Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
Nama : Ketut Dharma Budiyasa
Kelas : XII Saintek 2A
NISN : 0058018740
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Disahkan :
Tanggal :
NIP. 196912051998022004
ii
ABSTRAK
This research aims to analyze the effect of giving cow manure on the
growth of celery plants (Apium graveolens L.) and to analyze how much influence
giving cow manure has on the growth of celery plants (Apium graveolens L.). This
type of research is field experimental research using an approach quantitative
descriptive to test the effect of giving cow manure on the growth of celery plants
(Apium graveolens L.). The research was carried out for one month and was
located in Kahena RT 07 / RW 017 Batumerah Village, Sirimau District, Ambon
City. The results of the research show that there is a real influence on the growth
of celery plants, where the parameter of plant height (cm) of celery plants shows
that the Fcount value of the treatment (70.608) > Ftable (4.76) at a significance
level of 5%. Then, for the parameter number of leaves (strands) of celery plants, it
shows that the treatment Fcount value (6.013) > Ftable (4.76) at the 5%
significance level. Based on the results of variance calculations on the two
observation parameters in this study, it shows that the influence of cow manure
has a real influence on the growth of celery plants. The magnitude of the effect of
cow manure on plant height was 4.98%, while the effect on the number of celery
plant leaves was 13.99%. Based on field observations and BNT analysis carried
out, it can be seen that the use of cow manure on celery plants with a composition
of 5 grams/polybag shows the highest results on plant height and number of
leaves.
iii
sapi terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.). Penelitian
dilaksanakan selama satu bulan dan berlokasi di Kahena RT 07 / RW 017 Desa
Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Hasil penelitian meunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri, dimana
pada parameter tinggi tanaman (cm) tanaman seledri menunjukan bahwa nilai
Fhitung perlakuan (70,608) > Ftabel (4,76) pada taraf signifikan 5%. Kemudian
untuk parameter jumlah daun (helai) tanaman seledri menunjukan bahwa nilai
Fhitung perlakuan (6,013) > Ftabel (4,76) pada taraf signifikan 5%. Berdasarakan
hasil perhitungan sidik ragam pada kedua parameter pengamatan dalam penelitian
ini menunjukan bahwa pengaruh pupuk kandang sapi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri. Besarnya pengaruh pupuk kandang
sapi terhadap tinggi tanaman adalah 4,98% sedangkan terhadap jumlah daun
tanaman seledri memberikan pengaruh sebesar 13,99%. Berdasarkan pengamatan
lapangan dan analisis BNT yang dilakukan dapat diketahui bahwa penggunaan
pupuk kandang sapi pada tanaman seledri dengan komposisi 5 gram/polybag
menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Kata
iv
KATA PENGANTAR
Dalam memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan, rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan penelitian pertumbuhan seledri yang berjudul
“PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK PELENGKAP
CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan masih terbatasnya pengalaman yang saya miliki. Oleh
karena itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan atau bahkan
kritikan yang membangun dari pihak lain. Saya berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas tumbuh – tumbuhan
khususnya tumbuhan seledri.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
ABSTRAKSI.................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................4
C. Maksud dan Tujuan.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
E. Identifikasi Variabel....................................................................................5
BAB V PENUTUP........................................................................................25
A. Kesimpulan..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26
vi
LAMPIRAN...................................................................................................27
vi
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seledri merupakan salah satu bahan alam yang telah lama digunakan
sebagai makanan. Daun dan batang seledri sejak dahulu telah dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur, umumnya digunakan sebagai pelengkap dalam
berbagai masakan bersama-sama dengan sayuran lainnya. Tanaman seledri
merupakan bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, dimana setiap 100
gram bahan mentah seledri mengandung kalori sebesar 20 gram, sedangkan
vitamin yang ada antara lain adalah Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C.
Selain sebagai bahan makanan, seledri juga merupakan salah satu tanaman
obat yang memiliki khasiat yang penting bagi manusia. Herba seledri secara
turun-temurun telah digunakan sebagai obat tradisional untuk memperlancar
pencernaan, penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan dan penurun
tekanan darah tinggi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan
senyawa kimia dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba,
antihipertensi, antioksidan, antiketombe, antidepresan, dan anti-inflamasi.
1
daerah Mediterania sejak 3000 tahun lalu. Tanaman seledri juga telah
dibudidayakan hampir di seluruh Nusantara, namun kebanyakan masih dalam
jumlah dan skala yang kecil. Akibatnya komoditas tersebut belum
memberikan kontribusi yang besar bagi para konsumen umumnya. Hal ini
karena banyak petani yang belum terlalu tertarik untuk bertanam seledri,
ditambah lagi dengan harga pupuk yang terus meningkat. Dengan demikian,
perlu ada upaya bertanam seledri dengan alternatif biaya yang murah serta
ramah lingkungan.
2
peternakan, yaitu limbah yang dihasilkan juga ikut meningkat dengan pesat.
Karena meningkatnya limbah produksi dari peternakan maka perlu dicari
suatu model pengelolaan yang berkelanjutan dan dapat dengan mudah
dilakukan oleh pihak-pihak yang membutuhkan yaitu dengan melalui
biokonversi. Untuk memecahkan masalah limbah tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengkonversi limbah peternakan menjadi produk pupuk kandang
sapi sehingga nilai ekonominya dapat ditingkatkan.
3
menggunakan pupuk cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan
menyediakan ketersediaan pupuk bagi tanaman.
PPC organik mengandung N 63 ppm, P 6 ppm, K 14 ppm, Fe 0,68
ppm, Cu 0,05 ppm, Pb 0,21 ppm, Co 0,01 ppm, Na 0,23 ppm, GA3
98,37 ppm, GA5 107,13 ppm, GA7 131,46 ppm, auksin IAA 156,35 ppm,
kinetin 28,04 ppm dan zeatin 106,45 ppm (Culture dan Nature, 2009).
Menurut Israhadi (2009), peningkatan kadar nutrisi PPC dari 6
ml/liter air dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sawi secara vertikultur. Menurut Culture dan Nature (2009), konsentrasi
anjuran PPC organic pada tanaman sayuran yaitu 2 ml/liter air dengan
interval penyemprotan 7-10 hari. Ditambahkan menurut Rahayu et al.
(2015), pemberian PPC 3 ml/liter air dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman selada secara hidroponik. Dari uraian tersebut di atas
maka di lakukan penelitian ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kombinasi komposisi
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk cair
terhadap pertumbuhan tanaman seledri?
2. Seberapa besar pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk cair
terhadap pertumbuhan tanaman seledri?
4
1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk
cair terhadap pertumbuhan tanaman seledri.
D. Manfaat Penelitian
E. Idendifikasi Variabel
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel bermaksud
untuk menjelaskan istilah-istilah atau variabel yang berkaitan langsung
dengan judul penelitian, sehingga tidak terjadi penafsiran yang berbeda
terhadap judul penelitian ini. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Kandang Sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika,
kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,
meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar
kation.
2. Pupuk cair adalah larutan dari pembusukan bahan organik dari sisa
tanaman, kotoran hewan dan pupuk siap pakai yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah
dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak masalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dengan
menggunakan pupuk cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan
menyediakan ketersediaan pupuk bagi tanaman.
3. Pertumbuhan adalah proses bertambah banyaknya atau bertambah
besarnya sel-sel yang membina suatu bagian atau organ, sehingga
5
massa bagian atau organ itu jadi bertambah besar dan berat.
4. Seledri adalah tanaman sayuran yang batangnya pendek, daunnya
berlekuk dan bertangkai daun panjang. Seledri merupakan tanaman
yang mempunyai daun majemuk menyirip, ganjil, pangkal daun runcing
dan tepinya beringgit. Tanaman ini tingginya ± 15 cm dengan lebar
daun 2 – 3 cm dan panjang tangkai daun 2 cm.10
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
7
fungsi masing – masing organ sehingga perubahan yang terjadi pada organisme
tersebut semakin kompleks. Auksanometer adalah suatu alat untuk mengukur
pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas system kontrol yang
dilengkapi jarum petunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris
pada silinder pemutar
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat
yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Seledri telah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan.
Salman Tua telah menuliskannya sejak awal penanggalan modern. Linnaeus
mendeskripsikannya pertama kali dalam edisi pertama Species Plantarum. Ia
memasukkan seledri dalam suku Umbelliferae, yang sekarang dinamakan
Apiaceae (suku adas-adasan). Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan
Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di
Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan
daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling
lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua
dimanfaatkan. Pertama kali dijelaskan oleh Carotus Linnaeus (spesies
Plantanum, 1753), di Indonesiatanaman ini dikenal dengan nama seledri
(Agoes, 2010).
3. Karakteristik/Morfologi Seledri
8
tersembunyi, daun bunga putih kehijauan atau merah jambu
pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk
yang jelas,tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai
bunga.
Tirai bunga : Tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2
cm panjangnya.
Buah : Panjangnya sekitar 3 mm, batang angular, berlekuk, sangat
aromatik.
Akar : Tebal
9
sedikit lebih lambat diakibatkan kandungan nutrisi yang kurang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian eksperimen lapangan dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menguji pengaruh
pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman
seledri.
C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan (tinggi tanaman dan
jumlah daun) tanaman seledri sebanyak 4 tanaman yang bibitnya diperoleh
dari Toko Pertanian di Pasar Tegalrejo
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (x) : yaitu pemberian pupuk kandang sapi yang terdiri dari
beberapa perlakuan: kombinasi media tanam 1:1 dan PPC 6 ml/liter
merupakan perlakuan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman seledri. Media tanam 1 tanah : 1 pupuk kandang merupakan
perlakuan yang terbaik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
10
seledri. PPC 6 ml/liter air merupakan perlakuan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri.
2. Variabel terikat (y) : yaitu pertumbuhan tanaman seledri dengan indikator
pengamatan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan berat
segar daun (gr).
3. Mengetahui perbedaan yang dialami pada tanaman seledri yang diberi
pupuk kandang dan pupuk cair
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor perlakuan faktor pertama media tanam (M) terdiri dari 4
taraf. Faktor kedua PPC (P) terdiri dari 3 taraf jadi terdapat 12 kombinasi
perlakuan. Faktor M (Media Tanam) M0 = tanah, M1 = 1 tanah : 2 pupuk
kandang, M2 = 2 tanah : 1 pupuk kandang, M3 = 1 tanah : 1 pupuk kandang.
Faktor P (PPC) , P1 : 1 ml/liter air, P2 : 3 ml/liter air, P3 : 6 ml/liter air. Data
analisis menggunakan uji sidik ragam (uji F). Apabila hasil sidik ragam
produksi tanaman seledri. Mengetahui komposisi media tanam yang terbaik
berpengaruh nyata maka pengujian dengan analisis nilai tengah perlakuan
dengan uji BNT 5% (Hanafiah, 2008). Cara kerja yang di lakukan dalam
penelitian ini adalah 1).Ppersiapan media tanam sistem vertikultur
diantaranya siapkan botol bekas mineral ukuran 1,5 liter, lalu botol bagian
bawah dibelah dan bagian atas tutup botol diberi lubang, setelah siap botol
diisi dengan tanah dan pupuk kandang sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Media tanam yang telah siap disiram setiap hari dan didiamkan
selama 1 minggu. Bahan tanam yang digunakan adalah benih varietas
Amigo. sebelum persemaian dilakukan perendaman untuk menyeleksi
kualitas benih, benih yang di ambil adalah benih terendam sedangkan benih
yang terapung di buang. 2). Persemaian benih dan penanaman. Penyemaian
dilakukan dibak semai selama 2 minggu dengan media semai berupa
campuran tanah dan pupuk kandang yang dicampur hingga merata. Bibit
yang tumbuh baik setelah umur dua minggu dipindahkan di tempat
penanaman. Penanaman dilakukan dengan mengambil bibit di tempat
11
penyemaian yang telah berumur 2 minggu, bibit yang digunakan adalah bibit
yang memiliki pertumbuhan yang baik dan merata. Setiap polybag
ditanami dengan bibit sebanyak 1 bibit perbotol.
tanam dengan dosis yang diberikan sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Pemberian pupuk cair dilakukan 1 minggu sekali pada pagi dan sore
hari, dengan cara disemprotkan ke tanaman dan tanah. 4). Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiraman dilakukan dengan
setiap hari kecuali pada saat pemberian PPC tidak dilakukan penyiraman dan
penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari. Dan 5). Panen.
Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah pindah kelapangan
dan pertumbuhan tanaman telah mencapai maksimal, telah menghasilkan
anakan, dan yang daun cukup banyak. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut seluruh tanaman dari botol dengan merendamkan sisa tanah
kedalam air, selanjutnya tanaman di cuci bersih.
Peubah yang di amati yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman, berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat
kering akar
12
7. Botol bekas Sebegai tempat pemisahan benih yang rusak
2. Bahan Penelitian
Tabel 3.2. Bahan penelitian
No Bahan Kegunaan
1. Pupuk kandang sapi Sebagai bahan perlakuan.
2. PPC (Pupuk Pelengkap Sebagai bahan perlakuan.
Cair)
3. Benih tanaman seledri Sebagai objek penelitian.
4. Tanah Sebagai media tanam.
5. Air Untuk menyiram sampel
penelitian.
I. Prosedur Penelitian
Cara kerja yang di lakukan dalam penelitian ini adalah :
13
sebanyak 1 bibit perbotol.
3). Pemberian PPC dilakukan pada saat bibit tanaman seledri pindah ke media
tanam dengan dosis yang diberikan sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Pemberian pupuk cair dilakukan 1 minggu sekali pada pagi dan
sore hari, dengan cara disemprotkan ke tanaman dan tanah.
5). Panen. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah pindah
kelapangan dan pertumbuhan tanaman telah mencapai maksimal, telah
menghasilkan anakan, dan yang daun cukup banyak. Pemanenan dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman dari botol dengan merendamkan sisa
tanah kedalam air, selanjutnya tanaman di cuci bersih.
Peubah yang di amati yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman, berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat
kering akar
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
15
Pengaruh faktor tunggal pemberian PPC berpengaruh tidak nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi seledri. Hal ini diduga kandungan hara
yang terdapat pada PPC memberikan pengaruh yang sama pada setiap
perlakuan karena konsentrasi pemberian PPC cukup sedikit yaitu hanya
interval 3 ml tiap perlakuan, sehingga respon pertumbuhan dan produksi
tanaman hampir sama. Menurut Widyatama (2013), perkembangan tanaman
sangat tergantung dengan ketersedian hara dalam tanah dan hara yang
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, serta ketersedian hara dalam tanah berkurang dapat
mengangu perkembangan tanaman.
Tabel 1. Hasil sidik ragam uji F5% respon tanaman seledri pada komposisi media
tanam dan PPC dengan sistem vertikultur pada semua peubah yang diamati.
16
rata tertinggi pada peubah jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman,berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat basah
akar dan berat kering akar (Gambar 1
25 23.11
20.56 20.22 20.44 21.89
20 18.22 18.67
17.56 16.89
Tinggi tanaman (cm)
15
11.33
9.67 9.78
10
0
M0P1M0P2M0P3M1P1M1P2M1P3M2P1M2P2M2P3M3P1M3P2M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
17
9 8.11
8 7.22 7.22 7.11 7.11
6.86 6.67
Jumlah daun (helai)
7 6.33 6.33
6 5.44 5.22 5.33
5
4
3
2
1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
9
7.72
Berat basah tanaman (g)
8
7
5.89 5.72
6 5.44
4.79 4.9 4.84
5 4.3
4 3.31
3
1.5 1.78
2 1.23
1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
Gambar 3. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah tanaman
7 6.49
6
Berat basah tajuk ( g)
18
Gambar 4. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah tajuk
1.2 1.06
1
Berat kering tanaman (g)
0.85
0.75 0.72
0.8 0.69 0.7
0.6 0.63
0.6 0.46
0.4 0.3 0.31
0.24
0.2
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
Gambar 5. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering tanaman
1
0.87
0.9
0.8 0.7
0.66
0.7 0.59 0.59 0.61
0.6 0.51 0.54
0.5
0.38
0.4
0.3 0.21 0.23
0.17
0.2
0.1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
Gambar 6. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering tajuk
1.4 1.24
Berat basah akar (g)
1.2
1
0.8 0.68 0.72 0.64
0.53
0.6 0.42 0.46 0.45 0.41 0.49 0.42
0.4 0.28
0.2
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC
19
Gambar 7. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah akar
0.05
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanama dan PPC
Gambar 8. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering akar
20
basah dan kering merupakan bagian dari pengukuran biomassa tumbuhan.
Biomassa tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk
mendiskripsikan dan mengetahui pertumbuhan. Suatu tanaman karena biomassa
tanaman relatif mudah diukur dan merupakan gabungan dari hampir semua
peristiwa yang dialami oleh suatu tanaman selama siklus hidupnya Ekowati
dan Nasir (2011), mengemukan bahwaparameter yang merupakan indikator
pertumbuhan tanaman yang paling representatif, terdapat dua macam
pengukuran biomassa tanaman, yakni berat segar dan berat kering. Berat segar
tanaman dihitung dengan jalan menimbang tanaman cepat-cepat sebelum kadar
air dalam tanaman banyak berkurang. Berat basah suatu tanaman sangat
dipengaruhi oleh status air.
Berdasarkan hasil uji BNT5% pada Tabel 2, bahwa perlakuan M3 (1
tanah : 1 pupuk kandang) merupakan perlakuan terbaik dibandingkan
perlakuan lainnya. Hal ini diduga media tanam yang digunakan berupa 1 tanah
: 1 pupuk kandang merupakan media tanam yang dibutuhkan tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi seledri, serta terdapat hara yang
dibutuhkan tanaman.
Kandungan unsur hara pupuk kandang diantaranya hara kotoran sapi
diantaranya N 0,65 % ; P 0,15 % ; K 0,30 % ; Ca 0,12 % ; Mg 0,10 % ; S
0,09 % ; Fe 0,004 % (Syekfanis, 2011). Ditambahkan oleh Prajnanta
(2009), unsur hara makro sangat penting membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sedangkan unsur hara mikro sangat penting dalam
meningkatkan produksi tanaman. Menurut Rahmah (2014), dosis pupuk yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman maka akan lebih cepat
meningkatkan perkembangan organ seperti akar, sehingga tanaman dapat
menyerap banyak hara dan air yang ada di tanah yang selanjutnya akan
mempengaruhi pertumbuhan tajuk tanaman, akan tetapi tanaman juga
memiliki batas tertentu dalam menyerap hara.
21
Tabel 2. Hasil uji BNT 5% respon tanaman seledri pada komposisi media
tanam dengan sistem vertikultur pada peubah yang diamati.
Perlakuan
Peubah BNT 5%
M0 M1 M2 M3
1. Jumlah Daun (helai) 5,333a 6,52b 7,19c 6,86b 0,65
2. Tinggi Tanaman (cm) 10,26a 18,33b 19,04b 21,81c 2,21
3. Berat Basah Tanaman (g) 1,5a 4,13b 5,06b 6,45c 1,16
4. Berat Basah Tajuk (g) 1,11a 3,67b 4,53b 5,58c 0,99
5. Berat Kering Tanaman (g) 0,28a 0,57b 0,72b 0,87c 0,17
6. Berat Kering Tajuk (g) 0,2a 0,48b 0,61b 0,73c 0,14
7. Berat Basah Akar (g) 0,39a 0,46b 0,53b 0,87c 0,23
8. Berat Kering Akar (g) 0,08a 0,09b 0,11b 0,14c 0,03
Keterangan :
a. Perlakuan yang diikuti dengan notasi yang sama berarti berbeda tidak nyata.
b. Perlakuan yang diikuti dengan notasi yang berbeda berarti berbeda nyata.
c. M0 (tanah), M1 (1 tanah : 2 pupuk kandang), M2 (2 tanah : 1 pupuk
kandang) dan M3 (1 tanah : 1 pupuk kandang).
Sebab bila salah satu unsur berkurang yang berarti keadaannya tidak
seimbang lagi maka dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak
wajar. Karena unsur hara makro dan mikro mempunyai peranan masing-masing
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena
kekurangan unsur hara dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak
optimal.
22
19.5 19.11 6.9 6.86
19 6.8
a b
Gambar 9. Perlakuan PPC terhadap tinggi tanaman (a) dan jumlah daun (b)
4.5 3.95
4.41 3.88
3.9
Berat basah tanaman (g)
0.525
Berat kering tanaman (g)
0.65 0.52
0.64
Berat kering tajuk (g)
0.52
0.64
0.515 0.51
0.63 0.51
0.505
0.62
0.5
0.61 0.495
0.6 0.6 0.49
0.6 0.49
0.485
0.59 0.48
0.58 0.475
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC
a b
Gambar 11. Perlakuan PPC terhadap berat kering tanaman (a) dan berat kering akar (b)
23
0.8 0.14
0.7 0.12
0.7 0.12
0.1
Berat basah akar (g)
0.1 0.02
0 0
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC
a b
Gambar 12. Perlakuan PPC terhadap berat basah akar (a) dan berat kering akar (b)
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/H6tGqf5i0mw?si=kGA7eaaxfkASJca0
https://amp.kompas.com/agri/read/2022/11/14/174023884/budidaya-tanaman-kacang-
panjang- yang-benar-bisa-panen-sampai-15-kali
https://youtu.be/uQxWF5Wc2do?
si=_6ebq8HwULL-gVSA
https://amp.kompas.com/budidaya-tanaman-
pacang-panjang
https://youtu.be/iq3u3OPUf8Q?
si=RF69EDP2Eoy6uhWY
https://youtu.be/uQxWF5Wc2do?
si=JiycBxq8vBTXs8O7
https://bogorkab.go.id/post/detail/budidaya-
kacang-panjang
https://www.kompas.com/budidaya-kacang-
panjang
https://www.cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75858/TEKNIK-BUDIDAYA-
KACANG-
PANJANG-Vigna-sinensis/
https://youtu.be/DY-sDexvJgQ?si=jHxPS-
QhdmvKXYrK https://gdm.id/budidaya-kacang-
panjang/ https://p2mal.uma.ac.id/2022/04/19/teknik-
budidaya-kacang-panjang/
26
LAMPIRAN – LAMPIRAN
27
28