You are on page 1of 11

Rencana pola ruang kawasan lindung di Kabupaten Sukabumi meliputi :

a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;


b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi;
f. kawasan lindung lainnya;

Adapun kriteria setiap komponen kawasan lindung dapat dilihat Tabel IV.2.

4.1.1 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi :


a. kawasan hutan lindung, meliputi luas kurang lebih 2.062,20 hektar (0,50 %) berada di
bawah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi tersebar di Kecamatan Cikakak,
Cikidang, Cisolok, Ciemas dan Simpenan;
b. kawasan resapan air, meliputi luas kurang lebih 32.501,00 hektar yang tersebar pada 21
kecamatan yaitu Bantargadung, Caringin, Ciambar, Cibitung, Cicurug, Cidahu, Cidolog,
Ciemas, Cikakak, Cikembar, Cikidang, Cimanggu, Cisolok, Jampangkulon,
Jampangtengah, Kabandungan, Kadudampit, Kalapanunggal, Kalibunder, Lengkong,
Nagrak, Pabuaran, Palabuhanratu, Parakansalak, Simpenan, Sukabumi, Sukalarang,
Sukaraja, Surade, Tegalbuleud dan Warungkiara.
Tabel IV.2
Kriteria Kawasan Lindung dan Sebarannya di Kabupaten Sukabumi

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
1.1 Kawasan Hutan Hutan Lindung  Hutan lindung dan atau kaw. Hutan Terletak di Kesatuan
berfungsi lindung hutan lainnya dengan faktor- Pemangkuan Hutan
faktor kelerengan lapangan, (KPH) Sukabumi.
jenis tanah, dan curah hujan
dengan nilai skor lebih dari 125
dan atau;
 Kawasan hutan yang
mempunyai kelerengan
lapangan > 40% dan pada
daerah yang tanahnya peka
terhadap erosi dg kelerengan
lapangan lebih dari 25%; dan
atau
 Kawasan hutan yg mempunyai
ketinggian 2.000 m atau lebih
diatas permukaan laut.

1.2 Kawasan  kawasan dengan curah hujan Non Hutan Tersebar di


Resapan Air rata-rata lebih dari 1.000 kecamatan-
mm/tahun kecamatan
 lapisan tanah berupa pasir halus
berukuran minimal 1/16 mm
 mempunyai kemampuan
meluluskan air dengan
kecepatan lebih dari 1 m/hari
 kedalaman muka air tanah lebih
dari 10 m terhadap permukaan
tahan setempat
 kelerengan kurang dari 15%
 kedudukan muka air tanah
dangkal lebih tinggi dari
kedudukan muka air tanah
dalam

2. Kawasan Perlindungan Setempat


2.1 Sempadan Pantai  daratan sepanjang tepian pantai Non Hutan Tersebar pada 9
yang lebarnya proporsional Kecamatan yaitu
dengan bentuk dan kondisi fisik Cisolok, Cikakak,
pantai sekurang-kurangnya 100 Palabuhanratu,
m dari titik pasang tertinggi ke Simpenan, Ciemas,
arah darat Ciracap, Surade,
Cibitung, dan
Tegalbuleud

2.2 Sempadan Sungai  sekurang-kurangnya 5 m di Non Hutan Terletak di seluruh


sebelah luar sepanjang kaki Daerah Aliran
tanggul di luar kawasan Sungai (DAS)
perkotaan dan 3 m di sebelah
luar sepanjang kaki tanggul di
dalam kawasan perkotaan
 sekurang-kurangnya 100 m di
kanan kiri sungai besar dan 50
meter di kanan-kiri sungai kecil
yang tidak bertanggul diluar
kawasan perkotaan
 sekurang-kurangnya 10 m dari
tepi sungai untuk yang
mempunyai kedalaman tidak
lebih besar dari 3 m
 sekurang-kurangnya 15 m dari
tepi sungai untuk sungai yang
mempunyai kedalaman lebih
dari 3 m sampai dengan 20 m
 sekurang-kurangnya 20 m dari
tepi sungai untuk sungai yang
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
mempunyai kedalaman lebih
dari 20 m
 sekurang-kurangnya 100 m dari
tepi sungai untuk sungai yang
terpengaruh oleh pasang surut
air laut, dan berfungsi sebagai
jalur hijau
2.3 Kawasan sekitar daratan sepanjang tepian waduk Non Hutan Tersebar pada ...
Waduk dan Situ dan situ yang lebarnya proporsional kecamatan yaitu :
dengan bentuk dan kondisi fisik
waduk dan situ sekurang-
kurangnya 50 m dari titik pasang
tertinggi ke arah darat.

2.4. Kawasan sekitar kawasan dengan radius sekurang- Non Hutan Tersebar pada ...
Mata Air kurangnya 200 m di sekitar mata kecamatan yaitu :
air
2.5. RTH Kota  Lahan dengan luas paling sedikit Lokasi tersebar di 47
2.500 meter persegi; kecamatan
 Berbentuk satu hamparan,
berbentuk jalur, atau kombinasi
dari bentuk satu hamparan dan
jalur; dan
 Didominasi komunitas
tumbuhan.

3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


3.1 Kawasan Hutan  kawasan darat dan atau perairan Hutan  CA Sukawayana
Cagar Alam Konservasi yang ditunjuk mempunyai luas di kawasan
tertentu yang menunjang Citepus Kec.
pengelolaan yang efektif dengan Cikakak,
daerah penyangga cukup luas  Cagar Alam
serta mempunyai kekhasan jenis Tangkuban
tumbuhan, satwa atau Parahu di Kec.
ekosistemnya Palabuhanratu
 kondisi alam baik biota maupun  Cagar Alam
fisiknya masih asli dan tidak atau Cibanteng di Kec.
belum diganggu manusia Ciracap;

3.2. Kawasan Hutan  kawasan yang ditunjuk Hutan  Suaka


Suaka Konservasi merupakan tempat hidup dan Margasatwa
Margasatwa perkembangan dari suatu jenis Cikepuh terletak
satwa yang perlu dilakukan di Kec. Cikepuh
upaya konservasi (8.127 Ha)
 memiliki keanekaragaman dan
keunikan satwa
 mempunyai luas yang cukup
sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan
3.3. Kawasan Pantai Hutan  Sekelompok tumbuhan yang Hutan  Muara
Berhutan bakau Konservasi hidup di daerah pasang surut Pamarangan
pantai Kec. Surade
 Minimal 130 kali nilai rata-rata
perbedaan air pasang tertinggi
dan terendah tahunan diukur
dari garis air surut terendah ke
arah darat.
3.4. Taman Nasional Hutan  kawasan darat dan atau Hutan  Taman Nasional
Konservasi perairan yang ditunjuk relatif Gunung Gede
luas, tumbuhan dan atau Pangrango di
satwanya memiliki sifat spesifik Kabupaten
dan endemik serta berfungsi Sukabumi
sebagai perlindungan sistem  Taman Nasional
penyangga kehidupan, Gunung Halimun-
pengawetan keanekaragaman Salak terletak di
jenis tumbuhan dan satwa serta Kabupaten
pemanfaatan secara lestari Sukabumi
sumberdaya hayati dan
ekosistemnya
 dikelola dengan sistem zonasi yang
terdiri atas zona inti, zona
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
pemanfaatan dan zona lain sesuai
dengan keperluan
3.5. Taman Hutan Raya Hutan  Kawasan yang ditunjuk Hutan Tidak ada
Konservasi mempunyai luasan tertentu,
yang dapat merupakan kawasan
hutan dan/atau bukan kawasan
hutan;
 Memiliki bentang alam dan
akses yang baik untuk
kepentingan pariwisata.
3.6. Taman Wisata Hutan  kawasan darat dan atau Hutan  Taman Wisata
Alam dan taman Konservasi perairan yang ditunjuk Alam
wisata alam laut mempunyai luas yang cukup Sukawayana
dan lapangannya tidak
membahayakan serta memiliki
keadaan menarik dan indah,
baik alamiah maupun buatan;
 memenuhi kebutuhan rekreasi/
olahraga dan mudah dijangkau.
 kawasan yang terdapat satwa
buru yang dikembangbiakkan
untuk kelestarian satwa dan
memungkinkan perburuan
secara teratur dengan
mengutamakan segi rekreasi
olah raga
3.7. Kawasan Cagar  benda buatan manusia, Non Hutan  Megalitikum
Budaya dan Ilmu bergerak atau tidak bergerak Gunung Padang
Pengetahuan berupa kesatuan/ kelompok, berdekatan
atau bagian-bagiannya atau dengan Kec.
sisa-sisanya, yang berumur Cireunghas dan
sekurang-kurangnya 50 tahun Gegerbitung;
atau mewakili masa gaya yang  Kampung
khas dan sekurang-kurangnya Ciptagelar, di Kec
50 tahun serta dianggap Cisolok;
mempunyai nilai penting bagi  Lain-lain tersebar
sejarah, ilmu pengetahuan, dan di beberapa
kebudayaan kecamatan
 lokasi yang mengandung atau
diduga mengandung benda
cagar budaya

4. Kawasan rawan bencana alam


4.1. Kawasan rawan  Kawasan berbentuk lereng yang Non Hutan tersebar di beberapa
tanah longsor rawan terhadap perpindahan lokasi sebagian
material pembentuk lereng besar di bagian
berupa batuan, bahan Utara Kab.
rombakan, tanah atau material Sukabumi
campuran;
 Kawasan yang diidentifikasi
sering dan berpotensi
mengalami kejadian tanah
longsor.
4.2. Kawasan  Kawasan sekitar pantai yang No n Hutan Tersebar di sepan-
gelombang pasang rawan terhadap gelombang jang pantai selatan
pasang dengan kecepatan (9 kecamatan)
antara 10 sampai dengan 100
kilometer per jam yang timbul
akibat angin kencang atau
gravitasi bulan atau matahari;
 Kawasan yang diidentifikasi
sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana gelombang
pasang
4.6 Kawasan rawan  Daerah dengan kerentanan Non Hutan  Tersebar di
Abrasi untuk terjadi abrasi sepanjang pantai
selatan

5. Kawasan Lindung Geologi


5.1. Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
a. Cagar alam terdiri atas: Non Hutan  Kawasan Geologi
geologi  kawasan keunikan batuan dan Ciletuh Kab.
fosil; Sukabumi
 kawasan keunikan bentang
alam; dan
 kawasan keunikan proses
geologi.
b. Kawasan Kars Kawasan Kars merupakan bentang Non Hutan Di bagian tengah
alam yang unik dan langka. Karena tersebar pada 9
terbentuk dengan proses yang kecamatan
berlangsung lama dan hanya (Palabuhanratu,
dijumpai pada daerah-daerah Simpenan,
tertentu, sudah tentu kawasan kars Bantargadung,
menjadi objek eksplorasi dan Warungkiara,
eksploitasi manusia. Jampangtengah,
Purabaya,
Gegerbitung dan
Gunungguruh),
sedangkan di
bagian selatan pada
6 kecamatan
(Ciracap, Surade,
Cibitung,
Kampangkulon,
Kalibunder,
Tegalbuleud)
5.2. Kawasan rawan bencana alam geologi
a. Kawasan rawan  Kawasan dengan jarak atau Non Hutan  Kawasan Gunung
letusan gunung radius tertentu dari pusat Salak, terletak di
api letusan yang terpengaruh Kec. Cidahu
langsung dan tidak langsung,  Kawasan Gunung
dengan tingkat kerawanan yang Gede-Pangrango,
berbeda; di Kab. Sukabumi
 Kawasan di sekitar kawah atau  Kawasan Gunung
kaldera; dan/atau Halimun
 Kawasan berupa lembah yang  Kawasan Gunung
dapat menjadi daerah terlanda Kiara Bodas
awan panas, aliran lahar, lava, Gagak
lontaran atau guguran bau pijar
dan/atau aliran gas beracun.

b. Kawasan rawan  Kawasan yang berpotensi Non Hutan Tersebar di 47


gempa bumi dan/atau pernah mengalami kecamatan yang
tektonik gempa bumi dengan skala VII termasuk daerah
sampai dengan XII Modified rawan gempa bumi
Mercally Intensity (MMI); Sukabumi-
 Kawasan yang mempunyai Padalarang-Bandung
sejarah kegempaan yang
merusak;
 Kawasan yang dilalui oleh
patahan aktif
daerah yang mempunyai
catatan kegempaan dengan
kekuatan (magnitudo) lebih
besar dari 5 pada skala richter;
 Kawasan dengan batuan dasar
berupa endapan lepas seperti
endapan sungai, endapan
pantai dan batuan lapuk;
 Kawasan lembah bertebing
curam yang disusun batuan
mudah longsor.

c. Kawasan rawan Kawasan dengan kerentanan tinggi Non Hutan tersebar di beberapa
gerakan tanah untuk terpengaruh gerakan tanah, lokasi, sebagian
terutama jika kegiatan manusia besar di bagian
menimbulkan gangguan pada Utara Kab.
lereng di kawasan ini. Sukabumi
d. Kawasan yang  Sempadan dengan lebar paling Non Hutan  Kawasan yang
terletak di zona sedikit 250 meter dari tepi jalur berada di sekitar
sesar aktif patahan aktif; Sesar Cimandiri
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
 Kawasan dengan kerentanan (Palabuhanratu-
karena terdapat pada zona Padalarang)
sesar yang aktif.
e. Kawasan rawan Pantai dengan elevasi rendah Non Hutan Tersebar di sepan-
tsunami dan/atau berpotensi atau pernah jang pantai selatan
mengalami tsunami (9 kecamatan)
f. Kawasan rawan Pantai yang berpotensi memiliki Non Hutan  Tersebar di
abrasi kerentanan terjadinya abrasi sepanjang pantai
dan/atau pernah mengalami abrasi. selatan

5.3 Kawasan yang Meliputi kriteria kawasan imbuhan Non hutan Tersebar di setiap
memberikan air tanah : kecamatan
perlindungan  Memiliki jenis fisik batuan tanah
terhadap air tanah dengan kemampuan meluluskan
air dengan jumlah yang berarti;
 Memiliki lapisan penutup tanah
berupa pasir sampai lanau;
 Memiliki hubungan
hidrogeologis yang menerus
dengan daerah lepasan;
dan/atau
 Memiliki muka air tanah tidak
tertekan yang letaknya lebih
tinggi daripada muka air tanah
yang tertekan.

6. Kawasan lindung lainnya


6.1 Taman Buru Hutan  Areal yang ditunjuk mempunyai Hutan Taman Wisata Buru
Konservasi luas yang cukup dan Cikidang
lapangannya tidak
membahayakan; dan atau
 Kawasan yang terdapat satwa
buru yang dikembangbiakan
sehingga memungkinkan
perburuan secara teratur
dengan mengutamakan segi
rekreasi, olahraga, dan
kelestarian satwa.
6.2 Kawasan  Areal yang ditunjuk memiliki Non Hutan Pantai
perlindungan plasma jenis plasma nutfah tertentu Pangumbahan –
nutfah eks-situ yang belum terdapat di dalam Ujunggenteng dan
kawasan konservasi yang telah Perairan
ditetapkan; Sukawayana-
 Merupakan areal tempat Palabuhanratu
pemindahan satwa yang
merupakan tempat kehidupan
baru bagi satwa tersebut
mempunyai luas cukup dan
lapangannya tidak
membahayakan.
 Kawasan perlindungan plasma
nutfah eks-situ adalah kawasan
di luar kawasan suaka alam dan
pelestarian alam yang
diperuntukkan bagi
pengembangan dan pelestarian
pemanfaatan plasma nutfah
tertentu.

6.3 Kawasan Terumbu  Berupa kawasan yang Perairan  Pantai Karang


Karang berbentuk dari koloni masif dari Laut Hawu, Cisolok,
hewan kecil yang secara Citepus, Surade,
bertahap membentuk terumbu Ciracap, Ciwaru di
karang; Kab. Sukabumi
 Terdapat di sepanjang pantai
dengan kedalaman paling dalam
40 meter; dan
 Dipisahkan oleh laguna dengan
kedalaman antara 40 sampai
dengan 75 meter.
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Lokasi (Kode)
Fisik
6.4 Kawasan Koridor  Berupa kawasan yang memiliki  Tempat bertelur
bagi Satwa atau ekosistem unik, biota endemik, penyu hijau,
Biota Laut yang atau proses-proses penunjang terdapat di Ujung
Dilindungi kehidupan; dan Genteng Kec.
 Mendukung alur migrasi biota Ciracap
laut.

6.5 Kawasan usulan Hutan produksi Kawasan yang tidak berfungsi Hutan Kawasan usulan
hutan lindung lindung, namun berdasarkan hutan lindung
kriteria teknis digolongkan ke terletak di hutan
dalam kawasan lindung produksi yang
diusulkan diubah
statusnya menjadi
hutan lindung,
tersebar di beberapa
kecamatan.

Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008
tentang RTRWN, Hasil Rencana, 2008

4.1.2 Kawasan perlindungan setempat


Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:
a. sempadan pantai, tersebar di 9 (sembilan) kecamatan yaitu Cisolok, Cikakak,
Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.
b. sempadan sungai, tersebar di sepanjang kanan kiri sungai-sungai yang terletak pada 12
(dua belas) DAS, yaitu DAS Cimandiri, DAS Ciletuh, DAS Cikarang, DAS Cikaso, DAS
Cibuni, DAS Cibareno, DAS Cisolok, DAS Cimaja, DAS Cisukawayana, DAS Cimarijung,
DAS Cipamarangan, dan DAS Citepus.
c. kawasan sekitar waduk, tersebar pada 6 (enam) kecamatan yaitu Palabuhanratu,
Waluran, Jampangkulon, Cisolok, Bantargadung, dan Tegalbuleud.
d. kawasan sekitar danau atau situ, meliputi 94 situ yang tersebar pada 20 kecamatan yaitu
Surade, Kalibunder, Cicurug, Sukaraja, Palabuhanratu, Kalapanunggal, Ciemas,
Nyalindung, Waluran, Parakansalak, Parungkuda, Cibitung, Cidahu, Jampangtengah,
Cikidang, Nagrak, Pabuaran, Sagaranten, Kadudampit, dan Warungkiara;
e. kawasan sekitar mata air, tersebar pada 47 kecamatan; dan
f. ruang terbuka hijau kota, tersebar di dalam kawasan perkotaan pada 9 (sembilan) pusat
kegiatan yaitu : PKNp/PKW Palabuhanratu, PKL Cibadak, PKL Jampangtengah, PKL
Jampangkulon, PKL Sagaranten, PPK Cicurug, PPK Cisaat, PPK Sukaraja, dan PPK
Surade.

4.1.3 Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya


Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, terdiri dari:
a. kawasan cagar alam, meliputi :
1. Cagar Alam Sukawayana di kawasan Citepus Kecamatan Cikakak;
2. Cagar Alam Tangkuban Parahu di Kecamatan Palabuhanratu;
3. Cagar Alam Cibanteng di Kecamatan Ciracap; dan
4. Cagar Alam Buniwangi di Kecamatan Nyalindung.
b. kawasan suaka margasatwa, terletak di kawasan suaka margasatwa Cikepuh, di
Kecamatan Ciracap dan Ciemas dengan luas 8.127,00 Ha.
c. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, meliputi :
1. Palangpang (ikan hias) di Kecamatan Ciemas;
2. Citireum (penyu) dalam kawasan SA Cikepuh di Kecamatan Ciemas; dan
3. Pangumbahan (penyu) di Kecamatan Surade.
d. kawasan pantai berhutan bakau, terletak di kawasan Muara Pamarangan Kecamatan
Surade.
e. taman nasional, meliputi :
1. Taman Nasional Gununggede Pangrango (TNGP) berada di Kecamatan Nagrak,
Kecamatan Ciambar, Kecamatan Cicurug, Kecamatan Kadudampit, Kecamatan
Caringin, Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukaraja, dan Kecamatan Sukalarang;
dan
2. Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TBGHS) berada di Kecamatan
Kabandungan, Cikidang, Parakansalak, Cidahu, Cisolok, Cikakak, Kalapanunggal,
dan Cicurug.
f. taman wisata alam, meliputi :
1. taman wisata alam (TWA) Sukawayana seluas kurang lebih 16 (enam belas) hektar
berada di Kecamatan Cikakak dan Palabuhanratu,
2. TWA Situgunung seluas kurang lebih 100 (seratus) hektar berada di Kecamatan
Kadudampit;
3. TWA Goa Siluman berada di Desa Buniwangi Kecamatan Nyalindung; dan
4. taman rekreasi Cimalati di Kecamatan Cicurug.
g. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, meliputi :
1. kampung adat dan situs unggulan berskala nasional dan provinsi yaitu :
a) kampung Adat Sirnaresmi di Kecamatan Cikakak;
b) palagan Bojongkokosan di Kecamatan Parungkuda;
c) situs batu Lumpang di Kecamatan Cisolok;
d) situs Punden Berundak Panguyangan di Kecamatan Cikakak;
e) situs Ciarca di Kecamatan Cikakak;
f) situs Salak Datar di Kecamatan Cikakak;
g) situs Ciawitali di Kecamatan Cikakak;
h) situs Tugu Gede Cengkuk di Kecamatan Cikakak;
i) situs Batu Kujang I dan II; dan
j) situs Batu Bergores.
2. Kampung adat dan situs unggulan berskala kabupaten tersebar di beberapa
kecamatan antara lain :
a) situs megalitikum Gunung Padang berbatasan dengan Kecamatan Cireunghas
dan Gegerbitung;
b) kampung Kasepuhan Ciptagelar di Kecamatan Cisolok;
c) makam Kabayan di Kecamatan Cisolok;
d) situs Gentarbumi di Kecamatan Cisolok;
e) kampung Cipta Rasa, di Kecamatan Cikakak;
f) situs Megalith Batu Tapak Kaki di Kecamatan Cikakak;
g) makam Keramat Gunung Sunda di Kecamatan Cikakak;
h) situs Megalith Gunung Rompang di Kecamatan Simpenan;
i) kampung adat Cibeas di Kecamatan Simpenan;
j) kutamaneuh di Kecamatan Gunungguruh; dan
k) apun Guntai di Kecamatan Cikembar.

4.1.4 Kawasan rawan bencana alam


Kawasan rawan bencana alam, terdiri dari :
a. kawasan rawan tanah longsor, tersebar di beberapa lokasi sebagian besar di bagian Utara
Kabupaten Sukabumi.
b. kawasan rawan gelombang pasang, tersebar di sepanjang pantai selatan meliputi 9
(sembilan) kecamatan yaitu Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas,
Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.
c. kawasan rawan banjir, terletak di beberapa kecamatan meliputi Bantargadung
Palabuhanratu, Cikakak, Cisolok, Jampangkulon, Gunungguruh, Cisaat, Cireunghas,
Nyalindung, Gegerbitung, Sagaranten, Cidolog, Pabuaran, dan Tegalbuleud;
d. kawasan rawan angin puting beliung, tersebar di beberapa kecamatan umumnya terdapat
di wilayah Selatan.
e. kawasan rawan kekeringan, tersebar di beberapa kecamatan umumnya terdapat di
wilayah Selatan.

4.1.5 Kawasan lindung geologi


Kawasan lindung geologi, terdiri dari kawasan cagar alam geologi, kawasan kars,
kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap air tanah.
a. Kawasan cagar alam geologi yaitu kawasan cagar alam geologi Ciletuh Kecamatan
Ciemas meliputi:
a. blok Gunung Badak;
b. blok Ciletuh; dan
c. blok Citirem-Cibuaya.
b. Kawasan kars sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang terdiri dari batuan yang keras
seperti obsidian, kalsedon, jasper, atau flint, meliputi :
1. tersebar di bagian Tengah pada 9 kecamatan yaitu Gunungguruh, Palabuhanratu,
Simpenan, Bantargadung, Warungkiara, Jampangtengah, Purabaya, dan
Gegerbitung;
2. tersebar di bagian Selatan pada 6 kecamatan yaitu Ciracap, Surade, Cibitung,
Kampangkulon, Kalibunder, dan Tegalbuleud;
3. kawasan kars sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan b, diklasifikasikan ke
dalam 3 (tiga) kelas, yaitu :
a) kars kelas 1 dalam arti kawasan kars merupakan kawasan lindung dan dilarang
adanya usaha-usaha eksploitasi karena mengandung situs arkeologi/sejarah,
merupakan cadangan sumber air bersih, dan memiliki morfologi yang unik.
b) kars kelas 2 bisa dieksploitasi setelah dilakukan studi AMDAL yang komprehensif
karena mengandung gua-gua atau morfologi yang unik.
c) kars kelas 3 adalah kawasan kars yang tidak berpotensi seperti kelas 1 dan 2, dan
bisa dieksploitasi.
4. klasifikasi kawasan kars sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, b dan c
ditetapkan dengan peraturan Bupati.
c. kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
1. kawasan rawan letusan gunung api, yaitu :
a) Kawasan Gunung Salak, melintasi 6 (enam) kecamatan meliputi Kecamatan
Cidahu Kecamatan Kalapanunggal, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan
Parakansalak, Kecamatan Parungkuda, dan Kecamatan Cicurug;
b) Kawasan Gunung Gede-Pangrango, melintasi 7 (tujuh) kecamatan meliputi
Kecamatan Cicurug, Nagrak, Ciambar, Sukabumi, Kadudampit, Sukaraja dan
Nagrak; dan
c) Kawasan Gunung Halimun melibtasi Kecamatan Kabandungan, Cikidang,
Cisolok, dan Cikakak.
2. kawasan rawan gerakan tanah, tersebar di di beberapa lokasi, sebagian besar di
bagian Utara Kabupaten Sukabumi;
3. kawasan rawan abrasi, tersebar di sepanjang pantai selatan.
d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, tersebar di 47 kecamatan.

4.1.6 Kawasan lindung lainnya


Kawasan lindung lainnya, terdiri dari :
a. taman buru seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar berada di Taman Wisata Buru
Kecamatan Cikidang;
b. kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ berada di kawasan Pantai Pangumbahan–
Ujunggenteng dan Perairan Sukawayana-Palabuhanratu;
c. kawasan terumbu karang seluas kurang lebih 1.305 (seribu tiga ratus lima) hektar tersebar
di Pantai Ujunggenteng Kecamatan Ciracap, dan sebagian pantai di Kecamatan Cisolok
dan Cikakak; dan
d. kawasan koridor bagi satwa atau biota laut yang dilindungi berupa tempat bertelur penyu
hijau seluas kurang lebih 3 (tiga) hektar berada di Pantai Ujung Genteng Kecamatan
Ciracap, Pantai Citirem dan Palangpang Kecamatan Ciemas.

You might also like