggu
datangnya hujan sehingga pertumbuhan pada masa awal sedikit terganggu.
Kebun Kledokan adalah salah satu kebun PG Madukismo yang ditanami
varietas PS 862 dengan jenis tanaman RC I. Kebun Kledokan terletak di Desa
Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Kebun Kledokan
adalah kebun tegalan yang memiliki jenis tanah ringan, berpengairan lancar dan
tersedia (pompa), serta drainase lancar. Pengairan di kebun ini selain dari air
hujan juga berasal dari tiga buah sumur pantek yang dibuat oleh petani sehingga
air selalu tersedia bagi tanaman tebu disaat membutuhkan.
b. Kondisi umum kebun Tembarak B dan kebun kebun Sikendal
Kebun Tembarak B adalah salah satu kebun PG Madukismo yang
ditanami tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman PC. Kebun Tembarak terletak
di Desa Tembarak, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Kebun
Tembarak merupakan kebun lahan tegalan dengan jenis tanah ringan, drainse
lancar tetapi dalam kegiatan pengairannya hanya mengandalkan hujan (tadah
hujan). Hal ini menjadi masalah bagi kebun salam karena pada saat awal
penanaman lahan harus menunggu datangnya air hujan sehingga pertumbuhan
pada masa awal sedikit terganggu. Selain masalah tersebut, terdapat beberapa
50

masalah lain di kebun Tembarak yaitu banyaknya hama yang menyerang pada
kebun ini. Berdasarkan informasi yang didapat kebun Tembarak merupakan
kebun yang mengalami serangan berat oleh penggerek batang dan penggerek
pucuk. Dalam penanggulangannya pihak PG Madukismo melakukan aplikasi pias
yaitu musuh alami bagi penggerek agar serangan dapat menurun. Selain itu dari
informasi yang didapat, salah satu penyebab rendahnya produktivitas yang terjadi
di kebun tembarak B adalah adanya hama tikus yang menyerang sebelum masa
tanam tahun ini. Dalam pengendaliannya pihak pabrik gula melakukan pemberian
rokus (roti tikus) untuk meminimalkan serangan hama tikus tersebut.
Kebun Sikendal merupakan salah satu satu kebun PG Madukismo yang
ditanami tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman PC. Kebun Sikendal terletak
di Desa Samiraman, Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Kebun
Sikendal memiliki jenis tanah ringan, berpengairan lancar dan tersedia (pompa)
serta drainase lancar. Selain dari air hujan pengairan di kebun ini juga berasal dari
sumur pantek yang dibuat oleh petani sehingga tidak terjadi kekurangan air saat
tanaman membutuhkan.

Produktivitas Tebu Kebun Contoh

Produktivitas tebu di PG Madukismo didapat dengan melakukan taksasi


maret. Kegiatan Taksasi Maret ini dapat memperkirakan besarnya produktivitas
yang akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada taksasi Maret adalah
menghitung jumlah batang, tinggi batang, bobot batang per meter dan jumlah
juring per hektar (faktor lubangan), dengan data yang diperoleh tersebut dapat
diketahui hasil produktivitas tebu per hektar yang dihitung dengan rumus :

Hasil/ha = rata-rata jumlah batang/meter juring x rata-rata tinggi batang x


rata-rata bobot batang/meter x jumlah juringan (faktor lubangan)

Dilakukan wawancara terhadap 10 orang petani dari Kabupaten Magelang


dan Temanggung mengenai realisasi pemupukan. Pelaksanaan Taksasi Maret
dilakukan pada 4 kebun contoh yaitu Kebun Salam dan Kledokan dari Kabupaten
Magelang serta Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal dari Kabupaten
Temanggung. Data realisasi pemupukan dan produktivitas yang diketahui dari
hasil Taksasi Maret di Kebun Salam dan Kledokan dapat dilihat pada Tabel 13.
51

Tabel 13. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Salam dan Kebun
Kledokan
Peubah Kebun
Kledokan Salam
Pupuk :
Phonska (ku/ha) 5.20 5.16
ZA (ku/ha) 5.20 5.16
Madros (ku/ha) - -
Jumlah Batang/juring 66 a 65 a
Bobot Batang/meter (kg) 0.45 a 0.46 a
Tinggi (m) 2.11 a 2.04 b
Faktor Lubangan 954 a 933 b
Produktivitas (ku/ha) 598 a 569 b
Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (Maret, 2012)
Keterangan : Angka pada tiap baris yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji-t
dengan taraf 5%.

Kebun Kledokan dan Kebun Salam adalah kebun PG Madukismo yang


berada di Kabupaten Magelang. Kedua kebun ini adalah kebun dengan tipe lahan
tegalan. Tebu yang ditanam pada kedua kebun ini adalah tebu varietas PS 862.
Berdasarkan perhitungan yang disesuaikan dengan luas lahan dan kemasan pupuk
per karung, dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Kledokan adalah 5.20
ku/ha ZA dan 5.20 ku/ha Phonska sedangkan dosis pupuk yang diaplikasikan pada
Kebun Salam adalah 5.16 ku/ha ZA dan 5.16 ku/ha Phonska. Dosis pupuk yang
diaplikasikan pada kedua kebun tersebut, mengacu kepada dosis rekomendasi dari
P3GI. Berdasarkan tabel di atas produktivitas antara Kebun Kledokan dan Kebun
Salam berbeda nyata. Secara keseluruhan dari peubah yang diamati melalui
Taksasi Maret, Kebun Kledokan menunjukkan hasil lebih baik dari pada Kebun
Salam. Terdapat selisih sebesar 29 ku/ha pada nilai produktivitas antara Kebun
Kledokan dan Kebun Salam. Kebun Kledokan memperoleh nilai produktivitas
lebih tinggi dari Kebun Salam dengan nilai produktivitas sebesar 598 ku/ha.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Bina Sarana Tani PG
Madukismo, varietas PS 862 cocok ditanam di tipologi RPL sehingga dapat
memenuhi kebutuhan air untuk tanaman, serta status drainase lancar pada saat
hujan (RPL). Dari hasil taksasi maret terbukti bahwa kebun kledokan memiliki
produktivitas lebih tinggi karena memiliki tipologi lahan RPL (tanah ringan,
pengairan dan drainase lancar).
52

Kebun contoh yang diamati di Kabupaten Temangung adalah Kebun


Tembarak B dan Kebun Sikendal. Kedua kebun ini adalah kebun dengan lahan
tegalan. Data realisasi pemupukan dan produktivitas yang diketahui dari hasil
Taksasi Maret di Kebun Salam dan Kebun Kledokan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Tembarak B dan
Kebun Sikendal
Peubah Kebun
Tembarak B Sikendal
Pupuk :
Phonska (ku/ha) 5.03 5.18
ZA (ku/ha) 5.03 5.18
Madros (ku/ha) 11.24 11.20
Jumlah Batang/juring 77 a 69 b
Bobot Batang/meter (kg) 0.40 a 0.45 b
Tinggi (m) 1.50 a 2.25b
Faktor Lubangan 1108 a 992 b
Produktivitas (ku/ha) 513 a 693 b
Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (Maret, 2012)
Keterangan : Angka pada tiap baris yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji-t
dengan taraf 5%.

Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal adalah kebun PG Madukismo


yang berada di Kabupaten Temanggung. Tebu yang ditanam pada kedua kebun ini
adalah tebu varietas PS 862. Berdasarkan perhitungan yang disesuaikan dengan
luas lahan dan kemasan pupuk per karung, dosis pupuk yang diaplikasikan pada
Kebun Tembarak B adalah 5.03 ku/ha ZA, 5.03 ku/ha Phonska dan 11.24 ku/ha
madros sedangkan dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Sikendal adalah
5.18 ku/ha ZA, 5.18 ku/ha Phonska dan 11.20 ku/ha madros. Dosis pupuk yang
diaplikasikan pada kedua kebun tersebut, berpacu kepada dosis rekomendasi dari
P3GI. Dosis yang diaplikasikan pada kebun Sikendal lebih tinggi dari pada dosis
yang diaplikasikan di Kebun Tembarak B. Berdasarkan tabel di atas, dari
beberapa peubah yang diamati dapat disimpulkan bahwa produktivitas antara
Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal berbeda nyata. Secara keseluruhan hasil
dari peubah yang diamati pada Taksasi Maret, Kebun Sikendal menunjukkan hasil
lebih baik dari pada Tembarak B. Kebun Sikendal mempunyai produktivitas lebih
tinggi 180 ku/ha dari pada Kebun Tembarak B dengan nilai produktivitas sebesar
693 ku/ha.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Guna memenuhi pasokan tebu dalam proses produksi, PG Madukismo


selalu berusaha untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tebu sesuai yang
diharapkan. Meningkatkan kinerja dan hasil produksi secara terus menerus bagi
Pabrik Gula Madukismo adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Salah satu cara
mencapai peningkatan tersebut, PG Madukismo melakukan kerjasama/bermitra
dengan petani. Bentuk kerjasama yang diberikan oleh PG Madukismo kepada
para petani tebu dibagi kedalam tiga kelompok kerja sama yaitu Tebu Rakyat
Mandiri (TRM), Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU) dan Kerja Sama
Kemitraan.
Dosis pupuk yang diaplikasikan oleh petani berpedoman pada dosis yang
direkomendasikan oleh P3GI yang telah disesuaikan oleh PG Madukismo dan
petani yaitu 5 ku/ha ZA, 5 ku/ha Phonska dan 11 ku/ha madros untuk tanaman
pertama (Plant Cane) dan 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska untuk tanaman
keprasan (Ratoon Cane). Penggunaan dosis pupuk di setiap wilayah kerja PG
Madukismo menghasilkan produktivitas yang berbeda. Selain dosis pupuk yang
diaplikasikan, salah satu yang menyebabkan perbedaan produktivitas tersebut
adalah sistem pengairan yang digunakan pada kebun tersebut. Baik untuk tanaman
PC maupun tanaman RC I produktivitas lebih tinggi diperoleh pada tanaman tebu
yang ditanam di lahan yang sistem pengairannya menggunakan sumur pantek
(selalu tersedia air) yaitu Kebun Kledokan di Kabupaten Magelang dengan
produktivitas 598 ku/ha dan Kebun Sikendal di Kabupaten Temanggung dengan
produktivitas 693 ku/ha.

Saran

Pengawasan terhadap pelaksanaan pemupukan harus lebih diperhatikan


lagi untuk menunjang produktivitas tebu yang dihasilkan. Dosis pupuk yang
direkomendasikan dan diaplikasikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan
(kondisi) tanah disetiap kebun agar unsur hara yang diberikan sesuai dengan yang
54

dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Koordinasi dan kerjasama yang baik antara
staf, tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja kebun (lapang) sangat diperlukan untuk
meningkatkan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perdagangan dalam Negeri. 2012. Swasembada Gula 2014


Meramu Potensi Agar Harga Gula Tetap Manis. http://dirjenpdn.kemendag.
go.id/ [5 Oktober 2012]

Dirjenbun. 2010. Upaya Peningkatan Produksi Tebu. http://ditjenbun.deptan.go.


id/sekretbun [6 Desember 2011]

Djojosoewardho. 1988. Sumbangan Pikiran Mendukung Kebijakan Pemerintah


dalam Upaya Khusus Meningkatkan Produksi Gula. Pusat Penelitian Gula
Indonesia. Pasuruan.

Garsoni, S. 2006. Pupuk dan Pemupukan. http://www.pemupukan.info/2006/02/


peluang-naikkan-produktivitas-gula.go.id/ [13 Mei 2011]

Hakim, M. dan S. Djakasutami. 2009. Pemupukan Nirogen pada Tanaman Tebu


untuk Mencapai Hasil Maksimum. Faperta Unpad Press. Bandung. 13 hal.

Hidayat, E.B. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung. 275 hal.

Indrawanto C., Purwono, Siswanto, M. Syakir dan W. Rumini, M.S. 2010.


Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media. Jakarta. 40 hal.

Irianto, G. 2003. Tebu Lahan Kering dan Kemandirian Gula Nasional. Tabloid
Sinar Tani. 3hal.

Ismail, I.S. dan S.E. Saputro. 1990. Kajian tentang Masa Tanam dan Umur
Tebang dari Dua Varietas Unggul Q 90 dan PS 61 di Tanah Ultisol PG.
Bunga Mayang. Majalah Perusahaan Gula. 26 (4):7-12.

James, G. 2004. Sugarcane. Blackwell. Lowa. 216 p.

Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan


Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 207 hal.

Leiwakabessy F.M., U.M. Wahjudin dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah.


Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Manggabarani, A. 2008. Momentum Seabad Kebangkitan Nasional. Gula


Indonesia Vol XXXII (1) : 3-5.

Mulyadi, Y. 2011. Aplikasi Agrorama untuk Tanaman Tebu. http://aplikasi-


agrorama-untuk-tanaman-tebu. html /2011/11/ [12 sepember 2012]
56

Prawiro, M.K. 2011. Usahatani Tebu (Saccharum officinarum L.) antara Sistem
Bongkar Ratoon dengan Sistem Rawat Ratoon di Wilayah Kecamatan
Prambon. http://eprints. upnjatim.ac.id/1389/ [17 Februari 2012]

Perwanto, R. 2003. Budidaya Buah-buahan. Program Studi Hortikultura. Fakultas


Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sastrowijono, S. 1987. Identifikasi Varietas Tebu. Pusat Penelitian Perkebunan


Gula Indonesia. Pasuruan. 8 hal.

Setiawan, I. 2009. Alternatif Pemberdayaan bagi Peningkatan Kesejahteraan


Petani Lahan Kering. http://pustaka.unpad.ac.id/28827/ [6 September 2012]

Soepandi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah dan Sumber Daya
Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soeprapto. 1989. Pengenalan Varietas Tebu. Lembaga Pendidikan Perkebunan


Kampus Yogyakarta. Yogyakarta. 48 hal.

Sri Setyati, H. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta. 197 hal.

Sudiatso, S. 1999. Tanaman Bahan Baku Pemanis dan Produksi Pemanis. Jurusan
Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 87 hal.

Susilowati, H.I. 2008. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tebu di Kecamatan


Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 20hal.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 219 hal.

Sutardjo, E. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Malang. 76 hal.

Syarif, H. 2010. Menuju Industri Gula Nasional yang Kompetitif. http://pustaka.


litbang.deptan.go.id/ [6 Desember 2011]
LAMPIRAN
58

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PG Madukismo PT Madubaru

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi


Penulis Karyawan
13 - Pemberangkatan dari Terminal
Februari Bogor menuju Baranangsiang
2012 Yogyakarta
14 - Tiba di terminal Terminal
Februari Yogyakarta Yogyakarta
2012
- Sosialisasi dan PG Madukismo
Pengenalan PG Yogyakarta
Madukismo
15 - Pengarahan oleh PG Madukismo
Februari Kepala Rayon KMT Yogyakarta
2012 (Bpk. Edi Supangkat)
- Kunjungan ke PG Madukismo
perpustakaan PG Yogyakarta
Madukismo
- Kunjungan ke Bina PG Madukismo
Sarana Tani PG Yogyakarta
Madukismo
- Diskusi dengan PG Madukismo
Kepala Bina Sarana Yogyakarta
Tani (BST) PG
Madukismo (Bpk. M.
Syaiful Anam)
16 - Mencari data Perpustakaan
Februari sekunder PG Madukismo
2012
- Kunjungan ke PG Madukismo
perpustakaan BST Yogyakarta
(Bina Sarana Tani)
- Survei ke tempat Kebun bibit
Pembukaan lahan kembaran
untuk penanaman
tebu
- Aplikasi pias pada Kebun bibit
tanaman tebu kembaran
- Diskusi dengan PG
mandor bibit (Bpk Madukismo
Arianto) Yogyakarta
17 - Mencari data ke PG Madukismo
Februari secretariat Yogyakarta
2012 - Kunjungan ke gudang PG Madukismo
penyimpanan gula Yogyakarta
dan tempat packaging
gula
59

- Mengikiuti Lab. Bina


Kegiatan proses Sarana Tani
pembiakan
Trichogamma sp.
- Mencari data Perpustakaan
sekunder PG Madukismo
18 Mengikiuti Lab. Bina
Februari Kegiatan proses Sarana Tani
2012 pembiakan
Trichogamma sp.
- Pencarian data dan Kantor Bina
diskusi dengan Sarana Tani PG
Kepala BST Madukismo
20 - Mengikuti kegiatan Lab. Bina
Februari pembiakan Sarana Tani
2012 Trichogamma sp.
- Penebangan tebu 0.08 0.12 Kebun bibit
kebun bibit pokok ha/HOK ha/HOK kembaran
- Klentek tebu 0.01 HOK 0.004 Kebun bibit
HOK kembaran
- Penanaman tebu 0.09 0.159 Kebun bibit
(KBP menjadi KBN) ha/HOK ha/HOK kembaran
21 - Penebangan tebu Kebun bibit
Februari kebun bibit pokok kembaran
2012
- Klentek tebu Kebun bibit
kembaran
- Penanaman tebu Kebun bibit
(KBP menjadi KBN) kembaran
22 - Diskusi dengan Kantor Bina
Februari Kepala BST Sarana Tani PG
2012 Madukismo
- Penebangan tebu Kebun Bibit
kebun bibit pokok kembaran
- Klentek tebu Kebun Bibit
kembaran
- Penanaman tebu Kebun bibit
(KBP menjadi KBN) kembaran
23 - Diskusi dengan Kantor Bina
Februari Kepala BST Sarana Tani PG
2012 Madukismo
- Penebangan tebu Kebun bibit
kebun bibit pokok kembaran
- Klentek tebu Kebun bibit
kembaran
- Penanaman tebu Kebun bibit
(KBP menjadi KBN) kembaran
60

24 - Penebangan tebu Kebun bibit


Februari kebun bibit pokok kembaran
2012
- Klentek tebu Kebun bibit
kembaran
- Penanaman tebu Kebun bibit
(KBP menjadi KBN kembaran
25 - Penebangan tebu Kebun bibit
Februari kebun bibit pokok kembaran
2012
- Klentek tebu Kebun bibit
kembaran
- Penanaman tebu Kebun bibit
(KBP menjadi KBN kembaran
27 - Diskusi dengan Kantor Bina
Februari Kepala BST Sarana Tani PG
2012 Madukismo
- Kunjungan ke gudang PG Madukismo
pupuk (diskusi) PT Madubaru
28 - Pembuatan got Kebun bibit
Februari keliling Kembaran
2012
- Kunjungan dan Gudang pupuk
diskusi dengan PG
bagian gudang Madukismo
pupuk
29 - Pembuatan got Kebun bibit
Februari keliling Kembaran
2012
- Penjelasan teori Kebun bibit
analisis kemasakan Kembaran
oleh mandor
1 Maret - Pembuatan alur pupuk Kebun bibit
2012 dasar (gembing) Kembaran

2 Maret - Pembuatan got Kebun bibit


2012 keliling Kembaran
3 Maret - Pemupukan (pupuk 1.4 ha/HOK 2.59 Kebun bibit
2012 dasar: Madros) ha/HOK kembaran

5 Maret - Pemupukan I 0.1 ha/HOK 0.28 Kebun bibit


2012 (Za dan SP36) ha/HOK kembaran
6 Maret - Pemupukan I Kebun bibit
2012 (Za dan SP36) kembaran
7 Maret - Diskusi dengan Kantor Bina
2012 Kepala BST Sarana Tani PG
Madukismo
61

- Pencarian data Bina Sarana


sekunder Tani PG
Madukismo
8 Maret - Taksasi tebu KTG kebun di
2012 Kabupaten
Sleman
9 Maret - Pengecatan tanaman Kebun Serut dan
2012 tebu contoh Kebun Gunung
Aren Kabupaten
Bantul
- Taksasi tebu KTG Kabupaten
Bantul
10 Maret - Aplikasi herbisida 0.57 Kebun bibit
2012 ha/HOK Kembaran
12 Maret - Taksasi Tebu Kebun Tebu
2012 Kabupaten
Magelang
- Penyulaman tanaman Kebun bibit
tebu kembaran
13 Maret - Pengeprasan KBD 0.14 0.44 Kebun bibit
2012 ha/HOK ha/HOK kembaran
14 Maret - Taksasi tebu KTG di
2012 Kabupaten
Temanggung
15 Maret - Penyulaman Kebun bibit
2012 (penambahan tanam kembaran
tebu di lahan keprasan
- Pembuatan got Kebun bibit
keliling kembaran
16 Maret - Penyulaman Kebun bibit
2012 (penambahan tanam kembaran
tebu di lahan
keprasan)
- Pembuatan got Kebun bibit
keliling kembaran
17 Maret - Dangir manual 0.023 0.051 Kebun bibit
2012 (pengendalian gulma) ha/HOK ha/HOK kembaran
19 Maret - Taksasi tebu KTG di
2012 Kabupaten
Magelang
20 Maret - Taksasi Tebu KTG di
2012 Kabupaten
Temanggung
- Diskusi dengan Kantor BST PG
Kepala BST Madukismo
- Pencarian data Kantor BST PG
sekunder Madukismo
62

21 Maret - Klentek dan KTG di Kulon


2012 pemeriksaan brix Progo
22 Maret - Penyuluhan DesaGlagahomb
2012 pengendalian OPT o Kecamatan
tebu dan analisis Tegalrejo
usaha tani tebu kabupaten
Magelang
24 Maret - Kegiatan volly dan Lapangan PG
2012 tarik tambang seluruh Madukismo PT
karyawan madukismo madubaru
26 Maret - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun Kulon progo Madukismo
- Klentek tebu KTG Bantul
27 Maret - Penyuluhan Kabupaten
2012 peningkatan Temanggung
Konservasi Lahan dan
Air
28 Maret - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun Magelang Madukismo
29 Maret - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun Temanggung Madukismo
- Mengawasi dangir Kebun bibit
dengan handtractor kembaran
30 Maret - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun Purworejo Madukismo
31 Maret - Final volly dan tarik Lapangan PG
2012 tambang seluruh Madukismo PT
karyawan madukismo madubaru
1 April - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST Madukismo
3 April - Supervisi Dosen PG Madukismo
2012 Pembimbing Skripsi Yogyakarta
4 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di Kabupaten Madukismo
Bantul
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG. Madukismo
5 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di Kabupaten Madukismo
Bantul
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG. Madukismo
63

7 April - Klentek Tebu KTG di Kab.


2012 Magelang
9 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Sleman
- Dangir (Pengendalian Kebun Bibit
Gulma) Kembaran
- Diskusi dengan staf Kantor Tebang
tebang angkut angkut PG
Madukismo
10 April - Kunjungan dan Gudang pusat
2012 diskusi dengan staf PG Madukismo
gudang pusat dan
gudang pupuk
- Diskusi dengan staf Kantor Tebang
tebang angkut angkut PG
Madukismo
11 April - Dangir (Pengendalian Kebun Bibit
2012 Gulma) Kembaran
- Aplikasi Pupuk II Kebun Bibit
Kembaran
12 April - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST Madukismo
13 April - Pengambilan tebu Kebun tebu di
2012 manten Magelang
- Wawancara Petani Magelang
14 April - Manten tebu PG Madukismo
2012 Yogyakarta
16 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Bantul
- Pencarian data PG Madukismo
sekunder
17 April - Penyusunan Laporan Perpustakaan
2012 PG madukismo
18 April - Kunjungan dan Gudang pusat
2012 diskusi dengan staf PG Madukismo
gudang pusat dan
gudang pupuk
19 April - Klentek tebu KTG Bantul
2012
20 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Gunung Kidul
64

21 April - Kunjungan dan Bantul


2012 diskusi ke APTR
23 April - Diskusi dengan staf Gudang pupuk
2012 gudang pupuk PG Madukismo
24 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Sleman
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG Madukismo
25 April - Mencari data Kantor SDM PG
2012 Madukismo
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG Madukismo
26 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Kulonprogo
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG Madukismo
27 April - Klentek tebu KTG Bantul
2012
28 April - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun di daerah Madukismo
Temanggung
30 April - Klentek tebu KTG di Kab.
2012 Magelang
1 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo
2 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
PG Madukismo
- Penyusunan Laporan Perpustakaan
PG Madukismo
3 Mei - Pencarian data Kantor BST PG
2012 sekunder Madukismo
4 Mei - Analisis kemasakan Lab analisis
2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun daerah Madukismo
Kabupaten Gunung
kidul
5 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo
65

7 Mei - Analisis kemasakan Lab analisis


2012 tebu contoh dari kemasakan PG
kebun daerah Madukismo
Kabupaten Bantul Perpustakaan
- Penyusunan Laporan PG. Madukismo
8 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo
- Analisis kemasakan Lab analisis
tebu contoh dari kemasakan PG
kebun daerah Madukismo
Kabupaten Bantul
10 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo
- Mencari data Kantor bagian
sekunder SDM PG
Madukismo
11 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo
- Diskusi dengan sinder Kantor tebang
tebang angkut angkut PG
Madukismo
- Tebang tebu kebun Kabupaten
Kadipolo bersama tim Magelang
MBS
- Wawancara Petani Kabupaten
Magelang
12 Mei - Tebang tebu Kabupaten
2012 kebun Bromo Magelang
- Kunjungan ke KPTR Kabupaten
Magelang
- Mengikuti kegiatan PG Madukismo
giling tebu bagian Pabrikasi
14 Mei - Tebang tebu Kabupaten
2012 Bambanglipuro Bantul
- Perbaikan Perpustakaan
Penyusunan Laporan PG Madukismo
15 Mei - Diskusi dengan Kantor BST PG
2012 Kepala BST PG Madukismo
Madukismo Kantor PG
- Diskusi dengan staf Madukismo
Direktur
66

Lampiran 2. Data Curah Hujan PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta

CH(mm) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Spt Okt Nop Des Jumlah
1995 363 692 417 159 20 215 17 0 5 75 568 454 2985
1996 452 324 157 142 10 5 0 6 0 198 97 386 1777
1997 269 234 69 129 5 0 0 1 0 0 5 234 946
1998 200 380 409 329 70 216 144 26 45 301 324 403 2847
1999 439 314 341 265 171 2 40 0 45 9 316 288 2230
2000 321 600 446 296 55 117 0 0 0 195 493 131 2654
2001 439 329 446 289 83 96 15 0 0 198 427 172 2494
2002 366 562 164 203 94 0 0 0 0 32 220 433 2074
2003 277 521 356 48 105 6 0 0 0 92 284 360 2049
2004 329 257 338 0 77 11 30 0 0 20 182 442 1686
2005 381 336 201 143 0 61 24 0 0 76 82 637 1941
2006 436 238 493 321 191 0 0 0 0 0 50 410 2139
2007 89 346 335 244 53 42 5 0 0 85 168 687 2054
2008 232 368 407 178 46 22 0 0 0 172 464 298 2187
2009 269 344 176 177 179 31 0 0 0 68 153 118 1518
2010 162 199 378 165 304 129 83 182 315 510 263 529 3219
Rata-rata 314 377.75 320.81 193 91.43 59.56 22.37 13.43 25.81 126.93 256 373.87 2169.37
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

66
67

Lampiran 3. Struktur Organisasi PG. Madukismo PT. Madubaru Yogyakarta

DEWAN KOMISARIS PENASEHAT

SEK DEKOM
DIREKTUR

KEPALA
SPI

Kabag Kabag Staf Direktur Kabag Kabag Kabag Kabag Kepala Pabrik
SDM& Keuangan Khusus TLD Tanama Instalasi Pemasaran Pabrikasi Spiritus
Umum n

Rayon Bantul dan Rayon Rayon Seksi Rayon Seksi


Gunung Kidul Sleman KMT Tebang Angkut PKB BST

Sinder

Mandor

67
68

Lampiran 4. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Sleman

Lampiran 5. Peta Wilayah Kerja PG. Madukismo PT. Madubaru bagian Bantul

68
69

Lampiran 5. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Bantul

69
70

Lampiran 6. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Kulon Progo

70
71

Lampiran 7. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Purworejo

71
72

Lampiran 8. Peta Wilayah Kerja PG Madukismo PT Madubaru bagian Magelang

72
73

Lampiran 9. Analisis Usaha Tani Tanaman Tebu Pertama (PC)

Pekerjaan Biaya (Rp/ha)


Persiapan 100 000
Buka Tanah 1 500 000
Tanam 600 000
Pupuk (I dan II) 500 000
Bubut (2 kali) 500 000
Pengairan (4 kali) 1 000 000
Tambah Tanah (3 kali) 1 050 000
Pemeliharaan Got 600 000
Klentek (2 kali) 600 000
Tebang Angkut 5 000 000
Jumlah 11 450 000
Saprodi : Bibit (300 x 70 ku) 2 100 000
Pupuk 1 700 000
Pestisida 200 000
15 450 000
Taksasi Produksi : 800 ku/ha
Rendemen : 6.7 %
Gula Petani = 800 x 6.7 % x 66 % 3 537 kg
Harga Gula (HPP) 8 100/kg
Jumlah 28 649 700
Tetes Petani 2.5 % x 800 ku x Rp 800 1 600 000
TOTAL Pendapatan 30 249 000
TOTAL Pengeluaran 15 450 000
SHU 14 799 700

You might also like