You are on page 1of 15

Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No.

2, 2016 :48 - 62

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI


PEMBUATAN PROCEDURE QUALIFICATION RECOR PROJECT
MACEDON PADA PT. MCDERMOTT INDONESIA

Juni Purnama Sembiring


Nolla Puspita Dewi
Fakultas Ekonomi Universitas Batam
Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400
E-mail: junisembiring62@yahoo.co.id

ABSTRAK
This research was conducted at PT McDermott Indonesia Batam. The
objectives of this study are consistent with the formulation of the problem that is
taken is to determine whether the cost of production planning and controlling
management at PT McDermott Indonesia during the commencement of Macedon
Project are performed in proper manner as planned.
Research is a series of scientific activities in the purpose of solving a
problem. The method of research is an activity that uses a systematic method to
obtain data that includes data collection, data processing, and data analysis. This
study began in May, and conducted at PT McDermott Indonesia, located in Jalan
Batu Ampar Bawal No. 1. While the necessary data in this study is qualitative
data and quantitative data derived from primary data and secondary data. In this
study the author used two approaching methods in the data collection: literature
studies and field studies (observations, interviews and documentation). After that,
the data obtained will be analyzed using descriptive method.
The survey results revealed that PT McDermott Indonesia showed in
proper way in some areas as can be seen that companies are still experiencing
errors in planning and controlling of the production cost. In this condition also
can be seen from the mark result of observation is 2.14 out of 3.00 which mean
that, the planning and controlling of production cost of PQR are done
accordingly. Although there are still some things that need to be improved,
especially in the planning of raw material costs example: the data is showing that
the cost of raw materials is exceeded the original budget.
Having said that, the fact is PT McDermott Indonesia is still able to
manage and complete the Project in timely manner.

Keywords: Planning, Controlling and Production Cost

PENDAHULUAN
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk pertumbuhan dan
pengembangan melalui realisasi laba yang optimal serta tercapainya kontinuitas
usaha yang terbatas. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan perlu melaksanakan
penanganan yang menyeluruh dan terintegritasi pada seluruh bagian perusahaan,
termasuk perencanaan mengenai kegiatan operasi perusahaan dan pengendalian
biaya agar kegiatan yang dilaksanan sesuai dengan rencana yang di tetapkan.
Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak kita dijumpai proyek
mengalami pembengkakan biaya (cost over run) maupun ketelambatan waktu.

48
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek tersebut


mengakibatkan kerugian pada kontraktor pelaksana.
Keberhasilan pelaksanaan proyek sangat bergantung pada perencanaan,
koordinasi, pengendalian dari kontraktor dan juga pada estimasi anggaran biaya.
Pelaksanaan proyek dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalamam tersendiri
baik bagi perencana (manager welding engineer), welding engineer, welder,
welding inspector maupun kontraktor pelaksana. Hal ini sangat penting, karena
pelaksanaan proyek konstruksi adalah unik dan sangat komplek, mempunyai
resiko tinggi dan merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu.
Pembengkakan biaya pelaksanaan proyek perlu dikendalikan dangan
harapan biaya sesuai dengan rencana dan kerugian bisa di tekan. Mengingat biaya
produksi adalah salah satu unsur terpenting dalam perusahaan ini, yang
memerlukan suatu perencanaan dan pengendalian yang tepat, maka penulis
memilih judul “Analisis Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi
Procedure Qualification Record (PQR) Project Macedon pada PT. McDermott
Indonesia.
Identifikasi Masalah
Dalam skripsi ini masalah yang ingin di bahas adalah biaya produksi
pembuatan PQR pada PT. McDermott Indonesia apakah telah melalui proses
perencanaan dan pengendalian yang baik dan tepat. Namun saat observasi penulis
menemukan beberapa permasalahan di lapangan sebagai berikut:
1. Sistem perencanaan biaya produksi pembuatan PQR pada PT. McDermott
Indonesia masih timbul kendala dalam pelaksanaanya di lapangan
2. Sistem pengendalian biaya produksi pembuatan PQR pada PT. McDermott
Indonesia masih lemah sehingga menimbulkan tingginya biaya proses
pembuatan PQR.
3. Kurangnya ketelitian dalam perhitungan biaya produksi, sehingga
mempengaruhi perencanaan yang kurang baik terhadap kegiatan produksi.
4. Kurangnya koordinasi dalam bagian menghitung biaya produksi pembuatan
PQR sehingga menjadi tidak akurat.
5. Perusahaan yang merekrut tenaga kerja yang kurang memiliki pengalaman di
bidangya sehingga mengakibatkan pengerjaan ulang dalam kegiatan produksi
pembuatan PQR.
6. Dalam pengendalian biaya produksi belum optimal dalam melakukan
anggaran sebagai dasar untuk melakukan pengawasan.
7. Metode perencanaan dan pengendalian biaya produksi pembuatan PQR pada
PT. McDermott Indonesia masih perlu perbaikan.
Batasan masalah
Agar penelitian tidak menyimpang dan dapat terarah, maka penulis disini
membatasi ruang lingkup permasalahannya dimana perencanaan dan pengendalian
biaya produksi pembuatan PQR Project Macedon pada PT. McDermott Indonesia
yang akan dianalisi adalah untuk Project Macedon.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, secara sederhana dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti yang dijelaskan berikut ini:
1. Bagaimanakah perencanaan dan pengendalian biaya produksi pembuatan
PQR yang dilaksanakan oleh PT Mc Dermott Indonesia.
2. Apakah perencanaan biaya produksi pembuatan PQR yang di laksanakan oleh

49
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

PT McDermott Indonesia sudah sesuai dengan perencanaan yang baik.


3. Apakah pengendalian biaya produksi pembuatan PQR yang di laksanakan
oleh PT McDermott Indonesia sudah sesuai dengan pengendalian yang baik,
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap berkenaan dengan
bagaimana perencanaan dan pengendalian biaya produksi pembuatan PQR
pada PT. McDermott Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah perencanaan biaya produksi pembuatan PQR pada
PT. McDermott Indonesia sudah sesuai dengan unsur-unsur biaya produksi
yang baik
3. Untuk mengetahui apakah pengendalian biaya produksi pembuatan PQR pada
PT. McDermott Indonesia sudah sesuai dengan unsur-unsur biaya produksi
yang baik
Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian, pengamatan dan mengacu pada sumber-
sumber yang relevan, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memiliki
manfaat untuk berbagai pihak sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat mengetahui apakah perencanaan dan
pengendalian biaya produksi yang baik telah di terapkan pada PT.
McDermott Indonesia.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tambahan referensi
tentang sejauhmana suatu perencanaan dan pengendalian biaya produksi
telah di terapkan.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana
merencanakan dan mengendalian biaya produksi pada suatu perusahaan.
b. Melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi secara
tertulis maupun sebagai referensi mengenai perencanaan dan pengendalian
biaya produksi pembuatan PQR.
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Biaya Produksi
1. Definisi Biaya Produksi
Menurut Mursyidi (2008) biaya produksi adalah biaya yang
berhubungan langsung dengan suatu produk (production cost/
manufacturing Cost/ factory Cost)
Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006)
yang diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: “biaya
produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan
pemerolehan atau pembuatan suatu produk”.
Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary
(2006:50) juga menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: “biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”.
Sedangkan menurut Sutrisno (2004 : 3) biaya produksi adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai.
Biaya ini dikeluarkan oleh departemen produksi, yang terdiri dari
biayabahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

50
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi


adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumber – sumber daya atau
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Bahan
langsung dapat digolongkan ke dalam kelompok biaya utama(prime cost).
Upah pekerja langsung dan overhead pabrik dapat digabungkan ke dalam
biaya konversi ( conversion cost ) yang mencerminkan biaya pengubahan
bahan langsung menjadi barang jadi.
2 Unsur-unsur Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya untuk membuat barang. Nilai barang
yang dibuat akan mengandung biaya yang membentuk barang tersebut.
Biaya tersebut adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik. Ketiga biaya ini merupakan unsur–unsur produksi.
Menurut Mulyadi ( 2009 : 14 ) : Unsur biaya dalam harga pokok
produksi diklasifikasikan atas 3 ( tiga ) biaya, yaitu :
1. Biaya bahan baku ( Direct Material Cost) / Biaya bahan langsung
a. Bahan baku langsung ( Direct Material )
b. Bahan penolong ( Indirect Material )
2. Biaya tenaga kerja ( labour Cost ) / Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik ( Factory Overhead Cost )
Pengertian dari unsur-unsur biaya produksi tersebut adalah :
1. Biaya Bahan Baku
a. Bahan baku langsung (Direct Material)
Pengertian bahan baku langsung adalah bahan yang menjadi
bagian yang diperlukan untuk melengkapi produk jadi suatu
perusahaan dan dapat ditelusur dengan mudah ke produk jadi tersebut.
Jadi bahan baku ini merupakan elemen biaya produksi langsung.
Menurut Mulyadi (2009 : 15 ) : pengertian biaya langsung itu
sendiri adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumber –sumber daya atau
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
Batasan-batasan tersebut tidak secara langsung mengungkapkan
bahwa bahan langsung dapat di telusuri ke produk karena bahan
tersebut membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi dan
mempunyai nilai yang material karenanya dimasukkan dalam
perhitungan harga pokok produk.
Bahan langsung dapat diperoleh dari pembelian lokal,
pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Dalam pembelian
bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah
harga pokok bahan baku saja tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, biaya angkutan dan biaya perolehan lainnya.
Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya
dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan elemen harga pokok
bahan baku yang dibeli.

51
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Contoh bahan langsung yang dipakai antara lain consumable


(kawat las) dalam produksi pembuatan PQR. Dalam hubungannya
dengan volume produksi, biaya bahan langsung tergolong sebagai
biaya variabel karenanya kenaikan volume produksi atau diikuti
dengan kenaikan biaya bahan langsung secara proposional.
Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai atau
di produksi dan penentuan persediaan ada beberapa metode yang
dapat digunakan antara lain, yaitu :
1 ). Metode Identifikasi Khusus
Metode ini mencatat setiap bahan dan harga belinya
sendiri-sendiri sehingga bila ada bahan yang dipakai
dapat diidentifikasi harga belinya.
2 ). Metode FIFO
Metode ini menganggap bahwa bahan yang
digunakan berasal dari pembelian terdahulu, sehingga
bahan yang digunakan harus diketahui jumlah
kuantitasnya lebih dahulu kemudian dihitung harga
pokoknya dengan anggapan bahan berasal dari
pembelian terdahulu.
3 ). Metode LIFO
Metode ini beranggapan bahwa bahan yang
digunakan berasal dari pembelian terakhir, sehingga
bahan yang digunakan harus diketahui jumlah
kuantitasnya lebih dahulu kemudian dihitung harga
pokoknya dengan anggapan bahan berasal dari
pembelian terakhir.
4 ). Metode Rata-rata Tertimbang
Metode ini setiap saat menghitung rata-rata harga
pokok per unit bahan dan menggunakan harga rata-
ratanya sebagai harga pokok bahan yang digunakan.
Selain itu harus diperhatikan metode pencatatan
persediaan yang dilakukan baik pencatatan secara
periodic atau secara perpectual.
b. Bahan penolong ( Indirect Material )
Meliputi semua bahan yang membantu atau diperlukan
didalam proses pembuatan barang jadi. Akan tetapi bahan-bahan
ini tidak merupakan bagian dari barang jadi. Dalam perusahaan
industri barang yang dibeli adalah bahan baku atau mentah,
termasuk bahan penolong yang diproses dalam suatu produksi.
Dalam perusahaan industri barang yang dibeli adalah bahan baku
atau mentah, termasuk bahan penolong yang diproses dalam suatu
produksi.
Dalam suatu periode akuntansi tidak semua bahan mentah
yang dibeli dipakai dalam proses produksi. Oleh karena itu ada
persediaan bahan baku.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Seperti halnya biaya bahan baku, umumnya biaya tenaga kerja
langsung diperlakukan sebagai elemen biaya variabel. Sehingga dalam

52
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

konsep penentuan harga pokok variabel, biaya tenaga kerja langsung


adalah elemen biaya produksi. Sebenarnya perlu penganalisaan
terlebih dahulu dalam penentuan apakah biaya tenaga kerja langsung
merupakan elemen biaya tetap atau elemen biaya variabel, dalam hal
ini tergantung pada sistem penggantian perusahaan yang dapat
diselaraskan sebagai berikut :
a. Sistem upah perpotong ( buah ) produk
Pada sistem ini besarnya upah tenaga kerja langsung
ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkan dikalikan tarif
upah perpotong atau perbuah, semakin besar jumlah produk yang
dihasilkan semakin besar pula upah tenaga kerja langsung.
b. Sistam upah jam kerja langsung
Pada sistem ini besarnya upah tenaga kerja langsung
ditentukan dari jumlah jam kerja yang terjadi dikalikan upah
perjam kerja, semakin besar jam kerja berarti mengakibatkan
semakin besar pula upah tenaga kerja langsung.
Upah langsung dalam biaya tenaga kerja langsung
menggambarkan suatu jumlah biaya upah yang dibayarkan
kepada karyawan yang secara nyata terlibat dalam proses
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
Sedangkan Sunarto ( 2005 : 5 ) mengatakan bahwa :
“biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang timbul karena
pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah
bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung
merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga
kerja langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada pekerja yang
jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk
tertentu dan dapat di telusuri langsung terhadap produk misalnya
upah Welder, Welding Engineer, Welding Inspector & Technical
Clerk. Dalam hubungannya dengan volume produksi, biaya upah
langsung tergolong biaya variabel sama seperti biaya bahan, biaya
ini akan berubah bila volume produksi berubah.
3. Biaya Overhead Pabrik
Pada umumnya merupakan elemen harga pokok yang relatif
besar dan sulit pengendaliannya serta jenis dan tingkah lakunya
beragam-ragam. Biaya ini mempunyai sifat khusus yang tidak dapat
ditelusuri kepada produk karena tidak berhubungan secara langsung
dengan pembuatan produk.
Biaya produksi langsung adalah semua biaya-biaya yang
diperlukan dalam pembuatan suatu produk. Selain bahan baku dari
upah langsung yang termasuk ini adalah bahan tidak langsung, upah
tidak langsung dan biaya overhead lainnya. Bahan tidak langsung atau
bahan penolong adalah seluruh bahan yang digunakan untuk
pembuatan suatu produk tetapi relatif kecil.
Jika dibandingkan dengan seluruh biaya produksi, sehingga
tidak dapat digolongkan sebagai biaya bahan langsung. Upah tidak

53
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

langsung adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada karyawan


yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan produksi
atau pembuatan barang.
Biaya overhead pabrik lainnya adalah beberapa jenis biaya yang
dapat digolongkan sebagai biaya overhead pabrik tetapi tidak
termasuk biaya bahan tidak langsung dan biaya upah tidak langsung
seperti biaya sewa, biaya asuransi bangunan, biaya penerangan listrik
untuk pabrik.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan
suatu permasalahan. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan
metode yang sistematis untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan data dan analisis data.
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
karena tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan topic penelitian adalah
memaparkan atau member gambaran mengenai proses perencanaan dan
pengendalian biaya produksi pembuatan PQR pada PT McDermott Indonesia. Hal
ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Djayasudarma (2006:16). “Metode
deskriptif merupakan gambaran cirri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat
alamiah data itu sendiri.”
Waktu, Objek, dan Tempat Penelitian
Waktu dimulainya penelitian ini adalah di bulan April 2014 sampai dengan
selesai, dan objek penelitian di lakukan pada PT. McDermott Indonesia Jalan
Bawal No. 1 Batu Ampar – Batam. Pada jadwal penelitian ini penulis
memperkirakan atau melakukan penelitian dari Awal persiapan hingga
penyusunan laporan membutuhkan waktu kurang lebih 5 (lima) bulan, dan sesuai
Tabel 1 Waktu penelitian di bawah ini:
Tabel 1
Waktu Penelitian
Bulan
No. Nama Kegiatan
Mei'14 Jun'14 Jul'14 Aug'14 Sept'14
1 Persiapan
Pengajuan
2
Judul
3 Observasi
4 Dokumentasi
5 Wawancara
Pengolahan
6
Data
Penyusunan
7
Laporan
Sumber: Persepsi Peneliti, 2014
Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2010:58), “Operasional variable adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga
di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya,”

54
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Operasional variable dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan


memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel-variabel yang di
teliti. Didalam penelitian yang menjadi operasional variable adalah perecanaan
dan pengendalian biaya produksi.
a. Perencanaan Biaya Produksi
Setiap kegiatan dalam perusahaan harus melalui proses perencanaan
terlebih dahulu agar hasil produksi yang di inginkan tercapai. Perencanaan
adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi
perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada
waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan
merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat
membutuhkan aktivitas perencanaan
b. Pengendalian Biaya Produksi
Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan kemampuan
sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.
Tabel 2
Kisi-kisi Operasional Variabel
Skala
Variabel Definisi Indikator Pengukuran
Perencanaan Serangkaian - Anggaran Interval
Biaya kegiatan yang di - Jumlah
Produksi tetapkan sebelum pesanan atau
aktivitas di pembelian
laksanakan sehingga persediaan bahan
tujuan operasi secara baku
keseluruhan dapat - Jumlah
tercapai Tenaga kerja
lansung
pembuatan PQR
- Jumlah
tenaga kerja
tidak langsung

Pengendalian Kegiatan yang -Mengefisienkan Interval


Biaya menetapkan biaya bahan baku
Produksi kemampuan sumber- -Melakukan test
sumber yang kualifikasi terhadap
digunakan dalam tenaga kerja
memenuhi rencana, langsung
kemampuan -Memastikan PQR
produksi berjalan yang akan di uji
sesuai rencana, sudah memiliki hasil
melakukan yang baik
perbaikan rencana

55
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Jenis dan Sumber Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif yang bersumber dari:
1) Data Primer
Data primer adalah yang di peroleh langsung dari perusahaan yang
memerlukan pengolahan lebih lanjut dari penulis. Contohnya hasil
wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari perusahaan dalam
bentuk sudah jadi dan studi literature yang berhubungan dengan penelititan.
Contohnya Rincian biaya budget dengan actual, struktur organisasi dan
sejarah singkat perusahaan.
Teknik pengumpulan Data
Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan
mengumpulkan data yang bersumber dari literatur–literatur, bahan kuliah, dan
hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang
sedang dibahas.
1) Studi Kepustakaan (Library Research)
Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain
dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur–literatur, bahan
kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan
mengenai masalah yang sedang dibahas.
2) Studi Lapangan (Field Research)
Melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui
observasi, dan wawancara. Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Pengamatan pun dilakukan dengan mengamati sistem atau
cara kerja, dan kegiatan perencanaan dan pengendalian biaya pembuatan
PQR. Adapun jenis observasi yang peneliti gunakan untuk mendapatkan
data yang diperlukan guna mengetahui tujuan penelitian ini yaitu
mengetahui dan menganalisis perencanaan dan pengendalian biaya
produksi pembuatan PQR pada PT. McDermott Indonesia.
b. Wawancara
Merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewed) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode wawancara dalam bentuk wawancara bebas
terpimpin yaitu dalam melaksanakan wawancara peneliti membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan

56
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

ditanyakan yang selanjutnya pertanyaan tersebut diperdalam. Wawancara


dilakukan kepada para manajer dan karyawan bagian produksi.
c. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan
dokumen (bahan atau gambar-gambar penting). Adapun dokumen-
dokumen yang dimaksud adalah berupa data-data yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan.
Teknik Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2004: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah di tentukan
menurut teori dan fakta yang di lapangan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dimana pada metode deskriptif data
yang diperoleh dikumpulkan disusun, diinterprestasikan dan dianalisa agar dapat
memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah dan kuantitatif
yaitu penelitian dengan memperoleh data kualitatif yang di angkakan.
Menurut Sugiyono (2008) untuk menghitung rata-rata variable dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Me =
Keterangan:
Me = Mean (Rata-rata)
∑ = Sigma (Jumlah)
N = Jumlah Pertanyaan
Xi = Nilai x ke i sampai n
Melalui hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan penulis
mendapatkan skor 15 dan rata-rata 2,14 dan menyimpulkan bahwa perencanaan
dan pengendalian biaya produksi pembuatan PQR yang terjadi di lapangan sesuai.
Meskipun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Tabel 3
Pedoman Untuk memberikan Interpretasi
Interval Tingkat
Hubungan
Sangat Tidak
0,00 – 0,75
Sesuai

0,76 – 1,50 Tidak Sesuai

1,51 – 2,25 Sesuai

2,26 – 3,00 Sangat Sesuai

Sumber: Kurnia, 2009

57
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Sejarah Singkat Perusahaan
McDermott International berdiri pada tahun 1943 setelah sekitar dua
puluhtahun berjalan sebagai kontraktor pemasangan menara pengeboran minyak
(drilling rig). Perusahaan ini didirikan oleh R. Thomas McDermott di Texas
America Serikat, sepeninggal ayahnya, J. Ray McDermott yang sebelumnya
menjadi pengawas atas pekerjaan Drilling Rig meneruskan pekerjaan tersebut
menggantikan ayahnya.
Selanjutnya seiring dengan berkembangnya teknologi pengeboran serta
meluasnya usaha perminyakan di seluruh dunia McDermott juga turut
berkembang dan mengadakan berbagai kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
sejenis lainnya dalam mengerjakan kontrak-kontrak kerja yang didapat. Ekpansi
ini tidak mengecualikan indonesia yang merupakan juga salah satu Negara
penghasil minyak terbesar di dunia. Untuk mengantisipasi hal ini maka sekitar
tahun 1969, McDermott resmi membuka cabang perusahaannya di Batam dan
bekeja sama dengan investor dalam negeri. Karena itulah maka McDermott
dianggap sebagai salah satu perusahaan perintis dalam perkembangan Pulau
Batam ini.
Saat ini dengan areal lapangan fabrikasi seluas 110 hektar, PT. McDermott
Indonesia terus berkembang dan telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek
pembangunan kontruksi penambangan minyak dan gas lepas pantai berupa
anjungan dan kaki anjungan (Deck and Jacket) baik untuk di dalam maupun luar
negeri. Dan keberhasilan mi telah menempatkan Mcdermott ke dalam kelompok
kontraktor pembangunan anjungan mlnyak dan gas lepas pantai terbesar di
Indonesia.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Kami akan mencapai keunggulan dan pertumbuhan operasional dengan
memberikan keuntungan para pemegang saham, pelanggaran dan masyarakat.
Misi
PT. Mc Dermott Indonesia memberikan nilai tambah kepada industri
minyak dan gas lepas pantai dengan menyediakan produk jasa dan solusi yang
kreatif untuk kebutuhan energi dunia.
Strategi Perusahan
Integritas system management kami adalah memastikan operasi kita sejalan
dengan persyaratan dalam visi dan misi.
Sukses kita harus berdasarkan atas :
Mengukur objectivitas
Partisipasi karyawan dan akuntabilitas
Pelatihan dan mengembangkan karyawan kami
Melanjutkan perkembangan dan efeciency didalam semua operasi
Komitment management dan partisipasi dan akuntabilitas
Kepatuhan terhadap peraturan yang relevan, standar, proses dan prosedur
Kita akan memastikan
Tempat kerja yang bebas dari penyalahgunaan zat apapun
Orang, integritas dan kinerja diperlakukan sebagai nilai-nilai yang sama

58
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Perlindungan kesehatan manusia, keselamatan dan lingkungan pada fasilitas


kami
Pengiriman produk dan layanan pertemuan kami yang di jual dan kontrak
kondisi sementara memuaskan harapan pelanggan kami
Struktur Organisai Perusahaan
Setiap Organisasi selalu memiliki struktur organisasi. Aspek ini merupakan
salah satu fungsi Untuk mencapai tujuan perusahaan, karena dengan adanya suatu
struktur organisasi yang baik maka tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
organisasi itu dapat terlaksana dengan baik pula. Selanjutnya terdapat juga dalam
organisasi perusahaan ini aspek yang menyangkut system. Sistem adalah
kumpulan bagian-bagian yang dipersatukan secara teratur oleh interaksi antara
bagian Untuk mencapai suatu tujuan.
Dari definisi yang dikutip perusahaan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
struktur organisasi menunjukkan hubungan sekelompok orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan, dalam struktur organisasi
perusahaan terdapat antara lain pimpinan, staff, karyawan serta agen-agen yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Struktur Organisasi
PT. McDermott Indonesia – Batam

Gambar 1
Struktur Organisasi PT. McDermott Indonesia
Pengendalian Biaya Produksi
Biaya produksi haruslah di kontrol dalam penggunaanya. Karena hal ini
akan berdampak pada proses dan tujuan produksinya. Pengendalian yang
dilakukan adalah mengefisienkan biaya bahan baku dengan cara membeli bahan
baku dengan harga yang paling ekonomis tanpa mengurangi spesifikasi dari bahan
baku tersebut dan membeli sesuai dengan kebutuhan dalam pengerjaan pembuatn
PQR.
Tenaga Kerja (Welder) yang akan melakukan dalam pembuatan PQR harus
berdasarkan kualifikasi yang di minta berdasarkan prosedur yang di buat oleh
Welding Engineer, karena apabila welder tersebut tidak qualified seperti yang
diminta, maka bisa saja pekerjaan tersebut dapat menghasilkan pekerjaan ulang
dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Bagian Quality Control harus mampu memastikan hasil lasaan PQR tersebut
mendapatkan hasil yang baik sebelum melakukan pengujian di DNV, karna
apabila seorang Quality Control tidak mampu melakukan hal itu, mungkin saja
setelah PQR tersebut tiba di DNV dan mendapatkan hasil yang kurang baik
segingga mengakibatkan bertambahnya biaya dalam proses pembuatan PQR.

59
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

Hasil Observasi
Dalam hal melakukan penelitian, penulis menggunakan metode wawancara
kepada pihak-pihak yang berhubungan dan melakukan observasi ke lapangan.
Penulis menyesuaikan pertanyaan ynag di ajukan dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Dari pertanyaan yang diajukan penulis dan kenyataan di lapangan, tidak
semuanya sesuai. Sehingga di dapatkan hasil observasi biaya produksi sebagai
berikut:
Me= = = 2.14
Dari data di atas dapat dilihat bahwa total jumlah skor yang di dapat adalah
15 dan rata-rata (mean) adalah 2,14 dimana ini merupakan kecocokan antara
pertanyaan yang dilakukan dan observasi dilapangan yang dilakukan. Seperti
misalnya PT. McDermott Indonesia telah mengatur biaya produksinya
berdasarkan biaya bahan baku yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja langsung yang
dibutuhkan, dan biaya tenaga kerja tak langsung yang dibutuhkan dan proses
membuat perencanaan biaya produksi tersebut sudah dapat dikatakan sesuai
dengan unsur-unsur yang baik. Tetapi dalam hal ini masih di temukan kendala
dalam perbedaan antara jumlah budget Consumable (bahan baku) dengan jumlah
actualnya. Perencanaan biaya produksi yang dilakukan oleh PT McDermott
Indonesia dilakukan berdasarkan jumlah PQR yang akan di buat. Disamping itu
untuk biaya Consumable (bahan baku) yang sudah di budgetkan untuk PQR dan
production, ternyata pada saat di offshore Consumable (bahan baku) tersebut di
gunakan untuk trening welder, sehingga mengakibatkan tingginya cost dalam
biaya Consumable (bahan baku).
Sedangkan untuk proses pengendalian biaya produksi tidak ada ditemukan
kendala, karena untuk pembekakan biaya yang terdapat pada Consumable (bahan
baku) untuk kegiatan training welder tersebut, seorang Manager Welding
Engineer mampu menjelaskan kepada Client alasan yang sebernarnya terjadi,
sehingga pembengkakan biaya tersebut dapat diatasi.
Pembahasan
Perencanaan Biaya Produksi Pembuatan PQR
Perencanaan pada perusahaan merupakan awal dari proses produksi.
Penyusunan perencanaan harus mencakup segala factor mulai dari waktu,
penganggungjawab dan jumlah.
Perencanaan yang dilakukan oleh PT McDermott Indonesia telah sesuai
dengan unsur-unsur biaya produksi, tetapi dalam hal ini masih ditemukan kendala
dalam membuat perencanaan dan ini dapat dilihat dari selisih jumlah biaya yang di
anggarkan dengan biaya yang dihabiskan. Sehingga perencanaan yang tidak baik
menimbulkan tingginya biaya consumable (bahan baku) dan proses yang lebih lama.
Pengendalian Biaya Produksi Pembuatan PQR
Pengendalian biaya produksi harus dilakukan untuk menghindari tingginya
biaya pada proses pembuatan PQR. Pengendalian dilakukan oleh semua bagian yang
terlibat dalam proses pembuatan PQR.
Pengendalian yang dilakukan oleh PT McDermott Indonesia telah sesuai
dengan prinsip dasar pengendalian. Sehingga pengendalian yang baik tersebut dapat
membuat proses produksi seperti yang diinginkan dan di rencanakan berjalan karena
didukung oleh factor-faktor yang telah terpenuhi.
Dengan pengendalian yang baik tersebut dapat mencapai tujuan pengendalian
yaitu mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan PQR. Biaya

60
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

produksi yang berlebihan tidak baik bagi perusahaan karena akan mengurangi
keuntungan bagi perusahaan.
Hasil Observasi
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, menggunakan procedure
sebagai acuan dan ketetapan yang telah dibuat. Ketetapan yang dibuat tersebut
haruslah sesuai dengan kenyataan dilapangan. Setelah penelitian yang dilakukan
oleh penulis, pelaksanaanya sudah sesuai dengan perencanaan dan pengendalian
biaya produksi pembuatan PQR yang terjadi di lapangan meskipun masih ada
beberapa hal yang perlu di perbaiki dan dibenahi.
Dengan melihat unsur-unsur biaya produksi yang baik dengan yang
diobservasi oleh penulis, perencanaan yang dilakukan sudah baik akan tetapi masih
perlu dilakukan perbaikan agar tujuan perusahaan tercapai dan tidak mengalami
kerugian. Meskipun perusahaan sudah melakukan perencanaan yang baik dengan
rincian-rincian biaya yang akan digunakan tetapi apabila ketelitian ataupun
kurangnya koordinasi dalam penyusunan biaya akan mengakibatkan tingginya biaya
pada bagian-bagian tertentu dan mengakibatkan proses yang lebih lama.
Sedangkan pengendalian yang baik dengan yang diobservasi penulis,
pengendalian yang dilakukan sudah baik. Yaitu menggunakan anggaran untuk
jumlah PQR yang akan diproduksi, membeli bahan baku yang paling ekonomis
dimana biaya-biayanya berada pada titik yang paling rendah, melakukan test
kualifikasi terhadap welder yang terlibat sebelum melakukan pembuatan PQR untuk
memastikan apakah welder sudah memenuhi spesifikasi prosedur tersebut untuk
menghindari retest (test ulang), Welding Inspector harus mampu memastikan bahwa
hasil lassan memiliki hasil yang baik sebelum melakukan pengujian Mechanical
Test untuk menghindari pekerjaan ulang (Mechanical Test Ulang) dan mengambil
waktu yang lebih lama.
Unsur-unsur biaya produksi pembuatan PQR yang seharusnya dilakukan agar
perusahaan dapat mencapai tujuannya belum maksimal meskipun sudah sesuai.
Sehingga masih diperlukan perbaikan dalam perencanaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. McDermott Indonesia
Batam mengenai perencanaan dan pengendalian biaya pembuatan PQR project
Macedon , maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
4. PT. McDermott Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang:
Procurement, Engineering, Installation dan Construction.
5. Pembagian tugas di perusahaan ini telah di terapkan dengan baik yaitu dengan
adanya pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas yang telah di
tuangkan dalam structur organisasi perusahaan.
6. Perencanaan dan pengendalian biaya produksi pembuatan PQR yang
dilaksanakan oleh PT Mc Dermott Indonesia sudah dapat dikatakan menerapkan
unsur-unsur produksi karna dapat di lihat dari rincian data yang telah di sajikan.
7. Perencanaan biaya produksi pembuatan PQR belum sesuai dengan perencanaan
yang baik, dikarenakan ada pengalokasian consumable yang tidak sesuai dengan
perencanaan. Sehingga terdapat biaya yang tinggi akibat adanya kesalahan
tersebut.
8. Pengendalian biaya produksi pembuatan PQR sudah sesuai dengan
pengendalian yang baik. Itu dapat di lihat dari tidak terjadinya test ulang

61
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 :48 - 62

(repair) dari hasil pembuatan PQR dan adanya pekerjaan ulang.


Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas,
maka saran yang dapat diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Selalu mengevaluasi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Karena
penggunaan system yang tepat dalam perencanaan dan pengendalian biaya
produksi pembuatan PQR akan mengurangi biaya yang di keluarkan
perusahaan tetapi jika masih muncul kendala-kendala akan sangat tidak baik.
2. Perencanaan biaya produksi pembuatan PQR hendaknya lebih dapat teliti dan
memastikan biaya apa saja yang akan di bebankan pada Perusahaan. Karena
berdasarkan hasil penelitian terdapat pembekakan biaya di bagian consumable.
3. Pengendalian biaya produksi hendaknya lebih di tingkatkan terhadap kegiatan
pembuatan PQR terutama pada pembelian atau persediaan bahan baku, tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung karena berdasarkan hasil
observasi ketiga unsure tersebut sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahanya biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA
Hongren, Charles T. 2010. Akuntansi Biaya: Dengan Penekanan Manajerial.
Jakarta: Salemba Empat
Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi Biaya
Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006). Akuntansi
Biaya
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Carter, W.K. & Usry, M.F. 2004.Akuntansi Biaya.Dialihbahasakan oleh
Krista.Buku 1.ed.13.Jakarta: Salemba Empat.
Asauri (2004) Manajemen Produksi dan Operasi. FEUI, Jakarta.
Rangkuti,F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Rangkuti, Freddy (2004) Manajemen Persediaan . Rajawali Pers, Jakarta.
Daya Inovasi Solusindo (2012) Pengendalian Persediaan (Inventory Control):
Pengertian Procedure Qualification Record:
http://hazwelding.wordpress.com/2008/01/31/welding-procedure-qualificaion-
record-pqr/
AWS Project Analysis Report - Macedon_project
DNV (Det Norske Veritas) Singapura:
http://www.dnvba.com/sg/about-us/Pages/default.aspx
Visi dan Misi PT. Mcdermott
Strategi PT. McDermott
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia
Mursyidi. 2008.Akuntansi Biaya. Bandung: Refika Aditama
http://jalurbaru.blogspot.com/2013/06/pengertian-biaya-produksi-dan-
komponen.html

62

You might also like