You are on page 1of 35

PEMERINTAH PROVINSI KALLIMANTAN

SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 KELUMPANG HILIR

Alamat Jln Ratu Intan Serongga Kelumpang Hilir Kotabaru


TAHUN 2023

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK PELENGKAP CAIR
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI

DI SUSUN OLEH :
Nama : Ketut Dharma Budiyasa
Kelas : XII Saintek 2A
NISN : 0058018740

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum biologi yang berjudul “PENGARUH PUPUK


KANDANG SAPI DAN PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI”. Dianjurkan untuk tugas biologi
dalam menganalisis pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.

Disahkan :

Tanggal :

Nunik Setyati, S.Pd

NIP. 196912051998022004

ii
ABSTRAK

This research aims to analyze the effect of giving cow manure on the
growth of celery plants (Apium graveolens L.) and to analyze how much influence
giving cow manure has on the growth of celery plants (Apium graveolens L.). This
type of research is field experimental research using an approach quantitative
descriptive to test the effect of giving cow manure on the growth of celery plants
(Apium graveolens L.). The research was carried out for one month and was
located in Kahena RT 07 / RW 017 Batumerah Village, Sirimau District, Ambon
City. The results of the research show that there is a real influence on the growth
of celery plants, where the parameter of plant height (cm) of celery plants shows
that the Fcount value of the treatment (70.608) > Ftable (4.76) at a significance
level of 5%. Then, for the parameter number of leaves (strands) of celery plants, it
shows that the treatment Fcount value (6.013) > Ftable (4.76) at the 5%
significance level. Based on the results of variance calculations on the two
observation parameters in this study, it shows that the influence of cow manure
has a real influence on the growth of celery plants. The magnitude of the effect of
cow manure on plant height was 4.98%, while the effect on the number of celery
plant leaves was 13.99%. Based on field observations and BNT analysis carried
out, it can be seen that the use of cow manure on celery plants with a composition
of 5 grams/polybag shows the highest results on plant height and number of
leaves.

Keywords: Effect, Cow Manure, Growth, Celery.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk


kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.) dan
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.) Tipe penelitian ini
adalah penelitian eksperimen lapangan dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif untuk menguji pengaruh pengaruh pemberian pupuk kandang

iii
sapi terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.). Penelitian
dilaksanakan selama satu bulan dan berlokasi di Kahena RT 07 / RW 017 Desa
Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Hasil penelitian meunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri, dimana
pada parameter tinggi tanaman (cm) tanaman seledri menunjukan bahwa nilai
Fhitung perlakuan (70,608) > Ftabel (4,76) pada taraf signifikan 5%. Kemudian
untuk parameter jumlah daun (helai) tanaman seledri menunjukan bahwa nilai
Fhitung perlakuan (6,013) > Ftabel (4,76) pada taraf signifikan 5%. Berdasarakan
hasil perhitungan sidik ragam pada kedua parameter pengamatan dalam penelitian
ini menunjukan bahwa pengaruh pupuk kandang sapi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri. Besarnya pengaruh pupuk kandang
sapi terhadap tinggi tanaman adalah 4,98% sedangkan terhadap jumlah daun
tanaman seledri memberikan pengaruh sebesar 13,99%. Berdasarkan pengamatan
lapangan dan analisis BNT yang dilakukan dapat diketahui bahwa penggunaan
pupuk kandang sapi pada tanaman seledri dengan komposisi 5 gram/polybag
menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Kata

Kunci: Pengaruh, Pupuk Kandang Sapi, Pupuk cair, Pertumbuhan, Seledri.

iv
KATA PENGANTAR

Dalam memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan, rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan penelitian pertumbuhan seledri yang berjudul
“PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK PELENGKAP
CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI”.

Sholawat serta salam teruntuk Rasullulah SAW, sebagai teladan dan


rahmat bagi seluruh alam, juga kepada segenap keluarga, para sahabat beserta
umatnya.

Tidak dapat dipungkiri, tumbuhan merupakan salah satu faktor utama


dalam menyehatkan gizi anak bangsa. Bahkan karena gizinya yang sangat
dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh, tidak sedikit orang yang akhirnya
memutuskan untuk menjadi vegetarian.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan masih terbatasnya pengalaman yang saya miliki. Oleh
karena itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan atau bahkan
kritikan yang membangun dari pihak lain. Saya berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas tumbuh – tumbuhan
khususnya tumbuhan seledri.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii

ABSTRAKSI.................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................4
C. Maksud dan Tujuan.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
E. Identifikasi Variabel....................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................7


A. Kajian Pustaka.............................................................................................7
B. Hipotesis......................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN................................................................10


A. Tipe Penelitian.............................................................................................10
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................10
C. Objek Penelitian ..........................................................................................10
D. Variabel Penelitian.......................................................................................10
E. Rancangan Penelitian...................................................................................11
F. Alat dan Bahan Penelitian...........................................................................12
G. Prosedur Penelitian......................................................................................13
H. Teknik Analisis Data...................................................................................14

BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................15


A. Data Hasil Penelitian ..................................................................................15

BAB V PENUTUP........................................................................................25
A. Kesimpulan..................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26

vi
LAMPIRAN...................................................................................................27

vi
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seledri merupakan salah satu bahan alam yang telah lama digunakan
sebagai makanan. Daun dan batang seledri sejak dahulu telah dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur, umumnya digunakan sebagai pelengkap dalam
berbagai masakan bersama-sama dengan sayuran lainnya. Tanaman seledri
merupakan bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, dimana setiap 100
gram bahan mentah seledri mengandung kalori sebesar 20 gram, sedangkan
vitamin yang ada antara lain adalah Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C.

Selain sebagai bahan makanan, seledri juga merupakan salah satu tanaman
obat yang memiliki khasiat yang penting bagi manusia. Herba seledri secara
turun-temurun telah digunakan sebagai obat tradisional untuk memperlancar
pencernaan, penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan dan penurun
tekanan darah tinggi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan
senyawa kimia dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba,
antihipertensi, antioksidan, antiketombe, antidepresan, dan anti-inflamasi.

Dengan begitu banyaknya manfaat dan kegunaan tanaman seledri,,


tanaman ini perlu mendapat perhatian dan perlakuan lebih di bidang pertanian
sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman seledri guna memenuhi
kebutuhan konsumen yang kian hari terus meningkat.

Seledri adalah herba Apium graveolens L, dari suku Apiaceae. Daun


seledri berupa daun tipis, rapuh, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-8 cm,
lebar 2-5 cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang tangkai anak
daun 1- 3 cm. Herba seledri berwarna hijau tua dengan bau dan rasa yang
khas. Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Eropa yang dibudidayakan di

1
daerah Mediterania sejak 3000 tahun lalu. Tanaman seledri juga telah
dibudidayakan hampir di seluruh Nusantara, namun kebanyakan masih dalam
jumlah dan skala yang kecil. Akibatnya komoditas tersebut belum
memberikan kontribusi yang besar bagi para konsumen umumnya. Hal ini
karena banyak petani yang belum terlalu tertarik untuk bertanam seledri,
ditambah lagi dengan harga pupuk yang terus meningkat. Dengan demikian,
perlu ada upaya bertanam seledri dengan alternatif biaya yang murah serta
ramah lingkungan.

Tanaman seledri dapat hidup di dataran tinggi maupun rendah. Untuk


dapat memperoleh kualitas tanaman yang baik, seledri membutuhkan suhu
tumbuh berkisar antara 15-24°C. Berdasarkan sentra penanaman seledri di
berbagai wilayah di Indonesia, tanaman ini dapat dikembangkan di daerah
dengan ketinggian tempat 1.000-1.200 mdpl. Salah satu faktor yang menjadi
kendala untuk pertumbuhan dan pengembangan tanaman seledri adalah
masalah kesuburan tanah yang rendah. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai
hasil dari beberapa proses metabolisme tumbuhan. Menurut Harjadi,
pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang dapat
diketahui dengan adanya pertambahan panjang, diameter, dan luas bagian
tanaman. Parameter lain yaitu adanya pertambahan volume, massa, berat
basah dan berat kering tanaman. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan
antara lain umur, tanaman, faktor hereditas, dan zat pengatur tumbuh. Faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan adalah cahaya, temperatur,
kelembaban, nutrisi atau garam-garam mineral, oksigen. Salah satu faktor
eksternal yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemupukan guna memenuhi
kebutuhan nutrisi pada tanaman dengan menggunakan limbah dari usaha
peternakan berupa kotoran ternak.

Peternakan merupakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kekayaan alam


biotik berupa ternak untuk memenuhi kebutuhan manusia terutama protein
hewani. Konsekuensi yang ditimbulkan dengan meningkatnya usaha

2
peternakan, yaitu limbah yang dihasilkan juga ikut meningkat dengan pesat.
Karena meningkatnya limbah produksi dari peternakan maka perlu dicari
suatu model pengelolaan yang berkelanjutan dan dapat dengan mudah
dilakukan oleh pihak-pihak yang membutuhkan yaitu dengan melalui
biokonversi. Untuk memecahkan masalah limbah tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengkonversi limbah peternakan menjadi produk pupuk kandang
sapi sehingga nilai ekonominya dapat ditingkatkan.

Pupuk kandang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pupuk


sintesis. Selain kandungan Nitrogen (N), fospor (P), dan Kalium (K) yang
cukup tinggi, pupuk kandang mengandung unsur hara yang cukup lengkap.
Dengan demikian, pupuk kandang sapi mengandung unsur hara makro dan
mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dengan baik,
seperti tanaman seledri (Apium graveolens L.). Penelitian mengenai aplikasi
pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman seledri masih sangat baru
dan belum dilakukan. Sementara penelitian mengenai pemberian pupuk
kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman lain sudah sering dilakukan,
seperti pada tanaman terung ungu dan hijau, dengan dosis pupuk kandang
sapi yang diujikan terdiri dari: 0 ton/ha, 5 ton/ha (setara dengan 2,42
g/polybag), 10 ton/ha (setara dengan 4,85 g/polybag), dan 15 to/ha (setara
dengan 7,62 g/polybag). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik
didapat oleh 15 ton/ha dengan 7,26 g/polybag.
Selain media tanam yang digunakan pada sistem verikultur, tanaman
seledri membutuhkan hara untuk tumbuh, salah satunya adalah pupuk cair.
Suwahyono (2011), mengemukakan pupuk cair dapat memberikan
persediaan hara pada tanaman, walaupun hara diberikan relatif sedikit tetapi
bersifat berkelanjutan. Pupuk cair adalah larutan dari pembusukan
bahan organik dari sisa tanaman, kotoran hewan dan pupuk siap pakai yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk
organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak masalah
dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dengan

3
menggunakan pupuk cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan
menyediakan ketersediaan pupuk bagi tanaman.
PPC organik mengandung N 63 ppm, P 6 ppm, K 14 ppm, Fe 0,68
ppm, Cu 0,05 ppm, Pb 0,21 ppm, Co 0,01 ppm, Na 0,23 ppm, GA3
98,37 ppm, GA5 107,13 ppm, GA7 131,46 ppm, auksin IAA 156,35 ppm,
kinetin 28,04 ppm dan zeatin 106,45 ppm (Culture dan Nature, 2009).
Menurut Israhadi (2009), peningkatan kadar nutrisi PPC dari 6
ml/liter air dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sawi secara vertikultur. Menurut Culture dan Nature (2009), konsentrasi
anjuran PPC organic pada tanaman sayuran yaitu 2 ml/liter air dengan
interval penyemprotan 7-10 hari. Ditambahkan menurut Rahayu et al.
(2015), pemberian PPC 3 ml/liter air dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman selada secara hidroponik. Dari uraian tersebut di atas
maka di lakukan penelitian ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kombinasi komposisi

Dari uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang


pemberian produk hasil biokonversi dari limbah peternakan yang menjadi
pupuk kandang sapi dan pupuk cair dalam sebuah penelitian “PENGARUH
PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI”

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk cair
terhadap pertumbuhan tanaman seledri?

2. Seberapa besar pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk cair
terhadap pertumbuhan tanaman seledri?

C. Maksud dan Tujuan

4
1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk
cair terhadap pertumbuhan tanaman seledri.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian pupuk kandang


sapi dan pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman seledri.

D. Manfaat Penelitian

Adapun bermanfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi tentang pengaruh pemberian pupuk kandang sapi


dan pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman seledri

E. Idendifikasi Variabel
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel bermaksud
untuk menjelaskan istilah-istilah atau variabel yang berkaitan langsung
dengan judul penelitian, sehingga tidak terjadi penafsiran yang berbeda
terhadap judul penelitian ini. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Kandang Sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika,
kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,
meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar
kation.
2. Pupuk cair adalah larutan dari pembusukan bahan organik dari sisa
tanaman, kotoran hewan dan pupuk siap pakai yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah
dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak masalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dengan
menggunakan pupuk cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan
menyediakan ketersediaan pupuk bagi tanaman.
3. Pertumbuhan adalah proses bertambah banyaknya atau bertambah
besarnya sel-sel yang membina suatu bagian atau organ, sehingga

5
massa bagian atau organ itu jadi bertambah besar dan berat.
4. Seledri adalah tanaman sayuran yang batangnya pendek, daunnya
berlekuk dan bertangkai daun panjang. Seledri merupakan tanaman
yang mempunyai daun majemuk menyirip, ganjil, pangkal daun runcing
dan tepinya beringgit. Tanaman ini tingginya ± 15 cm dengan lebar
daun 2 – 3 cm dan panjang tangkai daun 2 cm.10

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan


adalah proses berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi).
Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/terukur dan irreversible. Perkembangan
adalah proses menuju kedewasaan pada organisme, proses ini berlangsung
secara kualitatif dan reversible. Bila kita menanam biji tanaman, dapat di
amati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif,
terlihat bentuk awal biji yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman
yang lengkap.

Pada tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan


organ–organ baru misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan
bertambah banyak. Melihat arah pertumbuhan, tanaman tumbuh ke dua arah
utama:

1. Akar ke bawah (Menuju ke bumi)


2. Daun dan batang (ke atas)

Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan di awali


untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina
dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan
terus membelah dan mengalami diferensiasi.

Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel,


membentuk organ – organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak struktur dan

7
fungsi masing – masing organ sehingga perubahan yang terjadi pada organisme
tersebut semakin kompleks. Auksanometer adalah suatu alat untuk mengukur
pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas system kontrol yang
dilengkapi jarum petunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris
pada silinder pemutar

2. Asal Muasal Seledri

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat
yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Seledri telah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan.
Salman Tua telah menuliskannya sejak awal penanggalan modern. Linnaeus
mendeskripsikannya pertama kali dalam edisi pertama Species Plantarum. Ia
memasukkan seledri dalam suku Umbelliferae, yang sekarang dinamakan
Apiaceae (suku adas-adasan). Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan
Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di
Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan
daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling
lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua
dimanfaatkan. Pertama kali dijelaskan oleh Carotus Linnaeus (spesies
Plantanum, 1753), di Indonesiatanaman ini dikenal dengan nama seledri
(Agoes, 2010).

3. Karakteristik/Morfologi Seledri

Batang : Tidak berkayu, beralus, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat.


Daun : Tipis majemuk, daun muda melebar atau meluas dari dasar,
hijau mengkilat, segmen dengan hijau pucat, tangkai di semua
atau kebayakan daun merupakan sarung.
Daun bunga : Putih kehijauan atau putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya.
Bunga :Tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang

8
tersembunyi, daun bunga putih kehijauan atau merah jambu
pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk
yang jelas,tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai
bunga.
Tirai bunga : Tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2
cm panjangnya.
Buah : Panjangnya sekitar 3 mm, batang angular, berlekuk, sangat
aromatik.
Akar : Tebal

4. Klarifikasi Ilmiah Tanaman Seledri

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Trachcobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : (Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium Tanaman kacang panjang (Vigma Sinesis L.) bukan
tanaman asli Indonesia. Menurut sumber pustaka, tanaman
ini berasal dari India dan Afrika Tengah. Selanjutnya
tanaman kacang panjang menyebar di daerah Asia Tropika.
B. Hipotesis

Anggaplah sementara sebelum diadakan penelitian yakni nutrisi yang


terkandung dalam pupuk kandang dan pupuk cair dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan seledri . Media tanam yang diberi pupuk dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seledri. Sedengkan
pada seledri yang tidak diberi pupuk kendang dan pupuk cair pertumbuhannya

9
sedikit lebih lambat diakibatkan kandungan nutrisi yang kurang.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian eksperimen lapangan dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menguji pengaruh
pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman
seledri.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di rumah RT 01 / RW 01 Desa Telagasari
Kecamatan Kelumpang Hilir.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 2 Oktober
2023 s/d 5 November 2023.

C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan (tinggi tanaman dan
jumlah daun) tanaman seledri sebanyak 4 tanaman yang bibitnya diperoleh
dari Toko Pertanian di Pasar Tegalrejo

D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (x) : yaitu pemberian pupuk kandang sapi yang terdiri dari
beberapa perlakuan: kombinasi media tanam 1:1 dan PPC 6 ml/liter
merupakan perlakuan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman seledri. Media tanam 1 tanah : 1 pupuk kandang merupakan
perlakuan yang terbaik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

10
seledri. PPC 6 ml/liter air merupakan perlakuan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri.
2. Variabel terikat (y) : yaitu pertumbuhan tanaman seledri dengan indikator
pengamatan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan berat
segar daun (gr).
3. Mengetahui perbedaan yang dialami pada tanaman seledri yang diberi
pupuk kandang dan pupuk cair
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor perlakuan faktor pertama media tanam (M) terdiri dari 4
taraf. Faktor kedua PPC (P) terdiri dari 3 taraf jadi terdapat 12 kombinasi
perlakuan. Faktor M (Media Tanam) M0 = tanah, M1 = 1 tanah : 2 pupuk
kandang, M2 = 2 tanah : 1 pupuk kandang, M3 = 1 tanah : 1 pupuk kandang.
Faktor P (PPC) , P1 : 1 ml/liter air, P2 : 3 ml/liter air, P3 : 6 ml/liter air. Data
analisis menggunakan uji sidik ragam (uji F). Apabila hasil sidik ragam
produksi tanaman seledri. Mengetahui komposisi media tanam yang terbaik
berpengaruh nyata maka pengujian dengan analisis nilai tengah perlakuan
dengan uji BNT 5% (Hanafiah, 2008). Cara kerja yang di lakukan dalam
penelitian ini adalah 1).Ppersiapan media tanam sistem vertikultur
diantaranya siapkan botol bekas mineral ukuran 1,5 liter, lalu botol bagian
bawah dibelah dan bagian atas tutup botol diberi lubang, setelah siap botol
diisi dengan tanah dan pupuk kandang sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Media tanam yang telah siap disiram setiap hari dan didiamkan
selama 1 minggu. Bahan tanam yang digunakan adalah benih varietas
Amigo. sebelum persemaian dilakukan perendaman untuk menyeleksi
kualitas benih, benih yang di ambil adalah benih terendam sedangkan benih
yang terapung di buang. 2). Persemaian benih dan penanaman. Penyemaian
dilakukan dibak semai selama 2 minggu dengan media semai berupa
campuran tanah dan pupuk kandang yang dicampur hingga merata. Bibit
yang tumbuh baik setelah umur dua minggu dipindahkan di tempat
penanaman. Penanaman dilakukan dengan mengambil bibit di tempat

11
penyemaian yang telah berumur 2 minggu, bibit yang digunakan adalah bibit
yang memiliki pertumbuhan yang baik dan merata. Setiap polybag
ditanami dengan bibit sebanyak 1 bibit perbotol.
tanam dengan dosis yang diberikan sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Pemberian pupuk cair dilakukan 1 minggu sekali pada pagi dan sore
hari, dengan cara disemprotkan ke tanaman dan tanah. 4). Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiraman dilakukan dengan
setiap hari kecuali pada saat pemberian PPC tidak dilakukan penyiraman dan
penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari. Dan 5). Panen.
Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah pindah kelapangan
dan pertumbuhan tanaman telah mencapai maksimal, telah menghasilkan
anakan, dan yang daun cukup banyak. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut seluruh tanaman dari botol dengan merendamkan sisa tanah
kedalam air, selanjutnya tanaman di cuci bersih.
Peubah yang di amati yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman, berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat
kering akar

F. Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat Penelitian
Tabel 3.1. Alat Penelitian dan Kegunaannya
No Alat Kegunaan
1. Bak persemaian Sebagai wadah untuk menyemaikan benih
tanaman.
2. Pena dan buku / kertas Untuk mencatat hasil pengamatan

3. Penggaris Untuk mengukur tinggi tanaman


3. Polybag ukuran 30 x 20 Untuk menampung media tanah.

5. timbangan Untuk mengukur berat seledri

6. gelas ukur Untuk menakar pupuk cair

12
7. Botol bekas Sebegai tempat pemisahan benih yang rusak

2. Bahan Penelitian
Tabel 3.2. Bahan penelitian
No Bahan Kegunaan
1. Pupuk kandang sapi Sebagai bahan perlakuan.
2. PPC (Pupuk Pelengkap Sebagai bahan perlakuan.
Cair)
3. Benih tanaman seledri Sebagai objek penelitian.
4. Tanah Sebagai media tanam.
5. Air Untuk menyiram sampel
penelitian.

I. Prosedur Penelitian
Cara kerja yang di lakukan dalam penelitian ini adalah :

1).Persiapan media tanam sistem vertikultur diantaranya siapkan botol bekas


mineral ukuran 1,5 liter, lalu botol bagian bawah dibelah dan bagian atas
tutup botol diberi lubang, setelah siap botol diisi dengan tanah dan pupuk
kandang sesuai dengan perlakuan masing-masing. Media tanam yang telah
siap disiram setiap hari dan didiamkan selama 1 minggu. Bahan tanam
yang digunakan adalah benih varietas Amigo. sebelum persemaian
dilakukan perendaman untuk menyeleksi kualitas benih, benih yang di
ambil adalah benih terendam sedangkan benih yang terapung di buang.

2).Persemaian benih dan penanaman. Penyemaian dilakukan dibak semai


selama 2 minggu dengan media semai berupa campuran tanah dan pupuk
kandang yang dicampur hingga merata. Bibit yang tumbuh baik setelah
umur dua minggu dipindahkan di tempat penanaman. Penanaman dilakukan
dengan mengambil bibit di tempat penyemaian yang telah berumur 2
minggu, bibit yang digunakan adalah bibit yang memiliki pertumbuhan
yang baik dan merata. Setiap polybag ditanami dengan bibit

13
sebanyak 1 bibit perbotol.
3). Pemberian PPC dilakukan pada saat bibit tanaman seledri pindah ke media
tanam dengan dosis yang diberikan sesuai dengan perlakuan masing-
masing. Pemberian pupuk cair dilakukan 1 minggu sekali pada pagi dan
sore hari, dengan cara disemprotkan ke tanaman dan tanah.

4). Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiraman


dilakukan dengan setiap hari kecuali pada saat pemberian PPC tidak
dilakukan penyiraman dan penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan
sore hari. Dan

5). Panen. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah pindah
kelapangan dan pertumbuhan tanaman telah mencapai maksimal, telah
menghasilkan anakan, dan yang daun cukup banyak. Pemanenan dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman dari botol dengan merendamkan sisa
tanah kedalam air, selanjutnya tanaman di cuci bersih.

Peubah yang di amati yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman, berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat
kering akar

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang


terdiri dari 2 faktor perlakuan faktor pertama media tanam (M) terdiri dari 4
taraf. Faktor kedua PPC (P) terdiri dari 3 taraf jadi terdapat 12 kombinasi
perlakuan. Faktor M (Media Tanam) M0 = tanah, M1 = 1 tanah : 2 pupuk
kandang, M2 = 2 tanah : 1 pupuk kandang, M3 = 1 tanah : 1 pupuk kandang.
Faktor P (PPC) , P1 : 1 ml/liter air, P2 : 3 ml/liter air, P3 : 6 ml/liter air.
Data analisis menggunakan uji sidik ragam (uji F). Apabila hasil sidik
ragam produksi tanaman seledri. Mengetahui komposisi media tanam yang
terbaik berpengaruh nyata maka pengujian dengan analisis nilai tengah
perlakuan dengan uji BNT 5% (Hanafiah, 2008).

14
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Data Hsil Penelitian


Berdasarkan hasil uji F, kombinasi perlakuan media tanam dan PPC
berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah. Perlakuan tunggal media
tanam berpengaruh nyata terhadap semua peubah sedangkan perlakuan PPC
berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Tabel 1).
Interaksi perlakuan media tanam dan PPC berpengaruh tidak nyata. Hal ini
diduga media tanam dan PPC memiliki pengaruh sendiri-sendiri, media
tanam dan PPC yang digunakan dapat membantu perkembangan tanaman
seledri tetapi belum secara maksimal. Menurut Arifianto et al. (2014), bahwa
dua faktor perlakuan dikatakan berinteraksi, akan memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, begitu juga sebaliknya kedua
faktor tidak berinteaksi karena kedua faktor memberikan pengaruh sendiri-
sendiri terhadap tanaman.
Pengaruh faktor tunggal media tanam berpengaruh nyata pada semua
peubah. Hal ini diduga bahwa perlakuan media tanaman ini menyediakan
tempat tumbuh lebih baik bagi seledri. Sifat fisik, biologi dan kimia tanah
lebih baik. Menurut Rullyanda (2014), secara fisik bahan organik dapat
memperbaiki agregat tanah dan dapat meningkatkan kapasitas menahan air
atau media tanam tersebut menjadi lebih poros dan gembur. Dengan kondisi
tanah yang demikian, media lebih mampu memberikan oksigen dan
penyimpanan air lebih banyak. Perbaikan sifat kimia karena pupuk organik
dapat menyumbang hara setelah proses dekomposisi dan asam organic
yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat melarutkan unsur hara dari
mineral tanah. Secara biologis dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah
yang berperan dalam transformasi unsur hara sehingga dapat meningkatkan
ketersediaan hara tanaman.

15
Pengaruh faktor tunggal pemberian PPC berpengaruh tidak nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi seledri. Hal ini diduga kandungan hara
yang terdapat pada PPC memberikan pengaruh yang sama pada setiap
perlakuan karena konsentrasi pemberian PPC cukup sedikit yaitu hanya
interval 3 ml tiap perlakuan, sehingga respon pertumbuhan dan produksi
tanaman hampir sama. Menurut Widyatama (2013), perkembangan tanaman
sangat tergantung dengan ketersedian hara dalam tanah dan hara yang
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, serta ketersedian hara dalam tanah berkurang dapat
mengangu perkembangan tanaman.

Tabel 1. Hasil sidik ragam uji F5% respon tanaman seledri pada komposisi media
tanam dan PPC dengan sistem vertikultur pada semua peubah yang diamati.

Peubah Intraksi (I) Media Tanam (M) PPC (P) KK%


F Tab F. Hit F. Tab F. Hit F Tab F. Hit
1. Jumlah Daun (helai) 2,51 0,34tn 3,01 6,19* 3,4 0,66tn 16,52
2. Tinggi Tanaman (cm) 2,51 0,47tn 3,01 21,45* 3,4 0,8tn 18,53
3. Berat Basah Tanaman (g) 2,51 0,66tn 3,01 13,78* 3,4 0,14tn 39,33
4. Berat Basah Tajuk (g) 2,51 0,62tn 3,01 15,76* 3,4 0,14tn 38,72
5. Berat Kering Tanaman (g) 2,51 0,68tn 3,01 9,45* 3,4 0,12tn 40
6. Berat Kering Tajuk (g) 2,51 0,63tn 3,01 10,75* 3,4 0,05tn 40,89
7. Berat Basah Akar (g) 2,51 0,7tn 3,01 3,44* 3,4 1,43tn 60,46
8. Berat Kering Akar (g) 2,51 0,94tn 3,01 3,26* 3,4 1,18tn 43,44
Keterangan : tn : tidak nyata,
* : nyata

Secara tabulasi kombinasi perlakuan antara media tanam dan PPC


menunjukan bahwa perlakuan M3P3 merupakan perlakuan dengan nilai rata-

16
rata tertinggi pada peubah jumlah daun, tinggi tanaman, berat basah
tanaman,berat basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat basah
akar dan berat kering akar (Gambar 1

- Gambar 8). Kombinasi perlakuan M3P3 (1 tanah : 1. pupuk kandang dan


6 ml/liter air) merupakan nilai rata-rata tertinggi terhadap semua peubah yang
diamati. Hal ini diduga perlakuan M3P3 merupakan takaran media tanam dan
PPC yang sesuai kebutuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman seledri. tanaman akan mampu
berkembang dengan melakukan proses fotosintesis dengan baik jika kondisi
tanah dan bahan-bahan (air, CO2, sinar matahari dan unsur hara) yang
dibutuhkan terpenuhi. Unsur-unsur kimia yang terdapat didalam tubuh
tanaman sebagian besar berasal dari tanah yang diserap oleh akar tanaman.
Sebagian dari unsur hara tersebut diperlukan tanaman untuk tumbuh dengan
normal.

25 23.11
20.56 20.22 20.44 21.89
20 18.22 18.67
17.56 16.89
Tinggi tanaman (cm)

15
11.33
9.67 9.78
10

0
M0P1M0P2M0P3M1P1M1P2M1P3M2P1M2P2M2P3M3P1M3P2M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

Gambar 1. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap tinggi tanaman

17
9 8.11
8 7.22 7.22 7.11 7.11
6.86 6.67
Jumlah daun (helai)
7 6.33 6.33
6 5.44 5.22 5.33
5
4
3
2
1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

Gambar 2. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap jumlah daun

9
7.72
Berat basah tanaman (g)

8
7
5.89 5.72
6 5.44
4.79 4.9 4.84
5 4.3
4 3.31
3
1.5 1.78
2 1.23
1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

Gambar 3. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah tanaman

7 6.49

6
Berat basah tajuk ( g)

5.02 5.17 5.08


5 4.34 4.41 4.15
3.76
4
2.9
3
2 1.32
0.99 1.08
1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC)

18
Gambar 4. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah tajuk

1.2 1.06
1
Berat kering tanaman (g)

0.85
0.75 0.72
0.8 0.69 0.7
0.6 0.63
0.6 0.46
0.4 0.3 0.31
0.24
0.2

0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

Gambar 5. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering tanaman

1
0.87
0.9
0.8 0.7
0.66
0.7 0.59 0.59 0.61
0.6 0.51 0.54
0.5
0.38
0.4
0.3 0.21 0.23
0.17
0.2
0.1
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

Gambar 6. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering tajuk

1.4 1.24
Berat basah akar (g)

1.2
1
0.8 0.68 0.72 0.64
0.53
0.6 0.42 0.46 0.45 0.41 0.49 0.42
0.4 0.28
0.2
0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanam dan PPC

19
Gambar 7. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat basah akar

Berat kering akar (g) 0.2 0.18


0.15
0.15 0.13
0.1 0.1 0.1
0.09 0.09 0.09 0.09
0.1 0.08
0.07

0.05

0
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3 M3P1 M3P2 M3P3
Perlakuan media tanama dan PPC

Gambar 8. Perlakuan media tanam dan PPC terhadap berat kering akar

Media tanah berperan sebagai media tumbuh yang meningkatkan siklus


udara didalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan menyediakan unsur hara
bagi tanaman, serta media tanam yang diperlukan tanaman adalah media tanam
yang gembur, memiliki unsur hara mineral dan bahan organik yang cukup
sehingga pertukaran air dan udara dalam tanah dapat berlangsung baik.
Perlakuan M3P3 pada peubah jumlah daun dan tinggi tanaman merupakan
perlakuan terbaik. Hal ini diduga hara yang terdapat pada pupuk kandang dan
PPC berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya calon-calon helai seledri dan
tinggi tanaman, karena dengan pemberian pupuk dapat membantu mempengaruhi
pertumbuhan tanaman secara optimal. Selain itu adanya unsur hara makro dan
mikro yang dibutuhkan oleh tanaman salah satunya hara nitrogen dan fosfor.
Menurut Marlina et al. (2015), peranan hara nitrogen dapat memberikan warna
daun yang lebih hijau, tinggi tanaman dan jumlah daun seledri yang banyak,
sedangkan fosfor dibutuhkan untuk pertumbuhan terutama akar untuk proses
fotosintesis, sintesis protein dan lemak dan transfer energi.
Peubah berat basah dan berat kering perlakuan M3P3 merupakan
perlakuan yang memberikan pengaruh terhadap berat basah tanaman, berat
basah tajuk, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat basah akar dan
berat kering akar membantu perkembangan tanaman, karena pengukuran berat

20
basah dan kering merupakan bagian dari pengukuran biomassa tumbuhan.
Biomassa tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk
mendiskripsikan dan mengetahui pertumbuhan. Suatu tanaman karena biomassa
tanaman relatif mudah diukur dan merupakan gabungan dari hampir semua
peristiwa yang dialami oleh suatu tanaman selama siklus hidupnya Ekowati
dan Nasir (2011), mengemukan bahwaparameter yang merupakan indikator
pertumbuhan tanaman yang paling representatif, terdapat dua macam
pengukuran biomassa tanaman, yakni berat segar dan berat kering. Berat segar
tanaman dihitung dengan jalan menimbang tanaman cepat-cepat sebelum kadar
air dalam tanaman banyak berkurang. Berat basah suatu tanaman sangat
dipengaruhi oleh status air.
Berdasarkan hasil uji BNT5% pada Tabel 2, bahwa perlakuan M3 (1
tanah : 1 pupuk kandang) merupakan perlakuan terbaik dibandingkan
perlakuan lainnya. Hal ini diduga media tanam yang digunakan berupa 1 tanah
: 1 pupuk kandang merupakan media tanam yang dibutuhkan tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi seledri, serta terdapat hara yang
dibutuhkan tanaman.
Kandungan unsur hara pupuk kandang diantaranya hara kotoran sapi
diantaranya N 0,65 % ; P 0,15 % ; K 0,30 % ; Ca 0,12 % ; Mg 0,10 % ; S
0,09 % ; Fe 0,004 % (Syekfanis, 2011). Ditambahkan oleh Prajnanta
(2009), unsur hara makro sangat penting membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sedangkan unsur hara mikro sangat penting dalam
meningkatkan produksi tanaman. Menurut Rahmah (2014), dosis pupuk yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman maka akan lebih cepat
meningkatkan perkembangan organ seperti akar, sehingga tanaman dapat
menyerap banyak hara dan air yang ada di tanah yang selanjutnya akan
mempengaruhi pertumbuhan tajuk tanaman, akan tetapi tanaman juga
memiliki batas tertentu dalam menyerap hara.

21
Tabel 2. Hasil uji BNT 5% respon tanaman seledri pada komposisi media
tanam dengan sistem vertikultur pada peubah yang diamati.
Perlakuan
Peubah BNT 5%
M0 M1 M2 M3
1. Jumlah Daun (helai) 5,333a 6,52b 7,19c 6,86b 0,65
2. Tinggi Tanaman (cm) 10,26a 18,33b 19,04b 21,81c 2,21
3. Berat Basah Tanaman (g) 1,5a 4,13b 5,06b 6,45c 1,16
4. Berat Basah Tajuk (g) 1,11a 3,67b 4,53b 5,58c 0,99
5. Berat Kering Tanaman (g) 0,28a 0,57b 0,72b 0,87c 0,17
6. Berat Kering Tajuk (g) 0,2a 0,48b 0,61b 0,73c 0,14
7. Berat Basah Akar (g) 0,39a 0,46b 0,53b 0,87c 0,23
8. Berat Kering Akar (g) 0,08a 0,09b 0,11b 0,14c 0,03
Keterangan :
a. Perlakuan yang diikuti dengan notasi yang sama berarti berbeda tidak nyata.
b. Perlakuan yang diikuti dengan notasi yang berbeda berarti berbeda nyata.
c. M0 (tanah), M1 (1 tanah : 2 pupuk kandang), M2 (2 tanah : 1 pupuk
kandang) dan M3 (1 tanah : 1 pupuk kandang).

Sebab bila salah satu unsur berkurang yang berarti keadaannya tidak
seimbang lagi maka dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak
wajar. Karena unsur hara makro dan mikro mempunyai peranan masing-masing
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena
kekurangan unsur hara dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak
optimal.

Menurut Parman (2014), hara memacu perkembangan organ tanaman


seperti akar, sehingga akar menyerap hara dan air didalam tanah lebih banyak,
selanjutnya aktifitas fotosintesis akan meningkat dan mempengaruhi
peningkatan berat basah dan berat kering tanaman, pertumbuhan akar
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan, akar menyerap hara menuju daun
untuk proses fotosintesis lalu disebarkan keseluruh tanaman.

22
19.5 19.11 6.9 6.86
19 6.8

Tinggi tanaman (cm)

Jumlah daun (helai)


18.5 6.7
18 17.50 6.6 6.53
17.5
6.5
17 16.53
6.4 6.36
16.5
16 6.3
15.5 6.2
15 6.1
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC

a b
Gambar 9. Perlakuan PPC terhadap tinggi tanaman (a) dan jumlah daun (b)

4.5 3.95
4.41 3.88
3.9
Berat basah tanaman (g)

4.4 4.36 3.85

Berat basah tajuk (g)


3.8
4.3 3.75 3.71
3.7
4.2
3.65
4.08 3.6 3.57
4.1
3.55
4 3.5
3.45
3.9 3.4
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC
a b
Gambar 10. Perlakuan PPC terhadap berat basah tanaman (a) dan berat basah tajuk (b)

0.525
Berat kering tanaman (g)

0.65 0.52
0.64
Berat kering tajuk (g)

0.52
0.64
0.515 0.51
0.63 0.51
0.505
0.62
0.5
0.61 0.495
0.6 0.6 0.49
0.6 0.49
0.485
0.59 0.48
0.58 0.475
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC

a b
Gambar 11. Perlakuan PPC terhadap berat kering tanaman (a) dan berat kering akar (b)

23
0.8 0.14
0.7 0.12
0.7 0.12
0.1
Berat basah akar (g)

Berat kering akar (g)


0.6 0.51 0.1 0.09
0.48
0.5
0.08
0.4
0.06
0.3
0.2 0.04

0.1 0.02
0 0
P1 P2 P3 P1 P2 P3
PPC PPC

a b
Gambar 12. Perlakuan PPC terhadap berat basah akar (a) dan berat kering akar (b)

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan saya dapat


menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
seledri dimulai dari perkecambahan, lalu tumbuhnya akar, batang, lalu
daun. Setiap tanaman memiliki waktu yang berbeda untuk pertumbuhan dan
perkembangan khususnya tanaman seledri.
Berdasarkan hasil penelitian respon tanaman seledri pada komposisi
media tanam dan PPC dengan sistem vertikultur, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kombinasi media tanam 1:1 dan PPC 6 ml/liter merupakan perlakuan
yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman seledri.
2. Media tanam (1 tanah : 1 pupuk kandang) merupakan perlakuan
yangterbaik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman seledri.
3. PPC 6 ml/liter air merupakan perlakuan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman seledri.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/H6tGqf5i0mw?si=kGA7eaaxfkASJca0

https://amp.kompas.com/agri/read/2022/11/14/174023884/budidaya-tanaman-kacang-
panjang- yang-benar-bisa-panen-sampai-15-kali

https://youtu.be/uQxWF5Wc2do?
si=_6ebq8HwULL-gVSA
https://amp.kompas.com/budidaya-tanaman-
pacang-panjang
https://youtu.be/iq3u3OPUf8Q?
si=RF69EDP2Eoy6uhWY
https://youtu.be/uQxWF5Wc2do?
si=JiycBxq8vBTXs8O7
https://bogorkab.go.id/post/detail/budidaya-
kacang-panjang
https://www.kompas.com/budidaya-kacang-
panjang
https://www.cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75858/TEKNIK-BUDIDAYA-
KACANG-
PANJANG-Vigna-sinensis/

https://youtu.be/DY-sDexvJgQ?si=jHxPS-
QhdmvKXYrK https://gdm.id/budidaya-kacang-
panjang/ https://p2mal.uma.ac.id/2022/04/19/teknik-
budidaya-kacang-panjang/

26
LAMPIRAN – LAMPIRAN

27
28

You might also like