You are on page 1of 20

SKRIPSI

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans


Poir.) SECARA TERAPUNG PADA DUA DIMENSI UKURAN
POLYBAG BERBEDA DAN PENAMBAHAN PUPUK
KOTORAN KAMBING

FLOATING CULTURE OF UPLAND KANGKONG IN TWO


DIFFERENT POLYBAG SIZE DIMENSIONS AND ADDITION
OF GOAT MANURE

Indah Septia Ningroem 05071381621065

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN


BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020
SUMMARY

INDAH SEPTIA NINGROEM. Floating Culture of Upland Kangkong in Two


Different Polybag Size Dimensions and Addition of Goat Manure.
(Supervised by FIRDAUS SULAIMAN and ZAIDAN).

The objective of this research was aimed to evaluate growth and yield of
kangkong cultivated in two different polybag size dimentions and addition of goat
manure. The research from October to December 2019 at Desa Pelabuhan Dalam,
Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir, South Sumatera. This research was floating
culture using 2x1 meter rafts and arranged in randomized block design factorial
with 2 factors. The first factor was goat manure thickness consisted of three
compositions i.e 1 cm (K1) equivalent to 75,79 grams in polybag size dimensions
of 40 cm length x 30 cm width and 100,52 grams in polybag size dimensions of
35 cm length x 35 cm width, 2 cm (K2) equivalent to 151,58 grams in polybag size
dimensions of 40 cm length x 30 cm width and 201,04 grams in polybag size
dimensions of 35 cm length x 35 cm width, and 3 cm (K 3) equivalent to 227,37
grams in polybag size dimensions of 40 cm length x 30 cm width and 301,56
grams in polybag size dimensions of 35 cm length x 35 cm width. The second
factor was polybag size dimensions, consisting of 40 cm length x 30 cm width (P 1)
and 35 length x 35 cm width (P 2). Results exhibited that combination of goat
manure and polybag size dimensions and not significantly affect growth and yield
of kangkong. Result combination treatment of 3 cm goat manure thickness was
equivalent to 301,56 grams. Result in highest of plant height (cm), number of
leaves (strands), plant fresh weight (grams), stem fresh weight (grams), stem dry
weight (grams), and leaf chlorophyll level was the best treatment. Polybag size
dimensions of 35 cm length x 35 cm width produced the highest number of leaves
(strands), root fresh weight (grams), stem fresh weight (grams), leaf fresh weight
(grams), plant dry weight (grams), root dry weight (grams), stem dry weight
(grams), and leaf chlorophyll level.

Keyword: floating culture of kangkong, goat manure, polybag size dimensions.

RINGKASAN
INDAH SEPTIA NINGROEM. Budidaya Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir.) secara Terapung Pada Dua Dimensi Ukuran Polybag Berbeda dan
Penambahan Pupuk Kotoran Kambing.
(Dibimbing oleh FIRDAUS SULAIMAN dan ZAIDAN).

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan hasil tanaman


kangkung darat pada perlakuan dua dimensi ukuran polybag berbeda dan
penambahan kotoran kambing. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai
Desember 2019 di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten
Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan secara terapung
menggunakan rakit ukuran 2 x 1 meter dan penyusunan bahan penelitian
mengikuti kaidah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari
2 faktor. Faktor 1 adalah ketebalan pupuk kandang kotoran kambing, terdiri dari
K1 = takaran isi pupuk pada polybag dimensi panjang 40 cm x lebar 30 cm dengan
tinggi 1 cm setara berat 75,79 gram dan polybag dimensi panjang 35 cm x lebar
35 cm setara berat 100,52 gram, K2 = takaran isi pupuk pada polybag dimensi
panjang 40 cm x lebar 30 cm dengan tinggi 2 cm setara berat 151,58 gram dan
polybag dimensi panjang 35 cm x lebar 35 cm setara berat 201,04 gram, dan K3 =
takaran isi pupuk pada polybag dimensi panjang 40 cm x lebar 30 cm dengan
tinggi 3 cm setara berat 227,37 gram dan polybag dimensi panjang 35 cm x lebar
35 cm setara berat 301,56 gram. Faktor 2 adalah dimensi ukuran polybag, terdiri
dari P1 = polybag dimensi panjang 40 cm x lebar 30 cm, P 2 = polybag dimensi
panjang 35 cm x lebar 35 cm. Hasil menunjukkan kombinasi perlakuan pupuk
kandang kotoran kambing dan dimensi polybag menghasilkan pertambahan
parameter yang berpengaruh tidak nyata. Perlakuan ketebalan pupuk kandang
kotoran kambing 3 cm dengan berat 301,56 gram menghasilkan peubah tertinggi
pada parameter tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), berat segar tanaman (g),
berat segar batang (g), berat kering tanaman (g), berat kering batang (g), dan
tingkat klorofil daun yang lebih baik. Perlakuan dimensi polybag tertinggi pada
ukuran polybag panjang 35 cm x lebar 35 cm menghasilkan peubah yang lebih
baik untuk parameter jumlah daun (helai), berat segar tanaman (g), berat segar
akar (g), berat segar batang (g), berat segar daun (g), berat kering tanaman (g),
berat kering akar (g), berat kering batang (g), dan tingkat klorofil daun.

Kata Kunci: budidaya kangkung terapung, pupuk kotoran kambing, dimensi


ukuran polybag.
SKRIPSI

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans


Poir.) SECARA TERAPUNG PADA DUA DIMENSI UKURAN
POLYBAG BERBEDA DAN PENAMBAHAN PUPUK
KOTORAN KAMBING

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian


pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Indah Septia Ningroem 05071381621065


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Budidaya Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) secara
Terapung Pada Dua Dimensi Ukuran Polybag Berbeda dan Penambahan Pupuk
Kandang Kotoran Kambing”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Firdaus Sulaiman,
M.Si dan bapak Dr. Ir. Zaidan, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan arahan serta memfasilitasi kegiatan penelitian dari
persiapan penelitian hingga tersusunnya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak Dr. Ir. Muhammad Ammar, M.P dan ibu Ir. Sri
Sukarmi, M.P selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan
dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih Kepada
kedua orang tua yaitu ibu Janatun dan bapak Syamsul Bahri yang selalu
mendoakan, membantu serta memotivasi penulis, diucapkan terima kasih yang
tidak terhingga Kepada Pak Tahyat, Catur, Hadi, Indahaz, Audi, Tiara serta semua
teman-teman AET 16 Reborn yang siap sedia membantu, memotivasi dan
berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Indralaya , Agustus 2020

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Indah Septia Ningroem, merupakan anak pertama dari


dua bersaudara. Dilahirkan pada tanggal 8 September 1999 di Palembang,
Sumatera Selatan. Anak dari pasangan Bapak Syamsul Bahri dan Ibu Janatun.
Penulis beralamat di Bukit Besar Jalan Sungai Sahang, Palembang.
Sebelum menempuh pendidikan di Universitas Sriwijaya, penulis pernah
menyelesaikan pendidikan TK Pertiwi IV Palembang, lalu penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 18 Palembang, lalu melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Palembang, dilanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Palembang. Saat ini penulis sedang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri program S1 di Universitas Sriwijaya,
program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian.
Penulis juga mengikuti organisasi yaitu HIMAGROTEK (Himpunan
Mahasiswa Agroekoteknologi) sebagai anggota selain itu penulis mengikuti
organisasi di Fakultas Pertanian yaitu AEC (Agriculture English Community) dan
KONICIWA (Komunitas Mahasiswa Pecinta Wirausaha) sebagai anggota. Adapun
kegiatan lain dari penulis yaitu manjadi Asisten Dosen dalam Praktikum Dasar-
Dasar Ilmu Tanah pada tahun 2017 s/d 2018 dan Asisten Dosen Praktikum Sistem
Pertanian Organik pada tahun 2018 s/d 2019.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan .......................................................................................................... 3
1.3. Hipotesis ....................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1. Budidaya Sayuran Secara Terapung ............................................................ 4
2.2 Tanaman Kangkung Darat ............................................................................ 5
2.2.1. Botani Tanaman Kangkung Darat ............................................................. 5
2.2.2. Morfologi Tanaman Kangkung Darat ....................................................... 5
2.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung Darat............................................... 6
2.2.4. Budidaya Tanaman Kangkung Darat ........................................................ 6
2.3. Pengaruh Volume Media ............................................................................. 7
2.4. Media Tanam ............................................................................................... 7
2.4.1. Tanah ......................................................................................................... 7
2.4.2. Pupuk Kotoran Kambing .......................................................................... 8
BAB 3. PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................... 9
3.1. Tempat dan Waktu ....................................................................................... 9
3.2. Bahan dan Alat ............................................................................................. 9
3.3. Metode Penelitian......................................................................................... 9
3.4. Peubah yang Diamati ................................................................................... 10
3.4.1. Tinggi Tanaman (cm) ................................................................................ 10
3.4.2. Jumlah Daun (helai) .................................................................................. 10
3.4.3. Luas Daun (cm2) ....................................................................................... 11
3.4.4. Berat Segar Tanaman (g) ......................................................................... 11
3.4.5. Berat Segar Daun (g) ................................................................................. 11
3.4.6. Berat Segar Batang (g) .............................................................................. 12
3.4.7. Berat Segar Akar (g) ................................................................................. 12
3.4.8. Berat Kering Tanaman (g) ...................................................................... 12
3.4.9. Berat Kering Daun (g) ............................................................................... 13
3.4.10. Berat Kering Batang (g) .......................................................................... 13
3.4.11. Berat Kering Akar (g) ............................................................................. 14
3.4.12. Klorofil Daun .......................................................................................... 14
3.5. Analisis Data ................................................................................................ 14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 15
4.1. Hasil ............................................................................................................. 15
4.1.1. Tinggi Tanaman (cm) ................................................................................ 16
4.1.2. Jumlah Daun (helai) .................................................................................. 17
4.1.3. Luas Daun (cm2) ...................................................................................... 18
4.1.4. Berat Segar Tanaman (g) ......................................................................... 18
4.1.5. Berat Segar Akar (g) ................................................................................. 19
4.1.6. Berat Segar Batang (g) .............................................................................. 19
4.1.7. Berat Segar Daun (g) ................................................................................. 20
4.1.8. Berat Kering Tanaman (g) ....................................................................... 20
4.1.9. Berat Kering Akar (g) ............................................................................... 21
4.1.10. Berat Kering Batang (g) .......................................................................... 21
4.1.11. Berat Kering Daun (g) ............................................................................. 22
4.1.12. Klorofil Daun .......................................................................................... 22
4.2. Pembahasan .................................................................................................. 23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 27
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 27
5.2. Saran ............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28
LAMPIRAN ........................................................................................................ 32
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Hasil analisis sidik ragam nilai F Hitung perlakuan volume
pupuk kotoran kambing (K) dan perlakuan dimensi ukuran
polybag (P), serta kombinasi perlakuan K dan P per peubah
yang diamati ................................................................................... 15
Tabel 4.2. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap tinggi tanaman (cm) ........................................................ 16
Tabel 4.3. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap jumlah daun (helai) ......................................................... 17
Tabel 4.4. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap luas daun (cm2) ................................................................ 18
Tabel 4.5. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat segar tanaman (g) ................................................... 18
Tabel 4.6. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat segar akar (g) .......................................................... 19
Tabel 4.7. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat segar batang (g) ...................................................... 19
Tabel 4.8. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat segar daun (g) ......................................................... 20
Tabel 4.9. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat kering tanaman (g) ................................................. 20
Tabel 4.10. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat kering akar (g) ........................................................ 21
Tabel 4.11. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat kering batang (g) .................................................... 21
Tabel 4.12. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap berat kering daun (g) ....................................................... 22
Tabel 4.13. Pengaruh pupuk kotoran kambing dan dimensi polybag
terhadap tingkat klorofil daun ........................................................ 22

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Budidaya terapung sayuran di lokasi penelitian .......................... 4
Gambar 3.1. Pengukuran tinggi tanaman kangkung ........................................ 10
Gambar 3.2. Perhitungan jumlah daun tanaman kangkung .............................. 10
Gambar 3.3. Pengukuran luas daun menggunakan aplikasi Easy Leaf Area ... 11
Gambar 3.4. Penimbangan berat segar daun .................................................... 11
Gambar 3.5. Penimbangan berat segar batang ................................................. 12
Gambar 3.6. Penimbangan berat segar akar ..................................................... 12
Gambar 3.7. Penimbangan berat kering daun .................................................. 13
Gambar 3.8. Penimbangan berat kering batang ............................................... 13
Gambar 3.9. Penimbangan berat kering akar ................................................... 14
Gambar 3.10. Pengukuran tingkat klorofil menggunakan SPAD ...................... 14
Gambar 4.1. Pertumbuhan tinggi tanaman (cm) tanaman kangkung darat ...... 16
Gambar 4.2. Pertumbuhan jumlah daun (helai) tanaman kangkung darat ....... 17
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Denah Penelitian .......................................................................... 32
Lampiran 2. Foto cara kerja penelitian ............................................................ 33
Lampiran 3. Foto hasil penelitian .................................................................... 36
Lampiran 4. Foto perlakuan penelitian ............................................................ 37
Lampiran 5. Foto parameter pengamatan penelitian ........................................ 38
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kangkung yang ditanam di rawa lebak mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan pada sistem pertanian terapung. Lahan rawa lebak merupakan
lahan yang mempunyai kedalaman topografi yang dipengaruhi oleh banjir luapan
sungai serta curah hujan selama musim penghujan. Tingkat kesuburan tanah pada
lahan rawa lebak sangat rendah, akan tetapi lahan rawa lebak mempunyai potensi
yang cukup baik untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Luas lahan rawa
lebak hanya 184,08 ha yang diusahakan untuk tanaman padi sekali setahun dan
6,71 ha dua kali setahun, sedangkan sekitar 106,11 ha cukup potensial untuk
tanaman padi tetapi belum dimanfaatkan (Subiksa dan Ratmini, 2008). Tingkat
kehilangan hasil yang disebabkan oleh lingkungan tidak dapat diprediksi, maka
dari itu yang menyebabkan keterbatasan dalam kegiatan budidaya tanaman di
lahan rawa lebak.
Permasalahan yang selama ini ditemui dalam pemanfaatan lahan rawa lebak
untuk kegiatan pertanian adalah : 1) sistem tata air yang belum terkendali, 2)
rendahnya tingkat kesuburan tanah, 3) masalah biologi berupa gangguan hama
penyakit, 4) masalah sosial ekonomi seperti tenaga kerja, keterbatasan modal,
tingkat pendidikan, pemberdayaan petani, kelembagaan status tanah, tenaga
penggarap, koordinasi serta sarana dan prasarana yang kurang memadai (Adnyana
et al., 2005).
Menurut Yakup (2014) masalah utama pengembangan lahan rawa lebak
untuk usaha pertanian adalah pada kondisi air yang fluktuatif dan sering tidak
terduga, seperti pada musim hujan rawa lebak kebanjiran, pada musim kemarau
rawa lebak bisa kekeringan. Pengembangan lahan rawa lebak untuk pertanian,
khususnya tanaman pangan harus dilak ukan penataan lahan dan jaringan tata air
serta penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayah agar diperoleh hasil
yang optimal.
Budidaya terapung yang biasa dilakukan di lahan rawa lebak adalah dengan
menerapkan sistem pertanian terapung. Sistem pertanian terapung dapat
diterapkan di lahan tersebut seperti penanaman sayuran di atas rakit botol plastik
bekas (Syafrullah,2007). Berdasarkan hasil penelitian Lisda (2016) penanaman
cabai di atas rakit terapung memberikan hasil lebih baik dari pada budidaya
tanaman cabai secara konvensional. Oleh karena itu, teknologi budidaya tanaman
terapung dapat diterapkan di lahan rawa lebak yang sedang tidak dimanfaatkan
dengan kegiatan budidaya pertanian karena dapat menyesuaikan kondisi lapangan
dari waktu ke waktu (Syafrullah, 2014).
Petani menanam sayuran di lahan rawa lebak untuk mencukupi kebutuhan
keluarga dan tidak dijadikan produk komersial. Padahal, beberapa jenis tanaman
sayur yang dibudidayakan petani memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi
seperti cabe, tomat, mentimun, terung, dan sayur-sayuran (Widuri et al., 2016).
Teknik budidaya tanaman kangkung darat sangat sederhana dimulai dari proses
pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen
(Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, 2011).
Volume media juga merupakan faktor penentu keberhasilan usaha pertanian.
Menurut Muliawati (2001), penggunaan tanah lebih efisien dapat dilakukan
dengan mengurangi volume media yang diisikan ke dalam polybag. Volume
media yang baik untuk budidaya tanaman adalah volume media yang mampu
menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar serta mencukupi kebutuhan
tanaman akan air dan unsur hara. Manipulasi volume media yang tepat adalah
dengan membuat komposisi media yang dapat mempertahankan kelembaban
tanah dalam waktu relatif lebih lama dan mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman. Volume media tanam berhubungan langsung dengan ukuran polybag
yang digunakan dalam budidaya tanaman. Permasalahannya adalah belum
diketahui komposisi media tanam dan ukuran polybag yang dapat menunjang
pertumbuhan agar tomat dapat berproduksi secara optimal.
Pupuk kandang kotoran kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi
tanah, menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas
menahan air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber energi bagi
mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing
mengandung unsur N yang dapat mendorong pertumbuhan organ-organ yang
berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun. Kalium berperan sebagai aktivator

Universitas Sriwijaya
berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta
enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Unsur P yang tinggi yang
dapat menyusun adenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan
dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses
metabolisme tanaman serta berperan dalam peningkatan komponen hasil (Subhan
et al., 2005).
Oleh sebab itu dalam upaya meningkatkan pemanfaatan lahan rawa lebak
perlu dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan hasil produksi tanaman
kangkung darat dengan penambahan pupuk kandang dan ukuran dimensi polybag
berbeda yang dilakukan dengan teknologi budidaya terapung.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian adalah mengevaluasi pengaruh dimensi ukuran
polybag berbeda dan penambahan pupuk kotoran kambing.
1.3. Hipotesis
Diduga pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat terbaik diperoleh
pada perlakuan pupuk kotoran kambing dengan ketebalan 3 cm dalam polybag
ukuran panjang 35 cm dan lebar 35 cm.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana. 2005. Ergonomi dalam Industri. Universitas Udayana.


Agustin, W. G.. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Surabaya.
Alihamsyah, T. 2003. Hasil Penelitian Pertanian Pada Lahan Pasang Surut.
Makalah disajikan pada Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi, Jambi tanggal Desember 18-19, 2003.
Alihamsyah, T. 2005. Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Usaha Pertanian
Balai Penelitian Lahan Rawa. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Assaduzzaman, M.. 2004. Floating Agriculture in the flood-prone or submerged
areas in Bangladesh (Southern regions of Bangladesh). Bangladesh Resource
Centre for Indigenous Knowledge (BARCIK). Dhaka, Bangladesh.
Bernas, S. M., Pohan, A., Fitri, S. N. A., dan Kurniawan, E.. 2012. Model
Pertanian Terapung dari Bambu untuk Budidaya Kangkung Darat (Ipomoea
Reptans Poir.) di Lahan Rawa. Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2): 177–85.
Bernas, S. M.. 2010. Potential of Floating Horticulture System on Swampland in
South Sumatra. Proceeding International Seminar on Horticulture to
Support Food Security 2010.
Cahyono, B.. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusantara.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan.
2011. Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Periode 2006-2010. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan.
Djafar, ZR. 2013. Kegiatan Agronomis untuk Meningkatkan Potensi Lahan Lebak
menjadi Sumber Pangan. Jurnal Lahan Suboptimal 2(1).
Edi, S. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir.). Jurnal Bioplantae,
3(1): 17-24.
Edi, S. dan Bobihoe, J.. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.
Endang, 2018. Uji Pupuk N dan Macam Bentuk Pupuk Kotoran Kambing
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kangkung. Jurnal Ilmiah Agrineca. Vol
18(2).
Ervina, O., Andjarwani, dan Historiawati, 2016. Pengaruh Unsur Bibit Pindah
Tanam dan Macam Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Terong (Solanum Malongena, L) Vaerietas Antaboga 1. Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika Dan Subtropika, 1(1): 12-22.

Universitas Sriwijaya
Febriyono, 2017. Peningkatan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
Melalui Perlakuan Jarak Tanam Dan Jumlah Tanaman Per Lubang. Jurnal
Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. Vol 2(1): 2017.
Florentina, 2015. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Ukuran Polybag
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Licopercicum escelentum, Mill).
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering 1(1): 1-7.
Hamim. 2004. Underlaying Drought Stress Effect on Plant: Inhibition of
Photosynthesis. Journal of Biosciences, 11(4): 164-169.
Irawati dan Salamah, Z.. 2013. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir.) dengan Pemberian Pupuk Organik Berbahan Dasar Kotoran
Kelinci. Jurnal Bioedukatika, 1(1): 1-96.
Karya, B., Heniyati H., dan Erni H. 2015. Pengaruh Jenis Rakit Limbah Botol
Plastik Dan Jenis Pupuk Organik Padat Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Sawi (Brassica oleracea l. Var. Alboglabra bailey) di Lahan Rawa
Lebak Yang Tergenang. Jurnal Klorofil, 10(2) : 106 – 110.
Las, I. Dan Setyorini, D.. 2010. Kondisi Lahan, Teknologi, Arah, dan
Pengembangan Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Organik. Prosiding
Seminar Nasional: Peranan Pupuk NPK dan organik dalam Meningkatkan
Produksi dan Swasembada Beras Berkelanjutan. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lisda, R.. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)
Pada Budidaya Terapung dengan Kondisi Bidang Sentuh Permukaan Air
yang Berbeda. Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya. [Tidak
dipublikasikan].
Mayadewi, N.N. A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam
terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Agritrop 26 (4):
153159.
Muliawati, E. S. 2001. Kajian tingkat serapan hara, pertumbuhan dan produksi
sambiloto (Androgaphis paniculata Ness.) pada beberapa komposisi media
tanam dan tingkat pengairan. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan
Obat dan Aromatik. APINMAP. Bogor, 8-10 Agustus 2001.
Novasari, Anisa., Djukri, dan Suryadarma. 2017. Pengaruh Lumut (Bryophyta)
Sebagai Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal Perodi Biologi, 6(2): 4456.
Pribadi, Gandhi., Roviq, M., dan Wardiyanti, T.. 2014. Pertumbuhan dan
Produktivitas Sawi Pakchoy (Brasica Rapa L.) Pada Umur Transplanting dan
Pemberian Mulsa Organik. Jurnal Produksi Tanaman, 2(1): 41–49.

Universitas Sriwijaya
Palada, M.C., Wu, D.L., Luther, G.C., Bhattarai, M., Mercado Jr, A.R. and Reyes,
M.R., 2009. Establishing vegetable agroforestry system research at the World
Vegetable Center.
Perdana, D. 2009. Budidaya Kangkung. http://.blogspot.com/06/html. Diakses
pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 14:15 WIB.
Poerwidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa
Persada.
Purnawati, sarah. 2013. Potensi Pengembangan Teknologi Budidaya Padi Apung
Untuk Mengatasi Risiko Banjir. Skripsi. Bogor: Institu Pertanian Bogor
(Tidak dipublikasikan).
Rachman, I. A., Djuniwati, S., dan Idris, K.. 2008. Pengaruh Bahan Organik Dan
Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara dan Produksi Jagung di Inceptisol
Ternate. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 10(1): 7-13.
Rukmana, R.. 1994. Kangkung. Yogyakarta: Kanisius.
Salisbury, A. B. dan Ross, C. W.. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Bandung:
Penerbit ITB.

SAS Institute Inc. 1987. SAS/STAT® 9.2 User’s Guide. Cary, NC: SAS Institute
Inc.
Selviningsih. 2006. Kajian Berbagai Kepadatan Tanam Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Kangkung Darat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Subagyo, H. 2006. Klasifikasi dan Penyebaran Lahan Rawa dalam Karakteristik
dan Pengelolaan Lahan Rawa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Subiksa, Ratmini, 2008. Teknologi Pengelolaan Tanah dan Air Untuk
Pengembangan Padi Gadu Pada Lahan Pasang Surut di Sumatera Selatan.
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ilmu Tanah Indonesia,
Palembang, 17-18 Desember 2008.
Sumaryono. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia.
Seminar. Indonesia.
Sumaryono. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia.
Seminar. Indonesia. Sutiyoso, Y. 2004.
Syafrullah. 2007. Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak yang Tergenang dengan
Teknologi Rakit Terapung dari Limbah Gelas Plastik Air Mineral untuk
Budidaya Tanaman Selada (Lactuce sativa L.). Universitas Muhammadiyah
Palembang. (Tidak Dipublikasikan).
Syafrullah. 2014. Sistem pertanian terapung dari limbah plastik pada budidaya
bayam (Amaranthus tricolor l.) Di lahan rawa lebak. Jurnal Klorofil 9(2)

Universitas Sriwijaya
Syawal, Y., Susilawati dan Ghinola, E. 2019. Pengaruh Komposisi Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.
Var Bima). Jurnal Majalah Ilmiah Sriwijaya, 31 (18): 1-7.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada,
Press. Yogyakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Waluyo., Alkasuma., Susilawati., Suparwoto. 2012. Inventarisasi Potensi Daya
Saing Spasial Lahan Rawa Lebak untukPengembangan Pertanian di Sumatera
Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1).
Widuri., Laily I., Lindi L., Kartika K., Erna S., Mei M., Mery H., Erizal S., dan
Benyamin L. 2016. Identifikasi Kebutuhan Petani dan Permasalahan
Budidaya Sayuran di Lahan Rawa Lebak Menggunakan Grounded Theory.
Prosnas: Lahan Suboptimal.
William A, 1991. Crafeting Value for Customer, Jhon willey and Sons Inc, New
York.

Universitas Sriwijaya

You might also like